13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PengertianAgen Perusahaan Pelayaran Agen Perusahaan pelayaran menurut Engkos Kosasih, Hananto Soewedo (2010), Keagenan umum (general agent) adalah perusahaan pelayaraan yang ditunjuk oleh perusahaan pelayaraan lain di Indonesia atau perusahaan pelayaran asing di luar negeri (selaku principal) untuk mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kapal principal. MenurutUndang-Undang Nomer.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Pasal 1 Ayat 7, yang dimaksud dengan agen umum adalah “perusahaan angkutan laut nasional atau perusahaan nasional yang khusus didirikan untuk melakukan usaha keagenan kapal, yang ditunjuk oleh perusahaan angkutan laut asing untuk mengurus kepentingan kapalnya selama berada di Indonesia”. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 33 tahun 2001 pasal 1 nomor 13 dan 14 secara garis besar dikenal dua jenis agen kapal yaitu: 1. General Agent Adalah perusahaan pelayaran nasional yang ditunjuk oleh perusahaan asing untuk melayani kapal-kapal milik perusahaan asing tersebut selama berlayar dan singgah dipelabuhan Indonesia. 2. Sub Agent Adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh General Agent untuk melayani kebutuhan tertentu kapal dipelabuhan tertentu. Sub Agent ini sebenarnya berfungsi sebagai wakil atau agen dari General Agent. “dalam tanggung jawabanya maka Sub Agent bertanggung jawab langsung pada General Agent berkaitan dengan pengurusan Clearance in atau out serta penyelesaian biaya-biaya yang timbul selama kapal berada dipelabuhan”. Dalam pelaksanaan tugas keagenan, General Agent akan menunjuk port agent sebagai pelaksanaya itu cabang perusahaan yang menjadiGeneral Agent tersebut. Bila suatu pelabuhan tidak mempunyai cabang, General Agent akan menunjuk perusahaan pelayaran lain untuk menjadi Sub Agent. 2.2 Fungsi keagenan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PengertianAgen Perusahaan …repository.stimart-amni.ac.id/754/2/BAB 2.pdf · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Kantor Imigrasi mengadakan Pengawasan, penelitian

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 PengertianAgen Perusahaan Pelayaran

    Agen Perusahaan pelayaran menurut Engkos Kosasih, Hananto Soewedo (2010),

    Keagenan umum (general agent) adalah perusahaan pelayaraan yang ditunjuk oleh

    perusahaan pelayaraan lain di Indonesia atau perusahaan pelayaran asing di luar negeri

    (selaku principal) untuk mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kapal

    principal.

    MenurutUndang-Undang Nomer.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Pasal 1 Ayat 7, yang

    dimaksud dengan agen umum adalah “perusahaan angkutan laut nasional atau perusahaan

    nasional yang khusus didirikan untuk melakukan usaha keagenan kapal, yang ditunjuk oleh

    perusahaan angkutan laut asing untuk mengurus kepentingan kapalnya selama berada di

    Indonesia”.

    Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 33 tahun 2001 pasal 1 nomor 13 dan 14 secara

    garis besar dikenal dua jenis agen kapal yaitu:

    1. General Agent

    Adalah perusahaan pelayaran nasional yang ditunjuk oleh perusahaan asing untuk

    melayani kapal-kapal milik perusahaan asing tersebut selama berlayar dan singgah

    dipelabuhan Indonesia.

    2. Sub Agent

    Adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh General Agent untuk melayani

    kebutuhan tertentu kapal dipelabuhan tertentu. Sub Agent ini sebenarnya berfungsi

    sebagai wakil atau agen dari General Agent.

    “dalam tanggung jawabanya maka Sub Agent bertanggung jawab langsung pada General

    Agent berkaitan dengan pengurusan Clearance in atau out serta penyelesaian biaya-biaya

    yang timbul selama kapal berada dipelabuhan”.

    Dalam pelaksanaan tugas keagenan, General Agent akan menunjuk port agent sebagai

    pelaksanaya itu cabang perusahaan yang menjadiGeneral Agent tersebut. Bila suatu

    pelabuhan tidak mempunyai cabang, General Agent akan menunjuk perusahaan pelayaran

    lain untuk menjadi Sub Agent.

    2.2 Fungsi keagenan

  • Di dalam kegiatan keagenan kapal, pelayanaan yang baik terhadap kapal adalah yang paling

    utama. Untuk itu untuk menjaga dan meningkatkan pelayanaan terhadap General Agent maka

    seorang agen harus menjalankan fungsi-fungsinya. Fungsi-fungsi agen diantaranya adalah:

    1. Menyusun program operasional keagenan berdasarkan kebijakan perusahaan, baik

    terhadap pelayanan liner service maupun tramper.

    2. Memonitor pelaksanaan penanganan atau pelayanan keagenan, baik yang bersifat

    kegiatan fisik maupun kegiatan jadwal datang dan keberangkatan kapal.

    3. Mengadministrasikan kegiatan keagenan, baik yang berkaitan dengan kegiatan fisik

    operasional maupun yang menyangkut keuangan.

    4. Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan keagenan sebagai

    masukan dalam menentukan kebijakan sebagaimana mestinya.

    5. Mengupayakan kegiatan keagenan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan

    stimulan terhadap kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

    2.3TugasKeagenan Kapal

    tugas agen dimulai dengan penujukan kepada perusahaan pelayaran sebagai agen oleh

    (pemilik/Operator) kapal-kapal asing, yang dikukukan dalam agency agreement. Sebelum

    kapal tiba Principal memberitahukan kedatangan kapalnya dan jumlah muatan yang diperlu

    ditangani. Unit keagenan dikantor pusat sebagai general agent akan menunjuk cabang-

    cabang sebagai port agent (pelaksana untuk pelayanan kapal (husbanding) dan muatan dari

    kapal principal (canvassing)). Umumnya jasa yang diberikan oleh agen adalah sebagai

    berikut :

    1. Pelayanan Operasional Kapal-Kapal Principal

    Agen memberikaan operasional kapal-kapal principal dalam hal hal berikut:

    a. port information (port faciliy, port formality, custom of the port )

    b. Keperluan kapal, seperti bunker, air, provosion, repair, maintenance, crewing, surat-

    surat dan sertifikat kapal, dan sebagainya. Penyelsain dokumen , B/L, manifest,

    hatch list, stowage plan, crew list, dokumen untuk bongkar/muat, ship husbanding

    (in & out clerance),imigrasi, bea cukai, kesehatan pelabuhan, port administrator,

    dokumen kapal lainya);

    c. Permintaan advance payment untuk port expenses, cargo expenses, keperluan kapal,

    dan lain lain;

    d. Memberikan informasi kepada principal.

  • Hal-hal yang perlu diinformasikan oleh agen kepada principal adalah sebagai berikut

    :

    1) Sebelum kapal tiba

    a) Port agent melalui general agentmemberi informasi kepada principal

    tentang situasi pelabuhan, rencana sandar, posisi gudang, peralatan bongkar

    muat, cargo prospect/booking yang sudah pasti, kalkulasi biaya

    disbursement.

    b) Agen juga memberitahu kapal tentang situasi pelabuhan, rencana sandar,

    prospek muatan, program bongkar muat.

    2) Waktu kapal tiba

    Port agent memberitahu general agenttentang hari/jam tiba/sandar kapal, bunker

    on board, rencana bongkar/muat, kedaan muatan kapal.

    3) Waktu kapal dipelabuhan

    Port agent memberitahu unit general agent tentang hasil bongkar/muat dan

    hambatan bongkar/muat.

    4) Waktu kapal berangkat

    Port agent memberitahu ke general agent untuk diteruskan ke principal tentang

    tanggal/jam selesai bongkar muat/ berangkat, draft kapal, bunker on bord/isi,

    jumlah muatan, yang dibongkar /muat, sisi ruangan kapal, perkiraan freight,

    perkiraan biaya -biaya disbursement.

    2. Selanjutnya port agent segera kirimkan dokumen dokumen bongkar muat (tally sheet,

    outern report, damaga cargo list, dan lain lain dan dokumen pemuatan (stowage plan,

    copy B/L, manifest), untuk selanjutnya dikirimkan ke principal dan pelabuhan tujuan.

    Memonitor perkembangan muatan

    Dalam memonitor perkembangan muatan, agen melakukan hal-hal berikut:

    a. Menjalin hubungan baik dengan para shipper dan beri pelayanan informasi kepada

    consignee.

    b. Menandatangani B/L atas nama principal.

    c. Bila consigne belum memenuhi kewajiban, penyerahan barang hanya seizin

    principal (tertulis).

    2.4 Perkembangan Pelabuhan-pelabuhan Khusus

    Pelabuhan khusus adalah salah satu pelabuhan yang dibangun dengan fasilitas-

    fasilitas khusus untuk menangani bongkar muat barang yang khusus diperuntukkan untuk itu

    agar bongkar muat barang lebih efisien. Seperti misalnya untuk barang-barang cair yang

  • diangkut dengan kapal-kapal tangker dan curah, seperti gula, pupuk, semen, batu bara. Semua

    barang-barang tersebut harus menggunakan peralatan-peralatan khusus untuk bongkar

    muatnya, sehingga membutuhkan fasilitas-fasilitas yang khusus juga, termasuk fasilitas-

    fasilitas gudangnya. Disamping itu juga harus menyediakan area yang luas untuk menampung

    barang-barang tersebut. Pelabuhan-pelabuhan khusus di Indonesia seperti Pelabuhan Tanjung

    Intan Cilacap, Pelabuhan Batubara Paiton, Surabaya dan banyak lagi pelabuhan-pelabuhan

    khusus lainnya. (NyomanBudiartha Raka Mandi, 2015)

    2.5 Pengertian Dasar Perusahaan Pelayaran

    Pelayaran dilihat dari kegiatanya ada dua macam yaitu:

    1. Pelayaran Niaga (Shipping Business, commercial shipping atau merchant marine)

    adalah suatu jasa dalam bidang penyedian ruang pada angkutan air atau angkutan laut

    untuk kepentingan mengangkut muatan penumpang dan barang dagangan dari suatu

    pelabuhan asal (muat) kepelabuhan tujuan (bongkar), baik didalam negeri

    (interinsulair) maupun luar negeri (ocean going shipping)

    2. Pelayaran bukan niaga yaitu: Pelayaran angkatan perang, pelayaran dinas pos,

    pealayaran dinas penambang, pelayaran penjagaan pantai, pelayaran hidrografi, dan

    sebagainya. (Suwarno, 2011)

    2.6 Sistem Pemasaran Jasa Perusahaan Pelayaran Modern

    Meliputi beberapa lembaga yang memainkan peranan penting dalam mempengaruhi operasi

    perusahaan. Lembaga-lembaga tersebut adalah supplier, tingkahlaku para supplier,

    mempengaruhi program pemasaran, kemampuan perusahaan untuk melayani langgananya.

    Selanjutnya, perusahaan menghadapi saingan-saingan yang perusahaan menghadapi saingan-

    saingan yang berusaha memenuhi kebutuhan pasar yang sama. Antara perusahaan dan

    pasarnya terdapat bermacam-macam lembaga penjualan, lembaga-lembaga yang membantu

    penjualan dan lembaga-lembaga konsultan, yang dapat menambah kegunaan waktu, tempat,

    bentuk dan pemilikan pada pasar. Semua lembaga tersebut beraksi terhadap tenaga-tenaga

    dan beroperasi dalam lingkungan yang lebih luas, berupa politik pemerintah,perekonomian,

    teknologi dan kebudayaan (Suwarno, 2011).

  • 2.7 Prosedur Clearance in dan Clearance outkapal di PelabuhanTanjungIntan Yang

    DilakukanAgen

  • Gambar 1. Prosedur Pelayanan kedatangan Kapal (Clearance In)

    (Sumber :Kementrian Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Laut).

    2.7.1 Prosedur Clearance in di Pelabuhan Tanjung Intan

    1. Pesusahaan Pelayaran

    Sebelum kapal tiba di pelabuhan sebagai berikut:

    a. Berita Kedatangan Kapal

    Dengan adanya berita kedatangan kapal berupa (Master Cable) yang diterima

    oleh stasiun Radio Pantai,akan diteruskan kepada perusahaan pelayaran.

    b. Perusahaan pelayaran

    1) Dengan adanya berita Kedatangan Kapal ini 1 X 24 jam sebelum kapal tiba

    perusahaan pelayaran memberikan pemberitahuan kepada instansi terkait.

    2) Mengajukan permohonan fasilitas Pelabuhan dan lainya yang berkaitan

    dengan aktifitas bongkar muat sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

    3) Mengadakan miting dengan instansi terkait untuk kerperluan tambat kapal.

    c. Kapal masuk diperairan pelabuhan

    Kapal masuk ke Pelabuhan untuk ditempatkan pada posisi yang telah ditetapkan

    sesuai dengan hasil meeting yang dilakukan dan apabila dibutuhkan masuknya

    kapal perlu di Pandu atau Tunda telah disediakan oleh PT Pelindo (Persero)

    sebagai penyedia jasa.

    d. Kapal Tiba di Pelabuhan

    Setelah kapal tiba di Pelabuhan masing-masing instansi terkait sesuai dengan

    hasil meeting melakukan aktifitas masing-masing

    2. Syahbandar

    Tugas Syahbandar akan mengadakan pengawasan dan pengadilan terhadap kapal

    dengan cara melakukan pemeriksaan dokumen kapal, meneliti fisik kapal, Hasil dari

    pemeriksaan ini dibutuhkan untuk menentukan keluar tidaknya Surat Persetujuan

    Berlayar (SIB) untuk berlayar selanjutnya.

    3. Kesehatan Pelabuhan

    Kesehatan Pelabuhan melakukan pemeriksaan terhadap tanggung jawabnya,

    Keterangan Kesehatan Maritim (Marine Declaration Of Health), Suara Tikus,

    (Deratting Certification) , Daftar anak buah kapal, Buku kesehatan.

    4. Perusahaan Pelayaran

  • Perusahaan Pelayaran melakukan pemeriksaan terhadap surat kapal yang mungkin

    habis masa berlakunya dan melakukan perpanjangan.

    5. Karantina Hewan dan Tumbuhan

    a. Mengadakan pemeriksaa hewan, asalnya baik yang tidak dibongkar maupun yang

    akan dimuat.

    b. Memberikan persetujuan, penolakan atau bahkan penolakan

    c. Memberikan surat kesehatan hewan

    d. Mengadakan pemeriksaa tumbuhan, yang dibongkar maupun yang akandimuat.

    e. Mengadakan fumigasi, penolakan,pemusnahan

    f. Memberikan surat pelepasan karantina tumbuhan.

    6. PT. Pelindo

    Menyediakan fasilitas jasa labuh, pandu, tunda, air untuk kapal atau minum, dan

    fasilitas lainya.

    7. Kantor Imigrasi

    Kantor Imigrasi mengadakan Pengawasan, penelitian dan pemeriksaan passport awak

    atau penupang kapal dari luar negeri.

    8. Bea dan Cukai

    a) Menerima Pemberitahuan Umum (PU) setelah kapal tiba di Pelabuhan

    b) Memeriksa barang yang turun dari kapal untuk menghindari masuknya barang

    illegal.

    c) Pemeriksaan fisik barang diatas kapal apabila diperlukan.

    2.7.2 ProsedurCelearance Out di PelabuhanTanjungIntan.

  • Gambar 2. Prosedur Pelayanan keberang katan Kapal (Clearance out)

    (Sumber : Kementrian Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Laut)

    Clearance out adalah izin keluar dari area pelabuhan dan dinyatakan kapal tersebut sudah

    terbebas dari masalah yang ada di pelabuhan dan dapat melanjutkan kegiatan pelayaran ke

    pelabuhan selanjutnya.Adapun lagkah-langkah agen dalam proses Clearance out.

    Saat kapal meninggalkan Pelabuhan perlu pengecekan dokumen-dokumen instansi terkait

    seperti:

    1. Kantor Kesehatan Pelabuhan

    Kantor Kesehatan Pelabuhan mengeluarkan surat kesehatan (Health Clearance)

    dengan meneliti buku kesehatan, daftar awak kapal.

    2. Kantor Bea dan Cukai

    Petugas Bea dan Cukai mengawasi saat kapal meninggalkan pelabuhan

  • 3. Kantor Imigrasi

    Kantor Imigrasi memberikan Clearance pada crew list dan pasort atau seaman book

    tentunya bagi yang memiliki kompeten terhadap pelayaran.

    4. Kantor Karantina Hewan dan Tumbuhan

    Kantor Karantina Hewan dan Tumbuhan telah memberikan pelepasan atau surat

    kesehatan bagi Hewan atau Tumbuhan yang dibawa.

    5. PT. Pelindo (Persero)

    Setelah semua kondisi kapal diteliti seperti lambung timbul, muatan kapal, dan tidak

    adanya pelanggaran terhadap peraturan dan secara umum tidak membahayakan maka

    segera melaporkan ke ADPEL.

    6. Kantor Syahbandar

    Syahbandar mengadakan penelitian fisik kapal, dokumen kapal, dan dokumen awak

    kapal dengan kelengkapan tersebut syahbandar akan memberikan surat ijin berlayar

    (SIB) setelah instansi terkait memberikan clearance dan kapal dapat meninggalkan

    pelabuhan dengan lancer, aman, tertib, dan selamat (Iswanto, 2009).

    2.9 Instansi-Instansi dan Perusahaan Yang Terkait Dalam Proses Keagenan Di

    Pelabuhan Tanjung Intan.

    1. Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cilacap.

    Menurut Peraturan Mentri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang

    Organisasi dan tata cara kerja kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuahn pasal

    1,2 dan 3.

    Kantor syahbandaran dan Otoritas Pelabuhan adalah Unit pelaksana teknis

    dilingkungan kementrian perhubungan yang berada dibawah dan bertanggungjawab

    kepada Direktur Jendral Perhubungan Laut.

    Kantor kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan mempunyai tugas melaksanakan

    pengawasan, dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan kemanan pelayaran,

    koordinasi kegiatan pemerintah di pelabuhan serta peraturan dan pengadilan

    pengawasankegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan yang diusahakan secara

    komersial.

    Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuahan memiliki tugas:

    a. Pelaksanaan pengawasan dan pemenuhan kelaiklautan kapal, sertifikasi

    keselamatan kapal, pencegahan pencemaran dari kapal dan penetapan status

    hukum kapal.

  • b. Pelaksanaan pemeriksaan manajemen keselamatan kapal.

    c. Pelaksanaan pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran terkait dengan

    kegiatan bongkat muat barang berbahaya dan beracun (B3) pengisian bahan

    bakar, ketertiban embarkasi dan debarkasi penumpang, pembangunan fasilitas

    pelabuahan, pengerukan dan reklamasi, kelaik layar dan kepelautan, tertib lalu

    lintas kapal di perairan pelabuhan dan alur pelayaran pemanduan dan penundaan

    kapal, serta penerbitan surat persetujuan berlayar.

    2. PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Cilacap

    PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero), adalah badan usaha milik negara yang

    bergerak dalam bidang penyediaan jasa kepelabuhanan, yang mana dalam Undang-

    Undang Nomor 17 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 28 PT. Pelindo termasuk badan usaha

    yang kegiatanya khusus dibidang pengusahaan terminal dan fasilitan pelabuhan

    lainnya.

    3. Kantor Pelayanaan dan Pengawasan Bea dan Cukai Cilacap.

    a. Pabean

    Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebagai penjaga gawang lalu lintas

    komoditi internasional. Di samping itu pengamankan pemasukan keuangan

    Negara bagi kepentingan APBN, pabean embantu eksportir dan importir dalam

    memperlancar arus barang dan penumpang, tetapi tidak untuk sebaliknya.

    b. Bea Cukai

    Bagi eksportir, bea cukai bertindak sebagai pihak yang meneliti dokumen,

    pembayaran pajak, dan memberikan izin barang untuk dimuat dikapal. Bagi

    importir bertindak sebagai agen dan akanmemberikan izin untuk pelepasan

    barang-barang bila telah dilakukan pembayaran, dengan menunjukan dokumen

    B/L atau di Indonesia PPUD. (Adrian Sutedi 2014)

    4. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap (Health And Quarantine)

    Kantor kesehatan pelabuhan yang selanjutnya disingkat KKP adalah unit pelaksan

    teknis kementrian kesehatan diwilayah pelabuhan atau Bandar udara.Peraturan

    Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2014.

    5. Kantor Imigrasi Kelas II Cilacap (Imigration)

    Menurut Undang-undang Republik Indoneisa Nomor 6 Tahun 2011 pasal 1 dan 12

    Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang keluar masuk Indonesia serta

    pengawasanya dalam rangka menjaga tegakan kedaulatan Negara.

  • Tempat pemeriksaan imigrasi adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan laut, Bandar

    udara, pos lintas batas, atau tempat lain sebagai tempat keluar masuknya wilayah

    Indonesia.

    6. Kantor Karantina Tumbuhan Dan Hewan

    Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan Dan

    Tumbuhan adalah tempat pengasingan dan tindakan sebagai upaya pencegahan

    masuk dan tersebarnya hama da penyakit atau organism pengganggu dari luar negri

    dari suatu area kearea lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah

    republik Indonesia.

    .

    2.10 Pengertian PNBP

    Menurut Rihfenti Ernayani, dkk (2016) bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

    merupakan salah satu sumber pendapatan Negara yang pemungutanya dilakukan berdasarkan

    perundang-undangan di bawah undang-undang, seperti peraturan pemerintah maupun pada

    departemen yang bersangkutan. PNBP merupakan pungutan yang dilakukan yang dilakukan

    pemerintah di luar perpajakan atas pelayanan dan pemanfatan sumber daya alam yang

    diberikan dan dapat dipaksakan.

    2.11 Tata Cara Pembayaran PNBP

    Menurut Rihfenti Ernayani, dkk (2016) bahwa Berpedoman pada peraturan pemerintah

    nomor 29 tahun 2009 tentang tata cara penentuan jumlah, pembayaran, dan penyetoran

    penerimaan bukan pajak yang terutang, peraturan-peraturan pemerintah nomor 09 tahun 2012

    tentang jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada

    kementerian energi dan sumber daya alam, dan surat edaran Direktorat jendral mineral dan

    Batubara nomor 04.E/35/DJB/2012 tentang penyampaian iuran tetap dan iuan produksi, maka

    dapat disampaikan beberapa aturan mengenai cara pembayaran PNBP adalah sebagai berikut:

    1. Untuk pelaksanaan penyetoran penerimaan negara bukan pajak disebut wajib bayar.

    Penerimaan Negara Bukan Pajak yang terutang ditentukan dengan cara ditetapkan

    oleh instansi pemerintah dan dihitung sendiri oleh wajib bayar.

    2. Wajib bayar wajib membayar seluruh penerimaan negara bukan pajak yang terutang

    secara tunai paling lambat pada saat jatuh tempo pembayaran sesuai ketentuan

  • peraturan perundang-undangan. Jika wajib bayar melampaui jatuh tempo pembayaran

    yang ditetapkan, wajib bayar di kenakan sanksi administrasi berupa denda besar 2%

    (dua persen) per bulan dari bagian yang terutang dan bagian dari bulan dihitung 1

    (satu) bulan penuh. Sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud

    dikenakan untuk paliung lamat 24 bulan.

    3. Jenis penerimaan Negara bukan pajak sumber daya alam pertambangan Keputusan

    menteri yang berlaku batu bara terbagi menjadi dua yaitui uran tetap dan royaliti.

    4. Setelah perhitungan PNBP dilakukan maka wajib bayar segera membayar PNBP

    melalui bank atau Pos persepsi dengan menggunakan surat setoran bukan pajak

    (SSPB) untuk pembayaran dalam mata uang rupiah.

    2.12 Penerimaan Negara Bukan Pajak

    Berdasarkan tahun undang-undang Nomor 20 Tahun1997 tentang penerimaan Negara bukan

    pajak, PNBP didefinisikan sebagai seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal

    dari penerimaan perpajakan. Dalam kontek anggaran pendapatan dan belanja Negara,

    penerimaan hibah dipisahkan dari PNBP. (Agung Dinarjito 2017)

    2.13 Pemungutan, Pembayaran, dan Penyetoran

    Menurut Agung Dinarjito (2017) Pemungutan, pembayaran dan penyetoran

    merupakan beberapa aktivitas utama dalam pengelolaan PNBP. Pemungutan dapat

    didefinisikan sebagai aktivitas pejabat instansi pemerintah yang ditunjuk untuk mengambil

    sejumlah uang PNBP yang besarnya ditetapkan dalam peraturan perundangan (termasuk

    kontrak) sebagaian dalam proses penhak negara atas pemberian pelayanan jasa atau barang

    dari masyarakat pengguna (wajib bayar). Kemudian, pembayaran adalah pemberian sejumlah

    uang yang sudah ditetapkan dalam peraturan perundangan oleh masyarakat yang meminta

    layanan jasa atau barang baik diberikan di awal (sebelum pelayanan) maupun di akhir

    (setelah pelayanan), sedangkan penyetoran dapat didefinisikan sebagai kegiatan

    menyampaikan sejumlah utang sebagai penerimaan PNBP oleh bendahara penerima maupun

    secara langsung oleh masyarakat pengguna (wajib bayar) kerekening kas umum negara di

    bank sentral maupun melalui sub rekening kas umum negara melalui Bank Persepsi.

    Mekanisme penerimaan dan penyetoran PNBP telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20

    Tahun 1997, yaitu:

    1. Pasal 4: “Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak wajib disetor langsung secepatnya

    ke Kas Negara.

  • 2. Pasal 5: “Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak dikelola dalam sistem Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara.

    3. Pasal 6:

    a) Menteri dapat menunjuk Instansi Pemerintah untuk menagih dan atau memungut

    Penerimaan Negara Bukan Pajak yang terutang.

    b) Instansi Pemerintah yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib

    menyetor langsung Penerimaan Negara Bukan Pajak yang diterima ke Kas

    Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

    c) Tidak dipenuhinya kewajiban instansi Pemerintah untuk menagih dan atau

    memungut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyetor sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2), dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.NBP.