7
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Preeklampsia Pengertian Preeklampsia Beberapa pengertian preeklamsia menurut para ahli : 1. Preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan ( Manuaba, 1998 ). 2. Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ). 3. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000) 4. Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria (kamus saku kedokteran Dorland ). Etiologi / Faktor Penyebab Preeklampsia Adapun penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui, namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklampsia, yaitu : • Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,hidramnion , dan mola hidatidosa. • Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan. • Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus. • Timbulnya hipertensi , edema, proteinuria, kejang dan koma. Faktor Predisposisi Preeklamsia Molahidatidosa Diabetes melitus Kehamilan ganda Hidropfetalis Obesitas Umur yang lebih dari 35 tahun Klasifikasi Preeklampsia

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan PEB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan

Citation preview

Asuhan Keperawatan pada Pasien denganPreeklampsiaPengertian PreeklampsiaBeberapa pengertian preeklamsia menurut para ahli :1.Preeklampsia(toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan ( Manuaba, 1998 ).2. Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).3. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000)4. Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria (kamus saku kedokteran Dorland ).Etiologi / Faktor Penyebab PreeklampsiaAdapun penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui, namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklampsia, yaitu : Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,hidramnion, dan mola hidatidosa. Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus. Timbulnyahipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.Faktor Predisposisi Preeklamsia Molahidatidosa Diabetes melitus Kehamilan ganda Hidropfetalis Obesitas Umur yang lebih dari 35 tahunKlasifikasi PreeklampsiaDibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :Preeklampsia Ringan : Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per minggu. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin kateter atau midstream.Preeklampsia Berat Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam . Adanya gangguan serebral, gangguan visus, danrasa nyeri pada epigastrium. Terdapat edema paru dan sianosis.Patofisiologi PreeklamsiaPada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.Manifestasi Klinik Preeklampsia Pertambahan berat badan yang berlebihan Edema Hipertensi Proteinuria Pada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntahPemeriksaan Penunjang Preeklampsia1. Pemeriksaan Laboratoriuma. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% ) Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 43 vol% ) Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 450 ribu/mm3 )b. UrinalisisDitemukan protein dalamurine.c. Pemeriksaan Fungsi hati Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ) LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul. Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u/ml ) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N= 35 tahun Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, edema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan preeklampsia atau eklampsia sebelumnya Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya2. Data Obyektif : Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + ) Pemeriksaan penunjang ; Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu Tingkat kesadaran ;penurunan GCSsebagai tanda adanya kelainan pada otak USG ; untuk mengetahui keadaan janin NST : untuk mengetahui kesejahteraan janinB. Masalah Keperawatana. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )b. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasentac. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahird. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinanC. PerencanaanDiagnosa keperawatan I :Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibuKriteria Hasil : Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 ) Tanda-tanda vital :Tekanan Darah : 100-120/70-80 mmHg Suhu : 36-37 CNadi : 60-80 x/mnt RR : 16-20 x/mntIntervensi :1. Monitortekanan darahtiap 4 jamR/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan indikasi dari PIH2. Catat tingkat kesadaran pasienR/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak3. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang4. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi uterusR/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan terjadinya persalinan5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SMR/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk mencegah terjadinya kejangDiagnosa keperawatan II :Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasentaTujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janinKriteria Hasil : DJJ ( + ) : 12-12-12 Hasil NST : Hasil USG ;Intervensi :1. Monitor DJJ sesuai indikasiR/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta2. Kaji tentang pertumbuhan janinR/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SMR/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NSTR/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janinDiagnosa keperawatan III :Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahirTujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat mengantisipasi rasa nyerinyaKriteria Hasil : Ibu mengerti penyebab nyerinya Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinyaIntervensi :1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasienR/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien terhadap nyerinya2. Jelaskan penyebab nyerinyaR/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbulR/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeriR/. untuk mengalihkan perhatian pasienDiagnosa keperawatan IV :Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinanTujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilangKriteria Hasil : Ibu tampak tenang Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarangIntervensi :1. Kaji tingkat kecemasan ibuR/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa3. Jelaskan mekanisme proses persalinanR/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang maladaptif2. gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektifR/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif3. Beri support system pada ibuR/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hatiD. ImplementasiPelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan.E. EvaluasiEvaluasi disesuaikan dengan kriteria hasil yang telah ditentukanDaftar PustakaPersis Mary Hamilton, (1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, EGC, JakartaR. Sulaeman Sastrawinata, (1981), Obstetri Patologi, Elstar Offset, Bandung.(1995), Ilmu Penyakit Kandungan UPF Kandungan Dr.Soetomo. Surabaya