Upload
rizha-martha-megasari
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/28/2018 BAB I
1/3
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangKolelitiasis atau biasa dikenal dengan penyakit batu empedu merupakan adanya
batu di kandung empedu, atau pada saluran kandung empedu (koledokolitiasis) yang
pada umumnya memiliki komposisi utama kolesterol1.
Penyakit batu empedu sudah merupakan masalah kesehatan yang penting di
Negara Barat sedangkan di Indonesia baru mendapatkan perhatian di klinis,
sementara publikasi penelitian batu empedu masih terbatas2. Di Amerika, prevalensi
penyakit batu empedu lebih rendah dari angka kejadian sebenarnya karena 90% tetap
asimtomatik. Batu terjadi pada 7% pria dan 15% wanita berusia antara 18-65 tahun3.
Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak memiliki keluhan. Resiko
penyandang batu empedu untuk mengalami gejala dan komplikasi relative kecil.
Walaupun demikian, sekali batu empedu mulai menimbulkan serangan nyeri kolik
yang spesifik maka resiko untuk mengalami masalah dan penyulit akan terus
meningkat.2
Batu empedu umumnya ditemukan ditemukan di dalam kandung empedu, tetapi
batu tersebut dapat bermigrasi melalui duktus sistikus ke dalam saluran empedu dan
disebut sebagai batu saluran empedu sekunder (koledokolitiasis).2
Di Negara barat 10 15% pasien dengan batu kandung empedu juga disertai
batu saluran empedu. Pada beberapa keadaan, batu saluran empedu dapat berbentukprimer di dalam saluran empedu intra atau ekstra hepatic tanpa melibatkan kandung
empedu. Batu saluran empedu primer lebih banyak ditemukan pada pasien di wilayah
Asia dibandingkan dengan pasien di Negara barat.
5/28/2018 BAB I
2/3
2
Perjalanan batu saluran empedu sekunder belum jelas benar, tetapi komplikasi
akan lebih sering dan berat dibandingkan batu kandung empedu asimtomatik.
Sekitar 1 juta pasien baru terdiagnosis mengidap batu empedu per tahun, dengan
dua pertiganya menjalani pembedahan. Angka kematian akibat pembedahan untuk
bedah saluran empedu secara keseluruhan sangat rendah, tetapi sekitar 1000 pasien
meninggal setiap tahun akibat penyakit batu empedu atau penyulit pembedahan2.
Dengan perkembangan peralatan dan teknik diagnosis yang baru Ultrasonografi
(USG) maka banyak penderita batu kandung empedu yang ditemukan secara dini
sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi. Semakin canggihnya
peralatan dan semakin kurang invasifnya tindakan pengobatan sangat mengurangi
morbiditas dan moralitas2.
1.2Rumusan Masalah1.2.1 Apa definisi kolelitiasis atau penyakit batu empedu ?1.2.2 Bagaimana anatomi dan fisiologi kolelitiasis atau penyakit batu
empedu ?
1.2.3 Apa saja etiologi dan faktor resiko kolelitiasis atau penyakit batuempedu ?
1.2.4 Bagaimana patofisiologi kolelitiasis atau penyakit batu empedu ?1.2.5 Apa saja klasifikasi kolelitiasis atau penyakit batu empedu ?1.2.6 Apa saja tanda dan gejala kolelitiasis atau penyakit batu empedu ?1.2.7 Bagaimana diagnosa pada kolelitiasis atau penyakit batu empedu?1.2.8 Bagaimana penatalaksanaan kolelitiasis atau penyakit batu empedu ?1.2.9 Bagaimana komplikasi dan prognosa dari kolelitiasis atau penyakit
batu empedu ?
1.3Tujuan1.3.1 Mengetahui anatomi dan fisiologi kandung empedu1.3.2 Mengetahui defenisi kolelitiasis atau penyakit batu empedu1.3.3 Mengetahui etiologi dan faktor resiko kolelitiasis atau penyakit batu
empedu
5/28/2018 BAB I
3/3
3
1.3.4 Mengetahui patofisiologikolelitiasis atau penyakit batu empedu1.3.5 Mengetahui klasifikasi kolelitiasis atau penyakit batu empedu1.3.6 Mengetahui tanda dan gejala kolelitiasis atau penyakit batu empedu1.3.7 Mengetahui diagnosa kolelitiasis atau penyakit batu empedu1.3.8 Mengetahui penatalaksanaan kolelitiasis atau penyakit batu empedu1.3.9 Mengetahui komplikasi dan prognosa kolelitiasis atau penyakit batu
empedu
1.4ManfaatReferat ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara umum tentang
kolelitiasis atau penyakit batu empedu sehingga dapat dijadikan tambahanpengetahuan dan penegakan diagnosa maupun penatalaksanaannya.