7
BAB I PEMBAHASAN Pada praktuikum makropaleontologi acara moluska diajarkan tentang tafonomi yang mempelajari tentang cara terawetkannya suatu fosil serta mempelajari tentang sistem track. Pada akhir praktikum diberikan tugas berupa menetukan suatu sistem track dari perlapisan suatu batuan. 1.1 Lapisan 1 Pada lapisan batuan satu ini diketahui memiliki ketebalan setebal 50cm dengan litologi berwarna coklat. Struktur batuannya massif. Memiliki ukuran butir pasir halus. Dari cirri-cirinya dapat diketahui bahwa litologi ini adalah batupasir. Pada lapisan ini terlihat struktur sedimen berupa nodule atau konkresi. Pada lapisan ini diketemukan banyak cangkang dari pelecypoda atau bivalve serta cangkang gastropoda. Cangkang pelecypoda sendiri memiliki kenampakan memiliki dua bagian cangkang yang setangkup, sedangkan gastropoda memiliki kenampakan khas berupa bentuknya yang spiral. Dari kenampaan litologi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikuen stratigrafi dari lapisan satu berada pada sikuen TST atau transgressive system tract. Pada TST dibagi menjadi dua bagian yaitu TST awal dan TST akhir. Pada perlapisan batuan 1

BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 1 tafonomi

Citation preview

BAB IPEMBAHASANPada praktuikum makropaleontologi acara moluska diajarkan tentang tafonomi yang mempelajari tentang cara terawetkannya suatu fosil serta mempelajari tentang sistem track. Pada akhir praktikum diberikan tugas berupa menetukan suatu sistem track dari perlapisan suatu batuan.1.1 Lapisan 1Pada lapisan batuan satu ini diketahui memiliki ketebalan setebal 50cm dengan litologi berwarna coklat. Struktur batuannya massif. Memiliki ukuran butir pasir halus. Dari cirri-cirinya dapat diketahui bahwa litologi ini adalah batupasir. Pada lapisan ini terlihat struktur sedimen berupa nodule atau konkresi. Pada lapisan ini diketemukan banyak cangkang dari pelecypoda atau bivalve serta cangkang gastropoda. Cangkang pelecypoda sendiri memiliki kenampakan memiliki dua bagian cangkang yang setangkup, sedangkan gastropoda memiliki kenampakan khas berupa bentuknya yang spiral.Dari kenampaan litologi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikuen stratigrafi dari lapisan satu berada pada sikuen TST atau transgressive system tract. Pada TST dibagi menjadi dua bagian yaitu TST awal dan TST akhir. Pada perlapisan batuan yang pertama ini sendiri memiliki cirri adanya konkresi, kemudian tingkat fragmentasi tinggi, serta keadaan cangkang sudah mulai mengalami disartikulasi atau pisah dari cangkang lainnya. Dari cirri-ciri tersebut dapat diambil interpretasi bahwa sikuen stratigrafinya berupa TST bagian awal.

Gambar 1.1 Sistem TractKondisi pada saat TST sendiri relative sea level mengalami kenaikan, dan tingkat sedimentasi lebih kecil dibandingkan kenaikan relative sea level tersebut. Permukaan laut mengalami penaikkan, erosi sedikit, arus lemah yang menyebabkan air relatif tenang, dan biasanya yang diendapan klastik halus. 1.2 Lapisan 2Pada lapisan batuan kedua ini diketahui memiliki ketebalan setebal 2m dengan litologi berwarna abu-abu. Struktur batuannya massif. Memiliki ukuran butir lanau. Dari cirri-cirinya dapat diketahui bahwa litologi ini adalah batulanau. Pada lapisan ini diketemukan banyak cangkang dari pelecypoda atau bivalve. Cangkang pelecypoda sendiri memiliki kenampakan memiliki dua bagian cangkang yang setangkup. Selain itu cangkang yang ada di lapisan ini menunjukkan ada organisme yang tersemenkan berdasarkan saat dia hidup. Pada lapisan kedua ini keanekaragaman cangkang mulai berkurang dan tidak sebanyak pada lapisan pertamaDari kenampaan lapisan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikuen stratigrafi dari lapisan satu berada pada sikuen TST atau transgressive system tract. Pada TST dibagi menjadi dua bagian yaitu TST awal dan TST akhir. Pada lapisan batuan yang kedua ini sendiri memiliki ciri cangkang bivalve yang masih utuh dan pada beberapa bagian, terdapat cangkang yang tersedimenkan pada posisi dia hidup. Pada lapisan batuan ini keragaman jenis mulai berkurang dan cangkang tidak sebanyak pada lapisan pertama. Dari cirri-ciri tersebut dapat diambil interpretasi bahwa sikuen stratigrafinya berupa TST bagian akhir.

Gambar 1.2 Sistem TractKondisi pada saat TST sendiri relative sea level mengalami kenaikan, dan tingkat sedimentasi lebih kecil dibandingkan kenaikan relative sea level tersebut. Permukaan laut mengalami penaikkan, erosi sedikit, arus lemah yang menyebabkan air relatif tenang, dan biasanya yang diendapan klastik halus.

1.3 Lapisan 3Pada lapisan batuan ketiga ini diketahui memiliki ketebalan setebal 1m dengan litologi berwarna abu-abu. Struktur batuannya massif. Memiliki ukuran butir lanau. Dari cirri-cirinya dapat diketahui bahwa litologi ini adalah batulanau. Pada lapisan ini diketemukan banyak cangkang yang berukuran kecil dan masih memiliki sedikit growthline. Cangkang seperti ini merupakan cangkang moluska yang masih berumur muda atau biasa disebut dengan jouvenille. Selain itu cangkang yang ada di lapisan ini menunjukkan ada organisme yang tersedimentasikan berdasarkan posisi saat dia hidup.Dari kenampaan lapisan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikuen stratigrafi dari lapisan satu berada pada sikuen HST atau highstand system tract. Pada HST dibagi menjadi dua bagian yaitu HST awal dan HST akhir. Pada lapisan batuan yang ketiga ini sendiri memiliki ciri cangkang dengan ukuran relatif kecil, terlihat dari growthline cangkang yang masih sedikit atau yang disebut dengan jouvenille. Sebagian besar cangkang masih terawetkan pada posisi hidupnya. Dari cirri-ciri tersebut dapat diambil interpretasi bahwa sikuen stratigrafinya berupa HST bagian awal.

Gambar 1.3 Sistem TractKondisi pada saat HST sendiri Terendapkan ketika muka air laut telah melewati maximum flooding atau perlahan mulai turun. Highstand system tract sendiri ditemukan diantara maximum floading surface dan diatas dari boundary sequence. Perkebangan akomodasi pada HST relatif lebih lambat. 1.4 Lapisan 4 Pada lapisan batuan keempat ini diketahui memiliki ketebalan setebal 7m dengan perselingan beberapa litologi. Litologi pertama memiliki cirri-ciri warna litologinya relative abu-abu, struktur batuannya massif. Memiliki ukuran butir lanau. Dari cirri-cirinya dapat diketahui bahwa litologi ini adalah batulanau. Dan litologi kedua pertama memiliki cirri-ciri warna litologinya relative abu-abu, struktur batuannya massif. Memiliki ukuran butir lempung. Dari cirri-cirinya dapat diketahui bahwa litologi ini adalah batulempung. Pada lapisan batuan ini sudah tidak ditemukan lagi kenampakan fragmen fragmen cangkang yang ada pada lapisan lapisan diatasnya. Dari kenampaan lapisan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikuen stratigrafi dari lapisan satu berada pada sikuen HST atau highstand system tract. Pada HST dibagi menjadi dua bagian yaitu HST awal dan HST akhir. Pada lapisan batuan ini sudah tidak ditemukan adanya fragmen cangkang dan hanya ditemukan dua litologi saling berselingan yaitu batulanau dan batulempung. Dari cirri-ciri tersebut dapat diambil interpretasi bahwa sikuen stratigrafinya berupa HST bagian akhir.

Gambar 1.1 Sistem TractKondisi pada saat HST sendiri Terendapkan ketika muka air laut telah melewati maximum flooding atau perlahan mulai turun. Highstand system tract sendiri ditemukan diantara maximum floading surface dan diatas dari boundary sequence. Perkebangan akomodasi pada HST relatif lebih lambat.

BAB IIHASIL COREL DRAW

5