Upload
dinhcong
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
KESADARAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
PADA SEKTOR USAHA KECIL DAN MENENGAH
(UKM)
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Diajukan oleh:
Mufti Rahmatika 106082002637
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KESADARAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA SEKTOR USAHA
KECIL DAN MENENGAH (UKM)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Mufti Rahmatika
NIM: 106082002637
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Dr.Amilin,SE,Ak,M.Si Afif Sulfa, SE, M.Si, Ak. NIP:197306150 200501 1 009
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
i
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influences of person knowledge about taxes, self assessment system comprehension, income level tax payers and easiness pay taxes system on awarness responsibility of taxation for enterpreneurship. The sample of this research came from of fivety correspondences who are all enterpreneur in South of Jakarta. Data collected through questionnaires are processed and analyze by using multiple regression analysis. The sampling method is convenience sampling. The test for quality are using validity of test to use is pearson correlation and reliability test of the research to use is cronbach alpha. For hypotesis test, we are using Adjusted R square, F test and t test. The results of this research showed that understand about self assessment system level and income level tax payers variable do not have significant influences towards awarness responsibility of taxation for enterpreneurship with significant value 0,082 and 0,276. The other variables such as the person knowledge about taxes, easiness pay taxes system influences towards the awarness responsibility of taxation for enterpreneurship with each significantly value is 0,019, 0,00. But all variables together such as the person knowledge about taxes, understand about self assessment system, income level tax payers and easiness pay taxes system on awarness responsibility of taxation for enterpreneurship with significantly value 0,000. Keyword: the person knowledge about taxes, understand about self assessment
system, income level tax payers and easiness pay taxes system on awarness responsibility of taxation for enterpreneurship
vii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self assessment, tingkat penghasilan wajib pajak dan kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang responden yang merupakan pemilik usaha kecil dan menengah yang berada di wilayah Jakarta Selatan Hasil dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang diproses dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah Convenience Sampling. Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas Pearson Correlation dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Untuk uji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji R2 yang sudah disesuaikan, uji F, dan uji t. Hasil data penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman sistem self assessment dan tingkat penghasilan wajib pajak yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah dengan nilai signifikansi 0,082 dan 0,276. Sedangkan variabel yang lain seperti pengetahuan wajib pajak dan tingkat kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah dengan nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,019, 0,000, Akan tetapi ketika dilakukan pengujian secara bersama-sama, semua variabel berpengaruh secara signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kata kunci: Pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self assessment,
tingkat penghasilan wajib pajak, kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan, kesadaran kewajiban perpajakan.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat
Rahmat dan Karunia-Nyalah skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat
beserta salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman kemusyrikan ke zaman ketauhidan dan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan, dan
doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Kedua orang tuaku, yang senantiasa selalu memberi semangat baik doa
maupun kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah membalas
semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis selama ini. Amin
Ya Rabbal’alamin.
2. Kepada kakak saya Yunawan Kurnia serta adik saya Hamdi, terimakasih
atas semua dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
3. Kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
4. Yang Terhormat Bapak Prof. Dr. Amilin SE, M.Si, Ak selaku Dosen
Pembimbing I yang telah memberikan bantuan baik waktu, saran maupun
ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.
Terimakasih juga atas dorongan dan motivasi yang bapak berikan kepada
saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Yang Terhormat Bapak Afif Sulfa SE, M.Si, Ak selaku Ketua Jurusan
Akuntansi dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bantuan baik
waktu, saran, maupun ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama proses
penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
viii
ix
6. Ibu Yessi Fitri SE,Ak,Msi selaku sekretaris jurusan yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada penulis, semoga ALLAH membalas semua
kebaikan ibu kepada saya.
7. Kepada kak Wilda Farah, SE, Ak, M.Si yang telah memberi saran dan
motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih untuk
semuanya kak, termasuk saran atas pemberian judul skripsi.
8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
9. Kepada Eka Prihamdhani dan keluarganya, terimakasih atas bantuan doa
dan semangat yang selalu kalian berikan kepada penulis.
10. Anak-anak jurusan akuntansi angkatan 2006.
11. Buat seluruh anak SUNTUK, Fajar, Guntur, Menez, Jamal, Hatya, Fuad,
Reza, Heri, Yudo, Dayat, Febby, Taufan, Tommy Riyadi, Zulfikri.
12. Buat sahabat-sahabat terbaik yang selalu memberikan saran, motivasi dan
kritikan, Iqbal, Maulida, Fenti, Herty, Izumi, Fery, Istihayu, Mega Ayu.
13. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam dalam penyelesaian skripsi
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk tercapainya penulisan skripsi yang lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, Agustus 2010
Mufti Rahmatika
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi. .......................................................................... i
Lembar Pengesahan Ujian Kompre............................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................ iii
Daftar Riwayat Hidup. .................................................................................... iv
Abstract............................................................................................................. vi
Abstrak.............................................................................................................. vii
Kata Pengantar. ............................................................................................... viii
Daftar Isi . ......................................................................................................... x
Daftar Tabel. .................................................................................................... xiv
Daftar Gambar....................................................................................xv
Daftar Lampiran. ................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN . ....................................................................1
A. Latar Belakang . ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... .6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. .7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... .8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. .................................................................... 10
A. Konsep Dasar Perpajakan .............................................................. .10
1. Pengertian Pajak ........................................................................ .10
2. Fungsi Pajak .............................................................................. .11
3. Teori Pemungutan Pajak ........................................................... .13
ix
4. Jenis Pajak ................................................................................. .16
5. Sistem Pemungutan Pajak ......................................................... .18
6. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak .............................................. .20
7. Wajib Pajak ............................................................................... .24
8. Kesadaran Wajib Pajak ............................................................. .24
B. Industri Usaha Kecil dan Menengah ............................................... .25
1. Pengertian Industri Usaha Kecil dan Menengah ....................... .25
2. Kriteria Industri Usaha Kecil dan menengah . ........................... 26
C. Faktor-Faktor yang Melatar Belakangi Kesadaran
Pelaporan Perpajakan Pada Industri
Usaha Kecil dan Menengah . .......................................................... 26
D. Keterkaitan Antara Variabel . .......................................................... 28
1. Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kesadaran Kewajiban
Perpajakan Pada Usaha Kecil dan Menengah............................ 28
2. Pemahaman Sistem Self Assessment Terhadap kesadaran
kewajiban Perpajakan Pada Usaha Kecil dan Menengah . ........ 29
3. Tingkat Penghasilan Wajib Pajak Terhadap Kesadaran
Kewajiban Perpajakan Pada Usaha Kecil dan Menengah.......... 30
4. Pengaruh Kemudahan Dalam Melakukan Sistem Pembayaran
Perpajakan Pada Usaha Kecil dan Menengah ........................... 31
E. Penelitian Terdahulu . ...................................................................... 32
F. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ..................................................... 36
x
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 36
B. Metoda Penentuan Sampel .............................................................. 37
C. Metoda Pengumpulan Data ............................................................. 37
1. Data Primer ................................................................................ 37
2. Data Sekunder . .......................................................................... 38
D. Metoda Analisis Data ...................................................................... 38
1. Statistik Deskriptif . ................................................................... 38
2. Uji Kualitas Data ....................................................................... 39
3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 40
4. Uji Hipotesis . ............................................................................ 42
E. Operasional Variabel Penelitian...................................................... 45
1. Pengetahuan Wajib Pajak . ......................................................... 45
2. Pemahaman Sistem Self Assessment . ........................................ 45
3. Tingkat Penghasilan Wajib Pajak .............................................. 46
4. Kemudahan Dalam Melakukan Sistem
Pembayaran Perpajakan . ........................................................... 46
5. Kesadaran Kewajiban Perpajakan Pada Sektor Usaha Kecil
dan Menengah . .......................................................................... 47
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 49
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian . ............................................. 49
1. Tempat dan Waktu Penelitian . .................................................. 49
2. Karakteristik Profil Responden . ................................................ 50
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian . ...................................................... 55
xi
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...................................................... 55
2. Hasil Uji Kualitas Data . ............................................................. 56
3. Hasil Uji Asumsi Klasik . ........................................................... 59
4. Hasil Uji Hipotesis . .................................................................... 62
C. Pembahasan .................................................................................... 68
1. Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak .......................................... 68
2. Pengaruh Pemahaman Sistem Self Assessment . ......................... 68
3. Pengaruh Tingkat Penghasilan Wajib Pajak . ............................. 69
4. Pengaruh Kemudahan Dalam Melakukan
Sistem Pembayaran . .................................................................. 69
5. Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Pemahaman
Sistem Self Assessment, tingkat penghasilan
Wajib Pajak, Kemudahan Dalam Melakukan
Sistem Pembayaran Perpajakan Terhadap
Kesadaran Kewajiban Perpajakan Pada Sektor
Usaha Kecil dan Menengah ....................................................... 70
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 71
A. Kesimpulan . ................................................................................... 72
B. Implikasi ......................................................................................... 73
C. Saran ............................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA. ...................................................................................... 76
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah......................................... 3
Tabel 2.1 Penggolongan Pajak........................................................................... 18
Tabel 2.2 Kriteria Industri Usaha Kecil dan Menengah. ................................... 26
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu. ......................................................................... 33
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel. ................................................................. 47
Tabel 4.1 Data Deskriptif Penyebaran Kuisioner. ............................................. 49
Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian . .................................................................... 50
Tabel 4.3 Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Umur . .................................. 51
Tabel 4.4 Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 52
Tabel 4.5 Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan . ........................ 52
Tabel 4.6 Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha . ....................... 53
Tabel 4.7 Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Laba Usaha . ........................ 54
Tabel 4.8 Uji Statistik Deskriptif . ..................................................................... 55
Tabel 4.9 Uji Validitas . ..................................................................................... 57
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas . ............................................................................... 58
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas . ............................................................ 59
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi . .................................................... 62
Tabel 4.13 Hasil Uji t Statistik .......................................................................... 63
Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikasi Simultan . ....................................................... 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran....................................................................... 35
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas . .................................................................... 60
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas. ........................................................ 61
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Surat Riset Penelitian . ............................................................... 80
Lampiran II Kuisioner Penelitian . ................................................................. 81
Lampiran III Skor Jawaban Penelitian ............................................................ 88
Lampiran IV Hasil Uji Validitas . ................................................................... 92
Lampiran V Hasil Uji Reliabilitas . ................................................................ 95
Lampiran VI Hasil Uji Metoda Regresi Berganda .......................................... 97
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI
Nama : Mufti Rahmatika
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/22 November 1987
Alamat : Jl. Taman Kedaung Raya Blok A6 No.11
01/07, Pamulang, Tangerang
Anak ke : Dua (2) dari tiga bersaudara
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : WNI
Hobi : Membaca dan Mendengarkan Musik
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan IAIN Jakarta : 1994-2000
2. SMPN 87 Jakarta : 2000-2003
3. SMAN 74 Jakarta : 2003-2006
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2006-2010
ORGANISASI
1. Merpati Putih SMAN 74 Jakarta : 2003-2006
2. Rohis SMAN 74 Jakarta : 2003-2006
3. Koperasi Mahasiswa UIN Jakarta : 2006-2007
PELATIHAN
1. Lembaga Bahasa dan Pendidikan LIA : 2008-2010
2. Pelatihan Enterpeneurship : 2008
3. Pelatihan SPSS : 2008
4. Training Sertifikasi ISO 9000:2008 : 2009
5. Pelatihan Brevet Pajak : 2009
iv
v
DATA ORANG TUA
1. Ayah
Nama : Sjafri Edy S.Kom
Tempat/Tanggal Lahir : Payakumbuh/12 November 1952
Alamat : Jl. Taman Kedaung Raya Blok A6 No.11
Pamulang, Tangerang
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Kewarganegaraan : WNI
2. Ibu
Nama : Dra. Hermawati MA
Tempat/Tanggal Lahir : Padang/26 Desember 1954
Alamat : Jl. Taman Kedaung Raya Blok A6 No.11
Pamulang, Tangerang
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Kewarganegaraan : WNI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak menurut pasal 1 Undang-Undang No.28 tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terhutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara
langsung dan digunakan untuk kepentingan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Selain itu, pajak adalah kewajiban penduduk kepada
negara dan dapat dipaksakan untuk membiayai administrasi negara dan
kemakmuran rakyatnya (Suparman, 2007). Menurut Soemitro (2010), pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara yang berdasarkan undang-undang
dengan tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukan dan
yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang
dan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung. Salah satu peran pajak
bagi negara Indonesia berfungsi sebagai alat penerimaan kas negara dan
berfungsi sebagai alat pengatur kegiatan ekonomi pada masa yang akan
datang. Selain itu, peran pajak juga bertujuan untuk menumbuhkan dan
membina kesadaran serta tanggung jawab warga negara, karena pada dasarnya
pajak membiayai pembangunan negara. Pemungutan pajak bukan hal yang
1
mudah, dikarenakan perlunya peran aktif dari fiskus dan kesadaran dari wajib
pajak. Menurut Kitab Undang-Undang Perpajakan, Indonesia menganut
sistem self assessment yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk
menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajaknya, sehingga kebenaran
pembayaran pajak tergantung kepada kejujuran dari wajib pajak dalam
pelaporan perpajakannya. Pajak yang dipungut oleh pemerintah digunakan
untuk membiayai pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah.
Pemerintah melakukan berbagai macam sosialisasi mengenai pajak,
seperti pemberian diskon 50% dari tarif pajak badan bagi Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Pemberian fasilitas penurunan tarif diskon 50% juga
diberikan dengan batasan atau persyaratan tertentu, pertama pihak yang dapat
menggunakan fasilitas ini adalah hanya wajib pajak badan dalam negeri,
kedua wajib pajak badan tersebut memiliki peredaran bruto sampai dengan
Rp.50 Miliar. Jadi wajib pajak badan yang tidak mempunyai peredaran bruto
sampai dengan Rp 50 Miliar tetap dikenakan tarif umum (Indonesian Tax
Review, anonim, 2010:22).
Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian
terpenting dalam perekonomian kerakyatan di suatu wilayah maupun suatu
negara. Usaha kecil dan menengah sangat berperan dalam perekonomian
Indonesia, sebagai contoh usaha kecil dan menengah sangat berperan penting
pada saat terjadinya krisis moneter tahun 1998 dan dipandang sebagai suatu
penyelamat dalam proses perekonomian Indonesia, mendorong laju
pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.
2
Apabila diperhatikan dengan lebih seksama, selama ini
perekonomian dalam negeri secara umum masih buruk, tetapi harus kita akui
bahwa beberapa sektor usaha (terutama sektor swasta), masih menunjukkan
kinerja yang cukup bagus. Usaha yang bisa dikatakan bertahan hidup dalam
segala situasi dan kondisi tersebut kebanyakan adalah usaha kecil menengah.
Banyaknya usaha-usaha tersebut, baik yang berskala kecil maupun
menengah dengan sungguh-sungguh merupakan sumber pajak yang dapat
dipergunakan untuk menambah pendapatan negara. Salah satu faktor yang
mendasari negara berkembang memandang pentingnya keberadaan usaha
kecil dan menengah, dikarenakan usaha kecil dan menengah mampu
menyerap banyak tenaga kerja. Berikut ini, merupakan persentase laju
pertumbuhan Product Domestik Bruto (PDB) usaha kecil dan menengah tahun
2005-2007 (Badan Pusat Statistik, 2008).
Tabel 1.1 Pertumbuhan PDB UKM tahun 2005-2007
Skala Usaha Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007
Usaha Kecil 5,82 % 5,50 % 6,18 % Usaha Menengah 6,25 % 6,27 % 6,84 % UKM 5,955 % 5,73 % 6,38 % Besar 5,37 % 5,23 % 6,24 % Total 5,69 % 5,51 % 6,32 %
Sumber: (Badan Pusat Statistik, 2008)
Dalam melakukan suatu usaha, perkembangan usaha dipengaruhi
oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal, salah satu
faktor internal yang sangat berperan besar dalam mempengaruhi
perkembangan usaha kecil dan menengah adalah modal untuk investasi
3
maupun untuk modal kerja, dikarenakan modal merupakan faktor kendala
utama yang selalu menjadi masalah klasik dalam membangun usaha
khususnya usaha kecil dan menengah. Tidak sedikit pemilik usaha kecil dan
menengah yang belum sadar dan belum mematuhi dalam melakukan
pembayaran pajak, khususnya pendaftaran untuk mempunyai Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) sampai kedalam pembayaran Pajak terhutang.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya
kesadaran kewajiban perpajakan oleh pemilik usaha kecil dan menengah
diantaranya adalah rendahnya pendidikan para pemilik usaha kecil dan
menengah, kurangnya sosialisasi peraturan oleh pihak aparatur pajak dan
tingkat kesadaran yang masih rendah dalam melakukan pembayaran pajak.
Ketidaktaatan dalam membayar pajak tidak hanya terjadi pada lapisan
pengusaha saja tetapi pihak fiskus juga tidak taat untuk membayar pajak.
Pemungutan pajak memang bukan suatu pekerjaan yang mudah di samping
peran serta aktif dari petugas perpajakan, juga dituntut kesadaran dari para
wajib pajak itu sendiri.
Indonesia menerapkan sistem self assessment yang memberi
kepercayaan terhadap wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melapor
sendiri pajaknya, menyebabkan kebenaran pembayaran pajak tergantung pada
kejujuran wajib pajak sendiri dalam pelaporan kewajiban perpajakannya
(Tarjo, 2005:119). Keinginan pemerintah untuk meningkatkan jumlah wajib
pajak dengan tujuan akhir untuk meningkatkan jumlah penerimaan negara
dari pajak, bukanlah pekerjaan yang ringan. Upaya pendidikan, penyuluhan
4
dan sebagainya, tidak akan berarti banyak dalam membangun kesadaran
wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, jika masyarakat
tidak merasakan manfaat dari kepatuhan membayar pajak. Di sisi lain,
ancaman hukuman yang kurang keras terhadap wajib pajak yang lalai juga
menyebabkan wajib pajak cenderung untuk mengabaikan kewajiban
perpajakannya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam
meningkatkan kesadaran kewajiban perpajakan pada usaha kecil dan
menengah. Selain itu, masih banyak usaha kecil dan menengah yang tingkat
kesadaran dalam melakukan pembayaran pajak masih rendah, khususnya
pendaftaran untuk mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Kesadaran Kewajiban Perpajakan Pada Sektor
Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Penelitian ini merupakan replikasi dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Fery Dwi Prasetyo (2006). Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
1. Ada penambahan dua variabel independen yaitu berupa tingkat
penghasilan wajib pajak dan kemudahan dalam melakukan sistem
pembayaran. Penambahan dua variabel tersebut selain disarankan oleh
peneliti terdahulu, variabel tersebut juga merupakan faktor-faktor yang
5
berpengaruh terhadap tingkat kesadaran pembayaran pajak oleh usaha
kecil dan menengah. Pada penelitian sebelumnya hanya menguji
pengetahuan wajib pajak dan pemahaman sistem self assessment.
2. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa jenis usaha
kecil dan menengah, berbeda pada penelitian sebelumnya yang hanya
mengambil satu jenis usaha yang sama yaitu usaha coffeshop.
Penambahan beberapa jenis usaha untuk mengetahui tingkat kesadaran
kewajiban perpajakan.
3. Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah di wilayah
Jakarta Selatan, sedangkan pada penelitian sebelumnya adalah jenis
usaha coffeeshop yang terletak di daerah Yogykarta.
Obyek penelitian ini adalah kesadaran kewajiban perpajakan pada
sektor usaha kecil dan menengah. Penambahan variabel selain disarankan
oleh peneliti terdahulu, variabel ini juga untuk membuktikan apakah tingkat
penghasilan wajib pajak dan pengaruh kemudahan dalam melakukan sistem
pembayaran perpajakan berkaitan dengan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
6
1. Apakah pengetahuan wajib pajak berpengaruh terhadap kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah?
2. Apakah pemahaman sistem self assessment berpengaruh terhadap
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah?
3. Apakah tingkat penghasilan wajib pajak berpengaruh terhadap kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah?
4. Apakah kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan
berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha
kecil dan menengah?
5. Apakah pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self assessment,
tingkat penghasilan wajib pajak dan kemudahan dalam melakukan sistem
pembayaran perpajakan, berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan
bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Pengaruh pengetahuan wajib pajak terhadap kesadaran kewajiban
perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah.
2. Pengaruh pemahaman sistem self assessment terhadap kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah.
7
3. Pengaruh tingkat penghasilan wajib pajak terhadap kesadaran kewajiban
perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah.
4. Pengaruh tingkat kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran
perpajakan terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha
kecil dan menengah.
5. Pengaruh pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self assessment,
tingkat penghasilan WP, tingkat kemudahan dalam melakukan sistem
pembayaran perpajakan terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada
sektor usaha kecil dan menengah
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat bagi:
1. Usaha Kecil dan Menengah
Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pembayaran pajak oleh
usaha kecil dan menengah, sehingga akan menambah kas negara dari
sektor usaha kecil dan menengah.
2. Masyarakat
Sebagai sarana informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah.
8
9
3. Pemerintah
Agar pemerintah dapat meningkatkan jumlah wajib pajak dengan tujuan
akhir untuk meningkatkan jumlah penerimaan negara dari pajak,
khususnya penerimaan pajak dari sektor usaha kecil dan menengah.
4. Peneliti
Untuk menambah wawasan dan menambah referensi mengenai kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah serta
memperoleh hasil yang bermanfaat bagi peneliti dimasa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Perpajakan
1. Pengertian Pajak
Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar pada saat ini
adalah bersumber dari pajak. Pajak mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan
pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk
membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan
negara. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang perpajakan yang dapat dipaksakan dengan tidak
mendapatkan imbalan jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukkan
dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum (Mardiasmo, 2006:1).
Pajak yaitu iuran masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan
dan terhutang oleh wajib pajak untuk membayarnya menurut peraturan
perpajakan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali yang langsung
dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan
(Adriani, 2010:3). Undang-undang perpajakan terbaru nomor 36 tahun
2008 dalam pasal 1 mendenifisikan pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
10
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat (Primandita Fitriandi, 2008:4).
Berdasarkan definisi di atas, pajak adalah pungutan yang dilakukan
pemerintah terhadap wajib pajak tertentu berdasarkan undang-undang
perpajakan yang berlaku tanpa harus memberikan imbalan secara
langsung. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pajak
mempunyai unsur-unsur, meliputi:
a. Kontribusi dari rakyat kepada negara.
b. Pajak dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang perpajakan,
artinya pajak dapat dipungut dengan kekuatan undang-undang dan
aturan pelaksanaannya.
c. Pajak diperuntukkan sebagai pencapaian tujuan pembangunan yang
dapat memberikan kesejahteraan kepada rakyat.
d. Pajak dapat memberikan manfaat tidak langsung kepada wajib pajak
dan rakyat.
2. Fungsi Pajak
Fungsi pajak dalam masyarakat terbagi kepada dua fungsi, yaitu
fungsi utility dan fungsi regulerend (Erly Suandi, 2005:14).
a. Fungsi Utility (Sumber Keuangan Negara)
Fungsi ini bertujuan untuk memasukkan penerimaan uang untuk kas
negara sebanyak-banyaknya, antara lain untuk mengisi Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan target penerimaan
pajak yang telah ditetapkan, sehingga posisi anggaran pendapatan dan
11
pengeluaran yang berimbang tercapai. Sebagai sumber keuangan
negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya
ke kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi
maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan
peraturan berbagai jenis pajak.
b. Fungsi Regulerend (Mengatur)
Fungsi pajak yang secara tidak langsung dapat mengatur dan
menggerakkan perkembangan sarana perekonomian nasional yang
produktif. Adanya pertumbuhan perekonomian yang demikian maka
akan dapat menumbuhkan obyek pajak dan subyek pajak yang baru
yang lebih banyak lagi, sehingga penerimaan pajak lebih meningkat
lagi. Dengan kata lain, pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi,
serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan.
Fungsi pajak selain fungsi utility dan fungsi regulerend, terdapat
juga fungsi distribusi kekayaan. Fungsi distribusi kekayaan yaitu fungsi
dimana kelompok yang lebih mampu akan membayar pajak lebih banyak
dibandingkan dengan pajak yang dia bayar (Dudi, 2008). Berdasarkan hal
ini, pajak mempunyai beberapa fungsi kepada masyarakat yaitu fungsi
utility, regulerend dan fungsi distribusi. Dengan adanya fungsi-fungsi
tersebut, maka diharapkan pajak dapat lebih berperan lagi khusunya dalam
membiayai pelaksanaan pembangunan dan membiayai pengeluaran.
12
3. Teori Pemungutan Pajak
Teori pemungutan pajak terbagi menjadi lima yaitu: teori asuransi,
teori kepentingan, teori gaya pikul, teori kewajiban mutlak dan teori daya
beli. Uraian teori-teori tersebut adalah sebagai berikut (Erly Suandi,
2005:24):
a. Teori Asuransi
Teori asuransi, adalah tugas negara untuk melindungi rakyat dan
segala kepentingannya. Teori ini untuk memberi dasar hukum kepada
pemungut pajak, namun beberapa ahli menentangnya karena
perbandingan antara pajak dan perusahaan asuransi tidak tepat, karena
dalam hal kerugian tidak ada penggantian secara langsung dari negara,
selain itu pembayaran jumlah pajak dengan jasa yang diberikan oleh
negara tidak terdapat hubungan secara langsung.
b. Teori Kepentingan
Teori yang hanya memperhatikan pembagian beban pajak yang harus
dipungut oleh semua penduduk. Pembagian beban ini harus didasarkan
atas kepentingan masing-masing dalam tugas pemerintah.
c. Teori Gaya Pikul
Teori ini mengandung kesimpulan bahwa dasar keadilan pemungutan
pajak terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada
rakyatnya, yaitu perlindungan atas jiwa dan harta bendanya. Teori ini
menekankan pada asas keadilan, bahwa pajak harus sama bebannya
untuk setiap orang. Pajak harus dibayar menurut daya pikul seseorang.
13
d. Teori Bakti
Teori yang menjelaskan bahwa rakyat adalah bagian dari negara, oleh
karena itu setiap rakyat wajib membayar pajak kepada negara dalam
berbakti kepada negara.
e. Teori Asas Daya Beli
Teori yang menjelaskan mengenai pajak yang dipungut negara dari
rakyat akan menimbulkan dampak yang baik untuk negara maupun
rakyat. Negara menerima pajak dari rakyat dan negara menyalurkan
kembali uang pajak tersebut kepada rakyat secara tidak langsung.
Terdapat beberapa teori yang mendukung negara dalam melakukan
pemungutan pajak, yaitu teori asuransi,teori kepentingan, teori, gaya pikul,
teori bakti dan teori asas daya beli (Mardiasmo, 2006:3):
a. Teori Asuransi
Teori ini menjelaskan mengenai dimana negara melindungi
keselamatan jiwa setiap warga negaranya, oleh karena itu rakyat harus
membayar pajak kepada negara karena memperoleh jaminan
perlindungan tersebut.
b. Teori Kepentingan
Teori menjelaskan mengenai pembagian beban pajak kepada rakyat
didasarkan kepada kepentingan masing-masing individu. Berarti,
semakin tinggi kepentingan individu tersebut maka semakin tinggi
pajak yang harus dibayar.
14
c. Teori Gaya Pikul
Teori ini menceritakan mengenai beban pajak untuk semua individu
harus sama beratnya, dimana pajak harus dibayar dengan sesuai
dengan daya pikul masing-masing individu tersebut. Teori daya pikul
menggunakan dua unsur, yaitu unsur objektif dan unsur subjektif.
d. Teori Bakti
Teori ini menjelaskan mengenai kewajiban seorang warga negara
yang baik, harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah
suatu kewajiban.
e. Teori Asas Daya Beli
Teori ini menggambarkan mengenai akibat dari pemungutan pajak,
maka negara yang menerima pajak dari warga negara akan
menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk kesejahteraan
masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka negara sebagai tempat
pemungut pajak, akan menyalurkan kembali pajak tersebut ke masyarakat
dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat dan untuk
membiayai setiap pengeluaran negara. Dengan adanya teori pemungutan
pajak ini, maka setiap warga akan menyadari mengenai alasan
dilakukannya pemungutan pajak.
15
4. Jenis Pajak
Pajak dapat digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu
berdasarkan golongan, berdasarkan wewenang pemungut dan berdasarkan
sifat (Erly Suandi, 2005:37).
a. Berdasarkan Golongan
Pembagian pajak berdasarkan golongan terbagi menjadi dua, yaitu
pajak langsung dan pajak tidak langsung.
1). Pajak langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung
sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat
dilimpahkan ke pihak lain. Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
atau digeserkan ke pihak lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
b. Berdasarkan Wewenang
Berdasarkan wewenang pemungut pajak dapat dibagi dua, yaitu pajak
pusat dan pajak daerah.
1). Pajak pusat
Pajak pusat adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada
pada pemerintah pusat dan pelaksanaannya dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak, misalnya: pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, dan bea materai
16
2). Pajak daerah
Pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada
pada pemerintah daerah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas
Pendapatan Daerah, seperti: pajak kendaraan bermotor, pajak hotel
dan pajak reklame.
c. Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu pajak
subjektif dan pajak objektif (Erly Suandi, 2005:40).
1). Pajak subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau
keadaan wajib pajak, seperti pajak penghasilan.
2). Pajak objektif
Pajak objektif adalah pajak yang memperhitungkan objek yang
menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, jadi pajak objektif
adalah pengenaan pajak yang hanya memperhatikan kondisi
objeknya saja, seperti pajak pertambahan nilai.
Menurut Siti Resmi (2005:6), Pembagian pajak terbagi menjadi
tiga golongan yaitu berdasarkan golongan, berdasarkan wewenang
pemungut dan berdasarkan sifat. Pembagian pajak tersebut dijelaskan
dalam tabel 2.1 sebagai berikut.
17
Tabel 2.1 Pembagian Pajak
Berdasarkan
Golongan Berdasarkan
Wewenang PemungutBerdasarkan
Sifat Pajak langsung Pajak pusat
Pajak subjektif
Pajak tidak langsung Pajak daerah
Pajak objektif
Sumber: (Siti Resmi, 2005:6)
Secara umum, jenis pajak yang diterapkan di Indonesia terbagi
menjadi tiga, yaitu berdasarkan golongan, berdasarkan pihak yang
memungut dan berdasarkan sifatnya. Dengan adanya pembagian pajak
tersebut, maka wajib pajak dapat mengetahui jenis pajak berdasarkan
golongannya dan menambah pengetahuan tentang pajak.
5. Sistem Pemungutan Pajak
Terdapat tiga sistem pemungutan perpajakan yang berlaku di
Indonesia, yaitu Official Assessment System, Self Assessment System dan
Witholding Assessment System (Siti Resmi, 2005:10).
a. Official Assessment System
Official assessment system adalah sistem pemungutan pajak dimana
jumlah pajak yang harus dilunasi atau terhutang oleh wajib pajak,
dihitung dan ditetapkan oleh fiskus, ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terhutang terletak
pada fiskus
2) Wajib Pajak bersifat pasif
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak
18
b. Self Assesment System
Self assessment system adalah sistem pemungutan pajak dimana wajib
pajak harus menghitung, menyetor dan melaporkan jumlah pajak yang
terhutang, ciri-cirinya:
1) Mempunyai wewenang untuk menetukan besarnya pajak yang
terhutang terletak pada wajib pajak sendiri.
2) Wajib pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terhutang
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi
c. Witholding Assessment System
Witholding assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang
besar pajak terhutangnya dihitung dan dipotong oleh pihak ketiga.
Pihak ketiga yang dimaksud disini diantaranya adalah pemberi kerja,
bendaharawan pemerintah. Ciri-cirinya yaitu wewenang untuk
menentukan besarnya pajak yang terhutang ada pada pihak ketiga.
Menurut Antari Fawzia (2009), di Indonesia menganut 3 sistem
dalam pemungutan pajak, yaitu self assesment system, official assessment
system dan witholding assesment system. Self assessment system
diterapkan dalam penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan PPh
baik untuk PPh wajib pajak badan, PPh wajib pajak pribadi dan SPT masa
PPN. Official assessment system diterapkan dalam pelunasan Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB), dimana KPP akan mengeluarkan surat ketetapan
pajak mengenai besarnya PBB yang terhutang setiap tahun. Witholding
19
assesment system diterapkan dalam mekanisme pemotongan/pemungutan
sesuai PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Final
Pasal 4 Ayat (2) dan PPh Pasal 15.
Pada saat ini, Indonesia menggunakan self assessment system
dalam melakukan pembayaran pajak. Dalam self assestment system ini,
wajib pajak sendirilah yang berwenang menghitung, menyetorkan dan
melaporkan pajak yang terhutang melalui media formulir surat
pemberitahuan (SPT) pajak bulanan (masa) ataupun tahunan. Fiskus atau
petugas pajak hanya bertugas untuk melakukan penelitian apakah SPT
tersebut telah diisi dengan lengkap, meneliti kebenaran penghitungan.
6. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Undang-undang mengatur dengan tegas hak dan kewajiban wajib
pajak dalam satu hukum pajak formal secara jelas. Dinas Pelayanan Pajak
menjelaskan mengenai hak dan kewajiban Wajib Pajak, antara lain (Dinas
Pelayanan Pajak, 2007):
a. Hak Wajib Pajak
1) Dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPTD paling
lama dua bulan (pasal 8)
2) Dapat membetulkan SPTD dalam jangka waktu paling lama 2
tahun sesudah berakhirnya masa pajak, sepanjang belum dilakukan
pemeriksaan (pasal 9/1)
20
3) Menghilangkan sanksi administrasi berupa kenaikan pajak sebesar
100%, apabila wajib pajak melaporkan sendiri sebelum
pemeriksaan (Pasal 11/5)
4) Mengajukan keberatan paling lama 3 bulan sejak tanggal
diterimanya SKP (Pasal 33/1,4)
5) Mengajukan keputusan keberatan apabila lewat jangka waktu yang
ditetapkan paling lama 12 bulan (Pasal 34/3)
6) Dapat mengajukan permohonan banding kepada pengadilan pajak
dalam jangka waktu 3 bulan
7) Dapat mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan
pembayaran pajak berdasarkan surat keputusan keberatan dan
keputusan banding (Pasal 42/1)
8) Mengajukan permohonan untuk tidak melegalisasi bon
penjualan/bill (Pasal 25/5)
9) Mengajukan permohonan keberatan (Pasal 35/1)
10) Mengajukan gugatan (kurang dari 14 hari) atas:
a) Surat teguran sejak diterima wajib pajak
b) Surat paksa sejak surat pemberitahuan diterima wajib pajak
c) Pelaksanaan sita sejak BAP dibuat
d) Lelang, sejak pengumuman lelang dibuat
11) Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
(Pasal 41/1)
21
b. Kewajiban Wajib Pajak
1) Melaksanakan pendaftaran diri atau melaporkan usahanya untuk
memperoleh NPWP (Pasal 6/1,3)
2) Menghitung, membayar dan melaporkan jumlah pajak yang
terhutang (Pasal 10/1,2)
3) Melegalisasi bon penjualan
4) Membayar pajak yang terhutang paling lambat 15 hari kerja (Pasal
15/1)
5) Membayar kekurangan pajak dalam DPP kurang dari 30 hari (Pasal
15/2)
6) Membuktikan ketidak-benaran atas ketetapan pajak (Pasal 33/3)
7) Mengajukan keberatan dan tidak menunda kewajiban membayar
(Pasal 33/6)
8) Memberikan keterangan atau meminjamkan buku pada saat
pemeriksaan (pasal 46/2)
9) Membayar 50% dari jumlah pajak yang terhutang pada saat
mengajukan banding (pasal 37/1,7)
10) Menyelenggarakan pembukuan bagi wajib pajak dengan
pendapatan bruto lebih dari Rp. 300.000.000 (Pasal 45/1)
11) Melakukan pencatatan pendapatan bruto untuk wajib pajak dengan
peredaran pendapatan bruto lebih dari Rp. 300.000.000
22
Menurut Chairudin (2010), hak-hak wajib pajak antara lain:
a. Wajib Pajak mempunyai hak untuk mendapat perlindungan
kerahasiaan atas segala sesuatu informasi yang telah disampaikannya
kepada Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka menjalankan ketentuan
perpajakan.
b. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan menunda pembayaran
pajak.
c. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan mengangsur pembayaran
pajak.
d. Wajib Pajak yang telah memenuhi kriteria tertentu sebagai Wajib
Pajak Patuh dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak dalam jangka waktu paling lambat 1 bulan untuk
PPN dan 3 bulan untuk PPh sejak tanggal permohonan
e. Wajib Pajak dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang
dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri, PPh yang
terutang atas penghasilan yang diterima oleh kontraktor, konsultan dan
supplier utama ditanggung oleh pemerintah.
f. Wajib Pajak pribadi atau badan karena kondisi tertentu objek pajak
yang ada hubungannya dengan subjek pajak atau karena sebab-sebab
tertentu misalnya karena bencana alam dapat mengajukan permohonan
pengurangan atas pajak terutang.
23
Menurut Chairudin (2010), kewajiban wajib pajak antara lain:
a. Memperlihatkan dan meminjamkan buku-buku, catatan-catatan,
dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan usaha yang
diperlukan oleh fiskus.
b. Memberi kesempatan kepada fiskus untuk memasuki tempat yang
dipandang perlu oleh pemeriksa dan memberi bantuan guna kelancaran
pemeriksaan.
c. Memberi keterangan lisan dan tertulis yang diminta fiskus.
7. Wajib Pajak
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan (Primandita Fitriandi, 2008:3). Wajib pajak adalah
orang pribadi atau badan, yang menurut peraturan perpajakan ditentukan
untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak (Erly
Suandi, 2005:109). Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka
pengertian wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang diwajibkan
untuk membayar jumlah pajak yang terhutang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan dan tidak mendapatkan timbal
balik secara langsung dari pembayaran pajak tersebut.
8. Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran adalah kemauan disertai dengan tindakan dari refleksi
terhadap kenyataan (Paulo Freira, 2010). Kesadaran merupakan suatu
24
proses belajar dari pengalaman dan pengumpulan informasi yang diterima
untuk mendapatkan keyakinan diri yang mendorong dilakukannya suatu
tindakan (Padila dan Prior, 2010). Jadi, kesadaran wajib pajak adalah suatu
upaya atau tindakan yang disertai dengan kemauan dan dorongan dari diri
sendiri dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Tapi pada dasarnya, kesadaran wajib pajak masih
rendah dalam melaksanakan pembayaran pajaknya, hal ini dikarenakan
pembayaran pajak di Indonesia menggunakan self assesment system,
dimana wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar, dan
melaporkan pajak terutangnya. Sehingga sistem ini membuka peluang bagi
wajib pajak untuk melaporkan data yang tidak sebenarnya untuk
menghindari jumlah pajak yang besar.
B. Industri Usaha Kecil dan Menengah
1. Pengertian Industri Usaha Kecil dan Menengah
Industri usaha kecil dan menengah adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar, dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
undang (Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2008).
Jadi usaha kecil dan menengah merupakan suatu usaha ekonomi produktif
25
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha dan
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000 sampai dengan
Rp.500.000.000.
2. Kriteria Industri Usaha Kecil dan Menengah
Industri usaha kecil dan menengah terbagi menjadi tiga golongan,
yaitu usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Kriteria industri
usaha kecil dan menengah akan dijelaskan dalam tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kriteria Industri Usaha Kecil dan Menengah
No Uraian Aset Omset
1 Usaha Mikro 50 Juta 300 Juta 2 Usaha Kecil > 50 Juta-500 Juta > 300 Juta-2,5 Miliar 3 Usaha Menengah > 500 Juta-10 Miliar 2,5 Miliar-50 Miliar
Sumber: (Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2008)
C. Faktor-Faktor yang Melatar Belakangi Kesadaran Pelaporan
Perpajakan Pada Industri Usaha Kecil dan Menengah
Faktor adalah hal atau peristiwa yang menyebabkan atau
mempengaruhi terjadinya sesuatu peristiwa. Dari penjelasan tersebut, kita
dapat mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi wajib pajak terhadap
kesadaran dalam melakukan pelaporan perpajakan, sehinga dapat mencari
solusi dalam mengatasi kendala dan hambatan dalam melakukan pembayaran
pajak pada usaha kecil dan menengah (Tatiana Vanessa Rantung, 2009):
1. Pengetahuan Wajib Pajak
Pengetahuan wajib pajak merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan kesadaran pelaporan perpajakan pada usaha kecil dan
26
menengah. Pengetahuan wajib pajak tentang pajak adalah suatu proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang wajib pajak mengenai manfaat
dari pembayaran pajak. Semakin tingginya pengetahuan wajib pajak, maka
semakin tinggi pula tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak.
2. Pengaruh Pemahaman Sistem Self Assessment
Di Indonesia, sistem pemungutan pajak menggunakan sistem self
assessment yaitu sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak harus
menghitung, menyetor dan melaporkan jumlah pajak yang terhutang.
Keuntungan dari sistem self assessment adalah wajib pajak diberikan
kepercayaan oleh fiskus untuk menghitung, membayar dan melaporkan
sendiri pajak yang terhutang sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku.
Wajib pajak harus memahami mengenai sistem self assessment, karena
semakin tinggi tingkat pemahaman mengenai sistem tersebut maka wajib
pajak akan lebih mudah memahami dalam mengisi surat pemberitahuan
(Tarjo dan Indra Kusumawati, 2005:101).
3. Tingkat Penghasilan Wajib Pajak
Tingkat penghasilan seseorang berpengaruh terhadap kesadaran dalam
melakukan pembayaran perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah,
semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang yang diterima maka tentu
saja semakin tinggi pula pajak yang harus dibayar.
4. Pengaruh kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan.
Pemerintah dan Ditjen Pajak harus senantiasa memberikan inovasi baru
mengenai sistem pembayaran pajak yang lebih efektif dan efisien serta
27
memberi kemudahan bagi wajib pajak dalam menunaikan kewajibannya.
Pada saat ini pemerintah maupun Ditjen Pajak melakukan inovasi terbaru
dengan mendirikan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk orang kaya dan
pembayaran pajak melalui elektronik atau yang lebih dikenal dengan E-
SPT. Selain itu, Ditjen Pajak juga memberikan kemudahan pembayaran
perpajakan kepada usaha kecil dan menengah dengan menerapkan tarif
tunggal sebesar 14%.
D. Keterkaitan antara variabel
1. Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kesadaran Kewajiban Perpajakan
Pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah
Penelitian Nurseto (2002) mengenai “Pengaruh Persepsi Tentang
Pajak dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kesadaran Wajib Pajak”,
menunjukkan bahwa persepsi tentang pajak dan tingkat pendidikan dapat
memberikan sumbangan efektif terhadap kesadaran wajib pajak sebesar
37,15%. Ini berarti semakin tinggi tingkat persepsi pajak dan tingkat
pendidikan maka pengaruh terhadap kesadaran wajib pajak semakin
signnifikan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Siti Qomaria tahun 2008
dengan judul “Analisis Pengaruh Pengetahuan Tentang Pajak dan Tingkat
Pendidikan Wajib Pajak Terhadap Kesadaran Membayar Pajak”, hasil dari
penelitian ini adalah hasil uji regresi yang ditemukan nilai koefisien
determinasi sebesar 0,604. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan dan tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran kewajiban
28
pajak sebesar 60,4% sedangkan sisanya 39,6% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak termasuk dalam analisis ini.
Jadi, pengetahuan dan tingkat pendidikan wajib pajak
mempengaruhi kesadaran wajib pajak dalam kesadaran kewajiban
perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah. Berdasarkan hasil
tersebut, maka keterkaitan antara pengetahuan wajib pajak terhadap
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah
dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Pengetahuan wajib pajak berpengaruh terhadap kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah.
2. Pemahaman Sistem Self Assessment Terhadap Kesadaran Kewajiban
Perpajakan Pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Maria Ulfa Malik (2007)
dengan judul “Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Badan Terhadap
Pelaksanaan Sistem Self Assessment Dalam Memenuhi Kewajiban
Perpajakan”, hasil penelitian menyimpulkan bahwa persepsi wajib pajak
badan berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem self assessment dengan
persentase pengaruh sebesar 31,2%.
Jadi pemahaman sistem self assessment berpengaruh terhadap
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah.
Berdasarkan hasil tersebut, maka keterkaitan antara pemahaman sistem
self assessment terhadap kesadaran kewajiban perpajakan oleh usaha kecil
dan menengah dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:
29
Ha2: Pemahaman sistem self assessment berpengaruh terhadap
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah.
3. Tingkat Penghasilan Wajib Pajak Terhadap Kesadaran Kewajiban
Perpajakan Pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Yusrinillah (2006) dengan
judul “Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Wajib
Pajak terhadap Motivasi Memenuhi Kewajiban Pajak”. Hasilnya
menunjukkan bahwa jenis pekerjaan wajib pajak tidak berpengaruh
terhadap motivasi memenuhi kewajiban pajak dengan menunjukkan hasil
signifikansi di atas 5%.
Jadi tingkat penghasilan wajib pajak tidak terlalu berpengaruh
terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah. Berdasarkan hasil tersebut, maka keterkaitan antara tingkat
penghasilan wajib pajak terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada
sektor usaha kecil dan menengah dapat dirumuskan dengan hipotesis
sebagai berikut:
Ha3: Tingkat penghasilan wajib pajak berpengaruh terhadap kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah.
30
4. Pengaruh Kemudahan Dalam Melakukan Sistem Pembayaran Perpajakan
Terhadap Kesadaran Kewajiban Perpajakan Pada Sektor Usaha Kecil dan
Menengah
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Leli Agesti (2007) mengenai
“Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan Sesudah Modernisasi
Kantor Pelayanan Pajak”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan kepatuhan wajib pajak sebelum
dan sesudah modernisasi kantor pelayanan pajak. Hasil dari penelitian ini
menunjukan terdapat perbedaan kepatuhan wajib pajak antara sebelum dan
sesudah adanya modernisasi kantor pelayanan pajak dilihat dari jumlah
wajib pajak PPh badan yang terdaftar. Menurut penelitian ini, modernisasi
kantor pelayanan pajak dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
hal peningkatan jumlah wajib pajak PPh badan terdaftar.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Agus Sigit Nugroho (2005)
yaitu melakukan penelitian terhadap “Sosialisasi Perpajakan di Kantor
Pelayanan Pajak Klaten”. Penelitan ini ingin menguji sejauh mana
pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap tingkat kesadaran dan kepatuhan
wajib pajak di Klaten. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara sosialisasi perpajakan dengan tingkat
kesadaran dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Klaten, yang
berarti semakin baik sosialisasi perpajakan maka semakin baik pula
kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Besarnya pengaruh sosialisasi
perpajakan terhadap tingkat kesadaran wajib pajak adalah sebesar 33,2%
31
dan sebesar 26 % terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap tingkat
kesadaran wajib pajak lebih dominan dibanding pengaruhnya terhadap
tingkat kepatuhan wajib pajak.
Jadi, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dengan adanya
kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran pajak. Sehingga
diperlukan adanya modernisasi dalam melakukan pembayaran perpajakan,
guna untuk meningkatkan kesadaran pembayaran pajak oleh wajib pajak.
Berdasarkan hasil tersebut, maka keterkaitan antara tingkat penghasilan
wajib pajak terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha
kecil dan menengah dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:
Ha4: Tingkat kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran
perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban perpajakan
pada sektor usaha kecil dan menengah.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesadaran kewajiban perpajakan telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan
serta kontribusi tambahan dalam melengkapi penelitian selanjutnya. Tabel 2.3
menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak.
32
Tabel 2.3 Tabel Penelitian Terdahulu
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Yang Diteliti
Hasil Penelitian (Kesimpulan)
Nurseto (2002)
Siti Qomaria (2008)
Pengaruh persepsi tentang pajak dan tingkat pendidikan terhadap kesadaran wajib pajak Analisis pengaruh pengetahuan tentang pajak dan tingkat pendidikan wajib pajak terhadap kesadaran membayar pajak
1. Persepsi tentang pajak (X1)
2. Tingkat pendidikan (X2)
3. Kesadran wajib pajak (Y)
1. Pengetahuan
tentang pajak (X1) 2.Tingkat pendidikan
wajib pajak (X2) 3. Kesadaran
membayar pajak (Y)
Semakin tinggi tingkat persepsi pajak dan tingkat pendidikan maka akan berpengaruh terhadap tingkat kesadaran wajib pajak. Pengetahuan dan pendidikan wajib pajak mempengaruhi kesadaran kewajiban pajak.
Maria Ulfa Malik (2007)
Pengaruh persepsi wajib pajak badan terhadap pelaksanaan sistem self assessment dalam memenuhi kewajiban perpajakan
1. Persepsi wajib pajak badan (X1)
2. Sistem self assessment (X2)
3. Kewajiban perpajakan (Y)
Pemahaman sistem self assessment berpengaruh terhadap kewajiban perpajakan.
Leli Agesti (2007)
Analisis kepatuhan wajib pajak sebelum dan sesudah modernisasi kantor pelayanan pajak
1. Modernisasi kantor pelayanan pajak (X)
2. Kepatuhan wajib pajak (Y)
Modernisasi kantor pelayanan pajak dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Bersambung ke halaman selanjutnya
33
Tabel 2.3 (Lanjutan) Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Yang Diteliti
Hasil Penelitian (Kesimpulan)
Yusrinillah (2006)
Analisis pengaruh tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan wajib pajak terhadap motivasi memenuhi kewajiban pajak
1. Tingkat pendidikan(X1)
2. Jenis pekerjaan(X2)
3. Motivasi memenuhi kewajiban pajak (Y)
Tingkat penghasilan wajib pajak tidak terlalu berpengaruh terhadap motivasi memenuhi kewajiban pajak.
Fery Dwi Prasetyo (2006)
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilik usaha kecil menengah dalam melaporkan kewajiban perpajakan di daerah Jogjakarta
1. Pengetahuan wajib pajak tentang pajak (X1)
2. Pemahaman wajib pajak tentang pajak (X2)
3. Manfaat yang dirasakan wajib pajak dari pajak (X3)
4. Kesadaran wajib pajak dalam pelaporan perpajakan (Y)
Pengetahuan wajib pajak, pemahaman wajib pajak tentang pajak dan manfaat yang dirasakan wajib pajak berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban perpajakan..
Sumber diolah dari berbagai referensi
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, pada dasarnya merupakan gambar sistematis
dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari
serangkaian masalah yang diterapkan (Abdul Hamid, 2007:26). Gambar di
bawah ini menjelaskan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah yang
merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
34
Variabel Independen Variabel Dependen
Pengetahuan WP (X1) (Abdul Djawad (2003))
Pemahaman sistem self assessment (X2) (Rosita (2008))
Tingkat penghasilan WP (X3)
(Ratni Zulaicha (1993))
Kesadaran kewajiban perpajakan pada UKM
(Y) (Tarjo (2003) dan Tatiana Vanessa Rantung, 2009
Kemudahan dalam melakukan sistem
pembayaran perpajakan (X4)
(Chaizi Nasuha (2004))
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup dalam bidang analisis perpajakan, yaitu
mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
kesadaran kewajiban perpajakan dikaitkan dengan usaha kecil dan menengah,
yaitu dengan mengumpulkan jurnal-jurnal, buku-buku yang berkaitan serta
melalui situs internet (studi pustaka) dan data primer dari usaha kecil dan
menengah yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban
perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah, diantaranya adalah
pengetahuan wajib pajak, pemahaman mengenai sistem self assessment,
tingkat penghasilan wajib pajak dan pengaruh kemudahan dalam melakukan
sistem pembayaran perpajakan. Penelitian dilakukan terhadap beberapa usaha
kecil dan menengah yang berada di wilayah Jakarta Selatan.
Penelitian ini menguji dan memberikan bukti empiris mengenai
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban perpajakan
pada sektor usaha kecil dan menengah. Populasi dari penelitian ini adalah
usaha kecil dan menengah yang berada di wilayah Jakarta Selatan.
36
B. Metoda Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian dari junlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Adapun tekhnik sampling yang digunakan adalah
Convenience Sampling. Convenience Sampling adalah metode pemilihan
sampel berdasarkan kemudahan, dimana metode ini memilih sampel dari
elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi
yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti
memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan cepat (Nur Indriantoro
dan Bambang Supomo, 2004:130).
C. Metoda Pengumpulan Data
Abdul Hamid (2007:33) dalam bukunya Pedoman Penulisan
Skripsi, jika dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun metode
yang digunakan penulis dalam proses pengumpulan data berupa:
1. Data Primer
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner dan
melaksanakan interview atau tanya jawab kepada pemilik usaha kecil dan
menengah, sehingga dapat memperoleh informasi mengenai kesadaran
perpajakan oleh pemilik usaha kecil menengah tersebut.
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder meggunakan sumber bacaan atau
kepustakaan. Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data
37
sekunder (Nur Indiriantoro dan Bambang Supomo, 2004:150). Data
sekunder diperoleh peneliti tidak secara langsung yaitu melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak luar) dengan menggunakan:
a. Riset pustaka yaitu penelitian jurnal, literatur dan bahan bacaan.
b. Riset Dokumentasi data mengutip langsung data yang berhubungan
dengan penelitian terhadap usaha kecil dan menengah. Dokumentasi
adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda dan sebagainya.
D. Metode Analisis data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti,
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,
2009:29). Statistik deskriptif juga memberikan gambaran suatu data yang
dilihat dari mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (Imam Ghozali, 2009:19).
2. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer, maka peneliti
melakukan uji reliabilitas dan validitas.
38
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliabel
atau handal jika seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur
bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan
sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-
kali.
b. Uji Validitas
Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara cermat
tentang variabel yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Pengujian validitas ini
menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung
korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan.
Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah
0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Imam Ghozali,
2009:45).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer, maka peneliti
melakukan uji multikoloneritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.
39
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem (multiko). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai
nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance
mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar
variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas
multiko jika koefisien antar variabel independen haruslah lemah
(dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko
(Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2004:120).
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Cara
mendetekesinya yaitu dengan penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
40
normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan
atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo,
2004:212-214).
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut
heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola
tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah
di stundentized. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi
berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar
variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang
sudah diketahui besarnya (Sugiyono, 2009). Model ini digunakan untuk
menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
41
dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu
persamaan linier (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2004:72).
Variabel independen terdiri dari pengetahuan wajib pajak, pemahaman
sistem self assessment, tingkat penghasilan wajib pajak, tingkat
kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan. Sedangkan
variabel dependennya adalah kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor
usaha kecil dan menengah.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor
usaha kecil dan menengah
a = konstanta
b1-b4 = koefisien regresi
X1 = pengetahuan WP
X2 = pemahaman sistem self assessment
X3 = tingkat penghasilan WP
X4 = kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran
e = error
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e
42
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Imam Ghozali, 2009:83).
b. Uji Statistik t
Uji statisitik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05
(Imam Ghozali, 2009:84). Dasar pengambilan keputusannya adalah
sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau
bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
43
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
c. Uji Statistik F
Uji Statisitk F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statisitik F
digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Imam
Ghozali, 2009:84).
Dasar pengambil keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha
diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat.
44
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan definisi dari masing-
masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara
pengukurannya.
1. Pengetahuan Wajib Pajak (X1)
Pengetahuan wajib pajak adalah persepsi atau pendapat wajib pajak
mengenai perpajakan. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Siti Qomaria (2008), hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan dan tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran kewajiban
pajak. Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan
skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang
setuju (3), setuju (4), sampai sangat setuju (5).
2. Pemahaman Sistem Self Assessment(X2)
Seberapa besar tingkat pemahaman wajib pajak mengenai sistem
pemungutan pajak di Indonesia yang menganut sistem self assessment. Self
assessment adalah sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak harus
menghitung, menyetor dan melaporkan jumlah pajak yang terhutang.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maria Ulfa Malik
(2007), hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak terhadap
pelaksanaan sistem self assessment berpengaruh terhadap pembayaran
perpajakan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin
dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4),
sampai sangat setuju (5).
45
3. Tingkat Penghasilan Wajib Pajak (X3)
Tingkat penghasilan adalah jumlah pendapatan atau jumlah yang
diterima oleh wajib pajak dalam kurun waktu tertentu. Semakin tinggi
tingkat penghasilan seseorang, maka tentu saja semakin besar pula jumlah
pajak terhutang yang harus dilaporkan oleh wajib pajak. Dalam penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Yusrinillah (2006), hasilnya
menunjukkan bahwa jenis pekerjaan wajib pajak tidak berpengaruh
terhadap motivasi memenuhi kewajiban perpajakan. Variabel ini diukur
dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju (1),
tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4), sampai sangat setuju (5).
4. Kemudahan Dalam Melakukan Sistem Pembayaran Perpajakan (X4)
Dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan, kemudahan
dalam melakukan pembayaran juga mempengaruhi tingkat pembayaran
pajak oleh wajib pajak. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Leli Agesti (2007). Hasil dari penelitian ini menunjukkan
adanya tingkat perbedaan kepatuhan wajib pajak antara sebelum dan
sesudah modernisasi adanya modernisasi kantor pelayanan pajak,
modernisasi kantor pelayanan pajak dapat meningkatkan kepatuhan wajib
pajak dalam hal peningkatan jumlah wajib pajak. Variabel ini diukur
dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju (1),
tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4), sampai sangat setuju (5).
46
5. Kesadaran Kewajiban Perpajakan Pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah
(Y)
Kesadaran merupakan suatu dorongan dari dalam diri sendiri
berdasarkan pertimbangan dan perasaan serta seluruh pribadi seseorang
yang menimbulkan kegiatan yang terarah untuk tercapainya tujuan tertentu
yang berhubungan dengan pribadinya. Kesadaran kewajiban perpajakan
pada sektor usaha kecil dan menengah yaitu adanya dorongan atau sikap
dari industri usaha kecil dan menengah untuk melakukan kewajiban
perpajakan tanpa adanya dorongan dari pihak luar dan tanpa paksaan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat
tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4), sampai
sangat setuju (5).
Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel
Dimensi Indikator No. Pertanyaan
Skala
Pengetahuan wajib pajak (Sumber:Siti Qomaria, 2008)
Pengetahuan
a. Pengetahuan mengenai pajak
b. Pengetahuan mengenai peraturan pajak yang berlaku
a. 1, 2 b. 3, 4, 5
Skala interval
Pemahaman sistem self assessment (Sumber: Maria Ulfa Malik, 2007)
Pemahaman wajib pajak terhadap self assessment
a. Pengisian SPT dengan benar
b. Ketepatan dalam memberikan data dan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan
a. 6, 7, 8, 9, 10, 11 b. 12, 13, 14
Skala interval
Bersambung ke halaman selanjutnya
47
48
Tabel 3.1 (lanjutan) Variabel
Dimensi Indikator No.
Pertanyaan Skala
Tingkat penghasilan wajib pajak (Sumber: Yusrinillah, 2006)
Penghasilan yang diterima oleh wajib pajak
a. Pembayaran perpajakan b. Melaporkan
penghasilan yang diterima
a. 15, 16 b. 17, 18
Skala interval
Kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan (Sumber: Leli
Agesti, 2004)
Kemudahan wajib pajak dalam membayar pajak terhutang
a. Saat ada peraturan baru b. Pelayanan c. Seminar dan
penyuluhan
a. 19, 20 b. 21, 22, 23 c. 24, 25, 26
Skala interval
Kesadaran kewajiban perpajakan (Sumber: Tarjo (2003) dan Tatiana Vanessa Rantung (2009)
Kesadaran wajib pajak dalam melaporkan pajaknya
a. Menjalankan hak dan kewajiban perpajakan sebagai warga negara yang baik
b. Melaksanakan kewajiban perpajakan tanpa adanya paksaan
a. 27, 28, 29, 30, 31
b. 32, 33,
34, 35, 36
Skala interval
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap industri usaha kecil dan
menengah (UKM) yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Usaha kecil
dan menengah yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi usaha
kecil dan menengah di bidang elektronik, furniture, galeri, toko buku,
percetakan, bengkel mobil, bengkel motor, makanan, tekstil dan travel.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuisioner secara
langsung kepada pemilik usaha kecil dan menengah yang berada di
wilayah Jakarta Selatan.
Penyebaran kuisioner dilaksanakan mulai tanggal 1 Mei 2010
hingga 29 Mei 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak 10 tempat
usaha kecil dan menengah yang berada di wilayah Jakarta Selatan, dengan
peta distribusi yang terlihat dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jenis Usaha Kecil dan Menengah
No Jenis Usaha Kuisioner Disebar Kuisioner Dikembalikan1 Toko buku 25 buah 25 buah 2. Bengkel motor 5 buah 5 buah 3. Bengkel mobil 5 buah 3 buah 4. Percetakan 2 buah 2 buah 5. Travel 2 buah 2 buah 6. Furniture 2 buah 2 buah
Bersambung pada halaman selanjutnya
49
Tabel 4.1 (Lanjutan) No Jenis Usaha Kuisioner Disebar Kuisioner Dikembalikan7. Galeri 2 buah 2 buah 8. Makanan 2 buah 2 buah 9. Tekstil 5 buah 5 buah 10. Elektronik 5 buah 2 buah Total 55 buah 50 buah
Sumber: Data primer
Kuisioner yang disebarkan berjumlah 55 buah dan jumlah
kuisioner yang kembali adalah sebanyak 50 atau 90,9%, kuisioner yang
tidak kembali sebanyak 5 buah atau 9,1%. Gambaran mengenai data
sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah UKM
Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 55 buah 100% 2. Jumlah kuesioner yang kembali 50 buah 90,9% 3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 5 buah 9,1% 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 50 buah 100%
Sumber: Data primer yang diolah
2. Karakterisitik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah usaha kecil dan menengah
yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Berikut ini adalah deskripsi
mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari umur, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, lama usaha yang dijalani, dan keuntungan
yang diterima sebulan.
a. Deskripsi responden berdasarkan umur
Tabel dibawah ini menjelaskan mengenai gambaran
responden berdasarkan pembagian umur. Pembagian responden
berdasarkan umur terbagi menjadi lima, yaitu kurang dari 30 tahun, 30
50
tahun sampai dengan 35 tahun, 35 tahun sampai dengan 40 tahun, 40
tahun sampai dengan 45 tahun dan lebih dari 45 tahun. Deskripsi
responden berdasarkan jenis kelamin akan dijelaskan dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
<30 thn 2 4.0 4.0 4.0
30 thn-35 thn 6 12.0 12.0 16.0
35 thn-40 thn 23 46.0 46.0 62.0
40 thn- 45 thn 14 28.0 28.0 90.0
>45 thn 5 10.0 10.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.3, diperoleh informasi bahwa mayoritas
responden sebanyak 46% atau 23 responden yang berumur 35 tahun
sampai 40 tahun, kemudian 28% atau 14 responden yang berumur 40
sampai 45 tahun, 12% atau 6 responden yang berumur 30 tahun sampai
35 tahun, 10% atau 5 responden yang berumur lebih dari 45 tahun dan
sisanya 4% atau 2 responden yang berumur lebih dari 45 tahun.
b. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel dibawah ini menjelaskan mengenai pembagian
responden berdasarkan jenis kelamin, diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sekitar 39 responden berjenis kelamin pria atau
78%, dan sisanya 22% atau 11 responden berjenis kelamin wanita.
51
Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin akan dijelaskan dalam
tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Pria 39 78.0 78.0 78.0 Wanita 11 22.0 22.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai pembagian
responden berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir. Pembagian
responden berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir dibagi
menjadi lima, yaitu sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas, strata satu, dan lainnya seperti D3 atau sekolah
menengah kejuruan.
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
Frequency PercentValid
Percent Cumulative
Percent
SD 1 2.0 2.0 2.0
SMP 2 4.0 4.0 6.0
SMA 28 56.0 56.0 62.0
S1 16 32.0 32.0 94.0
Lainnya 3 6.0 6.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
52
Dari tabel 4.5, diperoleh informasi bahwa mayoritas
responden sebanyak 56% atau 28 responden berpendidikan terakhir
sekolah menengah atas (SMA), kemudian 32% atau 16 responden yang
berpendidikan terakhir Strata 1 (S1), 6% atau 3 responden yang
berpendidikan terakhir selain yang disebutkan diatas seperti D3 dan
sekolah menengah kejuruan, 4% atau 2 responden yang berpendidikan
terakhir sekolah menengah pertama (SMP) dan sisanya 2% atau 1
responden berpendidikan terakhir sekolah dasar (SD).
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha yang Dilakukan
Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai pembagian
responden berdasarkan lama usaha yang sedang dilakukan. Pembagian
responden berdasarkan lama usaha yang sedang dilakukan terbagi
menjadi lima, yaitu kurang dari 2 tahun, 2 tahun sampai 4 tahun, 4
sampai 6 tahun, 6 tahun sampai 8 tahun, dan lebih dari 8 tahun.
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Lama Usaha
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
<2 thn 4 8.0 10.0 10.0
2-4 thn 21 42.0 34.0 44.0
4-6 thn 11 22.0 26.0 70.0
6-8 thn 7 14.0 14.0 84.0
> 8 thn 7 14.0 16.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
53
Berdasarkan tabel 4.6, diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 42% atau 21 responden yang
mempunyai lama usaha 2 sampai 4 tahun, kemudian 22% atau 11
responden yang mempunyai lama usaha 4 sampai 6 tahun, 14% atau 7
responden yang mempunyai lama usaha 6 sampai 8 tahun, 14% atau 7
responden yang mempunyai lama usaha lebih dari 8 tahun dan sisanya
8% atau 4 responden yang mempunyai lama usaha kurang dari 2 tahun.
e. Deskripsi Responden Berdasarkan Keuntungan Usaha Setiap Bulan
Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai kisaran
keuntungan usaha yang diterima usaha kecil dan menengah setiap
bulan. Dari lima puluh responden usaha kecil dan menengah yang
diambil datanya, rata-rata usaha kecil dan menengah mendapatkan
keuntungan usaha sekitar Rp.5.000.000 sampai dengan Rp.10.000.000
setiap bulan.
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Keuntungan Usaha Setiap Bulan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
< 5.000.000 14 28.0 28.0 28.0
5.000.000-10.000.000 22 44.0 44.0 72.0
10.000.000-15.000.000 8 16.0 16.0 88.0
15.000.000-20.000.000 2 4.0 4.0 92.0
>20.000.000 4 8.0 8.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
54
Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 44% atau 22 responden yang
mempunyai keuntungan usaha Rp. 5.000.000-Rp. 10.000.000,
kemudian 28% atau 16 responden yang mempunyai keuntungan usaha
kurang dari Rp. 5.000.000, 16% atau 8 responden yang mempunyai
keuntungan usaha diatas Rp. 10.000.000 sampai dengan Rp.
15.000.000, 8% atau 4 responden yang mempunyai keuntungan usaha
di atas Rp. 20.000.000, 4% atau 2 responden yang mempunyai
keuntungan usaha Rp. 15.000.000 sampai dengan Rp. 20.000.000.
B. Hasil Uji Instrumen Penenelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan
wajib pajak, pemahaman sistem self assessment, tingkat penghasilan wajib
pajak, kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan,
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah
akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Pngthuan 50 17 25 22.68 1.93190
SAS 50 33 45 38.62 3.31902
Pnghsln 50 12 20 16.04 2.05992
Stempbyrn 50 26 40 35.34 3.25520
Ksdrn 50 35 50 44.60 3.43452
Valid N (listwise) 50 Sumber: Data Primer yang di olah
55
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel pengetahuan wajib
pajak jawaban minimum responden sebesar 17 dan maksimum sebesar 25,
dengan rata-rata total sebesar 22,68 dan standar deviasi sebesar 1,93190.
Variabel pemahaman sistem self self assessment jawaban minimum
responden sebesar 33 dan maksimum sebesar 45, dengan rata-rata total
sebesar 38,62 dan standar deviasi sebesar 3,31902. Variabel tingkat
penghasilan wajib pajak jawaban minimum responden sebesar 12 dan
maksimum sebesar 20, dengan rata-rata total sebesar 16,04 dan standar
deviasi sebesar 2,05992. Variabel kemudahan dalam melakukan sistem
pembayaran perpajakan jawaban minimum responden sebesar 26 dan
maksimum sebesar 40, dengan rata-rata total sebesar 35,34 dan standar
deviasi sebesar 3,25520. Variabel kesadaran kewajiban perpajakan pada
sektor usaha kecil dan menengah jawaban minimum responden sebesar 35
dan maksimum sebesar 50, dengan rata-rata total sebesar 44,60 dan
standar deviasi sebesar 3,43452.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas Data
Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji validitas dari lima variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengetahuan wajib pajak,
pemahaman sistem self assessment, tingkat penghasilan wajib pajak,
kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan,
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah.
56
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas
Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
Keterangan
PNGTHUAN 1 0,667** 0,000 Valid PNGTHUAN 2 0,519** 0,000 Valid PNGTHUAN 3 0,704** 0,000 Valid PNGTHUAN 4 0,768** 0,000 Valid PNGTHUAN 5 0,696** 0,000 Valid
SAS 1 0,526** 0,000 Valid SAS 2 0,536** 0,000 Valid SAS 3 0,597** 0,000 Valid SAS 4 0,656** 0,000 Valid SAS 5 0,652** 0,000 Valid SAS 6 0,453** 0,000 Valid SAS 7 0,776** 0,000 Valid SAS 8 0,568** 0,000 Valid SAS 9 0,564** 0,000 Valid
PNGHSLN 1 0,605** 0,000 Valid PNGHSLN 2 0,808** 0,000 Valid PNGHSLN 3 0,683** 0,000 Valid PNGHSLN 4 0,765** 0,000 Valid
STEMPBYRN 1 0,684** 0,000 Valid STEMPBYRN 2 0,511** 0,000 Valid STEMPBYRN 3 0,674** 0,000 Valid STEMPBYRN 4 0,809** 0,000 Valid STEMPBYRN 5 0,725** 0,000 Valid STEMPBYRN 6 0,569** 0,000 Valid STEMPBYRN 7 0,475** 0,000 Valid STEMPBYRN 8 0,603** 0,000 Valid
KSDRN 1 0,503** 0,000 Valid KSDRN 2 0,607** 0,000 Valid KSDRN 3 0,527** 0,000 Valid KSDRN 4 0,392** 0,000 Valid KSDRN 5 0,527** 0,000 Valid KSDRN 6 0,616** 0,000 Valid KSDRN 7 0,488** 0,000 Valid KSDRN 8 0,536** 0,000 Valid KSDRN 9 0,477** 0,000 Valid
KSDRN 10 0,505** 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan variabel pengetahuan wajib pajak,
pemahaman sistem self assessment, tingkat penghasilan wajib pajak,
57
kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan,
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah untuk setiap pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua pernyataan yang digunakan
dalam penelitian ini dapat mengungkapkan sesuatu yang diukur pada
kuesioner tersebut.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.10 di bawah ini menunjukkan hasil uji reliabilitas
untuk lima variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu variabel pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self
assesment, tingkat penghasilan wajib pajak, kemudahan dalam
melakukan sistem pembayaran dan kesadaran kewajiban perpajakan.
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha
Keterangan
Pengetahuan Wajib Pajak 0,684 Reliabel Pemahaman Sistem Self
Assessment 0751 Reliabel
Tingkat Penghasilan Wajib Pajak 0,664 Reliabel Kemudahan Dalam Melakukan Sistem Pembayaran Perpajakan
0,788 Reliabel
Kesadaran Kewajiban Perpajakan
0,765 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas
variabel pengetahuan wajib pajak sebesar 0,684, pemahaman sistem
self assessment sebesar 0,751, tingkat penghasilan wajib pajak sebesar
0,664, kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran 0,788, dan
58
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah yaitu sebesar 0,765. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang
konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan
diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai hasil uji
multikolonieritas, dimana tidak terdapat problem multiko pada model
persamaan regresi dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Model B Std.
Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 27.489 7.231 3.802 .000
pngthuan .536 .220 .302 2.436 .019 .657 1.522
Sas .233 .131 .226 1.776 .082 .918 1.089
Pnghsln .192 .175 .115 .1.102 .276 .625 1.600
1
Stempbyrn .661 .108 .626 6.096 .000 .954 1.048a. Dependent Variable: kesadaran
Sumber:Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.11, terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
59
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance
0,657; 0,918; 0,625; 0,954, serta VIF sebesar 1,522 untuk variabel
pengetahuan wajib pajak; 1,089 untuk variabel pemahaman sistem self
assessment; 1,600 untuk variabel tingkat penghasilan wajib pajak dan
1,048 untuk variabel kemudahan dalam melakukan sistem
pembayaran.
b. Hasil Uji Normalitas
Gambar di bawah ini menjelaskan mengenai hasil uji
normalitas, dimana gambar tersebut memperlihatkan penyebaran data
yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
60
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar di bawah ini menjelaskan mengenai ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang
diperlihatkan pada gambar 4.2.
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y
dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut.
Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
61
menengah berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu
pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self assessment, tingkat
penghasilan wajib pajak, dan tingkat kemudahan dalam melakukan
sistem pembayaran perpajakan
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis
regresi berganda, yaitu:
a. Uji Koefisien Determinasi
Tabel dibawah ini menjelaskan mengenai besarnya nilai
persentase keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah.
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .739a .547 .507 2.41267
a. Predictors: (Constant), sistempembayaran, penghasilan, pengetahuan, sas
b. Dependent Variable: kesadaran Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,739 atau
73,9%. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-
faktor yang mempengaruhi kesadaran kewajiban perpajakan pada
sektor usaha kecil dan menengah. Nilai Adjusted R Square sebesar
0,507 atau 50,7% menunjukkan bahwa variabel kesadaran kewajiban
62
perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah dapat dijelaskan
oleh pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self assessment,
tingkat penghasilan wajib pajak, dan tingkat kemudahan dalam
melakukan sistem pembayaran perpajakan sebesar 50,7%, sedangkan
sisanya sebesar 50,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
disertakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji t Statistik
Uji t statistik digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji
statistik t dapat dilihat pada tabel 4.13, jika nilai probability t lebih
kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai
probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.13 Hasil Uji t Statistik
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std.
Error Beta t Sig.
(Constant) 27.489 7.231 3.802 .000
Pngthuan .536 .220 .302 2.436 .019
Sas .192 .175 .115 1.102 .082
Pnghsln .233 .131 .226 1.776 .276
1
Stempbyrn .661 .108 .626 6.096 .000
a. Dependent Variable: kesadaran
Sumber: Data primer yang diolah
63
Hasil Uji Hipotesis 1:
Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kesadaran
Kewajiban Perpajakan Pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel
pengetahuan wajib pajak mempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,019. Hal ini berarti menerima Ha1, sehingga variabel pengetahuan
wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah karena
tingkat signifikansi yang dimiliki variabel pengetahuan wajib pajak
lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 2:
Pengaruh Pemahaman Sistem Self Assessment Terhadap
Kesadaran Kewajiban Perpajakan Pada Sektor Usaha Kecil dan
Menengah.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel pemahaman
sistem self assessment mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,082.
Hal ini berari menolak Ha2, sehingga variabel pemahaman sistem self
assessment tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah karena
tingkat signifikansi yang dimiliki variabel pemahaman sistem self
assessment lebih besar dari 0,05.
64
Hasil Uji Hipotesis 3:
Pengaruh Tingkat Penghasilan Wajib Pajak Terhadap Kesadaran
Kewajiban Perpajakan Pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel tingkat
penghasilan wajib pajak mempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,276. Hal ini berari menolak Ha3, sehingga variabel tingkat
penghasilan wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tingkat
penghasilan wajib pajak lebih besar dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 4:
Pengaruh Kemudahan Dalam Melakukan Sistem Pembayaran
Perpajakan Terhadap Kesadaran Kewajiban Perpajakan Pada
Sektor Usaha Kecil dan Menengah.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel pengaruh
kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berari
menerima Ha4, sehingga variabel pengaruh kemudahan dalam
melakukan sistem pembayaran perpajakan berpengaruh secara
signifikan terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha
kecil dan menengah karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel
tingkat penghasilan wajib pajak lebih kecil dari 0,05.
65
Berdasarkan tabel 4.13, maka diperoleh persamaan regresi
adalah sebagai berikut:
Y = 27,489+0,536X1+0,192X2+0,233X3+0,661X4+e
Maka, apabila setiap peningkatan pengetahuan wajib pajak
(X1) satu satuan maka kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor
usaha kecil dan menengah akan meningkat sebesar 0,536 per tahun,
kemudian setiap peningkatan pemahaman sistem self assessment (X2)
satu satuan maka kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha
kecil dan menengah akan meningkat sebesar 0,192 per tahun. Setiap
peningkatan tingkat penghasilan wajib pajak (X3) satu satuan maka
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah akan meningkat sebesar 0,233 per tahun, kemudian setiap
peningkatan tingkat kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran
perpajakan (X4) satu satuan maka kesadaran kewajiban perpajakan
pada sektor usaha kecil dan menengah akan meningkat sebesar 0,661.
c. Hasil Uji Simultan (Uji F)
Uji Simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikan 0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.14, jika
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak
66
H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.14 Hasil Uji Simultan
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 316.055 4 79.014 13.574 .000a
Residual 261.945 45 5.821 1
Total 578.000 49
a. Predictors: (Constant), pngthuan, sas, pnghsln, stempbyrn
b. Dependent Variable: kesadaran
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 5:
Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Pemahaman Sistem Self
Assessment, Tingkat Penghasilan Wajib Pajak, Kemudahan
Dalam Melakukan Sistem Pembayaran Perpajakan Terhadap
Kesadaran Kewajiban Perpajakan Pada Sektor Usaha Kecil dan
Menengah.
Hasil uji hipotesis 8 dapat dilihat pada tabel 4.14 nilai F diperoleh
sebesar 13,574 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha5 diterima, sehingga variabel
pengetahuan wajib pajak, variabel pemahaman sistem self assessment,
variabel tingkat penghasilan wajib pajak, variabel kemudahan dalam
melakukan sistem pembayaran perpajakan berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada
sektor usaha kecil dan menengah.
67
C. Pembahasan
1. Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak
Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa
tingkat signifikansi variabel pengetahuan wajib pajak sebesar 0,019, lebih
kecil dari 0,05, sehingga pengetahuan wajib pajak berpengaruh terhadap
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah.
Dengan demikian, semakin tinggi pengetahuan wajib pajak tentang
perpajakan maka akan semakin tinggi tingkat kesadaran kewajiban
perpajakan, sedangkan semakin rendah pengetahuan wajib pajak maka
semakin rendah tingkat kesadaran kewajiban perpajakannya. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurseto
(2002) dan Siti Qomaria (2008)
2. Pengaruh Pemahaman Sistem Self Assessment
Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa
tingkat signifikansi variabel pemahaman sistem self assessment sebesar
0,082, lebih besar dari 0,05, sehingga pemahaman sistem self assessment
tidak terlalu berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada
sektor usaha kecil dan menengah. Hal ini dapat disebabkan karena,
walaupun wajib pajak paham tentang sistem self assessment belum tentu
berpengaruh terhadap tingkat kesadaran kewajiban perpajakan,
dikarenakan semakin paham seseorang tentang sistem self assessment akan
berusaha untuk membayar pajak tidak sesuai dengan jumlah pajak yang
terhutangnya. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
68
yang dilakukan oleh Maria Ulfa Malik (2007) yang menyatakan bahwa
pemahaman sistem self assessment berpengaruh terhadap kewajiban
perpajakan
3. Pengaruh Tingkat Penghasilan Wajib Pajak
Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa
tingkat signifikansi variabel tingkat penghasilan wajib pajak sebesar 0,276,
lebih besar dari 0,05, sehingga tingkat penghasilan wajib pajak tidak
berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha
kecil dan menengah. Hal ini dapat disebabkan karena semakin tinggi
tingkat penghasilan wajib pajak belum tentu tingkat kesadaran dalam
membayar pajak semakin tinggi, dikarenakan semakin tinggi penghasilan
seseorang tentu saja semakin tinggi pula jumlah pajak yang harus dibayar.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yusrinillah (2006), yang menyatakan bahwa tingkat penghasilan wajib
pajak tidak terlalu berpengaruh terhadap motivasi memenuhi kewajiban
pajak.
4. Pengaruh kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan
Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa
tingkat signifikansi variabel kemudahan dalam melakukan sistem
pembayaran perpajakan sebesar 0,000, lebih besar dari 0,05, sehingga
kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan berpengaruh
terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah. Hubungan antara pengaruh kemudahan dalam melakukan
69
70
sistem pembayaran perpajakan dengan kesadaran dalam membayar pajak
adalah positif. Dikarenakan semakin mudah sistem pembayaran
perpajakan, maka semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak dalam
melakukan pembayaran pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Leli Agesti (2007), yang menyatakan
bahwa modernisasi kantor pelayanan pajak dapat meningkatkan kepatuhan
wajib pajak.
5. Pengaruh pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self assessment,
tingkat penghasilan wajib pajak, kemudahan dalam melakukan sistem
pembayaran perpajakan terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada
sektor usaha kecil dan menengah.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengetahuan wajib pajak,
pemahaman sistem self assessment, tingkat penghasilan wajib pajak,
kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan berpengaruh
secara simultan dan signifikan terhadap kesadaran kewajiban perpajakan
pada sektor usaha kecil dan menengah. Dengan demikian, semakin tinggi
tingkat pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self assessment, dan
kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan maka tingkat
kesadaran kewajiban perpajakan semakin tinggi. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fery Dwi Prasetyo
(2006).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan
wajib pajak, pemahaman sistem self assessment, tingkat penghasilan wajib
pajak, kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan terhadap
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah.
Responden penelitian ini berjumlah 50 orang pemilik usaha kecil dan
menengah yang terletak di Jakarta Selatan. Berdasarkan dari data yang telah
dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan
dengan menggunakana model regresi berganda, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan wajib pajak berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban
perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah. Hasil penelitian ini
mendukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurseto
(2002) dan Siti Qomaria (2008) yang menyatakan bahwa pengetahuan
wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesadaran
wajib pajak
2. Pemahaman sistem self assessment tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah.. Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Maria Ulfa Malik (2007) yang
71
menyatakan bahwa pemahaman sistem self assessment berpengaruh
terhadap kewajiban perpajakan.
3. Tingkat penghasilan wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah. Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Yusrinillah (2006) yang menyatakan
bahwa tingkat penghasilan wajib pajak tidak terlalu berpengaruh
terhadap motivasi memenuhi kewajiban pajak.
4. Kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan
berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran kewajiban perpajakan
pada sektor usaha kecil dan menengah. Hasil penelitian ini mendukung
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Leli Agesti (2007)
yang menyatakan bahwa modernisasi kantor pelayanan pajak dapat
meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
5. Pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self assessment, tingkat
penghasilan wajib pajak, kemudahan dalam melakukan sistem
pembayaran perpajakan berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah. Hasil penelitian ini signifikan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Fery Dwi Prasetyo (2006).
72
B. Implikasi
Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self assessment, tingkat
penghasilan wajib pajak, kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran
perpajakan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah. Kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah dapat
mencerminkan perilaku wajib pajak dalam melakukan pembayaran
perpajakan, jika kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan
menengah menurun, menyebabkan kepercayaan wajib pajak kepada kantor
pelayanan pajak menurun. Apabila hal ini terjadi terus menerus, maka akan
menyebabkan penerimaan negara dari sektor pajak akan menurun sehingga
akan mengakibatkan kerugian bagi negara.
Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa pengetahuan
wajib pajak dan kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan
berpengaruh secara simultan dan signifikan tergadap kesadaran kewajiban
perpajakan pada sektor usaha kecil menengah. Hal tesebut disebabkan oleh
beberapa hal antara lain pengetahuan wajib pajak tersebut membuat wajib
pajak menjadi paham dan peduli terhadap fungsi dari pajak itu sendiri dan
sadar terhadap peraturan mengenai pajak sehingga dapat meningakatkan
kesadaran kewajiban perpajakan pemilik usaha kecil dan menengah.
Sedangkan kemudahan dalam sistem pembayaran dianggap sangat membantu
wajib pajak agar tidak sulit dalam mengurus semua masalah perpajakan dan
73
tentunya hal tersebut menjadi pekerjaan rumah yang harus ditangani Kantor
Pelayanan Pajak agar semakin meningkatkan pelayanan dan memberikan
kemudahan pada wajib pajak untuk mengurus masalah perpajakannya.
Variabel lainnya yaitu pemahaman sistem self assesment dan
tingkat penghasilan wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil menengah. Hal
tersebut dimungkinkan dikarenakan pemahaman sistem self assessment tidak
memberikan dorongan untuk membayar pajak. Jadi pemahaman sistem self
assessment hanya sebuah pengetahuan dan tidak menimbulkan kesadaran
karena tidak berimplikasi mendorong maupun menarik minat wajib pajak
untuk sadar dalam bidang perpajakan. Sedangkan tingkat pengahasilan wajib
pajak tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesadaran
kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil menengah, karena seseorang
cenderung akan melakukan saving, sehingga menyebabkan tingkat kesadaran
dalam membayar pajak rendah.
C. Saran
Saran-saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel
independen lainnya, untuk mengetahui variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi dan memperkuat atau memperlemah variabel dependen.
74
75
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah usaha kecil dan
menengah serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya di
Jakarta Selatan saja tetapi di beberapa daerah lainnya, sehingga dapat
diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan data sekunder,
seperti melihat data di Departemen Koperasi untuk memperoleh data yang
lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Djawad.“Tanggapan Masyarakat Wajib Pajak Terhadap Informasi Perpajakan“, Jakarta, 2003
Abdul Hamid. “Buku Panduan Penulisan Skripsi“, Jakarta, 2007 Adriani. “Wikimedia”, artikel diakses tanggal 24 Maret 2010, dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak Anonim. “Kriteria Usaha Kecil dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20
Tahun 2008”, artikel diakses tanggal 18 July 2008 Antari Fawzia. “Seputar Sistem Pemungutan Pajak Di Indonesia“, artikel diakses
tanggal 9 November 2009, dari http://www.detikfinance.com/read/2009/11/09/085934/1237796/690/seputar-sistem-pemungutan-pajak-indonesia
Arief Rahman. “Pengaruh Pelatihan Oleh Balai Pelatihan Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Riau Terhadap Kinerja Pengelola Industri Kecil dan Menengah di Kota Pekanbaru”, artikel diakses tanggal 22 Februari 2009, dari http://da-rief.blogspot.com/2009/02/my-proposal.html
Badan Pusat Statistik. “Berita Resmi Statistik UKM”, artikel diakses tanggal 30
Mei 2008, dari http://www.scribd.com/doc/16888581/Berita-Resmi-Statistik-Ukm-Bps-2008
Chairudin. ”Hak dan Kewajiban Wajib Pajak”, artikel diakses tanggal 24 Maret 2010, dari http://slidepajak.wordpress.com/2010/03/24/hak-dan-kewajiban-wajib-pajak/
Chaizi Nasuha. “Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak“, Bandung, 2004 Desy. “Ciri-ciri Usaha UMKM Pengertian dan Ciri-ciri UMKM Usaha Mikro”,
artikel diakses tanggal 9 Maret 2009, dari http://chichimoed.blogspot.com/2009/pengertian-dan-kriteria-ukm.html
Dinas Pelayanan Pajak Pemprov DKI Jakarta. “Hak dan Kewajiban Wajib Pajak“, artikel diakses tanggal 4 Agustus 2007, dari http://dipenda.jakarta.go.id/modules/perundangan/item.php?itemid=30
Dudi. “Pajak, Pengertian dan Fungsinya”, artikel diakses tanggal 22 November
2008, dari http://dudiwahyudi.com/pajak/pajak-penghasilan/pajak-pengertian-dan-fungsinya.html
76
Ellya Rahmawati. “Analisis Pengaruh Pengalaman, Motivasi dan Pengharapan Wajib Pajak Badan Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak”, Skripsi UIN, Jakarta, 2008
Erly Suandi. “Hukum Pajak“, Salemba Empat, Jakarta, 2005 Fery Dwi Prasetyo. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilik Usaha
Kecil Menenengah Dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan Di Daerah Jogjakarta“, Skripsi UII, Jogjakarta, 2006
Imam Ghozali. “Aplikasi Multivariate Program SPSS“, Universitas Diponegoro,
Semarang, 2009 Leli Agesti. “ Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan Sesudah Modernisasi
Kantor Pelayanan Pajak”, Skripsi UIN, Jakarta, 2007 Indonesian Tax Review. “Fasilitas PPh Untuk UMKM“, Jakarta, 2010) Magnus Henrekson and Tino Sanandaji. ”Entrepreneurship and the Theory of
Taxation”, artikel diakses tanggal 1 September 2009, dari http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1089367
Mardiasmo. ”Akuntansi Perpajakan”, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2006 Mega Supriyatna. ”Pengaruh Penyuluhan Kualitas Pelayanan dan Pemeriksaan
Pajak Terhadap Tingkat Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Grogol Petamburan”, skripsi UIN, Jakarta 2008
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen“. Yogyakarta, 2004 Padila dan Prior.”Kesadaran”, artikel diakses tanggal 24 Maret 2010, dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadaran Paulo Freira. “Pengertian Kesadaran“, artikel diakses tanggal 24 Maret 2010,
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak Primandita Fitriandi, Tejo birowo, Yuda aryanto. ”Kompilasi Undang-undang
Perpajakan”, Salemba Empat: Jakarta, 2008
77
Pustaka.net. ”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Usaha Kecil Menengah Dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan di Daerah Jogjakarta”, artikel diakses tanggal 18 Desember 2008, dari http://pustaka.net/analisis.faktor.faktor.mempengaruhi.pemilik.usaha.kecil.menengah.dalam.pelaporan.kewajiban.perpajakan.di.daerah.jogjakarta.studi
Rahmah Liawati. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian
Prematur Atas Audit”, Skripsi UIN Jakarta, 2010 Ratni Zulaicha. ”Pengaruh Pendidikan dan Pekerjaan Terhadap Pembayaran Pajak
Bumi, Banyumas, 1993 Rika Wati. ”Pengaruh Audit Fee, Kesadaran Etis dan Locus Off Control
Terhadap Perilaku Auditor External”, Skripsi UIN, Jakarta, 2009 Rosita Indriyani, ”Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap
Pelaksanaan Sistem Self Assessment Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak”, Skripsi UIN, Jakarta, 2008
Siti Resmi. ”Perpajakan”, buku 1 edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2005 Soemitro. “Wikimedia”, artikel diakses tanggal 24 Maret 2010, dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak Sri Astuti, ”Pengaruh Faktor-faktor yang Melekat Pada Wajib Pajak Bumi dan
Bangunan Terhadap Kesadaran Perpajakan”, Skripsi UIN, Jakarta, 2008 Suparman. ”Catatan Praktek Perpajakan”, artikel diakses tanggal 8 April 2007,
dari http://pajaktaxes.blogspot.com/2007/04/pajak-adalah.html Sugiyono, ”Statistika untuk Penelitian”, Alfabeta, Jakarta, 2009 Susi Dianawati, ”Analisis Pengaruh Motivasi dan Tingkat Pendidikan Terhadap
kepatuhan wajib pajak”, Skripsi UIN, Jakarta, 2008 Tarjo. “Kepercayaan Wajib Pajak Terhadap Fiskus, Kesadaran Wajib Pajak
Terhadap Pentingnya Membayar Pajak, Rekayasa Akuntatnsi dan Kepatuhan Wajib Pajak, Surabaya, 2003
Tarjo dan Indra Kusumawati. ” Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi
Terhadap Pelaksanaan Self Assessment Sistem”, Riau, 2005 Tatiana Vanessa Rantung. ” Dampak Program Sunset Policiy Terhadap Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kemajuan Membayar Pajak”, Salatiga, 2009
78
79
Waluyo., “Akuntansi Perpajakan Indonesia”, Salemba Empat, Jakarta, 2007 Yusrinillah. ” Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan
Wajib Pajak terhadap Motivasi Memenuhi Kewajiban Pajak”, Skripsi UIN, Jakarta, 2006
HASIL UJI VALIDITAS
1. Uji Validitas Pengetahuan Wajib Pajak
Correlations PWP
00001 PWP 00002
PWP 00003
PWP 00004
PWP 00005
Pengetahuan
Pearson Correlation
1 .270 .317* .354* .334* .667**
Sig. (2-tailed) .058 .025 .012 .018 .000
PWP00001
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.270 1 .100 .100 .194 .519**
Sig. (2-tailed) .058 .490 .491 .178 .000
PWP00002
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.317* .100 1 .565** .323* .704**
Sig. (2-tailed) .025 .490 .000 .022 .000
PWP00003
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.354* .100 .565** 1 .586** .768**
Sig. (2-tailed) .012 .491 .000 .000 .000
PWP00004
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.334* .194 .323* .586** 1 .696**
Sig. (2-tailed) .018 .178 .022 .000 .000
PWP00005
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.667** .519** .704** .768** .696** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
pengetahuan
N 50 50 50 50 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
92
93
Correlations PWP
00001 PWP 00002
PWP 00003
PWP 00004
PWP 00005
Pengetahuan
Pearson Correlation
1 .270 .317* .354* .334* .667**
Sig. (2-tailed) .058 .025 .012 .018 .000
PWP00001
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.270 1 .100 .100 .194 .519**
Sig. (2-tailed) .058 .490 .491 .178 .000
PWP00002
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.317* .100 1 .565** .323* .704**
Sig. (2-tailed) .025 .490 .000 .022 .000
PWP00003
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.354* .100 .565** 1 .586** .768**
Sig. (2-tailed) .012 .491 .000 .000 .000
PWP00004
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.334* .194 .323* .586** 1 .696**
Sig. (2-tailed) .018 .178 .022 .000 .000
PWP00005
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.667** .519** .704** .768** .696** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
pengetahuan
N 50 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Uji Validitas Pemahaman Sistem Self Assessment
Correlations PSSA
0001 PSSA 0002
PSSA 0003
PSSA 0004
PSSA 0005
PSSA 0006
PSSA 0007
PSSA 0008
PSSA 0009 sas
Pearson Correlation
1 .414** .132 .135 .235 -.022 .272 .387** .054 .526**
Sig. (2-tailed)
.003 .360 .350 .100 .878 .056 .006 .711 .000
PSSA 0001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.414** 1 .037 .247 .144 -.088 .344* .291* .196 .536**
Sig. (2-tailed)
.003
.799 .084 .318 .544 .015 .040 .172 .000
PSSA 0002
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.132 .037 1 .271 .567** .385** .399** .151 .341* .597**
Sig. (2-tailed)
.360 .799
.057 .000 .006 .004 .295 .015 .000
PSSA 0003
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.135 .247 .271 1 .357* .220 .718** .409** .280* .656**
Sig. (2-tailed)
.350 .084 .057
.011 .124 .000 .003 .049 .000
PSSA 0004
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.235 .144 .567** .357* 1 .397** .482** .099 .273 .652**
Sig. (2-tailed)
.100 .318 .000 .011
.004 .000 .492 .055 .000
PSSA 0005
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
-.022 -.088 .385** .220 .397** 1 .197 -.038 .386** .453**
Sig. (2-tailed)
.878 .544 .006 .124 .004
.170 .792 .006 .001
PSSA 0006
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
94
Pearson Correlation
.272 .344* .399** .718** .482** .197 1 .527** .309* .776**
Sig. (2-tailed)
.056 .015 .004 .000 .000 .170
.000 .029 .000
PSSA 0007
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.387** .291* .151 .409** .099 -.038 .527** 1 .280* .568**
Sig. (2-tailed)
.006 .040 .295 .003 .492 .792 .000
.049 .000
PSSA 0008
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.054 .196 .341* .280* .273 .386** .309* .280* 1 .564**
Sig. (2-tailed)
.711 .172 .015 .049 .055 .006 .029 .049
.000
PSSA 009
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.526** .536** .597** .656** .652** .453** .776** .568** .564** 1
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000
sas
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
95
3. Uji Validitas Penghasilan Wajib Pajak
Correlations PNGH
0001 PNGH0002
PNGH0003
PNGH 0004 Penghasilan
Pearson Correlation
1 .426** .209 .212 .605**
Sig. (2-tailed) .002 .146 .138 .000
PNGH 00001
N 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.426** 1 .406** .568** .808**
Sig. (2-tailed) .002 .003 .000 .000
PNGH 0002
N 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.209 .406** 1 .299* .683**
Sig. (2-tailed) .146 .003 .035 .000
PNGH 0003
N 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.212 .568** .299* 1 .765**
Sig. (2-tailed) .138 .000 .035 .000
PNGH 0004
N 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.605** .808** .683** .765** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
penghasilan
N 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
96
4. Uji Validitas Kemudahan Dalam Melakukan Sistem Pembayaran
Correlations
KSP 0001
KSP 0002
KSP 0003
KSP
0004 KSP 0005
KSP 0006
KSP 0007
KSP 0008
Stem pbyrn
Pearson Correlation
1 .296* .354* .423** .377** .391** .328* .252 .684**
Sig. (2-tailed) .037 .012 .002 .007 .005 .020 .078 .000
KSP 0001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.296* 1 .056 .148 .342* .568** .252 -.005 .511**
Sig. (2-tailed) .037 .699 .306 .015 .000 .077 .972 .000
KSP 0002
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.354* .056 1 .653** .441** .196 .142 .492** .674**
Sig. (2-tailed) .012 .699 .000 .001 .172 .327 .000 .000
KSP 0003
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.423** .148 .653** 1 .571** .183 .306* .827** .809**
Sig. (2-tailed) .002 .306 .000 .000 .203 .031 .000 .000
KSP 0004
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.377** .342* .441** .571** 1 .451** .314* .257 .725**
Sig. (2-tailed) .007 .015 .001 .000 .001 .026 .072 .000
KSP 0005
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.391** .568** .196 .183 .451** 1 .131 -.063 .569**
Sig. (2-tailed) .005 .000 .172 .203 .001 .366 .666 .000
KSP 0006
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.328* .252 .142 .306* .314* .131 1 .284* .475**
Sig. (2-tailed) .020 .077 .327 .031 .026 .366 .045 .000
KSP 0007
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
97
Pearson Correlation
.252 -.005 .492** .827** .257 -.063 .284* 1 .603**
Sig. (2-tailed) .078 .972 .000 .000 .072 .666 .045 .000
KSP 0008
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.684** .511** .674** .809** .725** .569** .475** .603** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Stem pbyrn
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
5. Uji Validitas Kesadaran Kewajiban Perpajakan
Correlations KKP
0001 KKP0002
KKP0003
KKP0004
KKP0005
KKP0006
KKP0007
KKP 0008
KKP 0009
KKP 00010 ksdrn
Pearson Correlation
1 .385** .071 .151 .155 .341* .567** .051 .657** -.206 .503**
Sig. (2-tailed)
.006 .622 .295 .282 .015 .000 .726 .000 .150 .000
KKP 0001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.385** 1 .326* -.038 .142 .386** .397** .196 .360* .290* .607**
Sig. (2-tailed)
.006
.021 .792 .326 .006 .004 .172 .010 .041 .000
KKP 0002
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.071 .326* 1 .084 .592** .347* .069 .152 -.180 .770** .527**
Sig. (2-tailed)
.622 .021
.561 .000 .013 .634 .292 .210 .000 .000
KKP 0003
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
98
Pearson Correlation
.151 -.038 .084 1 .284* .280* .099 .328* .252 .142 .392**
Sig. (2-tailed)
.295 .792 .561
.045 .049 .492 .020 .077 .327 .005
KKP 0004
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.155 .142 .592** .284* 1 .354* .085 .252 -.005 .492** .527**
Sig. (2-tailed)
.282 .326 .000 .045
.012 .558 .078 .972 .000 .000
KKP 0005
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.341* .386** .347* .280* .354* 1 .273 .651** .109 .174 .616**
Sig. (2-tailed)
.015 .006 .013 .049 .012
.055 .000 .449 .227 .000
KKP 0006
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.567** .397** .069 .099 .085 .273 1 .140 .458** -.028 .488**
Sig. (2-tailed)
.000 .004 .634 .492 .558 .055
.331 .001 .848 .000
KKP 0007
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.051 .196 .152 .328* .252 .651** .140 1 .296* .354* .536**
Sig. (2-tailed)
.726 .172 .292 .020 .078 .000 .331
.037 .012 .000
KKP 0008
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.657** .360* -.180 .252 -.005 .109 .458** .296* 1 .056 .477**
Sig. (2-tailed)
.000 .010 .210 .077 .972 .449 .001 .037
.699 .000
KKP 0009
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
-.206 .290* .770** .142 .492** .174 -.028 .354* .056 1 .505**KKP 00010
Sig. (2-tailed)
.150 .041 .000 .327 .000 .227 .848 .012 .699
.000
99
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
.503** .607** .527** .392** .527** .616** .488** .536** .477** .505** 1
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .005 .000 .000 .000 .000 .000 .000
kesadaran
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
100
HASIL UJI RELIABILITAS
1. Uji Reliabiltas Pengetahuan Wajib Pajak
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.684 5
Case Processing Summary N %
Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all KKPiables in the procedure.
2. Uji Reliabilitas Pemahaman Sistem Self Assessment
Case Processing Summary N %
Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all KKPiables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.751 9
3. Uji Reliabilitas Penghasilan Wajib Pajak
Case Processing Summary
N %
Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all KKPiables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.664 4
4. Uji Reliabilitas Kemudahan Dalam Melakukan Sistem Pembayaran
101
Case Processing Summary N %
Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all KKPiables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.788 8
5. Uji Reliabilitas Kesadaran Kewajiban Perpajakan
Case Processing Summary N %
Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all KKPiables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.765 10
HASIL UJI REGRESI
102
KKPiables Entered/Removedb
Model KKPiables
Entered KKPiables Removed Method
1 pngthuan, sas, pnghsln, stempbyrna
. Enter
a. All requested KKPiables entered.
b. Dependent KKPiable: kesadaran
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .739a .547 .507 2.41267
a. Predictors: (Constant), sistempembayaran, penghasilan, pengetahuan, sas
b. Dependent KKPiable: kesadaran
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 316.055 4 79.014 13.574 .000a
Residual 261.945 45 5.821
1
Total 578.000 49
a. Predictors: (Constant), sistempembayaran, penghasilan, pengetahuan, sas
b. Dependent KKPiable: kesadaran
Coefficientsa
103
104
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 27.489 7.231 3.802 .000
pngthuan .536 .220 .302 2.436 .019 .657 1.522
sas .233 .131 .226 1.776 .082 .625 1.089
pnghsln .192 .175 .115 1.102 .276 .918 1.600
1
stempbyrn .661 .108 .626 6.096 .000 .954 1.048
a. Dependent KKPiable: kesadaran
RESP PWP SAS PWP P1 P2 P3 P4 P5 TO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 TO P1 P2 P3 P4 TO 1 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 4 4 4 5 172 5 5 5 5 5 25 5 2 5 5 5 4 5 5 5 41 4 5 5 5 193 4 5 5 5 5 24 4 4 5 4 4 3 4 4 4 36 5 5 4 4 184 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 4 5 5 185 5 5 5 5 5 25 4 3 5 5 5 5 5 4 5 41 3 5 4 5 176 5 5 5 4 4 23 4 4 5 4 4 4 4 4 5 38 4 5 4 4 177 5 5 5 5 5 25 4 4 5 4 4 4 4 4 5 38 5 5 4 5 198 4 3 4 4 5 20 4 4 3 4 4 4 5 5 4 37 3 4 4 4 159 4 4 4 5 4 21 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37 3 4 4 3 1410 5 5 5 5 5 25 4 4 5 4 5 5 4 4 5 40 3 4 4 4 1511 5 4 5 5 5 24 4 4 4 4 3 4 3 5 5 36 5 4 4 4 1712 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 4 3 2 1313 3 4 3 3 4 17 5 5 4 5 4 3 5 4 3 38 4 5 5 5 1914 4 4 4 4 4 20 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 4 5 4 5 1815 4 4 5 5 4 22 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35 5 4 3 4 1616 5 5 3 3 4 20 2 5 5 5 5 5 5 3 5 40 5 4 3 4 1617 4 4 5 5 5 23 4 4 4 4 5 3 4 4 4 36 5 5 5 4 1918 5 4 4 4 4 21 2 4 4 4 4 5 4 4 5 36 4 4 4 4 1619 5 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37 3 3 4 2 1220 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 5 5 3 5 1821 4 5 4 5 4 22 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37 4 4 4 4 1622 5 5 5 5 5 25 4 5 5 5 4 5 5 5 5 43 2 4 2 4 1223 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 5 4 4 2 1524 5 5 5 5 5 25 3 5 5 5 5 5 5 4 5 42 5 3 3 2 1325 5 4 5 5 5 24 5 4 4 5 4 5 4 5 5 41 5 4 4 4 17
Bersambung ke halaman selanjutnya
88
lanjutan RESP PWP SAS PWP P1 P2 P3 P4 P5 TO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 TO P1 P2 P3 P4 TO 26 5 5 5 4 5 24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 4 4 4 4 1627 4 4 5 5 5 23 4 5 4 5 4 3 5 5 4 39 4 4 4 4 1628 4 5 3 4 5 21 4 4 5 4 5 3 4 5 4 38 4 4 4 5 1729 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 4 4 4 4 1630 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 3 3 3 4 1331 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 4 4 4 4 1632 5 4 5 5 5 24 4 5 4 5 4 3 5 5 5 40 4 4 5 2 1533 4 4 4 4 4 20 2 2 4 5 4 4 4 4 4 33 4 4 4 4 1634 4 5 4 4 5 22 2 1 5 4 4 5 4 4 4 33 5 5 5 5 2035 4 5 4 4 5 22 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37 4 4 4 4 1636 5 5 5 5 5 25 4 5 5 5 5 5 5 5 5 44 4 3 3 4 1437 5 3 5 5 5 23 4 5 3 4 3 3 4 5 5 36 4 5 4 5 1838 5 5 5 5 4 24 4 4 5 3 5 5 4 5 5 40 4 4 2 4 1439 5 5 5 5 5 25 4 4 5 4 4 4 4 4 5 38 4 4 2 4 1440 5 4 5 4 4 22 4 4 4 4 5 4 4 4 5 38 5 5 5 5 2041 4 5 5 4 4 22 4 5 5 4 5 4 4 4 4 39 4 4 4 4 1642 5 4 5 4 4 22 4 4 4 4 5 4 4 4 5 38 4 4 3 4 1543 5 4 5 5 5 24 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37 4 4 4 4 1644 4 4 5 5 4 22 4 4 4 5 5 5 4 4 4 39 4 4 4 4 1645 4 3 5 5 5 22 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 4 4 4 4 1646 4 5 5 5 5 24 4 4 5 4 5 5 4 4 4 39 4 4 2 2 1247 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 5 4 5 1848 4 4 5 5 5 23 4 3 4 4 4 5 4 4 4 36 4 4 4 4 1649 5 5 3 5 5 23 3 5 5 5 5 3 5 5 5 41 5 5 4 4 1850 5 3 4 5 5 22 4 4 5 5 5 5 5 5 5 43 3 4 4 4 15
89
RESP KSP KKP P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 TO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TO 1 5 4 5 5 5 3 5 5 37 4 4 5 5 5 5 3 5 4 5 452 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 403 3 4 3 3 4 4 5 3 29 4 3 3 5 3 3 4 3 4 3 354 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 405 4 4 5 5 4 4 4 5 35 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 436 5 5 3 3 4 5 3 3 31 5 5 3 3 3 5 5 5 5 3 427 4 4 5 5 5 5 4 5 37 4 3 5 4 5 4 5 4 4 5 438 5 4 4 4 4 4 4 4 33 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 439 5 4 4 4 4 4 4 4 33 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4210 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4011 4 5 4 5 4 4 4 5 35 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4312 5 5 5 5 5 4 5 5 39 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4913 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5014 5 5 5 5 5 5 4 5 39 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4915 5 4 5 5 5 4 5 5 38 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4716 5 5 4 4 5 5 5 4 37 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4917 4 4 5 5 5 4 5 5 37 4 3 5 5 5 4 4 4 4 5 4318 4 5 4 4 5 5 5 4 36 5 3 3 5 4 4 5 4 5 3 4119 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5020 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4021 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5022 5 4 5 5 5 4 5 5 38 4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 4523 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4024 4 5 5 4 5 4 4 4 35 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4525 4 5 4 4 5 4 4 4 34 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 42
Bersambung ke halaman selanjutnya
90
91
Lanjutan RESP KSP KKP P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 TO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TO 26 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5027 5 3 5 5 5 3 5 5 36 3 3 5 5 5 5 3 5 3 5 4228 5 5 5 5 4 5 5 5 39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5029 5 5 5 5 5 4 4 5 38 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4730 5 4 5 4 4 5 4 4 35 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4531 4 5 5 4 4 5 4 4 35 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4532 5 4 5 4 4 5 4 4 35 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4533 5 4 5 5 5 4 4 5 37 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4534 4 4 5 5 4 5 4 5 36 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4535 4 3 5 5 5 4 3 5 34 3 4 5 3 5 4 4 4 3 5 4036 4 5 5 5 5 5 4 5 38 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4737 4 4 5 4 4 4 4 4 33 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4238 4 4 5 5 5 4 4 5 36 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4439 5 5 3 5 5 5 5 5 38 5 3 3 5 5 5 5 5 5 3 4440 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5041 4 4 4 4 3 3 5 5 32 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4742 5 4 4 4 4 5 5 5 36 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4743 5 4 4 5 4 4 4 5 35 5 3 5 4 5 4 4 5 4 4 4344 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4145 4 4 4 4 4 4 4 5 33 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4646 4 4 4 4 4 3 4 4 31 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4347 3 4 4 4 4 3 4 5 31 5 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4348 5 5 5 5 5 5 5 4 39 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4349 5 5 5 5 5 5 4 5 39 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4450 4 4 4 4 2 2 4 5 29 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 46
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/I Responden
Di tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa program Strata Satu
(S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya :
Nama : Mufti Rahmatika
Nomor HP : 085692549888
NIM : 106082002637
Fak/Jur : Ekonomi/Akuntansi
Dalam rangka penelitian untuk sripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kesadaran Kewajiban Perpajakan Pada
Sektor Usaha Kecil dan Menengah”, maka saya memohon bantuan dari
Bapak/Ibu/Sdr/I untuk berkenan mengisi kuisioner yang dilampirkan bersama surat
ini.
Saya berharap Bapak/Ibu/Sdr/I bisa meluangkan sedikit waktunya untuk
mengisi kuisioner penelitian ini berdasarkan penilaian pribadi sehingga dapat
memberikan hasil yang semaksimal mungkin bagi semua pihak. Ketelitian dan
kelengkapan jawaban Bapak/Ibu/Sdr/I sangat saya harapkan karena jika terdapat salah
satu nomor yang tidak diisi maka kuisioner dianggap tidak berlaku. Data yang
diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian sehingga akan saya
jaga kerahasiannya sesuai dengan etika penelitian.
Atas kesediaan bapak/Ibu/Sdr/I meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini saya sampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya.
Pembimbing 1 Pembimbing 2 Hormat Saya
Dr.Amilin,SE,Ak,M.Si Afif Sulfa, SE, M.Si, Ak. Mufti Rahmatika
NIP: 19730615 200501 1 009
81
Karakteristik Responden :
Berilah tanda silang (X) sesuai dengan jawaban yang dipilih.
Nama Responden : …………………………..
Umur Responden : …………………………..
Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki
( ) Perempuan
Pendidikan Terakhir : ( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) S1
( ) Lainnya
Lama Usaha yang dijalani : ( ) <2 tahun
( ) 2-4 tahun
( ) 4-6 tahun
( ) 6-8 tahun
( ) >8 tahun
Laba Bersih Sebulan ( ) < Rp. 5.000.000
( ) Rp. 5.000.000- Rp. 10.000.000
( ) Rp. 10.000.000- Rp 15.000.000
( ) Rp. 15.000.000- Rp. 20.000.000
( ) > Rp. 20.000.000
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr/I pilih di lembar
jawaban yang telah disediakan. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu/Sdr/I yang sebenarnya.
Point Penilaian:
Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
Tidak Setuju (TS) : 2
Kurang Setuju (KS) : 3
Setuju (S) : 4
Sangat Setuju (SS) : 5
82
1. Pengetahuan wajib pajak
No Pertanyaan STS TS KS S SS
1. Wajib pajak harus mempunyai
pengetahuan mengenai peraturan
perpajakan.
2. Wajib pajak sebagai penghitung
jumlah pajak yang terhutang.
3. Wajib pajak menggunakan tarif
pajak yang sesuai dengan
peraturan pajak yang berlaku.
4. Wajib pajak harus mengetahui
informasi terbaru tentang pajak.
5. Semakin tinggi tingkat
pendidikan Wajib pajak semakin
luas pengetahuan Wajib pajak
mengenai peraturan yang
berlaku.
2. Tingkat pemahaman tentang sistem self assessment
No Pertanyaan STS TS KS S SS
6. Wajib pajak harus mempunyai
pengetahuan mengenai sistem
perpajakan.
7. Wajib pajak memiliki
kemampuan menghitung pajak
yang terhutang dengan benar.
8. Wajib pajak harus mempunyai
kemampuan untuk mengisi Surat
Pemberitahuan (SPT).
9. SPT merupakan alat untuk
melaporkan pajak dan
perhitungan pajak terhutang.
83
No Pertanyaan STS TS KS S SS
10. Wajib pajak harus melaporkan
pajak yang terhutang ke KPP.
11. SPT merupakan alat untuk
menghitung dan melaporkan
jumlah pajak terhutang.
12. Wajib Pajak diwajibkan
melunasi pajaknya dalam tahun
berjalan.
13. Berhasil atau tidaknya
pelaksanaan pemungutan pajak
tergantung pada wajib pajak
sendiri.
14. Wajib Pajak harus
mempertanggungjawabkan atas
jumlah pajak yang terhutang.
3. Tingkat penghasilan wajib pajak
No Pertanyaan STS TS KS S SS
15. Wajib Pajak membayar pajak
sesuai dengan jumlah pajak
terhutangnya.
16. Semakin lama Wajib Pajak
bekerja, maka penghasilan yang
diterima semakin besar.
17. Semakin besar penghasilan wajib
pajak maka semakin besar pula
jumlah pajak terhutang yang
harus dibayarkan.
18. Wajib pajak harus transparansi
dalam melaporkan jumlah pajak
yang terhutang.
84
4. Pengaruh kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran
No Pertanyaan STS TS KS S SS
19. Peraturan baru mengenai pajak
saya dapatkan dari media iklan,
koran maupun dari Kantor
Pelayanan Pajak.
20. Fiskus berkewajiban
memberitahukan peraturan baru
kepada wajib pajak apabila ada
peraturan baru perpajakan.
21. KPP memberikan pelayanan
kepada wajib pajak secara
profesional.
22 Wajib pajak melakukan
pembayaran pajak terhutang di
tempat yang telah ditunjuk oleh
Dirjen Pajak.
23. Semakin mudah proses
pembayaran pajak, semakin
tinggi tingkat kesadaran
seseorang dalam membayar
pajaknya.
24. Penyuluhan pajak akan
bermanfaat terhadap peningkatan
kepatuhan wajib pajak.
25. Pemberian informasi tentang
pajak sangat penting hal ini
dikarenakan banyak masyarakat
yang belum mengetahui fungsi
dari pajak tersebut.
26. Dengan adanya penyuluhan oleh
ditjen pajak, akan meningkatkan
kesadaran wajib pajak
85
5. Kesadaran Kewajiban Perpajakan
No Pertanyaan STS TS KS S SS
27. Wajib pajak telah menggunakan
tarif pajak yang sesuai dengan
peraturan pajak yang berlaku.
28. Setiap pengusaha wajib
mempunyai Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP)
29. Wajib Pajak mempunyai hak
dalam membetulkan SPT.
30. Wajib pajak mempunyai
kewajiban dalam melaporkan
jumlah pajak terhutang.
31. Wajib pajak berhak mengajukan
permohonan pengembalian
(restitusi pajak) atas kelebihan
pembayaran pajak berdasarkan
peraturan yang berlaku.
32. Setiap pengusaha harus
melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai pengusaha
kena pajak.
33.
Pemberian Reward dan
Punishment diperlukan guna
meningkatkan kesadaran
pembayaran perpajakan oleh
pengusaha.
34. Setiap wajib pajak harus
mendaftarkan diri ke Kantor
Pelayanan Pajak yang berada
diwilayah kerjanya.
86
87
No Pertanyaan STS TS KS S SS
35. Membayar pajak merupakan
dorongan hati nurani saya.
36. Tingkat kepercayaan yang tinggi
terhadap fiskus dapat
meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya
pajak.