Upload
salman-al-fadlah
View
234
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
FR CLACICULA
Citation preview
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN PRE DAN POST OPERASI FRAKTUR KLAFIKULA DI RUANG MELATI III
RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
Disusun Oleh :
Catur Singgih Mahardika, S. Kep3213036
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN VSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN PRE DAN POST OPERASI FRAKTUR KLAFIKULA DI RUANG MELATI III
RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
Disusun Oleh :
Catur Singgih Mahardika, S. Kep 3213036
Telah disetujui pada
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Akademik,
(Novita N, S.Kep.,Ns)
Pembimbing Klinik,
(Kusnan, S.Kep.,Ns)
Mahasiswa,
(Mahardika)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI NERS STIKES A. YANI YOGYAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN PRE DAN POST OPERASI FRAKTUR KLAFIKULA DI RUANG MELATI III
RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
Nama Mahasiswa : Mahardika
Tempat Praktik : RSST
Tanggal Pengkajian : 30 Juni 2014
Sumber data : Keluarga, Pasien, Rekam Medis
1. DATA UMUM KLIEN
No. RM : 822456
Nama Klien : Tn. M
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Klaten
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Tanggal masuk : 08-6-2014
Ruang : Melati 3
Diagnosa Medis : Fraktur Klavikula
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Alasan masuk RS :
Klien merupakan rujukan dari RSI Klaten dengan suspect fraktur
klafikula setelah 1 hari menjalani rawat jalan. Saat di IGD (28 Juni 2014)
klien mengatakan nyeri di area clavikula. Klien sudah menjalani
pengobatan di RSI Klaten dan dilakukan imobilisasi pada tangan kirinya,
selanjutnya di rujuk ke RSST. Dari hasil pemeriksaan di IGD didapatkan
2
hasil tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 80 x/menit, RR: 22 x/menit.
Terapi yang diperoleh dari IGD yaitu infus RL 16 tpm. Kemudian klien di
rawat di bangsal Melati III.
b. Keluhan utama saat ini :
Klien mengatakan nyeri pada area bahu kirinya.
c. Riwayat kesehatan masa lalu :
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah di rawat di rumah sakit
karena TBC pada tahun 1991 dan sudah tuntas pengobatan TBC dan BTA
terakhir pada tahun 2013 dinyatakan negativ.
d. Riwayat kesehatan keluarga :
Sebelumnya anggota keluarga tidak ada yang mengalami masalah
kesehatan yang sama dengan pasien dan pasien mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit keturunan dalam keluarga seperti hipertensi, diabetes
maupun penyakit lain yang tidak menular atapun menular.
e. Riwayat penyakit yang pernah dialami :
1) Kecelakaan : Klien sebelumnya belum pernah mengalami kecelakaan.
2) Pernah dirawat : Klien pernah dirawat sebelumnya dengan penyakit
TBC.
3) Operasi : Belum pernah dilakukan tindakan operasi sebelumnya.
f. Riwayat Alergi dan pengobatan yang pernah di peroleh : Klien
mengatakan tidak ada alergi dengan makan dan obat-obatan.
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Sistem Persepsi Sensori
Penglihatan
Pendengaran
Pengecapan
Penciuman
:
:
:
:
Baik, pupil kanan dan kiri isokor, reflek cahaya
positif, tidak menggunakan alat bantu kacamata.
Baik, dapat mendengar dengan jelas, tidak
menggunakan alat bantu dengar.
Pasien masih dapat merasakan rasa asin, manis, pedas
atau pahit.
Pasien masih mampu mencium bau-bauan seperti bau
3
Perabaan :
minyak kayu putih dll.
Kulit pasien sensitive terhadap sentuhan dan pasien
masih bisa merasakan rasa panas dan dingin.
b. Sistem Pernafasan
Respirasi : 20 x/menit.
Kualitas : reguler
Penggunaan O2 : tidak terpasang O2
Pemeriksaan Thorax
- Inspeksi : Tidak ada jejas atau luka, simetris, pergerakan dada
simetris
- Palpasi : Tidak ada massa dan ada krepitasi pada aerea klavicula,
Taktil fremitus ka/ki teraba sama.
- Perkusi : Terdengar suara paru sonor, dalam batas normal
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler, reguler
c. Sistem Kardiovaskular
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit.
CRT : < 2 detik.
Pemeriksaan Kardiovaskuler.
- Inspeksi : Tidak ada jejas atau luka, tidak ada hematom, iktus cordis
tidak tampak
- Palpasi : Tidak terdapat massa, tidak ada krepitasi, tidak teraba
pulsasi iktus cordis
- Perkusi : Redup pada jantung, dalam batas normal.
- Auskultasi : Lup dup, tidak ada suara tambahan, reguler S1 dan S2
d. Sistem Saraf Pusat
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5
e.
4
f. Sistem Gastrointestinal dan Nutrisi
1) Antropometri
BB : 46 kg TB : 160 cm IMT : 19,48
Gizi kurang
Gizi cukup
Gizi lebih
2) Biokimia
Hb : 13,7 gr/dl
Hmt : 38,7 %
3) Clinical sign
Klien mempunyai rambut hitam beruban, konjungtiva tidak anemis,
kulit lembab, mukosa bibir lembab.
4) Diet
Pola makan
a. Sebelum dirawat : Sehari 3x (Pagi, Siang, dan Malam)
b. Selama dirawat : Sehari 3x (Pagi, Siang dan Malam)
Nafsu makan
a. Sebelum di rawat : Pasien mengatakan nafsu makan cukup baik
b Selama dirawat : Pasien mengatakan nafsu makan baik dan habis lebih dari ½ porsi.
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi : Tampak simetris, tidak ada luka atau jejas
- Auskultasi : Bising usus 5x/ menit
- Perkusi : Terdengar tympani di lambung, redup di hepar.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada acites, dan tidak
ada pembengkakan
5
g. Sistem Muskuloskeletal
Rentang gerak : Bebas
Kekuatan otot : 5 4
5 5
Kemampuan ADL’s
(Menggunakan kode 1 = independen, 2 = butuh bantuan, 3 = dependen)
1 2 3Mandi √Berpakaian √Makan √Eliminasi √
Ket : Kemampuan klien dalam melakukan ADL’s dibantu oleh
keluarganya, kecuali eliminasi BAK klien terpasang kateter.
h. Sistem Integumen
Turgor kulit : Normal/ elastis, kembali dalam 2-3 detik,
terdapat vulnus laseratum yang sudah kering di
punggung kaki kiri, bahu kiri dan tangan kiri.
Pressure Ulcer : Tidak terdapat luka tekan, tidak ada risiko
dekubitus
Edema : Tidak terdapat edema.
Personal hygiene : Klien tampak bersih, personal hygiene cukup,
terpasang infus di tangan kanan sejak tanggal 28 Juni 2014..
i. Sistem Reproduksi
Keluhan sistem reproduksi : Tidak ada keluhan.Akseptor KB : Klien tidak menggunakan KB. Kegiatan sexual : Rutin.Lain – lain : -
j. Sistem Eliminasi
a. Fecal
a) Frekuensi BAB : 1 kali/hari
Konstipasi
Diare
6
b) Karakteristik feses
Konsistensi : lunak
Warna : kuning
Bau : khas, tidak ada bau tambahan
b. Bladder
a) Inkotinensia : tidak ada
b) Frekuensi BAK : Klien terpasang kateter.
c) Karakteristik Urin : kuning jernih
d) Volume urin : ± 200 cc/ 6 jam
e) Nyeri/kesulitan terbakar/kesulitan BAK : klien mengatakan tidak
nyeri saat BAK.
f) Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada riwayat
4. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARIa. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Klien terpasang infus Ringer Laktat 20 tpm. Balance cairan selama 24 jamIntake Output Balance cairanParenteral: 1200 ccMakan: 200 ccMinum: 800 cc
Urine : 500IWL : 750Feses : 200Muntah : -Drain : -Darah : -
Input – output : + 250
Total : 2200 Total : 1950IWL = 15x50 = 750
b. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Nyeri : Ya
- P : Provokatif Klien merasakan nyeri ketika bahu di gerakan.
Paliatif Nyeri hilang jika bahu tidak di gerakkan.
- Q : Nyeri seperti tertusuk
- R : Pada area bahu depan/klavikula
- S : 6 (0-10)
- T : hilang timbul, jika muncul durasi sekitar ± 3 menit.
7
c. Istirahat/ Tidur
- Kesulitan tidur di RS : Ya, karena terasa nyeri dan lingkungan baru di rs.
- Lama tidur : 4-5 jam/hari- Merasa segar setelah bangun : Klien mengatakan saat dirawat kurang
merasa segar setelah bangun.- Kebiasaan tidur sebelum sakit : 6-7 jam/hari, jarang terbangun dimalam
hari, jarang tidur siang.- Selama dirawat : Klien kurang bisa tidur seperti saat dirumah, sering
terbangun di malam hari karena nyeri.d. Psikososial dan spiritual
1. Nilai / Kepercayaan
- Kegiatan keagamaan yang di jalani : Pasien mengatakan
menjalankan kegiatan ibadah sesuai keyakinan yang dianut oleh
pasien seperti shalat dan berdoa.
- Nilai / kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak
ada.
2. Koping / stress
- Mempunyai tekanan dalam hidup : Tidak ada tekanan dalam hidup baik dengan keluarga, tetangga, maupun dengan anak.
- Pernah merasa kehilangan : Klien pernah merasakan kehilangan orang tua.
- Cara mengatasi permasalahan : Jika ada permasalahan klien berdiskusi dengan keluarga dan berdoa kepada Allah.
- Status emosional : Klien mengatakan merasa cemas karena akan dilakukan operasi untuk pertama kalinya, namun karena niat klien ke RS adalah ingin sembuh sehingga klien melawan rasa cemas tersebut dengan bayak berdoa.
3. Hubungan
- Orang yang mendukung : Istri, anak, dan keluarga.
- Penyakit mempengaruhi hubungan keluarga/orang lain: Tidak.
- Kegiatan di masyarakat : Klien mengikuti kegiatan di masyarakat
seperti pengajian dan arisan.
- Teman serumah : Istri, anak, dan keluarga lainya.
8
4. Persepsi Diri
- Yang dirasakan terkait hospitalisasi : Klien mengatakan ingin
segera sembuh dan pulih dari penyakitnya.
- Perilaku klien sesuai dengan situasi : Ya, klien tampak cemas,
kadang melamun dan tegang karena akan dilakukan tindakan
operasi untuk pertama kalinya.
Defisit pengetahuan/ Pendidikan Kesehatan Klien
Daftar kebutuhan pendidikan selama di rawat : Klien sudah memahami tentang
penyakit yang diderita dan tahu tindakan yang akan dilakukan dari penjelasan
dokter dan perawat.
Data Penunjang
Hasil Lab (28 Juni 2014)Tanggal Jenis
pemeriksaanHasil Unit Nilai normal dlm
satuanInterpretasi
26 Mei 2014
WBCRBCHGBHCTMCVMCHMCHCPLTRDWPDWMPVP-LCR
14.84.4613.738.786.830.735.438341.69.68.312.3
10ˆ3/uL10ˆ3/uL
g/dl%fLfLpg
10ˆ3/uLfLfLfL%
4,5 – 10,34 – 5,2
11,5 – 15,534 - 4080 - 9927 – 3133 – 37
150 – 45035 – 479 - 13
7,2 – 11,215 – 25
TinggiNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalRendah
Format hasil lab darah ( kimia/urien )Tanggal Chemistry Results Units Ref range
26 Mei 2014 BUNUreaASTNaK
CL
32.110.64107.91374.0102
mg/dLmg/dLIU/LMmolMmolMmol
7,0 – 18,00,60-1,307,0 – 24,0135-1453.8-5.580-105
Pemeriksaan Rontgen Hasil Rontgen thorax: Frakture klavicula sinistra
9
Terapi Yang Diberikan Pre Operasi (30 Juni 2014)Jenis Terapi Rute Dosis Indikasi
Infus RL IV 16 tpm Pengganti cairan plasma isotonik yang hilang, dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar.
Ranitidin IV 20 mg/12 jam - Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks esofagitis.
- Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung.
- Ranitidine injeksi diindikasikan untuk pasien rawat inap di rumah sakit dengan keadaan hipersekresi patologis atau ulkus 12 jari yang sulit diatasi atau sebagai pengobatan alternatif jangka pendek pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi Ranitidine oral.
Ketorolac IV 30 mg Untuk mengurangi nyeri
10
ANALISIS DATA
NO DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB
1 DS:- Klien mengatakan nyeri saat bahu kirinya
digerakkan.- P : Provokatif Klien merasakan nyeri
ketika bahu di gerakan.Paliatif Nyeri hilang jika bahu tidak digerakkan.
- Q : Nyeri seperti tertusuk- R : Pada area bahu depan/klavikula- S : 6 (0-10)- T : hilang timbul, jika muncul durasi
sekitar ± 3 menit.
DO:- TD: 110/70 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 20
x/mnt.- Klien tampak meringis menahan
kesakitan.
Nyeri akut Agen injury biologis
2 DS:- klien mengatakan merasa cemas karena
akan di operasi, karena baru pertama kali akan dilakukan operasi.
- Klien mengatakan qualitas tidur menurun.
DO:- Tingkat kesadaran composmentis- tampak cemas, melamun dan gelisah.- TD: 110/70 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 20
x/mnt.
AnxietasRencana
operasi/pembedahan (krisis situasional)
PRIORITAS DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis.
2. Anxietas berhubungan dengan rencana pembedahan/operasi (krisis situasional)
11
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis.
1. Pain Level (2102)2. Pain control (1605)3. Comfort status (2008)Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam, nyeri klien berkurang dengan kriteria hasil :a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri (skala 5,5 cm menjadi 4 cm)
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurange. Tanda vital dalam rentang normal (TD: Sistole
90-120 mmHg, Diastole 70-90 mmHg), (N:60-80 x/mnt), (RR:14-24 x/mnt)
Pain Management (1400)1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan3. Kurangi faktor presipitasi nyeri4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi (relaksasi genggam jari dan nafas dalam)5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri6. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri7. Tingkatkan istirahatAnalgesic Administration (2210)1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi3. Cek riwayat alergi4. Berikan analgesik5. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
2 Anxietas berhubungan dengan rencana pembedahan/operasi (krisis situasional)
Anxiety Control
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 8 jam, kecemasan klien dapat teratasi, dengan kriteria hasil :1. Klien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan
menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas3. Vital sign (TD, nadi, respirasi) dalam batas
normal/ KU baik.4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan
tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.
Anxiety reduction
Coping enhancement
1. kaji tingkat kecemasan klien dan reaksi fisik terhadap cemas, seperti takikardi, takipnea, ekspresi non verbal kecemasan. Validasi hasil observasi dengan menanyakan pada klien.
2. Gunakan teknik komunikasi terapeutik3. Jelaskan semua kegiatan, prosedur, dan masalah yang melibatkan klien, gunakan
istilah umum dan tenang, bicara pelan.4. Observasi KU dan Vital Sign klien
12
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA HARI/TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1 Nyeri akut Senin, 30/6/2014
08.30
09.35
09.50
10.00
10.10
10.15
13:3013:35
1. Mengobservasi keadaan umum dan keluhan pasien.
2. Mengkaji karakteristik nyeri (P, Q, R, S, T)
3. Mengobservasi respon klien terhadap nyeri
4. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri saat muncul nyeri
5. Memberikan analgesik injeksi ketorolac 30 mg (IV).
6. Mengukur tanda-tanda vital7. Menganjurkan klien untuk relaksasi
nafas dalam.8. Mengevaluasi respon nyeri klien9. Menganjurkan klien untuk istirahat
dan menyiapkan diri untuk tindakan operasi
Evaluasi pukul 13.30 WIBS:- Klien mengatakan nyeri saat bahu kirinya digerakkan, namun nyeri
berkurang setelah dilakukan nafas dalam dan mendapatkan obat anti nyeri.
- P : Provokatif Klien merasakan nyeri ketika bahu di gerakan.Paliatif Nyeri hilang jika bahu tidak digerakkan.
- Q : Nyeri seperti tertusuk- R : Pada area bahu depan/klavikula- S : 4 (0-10)- T : hilang timbul, jika muncul durasi sekitar ± 3 menit.O:
1. Ekspresi wajah tampak meringis saat muncul nyeri2. TD: 120/ 70 mmHg, N: 80x/ mnt, RR: 22x/mnt.3. Klien tampak melakukan nafas dalam saat muncul nyeri.
A: Masalah teratasi sebagian.1. Klien mengatakan nyeri saat bahu kirinya digerakkan, namun nyeri
berkurang setelah dilakukan nafas dalam dan mendapatkan obat anti nyeri
2. TD: 120/ 70 mmHg, N: 80x/ mnt, RR: 22x/mnt.3. Klien tampak melakukan nafas dalam saat muncul nyeri.4. Skala nyeri berkurang dari 6-4 (0-10)
P: Lanjutkan intervensi- Monitor TTV- Anjurkan klien melakukan relaksasi nafas dalam- Kolaborasi pemberian analgetik jika muncul nyeri- Informasikan klien untuk puasa 8 jam sebelem dilakukaan tindakan
DIKA
13
operasi
2 Anxietas Senin, 30/6/2014
11:00
11:20
13:35
1. mengkaji tingkat kecemasan klien dan reaksi fisik terhadap cemas, seperti takikardi, takipnea, ekspresi non verbal kecemasan. Validasi hasil observasi dengan menanyakan pada klien.
2. mengunakan teknik komunikasi terapeutik
3. menjelaskan semua kegiatan, prosedur, dan masalah yang melibatkan klien, gunakan istilah umum dan tenang, bicara pelan.
4. mengobservasi KU dan vital sign klien
Evaluasi pukul 13.45 WIB
S :- Klien mengatakan, rasa cemas berkurang setelah dijelaskan lagi prosedur
operasi.
O :- KU klien baik- TD: 120/ 70 mmHg, N: 80x/ mnt, RR: 22x/mnt- Klien menunjukkan pemahaman akan prosedur pembedahan.- Klien terlihat lebih relaxs
A :Masalah teratasi, dengan kriteria hasil :
- Klien menunjukkan pemahaman akan prosedur pembedahan- Klien terlihat lebih relaxs- Klien mengatakan cemas berkurang.- Vital sign dalam batas normal, TD: 120/ 70 mmHg, N: 80x/ mnt, RR:
22x/mntP :
- evaluasi lagi tingkat kecemasan klien sebelum dilakukan tindakan operasi sesuai jadwal.
14
Pengkajian Post Operasi Hari ke 0 (Tanggal 1-7-2014)
1. Pengkajian Nyeri
- P : Provokatif Klien merasakan nyeri luka post op sudah berkurang.
Paliatif Nyeri berkurang jika relaksasi nafas dalam dan di beri anti nyeri.
- Q : Nyeri seperti tersayat
- R : Di bahu kiri depan
- S : 5 (0-10)
- T : hilang timbul
2. Pengkajian Luka hari 1 (Tanggal 02-7-2014)
- Redness : Tidak tampak tanda-tanda kemerahan di daerah sekitar
balutan luka.
- Echimosis : Tidak tampak sianosis.
- Edema : Tidak tampak edema pada daerah sekitar luka.
- Discharge : tidak tampak ada rembesan darah di kassa.
- Approximately : Penutupan jaringan belum sempurna, luka masih tampak
basah.
3. Tanda-Tanda Vital
- TD: 110/70 mmHg
- N: 80 x/menit
- RR: 20 x/menit
- S: 36,5 oC
4. Terapi Post Op Hari ke 0 - 1Tgl Jenis Terapi Rute Dosis Indikasi
1-2/72014
Keterolac IV 30 mg Untuk mengurangi nyeriCefotaxime IV 1gr/12 jam Untuk mencegah infeksi.Infus RL IV 20 tpm Mengganti cairan tubuh
15
ANALISIS DATA
NO DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB
1 DS:- P : Provokatif Klien merasakan nyeri
luka post op sudah berkurang.Paliatif Nyeri berkurang jika relaksasi nafas dalam dan di beri anti nyeri.
- Q : Nyeri seperti tersayat- R : Di bahu kiri depan- S : 5 (0-10)- T : hilang timbul
DO:- TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt, RR: 20
x/mnt.- Tampak balutan luka post operasi area
klavikula sinistra- Klien tampak berbaring di tempat tidur.
Nyeri akut Agen injury fisik
2 DS:-DO:- Tampak balutan luka post op hari ke 0 di
klavikula/bahu depan sinistra- WBC pre op 14.8 g/dl- R: Tidak tampak tanda-tanda kemerahan
di daerah sekitar balutan luka.- E: Tidak tampak sianosis.- E: Tidak tampak edema pada daerah
sekitar luka.- D: Tidak tampak ada rembesan darah di
kassa..- A: Penutupan jaringan belum sempurna,
luka masih tam pak basah.
Resiko infeksi
PRIORITAS DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik.
2. Resiko infeksi.
16
INTERVENSI KEPERAWATAN
NoDiagnosa
Keperawatan
NOC NIC
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik.
1. Pain Level (2102)2. Pain control (1605)3. Comfort status (2008)Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 8 jam, nyeri klien berkurang dengan kriteria hasil :a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri (skala 3 menjadi 0)
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurange. Tanda vital dalam rentang normal (TD: Sistole
90-120 mmHg, Diastole 70-90 mmHg), (N:60-80 x/mnt), (RR:14-24 x/mnt)
Pain Management (1400)1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan3. Kurangi faktor presipitasi nyeri4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi (relaksasi genggam jari dan nafas dalam)5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri6. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri7. Tingkatkan istirahatAnalgesic Administration (2210)1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi3. Cek riwayat alergi4. Berikan analgesik5. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 8 jam, klien terhindar dari infeksi dengan kriteria :
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah
timbulnya infeksi3. Jumlah leukosit dalam batas normal4. Menunjukkan perilaku hidup sehat
Kontrol infeksi1. Tingkatkan intake nutrisi2. Jaga area sekitar luka untuk mencegah infeksi3. berkolaborasi terapi antibiotik bila perluProteksi terhadap infeksi1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal2. Monitor hitung granulosit, WBC jika ada.3. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase4. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah5. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep6. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi7. Ajarkan cara menghindari infeksi
17
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA HARI/TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1 Nyeri akut Selasa,1/7/14
10:20
11:00
1. Mengobservasi keadaan umum dan keluhan pasien.
2. Mengkaji karakteristik nyeri (P, Q, R, S, T)3. Mengobservasi respon klien terhadap nyeri4. Memberikan analgesik keterolak 30 mg per
IV setelah efek anastesi hilang/saat pasien merasakan nyeri.
5. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri saat muncul nyeri
6. Mengukur tanda-tanda vital7. Menganjurkan klien untuk relaksasi nafas
dalam8. Mengevaluasi respon nyeri klien9. Menganjurkan klien untuk istirahat
Evaluasi pukul 13.30 WIBS : klien mengatakan, setelah beberapa jam efek anastesi hilang area operasi terasa nyeri seperti tertarik dan tersayat.
- P : Provokatif Klien merasakan nyeri luka post op sudah berkurang.Paliatif Nyeri berkurang jika relaksasi nafas dalam dan di beri anti nyeri.
- Q : Nyeri seperti tersayat- R : Di bahu kiri depan- S : 4 (0-10)- T : hilang timbul
O:1. Ekspresi wajah tampak meringis saat muncul nyeri2. Skala nyeri berkurang dari 5 ke 4 (0-10)3. TD: 110/ 80 mmHg, N: 84x/ mnt, RR: 20x/mnt.4. Klien tampak melakukan nafas dalam saat muncul nyeri.
A: Masalah teratasi sebagian1. Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang setelah
melakukan relaksasi nafas dalam dan semakin berkurang setelah diberi obat.
P: Lanjutkan intervensi- Monitor TTV- Anjurkan klien melakukan relaksasi nafas dalam- Kolaborasi pemberian analgetik
DIKA
2 Resiko infeksi Selasa,1/7/14
11:00
11:20
11:30
1. Memotivasi Tingkatkan intake nutrisi2. berkolaborasi terapi antibiotik bila perlu3. Melakukan perawatan luka dengan
teknik aseptik4. Mengobservasi tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
S :-- Klien mengatakan, akan menjaga area luka agar tidak
terkontaminasi untuk mencegah infeksi dan agar luka cepat sembuh.
- Klien mengatakan, ingin makan makanan tinggi protein agar luka
18
5. menginspeksi kondisi luka6. menginstruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep7. mengajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi8. mengajarkan cara menghindari infeksi
setelah operasi cepat sembuh.O :- Panjang luka post op ± 15 cm- Luka tampak rapat tanpa ada rembesan cairan di area luka post
operasi- Tidak ada tanda gejala infesi- Klien menunjukkan pemahaman akan pencegahan infeksi.- Klien mendapatkan terapi cefotaximeA :Masalah teratasi sebagian, dengan kriteria hasil :
- tidak ada tanda dan gejala infeksi- menunjukan pemahaman penyembuhan luka post operasi- pemahaman klien mencegah infeksi dan pemenuhan nutrisi
tingggi protein.- Luka tampak bersih dan balutan rapi setelah dilakukan
perawatan luka.P :- lanjutkan intervensi observasi area luka post operasi dan jaga lingkungan area post operasi tetap bersih untuk mencegah infeksi.
DIKA
19
1 Nyeri akut Rabu,2/7/14
08.1009.15
09.2011.00
11.0513.00
1. Memonitor KU dan keluhan pasien2. Mengkaji nyeri (P,Q,R,S,T)3. Mengobservasi respon klien terhadap nyeri4. Menganjurkan klien untuk melakukan
relaksasi yang sudah diajarkan jika muncul nyeri
5. Mengukur tanda-tanda vital6. Mengevaluasi respon nyeri klien7. Menganjurkan klien untuk istirahat
Evaluasi pukul 13.30 WIBS:klien mengatakan, area operasi sudah tidak terasa nyeri, hanya terasa kulit kencang dia area post operasi.
- P : -- Q: -- R:-- S:-- T:-
O:1. Ekspresi wajah tampak rileks dan klien tampak tanang2. TD: 120/ 80 mmHg, N: 80x/ mnt, RR: 18x/mnt.
A: Masalah teratasi1. Klien mengatakan nyeri hilang.2. TTV dalam batas normal.3. Klien tampak rileks
P: Lanjutkan intervensi- Monitor TTV- Anjurkan klien melakukan relaksasi nafas dalam jika nyeri
muncul lagi- Kolaborasi pemberian analgetik jika nyeri terulang.
DIKA
2 Resiko infeksi Rabu,2/7/14
09.1509.2009.25
09.2809.30
09.35
09.4009.43
1. Memotivasi Tingkatkan intake nutrisi2. berkolaborasi terapi antibiotik bila perlu3. Melakukan perawatan luka dengan
teknik aseptik4. Mengobservasi tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal5. menginspeksi kondisi luka6. menginstruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep7. mengajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi8. mengajarkan cara menghindari infeksi
Evaluasi pukul 13.30 WIB
S :- Klien mengatakan, akan menjaga area luka agar tidak
terkontaminasi untuk mencegah infeksi dan agar luka cepat sembuh.
- Klien mengatakan, ingin makan makanan tinggi protein agar luka setelah operasi cepat sembuh.
O :- Panjang luka post op ± 15 cm- Luka tampak rapat tanpa ada rembesan cairan di area luka post
operasi- Tidak ada tanda gejala infesi- Klien menunjukkan pemahaman akan pencegahan infeksi.- Klien mendapatkan terapi cefotaxime
DIKA
20
A :Masalah teratasi sebagian, dengan kriteria hasil :
- tidak ada tanda dan gejala infeksi- menunjukan pemahaman penyembuhan luka post operasi- pemahaman klien mencegah infeksi dan pemenuhan nutrisi
tingggi protein.- Luka tampak bersih dan balutan rapi setelah dilakukan
perawatan luka.P :- lanjutkan intervensi observasi area luka post operasi dan jaga lingkungan area post operasi tetap bersih untuk mencegah infeksi.
21