15
55 ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL KALĀM (Studi Kasus Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro) Jauharotun Ni’mah STAI Attanwir Bojonegoro Email: [email protected] Abstrak: Kesalahan berbahasa adalah penyimpangan terhadap sistem linguistik bahasa yang digunakan oleh pemakai bahasa sehingga diperlukan perbaikan terhadap kesalahan tersebut karena terjadi dalam waktu yang lama dan bersumber dari aspek kompetensi pemakai bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan fonologi yang terdapat dalam mahārah al kalām Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro, (2) melakukan tashwîb (upaya membenarkan) atas bentuk-bentuk kesalahan fonologi yang terdapat dalam mahārah al kalām Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan Linguistik Terapan, utamanya bidang analisis kesalahan. Sumber data dalam penelitian ini adalah Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro. Data dari penelitian ini adalah bahasa lisan yang mengalami kesalahan berbahasa. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah metode dokumentasi dengan teknik simak dan catat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih dengan teknik ganti dan ubah wujud. Hasil penelitian ini adalah ditemukan kesalahan yang terjadi pada para mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro pada tataran fonologi meliputi kesalahan pada perubahan konsonan yang meliputi: Perubahan Konsonan /ḥ/ menjadi /h/, Perubahan Konsonan /ṡ/ menjadi /s/, perubahan konsonan /ṣ/ menjadi /s/ , Perubahan Konsonan /’/ menjadi hamzah, Perubahan Konsonan /sy/ menjadi /s/, Perubahan Konsonan /q/ menjadi /k/, Perubahan Konsonan /ż/ menjadi /d/, Perubahan Konsonan /kh/ menjadi /ḥ/, Perubahan Konsonan /ṭ/ menjadi /t/ dan Perubahan Konsonan /ẓ/ menjadi /d/. Adapun kesalahan fonologi lainnya terdapat pada kesalahan fonologis Pengurangan Vokal dan Kesalahan Fonologis Perubahan Intonasi. Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Fonologi, Mahārah Kalām Abstract: Language error is a deviation from the language linguistic system used by language users so that it is necessary to correct these errors because they occur in a long time and originate from the competence aspects of language users. This study aims to (1) describe the forms of phonological errors contained in the mahārah al kalām of student PBA STAI Attanwir Bojonegoro, (2) perform tashwîb (an effort to justify) the forms of phonological errors found in the mahārah al kalām of student PBA STAI Attanwir Bojonegoro. The method used in this research is a qualitative descriptive method using an applied linguistic approach, especially in the field of error analysis. The data source in this study was the student PBA STAI Attanwir Bojonegoro. The data from this study are spoken language that has language errors. The technique of collecting data from this research is the documentation method with the observation and note technique. The data analysis method used in this research is the split method with the change and shape technique. The results of this study were that errors that occurred in PBA STAI Attanwir Bojonegoro students at the phonological level included errors in consonant changes which included: changes in consonants / ḥ / to / h /, changes in consonants / ṡ / to / s /, changes in consonants / ṣ / becomes / s /, Consonant Change / '/ becomes hamzah, Consonant Change / sy / becomes / s /, Consonant Change / q / becomes / k /, Consonant Change / ż / becomes / d /, Consonant Change / kh / becomes / ḥ /, Change Consonant / ṭ / becomes / t / and Change Consonant / ẓ / becomes / d /. Other phonological errors are found in the phonological errors of Vowel Reduction and Phonological Errors of Intonation Changes. Keywords: Error Analysis, Phonology, Mahārah Kalām

ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

55

ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL KALĀM (Studi Kasus Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro)

Jauharotun Ni’mah STAI Attanwir Bojonegoro

Email: [email protected]

Abstrak: Kesalahan berbahasa adalah penyimpangan terhadap sistem linguistik bahasa yang digunakan oleh pemakai bahasa sehingga diperlukan perbaikan terhadap kesalahan tersebut karena terjadi dalam waktu yang lama dan bersumber dari aspek kompetensi pemakai bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan fonologi yang terdapat dalam mahārah al kalām Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro, (2) melakukan tashwîb (upaya membenarkan) atas bentuk-bentuk kesalahan fonologi yang terdapat dalam mahārah al kalām Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan Linguistik Terapan, utamanya bidang analisis kesalahan. Sumber data dalam penelitian ini adalah Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro. Data dari penelitian ini adalah bahasa lisan yang mengalami kesalahan berbahasa. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah metode dokumentasi dengan teknik simak dan catat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih dengan teknik ganti dan ubah wujud. Hasil penelitian ini adalah ditemukan kesalahan yang terjadi pada para mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro pada tataran fonologi meliputi kesalahan pada perubahan konsonan yang meliputi: Perubahan Konsonan /ḥ/ menjadi /h/, Perubahan Konsonan /ṡ/ menjadi /s/, perubahan konsonan /ṣ/ menjadi /s/ , Perubahan Konsonan /’/ menjadi hamzah, Perubahan Konsonan /sy/ menjadi /s/, Perubahan Konsonan /q/ menjadi /k/, Perubahan Konsonan /ż/ menjadi /d/, Perubahan Konsonan /kh/ menjadi /ḥ/, Perubahan Konsonan /ṭ/ menjadi /t/ dan Perubahan Konsonan /ẓ/ menjadi /d/. Adapun kesalahan fonologi lainnya terdapat pada kesalahan fonologis Pengurangan Vokal dan Kesalahan Fonologis Perubahan Intonasi.

Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Fonologi, Mahārah Kalām Abstract: Language error is a deviation from the language linguistic system used by language users so that it is necessary to correct these errors because they occur in a long time and originate from the competence aspects of language users. This study aims to (1) describe the forms of phonological errors contained in the mahārah al kalām of student PBA STAI Attanwir Bojonegoro, (2) perform tashwîb (an effort to justify) the forms of phonological errors found in the mahārah al kalām of student PBA STAI Attanwir Bojonegoro. The method used in this research is a qualitative descriptive method using an applied linguistic approach, especially in the field of error analysis. The data source in this study was the student PBA STAI Attanwir Bojonegoro. The data from this study are spoken language that has language errors. The technique of collecting data from this research is the documentation method with the observation and note technique. The data analysis method used in this research is the split method with the change and shape technique. The results of this study were that errors that occurred in PBA STAI Attanwir Bojonegoro students at the phonological level included errors in consonant changes which included: changes in consonants / ḥ / to / h /, changes in consonants / ṡ / to / s /, changes in consonants / ṣ / becomes / s /, Consonant Change / '/ becomes hamzah, Consonant Change / sy / becomes / s /, Consonant Change / q / becomes / k /, Consonant Change / ż / becomes / d /, Consonant Change / kh / becomes / ḥ /, Change Consonant / ṭ / becomes / t / and Change Consonant / ẓ / becomes / d /. Other phonological errors are found in the phonological errors of Vowel Reduction and Phonological Errors of Intonation Changes. Keywords: Error Analysis, Phonology, Mahārah Kalām

Page 2: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

56

PENDAHULUAN Studi mengenai kesalahan bahasa dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa

Arab sebagai bahasa asing sangat fungsional. Melalui pengkajian kesalahan itu, ragam kesalahan, klasifikasi kesalahan, frekuensi terjadinya kesalahan, dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dapat diungkap.1 Dalam hal ini untuk menghindari kesalahan-kesalahan pengucapan bunyi dari bahasa asing perlu adanya sebuah analisis kesalahan dalam berbahasa, baik dari segi tata bunyi, kosakata, tata kalimat, dan tulisan.2

Dalam tulisan ini akan dipaparkan analisis kesalahan berbahasa dari segi fonologi. Agar tidak ada lagi kesalahan-kesalahan dalam pengucapan bunyi pada suatu bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa asing (bahasa Arab). Fonologi merupakan salah satu cabang linguistik yang membahas tentang bunyi. Bunyi yang dimaksud adalah tuturan. Tuturan yang baik dan benar tentu akan dipahami oleh pendengar. Ketepatan pengucapan dalam sebuah tuturan adalah hal yang penting karena dapat mempengaruhi makna yang dimaksud oleh penutur.3 Sebenarnya, pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sudah berlangsung selama berabad-abad lamanya. Tetapi, aspek tata bunyi sebagai dasar untuk mencapai kemahiran menyimak dan berbicara kurang dapat perhatian dan focus yang memadai. Ini terjadi karena tujuan pembelajaran bahasa Arab hanya diarahkan pada satu arah , yakni agar pelajar mampu memahami bahasa tulisan yang terdapat dalam buku-buku (kitab-kitab) berbahasa Arab, dan pengertian hakikat bahasa lebih banyak didasarkan pada metode pembelajaran bahasa yang lebih menekankan pada penghafalan kaidah-kaidah tata bahasa dan penerjemahan kata demi kata. 4

Dari hasil Observasi dan pengalaman selama dua tahun mengajar mata kuliah Mahārah al kalām I sampai II pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STAI Attanwir Bojonegoro, peneliti sering menemukan kesalahan bahasa pada aspek fonologi dalam praktek percakapan bahasa Arab mereka. Di antara kesalahan itu, terdapat ketidak-tepatan dalam pengucapan fonem atau bunyi huruf-huruf Arab. Misalnya dalam pengucapan bunyi / ش/, mahasiswa pada umumnya mengucapkan dengan bunyi / س/ atau /s/ dalam bahasa Indonesia, seperti dalam kata )الشمس( dan kata )أشهد( mereka ucapkan )السمس( dan )أسهد( dan pengucapan harakat qashirah dan thawilah.

Namun demikian, selama ini belum dilakukan analisis secara serius dan mendalam terhadap kesalahan bahasa pada aspek fonologi dalam Mahārah al kalām mahasiswa tersebut, sehingga tidak dapat diketahui klasifikasi jenis kesalahan bahasa, frekuensi terjadinya kesalahan, dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan terebut. Oleh karena itu, penelitian tentang analisis kesalahan fonologi dalam Mahārah al kalām pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STAI Attanwir Bojonegoro Tahun Akademik 2018/2019 ini perlu dilakukan.

Berdasarkan asumsi di atas maka dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk-bentuk kesalahan fonologi yang terdapat dalam mahārah al

kalām Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro?

1 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, cet. Ke 3 (Bandung : Humaniora, 2009), 63.

2 Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan , Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahaa , (Bandung :

Angkasa, 2011), 153.

3 Fitria Lathifah, Syihabuddin, M. Zaka Al Farisi, “Analisis Kesalahan Fonologis Dalam

Keterampilan Membaca Teks Bahasa Arab”, Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban,

Vol. 4 No. 2, Desember 2017, 174-184, 175.[ Http://Dx.Doi.Org/10.15408/A.V4i2.6273].

4 Izzan, Metodologi Pembelajaran…. 65.

Page 3: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

57

2. Bagaimana tashwîb (upaya membenarkan) atas bentuk-bentuk kesalahan fonologi yang terdapat dalam mahārah al kalām Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro ?

Seiring dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian kesalahan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan fonologi yang terdapat dalam

mahārah al kalām Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro 2. Untuk melakukan tashwîb (upaya membenarkan) atas bentuk-bentuk kesalahan

fonologi yang terdapat dalam mahārah al kalām Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro

Penelitian ini dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis. Dari segi manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan pengetahuan pada para mahasiswa yang sedang mengalami proses pembelajaran bahasa asing. Hasil penelitian ini juga diharapkan bermanfaat untuk orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Mereka diharapkan dapat lebih memahami secara mendalam pengetahuan tentang kebahasaan terutama kesalahan dan pada akhirnya dapat menerapkan bahasa tersebut dengan baik dan benar, sesuai dengan situasi, tempat dan dengan siapa penutur berkomunikasi.

Secara teoritis, penelitian ini dimungkinkan menjadi bentuk pengembangan teoritis bagi kajian linguistic terapan terutama kajian analisis kesalahan berbahasa pada tataran fonologi yang diaplikasikan dalam mahārah kalām.

Penelitian ini dilaksanakan di STAI Attanwir Bojonegoro. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan Linguistik Terapan, utamanya bidang analisis kesalahan. Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan di lokasi, tempat objek penelitian itu berada. Sumber data dalam penelitian ini adalah Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro. Data dari penelitian ini adalah bahasa lisan yang mengalami kesalahan berbahasa.

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dengan teknik simak dan catat. Dikatakan simak karena dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa dalam mahārah kalām. Teknik ini digunakan untuk menyimak tuturan lisan para Mahasiswa. Teknik selanjutnya adalah teknik catat. Teknik catat adalah pencatatan data-data yang diperoleh dan dilanjutkan dengan mengklasifikasikan data. Teknik ini dilakukan untuk mencatat penggalan tuturan percakapan Mahasiswa.

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih. Metode agih adalah metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri.5 Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik ganti, teknik ubah wujud, dan teknik lesap. Teknik ganti dilakukan dengan langkah mengganti salah satu unsur lingual yang mengalami kesalahan berbahasa. Teknik ubah wujud ini dilaksanakan dengan mengubah wujud satuan lingual yang mengalami kesalahan berbahasa. Satuan lingual yang mengalami kesalahan berbahasa diubah wujudnya menjadi kalimat yang benar.Teknik lesap dilaksanakan dengan melesapkan salah satu unsur lingual yang bersangkutan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hakikat dan Penyebab Kesalahan Berbahasa

5 Sudaryanto, Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan

Secara Linguistis.(Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2015) , 18.

Page 4: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

58

Sebelum mengetahui analisis kesalahan berbahasa perlu kita ketahui dulu kesalahan berbahasa. Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Untuk itu, pengertian kesalahan berbahasa perlu diketahui lebih awal sebelum kita membahas tentang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menggunakan 3 (tiga) istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Error, dan (3) Mistake. 1. Selip (lapses/زلةاللسان): penyimpangan bentuk lahir karena beralihnya pusat

perhatian topik pembicaraan secara sesaat, kelelahan tubuh juga bisa menimbulkan selip bahasa.

2. Silap (error/الأخطاء); penyimpangan bentuk lahir dari struktur baku yang terjadi karena pemakai belum menguasai sepenuhnya kaidah bahasa.

3. Salah (mistake/الأغلاط): penyimpangan struktur lahir yang terjadi karena penutur tidak mampu menentukan pilihan penggunaan ungkapan yang tepat sesuai dengan situasi yang ada.

Dari ketiga jenis kesalahan tersebut Pit Corder juga membedakan kesalahan yang dapat berimplikasi dalam pengajaran B1, yakni (1) (mistakes) kesalahan berbahasa yang terjadi tidak secara sistematis dalam tutur seseorang (Errors of performance) dan (2)(errors) kesalahan berbahasa yang terjadi secara sistematis pada tutur seorang yang belajar bahasa (errors of competence). 6 Sedangkan menurut Tarigan, istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran bahasa dibedakan dalam pemakaian bahasa. Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Sebaliknya, kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini terdapat tabel yang melukiskan perbandingan antara kesalahan dan kekeliruan. 7

Tabel 1. Perbandingan antara kesalahan dan kekeliruan Sudut

Pandang/kategori Kesalahan Kekeliruan

1. Sumber Kompetensi Performansi 2. Sifat Sistematis Tidak sistematis 3. Durasi Agak lama Sementara 4. Sistem Linguistik Belum dikuasai Sudah dikuasai 5. Hasil Penyimpangan Penyimpangan 6. Perbaikan Dibantu oleh Guru :

Latihan, pengajaran remedial

Siswa sendiri:pemusatan perhatian

Dari definisi tentang berbagai macam kesalahan di atas, dapat disimpulkan kesalahan berbahasa adalah penyimpangan terhadap sistem linguistik bahasa yang digunakan oleh pemakai bahasa sehingga diperlukan perbaikan terhadap kesalahan tersebut karena terjadi dalam waktu yang lama dan bersumber dari aspek kompetensi pemakai bahasa.

Lain halnya dengan analisis kontrastif yang menjadikan inteferensi sebagai satu-satunya sebab terjadinya pembelajaran bahasa ke dua. Mengingat dalam proses pembelajaran terdapat berbagai unsur yang saling terkait, sehingga faktor kesalahan tidak dapat dijadikan satu-satunya sebab terjadinya kesalahan pemerolehan bahasa kedua. Adapun pangkal yang terjadi kesalahan bahasa pada orang yang

6 Pranowo, Analisis Pengajaran Bahasa untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Guru

Bahasa,(Yogyakarta:Gadjah Mada University Press,1996),51. 7Henry Guntur Tarigan &Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa,....,. 67-68.

Page 5: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

59

menggunakan bahasa yang bersangkutan bukan pada bahasa yang digunakan. Disini terdapat dua kemungkinan penyebab seseorang dapat salah dalam berbahasa, antara

lain sebagai berikut:8

1. Interlingual transfer atau pengaruh bahasa pertama, dimana peserta didik masih

memasukkan bahasa pertama disaat memakai bahasa kedua. 2. Intralingual transfer: proses belajar yang tidak maksimal sehingga kurang paham

mengenai suatu bahasa dibagi menjadi a)generalisasi berlebihan, b) ketidak tahuan kaidah, c) penerapan kaidah yang tidak sempurna, d) salah menghipotesakan konsep.

Pit Corder mengatakan bahwa Anakes pada dasarnya merupakan cabang linguistik komparatif. Hal ini didasarkan pada data dan metode kerja Anakes. Tugas Anakes adalah menjelaskan serta menggambarkan sistem linguistik bahasa siswa dan membandingkannya dengan sistem linguistik B2 yang dipelajarinya.9

Setelah kita mengetahui kesalahan berbahasa maka dilanjutkan pada analisis kesalahan berbahasa. Dalam sebuah kamus kebahasaan, analisis kesalahan diartikan sebagai berikut ”the study and analysis of the errors made by second language learners”.10 yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti "studi dan analisa mengenai kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh seorang pembelajar bahasa ke-dua (asing)". Analisis kesalahan disini di definisikan sebagai suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasi kesalahan tersebut, dan mengavaluasi taraf keseriusan kesalahan itu.11

Analisis kesalahan mendasarkan prosedur kerja kepada data yang aktual dan masalah yang nyata. Anakes dianggap lebih efisien dan ekonomis dalam penyusunan rencana strategi pengajaran. Anakes dapat berfungsi sebagai dasar pengkajian

prediksi Anakon dan sekaligus sebagai pelengkap hasil Anakon.12

Tarigan memberikan rujukan atas tujuan dari analisis kesalahan adalah:

1. Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalnya urutan mudah sukar.

2. Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan dan latihan berbagai butir-butir bahan yang diajarkan.

3. Merencanakan latihan dan pengajaran remedial, dan 4. Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa.13

Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja. Sebagai suatu prosedur kerja atau metode, analisis kesalahan berbahasa memiliki langkah-langkah kerja tertentu. Langkah-langkah kerja tertentu tersebut selanjutnya dipandang sebagai metodologi analisis kesalahan berbahasa.

8 H. Douglas Brown, Principles of Language Learning and Teaching, Fourth Edition,(New York:

Longman, 2000),224-226. 9 Henry Guntur Tarigan &Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, edisi revisi,

(Bandung: Angkasa, 2011), 69. 10 Jack.C Richard,Longman Dictionary Of Language Teaching And Applied Linguistic,(Great

Britain,2010), 210. 11Nanik setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik , Cet. I, (Surakarta: Yuma

Pustaka, 2010),11-12.. 12 Henry Guntur Tarigan &Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa..... 87. 13Ibid., 86.

Page 6: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

60

1. Mengumpulkan data : Kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa dikumpulkan. Kesalahan berbahasa itu diperoleh dari hasil ulangan, latihan menulis, membaca, berbicara dan menyimak.

2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan berdasarkan tataran kebahasaan, misalnya; kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, wacana, dan semantik.

3. Merangking atau memperingkat kesalahan: Mengurutkan letak kesalahan, penyebab kesalahan dan memberikan contoh yang benar.

4. Menjelaskan kesalahan: menggambarkan letak kesalahan , penyebab kesalahan, dan cara memperbaiki kesalahan.

5. Memprediksi tataran kebahasaan yang rawan kesalahan. Memperkirakan tataran kebahasaan yang dipelajari oleh siswa yang potensial mendatangkan kesalahan misalnya daerah fonologi, morfologi, sintaksis, wacana, atau semantik.

6. Mengoreksi kesalahan. Memperbaiki kesalahan yang ada, mencari cara yang tepat untuk mengurangi dan bila dapat menghilangkan kesalahan itu. Hal ini dapat dilakukan dengan menyempurnakan komponen proses belajar–mengajar bahasa seperti tujuan, bahan, metode, media, dan penilaian.14

B. Mahārah Al Kalām 1. Pengertian Mahārah Kalām

Menurut bahasa kata mahārah berasal dari akar kata ومهارا-ومهورا-مهرا-مهر-

yang berarti “pandai” atau “mahir”.15 Maksud dari mahir disini adalah ومهارة kemampuan atau skill untuk melakukan sesuatu. Disini Penulis akan menyebutkan makna “mahārah” dengan lima karakteristiknya: a. Kemampuan untuk melakukan kegiatan (action) atau proses (process)

(tertentu) b. Keterampilan biasanya terdiri dari campuran tanggapan atau perilaku sosial

dan motorik mental (fisik) c. Didasarkan pada keterampilan kinerja pengetahuan (knowledge) atau informasi

sebagai pengetahuan atau informasi dimana merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan ini

d. Mengembangkan keterampilan kinerja individu dan meningkatkannya melalui proses pelatihan (training) atau praktek (practice)

e. Evaluasi unjuk kebolehan biasanya masing-masing memiliki standar dalam ketepatan dan kecepatan yang dapat dilakukan bersama-sama.16

Sedangkan al-kalām menurut bahasa adalah الكلام او الأقوال yang berarti “perkataan”.17 Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.18 David P. Harris dalam modul Ahmad Fuad Effendy menegaskan bahwa berbicara itu merupakan kemahiran yang sangat kompleks yang mempersyaratkan penggunaan berbagai kemampuan secara simultan. Kemampuan tersebut meliputi, pelafalan (yang mencakup ciri-ciri segmental-vokal dan konsonan, serta pola tekanan dan intonasi), tatabahasa, kosa kata,

14Henry Guntur Tarigan &Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa..... 63-64. 15 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al Munawir Arab Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka

Progessif, 2000), 1363. 16 Hasan Husein, Maharatu At-Tadris Ru’yatu Fi Tanfidzi At Tadris, Cet.3, (Kairo: ‘Alimu Al Kutub,

2006), 4-6. 17 Munawir, Kamus ….. 1227 18 Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab,(Yogyakarta: Diva Press, 2012),.99.

Page 7: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

61

kelancaran (fluency), dan pemahaman (kemampuan merespon terhadap suatu ujaran secara baik).19

Jadi, mahārah al kalām adalah kemampuan untuk mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra percakapan secara lahir, dan melakukan percakapan dalam bahasa arab sesuai dengan ketentuan kaidah-kaidah yang berlaku secara benar.20 Kemampuan berbicara (maharah kalam) atau muhadatsah merupakan perwujudan dari fungsi bahasa itu sendiri, yaitu sebagai alat komunikasi (terutama komunikasi lisan).

2. Tujuan Mahārah al kalām Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mampu

berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar dengan bahasa mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa Arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Berbicara merupakan komunikasi dua arah, oleh karena itu berbicara harus terlebih dahulu harus didasari oleh kemampuan mendengar, kemampuan mengucapkan, dan penguasaan (relatif) kosakata-kosakata dan ungkapan yang mungkin siswa dapat mengkomunikasikan maksud fikirannya.21 Adapun tujuan dari mahārah al kalām mencakup beberapa hal antara lain sebagai berikut : a. Kemudahan berbicara

Peserta didik harus mendapatkan kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara sampai mereka mampu mengembangkan keterampilan ini secara wajar, lancar dan menyenangkan, baik di dalam kelompok kecil maupun di hadapan pendengar umum yang lebih besar jumlahnya.

b. Kejelasan Dalam hal ini peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik

artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya. c. Bertanggung jawab

Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan difikirakan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya pada saat itu.

d. Membentuk pendengaran yang kritis Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan keterampilan

menyimak secara tepat dan kritis juga menjadi tujuan utama program pembalajaran ini.

e. Membentuk kebiasaan Kebiasaan berbicara tidak akan dicapai tanpa adanya niat yang sungguh-

sungguh dari peserta didik itu sendiri. kebiasaan ini bisa diwujudkan melalui

19 Ahmad Fuad Effendy & Moh. Ainin, Modul Pendalaman Materi Bahasa Arab, (Malang: Universitas

Negeri Malang, 2012), 40. 20 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 135. 21 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat: 2009), 139.

Page 8: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

62

interaksi dua orang atau lebih yang telah disepakati sebelumnya, tidak harus dalam komunitas besar.22

Menurut Penny Ur dalam Abd Wahab Rosyidi diantara ciri-ciri aktifitas berbicara yang berhasil adalah sebagai berikut: siswa berbicara banyak, partisipasi aktif dari siswa, memiliki motivasi tinggi, bahasa yang dipakai adalah bahasa yang diterima.23

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Mahārah Kalām Ada beberapa faktor pendukung kemampuan berbicara seorang pelajar,

diantaranya sebagai berikut : a. Mufradat/ kosakata

Kosakata merupakan kunci utama dalam mendukung kemampuan berbicara. Oleh sebab itu, seseorang harus membekali diri dengan kosakata yang sebanyak-banyaknya. Sudah barang tentu dengan memilih kata-kata yang bersifat prktis dan fungsional terlebih dahulu.

b. Keberanian mengucapkan meskipun salah Seringkali seseorang mengalami ketakutan dan tidak percaya diri untuk

mengucapkan kata/kalimat jika salah dan tidak lancar. Keberanian murid dan perasaan tidak takut salah merupakan faktor yang penting dalam menghidupkan kegiatan berbicara. Perasaan takut salah ini biasanya terbentuk dari asumsi bahwa berbicara harus sesuai dengan kaidah nahwu dan sharaf yang benar. Oleh karena itu, kegiatan belajar kalam hendaknya dilakukan secara alami dan penuh keberanian, sedangkan ketepatan kaidah dapat diupayakan secara bertahap.

Dalam kenyataan yang aktual, performansi itu tidak sepenuhnya mencerminkan kompetensi kebahasaan seseorang. Dalam pemakaian bahasa secara konkrit banyak ditemukan penyimpangan kaidah, kekeliruan, namun semua itu masih dapat dipahami oleh pembicara-pendengar karena mereka mempunyai kompetensi kebahasaan.

c. Teman atau lingkungan bahasa Kedudukan lingkungan bahasa sangat membantu keberhasilan

pembelajaran kalam karena ia membutuhkan adanya teman atau lawan bicara. Namun yang terpenting dalam hal ini adalah kemauan seseorang untuk membuat lingkungan bahasa dalam dirinya sendiri. Komitmen dan usaha personal untuk selalu menggunakan bahasa meskipun dengan dirinya sendiri adalah kunci awal terbentuknya mahārah al kalām seseorang. Setelah itu, baru dengan orang lain yang ada di sekitarnya dengan menjalin kerjasama untuk meningkatkan kalām. Jadi, lingkungan bahasa ini dapat berbentuk personal dan dapat pula komunal.

Sedangkan faktor yang menjadi kendala atau penghambat pembelajaran mahārah kalām, baik yang berasal dari internal maupun eksternal peserta didik adalah sebagai berikut : a. Rasa malu berlebihan dan tidak percaya diri b. Takut salah, baik dari sisi nahwu dan sharaf c. Tidak memiliki perbendaharaan kata yang cukup d. Tidak memiliki tujuan atau target yang jelas

22 Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (Malang: UIN Maliki Press, 2011),138-

139. 23 Abd Wahab Rosyidi dan Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab,

(Malang: UIN Malang Press, 2011) , 91.

Page 9: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

63

e. Tidak ada teman atau lawan bicara f. Tidak ada komunitas berbahasa atau lingkungan berbahasa yang tidak kondusif g. Tidak ada dorongan dari pihak luar h. Tidak ada panutan dari guru, ia sendiri tidak mahir bertutur dalam bahasa

Arab.24 C. Analisis Kesalahan Fonologi Dalam Mahārah al kalām Mahasiswa PBA STAI

Attanwir Bojonegoro Dari hasil rekaman dan transkripsi hasil rekaman percakapan bahasa Arab

mahasiswa Semester I dan III Pogram Studi Pendidikan bahasa Arab STAI Attanwir Bojonegoro Tahun Akademik 2018/2019 dalam aktivitas perkuliahan Mahārah al kalām I dan II, diperoleh data tentang kesalahan bahasa dalam bidang fonologi yang dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Kesalahan Fonologis Perubahan Konsonan

Data yang menunjukkan adanya kesalahan yang dialami oleh Mahasiswa PBA adalah perubahan konsonan. Di antara kata yang mengalami perubahan konsonan adalah sebagai berikut: a. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /ḥ/ menjadi /h/

Kesalahan fonologi perubahan konsonan /ḥ/ menjadi /h/ penulis temukan pada kata berikut ini.

Tabel 2. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /ḥ/ menjadi /h/ No Kesalahan Dibaca Pembetulan Dibaca /Alḥamdulillah/ الحمد لله /Alhamdulillah/ الهمد لله 1 / ḥasanah / حسنة /hasanahا/ هسنة 2

Pada kedua contoh kata pada tabel no. 1 di atas, terjadi perubahan konsonan h/25. Para Mahasiswa mengalami kesulitan untuk/ [ ه] ḥ/ menjadi konsonan/ [ح]melafalkan konsonan [ح] / ḥ/, karena konsonan ini adalah konsonan root-pharyngeals frikatif 26, dimana sebagian besar organ wicara orang Indonesia sulit menuturkan konsonan ini. Sehingga mereka melafalkan konsonan [ح] /ḥ/ menjadi konsonan [ه ] /h/ untuk memudahkan pelafalan. Kesulitan pelafalan konsonan [ح] /ḥ/ selain karena letaknya yang berdekatan, juga disebabkan dalam sistem bahasa Indonesia konsonan ini tidak ditemukan. Jadi, dimungkinkan Mahasiswa melafalkan konsonan [ح] /ḥ/ menjadi konsonan [ه ] /h/.

b. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /ṡ/ menjadi /s/ Kesalahan fonologi perubahan konsonan /ṡ/ menjadi /s/ penulis temukan

pada kata berikut ini. Tabel 3. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /ṡ/ menjadi /s/

No Kesalahan Dibaca Pembetulan Dibaca /ṡumma/ ثم /summa/ سم 1 /ṡānawiyah/ ثانوية /sānawiyah/ سانوية 2

Pada kedua contoh kata pada tabel no. 2 di atas, terjadi perubahan konsonan s/27. Para mahasiswa mengalami kesulitan untuk/ [س] ṡ/ menjadi konsonan/ [ث]

24 Suja’i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab Strategi Dan Metode Pengembanagan Kompetensi. cet.

1,(Semaranag: Walisongo Press, 2008), 72-73. 25 Konsonan laringal atau glottal frikatif yang terletak pada pangkal kerongkongan. Lihat Abdul

Mu’in,Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2004), 71. 26 Konsonan geseran yang dihasilkan dari mendekatnya akar lidah kepada dinding rongga kerongkongan,

tetapi tidak sampai menyentuhnya yang dimunculkan dengan tidak bersuara . Lihat Ibid., 70. 27 Konsonan apico-alveolars frikatif atau konsonan geseran yang terletak di gusi bagian dalam atau ujung

lidah di antara gigi atas dan gigi bawah. Lihat Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif…. 68.

Page 10: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

64

melafalkan konsonan [ث] /ṡ/, karena konsonan ini adalah konsonan interdental frikatif.28 Sehingga mereka melafalkan konsonan [ث] /ṡ/ menjadi konsonan [س] /s/ untuk memudahkan pelafalan. Kesulitan pelafalan konsonan [ث] /ṡ/ selain karena berdekatan tempat artikulasinya dan bisa saja pengucapannya tertukar dengan konsonan [س] /s/ , juga disebabkan dalam sistem bahasa Indonesia konsonan [ث] /ṡ/ ini tidak ditemukan. Jadi, dimungkinkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam melafalkan konsonan [ث] /ṡ/.

c. Kesalahan fonologi perubahan konsonan /ṣ/ menjadi /s/ Kesalahan fonologi perubahan konsonan /ṣ/ menjadi /s/ penulis temukan

pada kata berikut ini. Tabel 4. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /ṣ/ menjadi /s/

No Kesalahan Dibaca Pembetulan Dibaca /kholāṣ/ خلاص /kholās/ خلاس 1 /aṣbaḥa/ أصبح /asbaḥa/ أسبح 2

Pada kedua contoh kata pada tabel no. 3 di atas, terjadi perubahan konsonan s/. Para mahasiswa mengalami kesulitan untuk/ [س] ṣ/ menjadi konsonan/ [ص]membedakan pelafalan konsonan [ص] / ṣ / dan konsonan [س] /s/, karena kedua konsonan ini adalah sama-sama konsonan apico-alveolars frikatif.29 Karena adanya kesamaan tempat artikulasi tetapi berbeda pada salah satu sifat pada kedua konsonan apico-alveolars frikatif ini, wajar jika para mahasiswa sering melakukan kesalahan pengucapan konsonan [ص] / ṣ / menjadi konsonan [س] /s/. Di samping itu, dalam sistem bahasa Indonesia konsonan [ص] / ṣ / ini tidak ditemukan. Jadi, dimungkinkan mahasiswa mengalami kesulitan di dalam melafalkan konsonan [ص] / ṣ /.

d. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /’/ menjadi hamzah Kesalahan fonologi perubahan konsonan /’/ menjadi hamzah penulis

temukan pada kata berikut ini. Tabel 5. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan

/’/ menjadi hamzah No Kesalahan Dibaca Pembetulan Dibaca /afwan’/ عفوا /afwan/ أفوا 1 /imādun’/ عماد /imādun/ إماد 2

Pada kedua contoh kata pada tabel no. 4 di atas, terjadi perubahan konsonan Para mahasiswa mengalami kesulitan untuk melafalkan .30/’/ [ ء] menjadi /̒ / [ع]konsonan [ع] / ̒ /, karena konsonan ini adalah konsonan root paryngeals frikatif.31 Sehingga mereka melafalkan konsonan [ع] / ̒ / menjadi konsonan [ء ] /’/ untuk memudahkan pelafalan. Kesulitan pelafalan konsonan [ع] / ̒ / selain karena letaknya yang berdekatan dengan konsonan [ء ] /’/, juga disebabkan dalam sistem bahasa Indonesia konsonan ini tidak ditemukan. Jadi, dimungkinkan mahasiswa mengalami kesulitan di dalam melafalkan konsonan [ع] / ̒ /.

e. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /sy/ menjadi /s/

28 konsonan geseran yang berada di ujung lidah yang bertemu ujung gigi depan atas yang dimunculkan

dengan tidak bersuara. Ibid. 29 Konsonan geseran yang berada di ujung lidah antara gigi atas dan gigi bawah (lebih dekat ke bawah).

Lihat Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif….. 68. 30 Konsonan glottal stops atau konsonan letup yang berada di pangkal kerongkongan. Lihat Abdul Mu’in,

Analisis Kontrastif….. 71. 31 Konsonan geseran yang keluar dari kerongkongan atau tengah kerongkongan yang dimunculkan

dengan bersuara. Ibid. 70.

Page 11: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

65

Kesalahan fonologi perubahan konsonan /sy/ menjadi /s/ penulis temukan pada kata berikut ini.

Tabel 6. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /sy/ menjadi /s/

No Kesalahan Dibaca Pembetulan Dibaca /syaiṭān/ شيطان /saiṭān/ سيطان 1 /asyrotun’/ عشرة /asrotun’/ عسرة 2

Pada kedua contoh kata pada tabel no. 5 di atas, terjadi perubahan konsonan s/. Para mahasiswa mengalami kesulitan untuk/ [س] sy/ menjadi konsonan/ [ش]melafalkan konsonan [ش] /sy/, karena konsonan ini adalah konsonan fronto-palatals frikatif.32 Sehingga mereka melafalkan konsonan [ش] /sy/ menjadi konsonan [س] /s/ untuk memudahkan pelafalan. Kesulitan pelafalan konsonan ,/s/ [س] sy/ ini selain karena letaknya yang berdekatan dengan konsonan/ [ش]juga karena memiliki kesamaan dengan konsonan bahasa Indonesia yaitu konsonan /sy/. Dimana dengan adanya kesamaan ini bisa saja para mahasiswa mengalami kesalahan dalam melafalkannya.

f. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /q/ menjadi /k/ Kesalahan fonologi perubahan konsonan /q/ menjadi /k/ penulis temukan

pada kata berikut ini. Tabel 7. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /q/ menjadi /k/

No Kesalahan Dibaca Pembetulan Dibaca /qirāah/ قراءة /kirāah/ كراءة 1 /qismu/ قسم /kismu/ كسم 2

Pada kedua contoh kata pada tabel no. 6 di atas, terjadi perubahan konsonan k/33. Para mahasiswa mengalami kesulitan untuk/ [ ك] q/ menjadi konsonan/ [ق]melafalkan konsonan [ق] /q/, karena konsonan ini adalah konsonan dorso-uvulars stops.34 Sehingga mereka melafalkan konsonan [ق] /q/ menjadi konsonan [ك ] /k/ untuk memudahkan pelafalan. Kesulitan pelafalan huruf [ق] /q/ ini selain karena letaknya yang tidak jauh dengan konsonan [ك ] /k/, juga karena dalam sistem bahasa Indonesia konsonan ini tidak ditemukan. Jadi, dimungkinkan mahasiswa melafalkan konsonan [ق] /q/ menjadi konsonan [ك ] /k/.

g. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /ż/ menjadi /d/ Kesalahan fonologi perubahan konsonan /ż/ menjadi /d/ penulis temukan

pada kata berikut ini. Tabel 8. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan

/ż/ menjadi /d/ No Kesalahan Dibaca Pembetulan Dibaca /nażhabu/ نذهب /nadhabu/ ندهب 1 /munżu/ منذ /mundu/ مند 2

32 Konsonan geseran yang berada di tengah-tengah lidah dan dihasilkan dari penekanan daun lidah

(artikulator aktif) pada langit-langit keras (artikulor pasif) yang dimunculkan dengan tidak bersuara. Lihat

Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif….. 69. 33 Konsonan dorso-velars stops atau konsonan lidah yang berada di pangkal lidah sedikit ke depan. Lihat

Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif….. 70. 34 Konsonan letup yang berada di pangkal lidah paling belakang dan dihasilkan oleh pertemuan pangkal

lidah dengan anak tekak, sehingga udara terhambat secara sempurna. Ketika udara di lepas dengan tiba-tiba,

terjadi letupan ringan, tetapi pita suara tidak turut bergetar. Bersamaan dengan pengucapan, pangkal lidah

mendekati langit-langit lunak, sehingga melahirkan suara penyerta. Ibid.

Page 12: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

66

Pada kedua contoh kata pada tabel no.7 di atas, terjadi perubahan konsonan d/35. Para mahasiswa mengalami kesulitan untuk/ [ د] ż/ menjadi konsonan/ [ذ]melafalkan konsonan [ذ] /ż/, karena konsonan ini adalah konsonan interdentals frikatif.36 Sehingga mereka melafalkan konsonan [ذ] /ż/ menjadi konsonan [د ] /d/ untuk memudahkan pelafalan. Kesulitan pelafalan huruf [ذ] /ż/ ini selain karena letaknya yang berdekatan, juga karena dalam sistem bahasa Indonesia konsonan ini tidak ditemukan. Jadi, dimungkinkan mahasiswa melafalkan konsonan [ذ] /ż/ menjadi konsonan [د ].

h. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /kh/ menjadi /ḥ/ Kesalahan fonologi perubahan konsonan /kh/ menjadi /ḥ/ penulis temukan

pada kosakata berikut ini. Tabel 9. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan

/kh/ menjadi /ḥ/

No Kesalahan Dibaca Pembetulan Dibaca /lātakhzan/ لاتخزن /lātaḥzan/ لاتحزن 1 / at-tarikh/ التاريخ /at-tārīḥ/ التاريح 2

Pada kedua contoh kosakata pada tabel no. 8 di atas, terjadi perubahan konsonan [خ] /kh/ menjadi konsonan [ح ] /ḥ/. Para mahasiswa mengalami kesulitan untuk melafalkan konsonan [خ] /kh/, karena konsonan ini adalah konsonan dorso velars frikatif.37 Sehingga mereka melafalkan konsonan [خ] /kh/ menjadi konsonan [ح ] /ḥ/ untuk memudahkan pelafalan. Kesulitan pelafalan konsonan [خ] /kh/ ini selain karena letaknya yang berdekatan dengan konsonan ḥ/, juga karena dalam sistem bahasa Indonesia konsonan ini tidak/ [ ح]ditemukan. Jadi, dimungkinkan mahasiswa melafalkan huruf [خ] /kh/ menjadi huruf [ح ] /ḥ/.

i. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /ṭ/ menjadi /t/ Kesalahan fonologi perubahan konsonan /ṭ/ menjadi /t/ penulis temukan

pada kata berikut ini. Tabel 10. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /ṭ/ menjadi /t/

No Kesalahan Dibaca Pembetulan Dibaca /’astaṭī/ أستطيع /’astatī/ أستتيع 1 /al-uṭlah/ العطلة /al-‘utlah/ العتلة 2

Pada kedua contoh kata pada tabel no. 9 di atas, terjadi perubahan konsonan t/. Para mahasiswa mengalami kesulitan untuk/ [ت] ṭ/ menjadi konsonan/ [ط]membedakan pelafalan konsonan [ط] /ṭ/ dan konsonan [ت] /t/, karena kedua konsonan ini adalah sama-sama konsonan apico-dental alveolars stops.38 Karena adanya kesamaan tempat artikulasi tetapi berbeda pada salah satu sifat pada kedua konsonan apico-dental alveolars stops ini, wajar jika para mahasiswa sering melakukan kesalahan pengucapan konsonan [ط] /ṭ/ menjadi konsonan [ت] /t/. Di samping itu, dalam sistem bahasa Indonesia konsonan [ط] /ṭ/ ini tidak

35 Konsonan apico-denal-alveolars stops atau konsonan letup yang berada di ujung lidah yang bertemu

gusi atas. Lihat Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif….. 69. 36 Konsonan geseran yang berada di ujung lidah bertemu ujung gigi depan yang atas dan dimunculkan

dengan bersuara. Ibid., 68. 37 Konsonan geseran yang keluar dari ujung kerongkongan dan dimunculkan dengan tidak bersuara.

Lihat Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif….. 70. 38 Konsonan letup yang berada di ujung lidah bertemu gusi atas. Lihat Abdul Mu’in, Analisis

Kontrastif….. 69.

Page 13: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

67

ditemukan. Jadi, dimungkinkan mahasiswa mengalami kesulitan di dalam melafalkan konsonan [ط] /ṭ/.

j. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /ẓ/ menjadi /d/ Kesalahan fonologi perubahan konsonan /ẓ/ menjadi /d/ penulis temukan

pada kata berikut ini.

Tabel 11. Kesalahan Fonologi Perubahan Konsonan /ẓ/ menjadi /d/

No Kesalahan Dibaca Pembetulan Dibaca /iḥfaẓ/ إحفظ /iḥfad/ إخفد 1 /al-‘aẓīm/ العظيم /al’adīm/ العديم 2

Pada kedua contoh kosakata pada tabel no. 10 di atas, terjadi perubahan konsonan [ظ] /ẓ/ menjadi konsonan [د ] /d/. Para mahasiswa mengalami kesulitan untuk melafalkan konsonan [ظ] /ẓ/, karena konsonan ini adalah konsonan interdental frikatif.39 Sehingga mereka melafalkan huruf [ظ] /ẓ/ menjadi huruf [د ] /d/ untuk memudahkan pelafalan. Kesulitan pelafalan huruf [ظ] /ẓ/ ini selain karena letaknya yang berdekatan, juga karena dalam sistem bahasa Indonesia konsonan ini tidak ditemukan. Jadi, dimungkinkan mahasiswa melafalkan konsonan [ظ] /ẓ/ menjadi konsonan [د ] /d/.

2. Kesalahan Fonologis Pengurangan Vokal Peristiwa kesalahan lain yang dialami oleh mahasiswa PBA STAI Attanwir

adalah pengurangan vokal. Di bawah ini dituliskan sebagian kata yang mengalami pengurangan vokal, yaitu dari vokal panjang (Madd) menjadi vokal pendek.

Tabel 12. Kesalahan Fonologi Pengurangan Vokal

No Kesalahan Dibaca Pembetulan Dibaca /al-wāḥidah/ الواحدة /al-waḥidah/ الوحدة 1 /aṡ-ṡāniyah/ الثانية aṡ-ṡaniyah/ الثنية 2

Perubahan vokal panjang (madd), sebagaimana terlihat pada tabel no. 11 di atas, terjadi pada vokal /ā/ menjadi /a/. Bahasa yang mengalami kesalahan adalah bahasa Indonesia, karena vokal panjang (madd) ini tidak dikenal dalam bahasa Indonesia, sehingga para mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengucapkan vokal panjang (madd) tersebut.

3. Kesalahan Fonologis Perubahan Intonasi Peristiwa kesalahan lain yang dialami oleh mahasiswa PBA STAI Attanwir

adalah ketidaksesuaian intonasi. Intonasi ialah perubahan nada yang dihasilkan pembicara pada waktu mengucapkan ujaran atau bagian-bagiannya.40 Di bawah ini dituliskan sebagian ungkapan yang mengalami ketidaksesuaian intonasi.

Tabel 13. Kesalahan Fonologi Perubahan Intonasi No Kesalahan Dibaca Seharusnya /?arafti/ /’arafti’/ عرفت 1 /māsyaallāh/ / māsyāallah/ ماشاءالله 2

Ungkapan pada no. 1 di atas yaitu عرفت /’arafti/, merupakan bentuk kalimat pertanyaan, yang dalam bahasa Arab seharusnya diucapkan dengan intonasi tegas

39 Konsonan geseran yang berada di ujung lidah bertemu ujung gigi depan yang atas dan diucapkan

dengan bentuk lidah melengkung dan sambil terangkatnya pangkal lidah, sehingga melahirkan bunyi gema yang

menyertai pengucapannya. Lihat Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif….. 68. 40 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Edisi Ketiga) (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,

2001), 85.

Page 14: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

68

dan rampak pada kata yang terakhir, namun oleh sebagian mahasiswa diucapkan dengan intonasi datar, tidak naik atau turun (tidak ada cengkok) dan sebagian yang lain diucapkan dengan intonasi rendah/turun dan tidak tegas, seperti untuk kalimat berita. Oleh karena itu, seharusnya ungkapan tersebut diucapkan dengan nada tinggi karena merupakan kalimat pertanyaan yang digunakan untuk meminta keterangan dari lawan tutur.

Sedangkan ungkapan pada no. 2 di atas yaitu ماشاءالله / māsyāallah/, oleh mahasiswa diucapkan dengan intonasi tinggi dan penekanan pada kata terakhir. Secara kaidah bahasa arab kata /māsyā/ ketika pengucapan harus ada tekanan dan naik. Sedangkan yang terjadi malah sebaliknya. Oleh karena itu, seharusnya ungkapan tersebut diucapkan dengan nada tinggi pada kata /māsyā/, sehingga menjadi /māsyāallah/.

Dari data-data perubahan konsonan dan intonasi di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan, para mahasiswa yang sudah terbiasa dengan bahasa Indonesia, mencoba menggunakan sistem fonologi bahasa Arab yang disesuaikan dengan sistem fonologi bahasa Indonesia. Adanya pencampuran sistem fonologi bahasa Indonesia dengan sistem fonologi bahasa Arab tersebut membuktikan adanya peristiwa kesalahan yang dilakukan oleh para mahasiswa PBA STAI Attanwir.

KESIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan uraian dan analisis tentang “Kesalahan Fonologi dalam mahārah al kalām Mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro”, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kesalahan yang terjadi pada para mahasiswa PBA STAI Attanwir Bojonegoro pada tataran fonologi meliputi kesalahan pada perubahan konsonan yang meliputi: Perubahan Konsonan /ḥ/ menjadi /h/, Perubahan Konsonan /ṡ/ menjadi /s/, perubahan konsonan /ṣ/ menjadi /s/ , Perubahan Konsonan /’/ menjadi hamzah, Perubahan Konsonan /sy/ menjadi /s/, Perubahan Konsonan /q/ menjadi /k/, Perubahan Konsonan /ż/ menjadi /d/, Perubahan Konsonan /kh/ menjadi /ḥ/, Perubahan Konsonan /ṭ/ menjadi /t/ dan Perubahan Konsonan /ẓ/ menjadi /d/. Adapun kesalahan fonologi lainnya terdapat pada kesalahan fonologis Pengurangan Vokal dan Kesalahan Fonologis Perubahan Intonasi. Adapun Kesalahan berbahasa pada tataran fonologi ini karena para mahasiswa yang sudah terbiasa dengan bahasa Indonesia, mencoba menggunakan sistem fonologi bahasa Arab yang disesuaikan dengan sistem fonologi bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Brown, H. Douglas . Principles of Language Learning and Teaching, Fourth Edition.New

York: Longman, 2000. Effendi, Ahmad Fuad . Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat: 2009. _____________, Ahmad Fuad & Moh. Ainin. Modul Pendalaman Materi Bahasa Arab. Malang:

Universitas Negeri Malang, 2012. Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011. Husein, Hasan. Maharatu At-Tadris Ru’yatu Fi Tanfidzi At Tadris, Cet.3. Kairo: ‘Alimu Al

Kutub, 2006.

Page 15: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM MAHĀRAH AL …

69

Izzan, Ahmad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, cet. Ke 3. Bandung : Humaniora,

2009. Krisdalaksana, Harimurti . Kamus Linguistik (Edisi Ketiga). Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama, 2001. Lathifah, Fitria Syihabuddin, M. Zaka Al Farisi, “Analisis Kesalahan Fonologis Dalam

Keterampilan Membaca Teks Bahasa Arab”, Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban, Vol. 4 No. 2, Desember 2017, 174-184, 175.[ Http://Dx.Doi.Org/10.15408/A.V4i2.6273].

Muin, Abdul. Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka

Al-Husna Baru, 2004.

Munawir, Ahmad Warson . Kamus Al Munawir Arab Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progessif, 2000.

Mustofa, Syaiful . Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN Maliki Press, 2011.

Nuha, Ulin. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Diva Press, 2012.

Pranowo. Analisis Pengajaran Bahasa untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Guru Bahasa. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press,1996.

Richard, Jack.C. Longman Dictionary Of Language Teaching And Applied Linguistic. Great Britain,2010.

Rosyidi , Abd Wahab dan Mamlu’atul Ni’mah. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran

Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press, 2011. Setyawati, Nanik Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik , Cet. I,

.Surakarta: Yuma Pustaka, 2010. Sudaryanto. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana

Kebudayaan Secara Linguistis.Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2015. Suja’i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab Strategi Dan Metode Pengembanagan

Kompetensi. cet. 1. Semaranag: Walisongo Press, 2008. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa .

Bandung : Angkasa, 2011.