17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada mata kuliah pemagangan kelompok kami melaksanakan magang di tempat budidaya jamur “Arum Jamur”, tempat budidaya ini bergerak di bidang budidaya jamur tiram, pelatihan budidaya, dan penjualan jamur tiram, bibit, serta baglog. Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, selain Jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Namun sebagian orang menjalankan bisnis olahan jamur tiram misalnya berbentuk keripik jamur tiram dan bentuk lain. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol (http://galeriukm.web.id) Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia

BAB I

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada mata kuliah pemagangan kelompok kami melaksanakan magang di tempat

budidaya jamur “Arum Jamur”, tempat budidaya ini bergerak di bidang budidaya jamur

tiram, pelatihan budidaya, dan penjualan jamur tiram, bibit, serta baglog.

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah

masyarakat Indonesia, selain Jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan

jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran

untuk kebutuhan sehari-hari. Namun sebagian orang menjalankan bisnis olahan jamur tiram

misalnya berbentuk keripik jamur tiram dan bentuk lain. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu

yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya.

Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi

dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang

dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol (http://galeriukm.web.id)

Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses

budidayanya sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala

kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya

jamur tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis,

Belgia dan Thailand. Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia.

Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan

pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang

pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur

tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini,

substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Dalam budidaya jamur tiram

dapat digunakan substrat, seperti kompos serbuk gergaji kayu, ampas tebu atau sekam. Hal

yang perlu diperhatikan dalam budi daya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan

persyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber bibit.

Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 26-30 °C. Jamur tiram

(Pleurotus ostreatus) mulai dibudidayakan pada tahun 1900. Budidaya jamur ini tergolong

sederhana Jamur tiram biasanya dipeliharan dengan media tanam serbuk gergaji steril yang

dikemas dalam kantung plastik (www.wikipedia.com).

Page 2: BAB I

Serbuk gergaji yang steril dinamakan baglog, semakin banyak nutirisi dalam baglog

maka semakin bagus jamur yang tumbuh dan akan semakin sering frekuensi tumbuhnya.

Baglog umumnya dapat dipakai sampai 3-4 bulan. Setelah itu baglog akan menurun

nutrisinya.

Dalam penelitian pemagangan ini akan dibahas tentang penambahan nutrisi pada

baglog tua dengan menggunakan air basuhan beras dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan

jamur.

1.2 Tujuan

Bidang pemagangan ini secara garis besar bergerak dalam bidang penelitian dan

pengabdian. Tujuan dari pemagangan ini adalah:

a. Bidang penelitian

Mampu mengetahui pengaruh pemberian air rendaman beras pada baglog tua terhadap

pertumbuhan jamur tiram

b. Bidang Pengabdian

Mampu membantu segala hal dalam kegiatan pemagan baik dalam kegiatan budidaya jamur

maupun dalam kegiatan penjualan jamur.

1.3 Manfaat Kegiatan

a. Mengetahui tata cara pembudidayaan jamur tiram dengan benar

b. Mengetahui pasar penjualan jamur tiram di daerah sekitar Malang

c. mengetahui pengaruh pemberian air basuhan beras terhadap pertumbuhan jamur tiram

Page 3: BAB I

BAB IIKAJIAN LEMBAGA DAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Jamur “Arum Jamur”

2.1.1 Sekilas tentang Arum Jamur

Nama tempat pemagangan : Arum Jamur

Alamat : Jl. Raya Pendem 54 BatuBidang Kegiatan : Pertanian (Budidaya jamur)

No Telp. : (0341) 463634

Contact person : 085755124110 (Bapak Arum)

Kegiatan Utama Perusahaan meliputi bidang pertanian, terutama budidaya jamur,

pelatihan budidaya jamur, dan penjualan bibit, jamur serta baglog

2.1.2 Kegiatan Utama Tempat Pemagangan

Kegiatan Utama Perusahaan Arum jamur meliputi bidang pertanian, terutama

Budidaya jamur, kegiatan meliputi 3 aspek, yaitu:

a. Budidaya jamur

Pembuatan bibit (F0, F1 dan F2)

Pembibitan merupakan kunci pokok dalam budidaya jamur. Bibit jamur tebagi

menjadi beberapa bagian. Dalam perusahaan ini dibuat semua macam bibit, yaitu:

F0 merupakan bibit murni dari jamur, dalam pembuatan F0 dibutuhkan jamur yang

berkualitas

F1 merupakan hasil biakan dari F0

F2 merupakan biakan dari F1 yang umumnya sudah bisa dijual dalam bentuk bibit

jamur

Pembuatan baglog

Pembuatan baglog membutuhkan beberapa bahan penting yaitu, serbuk kayu, kapur,

dan dedak. Baglog merupakan media tempat jamur mendapatkan nutrisi

Sterilisasi Baglog

Sterilisasi dibutuhkan untuk membuat baglog terhindar dari jamur lain untuk tumbuh

sehingga tidak mengganggu jamur yang dibudidayakan untuk tumbuh.

Pendinginan

Proses pendinginan sangat penting untuk menyesuaikan suhu bagi bibit jamur untuk

tumbuh

Page 4: BAB I

Penanaman Bibit

Setelah proses pendingingan selesai maka prose selanjutnya adalah penanaman bibit.

Bibit jamur ditanam pada baglog yang tersedia

Inkubasi baglog

Proses selanjutnya adalah menginkubasi baglog sampai miselium jamur memenuhi

baglog.

Perawatan jamur

Pada perawatan jamur ada beberapa hal yang dibutuhkan, yaitu: penyesuaian suhu,

dan kebersihan tempat. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan adalah suhu yang

hangat.

Pemanenan

Setelah jamur mulai muncul maka jamur sudah dapat dipanen, proses pemanenan bisa

dilakukan setiap hari sampai nutrisi di dalam baglog habis

Pengemasan

Proses selanjutnya adalah pengemasan, dan jamur siap dijual

b. Penjualan

Penjualan jamur tiram basah

Pada perusahaan ini jamur dijual sekitar 10.000/kg. Penjualan dilakukan tiap hari.

Biasanya konsumen yang datang ke tempat untuk membeli jamur

Penjualan baglog

Penjualan baglog disesuaikan dengan pesanan. Pemesanan baglog rata-rata

kebanyakan dari perusahaan jamur dan mahasiswa. Harga baglog 200/baglog

Penjualan bibit

Bibit yang dijual umumnya adalah bibit F2. Harga untuk bibit adalah 10.000/botol

c. Pelatihan

Pelatihan pembuatan media

Pelatihan pembuatan media dilakukan oleh perusahaan maksimal penguasaan

pembuatan media adalah 3 hari

Pelatihan pembibitan

Pelatihan pembibitan adalah pelatihan yang paling sulit dalam budidaya jamur.

Pelatihan dimulai dari pembuatan F0, F1 dan F2. Lama waktu pembelajaran adalah 5

hari.

Pelatihan lengkap

Page 5: BAB I

Pelatihan lengkap merupakan pelatihan budidaya jamur dari pembibitan sampai

pemanenan. Lama waktu pembelajaran maksimal adalah 10 hari

2.1.3 Kegiatan Khusus di Tempat Pemagangan

Dalam kegiatan pemagangan mahasiswa akan melakukan kegiatan khusus yang akan

dilaksanakan karena tidak semua kegiatan di lokasi pemagangan dapat dilaksanakan oleh

mahasiswa.

Dalam kegiatan magang yang akan dilakukan nantinya, meliputi kegiatan Budidaya

jamur, penjualan dan penelitian. Yang perinciannya adalah sebagai berikut

a. Budidaya jamur

Pembuatan bibit (F0, F1 dan F2)

Pembuatan baglog

Sterilisasi Baglog

Pendinginan

Penanaman Bibit

Inkubasi baglog

Perawatan jamur

Pemanenan

Pengemasan

b. Penjualan

Penjualan jamur tiram basah

Penjualan baglog

Penjualan bibit

c. Penelitian, rencana penelitian yang dipakai adalah “Pengaruh berbagai Serbuk Kayu pada

Baglog Jamur terhadap Tingkat Pertumbuhan Jamur”

2.2 Pemagangan

Pengalaman Magang Lapangan merupakan suatu kegiatan intra kurikuler yang harus

diikuti oleh mahasiswa dalam bentuk aktivitas belajar di lapangan ( dunia kerja ). Dalam hal

ini yang dimaksudkan ialah prakter kerja mahasiswa Program Study Manajemen, dan

Akuntansi pada kantor-kantor / Instansi / Perusahaan sebagai tempat mereka praktek.

Program Magang bertujuan untuk memberikan seperangkat kemampuan kepada

mahasiswa berkenaan dengan aktivitas nyata pada dunia kerja atau dunia usaha. Hal ini akan

memberikan gambaran sesungguhnya tentang dunia kerja yang di dalamnya terjadi

Page 6: BAB I

akomodasi berbagai konsep dan teori dengan persoalan-persoalan praktis yang dihadapi serta

upaya pemecahannya. Program Magang ini akan menjembatani dua aktivitas belajar yakni

antara belajar teori di kelas dengan kondisi nyata yang ada di lapangan sesungguhnya.

2.3 Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota

dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih

hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan

bagian tengah agak cekung (Parlindungan, 2000). Jamur tiram masih satu kerabat dengan

Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom (Volk, 1998).

Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin:

pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama

binomial Pleurotus ostreatus (Volk, 1998). Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna

dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-

20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga memiliki

spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa

tumbuh dengan cepat (Parlindungan, 2000).

Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan

pegunungan daerah yang sejuk (Kuo, 2005). Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di

permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang

karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan

jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum

dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah

dari penggergajian kayu (Gunawan, 2000).

Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai

bahan media tanam adalah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak

mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah

banyak disamping itu jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Hal yang

perlu diperhatikan dalam pemilihan jerami sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal

kebersihan dan kekeringan, selain itu jerami yang digunakan tidlak busuk dan tidak

ditumbuhi jamur jenis lain. Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu

diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia

jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik(Gunawan, 2000).

Page 7: BAB I

2.4 Air Basuhan Beras

Air cucian beras (leri) merupakan air sisa proses pencucian beras. Air cucian beras

(leri) juga dapat digunakan untuk penyiraman. Kandungan nutrisi beras yang tertinggi

terdapat pada bagian kulit ari. Sayangnya sebagian besar nutrisi pada kulit ari telah hilang

selama proses penggilingan dan penyosohan beras. Sekitar 80% vitamin B1, 70% vitamin

B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat, dan

asam lemak esensial hilang dalam proses membuat beras lebih “indah” untuk dimakan

(Nurhayati, 2008).

Saat mencuci beras, biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh. Warna keruh

bekas cucian itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut terkikis. Meskipun

banyak nutrisi yang telah hilang, namun pada bagian kulit ari masih terdapat sisa-sisa nutrisi

yang sangat bermanfaat tersebut. Misalkan fosfor (P), salah satu unsur utama yang

dibutuhkan tanaman dan selalu ada dalam pupuk majemuk tanaman semisal NPK. Fosfor

berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik

dari benih dan tanaman muda. Nutrisi lainnya adalah zat besi yang penting bagi pembentukan

hijau daun (klorofil) juga berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan

protein. Selain itu kulit ari juga mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang tinggi.

Vitamin sangat berperan dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim

(komponen non-protein untuk mengaktifkan enzim). 

Beras mengandung karbohidrat yang tinggi. Sangat mungkin karbohidrat ini

terdegradasi saat mencuci. Hipotesa awal, saat disiramkan ke tanaman, karbohidrat akan

terpecah menjadi unsur yang lebih sederhana dan memberikan nutrisi bagi mikroba yang

menguntungkan bagi tanaman. Meskipun saya belum mengetahui apa mikroba yang

diuntungkan dengan kandungan karbohidrat air leri ini. Menarik jika ada yang meneliti.

Fakta terbaru adalah hasil penelitian yang dilakukan Yayu Siti Nurhasanah mahasiswa IPB.

Mengungkapkan bahwa air cucian beras merupakan media alternatif pembawa bakteri

Pseudomonas fluorescens. Bakteri tersebut adalah mikroba yang berperan dalam

pengendalian petogen penyebab penyakit karat dan memicu pertumbuhan tanaman

(http://okezone.com). P. fluorescens sangat berperan dalam pengendalian patogen penyebab

penyakit karat dan pemicu pertumbuhan tanaman.

Page 8: BAB I

2.5 Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Manfaat air cucian beras (leri) ini juga telah diteliti oleh Anik Yuliawati (2006) dalam

Nurhayati (2008), bahwa air leri berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman

Neoregelia spectabilis.

Air cucian beras (leri) mengandung zat-zat mineral, salah satunya Posfor. Posfor

sangat berperan bagi tanaman karena untuk membantu pertumbuhan tanaman, kekurangan

Posfor maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Menurut Djoehana (1986) dalam

Nurhayati (2008), Posfor merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman.

Posfor berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan system perakaran yang

baik dari benih dan tanaman muda.

Menurut Sumeru (1995) dalam Nurhayati (2008), Posfor dalam tanah terikat oleh

bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Posfor sangat vital bagi tanaman karena

merupakan sumber energi untuk pertumbuhan tanaman. Kekurangan Posfor berakibat buruk

bagi tanaman karena dapat mempengaruhi metabolismenya, pertumbuhan tanaman

terhambat, daun tua cepat rontok karena Posfor dalam tanaman bersifat mobil dan bergerak

dari daun tua ke daun muda.

Page 9: BAB I

BAB III

METODE PEMAGANGAN

3.1 Rencanan Waktu Pemagangan

Pemagangan akan mulai dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Desember 2011 sampai 5

Januari 2012 bertempat di Jl. Raya Pendem 54 Batu, tepatnya di tempat budidaya Jamur

“Arum Jamur”.

3.2 Rencana Jadwal Pemagangan

Berikut ini adalah rencanan jadwal pemagangan yang dimulai tanggal 6 Desember 2011

sampai 5 Januari 2012.

Waktu Pemagangan

Nama

Dwiriani P. Fadhlan M. Siti Halilah

HadirTidak Hadir

HadirTidak Hadir

HadirTidak Hadir

6 Desember 2011

7 Desember 2011

8 Desember 2011

9 Desember 2011

10 Desember 2011

11 Desember 2011

12 Desember 2011

13 Desember 2011

14 Desember 2011

15 Desember 2011

16 Desember 2011

17 Desember 2011

18 Desember 2011

19 Desember 2011

20 Desember 2011

21 Desember 2011

22 Desember 2011

23 Desember 2011

Page 10: BAB I

24 Desember 2011

25 Desember 2011

26 Desember 2011

27 Desember 2011

28 Desember 2011

29 Desember 2011

30 Desember 2011

31 Desember 2011

1 Januari 2012

2 Januari 2012

3 Januari 2012

4 Januari 2012

5 Januari 2012

3.3 Prosedur Pemagangan

Prosedur Pemagangan meliputi beberapa tahap:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahapan sebelum dilakukannya kegiatan pemagangan,

tahap ini meliputi beberapa bagian, yaitu:

1) Pengajuan rencana lokasi pemagangan

2) Pembuatan proposal pemagangan

3) Survei lokasi pemagangan

4) Penyerahan surat pengantar dari universitas

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksaan merupakan tahap pelaksanaan kegiatan magang di tempat yang telah

disetujui. Tahapan ini meliputi:

1) Kegiatan keseharian di lokasi magang, meliputi : kegiatan budidaya jamur, dan

penjualan

2) Penelitian proposal kegiatan magang

c. Tahap Akhir

Tahap akhir merupakan tahapan setelah kegiatan pemagangan berakhir, tahapan ini

meliputi :

1) Penyusunan laporan pemagangan

Page 11: BAB I

2) Ujian Pemagangan

3.4 Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh akan dicatat pada angket tentang pertumbuhan jamur tiram yang

diberi air basuhan beras dengan jamur tiram tanpa menggunakan air basuhan beras. Data

yang di amati adalah frekuensi pemanenan jamur yang diberi dan tanpa diberi air basuhan

beras.

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Data yang diperoleh dari angket

akan dideskripsikan. Setelah dideskripsikan data akan dikomunikasikan dengan teori yang

ada.

Page 12: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa Tahun. Jamur Tiram (online). http://id/wikipedia.org

Parlindungan, A. K. 2000. Pengaruh konsentrasi urea dan TSP di dalam air rendaman baglog alang- alang terhadap pertumbuhan dan produksi jamur Tiram Putih (Pleurotusostreatus). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dosen UNRI.Pekanbaru,.

Volk TJ. 1998. This month's fungus is Pleurotus ostreatus, the Oyster mushroom (online). http://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/oct98.html

Kuo M. 2005. Pleurotus ostreatus: The oyster mushroom (online). http://www. Mushroom expert.com/pleurotus_ostreatus.html. diakses 3 Desember 2011

Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 3-19.