Upload
fadhlan-muchlas
View
103
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada mata kuliah pemagangan kelompok kami melaksanakan magang di tempat
budidaya jamur “Arum Jamur”, tempat budidaya ini bergerak di bidang budidaya jamur
tiram, pelatihan budidaya, dan penjualan jamur tiram, bibit, serta baglog.
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah
masyarakat Indonesia, selain Jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan
jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran
untuk kebutuhan sehari-hari. Namun sebagian orang menjalankan bisnis olahan jamur tiram
misalnya berbentuk keripik jamur tiram dan bentuk lain. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu
yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya.
Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol (http://galeriukm.web.id)
Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses
budidayanya sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala
kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya
jamur tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis,
Belgia dan Thailand. Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan
pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang
pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur
tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini,
substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Dalam budidaya jamur tiram
dapat digunakan substrat, seperti kompos serbuk gergaji kayu, ampas tebu atau sekam. Hal
yang perlu diperhatikan dalam budi daya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan
persyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber bibit.
Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 26-30 °C. Jamur tiram
(Pleurotus ostreatus) mulai dibudidayakan pada tahun 1900. Budidaya jamur ini tergolong
sederhana Jamur tiram biasanya dipeliharan dengan media tanam serbuk gergaji steril yang
dikemas dalam kantung plastik (www.wikipedia.com).
Serbuk gergaji yang steril dinamakan baglog, semakin banyak nutirisi dalam baglog
maka semakin bagus jamur yang tumbuh dan akan semakin sering frekuensi tumbuhnya.
Baglog umumnya dapat dipakai sampai 3-4 bulan. Setelah itu baglog akan menurun
nutrisinya.
Dalam penelitian pemagangan ini akan dibahas tentang penambahan nutrisi pada
baglog tua dengan menggunakan air basuhan beras dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
jamur.
1.2 Tujuan
Bidang pemagangan ini secara garis besar bergerak dalam bidang penelitian dan
pengabdian. Tujuan dari pemagangan ini adalah:
a. Bidang penelitian
Mampu mengetahui pengaruh pemberian air rendaman beras pada baglog tua terhadap
pertumbuhan jamur tiram
b. Bidang Pengabdian
Mampu membantu segala hal dalam kegiatan pemagan baik dalam kegiatan budidaya jamur
maupun dalam kegiatan penjualan jamur.
1.3 Manfaat Kegiatan
a. Mengetahui tata cara pembudidayaan jamur tiram dengan benar
b. Mengetahui pasar penjualan jamur tiram di daerah sekitar Malang
c. mengetahui pengaruh pemberian air basuhan beras terhadap pertumbuhan jamur tiram
BAB IIKAJIAN LEMBAGA DAN PUSTAKA
2.1 Budidaya Jamur “Arum Jamur”
2.1.1 Sekilas tentang Arum Jamur
Nama tempat pemagangan : Arum Jamur
Alamat : Jl. Raya Pendem 54 BatuBidang Kegiatan : Pertanian (Budidaya jamur)
No Telp. : (0341) 463634
Contact person : 085755124110 (Bapak Arum)
Kegiatan Utama Perusahaan meliputi bidang pertanian, terutama budidaya jamur,
pelatihan budidaya jamur, dan penjualan bibit, jamur serta baglog
2.1.2 Kegiatan Utama Tempat Pemagangan
Kegiatan Utama Perusahaan Arum jamur meliputi bidang pertanian, terutama
Budidaya jamur, kegiatan meliputi 3 aspek, yaitu:
a. Budidaya jamur
Pembuatan bibit (F0, F1 dan F2)
Pembibitan merupakan kunci pokok dalam budidaya jamur. Bibit jamur tebagi
menjadi beberapa bagian. Dalam perusahaan ini dibuat semua macam bibit, yaitu:
F0 merupakan bibit murni dari jamur, dalam pembuatan F0 dibutuhkan jamur yang
berkualitas
F1 merupakan hasil biakan dari F0
F2 merupakan biakan dari F1 yang umumnya sudah bisa dijual dalam bentuk bibit
jamur
Pembuatan baglog
Pembuatan baglog membutuhkan beberapa bahan penting yaitu, serbuk kayu, kapur,
dan dedak. Baglog merupakan media tempat jamur mendapatkan nutrisi
Sterilisasi Baglog
Sterilisasi dibutuhkan untuk membuat baglog terhindar dari jamur lain untuk tumbuh
sehingga tidak mengganggu jamur yang dibudidayakan untuk tumbuh.
Pendinginan
Proses pendinginan sangat penting untuk menyesuaikan suhu bagi bibit jamur untuk
tumbuh
Penanaman Bibit
Setelah proses pendingingan selesai maka prose selanjutnya adalah penanaman bibit.
Bibit jamur ditanam pada baglog yang tersedia
Inkubasi baglog
Proses selanjutnya adalah menginkubasi baglog sampai miselium jamur memenuhi
baglog.
Perawatan jamur
Pada perawatan jamur ada beberapa hal yang dibutuhkan, yaitu: penyesuaian suhu,
dan kebersihan tempat. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan adalah suhu yang
hangat.
Pemanenan
Setelah jamur mulai muncul maka jamur sudah dapat dipanen, proses pemanenan bisa
dilakukan setiap hari sampai nutrisi di dalam baglog habis
Pengemasan
Proses selanjutnya adalah pengemasan, dan jamur siap dijual
b. Penjualan
Penjualan jamur tiram basah
Pada perusahaan ini jamur dijual sekitar 10.000/kg. Penjualan dilakukan tiap hari.
Biasanya konsumen yang datang ke tempat untuk membeli jamur
Penjualan baglog
Penjualan baglog disesuaikan dengan pesanan. Pemesanan baglog rata-rata
kebanyakan dari perusahaan jamur dan mahasiswa. Harga baglog 200/baglog
Penjualan bibit
Bibit yang dijual umumnya adalah bibit F2. Harga untuk bibit adalah 10.000/botol
c. Pelatihan
Pelatihan pembuatan media
Pelatihan pembuatan media dilakukan oleh perusahaan maksimal penguasaan
pembuatan media adalah 3 hari
Pelatihan pembibitan
Pelatihan pembibitan adalah pelatihan yang paling sulit dalam budidaya jamur.
Pelatihan dimulai dari pembuatan F0, F1 dan F2. Lama waktu pembelajaran adalah 5
hari.
Pelatihan lengkap
Pelatihan lengkap merupakan pelatihan budidaya jamur dari pembibitan sampai
pemanenan. Lama waktu pembelajaran maksimal adalah 10 hari
2.1.3 Kegiatan Khusus di Tempat Pemagangan
Dalam kegiatan pemagangan mahasiswa akan melakukan kegiatan khusus yang akan
dilaksanakan karena tidak semua kegiatan di lokasi pemagangan dapat dilaksanakan oleh
mahasiswa.
Dalam kegiatan magang yang akan dilakukan nantinya, meliputi kegiatan Budidaya
jamur, penjualan dan penelitian. Yang perinciannya adalah sebagai berikut
a. Budidaya jamur
Pembuatan bibit (F0, F1 dan F2)
Pembuatan baglog
Sterilisasi Baglog
Pendinginan
Penanaman Bibit
Inkubasi baglog
Perawatan jamur
Pemanenan
Pengemasan
b. Penjualan
Penjualan jamur tiram basah
Penjualan baglog
Penjualan bibit
c. Penelitian, rencana penelitian yang dipakai adalah “Pengaruh berbagai Serbuk Kayu pada
Baglog Jamur terhadap Tingkat Pertumbuhan Jamur”
2.2 Pemagangan
Pengalaman Magang Lapangan merupakan suatu kegiatan intra kurikuler yang harus
diikuti oleh mahasiswa dalam bentuk aktivitas belajar di lapangan ( dunia kerja ). Dalam hal
ini yang dimaksudkan ialah prakter kerja mahasiswa Program Study Manajemen, dan
Akuntansi pada kantor-kantor / Instansi / Perusahaan sebagai tempat mereka praktek.
Program Magang bertujuan untuk memberikan seperangkat kemampuan kepada
mahasiswa berkenaan dengan aktivitas nyata pada dunia kerja atau dunia usaha. Hal ini akan
memberikan gambaran sesungguhnya tentang dunia kerja yang di dalamnya terjadi
akomodasi berbagai konsep dan teori dengan persoalan-persoalan praktis yang dihadapi serta
upaya pemecahannya. Program Magang ini akan menjembatani dua aktivitas belajar yakni
antara belajar teori di kelas dengan kondisi nyata yang ada di lapangan sesungguhnya.
2.3 Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota
dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih
hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan
bagian tengah agak cekung (Parlindungan, 2000). Jamur tiram masih satu kerabat dengan
Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom (Volk, 1998).
Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin:
pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama
binomial Pleurotus ostreatus (Volk, 1998). Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna
dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-
20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga memiliki
spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa
tumbuh dengan cepat (Parlindungan, 2000).
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan
pegunungan daerah yang sejuk (Kuo, 2005). Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di
permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang
karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan
jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum
dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah
dari penggergajian kayu (Gunawan, 2000).
Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai
bahan media tanam adalah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak
mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah
banyak disamping itu jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan jerami sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal
kebersihan dan kekeringan, selain itu jerami yang digunakan tidlak busuk dan tidak
ditumbuhi jamur jenis lain. Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu
diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia
jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik(Gunawan, 2000).
2.4 Air Basuhan Beras
Air cucian beras (leri) merupakan air sisa proses pencucian beras. Air cucian beras
(leri) juga dapat digunakan untuk penyiraman. Kandungan nutrisi beras yang tertinggi
terdapat pada bagian kulit ari. Sayangnya sebagian besar nutrisi pada kulit ari telah hilang
selama proses penggilingan dan penyosohan beras. Sekitar 80% vitamin B1, 70% vitamin
B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat, dan
asam lemak esensial hilang dalam proses membuat beras lebih “indah” untuk dimakan
(Nurhayati, 2008).
Saat mencuci beras, biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh. Warna keruh
bekas cucian itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut terkikis. Meskipun
banyak nutrisi yang telah hilang, namun pada bagian kulit ari masih terdapat sisa-sisa nutrisi
yang sangat bermanfaat tersebut. Misalkan fosfor (P), salah satu unsur utama yang
dibutuhkan tanaman dan selalu ada dalam pupuk majemuk tanaman semisal NPK. Fosfor
berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik
dari benih dan tanaman muda. Nutrisi lainnya adalah zat besi yang penting bagi pembentukan
hijau daun (klorofil) juga berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan
protein. Selain itu kulit ari juga mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang tinggi.
Vitamin sangat berperan dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim
(komponen non-protein untuk mengaktifkan enzim).
Beras mengandung karbohidrat yang tinggi. Sangat mungkin karbohidrat ini
terdegradasi saat mencuci. Hipotesa awal, saat disiramkan ke tanaman, karbohidrat akan
terpecah menjadi unsur yang lebih sederhana dan memberikan nutrisi bagi mikroba yang
menguntungkan bagi tanaman. Meskipun saya belum mengetahui apa mikroba yang
diuntungkan dengan kandungan karbohidrat air leri ini. Menarik jika ada yang meneliti.
Fakta terbaru adalah hasil penelitian yang dilakukan Yayu Siti Nurhasanah mahasiswa IPB.
Mengungkapkan bahwa air cucian beras merupakan media alternatif pembawa bakteri
Pseudomonas fluorescens. Bakteri tersebut adalah mikroba yang berperan dalam
pengendalian petogen penyebab penyakit karat dan memicu pertumbuhan tanaman
(http://okezone.com). P. fluorescens sangat berperan dalam pengendalian patogen penyebab
penyakit karat dan pemicu pertumbuhan tanaman.
2.5 Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Manfaat air cucian beras (leri) ini juga telah diteliti oleh Anik Yuliawati (2006) dalam
Nurhayati (2008), bahwa air leri berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
Neoregelia spectabilis.
Air cucian beras (leri) mengandung zat-zat mineral, salah satunya Posfor. Posfor
sangat berperan bagi tanaman karena untuk membantu pertumbuhan tanaman, kekurangan
Posfor maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Menurut Djoehana (1986) dalam
Nurhayati (2008), Posfor merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman.
Posfor berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan system perakaran yang
baik dari benih dan tanaman muda.
Menurut Sumeru (1995) dalam Nurhayati (2008), Posfor dalam tanah terikat oleh
bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Posfor sangat vital bagi tanaman karena
merupakan sumber energi untuk pertumbuhan tanaman. Kekurangan Posfor berakibat buruk
bagi tanaman karena dapat mempengaruhi metabolismenya, pertumbuhan tanaman
terhambat, daun tua cepat rontok karena Posfor dalam tanaman bersifat mobil dan bergerak
dari daun tua ke daun muda.
BAB III
METODE PEMAGANGAN
3.1 Rencanan Waktu Pemagangan
Pemagangan akan mulai dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Desember 2011 sampai 5
Januari 2012 bertempat di Jl. Raya Pendem 54 Batu, tepatnya di tempat budidaya Jamur
“Arum Jamur”.
3.2 Rencana Jadwal Pemagangan
Berikut ini adalah rencanan jadwal pemagangan yang dimulai tanggal 6 Desember 2011
sampai 5 Januari 2012.
Waktu Pemagangan
Nama
Dwiriani P. Fadhlan M. Siti Halilah
HadirTidak Hadir
HadirTidak Hadir
HadirTidak Hadir
6 Desember 2011
7 Desember 2011
8 Desember 2011
9 Desember 2011
10 Desember 2011
11 Desember 2011
12 Desember 2011
13 Desember 2011
14 Desember 2011
15 Desember 2011
16 Desember 2011
17 Desember 2011
18 Desember 2011
19 Desember 2011
20 Desember 2011
21 Desember 2011
22 Desember 2011
23 Desember 2011
24 Desember 2011
25 Desember 2011
26 Desember 2011
27 Desember 2011
28 Desember 2011
29 Desember 2011
30 Desember 2011
31 Desember 2011
1 Januari 2012
2 Januari 2012
3 Januari 2012
4 Januari 2012
5 Januari 2012
3.3 Prosedur Pemagangan
Prosedur Pemagangan meliputi beberapa tahap:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahapan sebelum dilakukannya kegiatan pemagangan,
tahap ini meliputi beberapa bagian, yaitu:
1) Pengajuan rencana lokasi pemagangan
2) Pembuatan proposal pemagangan
3) Survei lokasi pemagangan
4) Penyerahan surat pengantar dari universitas
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksaan merupakan tahap pelaksanaan kegiatan magang di tempat yang telah
disetujui. Tahapan ini meliputi:
1) Kegiatan keseharian di lokasi magang, meliputi : kegiatan budidaya jamur, dan
penjualan
2) Penelitian proposal kegiatan magang
c. Tahap Akhir
Tahap akhir merupakan tahapan setelah kegiatan pemagangan berakhir, tahapan ini
meliputi :
1) Penyusunan laporan pemagangan
2) Ujian Pemagangan
3.4 Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh akan dicatat pada angket tentang pertumbuhan jamur tiram yang
diberi air basuhan beras dengan jamur tiram tanpa menggunakan air basuhan beras. Data
yang di amati adalah frekuensi pemanenan jamur yang diberi dan tanpa diberi air basuhan
beras.
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Data yang diperoleh dari angket
akan dideskripsikan. Setelah dideskripsikan data akan dikomunikasikan dengan teori yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tanpa Tahun. Jamur Tiram (online). http://id/wikipedia.org
Parlindungan, A. K. 2000. Pengaruh konsentrasi urea dan TSP di dalam air rendaman baglog alang- alang terhadap pertumbuhan dan produksi jamur Tiram Putih (Pleurotusostreatus). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dosen UNRI.Pekanbaru,.
Volk TJ. 1998. This month's fungus is Pleurotus ostreatus, the Oyster mushroom (online). http://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/oct98.html
Kuo M. 2005. Pleurotus ostreatus: The oyster mushroom (online). http://www. Mushroom expert.com/pleurotus_ostreatus.html. diakses 3 Desember 2011
Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 3-19.