Upload
hanie-ntu-emount
View
64
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
asuhan keperawatan
Citation preview
5/20/2018 Askep Gaster
1/21
Menu
Lanjut ke konten
Beranda
About
BERBAGI ILMU BERSAMA
KOMANG QONY
semoga bermanfaat bagi kita semua oky
ASKEP CA GASTER
Posted onDesember 24, 2012byxoman koni
MAKALA CA-GASTER
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di era serba cepat seperti saat ini tidak sulit bagi setiap orang untuk memenuhi
keinginannya dalam waktu yang relative singkat. Begitu juga dalam hal
memilih makanan, hampir sebagian masyarakat lebih memilih mengkonsumsi
http://xomankoni.wordpress.com/2012/12/24/askep-ca-gaster/#contenthttp://xomankoni.wordpress.com/2012/12/24/askep-ca-gaster/#contenthttp://xomankoni.wordpress.com/http://xomankoni.wordpress.com/http://xomankoni.wordpress.com/about/http://xomankoni.wordpress.com/about/http://xomankoni.wordpress.com/http://xomankoni.wordpress.com/http://xomankoni.wordpress.com/2012/12/24/askep-ca-gaster/http://xomankoni.wordpress.com/2012/12/24/askep-ca-gaster/http://xomankoni.wordpress.com/2012/12/24/askep-ca-gaster/http://xomankoni.wordpress.com/author/xomankoni/http://xomankoni.wordpress.com/author/xomankoni/http://xomankoni.wordpress.com/author/xomankoni/http://xomankoni.wordpress.com/author/xomankoni/http://xomankoni.wordpress.com/2012/12/24/askep-ca-gaster/http://xomankoni.wordpress.com/http://xomankoni.wordpress.com/http://xomankoni.wordpress.com/about/http://xomankoni.wordpress.com/http://xomankoni.wordpress.com/2012/12/24/askep-ca-gaster/#content5/20/2018 Askep Gaster
2/21
makanan cepat saji yang mereka sendiri tidak tahu bahan apa saja yang
digunakan untuk mengolah makanan tersebut dibandingkan mengolah bahan
makanan sendiri dirumah. Dengan alasan lebih mudah dan efisien.
Namun dibalik rasa nikmat yang dirasakan, mereka tidak tahu bahaya apa yang
akan terjadi jika mereka mengkonsumsi makanan tersebut dalam jangka
panjang. Berbagai penyakit bisa saja mereka derita akibat mengkonsumsi
makanan cepat saji yang menjadi pilihan mereka. Salah satu penyakit yang
mungkin timbul akibat mengkonsumsi berbagai makanan cepat saji dalam
jangka panjang adalah kanker. Sebagian manusia terkadang mengabaikan suatu
gejala penyakit yang timbul dalam dirinya, sehingga penyakit tersebut baru
diketahui ketika telah mencapai stadium lanjut. Salah satu contoh kanker akibat
kebiasaan buruk ini adalah kanker lambung dimana kanker lambung ini
merupakan suatu bentuk neoplasma maligna gastrointestinal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas timbul permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dasar penyakit Ca Lambung?
2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan untuk penyakit Ca lambung?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit Ca lambung.
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan untuk penyakit Ca
lambung.
5/20/2018 Askep Gaster
3/21
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI
kanker atauneoplasmaganas adalahpenyakityang ditandai dengan kelainan
siklus selkhas yang menimbulkan kemampuan sel untuk:
tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)
menyerangjaringan biologisdi dekatnya.
bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melaluisirkulasi darahatausistemlimfatik,disebutmetastasis.(http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker)
Kanker lambung atau kanker lambungmerupakan bentuk neoplasma
maligna gastrointestinal. Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma
lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua
kematian akibat kanker (Cancer Facts and Figures, 1991)
Tumor j inak di lambung agaknya tidak menimbulkan gejala atau masalah
medis. Tetapi kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau
berkembang menjadi kanker.
http://medicastore.com/penyakit/1010/Kanker_Lambung.html)
II.2 EPIDEMIOLOGI
Kanker lambung terus berkurang di Amerika Serikat. Namun, ini masih menjadi
masalah serius dengan jumlah 14.700 kematian setiap tahunnya, kebanyakan
pada individu dengan usia lebih dari 40 tahun dan kadang-kadang pada individu
yang lebih muda. Kebanyakan kanker lambung terjadi pada kurvatura kecil atau
antrum lambung dan adenokarsinoma. Insiden kanker lambung lebih banyak di
Jepang, yang telah menyababkan diadakannya skriningmassa untuk diagnosisawal di negara ini. Diet tampaknya menjadi faktor yang signifikan. Diet tinggi
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neoplasma&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neoplasma&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neoplasma&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_%28biologi%29http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_%28biologi%29http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_%28biologi%29http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sirkulasi_darah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sirkulasi_darah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sirkulasi_darah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_limfatikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_limfatikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_limfatikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_limfatikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metastasishttp://id.wikipedia.org/wiki/Metastasishttp://id.wikipedia.org/wiki/Metastasishttp://id.wikipedia.org/wiki/Kankerhttp://medicastore.com/penyakit/1010/Kanker_Lambung.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/1010/Kanker_Lambung.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/1010/Kanker_Lambung.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kankerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metastasishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_limfatikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_limfatikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sirkulasi_darah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_%28biologi%29http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neoplasma&action=edit&redlink=15/20/2018 Askep Gaster
4/21
makanan asap dan kurang buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan resiko
terhadap kanker lambung. Faktor lain yang berhubungan dengan insiden kanker
lambung mencakup inflamasi lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria ( tidak
adanya asam hidroklorida ), ulkus lambung, bakteri H. pylori, dan keturunan.
II.3 ETIOLOGI
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi sejumlah
faktor dihubungkan dengan penyakit tsb. Juga dipercaya bahwa faktor eksogendalam lingkungan seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin
mengambil bagian penting dalam karsinoma lambung. Karena lambung
mempunyai kontak yang lama dengan makanan, bahan-bahan makanan sudah
dikaitkan. Ada yang timbul sebagai hubungan dengan konsumsi gram yang
meningkat. Ingesti nitrat dan nitrit dalam diet tinggi protein telah memberikan
perkembangan dalam teori bahwa senyawa karsinogen seperti nitrosamine dan
nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan.
Penurunan kanker lambung di USA pada decade lalu dipercaya sebagai hasil
pendinginn yang meningkat yang mnyebabkan terjadinya bermacam-macam
makanan segar termasuk susu, sayuran, buah, juice, daging sapi dan ikan,
dengan penurunan konsumsi makanan yang diawetkan, garam, rokok, dan
makanan pedas. Jadi dipercaya bawha pendinginan dan vit C (dalam buah segar
dan sayuran) dapat menghambat nitrokarsinogen.
Faktor genetik mungkin memainkan peranan dalam perkembangan kanker
lambung. Frekuensi lebih besar timbul pada individu dengan gol.darah A.
Riwayat keluarga meningkatkan resiko individu tetapi minimal, hanya 4% dari
organ dengan karsinoma lambung mempunyai riwayat keluarga.
II.4 FAKTOR PREDISPOSISI
5/20/2018 Askep Gaster
5/21
Adapun faktor predisposisi dari kanker lambung ini yaitu :
1. Faktor genetik, karena kanker lambung lebih sering terjadi pada orang
bergolongan darah A dari pada golongan darah lainnya.
2. Lingkungan, karena kanker lambung sangat sering terjadi di Jepang,
Thailand, Finlandia, Irlandia,
dan Kolombia.
3. Kebiasaan makan makanan yang mengandung bahan karsinogenik seperti
daging asap, makanan
yang diasamkan, dan tinggi nitrat.
4. Perokok dan pengguna alkohol
5. Pekerja dalam industri tertentu
6. Status ekonomi yang rendah.
II.5 PATOFISIOLOGIS
Beberapa faktor dipercaya menjadi pemicu kanker yang mungkin yaitu polip,
anemia pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung.
Diyakini bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker
lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan ulkus lambung
dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostic awal.
5/20/2018 Askep Gaster
6/21
Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai
massa irregular dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan
menyerang lumen dinding lambung. Tumor mungkin menginfiltrasi dan
menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di antrum. Infiltrasi dapat
melebar keseluruh lambung, menyebabakan kantong tidak dapat meregang
dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi hal ini tidak
lazim.
Lesi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk membedakan
dari polip benigna pada X-ray.Kanker lambung mungkin timbul sebagai
penyebaran tumor superficial yang hanya melibatkan prmukaan mukosa dan
menimbulkan keadaan granuler walupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari
karsinom ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur
lokal seperti bag.bawah dari esophagus, pancreas, kolon transversum dan
peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.
II.6 KLASIFIKAS
Ada 3 bentuk umum karsinoma atau kanker lambung, yaitu :
1. Karsinoma ulseratif merupakan jenis yang paling sering dijumpai dan harus
dibedakan dari ulkus peptikum jinak.
2. Karsinoma polipoid, tampak seperti kembang kol yang menonjol ke dalam
lumen dan dapat berasal dari polip adenomatosa
5/20/2018 Askep Gaster
7/21
3. Karsinoma infiltratif, dapat menembus seluruh ketebalan dinding lambung
dan dapat menyebabkan terbentuknya lambbung botol kulit (linitis plastica )
yan tidak lentur.
II.7 TANDA DAN GEJALA
Pada tahap awal kanker lambung, gejala mungkin tidak ada. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal, seperti nyeri yang hilang
dengan antasida, dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala
penyakit progresif dapat meliputi:
1. Biasanya nonspesifik (tidak khas)
2. Rasa tidak enak/nyaman pada perut (abdominal discomfort)
3. Nausea (perasaan/sensasi sebelum muntah)
4. Vomiting (muntah)
5. Anorexia (kehilangan selera makan)
6. Berat badan menurun (weight loss)
7. Perdarahan (hemorrhage)
II.8 PEMERIKSAAN FISIK
5/20/2018 Askep Gaster
8/21
Pemeriksaan fisik dapat membantu diagnosis seperti penurunan berat badan,
anemia, teraba massa di epigastrium, jika telah metastasisi ke hati akan terba
hati yang irreguler, dan terkadang terba kelenjar limfe klavikula.
II.9 PEMERIKASAAN PENUNJANG
Endoskopi untuk biopsi dan pencucian sitologis adalah pemeriksaan diagnostik
umum.
Pemeriksaan sinar-X terhadap saluran GI atas dengan barium, karena metastase
sering terjadi sebelum tanda peringatan ada
Pemindai tomografi komputer, pemindai tulang
a) Keterlibatan lesser curvature dari lambung
b) Ukuran tumor yang besar
c) Stadium lanjut (advanced stage)
Catatan:
1. Kanker Lambung Ganas (malignant gastric cancer) kedua yang paling banyak
dijumpai setelah adenocarcinoma.
2. Hanya meliputi 5% dari semua kanker lambung (gastric tumors).
3. Risiko lebih tinggi 5X pada HIV (Human Immunodeficiency Virus)
4. Rasio pria:wanita = 1,7 : 1. Berarti lebih banyak dialami oleh pria.
II.11 TERAPI/ TINDAKAN PENANGANAN
5/20/2018 Askep Gaster
9/21
1. Radiasi efek kurang berhasil
2. Kemoterapi kurang berhasil
Obat kemoterapi yang sering digunakan mencakup kombinasi 5-fluorourasil
(5FU), Adriamycin, dan mitomycin-C
3. Pembedahan
a. Gasterktomi sub total Ca Menyebar ke luar lambung
b. Esofago Jeyusutomy (gastrektomi total)
II.12 PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali
mengangkat tumornya. Bila tumor dapat diangkat ketika masih terlokalisasi di
lambung, pasien dapat sembuh. Bila tumor telah menyebar ke area lain yang
dapat dieksisi secara bedah, penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada
kebanyakan pasien ini, paliasi efektif untuk mencegah gejala seperti obstruksi,
dapat diperoleh dengan reseksi tumor.
Bila gasterktomi subtotal radikal dilakukan, puntung lambung dianastomosiskan
pada jejunum, seperti pada gastrektomi untuk ulkus. Bila gastrektomi total
dilakukan kontinuitas gastrointestinal diperbaiki dengan anastomosis diantara
ujung esofagus dan jejunum. Bila ada metastasis pada organ vital lian, seperti
5/20/2018 Askep Gaster
10/21
hepar, pembedahan dilakukan terutama untuk tujuan paliatif dan bukan radikal.
Pembedahan paliatif dilakukan untuk menghilangkan gejala obstruksi atau
disfagia.
Untuk pasien yang menjalani pembedahan namun tidak menunjukkan
perbaikan, pengobatan dengan kemoterapi dapat memberikan kontrol lanjut
terhadap penyakit atau paliasi. Radiasi digunakan untuk paliasi pada kanker
lambung.
II KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Perawat mendapatkan riwayat diet dari pasien yang memfokuskan pada isu
seperti masukan tinggi makanan asap atau diasinkan dan masukan buah dan
sayuran yang rendah. Apakah pasien mengalami penurunan BB, jika ya
seberapa banyak.
A. Apakah pasien perokok? Jika ya seberapa banyak sehari dan berapa lam?
B. Apakah pasien mengeluhkan ketidaknyamanan lambung selama atau
setelah merokok?
C. Apakah pasien minum alcohol? Jika ya seberapa banyak? Perawat
menanyakan pada pasien bila ada riwayat kleuarga ttg kanker. Bila demikian
anggota keluarga dekat atau langsung atau kerabat jauh yang terkena?
5/20/2018 Askep Gaster
11/21
D. Apakah status perkawinan pasien? Adakah seseorang yang dapat
memberikan dukungan emosional? Selama pemeriksaan fisik ini dimungkinkan
untuk melakukan palpasi massa.
Perawat harus mengobservasi adanya ansites. Organ diperiksa untuk nyeri tekan
atau massa. Nyeri biasanya gejala yang lambat.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Nyeri b/d adanya sel epitel abnormal
2.Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
3.Berduka b/d diagnosisi Ca
4.Ansietas b/d penyakit dan pengobatan yang diantisipasi
5.Kekurangan volume cairan b/d syok/hemoragi
6.Resiko infeksi b/d insisi bedah.
3. INTERVENSI
Dx1.Nyeri b/d adanya sel epitel abnormal.
Tujuan:Setelah diberikan asuhan keperawatan nyeri berkurang , terkontrol.
Kr iter ia hasil :
5/20/2018 Askep Gaster
12/21
-Pasien tidak tampak meringi
-Skala nyeri 0 ( tidak nyeri)
-Pasien tampak lebih rileks
I ntervensi :
- Kaji karakteristik nyeri dan ketidaknyamanan; lokasi, kualitas frekuensi,
durasi,dsb.
R:memberikan dasar untuk mengkaji perubahan tingkat nyeri dan
mengevaluasi intervensi.
- Tenangkan pasien bahwa anda mengetahui bahwa nyeri yang dirasakan adalah
nyata dan bahwa anda kan membantu pasien dalam mengurangi nyeri tsb.
R:Rasa takut dapat meningkatkan ansietas dan mengurangi toleransi nyeri.
Kolaborasi dalam pemberian analgesik untuk meningkatkan peredaran nyeri
optimal dalam batas resep dokter.
R:Cenderung lebih efektif ketika diberikan dini pada siklus nyeri.
- Ajarkan pasien strategi baru untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamnan
dengan distraksi, imajinasi, relaksasi.
R:Meningkatkan strategi pereda nyeri alternative secara tepat.
Dx2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
5/20/2018 Askep Gaster
13/21
Tujuan :Setelah diberikan asuhan keperawatan kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi.
Kr iter ia hasil :
- Klien akan mempertahankan masukan nutrisi untuk kebutuhan metabolism
- Nafsu makan meningkat
- Tidak terjadi penurunan berat badan
I ntervensi Keperawatan :
- Ajarkan pasien hal-hal sbb : hindari pandangan, bau, bunyi-bunyi yang tidak
menyenangkan didalam lingkungan selama waktu makan.
R:anoreksia dapat distimulasi atau ditingkatkan dengan stimuli noksius.
- Sarankan makan yang disukai dan yang ditoleransi dengan baik oleh pasien,
lebih baik lagi
makanan dengan kandungan tinggi kalori/protein. Hormati kesukaan makanan
berdasarkan etnik.
R:makanan kesukaan yang dioleransi dengan baik dan tinggi kandungan kalori
serta proteinnya akan
mempertahankan status nutrisi selama periode kebutuhan metabolic yang
meningkat.
- Berikan dorongan masukan cairan yang adekuat, tetapi batasi cairan pada
waktu makan.
5/20/2018 Askep Gaster
14/21
R: tingkat cairan diperlukan untuk menghilangkan produk sampah dan
mencegah dehidrasi.
- Meningkatkan kadar cairan bersama makanan dapat mengarah pada keadaankenyang. Pertimbangkan makanan dingin, jika diinginkan.
R:makanan dingin tinggi kandungan protein sering lebih dapat ditoleransi
dengan baik dan tidak berbau dibanding makanan yang panas.
Kolaboratif pemberian diet cair komersial dengan cara pemberian makanenteral melalui selang, diet makanan elemental/makanan yang diblender melalui
selang makan silastik sesuai indikasi.
R:pemberian makanan melalui selang mungkin diperlukan pada pasien yang
sangat lemah yang sistem gastrointestinalnya masih berfungsi.
Dx3.Berduka b/d diagnosisi Ca.
Tujuan :Setelah diberikan asuhan keperawatan klien dapat melewati proses
berduka dengan baik.
Kr iter ia hasil :
- Klien sanggup menerima keadaannya
- Tidak menutup diri
- Mengkomunikasikan perasaannya dengan baik
5/20/2018 Askep Gaster
15/21
I ntervensi :
- Dorong pengungkapan ketakutan, kekhawatiran, pertanyaan mengenai
penyakit, pengobatan dan implikasinya dimasa mendatang.
R:dasar pengetahuan yang akurat dan meningkat akan mengurangi ansietas dan
meluruskan miskonsepsi.
Berikan dorongan partisipasi aktif dari pasien dan keluarga dalam keputusan
perawatan dan pengobatan.
R:partisipasi aktif akan mempertahankan kemandirian dan control pasien.Kunjungi keluarga untuk menetapkan dan memelihara hubungan dan
kedekatan fisik.
R:meningkatkan rasa saling percaya dan keamanan serta mengurangi perasaan
takut.
Berikan dorongan ventilasi perasan-perasaan negative, termasuk marah yang
meluap-meluap, didalam batasan yang dapat diterima.
R:untuk ekspresi emosional tanpa kehilangan harga diri.
- Sisihkan waktu untuk periode menangis dan mengekspresikan kesedihan.
R:perasaan ini diperlukan untuk terjadinya perpisahan dan kerenggangan.
Dx4.Ansietas b/d penyakit dan pengobatan yang diantisipasi.
Tujuan :Setelah diberikan asuhan keperawatan ansietas klien menurun.
Kr iteri a hasil :
5/20/2018 Askep Gaster
16/21
- Klien lebih rileks
- Nadi normal
- Tidak terjadi peningkatan respirasi
I ntervensi :
- Berikan lingkungan yang rileks dan tidak mengancam.
R:pasien dapat mengekspresikan rasa takut, masalah, dan kemungkinan rasa
marah akibat diagnosisi dan prognosisi.
- Berikan dorongan partisipasi aktif dari pasien dan keluarganya dalam
keputusan perawatan dan pengobatan.
R: untuk mempertahankan kemandirian dan kontrol pasien.
- Anjurkan pasien mendiskusikan perasaan pribadi dengan orang pendukung
misalnya rohaniawan bila diinginkan.
R: menfasilitasi proses berduka dan perawatan spiritual.
Dx.5.Kekurangan volume cairan b/d syok/hemoragi.
Tujuan :Setelah diberikan asuhan keperawatan kebutuhan cairan klien
terpenuhi.
Kr iter ia hasil :
- Klien tidak tampak lemah
- Turgor kulit baik
5/20/2018 Askep Gaster
17/21
- Tidak terjadi penurunan berat badan secara mendadak
Intervensi :
- Pantau terhadap tanda-tanda hemoragi:
Observasi aspirasi lambung terhadap bukti adanya darah
Observasi garis jahitan terhadap adanya perdarahan
Berikan produk darah sesuai program
R:penurunan vol darah sikulasi dapat menimbulkan syok hipovolemik.
v Kaji klien tehadap tanda-tanda syok
v Evaluasi drainase dari balutan dan penampung drainase
v Evaluasi tekanan darah, nadi dan frekuensi pernapasan
v Berikan produk darah sesuai program
R:menurunnya volume sirkulasi darah dapat menimbulkan syok hipovolemik.
Dx6.Risiko infeksi b/d insisi bedah
Tujuan :Setelah diberikan asuhan keperawatan tidak terjadi gejala infeksi.
Kr iter ia hasil :
- Tidak timbul kemerahan
5/20/2018 Askep Gaster
18/21
- Tidak adanya pembengkakan
- Tidak timbul nyeri
- Tidak ada peningkatan suhu
- Tidak kehilangan fungsi
I ntervensi :
- Kaji luka terhadap tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, bengkak,
demam, nyeri tekan, dan kehilangan fungsi.
R: luka harus bersih, karena jika keadaan luka kotor akan lebih rentan terjadi
infeksi.
- Kaji abdomen terhadap tanda peritonitis, nyeri tekan, kekakuan, distensi.
R:peritonitis dapat terjadi sekunder akibat bedah lambung.
- Kolaborasi pemberian antibiotic profilaktik sesuai program.
R: antibiotic sering diberikan pada klien setelah bedah abdomen untuk
mencegah infeksi.
4. EVALUASI
Dx1.Mencapai peredaan gangguan rasa nyaman.
a. Melaporkan peredaan rasa nyeri (skala nyeri 0)
5/20/2018 Askep Gaster
19/21
b. Pasien tidak tampak meringis
c. Pasien tampak lebih rileks
Dx2.Kebutuhan nutrisi tercukupi.
a. Klien akan mempertahankan masukan nutrisi untuk kebutuhan metabolism
b. Nafsu makan meningkat
c. Tidak terjadi penurunan berat badan
Dx3.Memperlihatkan peningkatan sikap untuk menerima keadaan diri.
a. Klien sanggup menerima keadaannya
b. Tidak menutup diri
c. Mengkomunikasikan perasaannya dengan baik
Dx4.Mencapai penurunan ansietas.
a. Klien terlihat lebih rileks
b. Nadi normal (60-100 x/mnt untuk dewasa)
c. Respirasi normal(12-20 x/mnt)
Dx5.Kebutuhan cairan terpenuhi.
a. Klien tidak tampak lemah
b. Turgor kulit baik
c. Tidak terjadi penurunan berat badan secara mendadak
5/20/2018 Askep Gaster
20/21
Dx6.Tidak ada gejala infeksi.
a. Tidak timbul kemerahan
b. Tidak adanya pembengkakan
c. Tidak timbul nyeri
d. Tidak ada peningkatan suhu
e. Tidak kehilangan fungsi
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Jadi kanker lambung adalah bentuk neoplasma maligna dalam gastrointestinal.
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui.
Kanker lambung dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :
1. Karsinoma ulseratif merupakan jenis yang paling sering dijumpai dan harusdibedakan dari ulkus peptikum jinak.
2. Karsinoma polipoid, tampak seperti kembang kol yang menonjol ke dalam
lumen dan dapat berasal dari polip adenomatosa
3. Karsinoma infiltratif, dapat menembus seluruh ketebalan dinding lambung
dan dapat menyebabkan terbentuknya lambbung botol kulit (linitis plastica )yan tidak lentur.
5/20/2018 Askep Gaster
21/21
Tidak ada pengobatan yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali
mengangkat tumornya. Bila tumor dapat diangkat ketika masih terlokalisasi di
lambung, pasien dapat sembuh. Bila tumor telah menyebar ke area lain yang
dapat dieksisi secara bedah, penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada
kebanyakan pasien ini, paliasi efektif untuk mencegah gejala seperti obstruksi,
dapat diperoleh dengan reseksi tumor.