3
BAB I PENDAHULUAN Menurut buku Sinopsis Psikiatri, gangguan depresi merupakan bagian dari gangguan mood. Sedangkan menurut Sinopsis Psikitari, mood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang. Emosi adalah kompleksitas perasaan yang meliputi psikis, somatik dan perilaku yang berhubungan dengan afek dan mood. 2 Menurut Buku Ajar Psikiatri, mood adalah subjektivitas peresapan emosi yang dialami dan dapat diutarakan oleh pasien dan terpantau oleh orang lain, termasuk depresi, elasi dan marah. 3 Afek adalah ekspresi eksternal dari isi emosional saat itu. 2 Dua gangguan mood, yaitu gangguan depresi berat dan gangguan bipolar I yang sering disebut dengan gangguan afektif. Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyerta. 2 Pasien depresi memperlihatkan kehilangan energi dan minat, merasa bersalah, sulit berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, berpikir untuk mati dan bunuh diri. Tanda dan gejala lain termasuk perubahan dalam tingkat aktivitas, kemampuan kognitif, bicara dan fungsi vegetatif (termasuk tidur, aktivitas seksual dan 1

BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 1

Citation preview

BAB IPENDAHULUANMenurut buku Sinopsis Psikiatri, gangguan depresi merupakan bagian dari gangguan mood. Sedangkan menurut Sinopsis Psikitari, mood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang. Emosi adalah kompleksitas perasaan yang meliputi psikis, somatik dan perilaku yang berhubungan dengan afek dan mood.2 Menurut Buku Ajar Psikiatri, mood adalah subjektivitas peresapan emosi yang dialami dan dapat diutarakan oleh pasien dan terpantau oleh orang lain, termasuk depresi, elasi dan marah. 3 Afek adalah ekspresi eksternal dari isi emosional saat itu. 2Dua gangguan mood, yaitu gangguan depresi berat dan gangguan bipolar I yang sering disebut dengan gangguan afektif. Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyerta.2 Pasien depresi memperlihatkan kehilangan energi dan minat, merasa bersalah, sulit berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, berpikir untuk mati dan bunuh diri. Tanda dan gejala lain termasuk perubahan dalam tingkat aktivitas, kemampuan kognitif, bicara dan fungsi vegetatif (termasuk tidur, aktivitas seksual dan ritme biologi yang lain). Gangguan ini hampir selalu menghasilkan hendaya interpersonal, sosial dan fungsi pekerjaan. Neurotransmitter yang mungkin berkurang pada gangguan depresi adalah norepineprin, dopamin, dan serotonin.3Gangguan depresi paling sering terjadi dengan prevalensi seumur hidup sekitar 15%. Perempuan dua kali lipat lebih besar dibandingkan laki-laki. Hal ini diduga adanya perbedaan hormon. Rata-rata usia penderita sekitar 40 tahun. Data terkini menunjukkan, gangguan depress berat diusia kurang dari 20 tahun, yang mungkin berhubungan dengan meningkatnya pengguna alkohol dan penyalahgunaan zat.3Pengobatan yang diberikan adalah terapi farmakologis, yaitu obat antidepresan, seperti obat trisiklik, tetrasiklik, Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) atau Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRIs), perawatan di rumah sakit, dan terapi psikososial, termasuk terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi keluarga, terapi perilaku, dan terapi berorientasi psikoanalitis.2 Gangguan depresi cenderung untuk menjadi kronik dan kambuh.3Gangguan depresi merupakan gangguan yang banyak kita jumpai dalam praktik sehari-hari dan dapat mengenai semua usia. Sehingga penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai gangguan ini.

2