30

Fraktur ASKEP FRAKTUR

Embed Size (px)

Citation preview

pengertianFraktur Adalah terputusnya kontiunitas tulang ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,2002)

Etiologia. Fraktur terjadi ketika tekanan yang menimpa tulang

lebih besar dari pada daya tahan tulang (Benturan dan cedera)

b. Fraktur terjadi karena tulang yang sakit (fraktur patofisiologi) yaitu kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis.

c. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya remuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontraksi otot ekstrem.

PatofisiologiTerdapat interupsi dari kontiunitas jaringan tulang, biasanya fraktur disertai cedera jaringan diseputarnya yaitu ligamen, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan sehingga mengakibatkan seseorang mengalami keterbatasan gerak, ketidak seimbangan dan nyeri pergerakan.

Klasifikasi Fraktur1. Incomplete Fraktur

Fraktur yang hanya melibatkan bagian potongan menyilang tulang, salah satu sisi patah yang lain hanya bengkak (greennstick)

2. Complete frakturFraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan frakmen tulang biasanya berubah tempat

3. Simple fraktur/TertutupFraktur tidak meluas melewati kulit

4. Fraktur Komplikata//TerbukaFrakmen tulang meluas/melewati otot dan kulit dimana potensial terjadinya infeksiFraktur terbuka digrasi menjadi : a. Grade I dengan luka bersih kurang dari 1 cm panjangnyab. Grade II luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang

ekspansifc. Grade III yang sangat terkontaminasi dan mengalami

kerusakan jaringan lunak ekspansif, merupakan yang paling berat.

5. Farktur patologisFraktur yang terjadi pada penyakit tulang (kanker, osteoporosis) dengan tindakan trauma atau minimal.

Gambaran Klinika. Deformitasb. Bengkak/ penumpukan cairan/darah karena kerusakan pembuluh

darah.c. Ekimosis.d. Spasme otot.e. Nyeri.f. Kurangnya sensasi (gangguan saraf).g. Hilangnya/berkurangnya fungsi normal karena ketidakstabilan

tulang, nyeri dan spasme otot.h. Menurunnya rentang gerak.i. Krepitasi yang dapat diraskan/didengar bila fraktur digerakkan.j. Hasil foto rontgen yang abnormal.k. Shock ( kehilangan darah dan rasa nyeri yang hebat).

Penatalaksanaan a. Recognition : diagnosis dan penilain fraktur

b. Reduction : Reduksi fraktur bila perlu

c. Retention : Imobilisasi fraktur

d. Rehabilitasion : mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin.

Metode penanganana. Traksi : suatu proses yang menggunakan kekuatan

tarikan pada bagian tubuh dengan memakai katrol dan tahanan beban untuk menyokong tulang.

b. Gips : suatu teknik untuk mengimobilisasi bagian tubuh tertentu dalam bentuk tertentu dengan mempergunakan alat bantu tertentu.

c. Operasi/pembedahan : Merupakan metode paling menguntungkan, disebut interna dan reduksi terbuka.

Faktor yang mempercepat penyembuhan fraktur

Imobilisasi fragmen tulang

Kontrak fragmen tulang maksimal

Asupan darah yang memadai

Nutrisi yang baik

Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang

Hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, vit D, steroid anabolik

Potensial listrik pada patahan tulang

Faktor yang menghambat penyembuhan tulang Trauma lokal ekstensif Kehilangan tulang Imobilisasi tak memadai Rongga/jaringan di antara fragmen tulang Infeksi Keganasan lokal Nekrosis avaskuler Penyakit tulang metabolik Usia kostikosteroid

Komplikasia. Komplikasi dini

1. Lokala). Vaskuler : Compartment Syndrom

Trauma vaskulerb). Neurologis: Lesi medula spinalis

2. Sistemik : Emboli lemakb. Komplikasi lanjut

1. Kekakuan sendi2. Disuse atropi otot-otot 3. Malunium4. Nonunium/infected nonunium5. Gangguan pertumbuhan ( fraktur epifis)6. osteoporosis post trauma.

Pemerikasaan Diagnostika. Pemeriksaan Rontgen : menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma.b. Scan tulang, temogram, Scan CT/MRI : memperlihatkan fraktur dan

untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.c. Arteriogram : bila curiga kerusakan vaskulerd. Hitung darah lengkap : hemoknsentrasi/ menurun (perdarahan

bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multipel).e. Peningkatan kreatininf. Profil Koagulasi

Asuhan keperawatan1. Pengkajian

a. Aktivitas/istirahat : Keterbasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena.

b. SirkulasiHipertensi (respon nyeri/anseitas) Hipotensi ( kehilangan darah)TakikardiaPembengkakan jaringan/ massa hematoma pada sisi cedera.Pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian terkena.

c. Neorosensori :Hilangnya gerakan/sensasi, spasme otot, kebas/kesemutanDeformitas lokal ; angulasi abnormal, pememdekan, rotasi, krepitasi, spasme otot, telihat kelemahan/hilang fungsi, Agitasi

d. Nyeri/kenyamanan:Nyeri berat tiba-triba pada saat cedera, spasme/kram otot

e. Keamanan :Laserasi kulit,avulsi jaringan,perdarahan dan perubahan warna, pembengkakan lokal.

2. Diagnosa keperawatana. Risiko tinggi terhadap trauma (trauma tambahan) berhubungan

dengan fraktur (kehilangan integritas kulit).b. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, pergerakan fragmen

tulang,edema dan cedera pada jaringan lunak, alat traksi/imobilisasi, stess, ansietas

c. Risiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan aliran darah/emboli lemak, perubahan membran alveolar/kapiler.

d. Risiko tinggi terhadap disfungsi perifer berhubungan dengan penurunan/ interupsi aliran darah, cederavaskuler langsung,erdema berlebihan,pembentukan trombus, hipovolemia.

e. Gangguan mobilitas berhubungan dengan kerusakan rangka neoromuskuler, nyeri/ ketidaknyamanan.

Lanjutan…………………f. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan

dengan cedera tusuk, fraktur terbuka, bedsah perbaikan, pemasangan gips, traksi, pen, kawat, sekrup dan imobilitas

g. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan prime, kerusakan kulit, trauma jaringa, prosedur invasif, traksi tualng.

h. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobtan berhubungan dengan salah informasi/ tidak mengenal sumber informasi

i. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan immobilisasij. Gangguan konsep diri( body image) bewrhubungan bengan frakturv dab

tindaka traksik. Ansaitas berhubungan dengann perubahan status kesehatan.

3. Penatalaksanaana. Dx : Risiko tinggi terhadap trauma

- Kaji terjadinya kerusakan neurovaskuler(Ber+ nyeri, suhu

kulit dingin, menurun kemampuan motoris, sensasi abnormal, berkurangnya pengisian kapiler)- Ajarkan mengenai tanda & gejala

kerusakan neurovaskuler- Kaji terjadinya kerusakan kulit (abrasi kulit,

titik nyeri, keluarnya pus, sensasi iritasi) - Ajarkan tanda dan gejala kerusakan kulit- Dorong latihan aktif dan rentang gerak

b. Dx : Nyeri b/d spasme otot- Kaji jenis dan lokasi nyeri serta

ketidknyamanan pasien- Gunakan upaya mengontrol

nyeri- Berika penjelasan upaya

keperawatan untuk mengontrol nyeri, pembengkakan dan kerusakan jaringan tambahan

- Dorong latihan rentang gerak aktif dan fasif pada sendi yang tidak dimobilisasi

- Memininalkan waktu ekstremitas cedera

c. Risiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah/emboli lemak, perubahan membran alveolar/kapiler.

- Awasi frekuensi pernapasan dan upayanya

- Auskultasi bunyi napas

- Instruksikan dan bantu latihan napas dalam

- Perhatikan kegelisahan,letargi dan stupor

- Berikan O2 bila di indikasikan.

d. Gangguan mobilitas b/d kerusakan rangka neoromuskuler, nyeri/ ketidaknyamanan.

• Kaji Derajat imobilisasi • Dorong partisipasi aktivitas

terapeutik/rekriasi• Dorong penggunaan latihan isometrik

mulai dengan tungkai yang tak sakit• Ubah posisi secara periodik dan dorong

untuk latihan batuk/napas dalam

e. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan prime, kerusakan kulit, trauma jaringa, prosedur invasif, traksi tulang.- Inspeksi kulit untuk adanya iritasi - Berikan perawatan sesuai protokol- Observasi luka untuk pembentukan bula, krepitasi, perubahan warna dan bau tak

enak.- selidiki nyeri tiba-tiba.

f. Gangguan pemenuhan ADLb/d immobilisasi

- Dorong pasien mengekspresikan keprihatinan dan mendiskuskan cedera dan masalah yg berhubungan dengan cedera

- Sokong penggunaan mekanisme penyelesaian masalah- Libatkan orang yang berarti dan layanan pendukung bila

dibutuhkan- Dorong pasien berpartisifasi dlm pengembangan program

terapi- Evaluasi kemampuan pasien u/ melakukan perawatan

4. EvaluasiHasil yang diharapkan

a. Pasien mempertahankan stabilisasi dan posisi frakturb. Mekanisme tubuh yang meningkatkan stabilitas pada sisi frakturc. Keluhan Nyeri berkurangd. Pasien dapat mempertahankan fungsi pernapasan adekuate. Pasien mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebas drainase

purulen/eritema dan demamf. Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan dan

menjelaskan alasan tindakan.