Upload
nanang-anan-trader-gold
View
170
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 1/16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam pergaulan masyarakat, setiap hari terjadi hubungan antara anggota-
anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnnya. Pergaulan tersebut
menimbulkan berbagai peristiwa atau kejadian yang dapat menggerakkan peraturan
hukum. Salah satu contoh dari peristiwa tersebut adalah penanggulangan tindak
pidana Narkotika,1 dimana Narkotika dapat mempengaruhi perasaan dan emosi bagi
yang mengkonsumsinya yang pada akhir-akhir ini sudah sangat mencemaskan.2
Kemajuan teknologi yang sedang berlangsung tidak selalu berdampak positif,
bahkan ada kalahnya berdampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah
dengan kemajuan teknologi juga ada peningkatan masalah kejahatan dengan
menggunakan modus operandi yang semakin canggih. Hal tersebut merupakan
tantangan bagi aparat penegak hukum untuk menciptakan penanggulangannya,
khususnya dalam kasus narkotika dan obat-obatan terlarang.
Akhir-akhir ini kejahatan Narkotika dan obat-obatan terlarang telah bersifat
internasional yang dilakukan dengan modus operandi dan teknologi yang canggih.
Aparat penegak hukum diharapkan mampu mencegah dan menanggulangi kejahatan
1 Singkatan dari Narkotika dan obat-obatan berbahaya atau bisa disebut juga NAPZA
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yang terkandung dalam narkoba.2 Chainur Arrasjid, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, PT Sinar Grafika, Jakarta, 2000, halaman 134.
1
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 2/16
tersebut guna meningkatkan moralitas dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia
khususnya bagi genarasi penerus bangsa.3
Dalam perkembangannya menuju masa remaja, sangat mudah terpengaruh
oleh lingkungan yang ada disekitarnya. Pada masa remaja dalam suasana atau
keadaan peka, karena kehidupan emosionalnya yang sering berganti-ganti. Rasa ingin
tahu yang lebih dalam lagi terhadap sesuatu yang baru, kadangkala membawa mereka
kepada hal-hal yang bersifat negatif. Para remaja pada usia ini merupakan masa
peralihan dari kanak-kanak menuju kedewasaan masih memiliki kemampuan yang
sangat rendah untuk menolak ajakan negatif dari temannya.4
Remaja berada dalam tahap pencarian identitas sehingga keingintahuan
mereka sangat tinggi, apalagi iming-iming dari teman mereka bahwa Narkotika itu
nikmat dan menjadi lambang sebagai anak gaul ditambah lagi dengan lingkungan
pergaulan di kalangan anak remaja yang cenderung tidak baik maka memudahkan
para pengedar Narkotika untuk memasarkan Narkotika. Bahkan juga ada diantara
anak remaja tersebut yang tidak hanya menjadi pemakai Narkotika, tetapi terlibat
dalam jaringan perdagangan Narkotika seperti yang diberitakan dalam berbagai
media massa.
Salah satu unsur penegak hukum yang ada di Indonesia adalah Kepolisian
Republik Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia (selanjutnya disingkat Polri)
selaku alat Negara penegak hukum dituntut untuk mampu melaksanakan tugas
3 A. Hamzah dan RM. Surachman, Kejahatan Narkotika dan Psikotropika, Sinar Grafika,
Jakarta, 1994, halaman 6.4 Sudarsono, Kenakalan Remaja , Rineka Cipta, Jakarta, 1991, halaman 101.
2
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 3/16
penegakan hukum secara professional dengan memutus jaringan sindikat dari luar
negeri melalui kerjasama dengan instansi terkait dalam memberantas kejahatan
penyalahgunaan Narkotika, dimana pengungkapan kasus Narkotika bersifat khusus
yang memerlukan proaktik Polri dalam mencari dan menemukan pelakunya serta
senantiasa berorientasi kepada tertangkapnya pelaku tindak pidana penerapan
peraturan perundang-undangan di bidang Narkotika.
Sampai saat ini penyalahgunaan Narkotika di belahan dunia manapun tidak
pernah kunjung berkurang, bahkan di Amerika Serikat yang dikatakan memiliki
segala kemampuan sarana dan prasarana berupa teknologi canggih dan sumber daya
manusia yang profesional ternyata angka penanggulangan tindak pidana Narkotika
makin hari makin meningkat sejalan dengan perjalanan waktu.
Di Indonesia sendiri saat ini angka penanggulangan tindak pidana Narkotika
telah mencapai titik yang mengkhawatirkan karena pada saat sekitar awal Tahun
1900-an masalah Narkotika masih belum popular dan oleh jaringan pengedar hanya
dijadikan sebagai negara transit saja. Belakangan ini Indonesia telah dijadikan Negara
tujuan atau pangsa pasar dan bahkan dinyatakan sebagai Negara produsen/pengekspor
Narkotika tersebut di dunia.5
5 Mulyono Liliawati Eugenia, Peraturan Perundang-Undangan Narkotika dan Psikotropika,
Harvarindo, Jakarta, 1998, halaman 5.
3
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 4/16
Menurut hasil wawancara di Polsek Gebang data sementara selama tahun
2010, remaja yang terlibat narkoba adalah seperti tabel di bawah ini:
No. Nama Umur Jenis Kasus Ket
1. Surya Kencana 17 Tahun Ganja Masih di proses
2. Sri Wahyuni 18 Tahun Pil Koplo Sudah Vonis
3. Wagi Anjas 20 Tahun Miras Masih Tahanan Rumah
4. Bosri Rangkuti 16 Tahun Ganja Tahan Polsek
Sumber : Kanit Reskrim Polsek Gebang
Berdasarkan kepada uraian pada latar belakang di atas maka penulis tertarik
untuk mengangkat masalah ini dalam bentuk skripsi yang berjudul : Upaya Polri
Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Yang Dilakukan Oleh Remaja
(Study Kasus di Polsekta Gebang Kab. Langkat)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan pada
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi penyalahgunaan narkotika saat ini?
2. Hambatan-hambatan apa yang ditemui penyidik dalam penyelesaian terhadap
pelaku tindak pidana narkotika?
3. Bagaimana upaya polri sebagai penyidik dalam menanggulangi dan
mengungkap masalah tindak pidana narkotika di Gebang Kab. Langkat?
C. Tujuan Penelitian
4
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 5/16
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui kondisi penyalahgunaan narkotika saat
ini.
2. Untuk mengetahui Hambatan-hambatan yang ditemui
penyidik dalam penyelesaian terhadap pelaku tindak pidana narkotika.
3. Untuk mengetahui upaya polri sebagai penyidik dalam
menanggulangi dan mengungkap masalah tindak pidana narkotika di Gebang
Kab. Langkat.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penulisan skripsi ini dapat bermanfaat untuk dapat memberikan masukan
sekaligus menambah khasanah ilmu pengetahuan dan literatur dalam dunia
akademis, khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan upaya polri
dalam penanggulangan tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh remaja
yang dewasa ini banyak terjadi.
2. Secara Praktis
Secara praktis diharapkan agar penulisan skripsi ini dapat memberikan
pengetahuan tentang kasus-kasus upaya polri dalam penanggulangan tindak
pidana narkotika yang dilakukan oleh remaja yang terjadi dewasa ini dan
5
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 6/16
bagaimana upaya pencegahannya, sehingga kasus-kasus narkotika sebagai
bentuk kenakalan remaja tidak lagi terjadi.
E. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.6 Menurut
Hurlock secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, terjadi perubahan intelektual yang
mencolok dan transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang
dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini.
7
Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas
karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau
tua.
Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari masa remaja adalah peralihan
dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua
aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.8 Masa remaja berlangsung antara
umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai
dengan 22 tahun bagi pria.
6 Hurlock, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2004, halaman 79.7 Ibid ., halaman 206.8 Sri Rumini dan Siti Sundari, Pengertian Remaja, Aksara Baru, Jakarta, 2004, halaman 53.
6
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 7/16
Menurut Zakiah Darajat remaja adalah masa peralihan diantara masa
kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan
dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka
bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak,
tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.9
Menurut Santrock bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.10
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah
antara 12 (dua belas) hingga 21 (dua puluh satu) tahun. Rentang waktu usia
remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun = masa remaja
awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan dan 18-21 tahun = masa remaja
akhir.
11
Menurut Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja
menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10-12 tahun, masa remaja awal
12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir
18-21 tahun.12
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini dan Siti Sundari, Zakiah
Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah
masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia
9 Zakiah Darajat, Psikologi Remaja, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1995, halaman 23.10 Santrock, Perkembangan Remaja , Alumni, Bandung, 2003, halaman 26.11 Deswita, Defenisi Anak dan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, halaman 192.12 Monks, Knoers dan Haditono, Anak dan Remaja, Armico, Bandung, 2002, halaman 19.
7
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 8/16
antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik
itu pematangan fisik, maupun psikologis.
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan
sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya dengan
kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan
kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi
dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna
dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan
selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam
perjalanan hidupnya. Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses
dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.13
2. Pengertian Pidana
Beberapa pendapat para sarjana tentang pengertian Pidana antara lain :
Soedarto mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pidana adalah
penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan
perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu.14
Roeslan Saleh menyatakan pidana adalah reaksi atas delik dan ini
berwujud suatu nestapa yang sengaja ditimpakan Negara pada pembuat
delik.15
13 Canboyz, Pengertian Definisi Remaja, http://www.canboyz.co.cc/2010/06/pengertian-
definisi-remaja.html , diakses Senin, 13 Desember 2010.14 Widya Priyatno, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, PT. Refika Aditama,
Jakarta, 2005, halaman 6.15 Roeslan Saleh, Stelsel Pidana Indonesia, Aksara Baru, Jakarta, 1987, halaman 3.
8
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 9/16
R. Soesilo yang menggunakan istilah hukuman untuk menyebut istilah
pidana merumuskan, bahwa apa yang dimaksud dengan hukuman adalah
suatu perasaan yang tidak enak (sengsara) yang dijatuhkan oleh hakim dengan
vonis kepada orang yang telah melanggar Undang-Undang Hukum Pidana.16
3. Pengertian Tindak Pidana
Tindak Pidana menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(selanjutnya disingkat KUHP) dalam teks asli berbahasa Belanda
menggunakan istilah strafbaar feit dan delict . Kedua istilah tersebut
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sebagaimana dikenal dalamkajian hukum pidana dan peraturan perundang-undangan dengan
istilah yang beragam, seperti perbuatan pidana, tindak pidana, peristiwa pidana, perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum, hal yang
diancam dengan hukuman dan perbuatan-perbuatan yang dapat
dikenakan hukuman. Tindak Pidana yaitu setiap perbuatan yang
diancam hukuman sebagai kejahatan atau pelanggaran baik yangdisebut dalam KUHP maupun perundang-undangan lainnya.17
Beberapa pendapat para sarjana terhadap pengertian tindak pidana
ialah :
Menurut Pompe tindak pidana atau disebut dengan peristiwa pidana
sebagaimana terjemahan dari kata strafbaar feit adalah tindakan yang menurut
sesuatu rumusan undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang
dapat dihukum.18
16 R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar-Komentarnya Lengkap
Pasal Demi Pasal , Politeia, Bogor, 1996, halaman 35.17 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana 1, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008, Halaman
67.18 Ibid, Halaman 75.
9
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 10/16
Menurut Van Hamel tindak pidana adalah kelakuan manusia yang
dirumuskan dalam undang-undang, melawan hukum yang patut dipidana dan
dilakukan dengan kesalahan.19
Menurut Simons tindak pidana adalah kelakuan yang diancam dengan
pidana, yang bersifat melawan hukum yang berhubungan dengan kesalahan
dan dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab.20
4. Pengertian Narkotika
Menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika menyatakan bahwa : Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadara, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana
terlampir dalam undang-undang.
Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis
yang dapat menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau
mengurangi hilang rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang
menimbulkan ketergantungna akan zat tersebut secara terus menerus. Contoh
19 Herman, “Tindak Pidana dan Kejahatan” www.hukumonline.com/tindakpidana, diakses Jum’at,
24 Desember 2010.20 Kansil, C.S.T, dkk, Latihan Ujian Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, Halaman
106.
10
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 11/16
narkotika yang terkenal adalah seperti ganja, eroin, kokain, morfin,
amfetamin, dan lain-lain.21
Narkotika ialah suatu obat yang merusak pikiran menghilangkan rasa
sakit, menolong untuk dapat tidur dan dapat menimbulkan kecanduan dalam
berbagai tingkat. Narkotika dan Psikotropika merupakan salah satu obat yang
dibutuhkan kesehatan untuk pengobatan suatu penyakit, tetapi kadang
menyebabkan efek samping misalnya kecanduan, kerusakan organ tubuh,
bahkan kematian.22 Menurut Farmakologi, narkoba termasuk zat atau obat
yang bekerja disusunan saraf.
5. Pengertian Kepolisian
Kata polisi itu berasal dari kata Yunani Politea, Kata ini pada mulanya
dipergunakan untuk menyebut orang yang menjadi warga negara dari kota
Athene, kemudian pengertian itu berkembang menjadi kota dan dipakai untuk
menyebut semua usaha kota. Oleh karena pada zaman itu kota-kota
merupakan negara-negara yang berdiri sendiri, yang disebut juga Polis, maka
politea atau polis, diartikan sebagai semua usaha dan kegiatan negara, juga
termasuk kegiatan keagamaan.23
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara menyatakan bahwa kepolisian adalah segala hal
21 Organisasi, Arti Definisi Pengertian Narkotika, http://organisasi.org/arti-definisi-
pengertian-narkotika, diakses Senin, 27 Desember 2010.22 Anak Ciremai, Pengertian Narkotika, http://www.anakciremai.com/2008/04/created-nina-
eliyana-school-lp2k-satya.html , diakses Kamis, 30 Desember 2010.23 Kambey, Pengertian Polisi, http://policeline-kambey.blogspot.com/2008/07/pengertian-
polisi.html, diakses Senin, 03 Januari 2011.
11
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 12/16
ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Polisi adalah instansi yang berperan dalam penegakan hukum dan
norma yang hidup dalam masyarakat (police as an enforment officer).Pada pelaksanaan demikian, polisi adalah instansi yang dapat
memaksakan berlakunya hukum. Manakala hukum dilanggar, terutama
oleh perilaku menyimpan yang namanya kejahatan, diperlukan peran
polisi untuk memulihkan keadaan (restitutio in intreguman) pemaksaagar sipelanggar hukum menanggung akibat dari perbuatannya. Untuk
mengetahui bagaimana hukum ditegakkan tidaklah harus dilihat dari
institusi hukum seperti kejaksaan atau pengadilan, tetapi dilihat pada
perilaku polisi yang merupakan garda terdepan dari proses penegakkanhukum.Sebagai penegak hukum, polisi adalah pribadi atau anggota
yang menguasai pengetahuan hukum, bersifat jujur, bersih, berani bertindak dengan penuh tanggungjawab, sehingga hukum dapat
ditegakkan.24
Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara menyatakan bahwa fungsi kepolisian adalah salah satu
fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan
yuridis normatif (hukum normatif) dan yuridis sosiologi (hukum sosiologi) yaitu yang
mengacu kepada adanya penelitian yang bersifat analisis untuk mendapatkan
24 Mardalli, Profesionalisme Polisi Republik Indonesia, http://mardalli.wordpress.com/ 2009/05/23/profesionalisme-polisi-republik-indonesia-di-mata-masyrakat-sebagai-profesi-hukum/ ,
diakses, Selasa, 04 Januari 2011.
12
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 13/16
kebenaran-kebenaran konkrit yang terdapat di masyarakat atau di lapangan. Lokasi
penelitian dilakukan di Polsekta Gebang Kab. Langkat.
Data yang dipergunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
terdiri dari :
1. Data Primer yaitu bahan hukum yang berasal dari literatur buku-buku,
undang-undang, peraturan pemerintah, pendapat para ahli, doktrin, yurisprudensi
dan data-data yang diperoleh peneliti di Polsekta Gebang Kab. Langkat.
2. Data Sekunder yaitu bahan hukum yang berasal dari majalah hukum dan
internet.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kepustakaan atau
disebut dengan (library research) yaitu melakukan penelitian dengan berbagai
sumber bacaan dan studi lapangan atau (field research) yaitu dengan mengumpulkan
data-data dan wawancara.Kanit Reskrim Polsek Gebang, Oscar Purba.
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, pada bab ini merupakan pendahuluan yang menguraikan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II Kondisi penyalahgunaan narkotika saat ini, pada bab ini akan dibahas
mengenai jenis-jenis narkotika yang sering di gunakan, penyebab penyalahgunaan
narkotika dan kondisi penyalahgunaan narkotika.
13
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 14/16
Bab III Hambatan-hambatan yang ditemui penyidik dalam penyelesaian
terhadap pelaku tindak pidana narkotika, pada bab ini akan dibahas mengenai faktor-
faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika, kendala yuridis yang dihadapi
penyidik dalam menanggulangi tindak pidana narkotika dan penanganan perkara
terhadap pelaku tindak pidana narkotika yang dihadapi penyidik di jajaran polsekta
gebang.
Bab IV Upaya Polri sebagai penyidik dalam menanggulangi dan mengungkap
masalah tindak pidana narkotika di Gebang Kab. Langkat, pada bab ini akan dibahas
mengenai fungsi, tugas dan wewenang Polri, upaya Polri dalam mengungkap masalah
penyalahgunaan Narkotika di Gebang Kab. Langkat dan penerapan Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam upaya penanggulangan tindak pidana
Narkotika di Gebang Kab. Langkat.
Bab V Penutup, pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang
dianggap dapat memberikan kesimpulan dari isi skripsi dan masukan-masukan.
14
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 15/16
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Arrasjid Chainur, 2000, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, PT Sinar Grafika, Jakarta.
Chazawi Adami, 2008, Pelajaran Hukum Pidana 1, PT. Rajagrafindo Persada,Jakarta.
Darajat Zakiah, 1995, Psikologi Remaja, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Deswita, 2006, Defenisi Anak dan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta.
Eugenia Mulyono Liliawati,1998, Peraturan Perundang-Undangan Narkotika
dan Psikotropika, Harvarindo, Jakarta.
Hamzah A. dan RM. Surachman, 1994, Kejahatan Narkotika dan Psikotropika,
Sinar Grafika, Jakarta.
Hurlock, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja Rosdakarya,Bandung, 2004.
Kansil, C.S.T, dkk, 2007, Latihan Ujian Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta.
Monks, Knoers dan Haditono, 2002, Anak dan Remaja, Armico, Bandung.
Priyatno Widya, 2005, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, PT.
Refika Aditama, Jakarta.
Rumini Sri dan Siti Sundari, 2004, Pengertian Remaja, Aksara Baru, Jakarta.
Santrock, 2003, Perkembangan Remaja, Alumni, Bandung.
Saleh Roeslan, 1987, Stelsel Pidana Indonesia, Aksara Baru, Jakarta.
Soesilo R., 1996, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal , Politeia, Bogor.
Sudarsono, Kenakalan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.
15
5/12/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a4d32c4d24b 16/16
B. Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
C. Internet
Anak Ciremai, Pengertian Narkotika, http://www.anakciremai.com/2008/04/ created-nina-eliyana-school-lp2k-satya.html , diakses Kamis, 30 Desember
2010.
Canboyz, Pengertian Definisi Remaja, http://www.canboyz.co.cc/2010/06/
pengertian-definisi-remaja.html , diakses Senin, 13 Desember 2010.
Herman, “Tindak Pidana dan Kejahatan” www.hukumonline.com/tindakpidana,
diakses Jum’at, 24 Desember 2010.
Kambey, Pengertian Polisi, http://policeline-kambey.blogspot.com/2008/07/
pengertian-polisi.html, diakses Senin, 03 Januari 2011.
Mardalli, Profesionalisme Polisi Republik Indonesia, http://mardalli.wordpress.com/2009/05/23/profesionalisme-polisi-republik-indonesia-di-mata-
masyrakat-sebagai-profesi-hukum/ , diakses, Selasa, 04 Januari 2011.
Organisasi, Arti Definisi Pengertian Narkotika, http://organisasi.org/arti-definisi-
pengertian-narkotika, diakses Senin, 27 Desember 2010.
Singkatan dari Narkotika dan obat-obatan berbahaya atau bisa disebut juga
NAPZA singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yangterkandung dalam narkoba.
16