Upload
erna-sulistiyawati
View
146
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan sinar-X sebagai alat penunjang diagnostik suatu penyakit
sudah sering kita jumpai di setiap Rumah Sakit bahkan klinik maupun
PUSKESMAS. Seiring perkembangan jaman yang semakin maju, kemajuan
tekhnologi komputer juga berkembang pesat dalam membantu manusia
melakukan pekerjaan. Dalam bidang radiologi, komputer digunakan untuk
mentransmit, memproses, mendisplay, mengarsip gambar-gambar dan
informasi. Di awal tahun 70-an, ditemukan CR (Computed radiography)
yang menggantikan kaset screen dan film dengan imaging plate yang dapat
menangkap dan menyimpan sinyal yang kemudian di tampilkan di layar
monitor dalam bentuk digital, lalu dimanipulasi dan rekonstruksi untuk di
cetak menggunakan lasser imager. Keuntungan menggunakan CR yaitu
dapat meningkatkan kualitas gambar, mengurangi angka pengulangan
eksposi, meminimalisasi dosis radiasi pada pasien dan mengurangi film
yang terbuang karena direject/ditolak (Ballinger, 2003).
Dalam setiap unit Rumah Sakit terutama di Instalasi Radiologi, mutu
pelayanan sangat penting bagi kemajuan Rumah Sakit. Kenyamanan,
ketepatan, kepuasan dan kelengkapan fasilitas pasien adalah nomor satu
yang harus di penuhi oleh Rumah Sakit. Pelayanan tersebut sudah menjadi
hak fudamental setiap rakyat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36
1
2
Tahun 2009 tentang kesehatan. Untuk menjaga pelayanan radiologi agar
lebih baik, maka perlu diterapkan program jaminan mutu (Quality
assurance) dan kendali mutu (Quality control). QC (Quality control) adalah
salah satu bagian dari QA (Quality assurance) yang kedua unsur tersebut
saling berkaitan. Penerapan QA dalam setiap prosedur radiografi diharapkan
mampu memberi manfaat dalam penanganan pasien, memastikan agar setiap
radiograf yang dihasilkan mempunyai nilai informasi diagnostik yang
akurat, serta memberi seminimal mungkin terhadap dosis radiasi dan
efisiensi biaya pemeriksaan. Tujuan utama dari program QA adalah untuk
menghasilkan radiograf yang memiliki kualitas tinggi sehingga
memaksimalkan hasil bacaan radiolog dalam rangka penegakan diagnosis
pasien (NCRPM, 1988). Jaminan Mutu (QA) adalah keseluruhan dari
program menejemen (pengelolaan) yang diselenggarakan guna menjamin
pelayanan kesehatan radiologi prima dengan cara pengumpulan data dan
melakukan evaluasi secara sistematis. (Papp, 2006)
Jaminan mutu radiologi (QA) dipengaruhi oleh analisis Repeat dan
Reject Film. Repeat yang artinya pengulangan dan Reject yang artinya
penolakan. Apabila ada film yang di tolak sudah pasti di lakukan
pengulangan, namun penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang repeat
(pengulangan) dengan menggunakan Computed Radiography. Karena nilai
dari suatu penolakan dapat di ukur melalui film yang ditolak, sedangkan
repeat analisis dapat di ukur dengan menghitung berapa banyak faktor
pengulangan yang dilakukan dengan menggunakan Computed Radiography
3
sebelum dilakukan pencetakan hasil film radiograf. Beberapa faktor yang
memungkinkan pengulangan pemeriksaan pada CR antara lain kesalahan
posisi, pergerakan pasien, artefak atau penyebab-penyebab lain (Papp,
2006). Untuk menghindari dan mengontrol berbagai kesalahan tersebut,
diharapkan instalasi radiologi melakukan analisis pengulangan radiograf
atau yang sering dikenal dengan Repeat Analysis. Repeat Analysis adalah
proses sistematik untuk mendaftar gambar-gambar yang diulang dan
menentukan penyebab pengulangan yang terjadi sehingga pengulangan akan
dapat diminimalisasi bahkan dihilangkan (Papp, 2006).
Tujuan daripada dilakukannya Repeat Analysis ialah untuk menekan
jumlah pengulangan pemeriksaan yang dapat bermanfaat bagi pengurangan
dosis radiasi yang diterima oleh pasien dan menjaga alat maupun bahan
yang digunakan dengan efisien dan efektif. Angka pengulangan
pemeriksaan radiologi yang di tetapkan pada tahun 2006 oleh Jeffre Papp
tidak boleh melebihi angka 4%-6%.
Aspek mutu pelayanan dalam diagnostik sangat penting terutama pada
instalasi radiologi rawat inap. Pada pasien rawat inap, kemungkinan besar
pasien menjalani lebih dari satu pemeriksaan radiologi untuk mengontrol
kondisi kesehatan pasien. Untuk itu diusahakan dalam pemeriksaan
radiologi terutama rawat inap sebisa mungkin meminimalisasi bahkan
menghilangkan kemungkinan pengulangan foto karena dapat menambah
radiasi serap yang diterima oleh pasien. Penulis mengamati langsung di
ruang rawat inap Instalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang pada
4
bulan Januari 2013 tercatat dilakukan pemeriksaan radiologi sebanyak 681
pasien. Jumlah pengulangan pada bulan Januari mencapai 84 kali, sehingga
angka pengulangan pemeriksaan radiologi pada bulan Januari 2013
menggunakan CR khususnya rawat inap yaitu 12,334%. Angka tersebut
jauh melebihi angka yang sudah ditentukan oleh Jeffrey Papp pada tahun
2006 yaitu 4% - 6%. Untuk itu penulis tertarik untuk menganalisa lebih
mendalam mengenai Repeat Analysis menggunakan CR di Instalasi
Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan judul “Analisis Faktor
Pengulangan Pemeriksaan Radiologi Menggunakan Computed Radiography
Pada Rawat Inap Di Istalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang mendasari penelitian karya tulis
ilmiah ini, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Faktor apa saja yang menyebabkan pengulangan pemeriksaan
menggunakan Computed Radiography pada rawat inap yang ada di
Instalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang dalam periode Januari
sampai dengan April tahun 2013?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas karya tulis ilmiah ini bertujuan
untuk :
1. Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan pengulangan
pemeriksaan radiologi dengan menggunakan Computed Radiography
5
pada rawat inap yang ada di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi
Semarang pada periode Januari sampai dengan April 2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta memberikan
informasi kepada pembaca mengenai faktor yang menyebabkan
terjadinya pengulangan pemeriksaan radiologi dengan menggunakan
Computed Radiography.
2. Praktis
Sebagai bahan pertimbangan bagi Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Pusat Dr. Kariadi Kota Semarang, untuk meningkatkan Quality
Assurance radiografer mengenai penggunaan Computed Radiography.
3. Instansi Pendidikan
Hasil ini digunakan untuk menambah pustaka tentang analisa faktor
pengulangan pemeriksaan radiologi dengan menggunakan Computed
Radiography.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor Pengulangan Pemeriksaan
Radiologi Menggunakan Computed Radiography Pada Rawat Inap Di
Instalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang” belum pernah dilakukan
sebelumnya, tetapi penelitian serupa dengan kasus yang berbeda sudah
pernah dilakukan oleh peneliti lain yaitu :
6
1. Manik, Ernida Ovalina (2007). “Analisa Faktor Pengulangan Foto Pada
Ruang Pemeriksaan Pasien Rawat Jalan Dengan Penggunaan Computed
radiography Di Instalasi Radiologi RSDK Semarang”. Hasil yang di
dapat pada penelitian ini ialah faktor pengulangan pemeriksaan radiologi
rawat jalan dikarenakan oleh faktor posisioning, artefak, eksposi, double
eksposi, pergerakan pasien dan alat. Persamaan dengan penelitian yang
penulis ambil ialah analisis pengulangan pemeriksaan dan lokasi
pengambilan data. Perbedaannya dengan penulis yaitu, penulis meneliti
pada ruang pemeriksaan rawat inap.
2. Saputra, Rafli Andi Bangun (2008). “Analisa Faktor Penyebab
Pengulangan Pemeriksaan Pada Ruang Pasien Rawat Jalan Dengan
Menggunakan Computed radiography Di Instalasi Radiologi RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-
faktor penyebab pengulangan pemeriksaan adalah artefak, faktor
eksposi, double eksposi, pergerakan, alat, dan faktor lain. Persamaan
penelitian ini adalah menganalisis faktor pengulangan pemeriksaan
radiologi. Perbedaannya dengan penulis yaitu, lokasi penelitian, dan
rumusan masalah.
3. Muhadjir, Azmy Nur Fardian (2011). “Analisa Pengulangan Pemeriksaan
Pada Penggunaan Computed radiography (CR) Di Instalasi Radiologi
RSUD Kota Salatiga”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-
faktor penyebab pengulangan pemeriksaan adalah pergerakan, kesalahan
posisi, artefak pasien dan faktor eksposi. Persamaannya terletak pada
7
rancangan penelitian dan metode pengumpulan data. Perbedaannya
dengan penulis yaitu pada lokasi penelitian.
4. Putro, Krisna Dwi Anggoro (2012). “Analisis Faktor Pengulangan Pada
Pemeriksaan Radiologi Yang Menggunakan Computed radiography Di
Instalasi Radiologi RSK Ngesti Waluyo Parakan”. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa total prosentase pengulangan pemeriksaan mencapai
6,92% melebihi batas toleransi yang direkomendasikan Jeffrey Papp pada
tahun 2006. Persamaannya terletak pada rancangan penelitian dan
metode pengumpulan data. Perbedaannya dengan penulis yaitu, penulis
terfokus pada pemeriksaan rawat inap dan lokasi penelitian.