BAB I

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Gigi sulung memiliki peranan yang penting bagi anak, gigi sulung berfungsi untuk membantu proses pencernaan, pengucapan dan estetika. Selain itu, gigi sulung juga mempunyai fungsi istimewa, yaitu sebagai pedoman penentu atau petunjuk gigi permanen agar kelak tumbuh pada tempatnya dan menjaga pertumbuhan lengkung rahang (Wibowo & Nuraini, 2008). Tanggal prematur pada gigi sulung dapat disebakan oleh adanya karies gigi ataupun karena pencabutan. Akibatnya gigi permanen yang akan tumbuh tidak mempunyai petunjuk sehingga sering salah arah dan akan mengakibatkan gigi tetangganya bergeser karena adanya gaya ke mesial dari gigi posterior yang erupsi pada anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan (Andlaw & Rock, 1992). Oleh karena itu, keberadaan gigi sulung harus bisa dipertahankan pada kondisi sehat. Jika situasi yang ada menyulitkan upaya mempertahankan gigi sulung, misalnya ada penyakit gigi yang parah, maka pada beberapa kasus, gigi susu dapat dibiarkan tanggal tanpa menimbulkan efek yang buruk terhadap perkembangan oklusal. Pada kasus yang lain, tanggalnya gigi sulung dapat berakibat buruk pada terhadap perkembangan oklusal. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan untuk mempertahankan gigi atau memasang space maintainer.1,2 Kehilangan gigi sulung dan kegagalan untuk menjaga ruang tersebut selama masa pertumbuhan dan perkembangan akan mempengaruhi oklusi normal pada gigi permanennya. Karena itu, penggunaan space maintainer diharapkan dapat mempertahankan ruang bekas pencabutan sehingga calon gigi yang akan tumbuh di tempat tersebut dapat tumbuh dengan benar.1 Panjang lengkung gigi sangat penting dalam perkembangan individu. Pemeliharaan panjang lengkung selama gigi susu, masa gigi berampur, dan awal gigi permanen sangat bermanfaat untuk perkembangan normal dari penyusunan fungsional yang baik dan keseimbangan oklusi dewasa. Hal-hal yang perli dipahami sebelumnya adalah bahwa perubahan panjang lengkung terbesar terjadi pada umur 4 tahun; Posisi gigi menjaga keseimbangan 1

kekuatan pergeseran dan penyimpangan; Penutupan ruangan terbesar dapat terjadi dalam waktu enam bulan pertama setelah premature loss; Urutan serta waktu erupsinya gigi.3,4 Alat yang digunakan untuk menjaga ruang akibat kehilangan dini gigi sulung ialah space maintainer, alat ini dipasang diantara dua gigi. Penggunaan alat ini memerlukan perhatian yang lebih dari dokter maupun pasien agar keberhasilan perawatan dapat dicapai. Walaupun banyak jenis space maintainer yang digunakan sesuai indikasi, yang penting untuk diingat bahwa tipe space maintainer yang paling baik adalah gigi susu itu sendiri.1

1.2

Maksud dan Tujuan Maksud penulisan makalah tentang Space Maintainer pada Premature loss ini adalah

sebagai tugas akhir diskusi kelompok yang harus diselesaikan, selain itu untuk mengetahui lebih lanjut mengenai aplikasi dan penatalaksanaan Space Maintainer.

2

BAB II PREMATURE LOSS

2.1

Definisi Salah satu faktor yang sering mempengaruhi perkembangan oklusi dan merupakan

masalah umum di kedokteran gigi anak adalah premature loss. Premature loss dapat menyebabkan gangguan terhadap fungsi dan kesehatan rongga mulut, psikologis anak dan orang tua serta terhadap gigi permanenya.5 Menurut Salzman JA, premature loss gigi susu adalah hilangnya gigi dari lengkung gigi sebelum gigi permanen penggantinya tumbuh mendekati erupsi, mengakibatkan gigi tetangganya bergeser dan menutupi ruang yang ada. Premature loss gigi susu dapat menghalangi erupsi gigi pengganti dapat berjalan dengan baik bila daya erupsinya cukup kuat.6 Premature loss gigi susu adalah permasalahan yang umum terjadi, terutama gigi molar susu yang dapat menyebabkan dan memperparah berbagai bentuk oklusi. Premature loss gigi anterior, terutama berhubungan dengan trauma dan kerusakan gigi. Sedangkan premature loss gigi posterior terutama gigi molar satu susu berhubungan dengan karies, jarang sekali gigi molar satu susu hilang kerena trauma dan desakan dari gigi premolar satu karena gigi premolar satu erupsinya lebih lambat dan ukuran mesio-distalnya lebih kecil dari pada gigi molar satu susu.6 Hilangnya kontak proksimal yang disebabkan kerusakan dan pencabutan akan mengakibatkan kekurangan ruang karena terjadinya pergerakan ke mesial dan oklusal dari bagian distal gigi yang hilang keruan baru yang terbentuk.7

2.2

Etiologi Beberapa faktor yag menyebabkan premature loss gigi sulung, antara lain: 8 a) Karies, penyebab yang paling utama gigi tanggal sebelum waktunya pada gigi molar susu. Gigi tanggal pada molar susu terjadi di rahang bawah kira-kira 2x lebih banyak dari pada di rahang atas. Hal ini jarang terjadi pada gigi taring susu karena kurang resisten terhadap karies. Sedangkan pada insisiv susu berfungsi pada mulut dalam perbandingan dengan gigi susu lainnya.

3

b) Ekstraksi molar susu yang terkena karies dapat kehilangan mahkota sebagian atau seluruhnya. Keluhan sakit dari akar juga menyebabkan sisa dari mahkota di cabut lebih awal. Selanjutnya gejala-gejala radang yang bersumber dari pulpa dapat merupakan sebab untuk dilakukan ekstraksi. c) Resorbsi terlalu dini dari akar gigi geligi yang sebelumnya belum tanggal dapat terjadi dalam hal adanya gigi berjejal resorbsi terlalu dini dapat ditemukan pada gigi depan atas dan bawah.

2.3

Akibat Premature Loss Kehilangan premature gigi dapat menyebabkan perubahan panjang lengkung gigi,

gangguan artikulasi pada pengucapan huruf konsonan, gangguan fungsi pengunyahan, estetis dan bicara, perkembangan kebiasaan buruk, dan masalah psikologis. Kehilangan premature gigi kaninus atau gigi molar sulung dapat mengakibatkan pergeseran ke mesial atau distal dari gigigigi sebelahnya.10,11 a. Perubahan panjang lengkung gigi Kehilangan panjang lengkung disebabkan oleh pergeseran gigi yang dapat

mengakibatkan kehilangan keseimbangan struktural dan efisiensi fungsional. Premature gigi sulung mengakibatkan gigi tetangganya bergeser ke ruang kosong sehingga menghalangi erupsi gigi permanen yang akan menggantikannya. Besar dan kecepatan pergeseran gigi berhubungan langsung dengan derajat crowding pada lengkung gigi. Pada lengkung yang tidak crowding mungkinterdapat sedikit pergerakan, tetapi pada lengkung yang crowding gigi sekitarnya dengan cepar bergerak ke arah ruang yang terjadi akibat premature loss.6,9 Premature loss gigi molar dua sulung menimbulkan maslah yang serius karena dapat menyebabkan terjadinya pergerakan gigi molar satu permanen ke mesial dengan mudah. Semakin dini gigi sulung hilang atau dicabut, semakin besar pengaruhnya terhadap pergeseran gigi-gigi, namun ekstrusinya gigi-gigi antagonis dapat membatasi pergerakannya.12 b. Gangguan artikulasi pada pengucapan huruf konsonan Selama ini telah dipusatkan perhatian tentang efek premature loss terhadap perkembangan bicara. Khususnya artikulasi pengucapan suara konsonan s, z, f, v. Hal ini umumnya terjadi pada kehilangan gigi posterior.11 c. Perkembangan kebiasaan buruk 4

Premature loss gigi sulung baik di region anterior maupun posterior sangat memungkinkan terjadinya pergerakan lidah ke tempat ruangan yang kosong. Kebiasaan buruk yang terus menerus ini dapat menyebabkan malposisi pada gigi pengganti tergantung pada banyaknya tekanan dari lidah.11 d. Trauma psikologis Premature loss gigi sulung, khusunya gigi anterior sering menjadi penyebab yang sangat memalukan pada anak, terutama pada perempuan. Trauma psikologis terjadi tanpa disengaja akibat sikap dan kata-kata yang tidak baik dari teman-teman atau sanak saudara.11

2.4

Pemeriksaan Radiografi Pemeriksaan dan diagnosa rencana perawatan space maintainer dapat dilakukan yang

pertama yaitu pemeriksaan klinis dan pemeriksaan rontgen. Di sarankan foto panoramik untuk melihat benih urutan erupsi dan rahang menyeluruh. Peran pemeriksaan radiografik di bidang kedokteran gigi semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya IPTEK kedokteran. Penggunaan sarana radiografi modern di dunia, termasuk di indonesia, banyak dikembangkan. Walaupun demikian pemeriksaan radiografik yang menggunakan peralatan konvensional masih merupakan andalan bagi sebagian besar praktisi kedokteran gigi di Indonesia.13 Walaupun terdapat banyak jenis pemeriksaan radiografik dengan beragam indikasi dan kegunaan, secara garis besar pemeriksaan radiografik dapat dibedakan menjadi pemeriksaan radiografik konvensional dan modern. Pemerikasaan konvensional antara lain pemeriksaan radiografik proyeksi intra oral seperti paralel, biseksi dan bitewing, atau ekstra oral seperti panoramik, lateral sefalometri dan Postero Anterior (PA) sefalometri. Sedangkan pemeriksaan modern antara lain seperti tomografi, Computed Tomography (CT) Scan, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).13 Pada kasus diskenario, kita dapat menggunakan pemeriksaan radiografi sebelum melakukan tindakan yang lebih lanjut. Pemeriksaan radiografi yang digunakan adalah pemeriksaan panoramik. Radiograf panoramik lebih baik dalam memberikan informasi perubahan posisi gigi dalam arah mesiodistal.

5

Foto panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang menghasilkan gambaran yang memperlihatkan struktur facial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi -geligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.14

Keuntungan dari teknik radiografi panoramik adalah dapat memperoleh gambaran anatomis yang luas meliputi semua gigi dan tulang basal dengan hanya sekali pengambilan gambar, dosis radiasi yang diterima oleh pasien relatif rendah dan pasien merasa nyaman saat proses pengambilan gambar. Tetapi terapi radiografi panoramik memiliki kelemahan, yaitu detail anatomis tidak sejelas dibandingkan dengan radiografi intra oral periapikal. Kelemahan lain adalah adanya pembesaran dan distorsi geometris serta gambaran tumpang tindih gigi-gigi terutama pada area bekas pencabutan pada region premolar.14

6

7

BAB III SPACE MAINTAINER

3.1

Analisis Yang Digunakan Pada Penerapan Space Maintainer Ada dua metode penilaian yang umum digunakan, yaitu pengamatan langsung dan

analisis gigi bercampur.15 1) Pengamatan Langsung Pengamatan langsung dari ukuran lengkung rahang atau ruang tempat mana gigi tetap yang akan bererupsi dapat dilakukan dengan melihat langsung ukuran gigi-gigi sulung dalam mulut anak sehingga dapat diperkirakan ukuran gigi pengganti. Penilaian potensi ruang dengan pengamatan langsung dapat juga dilakukan dengan bantuan foto rontgen dari gigi-gigi yang belum bererupsi yang dapat menunjukkan ukuran lengkung gigi dari gigi pengganti.15 2) Analisis Gigi-geligi Campuran Analisis gigi-geligi campuran dilakukan untuk mengukur ruang yang ada dalam mulut anak dan membandingkan dengan ruang yang diperlukan untuk erupsi yang sesuai dari gigi permanen. Ruang paling penting yang harus dipertimbangkan dalam analisis manapun adalah ruang yang ditempati oleh gigi kaninus, premolar satu dan premolar dua. Sebagai pedoman umum, ruang untuk gigi-gigi kaninus dan premolar permanen atas kurang lebih 23,0 mm dan 21,0 mm untuk RB. Ada beberapa metode analisa gigi geligi campuran yang sering digunakan diantaranya adalah: analisis Moyers dan analisis Nance. Penggunaan analisis ruang cara Moyers pada masa gigi-geligi campuran membuat dokter gigi dapat bertindak secara dini untuk memecahkan beberapa masalah yang dapat diatasi dengan prosedur interseptif seperti space maintainer.15,16 Pemakaian sistem analisa ini memungkinkan dokter gigi untuk memprediksikan kemungkinan pengaturan gigi-gigi permanen dalam ruang lengkung yang ada, juga dapat memprediksikan seberapa besar ruang yang dibutuhkan untuk mencapai pengaturan yang baik. Terdapat beberapa metode perhitungan yang digunakan dalam analisis periode gigi bercampur, yaitu : Metode Nance, metode Moyers, metode Huckaba, metode Johnson dan Tanaka.17,18

8

I.

Metode Nance

Dasar : Adanya hubungan antara jumlah mesiodistal gigi desidui dengan gigi pengganti. Tujuan : Untuk mengetahui apakah gigi tetap yang akan tumbuh memiliki cukup ruang, kekurangan ruang, atau kelebihan ruang. Gigi-gigi yg dipakai sbg dasar : c m1 m2 dan gigi pengganti 3 4 5. Lee Way Space : selisih ruang anterior ruang yang tersedia dan ruang yang digunakan. Masing-masing sisi rahang atas 0,9 mm dan rahang bawah 1,7 mm.

II.

Metode Moyers Metode Moyers diuraikan oleh Oleh: Moyers, Jenkins, dan staf Ortodonsi Universitas

Michigan. Pada analisis ini, sebelum menempatkan space mainteiner atau memulai pergerakan gigi, dokter gigi harus mengevaluasi panjang lengkung gigi secara menyeluruh. Hal ini sangat penting selama pertumbuhan gigi permanen dan periode gigi bercampur. Pada analisis Moyers harus diperhatikan mengenai panjang lengkung dan ukuran dari gigi geligi.16,18 Analisis Moyer memilki beberapa manfaat. Analisis ini didasarkan pada ukuran gigi baik salah satu gigi maupun sekelompok gigi dan memperkirakan secara akurat ukuran gigi yang lain pada mulut. Gigi insisivus rahang bawah, erupsi lebih awal pada pertumbuhan gigi bercampur dan mungkin diukur secara akurat.16 Keuntungan : Kesalahan sedikit dan ralat kecil sehingga diketahui dengan tepat. Dapat dikerjakan ahli atau bukan ahli Tidak butuh banyak waktu Tidak perlu alat khusus Dapat dikerjakan dalam mulut atau model Baik pada rahang atas atau rahang bawah. Dasar : adanya korelasi antara satu kelompok gigi dengan kelompok lain Kelompok gigi yang dipakai sebagai pedoman 21 12 Alasan : 1. 2. 3. Gigi tetap yang tumbuh paling awal Mudah diukur dengan tepat pada intraoral/extraoral Ukuran tidak bervariasi banyak dibandingkan pada rahang atas 9

Prosedur A. Siapkan: - model RA & RB - jangka sorong - tabel kemungkinan B. RB: misal sisi kanan dulu 1. Ukur lebar mesiodistal 21 12, jumlahkan 2. Tentukan jumlah ruang yang diperlukan jika gigi tersebut diatur dalam susunan yang baik, caranya: beri tanda, cari ruang yang disediakan untuk c m1 m2 sisi kanan atau kiri, berapa ruang 3 4 5 yang seharusnya, lihat tabel rahang atas, bandingkan, kemungkinan hasilnya. Perbedaan: 1. Tabel kemungkinan dipakai rahang atas 2. Overjet harus dipertimbangkan

III.

Metode Huckaba Untuk mengkompensasi karena pembesaran bayangan gigi pada roentgen foto maka

diusulkan rumus untuk menentukan ukuran mahkota gigi permanen yang belum erupsi dengan roentgen foto sebagai berikut : 18 x=y x y dimana, y = lebar gigi sulung yang diukur pada X-ray film y = lebar gigi sulung yang sama yang diukur pada studi model atau dalam mulut x = lebar gigi permanen pengganti pada X-ray film x = lebar sebenarnya gigi permanen yang belum erupsi

IV.

Metode Johnson dan Tanaka

Tujuan dari analisis ini, yaitu : Untuk menganalisis lebar lengkung gigi (merupakan variasi dari metode Moyers).18 Prosedur - Ukur jumlah mesiodistal empat gigi insisivus rahang bawah 10

- Lalu gunakan rumus : jumlah mesiodistal empat gigi insisivus rahang bawah = X 2 Jadi, Available space RB = X+10,5 mm Available space RA = X+11mm 3.2 Definisi Space Maintainer Premature ekstraksi memerlukan penanganan yang tepat dan terapi yang terbaik ialah penggunaan space maintainer. Space maintainer yaitu alat yang digunakan untuk menjaga ruang akibat kehilangan dini gigi sulung, alat ini yang dipasang diantara dua gigi. Meskipun berguna dalam mempertahankan ruang bekas pencabutan tetapi penggunaan space maintainer terkadang menimbulkan kerusakan pada jaringan lunak mulut terutama pada penggunaannya dalam waktu yang lama Karena itu, indikasi dan kontra indikasinya harus diperhatikan dengan baik agar perawatan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.19

3.3

Indikasi dan Kontra Indikasi Space Maintainer

Indikasi : 1 1. Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan masih terdapat ruang yang memungkinkan untuk gigi permanennya. 2. Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak,misalnya menempatkan lidah di tempat yang kosong atau menghisap bibir maka pemasangan space maintainer ini dapat diinstruksikan sambil memberi efek menghilangkan kebiasaan buruk. 3. Adanya tanda-tanda penyempitan ruang. 4. Kebersihan mulut (OH) baik. Kontra Indikasi : 1 1. Tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi. 2. Kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen. 3. Ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi

11

4. Kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan perawatan orthodonti. 5. Gigi permanen penggantinya tidak ada.

3.4

Fungsi Space Maintainer Fungsi space maintaner antara lain: 20 1. Mencegah pergeseran dari gigi posterior ke ruang yang terjadi akibat premature loss. 2. Mencegah ekstruksi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini. 3. Memperbaiki fungsi pengunyahan akibat premature loss. 4. Memperbaiki fungsi estetik dan bicara setelah premature loss.

3.5

Klasifikasi Space Maintainer Space maintainer lepasan digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran lebih

dari satu gigi. Alat lepasan ini sering merupakan satu-satunya pilihan karena tidak adanya gigi penyangga yang sesuai untuk alat cekat. Alat ini dapat ditambahkan gigi-gigi artificial untuk mengembalikan fungsi estetik.13 Alat ini digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah dimana telah kehilangan gigi bilateral lebih dari satu, alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi M2 sulung sebelum erupsi M1 permanen.21 Klasifikasi space maintainer lepasan menurut (Bauer, 1968) : Kelas 1 : Unilateral maxilarry posterior Kelas 2 : Unilateral mandibular posterior Kelas 3 : Bilateral maxilarry posterior Kelas 4 : Bilateral mandibular posterior Kelas 5 : Bilateral maxilarry anterior posterior Kelas 6 : Bilateral mandibular anterior posterior Kelas 7 : Telah kehilangan satu atau lebih geligi anterior sulung 12

Kelas 8 : Semua gigi sulung hilang Ada beberapa macam jenis space maintainer cekat yang sering digunakan dalam klinik, yaitu: 21 1. Band-loop space maintainer, dirancang untuk mempertahankan ruang dari tanggalnya gigi dalam satu kuadran.. 2. Crown-loop spae maintainer, digunakan pada kasus: Gigi abutment bagian posterior mengalami karies yang luas dan memerlukan restorasi mahkota. Gigi abutment pernah mendapatkan perawatan pulpa yang mana dalam kasus mahkota perlu dilindungi secara menyeluruh. 3. Distal Shoe space maintainer, digunakan apabila molar dua sulung hilang sebelum erupsi molar satu permanen untuk menuntun erupsi molar pertama permanen ke posisi yang normal dalam lengkung rahang. 4. Lingual Arch, digunakan apabila kehilangan banyak gigi pada lengkung RA ataupun RB, terutama jika insisivus permanen RB terlihat crowded.

3.6

Instruksi pada Pasien Pemasangan space maintainer memerlukan perhatian khusus dari dokter gigi, pasien

maupun orang tua dari pasien. Rencana perawatan ditentukan sesuai dengan diagnosis. Setelah pasien diberikan pendidikan kesehatan gigi dan oral propilaksis, dokter gigi segera melakukan perawatan pada pasien. Dokter gigi juga melakukan pencetakan sebagai pedoman untuk pembuatan alat. Pada kunjungan selanjutnya dilakukanlah pemasangan alat. Pasien diminta untuk datang kontrol satu minggu kemudian. Setiap pasien datang kontrol dilakukan pemeriksaan keutuhan space maintainer, kondisi gigi penyangga dan gingivanya. Pasien diinstruksikan untuk terus menjaga kebersihan mulutnya dan dokter gigi juga melakukan oral profilaksis.1 Perawatan yang dapat dilakukan antara lain: 1 - Aplikasi florida topical untuk mencegah karies dan dekalsifikasi gigi - Penyemenan ulang band molar dengan interval enam bulan - Pemeriksaan foto rontgen untuk melihat reaksi jaringan pada pemasangan alat 13

- Scalling dengan hati-hati pada gigi yang memiliki karang gigi - Pengangkatan debris dan pembersihan poket - Penggunaan sikat gigi yang lunak untuk menghilangkan sisa-sisa makanan dan dental plak - Kontrol tiap empat bulan

14

BAB IV KESIMPULAN

4.1

Kesimpulan Tanggalnya gigi sulung sebelum waktunya disebut premature loss. Banyak faktor yang

dapat mempengaruhi hal tersebut antara lain tercabutnya gigi sulung karena terjatuh atau kecelakaan (trauma), karies besar pada gigi yang tidak bisa dirawat lagi, resorpsi terlalu dini dari akar-akarnya. Premature loss meninggalkan ruang bekas pencabutan yang dapat menyebabkan keadaan abnormal pada gigi di sekitarnya termasuk gigi permanen yang akan erupsi. Ruang bekas pencabutan ini dapat dipertahankan dengan menggunakan alat yang disebut space maintainer. Meskipun berguna dalam mempertahankan ruang bekas pencabutan, penggunaannya dalam waktu yang lama terkadang menimbulkan kerusakan jaringan lunak pada mulut. Oleh sebab itu, penting untukmengetahui indikasi dan kontraindikasi dari alat ini agar diperoleh hasil perawatan yang diharapkan.

4.2

Saran Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat lebih menginterpretasikan isi dari

makalah, agar berbagai ilmu dan informasi yang ada dapat lebih bermanfaat dan dapat memajukan ilmu kedokteran gigi. .

15

DAFTAR PUSTAKA

1. Hprimaywati. Diakses pada tanggal 04 September 2008. Laporan Kasus Space Maintainer. www.google.com/search/Spacemaintainer. 2. http://www.colgate.com/app/Colgate/US/OC/HomePage.cvsp 3. Martinez NP, Elsbach HG. Fungtional maintenance of arch length. J Dent Child. 1984; May-June : 190-3 4. Campbell KM. Passive space control. Division of Ortodonti and Paediatric Dentistry 2004-2005. 5. Kirzioglu Z, Erturk MSO. Success of reinforced fiber material space maintainers. J Dent Child. 2004 ; 71:2:158-62 6. Salzmann ZA. Practice of Orthodontic. Voleme One. Philadelphia : J.B. Lippincott Company 1966 :276-89 7. Christensen J, Fields H. Space Maintainer in the primary dentition. In : Pinkham JR, eds eds. Pediatric dentistry : Infancy Through adolesence. Philadelphia : W.B. Saunders Company 1988 : 298-300 8. Linden, David. Handbook Of Batteries And Fuel Cell. New York: Mc-Graw-Hill. 1984. 9. Andlaw RJ, Roch WP. A manual of Paedodontics. 2 Livingstone, 1987 :3-13, 151-8 10. Martines NP, Elsbach HG. Fungtional maintenance of arch lenght. J Dent Child 1984 : may-june : 190-3 11. Kennedy DB. Konservasi Gigi Anak. Alih Bahasa : Sumawinata N, Sumartono SH. Jakarta : EGC 1992 :1-2 12. Rao SR. Removable Parcial Dentures for Children. In : Finn SB. Clinical Pedodontics. 4nd ed. Philadelphia :W.B. Sasunders Company 1973: 271- 5 13. Whites E. Essentials of dental radiography and radiology. London: Churchill Livingstone; 2003.p. 278-83 14. Trimelda Sandy, Prihandini. Radiograf Panoramik sebagai alat untuk Mengevaluasi Angulasi Mesiodistal Gigi Anterior Setelah Perawatan Ortodontik. Majalah Kedokteran Gigi. Jogjakarta. Indonesia. 2008 ; 5(2):199-202.nd

ed. Edinburgh: Churchill

16

15. Tim Penyusun Buku Ajar Ortodonsia III Buku ajar ortodonsia III kgo III. Available from www.google.com/search/Spacemaintainer. Diakses pada tanggal 04 September 2008. 16. McDonald, Ralph.E. Dentistry for the child and adolescent. The CV Mosby Company: St. Louis;1987. 17. Sim JM. Minor tooth movement in children. Ed.3rd. The CV Mosby:St.Louis;1977. 18. Emergency Dental Health. Available from www.google.com. Diakses pada tanggal 20 November 2008. 19. Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan Gigi Anak Edisi ke2. Jakarta; Widya Medika: 1992. 20. Moyers,RE. Handbook of orthodontics for the Student and General Practitioner. Chicago; Year Book Medical Publisher Incorporated: 1972 21. Graber TM. Orthodontict principles and practice. Ed3rd. Philadelphia; W.B. Saunders Co: 1972.

17