Upload
rukiah
View
56
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di kehidupan kepemimpinan zaman sekarang, para pemimpin dapat
mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, serta kualitas kehidupan
kerja dan tingkat prestasi organisasi tersebut.Oleh karena itu, peran pemimpin
sangat penting dalam sebuah organisasi. Melihat permasalahan seperti ini, maka
akan timbul berbagai pertanyaan, seperti; Bagaimana kita dapat menentukan
seorang pemimpin yang efektif dan efisien? Dan, Apa yang dapat membuat
seorang pemimpin itu akan bekerja dengan efektif dan efisien?. Maka akan
timbul berbagai pemahaman yang berbeda-beda pula, misalnya ada yang
mengatakan bahwa pemimpin yang efektif dan efisien itu memiliki karisma,
berpandangan kedepan, arif dan bijaksana, intensias dan keyakinan diri, dan
masih banyak pemahaman lainnya lagi. Tofik permasalahan ini yang akan kami
bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yakni:
1. Apakah defenisi dari konflik?
2. Pendekatan apa saja yang dilakukan pemimpin terhadap suatu konflik?
3. Teknik-teknik apa saja yang merangsang konflik?
4. Menjelaskan alat-alat bagi manajemen konflik!
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Kami mempelajari makalah ini untuk mengetahui lebih mendalam tentang
pemimpin dan masalah konflik
2. Tujuan khusus
1) Mengetahui pengertian peminpin dan konflik
2) Mengetahui pendekatan pemimpin pada konflik
3) Mengetahui tehnik merangsang konflik
4) Mengetahui alat-alat bagi manajemen konflik
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Konflik adalah suatu persilisihan organisasi atau hubungan antara
kelompokmerupakan suatu yang tidak dapat dihindarkan.Bahwa konflik tidak
selalumerugikan kadang-kadang dalam batas-batas tertentu justru
sangatbermanfaat bagi penciptaan perilaku yang efektif dalam
organisasi.Konflikadalah benturan dari bermacam-macam paham, perselisihan,
kurangmufakat, pergesekan, bahkan perkelahian, perlawanan dengan
senjataperang.
Konflik menurut Adam Ibrahim Indrawijaya adalah bentuk
pertikaianyang terjadi dalam organisasi baik antara seseorang dengan orang
yanglain, antara seseorang dengan kelompok, antara kelompok
dengankelompok, maupun antara kelompok dengan organisasi atau mungkin
pulaantara perseorangan dengan organisasi secara menyeluruh.
Menurut Nardjana (1994) Konflik adalah akibat situasi dimana
keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan
yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi
terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik
yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain.
Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan
menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja (Wijono,1993,
B. Pendekatan Pemimpin pada konflik
Dalam kepemimpinan terdapat tiga pendekatan yang mendasar, yaitu
2
1. Pendekatan Sifat-sifat Kepemimpinan
Para teoritisi percaya bahwa kepemimpinan mempunyai sifat-sifat tertentu
yang akan menjadikan mereka dapat ditiru dan arahan mereka juga diikuti.
Terdapat beberapa penemuan lanjutan dari sifat-sifat kepemimpinan sebagai
berikut:
Menurut Edwin Ghiselli, sifat-sifat kepemimpinan dapat dilihat dari
kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory bility),
Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, kecerdasan, ketegasan
(decisiveness), Kepercayaan diri, dan inisiatif
Menurut Keith Davis, mengikhtisarkan 4 unsur sifat-sifat kepemimpinan
yang berpengaruh pada kesuksesan kepemimpinan organisasi, yaitu; 1)
Kecerdasan, 2) Kedewasaan dan keluasaan hubungan social, 3 ) Motivasi diri
dan dorongan prestasi, dan 4) sikap-sikap hubungan duniawi.
2. Pendekatan Perilaku Kepemimpinan
Pendekatan perilaku memusatkan pada dua aspek perilaku kepemimpinan,
yaitu fungsi-fungsi dan gaya-gaya kepemimpinan.
Banyak terdapat gaya kepemimpinan yang dilakukan para pemimpin untuk
menghadapi bawahan mereka. Berikut merupakan beberapa gaya
kepemimpinan menurut orientasi yang berbeda-beda.
3. Pendekatan Situaasional-“Contingency”
Pendekatan ini menggambarkan bahwa gaya yang digunakan adalah
bergantung pada factor-faktor seperti situasi, karyawan, tugas, organisasi dan
variable-variabel lingkungan lainnya.
C. Tehnik Merangsang Konflik
Konflik dapat berlangsung dalam setiap tingkat dalam struktur organisasi
masyarakaat.Konflik tidak dapat dihindari dan tidak dapat dihilangkan selama
manusia masih dinamis. Oleh sebab itu perlu seni mengelola konflik tersebut,
yaitu:
3
a. Membuat standard dan penilaian
b. Menentukan masalah kontroversial dan konflik
c. Menganalilsa situasi dan evaluasi terhadap konflik
d. Memilih tindakan yang tepat terhadap penyimpangan yang menimbulkan
konflik.
Pada umumnya pimpinan lebih suka menghindari konflik karena
pemimpin adalah penyembuh luka daripada menjadi stimulator konflik. Seperti
dijelaskan di atas, tidak semua konflik merugikan, justru kalau dapat dikelola
dengan baik maka suasana baru akan muncul di lingkungan organisasi tersebut,
gairah kerja akan muncul kembali pasca konflik. Organisasi tanpa konflik akan
terasa hambar, tidak ada dinamika. Berkaitan dengan hal tersebut, ada bebarapa
cara untuk merangsang timbulnya konflik antara lain:
a. Komunikasi diputuskan/dikacaukan
b. Mengacau struktur organisasi
c. Menempatkan orang-orang yang mayoritas ringan dan punya banyak masalah
untuk menjadi tenaga pimpinan.
Stoner mengemukakan tiga cara dalam pengelolaan konflik, yaitu:
merangsang konflik di dalam unit atau organisasi yang prestasi kerjanya
rendah karena tingkat konflik yang terlalu kecil. Termasuk dalam cara ini
adalah:
1. minta bantuan dari luar
2. menyimpang dari peraturan(going against the book)
3. menata kembali struktur organisasi
4. menggalakkan kompetisi
5. memilih manajer yang cocok
Metoda Stimulasi Konflik
Meliputi hal-hal berikut :
Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok
Penyusunan kembali organisasi
Penawaran bonus, pembayaran insentif, dan penghargaan untuk
mendorong persaingan
Pemilihan manajer-manajer yang tepat
Perlakuan yang berbeda denggan kebiasaan
4
D. Alat-alat Bagi Manajemen Konflik
untuk memahami sejauh mana keberhasilan intervensi manajemen konflik,
segitiga konflik Johan Galtung (Asnawi dan Safruddin, 2003:248) dapat
menjelaskannya. Dengan alat bantu tersebut akan dapat dilihat dan dipahami
apa yang telah dilakukan dalam kaitannya dengan sudut-sudut segitiga
dimaksud.
Pertama, pada sudut P (perilaku), ukurannya adalah apakah intervensi pihak
ketiga itu mampu merobah perilaku para aktor yang berkonflik sehingga
mengurangi atau menghentikan kekerasan yang dilakukan. Atau sebaliknya
apakah intervensi itu justru menyebabkan semakin lebih memperburuk
keadaan. Hal ini sangat tergantung kepada cara-cara pihak ketiga dalam
mempengaruhi proses yang berjalan melalui sikap dan perilakunya sendiri.
Ketepatan entry-point, kepercayaan yang diperoleh, komitmen tidak memihak
dan kemampuan melakukan pendekatan merupakan setumpuk modal yang
dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku agresif kedua belah pihak yang
bertikai.
Kedua, pada sudut S (sikap), pihak ketiga harus mampu merobah sikap dan
asumsi-asumsi dari aktor-aktor konflik. Kalau perilaku (P) itu mudah teramatai
karena manifest dan dengan demikian dapat diambil tindakan yang sesuai untuk
merespon keadaan, maka pada sudut S (sikap) dan sudut K (kontradiksi) bersifat
laten. Menghadapi kenyataan ini, tantangan yang dihadapi pihak ketiga adalah
bagaimana menyadarkan mereka yang tengah mengidap emosi permusuhan dan
menghapuskan stereotype di benak aktor-aktor kedua belah pihak. Upaya ini
sangat terkait dengan teknik pendekatan terhadap P (perilaku). Apabila
perubahan P (perilaku) merupakan hasil suatu resolusi menyeluruh maka S
(sikap) mengalami degradasi positif. Kemarahan dan penilaian negatif akan
bergeser ke arah yang lebih positif. Kedua belah pihak akan bersedia saling
menerima yang memudahkan proses dan mampu mencapai suatu perdamaian
yang langgeng. Namun apabila perubahan P (Perilaku) merupakan suatu hasil
“settelment” maka S (Sikap) tetap berada pada titik tidak bergerak. Sikap
5
permusuhan dan pengakuan negatif tetap ada sehingga gencatan senjata atau
perdamaian yang dicapai itu hanya bersifat sementara.
Ketiga, pada sudut K (kontradiksi). Bagaimana pihak ketiga itu mampu
mengatasi kontradiksi. Berhubungan sisi ini pun bersifat laten maka sama halnya
dengan S (Sikap) sangat bergantung pada cara menangani P (Perilaku). K
(Kontradiksi) adalah basis S (Sikap) yang menimbulkan P (Perilaku). Ukuran
keberhasilan pihak ketiga adalah bagamana pihaknya mampu menyadarkan para
aktor konflik untuk berpartisipasi secara jujur mengungkapkan K (kontradiksi)
yang merupakan isu laten sebagai akar masalah penyebab konflik. Analogi pohon
konflik yang diungkap Simon Fisher, dkk (Kartikasari, 2001:29) dapat
membantu pihak ketiga menggali isu laten tersebut.
6
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas kami dapat simpulkan bahwa:
Konflik adalah bentuk pertikaian yang terjadi dalam organisasi baik
antara seseorang dengan orang yang lain, antara seseorang dengan kelompok,
antara kelompok dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan organisasi
atau mungkin pula antara perseorangan dengan organisasi secara menyeluruh.
Pendekatan Pemimpin pada konflik yakni: Pendekatan Sifat-
sifatKepemimpinan, Pendekatan Perilaku Kepemimpinan, dan Pendekatan
Situaasional-“Contingency”
Adapun teknik-teknik merangsang konflik yakni dengan memutuskan
komunikasi, mengacau struktur organisasi, dan menempatkan orang yang tidak
tepat menduduki posisi pemimpin.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan yakni:
Setiap pemimpin dalam organisasi sebaiknya memilki kemampuan dalam
mengendalikan setiap konflik yang muncul.
Perlu adanya stimulus dalam menimbulkan konflik ke arah positif agar
terjadi peningkatan persaingan dalam suatu organisasi yang nantinya
meningkatkan kinerja anggota/ bawahan.
Pemimpin dalam menyelesaikan konflik tidak harus dengan kekerasan
tetapi pendekatan-pendekatan yang tepat.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Firdan. Komunikasi dan Manejemen Konflik. Posting pada hari
Jum’at, 16 April 2010 pukul 16:16. Diakses pada 25 Mei 2011. Dalam situs
http://firdan-ardiansyah.blogspot.com/2010/04/komunikasi-dan-manajemen-
konflik.html
Makalah Manajemen(Kepemimpinan Dan Manajemen Konflik) dalam:
http://anselmusariirakmaking.blog.com/makalah-manajemenkepemimpinan-
dan-manajemen-konflik/
Tyas. Manajemen konflik. Dalam situs:
http://petualangindonesia.com/forum/index.php?topic=603.0;wap2
8