16
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam pergaulan masyarakat, setiap hari terjadi hubungan antara anggota- anggota ma syarakat yang sa tu de ngan yang lainnnya. Pe rgaula n te rs ebut menimbulkan berbagai peristiwa atau kejadian yang dapat menggerakkan peraturan huku m. Sal ah sat u contoh dar i per ist iwa ter sebut adal ah penangg ula nga n tin dak  pidana Narkotika , 1 dimana Narkot ika dapat mempe ngaruhi perasaa n dan emosi bagi yang mengkonsumsinya yang pada akhir-akhir ini sudah sangat mencemaskan. 2 Kemajuan teknologi yang sedang berlangsung tidak selalu berdampak positif,  ba hkan ada kal ahnya ber dampak nega ti f. Salah sat u dampak negati fny a ada lah denga n kema juan te knol ogi juga ada peni ngk atan masa lah kej ahat an den gan menggunaka n modus ope randi yan g semaki n cang gih. Hal ter sebut mer upa kan tantan gan bagi apa rat penegak hukum unt uk mencip takan pena nggu langannya, khususnya dalam kasus narkotika dan obat-obatan terlarang. Akhir- akhir ini kejaha tan Narkot ika dan obat- obatan terlaran g tela h bersi fat internasional yang dilakukan dengan modus operandi dan teknologi yang canggih. Aparat penegak hukum dihara pkan mampu mencega h dan menang gulang i kejaha tan 1 Singk atan dari Nar kotik a dan obat- obat an berba haya atau bisa disebut juga NAP ZA singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yang terkandung dalam narkoba. 2 Chainur Arrasjid, Dasar-Dasar Ilmu Hukum , PT Sinar Grafika, Jakarta, 2000, halaman 134. 1

BAB I

Embed Size (px)

Citation preview

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 1/16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam pergaulan masyarakat, setiap hari terjadi hubungan antara anggota-

anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnnya. Pergaulan tersebut

menimbulkan berbagai peristiwa atau kejadian yang dapat menggerakkan peraturan

hukum. Salah satu contoh dari peristiwa tersebut adalah penanggulangan tindak 

 pidana Narkotika,1 dimana Narkotika dapat mempengaruhi perasaan dan emosi bagi

yang mengkonsumsinya yang pada akhir-akhir ini sudah sangat mencemaskan.2

Kemajuan teknologi yang sedang berlangsung tidak selalu berdampak positif,

  bahkan ada kalahnya berdampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah

dengan kemajuan teknologi juga ada peningkatan masalah kejahatan dengan

menggunakan modus operandi yang semakin canggih. Hal tersebut merupakan

tantangan bagi aparat penegak hukum untuk menciptakan penanggulangannya,

khususnya dalam kasus narkotika dan obat-obatan terlarang.

Akhir-akhir ini kejahatan Narkotika dan obat-obatan terlarang telah bersifat

internasional yang dilakukan dengan modus operandi dan teknologi yang canggih.

Aparat penegak hukum diharapkan mampu mencegah dan menanggulangi kejahatan

1 Singkatan dari Narkotika dan obat-obatan berbahaya atau bisa disebut juga NAPZA

singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yang terkandung dalam narkoba.2 Chainur Arrasjid, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, PT Sinar Grafika, Jakarta, 2000, halaman 134.

1

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 2/16

tersebut guna meningkatkan moralitas dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia

khususnya bagi genarasi penerus bangsa.3

Dalam perkembangannya menuju masa remaja, sangat mudah terpengaruh

oleh lingkungan yang ada disekitarnya. Pada masa remaja dalam suasana atau

keadaan peka, karena kehidupan emosionalnya yang sering berganti-ganti. Rasa ingin

tahu yang lebih dalam lagi terhadap sesuatu yang baru, kadangkala membawa mereka

kepada hal-hal yang bersifat negatif. Para remaja pada usia ini merupakan masa

 peralihan dari kanak-kanak menuju kedewasaan masih memiliki kemampuan yang

sangat rendah untuk menolak ajakan negatif dari temannya.4

Remaja berada dalam tahap pencarian identitas sehingga keingintahuan

mereka sangat tinggi, apalagi iming-iming dari teman mereka bahwa Narkotika itu

nikmat dan menjadi lambang sebagai anak gaul ditambah lagi dengan lingkungan

 pergaulan di kalangan anak remaja yang cenderung tidak baik maka memudahkan

 para pengedar Narkotika untuk memasarkan Narkotika. Bahkan juga ada diantara

anak remaja tersebut yang tidak hanya menjadi pemakai Narkotika, tetapi terlibat

dalam jaringan perdagangan Narkotika seperti yang diberitakan dalam berbagai

media massa.

Salah satu unsur penegak hukum yang ada di Indonesia adalah Kepolisian

Republik Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia (selanjutnya disingkat Polri)

selaku alat Negara penegak hukum dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

3 A. Hamzah dan RM. Surachman,   Kejahatan Narkotika dan Psikotropika, Sinar Grafika,

Jakarta, 1994, halaman 6.4 Sudarsono, Kenakalan Remaja , Rineka Cipta, Jakarta, 1991, halaman 101.

2

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 3/16

 penegakan hukum secara professional dengan memutus jaringan sindikat dari luar 

negeri melalui kerjasama dengan instansi terkait dalam memberantas kejahatan

 penyalahgunaan Narkotika, dimana pengungkapan kasus Narkotika bersifat khusus

yang memerlukan proaktik Polri dalam mencari dan menemukan pelakunya serta

senantiasa berorientasi kepada tertangkapnya pelaku tindak pidana penerapan

 peraturan perundang-undangan di bidang Narkotika.

Sampai saat ini penyalahgunaan Narkotika di belahan dunia manapun tidak 

 pernah kunjung berkurang, bahkan di Amerika Serikat yang dikatakan memiliki

segala kemampuan sarana dan prasarana berupa teknologi canggih dan sumber daya

manusia yang profesional ternyata angka penanggulangan tindak pidana Narkotika

makin hari makin meningkat sejalan dengan perjalanan waktu.

Di Indonesia sendiri saat ini angka penanggulangan tindak pidana Narkotika

telah mencapai titik yang mengkhawatirkan karena pada saat sekitar awal Tahun

1900-an masalah Narkotika masih belum popular dan oleh jaringan pengedar hanya

dijadikan sebagai negara transit saja. Belakangan ini Indonesia telah dijadikan Negara

tujuan atau pangsa pasar dan bahkan dinyatakan sebagai Negara produsen/pengekspor 

 Narkotika tersebut di dunia.5

5 Mulyono Liliawati Eugenia,  Peraturan Perundang-Undangan Narkotika dan Psikotropika,

Harvarindo, Jakarta, 1998, halaman 5.

3

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 4/16

Menurut hasil wawancara di Polsek Gebang data sementara selama tahun

2010, remaja yang terlibat narkoba adalah seperti tabel di bawah ini:

 No. Nama Umur Jenis Kasus Ket

1. Surya Kencana 17 Tahun Ganja Masih di proses

2. Sri Wahyuni 18 Tahun Pil Koplo Sudah Vonis

3. Wagi Anjas 20 Tahun Miras Masih Tahanan Rumah

4. Bosri Rangkuti 16 Tahun Ganja Tahan Polsek  

Sumber : Kanit Reskrim Polsek Gebang

Berdasarkan kepada uraian pada latar belakang di atas maka penulis tertarik 

untuk mengangkat masalah ini dalam bentuk skripsi yang berjudul : Upaya Polri

Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Yang Dilakukan Oleh Remaja

(Study Kasus di Polsekta Gebang Kab. Langkat)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan pada

 penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi penyalahgunaan narkotika saat ini?

2. Hambatan-hambatan apa yang ditemui penyidik dalam penyelesaian terhadap

 pelaku tindak pidana narkotika?

3. Bagaimana upaya polri sebagai penyidik dalam menanggulangi dan

mengungkap masalah tindak pidana narkotika di Gebang Kab. Langkat?

C. Tujuan Penelitian

4

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 5/16

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai

 berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi penyalahgunaan narkotika saat

ini.

2. Untuk mengetahui Hambatan-hambatan yang ditemui

 penyidik dalam penyelesaian terhadap pelaku tindak pidana narkotika.

3. Untuk mengetahui upaya polri sebagai penyidik dalam

menanggulangi dan mengungkap masalah tindak pidana narkotika di Gebang

Kab. Langkat.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penulisan skripsi ini dapat bermanfaat untuk dapat memberikan masukan

sekaligus menambah khasanah ilmu pengetahuan dan literatur dalam dunia

akademis, khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan upaya polri

dalam penanggulangan tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh remaja

yang dewasa ini banyak terjadi.

2. Secara Praktis

Secara praktis diharapkan agar penulisan skripsi ini dapat memberikan

 pengetahuan tentang kasus-kasus upaya polri dalam penanggulangan tindak 

  pidana narkotika yang dilakukan oleh remaja yang terjadi dewasa ini dan

5

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 6/16

 bagaimana upaya pencegahannya, sehingga kasus-kasus narkotika sebagai

 bentuk kenakalan remaja tidak lagi terjadi.

E. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas

lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.6 Menurut

Hurlock secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu

 berintegrasi dengan masyarakat dewasa, terjadi perubahan intelektual yang

mencolok dan transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini

memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang

dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode

 perkembangan ini.

7

  Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas

karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau

tua.

Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari masa remaja adalah peralihan

dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua

aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.8 Masa remaja berlangsung antara

umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai

dengan 22 tahun bagi pria.

6 Hurlock,  Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,

2004, halaman 79.7  Ibid ., halaman 206.8 Sri Rumini dan Siti Sundari, Pengertian Remaja, Aksara Baru, Jakarta, 2004, halaman 53.

6

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 7/16

Menurut Zakiah Darajat remaja adalah masa peralihan diantara masa

kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan

dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka

 bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak,

tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.9 

Menurut Santrock bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa

 perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup

 perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.10 

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah

antara 12 (dua belas) hingga 21 (dua puluh satu) tahun. Rentang waktu usia

remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun = masa remaja

awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan dan 18-21 tahun = masa remaja

akhir.

11

Menurut Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja

menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10-12 tahun, masa remaja awal

12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 

18-21 tahun.12

Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini dan Siti Sundari, Zakiah

Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja  adalah

masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia

9 Zakiah Darajat, Psikologi Remaja, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1995, halaman 23.10 Santrock, Perkembangan Remaja , Alumni, Bandung, 2003, halaman 26.11 Deswita, Defenisi Anak dan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, halaman 192.12 Monks, Knoers dan Haditono, Anak dan Remaja, Armico, Bandung, 2002, halaman 19.

7

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 8/16

antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik 

itu pematangan fisik, maupun psikologis.

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan

sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya dengan

kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan

kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi

dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna

dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan

selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam

 perjalanan hidupnya. Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses

dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.13

2. Pengertian Pidana

Beberapa pendapat para sarjana tentang pengertian Pidana antara lain :

Soedarto mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pidana adalah

  penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan

 perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu.14

Roeslan Saleh menyatakan pidana adalah reaksi atas delik dan ini

  berwujud suatu nestapa yang sengaja ditimpakan Negara pada pembuat

delik.15

13 Canboyz, Pengertian Definisi Remaja, http://www.canboyz.co.cc/2010/06/pengertian-

definisi-remaja.html , diakses Senin, 13 Desember 2010.14 Widya Priyatno, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, PT. Refika Aditama,

Jakarta, 2005, halaman 6.15 Roeslan Saleh, Stelsel Pidana Indonesia, Aksara Baru, Jakarta, 1987, halaman 3.

8

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 9/16

R. Soesilo yang menggunakan istilah hukuman untuk menyebut istilah

  pidana merumuskan, bahwa apa yang dimaksud dengan hukuman adalah

suatu perasaan yang tidak enak (sengsara) yang dijatuhkan oleh hakim dengan

vonis kepada orang yang telah melanggar Undang-Undang Hukum Pidana.16

3. Pengertian Tindak Pidana

Tindak Pidana menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(selanjutnya disingkat KUHP) dalam teks asli berbahasa Belanda

menggunakan istilah  strafbaar feit dan delict . Kedua istilah tersebut

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sebagaimana dikenal dalamkajian hukum pidana dan peraturan perundang-undangan dengan

istilah yang beragam, seperti perbuatan pidana, tindak pidana, peristiwa pidana, perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum, hal yang

diancam dengan hukuman dan perbuatan-perbuatan yang dapat

dikenakan hukuman. Tindak Pidana yaitu setiap perbuatan yang

diancam hukuman sebagai kejahatan atau pelanggaran baik yangdisebut dalam KUHP maupun perundang-undangan lainnya.17

Beberapa pendapat para sarjana terhadap pengertian tindak pidana

ialah :

Menurut Pompe tindak pidana atau disebut dengan peristiwa pidana

sebagaimana terjemahan dari kata strafbaar feit adalah tindakan yang menurut

sesuatu rumusan undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang

dapat dihukum.18

16 R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar-Komentarnya Lengkap

 Pasal Demi Pasal , Politeia, Bogor, 1996, halaman 35.17 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana 1, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008, Halaman

67.18  Ibid, Halaman 75.

9

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 10/16

Menurut Van Hamel tindak pidana adalah kelakuan manusia yang

dirumuskan dalam undang-undang, melawan hukum yang patut dipidana dan

dilakukan dengan kesalahan.19

Menurut Simons tindak pidana adalah kelakuan yang diancam dengan

 pidana, yang bersifat melawan hukum yang berhubungan dengan kesalahan

dan dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab.20

4. Pengertian Narkotika

Menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

tentang Narkotika menyatakan bahwa : Narkotika adalah zat atau obat yang

 berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis,

yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadara, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana

terlampir dalam undang-undang.

 Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis

yang dapat menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau

mengurangi hilang rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang

menimbulkan ketergantungna akan zat tersebut secara terus menerus. Contoh

19 Herman, “Tindak Pidana dan Kejahatan” www.hukumonline.com/tindakpidana, diakses Jum’at,

24 Desember 2010.20 Kansil, C.S.T, dkk,  Latihan Ujian Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, Halaman

106.

10

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 11/16

narkotika yang terkenal adalah seperti ganja, eroin, kokain, morfin,

amfetamin, dan lain-lain.21

 Narkotika ialah suatu obat yang merusak pikiran menghilangkan rasa

sakit, menolong untuk dapat tidur dan dapat menimbulkan kecanduan dalam

 berbagai tingkat. Narkotika dan Psikotropika merupakan salah satu obat yang

dibutuhkan kesehatan untuk pengobatan suatu penyakit, tetapi kadang

menyebabkan efek samping misalnya kecanduan, kerusakan organ tubuh,

 bahkan kematian.22 Menurut Farmakologi, narkoba termasuk zat atau obat

yang bekerja disusunan saraf.

5. Pengertian Kepolisian

Kata polisi itu berasal dari kata Yunani Politea, Kata ini pada mulanya

dipergunakan untuk menyebut orang yang menjadi warga negara dari kota

Athene, kemudian pengertian itu berkembang menjadi kota dan dipakai untuk 

menyebut semua usaha kota. Oleh karena pada zaman itu kota-kota

merupakan negara-negara yang berdiri sendiri, yang disebut juga Polis, maka

 politea atau polis, diartikan sebagai semua usaha dan kegiatan negara, juga

termasuk kegiatan keagamaan.23

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

tentang Kepolisian Negara menyatakan bahwa kepolisian adalah segala hal

21 Organisasi, Arti Definisi Pengertian Narkotika, http://organisasi.org/arti-definisi-

 pengertian-narkotika, diakses Senin, 27 Desember 2010.22 Anak Ciremai, Pengertian Narkotika, http://www.anakciremai.com/2008/04/created-nina-

eliyana-school-lp2k-satya.html , diakses Kamis, 30 Desember 2010.23 Kambey, Pengertian Polisi, http://policeline-kambey.blogspot.com/2008/07/pengertian-

 polisi.html, diakses Senin, 03 Januari 2011.

11

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 12/16

ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan

 peraturan perundang-undangan.

Polisi adalah instansi yang berperan dalam penegakan hukum dan

norma yang hidup dalam masyarakat (police as an enforment officer).Pada pelaksanaan demikian, polisi adalah instansi yang dapat

memaksakan berlakunya hukum. Manakala hukum dilanggar, terutama

oleh perilaku menyimpan yang namanya kejahatan, diperlukan peran

 polisi untuk memulihkan keadaan (restitutio in intreguman) pemaksaagar sipelanggar hukum menanggung akibat dari perbuatannya. Untuk 

mengetahui bagaimana hukum ditegakkan tidaklah harus dilihat dari

institusi hukum seperti kejaksaan atau pengadilan, tetapi dilihat pada

 perilaku polisi yang merupakan garda terdepan dari proses penegakkanhukum.Sebagai penegak hukum, polisi adalah pribadi atau anggota

yang menguasai pengetahuan hukum, bersifat jujur, bersih, berani  bertindak dengan penuh tanggungjawab, sehingga hukum dapat

ditegakkan.24

Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara menyatakan bahwa fungsi kepolisian adalah salah satu

fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan

kepada masyarakat.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan

yuridis normatif (hukum normatif) dan yuridis sosiologi (hukum sosiologi) yaitu yang

mengacu kepada adanya penelitian yang bersifat analisis untuk mendapatkan

24 Mardalli, Profesionalisme Polisi Republik Indonesia, http://mardalli.wordpress.com/ 2009/05/23/profesionalisme-polisi-republik-indonesia-di-mata-masyrakat-sebagai-profesi-hukum/ ,

diakses, Selasa, 04 Januari 2011.

12

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 13/16

kebenaran-kebenaran konkrit yang terdapat di masyarakat atau di lapangan. Lokasi

 penelitian dilakukan di Polsekta Gebang Kab. Langkat.

Data yang dipergunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

terdiri dari :

1. Data Primer yaitu bahan hukum yang berasal dari literatur buku-buku,

undang-undang, peraturan pemerintah, pendapat para ahli, doktrin, yurisprudensi

dan data-data yang diperoleh peneliti di Polsekta Gebang Kab. Langkat.

2. Data Sekunder yaitu bahan hukum yang berasal dari majalah hukum dan

internet.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kepustakaan atau

disebut dengan (library research) yaitu melakukan penelitian dengan berbagai

sumber bacaan dan studi lapangan atau (field research) yaitu dengan mengumpulkan

data-data dan wawancara.Kanit Reskrim Polsek Gebang, Oscar Purba.

G. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan,  pada bab ini merupakan pendahuluan yang menguraikan

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang, rumusan masalah, tujuan

 penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika

 penulisan.

Bab II Kondisi penyalahgunaan narkotika saat ini, pada bab ini akan dibahas

mengenai jenis-jenis narkotika yang sering di gunakan, penyebab penyalahgunaan

narkotika dan kondisi penyalahgunaan narkotika.

13

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 14/16

Bab III Hambatan-hambatan yang ditemui penyidik dalam penyelesaian

terhadap pelaku tindak pidana narkotika, pada bab ini akan dibahas mengenai faktor-

faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika, kendala yuridis yang dihadapi

 penyidik dalam menanggulangi tindak pidana narkotika dan penanganan perkara

terhadap pelaku tindak pidana narkotika yang dihadapi penyidik di jajaran polsekta

gebang.

Bab IV Upaya Polri sebagai penyidik dalam menanggulangi dan mengungkap

masalah tindak pidana narkotika di Gebang Kab. Langkat, pada bab ini akan dibahas

mengenai fungsi, tugas dan wewenang Polri, upaya Polri dalam mengungkap masalah

 penyalahgunaan Narkotika di Gebang Kab. Langkat dan penerapan Undang-Undang

 Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam upaya penanggulangan tindak pidana

 Narkotika di Gebang Kab. Langkat.

Bab V Penutup,  pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang

dianggap dapat memberikan kesimpulan dari isi skripsi dan masukan-masukan.

14

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 15/16

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arrasjid Chainur, 2000, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, PT Sinar Grafika, Jakarta.

Chazawi Adami, 2008,  Pelajaran Hukum Pidana 1, PT. Rajagrafindo Persada,Jakarta.

Darajat Zakiah, 1995, Psikologi Remaja, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Deswita, 2006, Defenisi Anak dan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta.

Eugenia Mulyono Liliawati,1998,  Peraturan Perundang-Undangan Narkotika

dan Psikotropika, Harvarindo, Jakarta.

Hamzah A. dan RM. Surachman, 1994,  Kejahatan Narkotika dan Psikotropika,

Sinar Grafika, Jakarta.

Hurlock,  Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja Rosdakarya,Bandung, 2004.

Kansil, C.S.T, dkk, 2007, Latihan Ujian Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta.

Monks, Knoers dan Haditono, 2002, Anak dan Remaja, Armico, Bandung.

Priyatno Widya, 2005, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, PT.

Refika Aditama, Jakarta.

Rumini Sri dan Siti Sundari, 2004, Pengertian Remaja, Aksara Baru, Jakarta.

Santrock, 2003, Perkembangan Remaja, Alumni, Bandung.

Saleh Roeslan, 1987, Stelsel Pidana Indonesia, Aksara Baru, Jakarta.

Soesilo R., 1996,   Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar-

 Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal , Politeia, Bogor.

Sudarsono, Kenakalan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.

15

5/12/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 16/16

B. Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

C. Internet

Anak Ciremai, Pengertian Narkotika, http://www.anakciremai.com/2008/04/ created-nina-eliyana-school-lp2k-satya.html , diakses Kamis, 30 Desember 

2010.

Canboyz, Pengertian Definisi Remaja, http://www.canboyz.co.cc/2010/06/ 

 pengertian-definisi-remaja.html , diakses Senin, 13 Desember 2010.

Herman, “Tindak Pidana dan Kejahatan” www.hukumonline.com/tindakpidana,

diakses Jum’at, 24 Desember 2010.

Kambey, Pengertian Polisi, http://policeline-kambey.blogspot.com/2008/07/

 pengertian-polisi.html, diakses Senin, 03 Januari 2011.

Mardalli, Profesionalisme Polisi Republik Indonesia, http://mardalli.wordpress.com/2009/05/23/profesionalisme-polisi-republik-indonesia-di-mata-

masyrakat-sebagai-profesi-hukum/ , diakses, Selasa, 04 Januari 2011.

Organisasi, Arti Definisi Pengertian Narkotika, http://organisasi.org/arti-definisi-

 pengertian-narkotika, diakses Senin, 27 Desember 2010.

Singkatan dari Narkotika dan obat-obatan berbahaya atau bisa disebut juga

 NAPZA singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yangterkandung dalam narkoba.

16