Upload
doandang
View
236
Download
1
Embed Size (px)
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (2) : 187-200 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip.unmul.ac .id © Copyright 2014
ANALISIS FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING DALAM
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA
MOULDING KARYA MUKTI SAMARINDA
Mochammad Anshar Hawari Rifqi1
Abstrak
Dalam penetapan harga pokok produksi pada produksi kusen, pintu, dan
jendela yang dilakukan oleh Moulding Karya Mukti Samarinda masih sederhana
yaitu hanya melihat dari harga bahan baku dan upah pekerja dibagi dengan
jumlah unit harga yang dihasilkan. Hal ini belum sesuai dengan teori akuntansi
biaya yang dikemukakan Mulyadi (2005 : 17) yaitu semua unsur biaya berupa
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik harus
diperhitungkan secara benar. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
harga pokok produksi, laba usaha, dan laba kotor dari Moulding Karya Mukti
Samarinda.
Dalam menentukan harga pokok produksi dan laba usaha ada dua
metode yang dapat digunakan yaitu metode full costing yang memperhitungkan
semua unsur biaya baik tetap maupun variabel dan variabel costing yang hanya
memperhitungkan unsur biaya variabel saja serta laba kotor dapat diketahui
dengan menggunakan kartu harga pokok pesanan.
Dengan menggunakan konsep metode full costing dapat diketahui total
harga pokok produksi persatuan sebesar Rp2.111.052 dan variabel costing
sebesar Rp1.805.301 serta harga pokok produksi persatuan terkecil terdapat
pada produksi pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing Rp384.487
dan variabel costing Rp331.900. Dengan menggunakan laporan laba usaha
berdasarkan konsep metode full costing sebesar Rp47.980.100 dan variabel
costing sebesar Rp56.780.100 serta kontribusi laba yang tinggi diberikan pada
produksi persatuan pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing
Rp415.513 dan variabel costing Rp468.100. Dengan menggunakan kartu harga
pokok pesanan dapat diketahui laba kotor sebesar Rp58.059.773.
Saran bagi Moulding Karya Mukti Samarinda hendaknya dapat
menggunakan konsep metode full costing dan variabel costing dalam
menentukan harga pokok produksi dan laba usaha serta menggunakan kartu
harga pokok pesanan untuk mengetahui laba kotor.
Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing
Pendahuluan
Salah satu tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang
optimal dengan cara mencapai target penjualan maka perlu dilakukan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari setiap aktivitas usaha. Oleh karena itu
1Mahasiswa Program S1 Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Mulawarman. Email:[email protected]
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200
188
diperlukan pula keahlian manajemen perusahaan dalam membuat keputusan
untuk mengelola perusahaan agar dapat menekan biaya seefisien mungkin dan
menjual produknya dengan harga yang wajar, terutama dalam mengatur dan
mengawasi pengeluaran-pengeluaran biaya yang digunakan dalam memproduksi.
Dalam kegiatan akuntansi, masalah-masalah biaya yang dikeluarkan
dalam rangka memproduksi suatu barang tidak terlepas dari operasi suatu
perusahaan. Biaya-biaya tersebut dikumpulkan pada bagian-bagian produksi
selama periode tertentu. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan produksi
tersebut merupakan biaya produksi. Biaya-biaya produksi yang dikumpulkan
tersebut dijumlahkan perusahaan sehingga membentuk harga pokok produksi.
Penggunaan kayu saat ini telah banyak dimanfaatkan oleh perusahaan
dalam menghasilkan berbagai macam produk yang berguna bagi manusia.
Sehingga perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan produksi barang
dan jasa berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkan agar dapat bersaing dan memperoleh keuntungan yang merupakan
tujuan dari tiap-tiap badan usaha.
Moulding merupakan industri sekunder atau lanjutan dari kayu bulat
setelah dilakukan pemotongan atau pembelahan sehingga berbentuk balok dan
papan dengan ukuran-ukuran tertentu. Produk-produk moulding sudah banyak
dikenal masyarakat sebagai bahan untuk konstruksi gedung maupun rumah yang
berupa kusen, pintu, dan jendela.
Moulding Karya Mukti Samarinda merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam produksi moulding di samarinda. Produk yang dihasilkan yaitu
berupa kusen, pintu, dan jendela. Kegiatan produksi moulding adalah
memproduksi suatu produk dengan berdasarkan pesanan. Salah satu tujuan utama
perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda adalah untuk memperoleh laba
dengan cara mencapai target penjualan yang telah direncanakan.
Berdasarkan keterangan dari nara sumber dan data yang diperoleh
menerangkan bahwa penentuan harga jual pada masing-masing produk yang
ditetapkan oleh Moulding Karya Mukti Samarinda berdasarkan harga jual para
pesaingnya. Dimana dengan adanya prinsip perusahaan yaitu kepercayaan,
pelayanan cepat, dan kualitas bahan baku yang baik, perusahaan ini yakin bahwa
Moulding Karya Mukti Samarinda akan mampu bersaing dengan perusahaan-
perusahaan sejenis yang ada di sekitarnya.
Didalam menentukan harga jual suatu produk, maka perusahaan perlu
melakukan perhitungan terhadap harga pokok produksinya, pada kenyataannya
peneliti menemukan bahwa perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda dalam
menentukan harga pokok produksi dan harga jual masih sederhana, yang hanya
melihat dari harga bahan baku dan upah pekerja kemudian dibagi dengan unit
harga yang dihasilkan. Hal ini tentu belum sesuai dengan perhitungan harga
pokok produksi yang sebenarnya yaitu di dalam penentuan harga pokok produksi
itu sendiri terdiri dari tiga unsur biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik.
Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)
189
Ada dua metode yang dapat digunakan dalam menentukan harga pokok
produksi berdasarkan kartu harga pokok pesanan, yaitu metode full costing yang
tidak membedakan antara biaya yang sifatnya variabel dengan bersifat tetap,
sehingga metode full costing disebut juga dengan absorption costing (biaya
serapan) dan variabel costing hanya menggunakan biaya variabel saja.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Analisis Full Costing dan Variabel Costing Dalam
Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti
Samarinda”.
Kerangka Dasar Teori
Pengertian Akuntansi
Menurut Munawir (2000 : 5) mengatakan bahwa, akuntansi adalah seni
dari pada pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dari pada peristiwa-
peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan
dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam
uang, sistem operasi serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul.
Menurut Suwarjono (1997 : 5) adalah seni pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara berdaya
guna dalam bentuk satuan uang, dan menginterprestasikan hasil proses tersebut.
Pengertian Akuntansi Biaya
Halim (1999 : 3) mengemukakan bahwa, akuntansi biaya adalah akuntansi
yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari suatu produk yang
diproduksi (atau dijual dipasar) baik untuk memenuhi pesanan maupun untuk
menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual.
Menurut Supriyono (1999 : 18) bahwa akuntansi biaya memiliki tujuan
untuk menyajikan informasi biaya yang akan digunakan untuk berbagaitujuan,
dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi
biaya yang akan disajikan.
Pengertian Biaya
Menurut Ardiyos biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur
oleh satuan uang yang telah teruji atau munkin terjadi dalam mencapai tujuan.
Menurut Mulyadi (2005 : 8) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu.
Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (2009 : 13) ada lima cara penggolongan biaya antara lain :
1. Menurut objek pengeluaran dalam perusahaan
Dalam penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar
penggolongan biaya.
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200
190
2. Menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Dimana dalam perusahaan manufaktur terdapat fungsi produksi, fungsi
pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum.
3. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
a. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-
satunya karena adanya suatu yang dibiayai biaya produksi langsung terjadi
dari biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak
langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead cost).
4. Menurut perilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat
digolongkan menjadi :
a. Biaya tetap (fixed cost)
Pada umumnya jika biaya tetap mempunyai proporsi tinggi bila
dibandingkan biaya variabel, kemampuan manajemen dalam menghadapi
perubahan-perubahan kondisi ekonomi jangka pendek akan berkurang.
b. Biaya variabel (variabel cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara
sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume
kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah
volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel.
c. Biaya semi variabel (semi variabel cost)
Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di
dalamnya.
d. Biaya semi fixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubahan dengan jumlah yang konstan pada volume produksi
tertentu.
5. Menurut jangka waktu manfaatnya
Biaya dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai
manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya satu tahun).
b. Pengeluaran pendapatan (revenue espenditures) adalah biaya yang hanya
mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran
tersebut.
Penentuan Pola Perilaku Biaya
Menurut Mulyadi (2005 : 465) Ada tiga metode untuk memperkirakan fungsi
biaya dengan pendekatan historis yaitu :
1. Metode titik tertinggi dan terendah (high dan low point method)
2. Metoda biaya berjaga (standby cost method)
3. Metode kuadrat terkecil (least-square method)
Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)
191
Metode Harga Pokok Produksi
Menurut Hernanto (1992 : 45) harga pokok produksi adalah biaya yang
dikeluarkan pada saat memproduksi dan melekat pada produknya. Harga pokok
produksi terdiri dari elemen biaya produksi yaitu
1. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai
didalam pengolahan produk.
2. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan
pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasi atau diikuti jejaknya pada produk
tertentu yang dihasilkan perusahaan.
3. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
Adapun cara yang dapat digunakan dalam menghitung harga pokok produksi
yaitu :
1. Metode harga pokok full costing.
Menurut Mulyadi (2005 : 17) Full Costing merupakan penentuan kos
produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam kos
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik baik yang berprilaku variabel maupun tetap.
2. Metode harga pokok variabel costing
Menurut Mulyadi (2005 : 122) variabel costing adalah metode penentuan
biaya yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel
kedalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
3. Metode Harga Pokok Pesanan
Siswanto (2001 : 6) menyatakan metode harga pokok pesanan adalah
suatu cara menentukan harga pokok produk dimana biaya bahan baku, biaya
tenga kerja langsung, dan biaya produksi langsung dikumpulkan dan
dibebankan secara seksama kepada setiap pemesanan yang dihasilkan.
Definisi Konsepsional
Harga Pokok Produksi
Merupakan jumlah dari biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Penentuan harga pokok yang
tepat bagi perusahaan akan mempengaruhi penentuan laba yang layak bagi
perusahaan.
Metode Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan
biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200
192
Metode Variabel Costing
Mulyadi (2005 : 17) menyatakan, variabel costing adalah metode penentuan
harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat
variabel yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik variabel.
Harga Pokok Pesanan
Siswanto (2001 : 6) menyatakan, metode harga pokok pesanan adalah suatu
cara menetukan harga pokok produk dimana biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya produksi langsung dikumpulkan dan dibebankan secara
seksama kepada setiap pemesanan yang dihasilkan. Dengan demikian perusahaan
dapat mengidentifikasi dan mengumpulkan biaya-biaya produksi berdasarkan
pesanan-pesanan yang diterima.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan data berupa data
kuantitatif dan rumus statistik dalam mengumpulkan data dan menafsirkan hasil
penelitian.
Definisi Operasional
1. Metode full costing merupakan penentuan harga pokok produk yang
membebankan seluruh biaya produksi, baik yang bersifat tetap, maupun
variabel terhadap produk yang dihasilkan.
2. Metode variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok variabel
terhadap produk pintu oleh Moulding Karya Mukti Samarinda
memperhitungkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.
3. Harga pokok produksi merupakan jumlah biaya keseluruhan dalam
memproduksi suatu barang yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun langkah dan cara untuk mengumpulkan data tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Pengamatan (observasi)
2. Wawancara (interview)
3. Studi pustaka
4. Studi dokumen
Dengan cara tersebut penulis mendapatkan data melalui pengamatan
langsung kelapangan untuk mendapatkan data lengkap dan mengadakan tanya
jawab langsung pada pimpinan Moulding Karya Mukti Samarinda yang
Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)
193
berhubungan dengan masalah-masalah mengenai sistem pembiayaan dan
pengerjaan terhadap produksi tersebut serta masalah terkait lainnya yang belum
penulis ketahui.
Teknik Analisis Data
Sehubungan dengan judul yang penulis kemukakan pada laporan ini yaitu
tentang analisis perhitungan harga pokok produksi, maka dalam bagian ini penulis
menyajikan alat analisis yang digunakan yaitu berupa perhitungan harga pokok
produksi, tarif overhead pabrik atas dasar penggunaan bahan baku yang
digunakan.
Tarif Biaya Overhead Pabrik
Mulyadi (2005 : 200 ) menyatakan bahwa ketika biaya overhead pabrik
yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku, maka dasar yang dipakai untuk
membebankan dan memisahkan biaya overhead pabrik kepada produk adalah
biaya bahan baku. Sebagaimana dapat dilihat pada rumus berikut.
Rumusan Perhitungan Harga Pokok Produksi
Setelah diketahui biaya overhead pabrik kemudian dilakukan perhitungan
harga pokok produksi berdasarkan konsep metode full costing dan variabel
costing sebagaimana dapat dilihat pada rumus berikut.
1. Rumusan perhitungan harga pokok produksi full costing
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx +
Harga pokok produksi xxx
(Mulyadi, 2005 : 17)
2. Rumusan perhitungan harga pokok produksi variabel costing
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langusng xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx +
Harga pokok produksi xxx
(Mulyadi, 2005 : 18)
Laporan Laba Usaha
Adapun bentuk laporan laba rugi dengan metode full costing maupun
variabel costing menurut Mulyadi (2005 : 124) adalah sebagai berikut.
1. Metode Full Costing
Laporan laba usaha berdasarkan metode full costing menitik beratkan pada
penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi-fungsi
pokok yang ada dalam perusahaan (functional-cost classification). Laporan
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200
194
laba usaha tersebut menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan
fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, pemasaran
dan fungsi administrasi dan umum.
2. Metode Variabel Costing
Laporan laba usaha berdasarkan metode variabel costing lebih menitik
beratkan pada penyajian biaya sesuai dalam perilakunya dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan (classifification by cost behavior).
Kartu Harga Pokok Pesanan
Menurut Sunarto (2002 : 54) menyatakan kartu harga pokok pesanan
merupakan ringkasan jumlah bahan baku langsung, upah tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrik untuk setiap pesanan yang diproses. Kartu harga pokok
pesanan didesain untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen
dan tidak menutup kemungkinan setiap bentuk kartu harag pokok pesanan akan
berbeda-beda sesuai dengan keinginan atau kebutuhan manajemen.
Hasil Penelitian
Hasil Penjualan
Hasil penjualan pada periode Januari, Februari, dan Maret 2014 yang dilakukan
perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda sebagaimana berikut :
Bulan Produk (Rp)
Jumlah (Rp) Kusen Pintu Jendela
Januari 2014 10.950.000 28.450.000 10.650.000 50.050.000
Februari 2014 20.880.000 29.100.000 8.700.000 58.680.000
Maret 2014 9.570.000 20.850.000 5.300.000 35.720.000
Total 41.400.000 78.400.000 24.650.000 144.450.000
Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda
Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku yang digunakan pada periode Januari, Februari, dan Maret
2014 oleh Moulding Karya Mukti Samarinda dapat dilihat pada tabel berikut :
Produk Ukuran Jumlah Pesanan Total Biaya (Rp)
Kusen 1 m 552 23.594.000
Pintu
70 x 2 m 36 7.740.000
82 x 2 m 52 13.520.000
90 x 2 m 6 1.686.000
Jendela
40 x 120 cm 12 1.717.200
60 x 120 cm 35 5.148.500
60 x 140 cm 22 3.544.200
Total Penggunaan Bahan Baku 56.949.900
Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda
Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)
195
Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan Moulding Karya Mukti
Samarinda pada periode Januari,Februari,dan Maret 2014 adalah sebagai berikut :
No Produk Ukuran Upah Tenaga
Kerja (Rp)
Jumlah
Pesanan Jumlah (Rp)
1 Kusen 1 meter 7.000 552 3.864.000
2 Pintu
70 x 2 m 100.000 36 3.600.000
82 x 2 m 110.000 52 5.720.000
90 x 2 m 120.000 6 720.000
3 Jendela
40 x 120 cm 35.000 12 420.000
60 x 120 cm 40.000 35 1.400.000
60 x 140 cm 45.000 22 990.000
Total Biaya Tenaga Kerja 16.714.000
Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda
Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan Moulding Karya Mukti
Samarinda pada periode Januari,Februari,dan Maret 2014 adalah sebagai berikut :
No Keterangan Biaya (Rp)
Jumlah (Rp) Tetap Variabel
1 Biaya Listrik 2.787.000 4.353.000 7.140.000
2 Bahan Bakar - 123.500 123.500
3 Biaya Sewa 7.500.000 - 7.500.000
4 Biaya Perawatan Mesin 2.100.000 - 2.100.000
5 Biaya Penyusutan 1.542.500 - 1.542.500
Total Biaya overhead pabrik 13.929.500 4.476.500 18.406.000
Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda
Analisis dan Pembahasan
BOP Per Produk
Dalam perhitungan harga pokok produksi, langkah awal yang harus
dilakukan adalah menentukan tarif biaya overhead pabrik terlebih dengan
berdasarkan bahan baku yang digunakan, sebagaimana berikut.
2) BOP Tetap Dan BOP Variabel
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200
196
(1) BOP Kusen
(a) BOP Tetap = Rp23.594.000 x 24,46 % = Rp5.770.908
(b) BOP Variabel = 23.594.000 x 7,86 % = Rp1.854.587
(2) BOP Pintu
(a) BOP Tetap
Pintu Uk.70 x 2 m = Rp7.740.000 x 24,46% = Rp1.893.143
Pintu Uk.82 x 2 m = Rp13.530.000 x 24,46% = Rp3.306.886
Pintu Uk.90 x 2 m = Rp1.686.000 x 24,46% = Rp412.382
(b) BOP Variabel
Pintu 70 x 2 m = Rp7.740.000 x 7,86 % = Rp608.396
Pintu 82 x 2 m = Rp13.530.000 x 7,86 % = Rp1.062.728
Pintu 90 x 2 m = Rp1.686.000 x 7,86 % = Rp132.527
(3) BOP Jendela
(a) BOP Tetap
Jendela 40x120cm = Rp1.717.200 x 24,46% = Rp420.014
Jendela 60x120cm = Rp5.148.500 x 24,46% = Rp1.259.283
Jendela 60x140cm = Rp3.544.200 x 24,46% = Rp866.844
(b) BOP Variabel
Jendela 40x120cm = Rp1.717.200 x 7,86% = Rp134.979
Jendela 60x120cm = Rp5.148.500 x 7,86% = Rp404.694
Jendela 60x140cm = Rp3.544.200 x 7,86% = Rp278.589
Perhitungan harga pokok produksi
Berikut merupakan perhitungan harga pokok produksi dengan berdasarkan pada
hasil penelitian yang telah dilakukan sebagaimana pada tabel berikut :
Sumber : Data diolah
Kusen (Rp)
522 m 70 x 2 m 82 x 2 m 90 x 2 m 40 x 120 cm 60 x 120 cm 60 x 140 cm
Bahan baku 23.594.000 7.740.000 13.520.000 1.686.000 1.717.200 5.148.500 3.544.200 56.949.900
Tenaga kerja 3.864.000 3.600.000 5.720.000 720.000 420.000 1.400.000 990.000 16.714.000
Overhead pabrik variabel 1.854.587 608.396 1.062.728 132.527 134.979 404.694 278.589 4.476.500
Overhead pabrik tetap 5.770.908 1.893.143 3.306.886 412.382 420.014 1.259.283 866.884 13.929.500
Total Hpp Variabel Costing 29.312.587 11.948.396 20.302.728 2.538.527 2.272.179 6.953.194 4.812.789 78.140.400
Total Hpp Full Costing 35.083.495 13.841.540 23.609.615 2.950.909 2.692.193 8.212.476 5.679.673 92.069.900
Pintu (Rp) Jendela (Rp)Elemen Biaya
Total Biaya
(Rp)
Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)
197
Perbandingan harga pokok produksi
Perbandingan harga pokok produksi berikut ini merupakan hasil analisis yang
dilakukan terhadap masing-masing produk yang dihasilkan sebagaimana pada
tabel berikut :
Sumber : Data diolah
Laporan laba usaha
1) Metode Full Costing
Moulding Karya Mukti Samarinda
Laporan Laba Usaha
Metode Full Costing
Periode Januari, Februari, dan Maret 2014
Kusen (Rp)
522 m 70 x 2 m 82 x 2 m 90 x 2 m 40 x 120 cm 60 x 120 cm 60 x 140 cm
Bahan baku 23.594.000 7.740.000 13.520.000 1.686.000 1.717.200 5.148.500 3.544.200 56.949.900
Tenaga kerja 3.864.000 3.600.000 5.720.000 720.000 420.000 1.400.000 990.000 16.714.000
Overhead pabrik variabel 1.854.587 608.396 1.062.728 132.527 134.979 404.694 278.589 4.476.500
Overhead pabrik tetap 5.770.908 1.893.143 3.306.886 412.382 420.014 1.259.283 866.884 13.929.500
Total Hpp Variabel Costing 29.312.587 11.948.396 20.302.728 2.538.527 2.272.179 6.953.194 4.812.789 78.140.400
Total Hpp Full Costing 35.083.495 13.841.540 23.609.615 2.950.909 2.692.193 8.212.476 5.679.673 92.069.900
Jumlah Pesanan 552 36 52 6 12 35 22
Hpp Variabel Costing / Satuan 53.103 331.900 390.437 423.088 189.348 198.663 218.763 1.805.301
Hpp Full Costing / Satuan 63.557 384.487 454.031 491.818 224.349 234.642 258.167 2.111.052
Harga Jual 75.000 800.000 850.000 900.000 300.000 350.000 400.000
Laba Variabel Costing / satuan 21.897 468.100 459.563 476.912 110.652 151.337 181.237 1.869.699
Laba Full Costing / satuan 11.443 415.513 395.969 408.182 75.651 115.358 141.833 1.563.948
Pintu (Rp) Jendela (Rp)Elemen Biaya
Total Biaya
(Rp)
Hasil PenjualanKusen per meter = 552 meter x @ Rp 75.000 = Rp 41.400.000 Pintu ukuran 70 x 2 m = 36 unit x @ Rp 800.000 = Rp 28.800.000
ukuran 82 x 2 m = 52 unit x @ Rp 850.000 = Rp 44.200.000 ukuran 90 x 2 m = 6 unit x @ Rp 900.000 = Rp 5.400.000
Jendela ukuran 40 x 120 cm = 12 unit x @ Rp 300.000 = Rp 3.600.000 ukuran 60 x 120 cm = 35 unit x @ Rp 350.000 = Rp 12.250.000 ukuran 60 x 140 cm = 22 unit x @ Rp 400.000 = Rp 8.800.000 +
Rp 144.450.000
Biaya Variabel :Persediaan Awal Rp -Harga Pokok Produksi Rp 92.069.900 +Persediaan Siap Dijual Rp 92.069.900 Persediaan Akhir Rp - -Beban Pokok Penjualan Rp 92.069.900 -
Laba Kotor Rp 52.380.100
Beban UsahaBiaya Angkut Penjualan Rp 4.400.000 +
Total Beban Usaha Rp 4.400.000 -Laba Usaha Rp 47.980.100
Total Penjualan
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200
198
2) Metode Variabel Costing
Moulding Karya Mukti Samarinda
Laporan Laba Usaha
Metode Variabel Costing
Periode Januari, Februari, dan Maret 2014
Harga pokok pesanan
Sumber : Data diolah
Hasil PenjualanKusen per meter = 552 meter x @ Rp 75.000 = Rp 41.400.000 Pintu ukuran 70 x 2 m = 36 unit x @ Rp 800.000 = Rp 28.800.000
ukuran 82 x 2 m = 52 unit x @ Rp 850.000 = Rp 44.200.000 ukuran 90 x 2 m = 6 unit x @ Rp 900.000 = Rp 5.400.000
Jendela ukuran 40 x 120 cm = 12 unit x @ Rp 300.000 = Rp 3.600.000 ukuran 60 x 120 cm = 35 unit x @ Rp 350.000 = Rp 12.250.000 ukuran 60 x 140 cm = 22 unit x @ Rp 400.000 = Rp 8.800.000 +
Rp 144.450.000
Biaya Variabel :Persediaan Awal Rp -Harga Pokok Produksi Rp 78.140.400 +Persediaan Siap dijual Rp 78.140.400 Persediaan Akhir Rp - -Beban Pokok Penjualan Variabel Rp 78.140.400 Biaya Angkut Penjualan Variabel Rp 4.400.000 -
Total Biaya Variabel Rp 73.740.400 -Margin Kontribusi Rp 70.709.600
Biaya Overhead Pabrik Tetap :Biaya Listrik RpBiaya Sewa RpBiaya Perawatan Mesin RpBiaya Penyusutan Mesin Rp +
Total Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 13.929.500 +Total Beban Usaha Rp 13.929.500 -
Laba Usaha Rp 56.780.100
1.542.500
Total Penjualan
2.787.0007.500.0002.100.000
Kusen (Rp)
522 m 70 x 2 m 82 x 2 m 90 x 2 m 40 x 120 cm 60 x 120 cm 60 x 140 cm
Biaya Bahan Baku 23.594.000 7.740.000 13.520.000 1.686.000 1.717.200 5.148.500 3.544.200 56.949.900
Biaya Tenaga Kerja 3.864.000 3.600.000 5.720.000 720.000 420.000 1.400.000 990.000 16.714.000
Biaya Overhead Pabrik 7.625.495 2.501.540 4.369.615 544.909 554.993 1.663.976 1.145.473 18.406.000
BOP Persatuan 13.814 69.487 84.031 90.818 46.249 47.542 52.067 404.009
Jumlah Penjualan 41.400.000 28.800.000 44.200.000 5.400.000 3.600.000 12.250.000 8.800.000 144.450.000
Jumlah Pesanan 552 36 52 6 12 35 22
Harga Pokok Produksi 35.083.495 13.841.540 23.609.615 2.950.909 2.692.193 8.212.476 5.679.673 86.390.227
Laba Kotor 6.316.505 14.958.460 20.590.385 2.449.091 907.807 4.037.524 3.120.327 58.059.773
Elemen BiayaPintu (Rp) Jendela (Rp) Total Biaya
(Rp)
Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)
199
Penutup
Dengan menggunakan konsep metode full costing dapat diketahui total
harga pokok produksi persatuan sebesar Rp2.111.052,- dan dengan metode
variabel costing sebesar Rp1.805.301,- serta harga pokok produksi persatuan
yang terkecil terdapat pada produksi pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode
full costing adalah Rp384.487 dan variabel costing Rp331.900,-.
Dengan menggunakan laporan laba usaha berdasarkan konsep metode full
costing dapat diketahui laba usaha yang diperoleh Moulding Karya Mukti
Samarinda pada periode Januari, Februari, dan Maret 2014 sebesar
Rp47.980.100,- dan dengan menggunakan konsep metode variabel costing
sebesar Rp56.780.100,- serta kontribusi laba yang tinggi diberikan pada produksi
persatuan pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing adalah
Rp415.513,- dan variabel costing Rp468.100,-.
Dengan menggunakan kartu harga pokok pesanan dapat diketahui laba
kotor yang diperoleh Moulding Karya Mukti Samarinda periode Januari, Februari,
dan Maret 2014 adalah sebesar Rp58.059.773,-.
Diharapkan perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda dapat
menggunakan metode full costing dan variabel costing dalam menentukan harga
pokok produksi dan laba usaha serta kartu harga pokok pesanan untuk mengetahui
laba kotor.
Selanjutnya perusahaan perlu melakukan pencatatan atau pembukuan pada
setiap transaksi yang terjadi, sehingga memudahkan perusahaan menganalisis
pemasukan dan pengeluaran dalam perusahaan.
Penetapan harga jual perusahaan sebaiknya tidak hanya melihat dari
perusahaan pesaing di sekitarnya, namun perusahaan juga perlu melakukan
perhitungan harga pokok produksinya agar dapat menetapkan harga jual yang
tepat dan wajar.
Dari perhitungan harga pokok produksi yang masih sederhana diharapkan
perusahaan menentukan harga pokok produksi dengan menambahkan biaya
overhead pabrik didalamnya.
Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan
penelitian ini misalnya penerapan manajemen biaya dalam rangka efisiensi biaya
produksi yang dilakukan seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik serta dalam penentuan harga jual yang wajar sehingga dapat terus
bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang berada disekitarnya.
Daftar Pustaka
Ardiyos, 2004, Kamus Besar Akuntansi.
Halim, Abdul MBA, Ak, Drs, 1999. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi 4 ,
Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Hernanto, 1992. Pengantar Akuntansi Biaya, Erlangga, Jakarta.
Jusup, AL. Haryono, 2001. Dasar-Dasar Akuntansi, STIE, Yogyakarta.
Maher dan Deakin, ddk, 1996. Akuntansi Biaya, Edisi 4, Erlangga, Yogyakarta.
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200
200
Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya, Edisi 5, BPEF STIE YPKPN, Yogyakarta.
Munawir, S, 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty. Yogyakarta.
Nafarin, 2004. Akuntansi Biaya, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Supriyono, 1999. Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok, BPFE STIE YPKPN, Yogyakarta.
Siswanto, Muhadi Joko, 2001. Akuntansi Biaya 1, Anggota IKAPI, Karnisius,
Yogyakarta.
Sulistiningsih dan Zulkifli, 1999. Akuntansi Biaya, Unit Penerbit dan Percetakan
UPP_AMP YKPN, Yogyakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.