24
Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis Makalah diajukan untuk salah satu mata kuliah Keperawatan Anak I Kelompok 11 Eni Suryani Nita Nutria Sari Wulan Faridhah

Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan

Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

Makalah diajukan untuk salah satu mata kuliah

Keperawatan Anak I

Kelompok 11Eni Suryani

Nita Nutria SariWulan Faridhah

AKADEMI KEPERAWATAN KAB. GARUT2007

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur hanya pada-Mu ya Rabbi semesta alam

pemberi kenikmatan yang tidak berhingga dengan Rahmat –Mu penyusun dapat

menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga terlimpah curah kepada

junjungan kita tercinta, Nabi Muhammada SAW. Makalh ini disusun sebagai tugas

mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Anak

Dengan Gangguan Sisitem Neurologi: Encephalitis.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Maka dari itu,

penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

perbaikan dimasa yang akan dating. Tidak lupa penyusun ucapkan terimakasih dan

penghargaan setinggi- tingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam

menyusun makalah ini terutama pada Ibu Ema Arum, S.Kep

Mudah –mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penyusun dan

pemnbaca pada umumnya.

Garut, Juni 2007

Penyusun,

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Tujuan penyusunana

C. Rumusan Masalah

D. Sistematika Penulisan

E. Metode Penyusunan

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dasar

1. Pengertian

2. Etiologi

3. Pathofisiologi

4. Tanda dan Gejala

5. Komplikasi

6. Evaluasi Diagnostik

7. Penatalaksanaan Medis

B. Pendekatan Askep

1. Pengkajian

2. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan

3. Implementasi

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Enchepalitis adalah inflamasi pada jaringan otak dan kemungkinan meninges.

Penyebab ensefalitis dapat bakteri, virus, protozoa, atau jamur. Enterovirus adalah

penyebab paling sering diikuti dengan arbovirus. Banyak virus dapat ditularkan

melalui nyamuk. Ensefalitis juga dapat disebabkan oleh invasi langsung cairan

serebrospinal selama pungsi lumbal. Ensefalitis juga dapat terjadi sebagai

komplikasi campak, gondongan (mumps), atau cacar. Komplikasi awal ensefalitis

meliputi sistem jantung, pernafasan, dan neurologik biasanya menganai batang

otak. Ensefalitis dapat menyebabkan defek nerologi sisa setelah pemulihan.

Pemulihan komplet dapat terjari, namun kebanyakan kondisi kesehatan dan

kemampuan anak mungkin berubah selamanya.

B. Tujuan Penyusunan

1. Untuk mengetahui penyebab ensefalitis

2. Untuk mengetahui perjalanan penyakit ensefalitis.

3. Unrtuk mengetahui tanda dan gejala yang muncul pada pentakit

ensefalitis.

4. Untuk mengetahui intervensi apa saja yang akan diberikan pada

penderita ensefalitis .

C. Rumusan Masalah

1. Apa faktor penyebab ensefalitis?

2. Bagaimana proses perjalanan penyakit pada ensefalitis?

3. Apa saja tanda dan gejala yang mungkin muncul pada ensefalitis?

4. Intervensi apa saja yang diberikan pada anak penderita ensefalitis?

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan makalah ini :

BAB I: Pendahuluan, meliputi Latar belakang masalah, Tujuan penyusunan,

Rumusan masalah, Sistematika penuyusunan, metode Penyusunan.

BAB II: Pembahasan meliputi Konsep Dasar, pengertian, etiologi, pathofisiologi,

tanda dan gejala, komplikasi, evaluasi diagnostik dan penatalaksanaan

medis.

Pendekatan Askep terdiri dari, pengkajian, Diagnosa keperawatan dan

rencana keperawatan, dan implementasi.

BAB III: Penutup, meliputi kesimpulan dan saran

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu menggunakan studi

kepustakaan dengan mengumpulkan diberbagai referensi buku.

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dasar

1. Pengertian

Ensefalitis adalah suatu radang otak sebagai hasil salah satu penyakit

karena virus atau CNS infeksi/ peradangan. Ensefalitis juga dapat berarti ada

inflamasi jaringan otak, seringkali sebagai akibat infeksi virus. Ensefalitis adalah

inflamsi pada jaringan otak dan kemungkinan meninges.

Invasi susunan saraf pusat oleh virus dapat menimbulkan syndrome,

berikut ini :

a. Syndrome meningitis → identik dengan meningitis aseptik

b. Syndrome ensefalitis → adanya gejala nyeri kepala, mengantuk sampai koma,

demam delirium, paralisis otot dan gagguan autonom.

Pemulihan bisa terjadi, tetapi biaanya ada gejala sisa

seperti hemiplegia, gangguan tingkah laku dan cacat

mental.

c. Syndrome mielitik → medula spinalis yang lebih dominan diserang oleh

virus, dapat terjadi peresthesia dan kelemahan

ektrimitas, gangguan sphincter vesica urinaria.

d. Syndrome radikular → adanya peningkatan khas protein les tanpa pleositosis,

otot-otot lemah, otot proksimal sering lebih terkena

dari pada distol.

2. Etiologi

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

Penyebab ensefalitis dapat bekteri, virus, protizoa, atau jamur.

Entertovirus adalah penyebab yang paling sering diikuti dengan arbovirus. Banyak

virus dapat ditularkan melalui nyamuk, ensefalitis juga dapat diakibatkan oleh

invasi langsung cairan serebrospinal selama lumbal pungsi. Beberapa penyebab

ensefalitis lainnya duhubungkan dengan suatu penyakit yang terdahulu. Macam-

macam penyakit karena virus seperti herpes simplex, penykit anjing gila, campak,

chickenpox, penyakit gondong, dan rubella semua telah mencakup. Herpes simplex

adalah yang paling umum pada periode neonatal. Virus RNA dan Virus DNA juga

dapat menjadi penyebab ensefalitis.

3. Pathofisiologi

Toksin atau pathogen masuk dan meyebar ke otak yang menyebabkan

radang, setelah terjadinya peradangan pada otak maka timbul edema serebral,

kerusakan selular, dan kelainan fungsi tubuh. Invasi ini terjadi melalui darah dan

jalan kecil disekeliling saraf.

4. Tanda dan Gejala

Sesudah masa inkubasi yang bervariasi antara 4 dan 14 hari, gejala-

gejala pada ensefalitis yang muncul dibagi ke dalam 4 fase :

a) Sakit prodromal (2-3) hari

Dengan gejala nyeri mendadak, anoreksia, mual, nyeri perut, muntah

dan perubahan sensori.

b) Fase akut

Ditujukan dengan demam tinggi, kejang (10-20 % terjadi pada anak),

tremor tidak disadari seperti pada parkinson sedang kekakuan jarang terjadi.

Adanya perubahan cepat tanda sistem saraf sentral seperti hiperefleksi atau

hiporefleksi pada status sensori ditemukan adanya bingung, disorientasi,

delirium, somnoka sampai koma. Selama fase ini lumbal fungsi menunjukan

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

kenaikan jumlah leukosit yang mulanya polimorfonuklear menjadi dominasi

limfosit, biasanya dalam 10 hari pasien meninggal.

c) Fase sub akut

Adanya pneumonia ortostatik, infeksi sel kencing atau dekubitus, adanya

defisit fungsi saraf seperti paralisis spastik, lemah, fasikulasi, kelainan traktus

extra piramidalis.

d) Konvalesen

Adanya kelemahan, lesu, inkordinasi, tremor dan neurosis, frekuensi

sekuele dilaporkan berkisar dari 5-7 % dengan adanya pemburukan mental,

ketidakstabilan emosi berat, perubahan kepribadian, kelainan maotorik dan

gangguan bicara sekuele paling sering pada anak dibawah 10 tahun dan pada

bayi lebih berat daripada anak yang lebih tua.

5. Kompliksi

Komplikasi awal ensefalitis meliputi sistem jantung, pernafasan, neurologik

biasanya mengenai batang otak. Komplikasi lain dapat menyebabkan defek

neurologik sisa setelah pemulihan, pemulihan komplet dapat terjadi namun

kebanyakan kondisi kesehatan dan kemampuan anak mungkin berubah selamanya.

6. Evaluasi Diagnostik

Melaksanakan lumbal fungsi untuk pemeriksaan cairan serebrospinal.

Biopsy otak atau test serum antibody dapat dilakukan jika pembiakan bernilai

negatif. CT atau MRI untuk mendeteksi tumor focal atau adanya lesi pada otak.

EEG dilakukan untuk membantu diagnosa seperti pertumbuhan yang lambat dengan

derajat yang bervariasi.

7. Penatalaksanaan

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

Pengobatan pada pasien ensefalitis dilakukan secara terus menerus atau

berkesinambungan. Ancyclovia atau cephalosporia generasi ketiga masih

digunakan. Anak harus dirawat, dimonitor dan diobati untuk menurunkan tekanan

intrakranial dengan antikonvulsant sebagai pengaturnya.

Pada pengkajian neurologis, yang lebih difokuskan diantaranya seperti

frekuensi, durasi, progressi, penilaian spesifik dan onset.

B. Pendekatan Askep

1. Pengkajian

a. Kaji Tanda-tanda Vital

b. Kaji Pola nafas

c. Suhu tubuh tinggi.

d. Kaji pola nutrisi

e. Pada pemeriksaan elektroensefalogram ditemukan inflamasi otak yang

menyebar.

2. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan

Diagnosa keperawatan berikut ini dan dugaan yang benar berdasarkan

pengkajian terhadap anak dengan ensefalitis :

a. DX I : Perubahan perfusi jaringan (cerebral) sehubngan denga peningkatan

tekanan intrakranial

Tujuan : klien tidak mengalami peningkatan tekanan intrakranial

Intervensi : observasi dengan cermat adanya tanda-tanda peningkatan tekanan

intrakranial

Rasional : untuk mencegah keterlambatan tindakan

Intervensi : hindari sedasi

Rasional : tingkat kesadaran adalah indikator penting dari peningkatan TIK

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

Intervensi : ajarkan keluarga tentang tanda-tanda PTIK dan kapan harus

memberitahu praktisi kesehatan

Rasional : untuk mencegah keterlamatan tindakan.

b. DX II : Nyeri sehubungan dengan iritasi meningkat

Tujuan : klien/anak tidak mengalami mengalami nyeri atau nyeri menurun

sampai tingkat yang dapat diterima anak

Intervensi : biarkan anak mengambil posisi yang nyaman, gunakan posisi

miring, bila dapat ditoleransi

Rasional : karena kaku kuduk

Intervensi : tinggikan sedikit kepala tempat tidur tanpa menggunakan bantal

Rasional : karena hal itu sering menjadi posisi yang paling tidak nyaman

Intervensi : berikan analgetik sesuai ketentuan, terutama asetaminofen dengan

kodein

Rasional : untuk mengurangi nyeri otot, sendi dan punggung

Intervensi : gelapkan ruangan dan beri kompres dingin di kepala

Rasional : untuk mengurangi nyeri kepala

c. DX III : pola nafas tidak efektif sehubungan dengan peningkatan tekanan

intrakranial dan penurunan tingkat kesadaran

Tujuan : klien anak menunjukan tanda-tanda fungsi pernafasan yang

adekuat

Intervensi : sediakan alat resositasi disamping tempat tidur

Rasional : untuk digunakan pada malfungsi ventilator

Intervensi : bila pasien memakai trakeostomi, ganti dan pertahankan sesuai

dengan kebutuhan

Rasional : untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas

Intervensi : pantau fungsi pernafaan termasuk bunyi nafas

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

Rasional : untuk mengevaluasi keadekuatan ventilasi dan mendeteksi

perubahan oksigenasi

Intervensi : oksigenasi sebelum suction dan batasi 10-15 detik untuk pasien

apnea, gunakan mekanika ventilator bila perlu

Rasional : transportasi oksigen ke otak berkurang karena berkurangnya aliran

darah

d. DX IV : perubahan nutrisi; kehilangan cairan tubuh sehubungan dengan

penurunan tingkat kesadaran

Tujuan : kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh terpenuhi

Intervensi : perhatikan intake dan output pada anak

Rasional : untuk memonitor perkembangan nutrisi dan cairan didalam tubuh

dan penting untuk pemberian cairan yang tepat

Intervensi : kaji apakah ada oedema dan timbang BB

Rasional : sebagai indikasi terjadinya kelebihan cairan

Intervensi : monitor tanda-tanda vital

Rasional : menurunnya tekanan darah menandakan adanya pendarahan

Intervensi : sajikan makanan yang menarik

Rasional : agar nafsu makan klien meningkat

Intervensi : perkaya makanan denga suplemen nutrisi seperti susu bubuk atau

suplemen yang dijual bebas

Rasional : untuk memaksimalkan qualitas masukan

e. DX V : ketidak efektifan bersihan jalan nafas sehubungan dengan perubahan

tingkat kesadaran

Tujuan : aspirasi sekret dapat dihindari

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

Intervensi : monitor terus menerus pasien kejang/delirium, pertahankan

keututuhan jalan nafas pada pasien dengan tik meningkat; suction

secret; lakukan perawatan endoktrakeal.

Rasional : untuk mencegah aspirasi

f. DX VI : potensial injuri (cedera) sehubungan dengan perubahan tingkat

kesadaran

Tujuan : pasien anak tidak akan mengalami cedera (injuri)

Intervensi : - awasi terus pasien yang kejang dan delirium

- beri bantalan dan ikatan pada pasien delirium

- jaga agar rel sisi tempat tidur tetap berdiri

- cegah aspirasi atau injuri selama kejang

Rasional : untuk mencegah injury

Intervensi : pertahankan lingkungan yang tenang

Rasional : rangsangan yang berlebihan dapat mencetuskan kejang

g. DX VII : kurangnya pengetahuan sehubngan denga proses peradangan

dengan kondisi anak

Tujuan : keluarga faham dan dapat menjelaskan tentang kondisi anak,

berpartisifasi dalam peratan anak

Intervensi : berikan penjelasan pada keluarga tentang perkembangan kesehatan

anak

Rasional : keluarga klien akan mengerti dan dapat mengatasi kecemasan

mereka

Intervensi : berikan penjelasan tentang tanda-tanda jika anak kritis

Rasional : agar keluarga dapat segera memberitahu perawat atau staf

kesehatan lainnya sehingga tindakan dapat segera dilakukan

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

h. DX VIII : Perubahan pada keadaan keluarga sehubungan dengan sakit anak

yang serius

Tujuan : pasien dan keluarga mendapatkan dukungan yang adekuat

Intervensi : beri dorongan pada keluarga untuk mendiskusikan perasaan

Rasional : untuk meminimalkan rasa bersalah dan saling menyalahkan

Intervensi : yakinkan keluarga bahwa awitan ensefalitis bersifat tiba-tiba dab

bahwa mereka sudah bertindak dengan penuh tanggung jawab

dengan mencari bantuan medis

Rasional : untuk meminimalkan rasa bersalaha dan saling menyalahkan

Intervensi : pertahankan agar keluarga tetap mendapat infromasi tentang

kondisi anak, kemajuan prosedur dan tindakan

Rasional : untuk mengurangi kecemasan

3. Implementasi

Ensefalitis disebaban oleh infeksi virus yang memproduksi proses inflamasi

di otak respon dari proses tersebut akan menyebabkan perubahan fungsi neurologis.

Untuk keakuratan pengkajian status CNS pada anak, yaitu perubahan deteksi

essensial dan peningkatan manajemen klinik peraat harus mengantisifasi

peningkatan tekanan intrakranial, meminimalkan faktor penularan, mempersiapkan

pengobatan. Anak harus dikaji secara berkala dari perubahan tingkat kesadaran atau

kepribadian, sakit kepala, kaku kuduk, perubahan pada nadi, respirasi, respon pupil

dan penurunan aktivitas.

Temperatur anak harus dijaga pada keadaan normal. Demam meningkatkan

metabolisme cerebral dan menekan metabolik. Antipyeritik, kompres dingin dan

hangat suam-suam kuku mungkin menjadi dasar tindakan pada hypotermi. Gunakan

selimut, jika dengan selimut masih tetap hipotermi maka perawat harus memonitor

temperatur tubuh anak setiap jam untuk mengetahui cepat lambatnya hipotermi

kondisi kulit anak harus sering dikaji karena sirkulasi perifer menurun.

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

Keseimbangan cairan dan elektrolit adalah hal yang penting lainnya dalam

pertimbangan keputusan. Hati-hati dalam memperhatikan intake dan output pada

anak, sebagai status indikator hidrasi. Tanda yang menunjukan kelebihan cairan

seperti penambahan BB, elektrolit dan hematokrit abnormal, oedema dan perubahan

tingkat kesadaran.

Anak dengan ensefalitis mungkin terdapat sakit kepala dengn intensitas

berubah-ubah dan pengaturan terhadap nyeri adalah penting. Kombinasi seirus pada

ensefalitis dengn periode penyembuhan yang lama dan kemungkinan terjadi

penurunan neurologis atau stressor utama pada anak dan keluarganya.

Ensefalitis ada dengan disertai symptom-symptom yang timbul, anak

mungkin mengalami penyembuhan atau sebaliknya terjadi deferiorientasi

neurologis dan koma atau (+).

Prognosisnya tergantung jumlah faktor : agen penyebab, status kesehatan

dan kondisi anak dan intervensi mudah dan efektif oleh tim kesehatan.

4. Evaluasi

- Apakah ada peningkatan status neurologis pada anak?

- Apakah tanda-tanda vital ada pada batas normal pada anak?

- Apakah orang tua dapat mengatakan pengertian, proses penyakit secara nyata

dan follow up apakah yang dibutuhkan?

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

1. Ensefalitis adalah inflamasi pada jaringan otak.

2. Penyebab ensefalitis salah satunya adalah Virus RNA dan Virus DNA, bakteri,

protozoa, dan jamur.

3. Pada awalnya kuman pathogen masuk ke pembuluh darah kecil yang ada

disekitar saraf yang dan pembuluh darah kemudian menyebar masuk kedalam

otak sehingga menyebabkan edema serebral, kerusakan serular, dan kealinan

fungsi tubuh.

4. intervensi yang diberikan pada anak encephalitis ialah:

Obsarvasi tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial

Biarkan anak mengambil posisi yang nyaman.

Perhatikan intake dan out put pada anak.

Monitor terus menerus pasien kejang/ delirium.

Berikan penjelasan pada keluarga tentang perkembangan kesehatan anak.

2. Saran

Dengan terselesaikannya makalah ini, kami harapkan saran dan kritik yang dapat

membangun agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih sempurna.

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Neurologis Encephalitis

Daftar Pustaka

Rendle short, Jhon. Gray, OP. Dodge, J. 1994. ikhtisar Penyakit Anak. Jakarta:

Binarupa Aksara

Jean, Weiler Colvert, Susan. Nursing Care of children 2: Saundrs

Pillittery, adele. 2002. Perwatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2003. Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta : EGC

Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta : EGC

Catzel, Pincus & Roberts, Ian. 1990. Kapita Selekta Pediatri Edisi 2. Jakarta : EGC

Short, John Renbdle, dkk. 1994. Ikhtisar Penyakit Anak, Edisi Ke-6 Jilid Kedua. Jakarta : Bina Rupa Aksara