8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan tempat menanamkan dasar-dasar pengetahuan pada siswa yang dikembangkan melalui bidang-bidang pengajaran, diantaranya melalui pengajaran matematika. Pengajaran matematika perlu dikembangkan dan dikuasasi sejak dini, apalagi dalam rangka menjemput perkembangan pengetahuan dan teknologi. Pengajaran matematika itu menumbuhkembangkan kemampuan bernalar dalam mengkomunikasikan gagasan atau dalam pemecahan masalah sehingga dapat bertahan pada keadaan yang selalu berubah tidak pasti dan kompetitif. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (2003 : 2) bahwa "Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten.” Pembelajaran matematika di sekolah disamping merupakan sarana berfikir ilmiah yang sangat diperlukan untuk mengembangkan cara berpikir sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten, juga merupakan pengetahuan dasar yang sangat diperlukan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan umum pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu : Memberikan penekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya (Suherman dkk, 2001: 56 -57).

BAB I

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan tempat menanamkan dasar-dasar

pengetahuan pada siswa yang dikembangkan melalui bidang-bidang pengajaran,

diantaranya melalui pengajaran matematika. Pengajaran matematika perlu

dikembangkan dan dikuasasi sejak dini, apalagi dalam rangka menjemput

perkembangan pengetahuan dan teknologi. Pengajaran matematika itu

menumbuhkembangkan kemampuan bernalar dalam mengkomunikasikan gagasan

atau dalam pemecahan masalah sehingga dapat bertahan pada keadaan yang selalu

berubah tidak pasti dan kompetitif. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran

matematika pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (2003 : 2) bahwa "Tujuan

pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir secara sistematis, logis,

kritis, kreatif dan konsisten.”

Pembelajaran matematika di sekolah disamping merupakan sarana berfikir

ilmiah yang sangat diperlukan untuk mengembangkan cara berpikir sistematis,

logis, kritis, kreatif dan konsisten, juga merupakan pengetahuan dasar yang sangat

diperlukan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan

tujuan umum pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah yaitu :

Memberikan penekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya (Suherman dkk, 2001: 56 -57).

Page 2: BAB I

Oleh karena itu kualitas pelajaran matematika perlu mendapat perhatian

yang sungguh-sungguh. Sesuai tuntutan tersebut guru SD harus mampu

menyampaikan pelajaran dengan baik, karena mutu pendidikan sangat erat

kaitannya dengan mutu pembelajaran. Kunci keberhasilan pembelajaran

diantaranya ditentukan oleh faktor guru sebagai pengelola kegiatan belajar

mengajar, sehingga untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu ditekankan pula

pada upaya peningkatan mutu guru. Guru harus mampu menguasi dan memilih

metode pengajaran yang tepat karena tidak jarang siswa yang asalnya menyenangi

pelajaran matematika menjadi tidak menyenanginya. Salah satu penyebabnya

adalah cara mengajar guru yang tidak cocok.

Salah satu metode yang dapat digunakan pada pembelajaran matematika

adalah metode Laboratorium. Metode ini memberikan pengalaman belajar pada

siswa lebih bermakna karena siswa terlibat langsung pada penggunaan dan

pengotak-atikan media peraga. Suherman dkk (200 : 209) mengemukakan bahwa

"Laboratorium pembelajaran matematika merupakan susatu lingkungan dimana

siswa belajar matematika dengan mengekplorasi konsep-konsep matematika,

menenmukan prinsip-prinsip matematika dalam situasi konkrit.” Sedangkan

Ruseffendi (1988 : 318) menjelaskan bahwa :

Mengajar dengan metode laboratorium ialah mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami suatu obyek langsung matematika dengan jalan mengkaji, menganalisis, menanamkan secara induktif melalui inkuiri, merumuskan dan mengetes hipotesi dan membuat kesimpulannya dari benda-benda kongkrit atau modelnya dilakukan di Labotarium Matematika (LABMAT).

Page 3: BAB I

Pendapat di atas dikuatkan oleh Buner (Ruseffendi, 1993 :109) bahwa :

Dalam proses belajar sebaiknya siswa diberikan untuk memanipulasi benda- benda (alat peraga). Dengan alat peraga tersebut siswa dapat melihat langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya. Keteraturan tersebut kemudian oleh siswa dihubungkan dengan keteraturan intuitif yang telah melekat pada dirinya.

Metode laboratorium membuat siswa aktif dalam belajar karena dapat

melakukan kegiatan mengotak-atikan (manipulasi) benda konkrit (nyata), bahkan

mengkaji, menyelidiki, menyusun hipotesis, mencoba, menemukan, merumuskan,

memeriksa dan membuat kesimpulan tentang obyek matematika, sehingga

membuat hasil belajar lebih lama tersimpan dalam ingatan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Ruseffendi (2002 : 189) yang menyatakan bahwa "Belajar melalui

berbuat lebih baik dari pada melalui mata dan melalui telinga.”

Kenyataan di SD selama ini khususnya di SDN 3 Payungagung pada

pembelajaran matematika tentang simetri putar di kelas V masih menggunakan

cara mengajar konvensional (pembelajaran terpusat pada guru). Pembelajaran

konvensional ini masih belum sesuai dengan tuntutan pembelajaran matematika,

dimana pembelajaran harus dapat menumbuhkembangkan kemapuan bernalar,

yaitu berfikir sistematis, logis, dan kritis dalam mengkomunikasikan gagasan atau

dalam pemecahan masalah. Untuk mencapai tujuan sesuai dengan tuntutan

pembelajaran matematika diperlukan suatu usaha, salah satunya dengan

menggunakan metode mangajar yang tepat sehingga siswa aktif dalam

pembelajaran (pembelajaran terpusat pada siswa).

Maka dari itu penulis ingin menggunakan metode laboratorium dalam

pembelajaran matematika tentang simetri putar dalam rangka meningkatkan

Page 4: BAB I

pemahaman siswa. Permasalahan yang dirasakan adalah bagaimana cara

melaksanakan metode laboratorium agar pemahaman siswa meningkat?

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan hasil refleksi

awal peneliti di lapangan, ditemukan suatu kesulitan dalam pembelajaran

matematika di kelas V mengenai "simetri putar". Hal ini ditunjukan dengan

lemahnya pemahaman siswa dalam menentukan letak sudut dan besar sudut.

Dengan fakta ini guru perlu merancang pembelajaran yang tepat yang disesuaikan

dengan sarana yang ada dan meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan

pembelajaran agar hasil belajar siswa kelas V meningkat. Salah satunya dengan

menggunakan metode laboratorium.

Dengan demikian maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah : "Bagaimanakah pelaksanaan metode laboratorium pada pembelajaran

simetri putar agar pemahaman siswa meningkat?"

Agar penelitian lebih terfokus dan efektif, maka rumusan masalah

dikhususkan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

laboratorium pada pembelajaran simetri putar agar pemahaman siswa di kelas

V SDN 3 Payungagung meningkat?

2. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode laboratorium

pada pembelajaran simetri putar agar pemahaman siswa di kelas V SDN 3

Payungagung meningkat?

Page 5: BAB I

3. Apakah pemahaman siswa tentang letak sudut dan besar sudut putar setelah

mengikuti proses pembelajaran dengan metode laboratorium pada

pembelajaran simetri putar di kelas V SDN 3 Payungagung meningkat?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

pemahaman siswa pada pembelajaran simetri putar dengan menggunakan metode

laboratorium di kelas V SDN 3 Payungagung Kecamatan Panumbangan

Kabupaten Ciamis.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Memperoleh gambaran tentang perencanaan pembelajaran dengan

menggunakan metode laboratorium pada pembelajaran simetri putar agar

pemahaman siswa di kelas V SDN 3 Payungagung Kecamatan Panumbangan

Kabupaten Ciamis meningkat.

b. Memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran dengan menggunakan

metode laboratorium pada pembelajaran simetri putar agar pemahaman siswa

di kelas V SDN 3 Payungagung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis

meningkat.

c. Memperoleh data peningkatan pemahaman siswa tentang besar putaran dan

besar sudut putar melalui penggunaan metode laboratorium pada pembelajaran

Page 6: BAB I

simetri putar di kelas V SDN 3 Payungagung Kecamatan Panumbangan

Kabupaten Ciamis.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti

(guru) dari hasil refleksi pada kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini memiliki

manfaat diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis kegiatan penelitian ini adalah mengembangkan model

pembelajaran tentang penggunaan metode laboratorium pada pembelajaran

simetri putar di kelas V Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis kegiatan penelitian ini adalah memberikan wawasan

pengetahuan dan pengalaman kepada guru dan siswa dalam memecahkan

permasalahan pembelajaran matematika, khususnya tentang pembelajaran

simetri putar di kelas V Sekolah Dasar.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian ini adalah :

1. Matematika adalah pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar (Elea

Tinggih dalam Suherman, dkk, 2001 : 18).

Page 7: BAB I

2. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar masih memerlukan penggunaan

media karena siswa Sekolah Dasar masih berada pada tahap berpikir konkrit

(Rostika, dkk dalam Jurnal Pendidikan Dasar, 2005 : 2, (4), 22).

3. Konsep atau pemahaman yang dibentuk seseorang tidak selalu harus datang

dari alam pikiran yang sifatnya abstrak tetapi dapat dimulai dari benda nyata

melalui hubungan interaksi individu dengan lingkungannya. Seperti seorang

anak kecil membentuk pengalaman abstraksi terhadap mainannya dengan

melakukan kegiatan terhadap mainan tersebut melalui berbagai cara

(Windayana H dalam Jurnal Pendidikan Dasar, 2004 : 2, (2), 11).

4. Metode laboratorium adalah cara mengajar yang menggunakan pengotak-

atikan benda konkrit untuk memahami obyek langsung matematika

(Ruseffendi, 2002 : 200).

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah jika penggunaan metode

laboratorium pada pembelajaran simetri putar dilaksanakan dengan tepat, maka

pemahaman siswa terhadap pembelajaran simetri putar akan meningkat.

G. Penjelasan Istilah

Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini diperlukan

penejelasan istilah, diantaranya :

1. Metode laboratorium adalah cara mengajar yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk memahami suatu objek langsung matematika dengan jalan

Page 8: BAB I

mengkaji, menganalisis, menemukan secara edukatif melalui inkuiri,

merumuskan dan mengetes hipotesis dan membuat kesimpulannya dari benda-

benda konkrit atau modelnya dan dilakukan di laboratorium matematika

(Ruseffendi, 1988 : 318)

2. Laboratorium matematika adalah lingkungan tempat anak-anak belajar

matematika dengan menyelidiki konsep matematika, pola rumus, dan lainnya;

mengaplikasikan konsep dan prinsip matematika menjadi alat dan daftar;

dapat pula melakukan permainan matematika. Semua itu berhubungan dengan

benda-benda konkrit dan objek langsung matematika (Ruseffendi, 2002 :

1991).

3. Simetri putar adalah suatu keadaan bangun datar geometri bagaimana ia dapat

menempati bingkainya dengan cara memutar (dengan putaran mulai dari nol

putaran sampai kurang dari satu putaran) (Siskandar dan Muhamad Rahmat,

1990 : 324).