Author
hoangdien
View
228
Download
1
Embed Size (px)
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ANI YULIYANTI
NIM. 06412144003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)
SKRIPSI
Oleh:
ANI YULIYANTI 06412144003
Telah disetujui dan disahkan Pada tanggal 23 Desember 2010
Untuk dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta
Disetujui
Dosen Pembimbing
Rr. Indah Mustikawati, M.Si.,Ak. NIP. 196810141998022001
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul FAKTORFAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008) telah dipertahankan
di depan Dewan Penguji pada tanggal 14 Januari 2011 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Rr. Indah Mustikawati, M.Si.,Ak Ketua Penguji
Diana Rahmawati, M.Si Sekretaris
Dhyah Setyorini, M.Si.,Ak. Penguji Utama
Yogyakarta, 14 Januari 2011 Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,
Sardiman, A.M.,M.Pd. NIP. 19510523 198003 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah:
Nama : ANI YULIYANTI
NIM : 06412144003
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ekonomi
Judul Tugas Akhir : FAKTORFAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP AUDIT DELAY
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun
2007-2008)
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, tidak
terdapat karya/pendapat yang ditulis/diterbitkan orang lain, kecuali sebagai
acuan/kutipan dengan tata tulisan karya ilmiah yang lazim.
Dengan demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 14 Januari 2011 Yang menyatakan,
ANI YULIYANTI NIM. 06412144003
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kehidupan adalah serangkaian perjalanan serta pelajaran yang harus di
tempuh setiap manusia yang hidup di dunia
Syukurilah semua yang Allah berikan untuk kita,
janganlah pernah mengeluh dengan ujian yang sedang Allah berikan untuk
kita
(Ani Yuliyanti)
Kemenangan terbesar adalah:
ketika kita mengalahkan diri sendiri
(anonim)
PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini aku persembahkan untuk:
Bapak dan Ibuku yang telah membesarkanku dengan limpahan kasih sayang,
selalu mendoakan dan membimbingku serta selalu memberikan dukungan
baik secara moril dan materil sampai aku sebesar ini,
Simbah kakung dan simbah putri yang selalu mendoakan untuk
keberhasilanku,
Adikku Juli Mandana Putra
Dan Eko T.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2008)
Oleh:
ANI YULIYANTI NIM. 06412144003
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan,
Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas baik secara secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008.
Populasi dalam peneltian ini yaitu perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 20072008 yaitu sebanyak 139 perusahaan pada tahun 2007 dan 140 perusahaan pada tahun 2008 dengan sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 63 perusahaan. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder dengan metode dokumentasi. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu diadakan pengujian prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008 bahwa: 1) Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 3,964 lebih besar dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05; 2) Opini Auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 1,659 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,100 lebih besar dari 0,05; 3) Ukuran KAP mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 3,176 lebih besar dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05; 4) Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 0,802 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value 0,424 lebih besar dari 0,05; 5) Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 1,023 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,309 lebih besar dari 0,05; dan 6) Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan F hitung sebesar 6,053 lebih besar dari F tabel sebesar 2,790 atau P-value sebesar 0,000 lebh kecil dari 0,05. Model regresi berganda adalah Y = 26,514 + 0,327 X1 + 2,816 X2 + 5,353 X3 + 0,075 X4 + 0,097 X5, dan berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,201, berarti variabel bebas tersebut secara bersama-sama mempengaruhi 20,1% Audit Delay. Sebesar 79,9% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir
Skripsi yang berjudul FAKTORFAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008). Penulis menyadari
sepenuhnya, tanpa bimbingan dari berbagai pihak, Tugas Akhir Skripsi ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terimakasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. Rahmat Wahab, MA., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Sardiman A.M., M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta.
3. Rr. Indah Mustikawati, M.Si,Ak., Ketua Program Studi Akuntansi dan sekaligus
Pembimbing Skripsi yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian
dan memberikan masukan kepada penulis.
4. Dhyah Setyorini, M.Si, Ak., Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan
memberikan masukan kepada penulis dari awal hingga terselesaikannya skripsi
ini.
5. Bapak Ibu Dosen, khususnya Jurusan Akuntansi yang telah memberikan bekal
ilmu yang tak ternilai harganya kepada penulis selama belajar di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
6. Teman-teman seperjuangan Akuntansi NR-B angkatan 2006, sahabatku Poe,
Anita terimakasih untuk semuanya, senang sekali rasanya bisa mengenal kalian
semua.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
dorongan serta bantuan selama penyusunan tugas akhir ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada mereka yang
telah membantu menyelesaikan proses penulisan skripsi ini, Amin. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Yogyakarta, 14 Januari 2011 Penulis, Ani Yuliyanti NIM. 06412144003
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 9
D. Rumusan Masalah ................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 11
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 12
A. Deskripsi Teori ........................................................................ 12
1. Audit Delay ....................................................................... 12
2. Ukuran Perusahaan ........................................................... 13
3. Opini Auditor ................................................................... 15
4. Ukuran Kantor Akuntan Publik ........................................ 17
5. Solvabilitas ........................................................................ 20
6. Profitabilitas ..................................................................... 22
Halaman
7. Auditing ............................................................................ 23
8. Laporan Audit ................................................................... 30
9. Laporan keuangan ............................................................. 31
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 38
D. Paradigma Penelitian ............................................................... 43
E. Hipotesis Penelitian ................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 45
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 45
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 45
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 46
D. Definisi Operasional Variabel ................................................. 47
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 49
F. Teknik Analisis Data ............................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 56
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 56
1. Deskripsi Umum ............................................................... 56
2. Deskripsi Khusus .............................................................. 58
3. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................. 63
4. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................. 68
B. Pembahasan ............................................................................. 75
C. Keterbatasan Penelitian............................................................ 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 83
A. Kesimpulan ...................................................................................... 83
B. Saran ................................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 87
LAMPIRAN ................................................................................................. 89
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Prosedur dan hasil pemilihan sampel perusahaan.......................... 56
2. Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI tahun 2007 2008 .............................................................. 57
3. Statistik Deskriptif Data Audit Delay ............................................ 58
4. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Audit Delay ......................... 59
5. Statistik Deskriptif Data Ukuran Perusahaan................................. 59
6. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Ukuran Perusahaan............. 60
7. Distribusi Kategori Opini Auditor ................................................ 60
8. Distribusi Kategori Ukuran KAP .................................................. 61
9. Statistik Deskriptif Data Solvabilitas ............................................ 61
10. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Solvabilitas ......................... 62
11. Statistik Deskriptif Data Profitabilitas .......................................... 62
12. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Profitabilitas ....................... 63
13. Rangkuman Hasil Uji Linearitas ................................................... 65
14. Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas ....................................... 66
15. Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi .............................................. 68
16. Rangkuman Hasil Hipotesis Pertama............................................. 69
17. Rangkuman Hasil Hipotesis Kedua ............................................... 70
18. Rangkuman Hasil Hipotesis ketiga ................................................ 71
19. Rangkuman Hasil Hipotesis Keempat ........................................... 72
20. Rangkuman Hasil Hipotesis Kelima .............................................. 73
21. Rangkuman Hasil Hipotesis Keenam............................................. 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Paradigma Penelitian ........................................................................ 43
2. P-P Plot untuk Uji Normalitas Sebaran ........................................... 64
3. Scatter Plot untuk Uji Heteroskedastisitas ....................................... 67
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Sampel Perusahaan ................................................................... 89
2. Daftar Hasil Perhitungan Sampel........................................................ 90
3. Statistik Deskriptif ............................................................................... 104
4. Hasil Uji Prasarat Analisis ................................................................... 105
5. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................................... 108
6. Tabel Statistik ...................................................................................... 111
7. Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 112
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan
tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan
ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan
laporan keuangan. Menurut Suwardjono (2002:170), ketepatwaktuan informasi
mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan.
Dengan demikian, informasi yang memiliki prediksi tinggi dapat menjadi tidak
relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.
Menurut Belkaui (2001) dalam Arif Wicaksono (2009:3) laporan keuangan
merupakan suatu sumber informasi yang berperan penting dalam pengambilan
keputusan dan bertujuan sebagai media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan
berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai kinerja keuangan,
perubahan posisi keuangan, arus kas, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan
kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Bagi
yang berkepentingan dengan kondisi keuangan perusahaan, informasi yang akurat
dan tepat waktu sangat penting, karena turut menentukan langkah yang akan
diambilnya.
Salah satu kewajiban perusahaan manufaktur yang sudah go public adalah
mempublikasikan laporan keuangan yang telah disusun dengan standar akuntansi
keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar dalam Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Auditor memiliki tanggung jawab yang besar
dan tentunya hal ini membuat auditor untuk bekerja secara lebih profesional. Salah
satu kriteria profesionalisme auditor tampak dalam ketepatan waktu penyampaian
laporan auditannya (Imam Subekti dan Novi Wulandari, 2004 dalam Supriyati,
2007:109).
Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan
keuangan perusahaan bisa mempengaruhi pada nilai laporan keuangan tersebut.
Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar
modal, karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi
penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai
salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan
yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang
dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.
Jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal ditandatanganinya
laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut
dipublikasikan (Supriyati Yuliasri Rolinda, 2007:110), dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ketetapan waktu pelaporan merupakan catatan pokok laporan
yang memadai. Pemakai informasi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan
yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus
bersifat baru. Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk
menjelaskan perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin
mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.
Standar audit, menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS),
khususnya standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan
dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Selain itu, standar pekerjaan lapangan
memuat pernyataan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang
matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Yugo Trianto,
2006:2). Hal ini yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan
dilakukan, sehingga publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin
menjadi terlambat. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan
tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya
waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut
sebagai Audit Delay.
Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari
tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit
independen (Wiwik Utami, 2006:4). Audit Delay yang melewati batas waktu
ketentuan BAPEPAM, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan
keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut dapat
mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, sehingga
memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit.
Menurut penelitian Imam Subekti dan Widiyanti (2004) yang dikutip dari
Ardhi Dharma (2008), menyebutkan bahwa pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu
pelaporan ke BAPEPAM dari waktu antara tanggal laporan sampai tanggal opini
auditor membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari
yang ditetapkan BAPEPAM, terlihat masih banyak perusahaan publik yang belum
patuh terhadap peraturan informasi di Indonesia. Beberapa faktor yang kemungkinan
menyebabkan Audit Delay semakin lama, yaitu: Ukuran Perusahaan, Opini Auditor,
Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas.
Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang di ukur dari
besarnya total asset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Di mana
menurut Masud Machfoedz (1994:56) Ukuran Perusahaan dikategorikan menjadi
tiga yaitu: 1) Perusahaan Besar, 2) Perusahaan Menengah, 3) Perusahaan Kecil.
Hasil penelitian Sistya Rachmawati (2008:8), menunjukan bahwa Ukuran
Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa
semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan
sebaliknya semakin kecil Ukuran Perusahaan makan semakin panjang Audit Delay.
Hal ini disebabkan karena perusahaan besar biasanya memilki sistem pengendalian
internal yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan
laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan
keuangan. Namun, hal ini berbeda dengan pendapat Boynton dan Kell (1996:152)
dalam Wiwik Utami (2006:5) yang berpendapat bahwa, Audit Delay akan semakin
lama apabila Ukuran Perusahaan yang akan di audit semakin besar. Ini berkaitan
dengan semakin besar perusahaan maka semakin banyak jumlah sampel (anak
perusahaan) yang harus diambil maka semakin luas juga prosedur audit yang
dilakukan.
Opini Auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas
laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian Yugo Trianto (2006) pada
perusahaan go public tahun 2004 menemukan adanya hubungan positif antara Opini
Auditor dengan Audit Delay. Pada perusahaan yang tidak menerima pendapat
unqualified opinion akan menunjukan Audit Delay yang lebih panjang dibandingkan
dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion. Hal ini disebabkan
karena peusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion dianggap
sebagai kabar buruk, sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat.
Menurut Ainun Naim(1998) dalam Prabandari dan Rustiana (2007:31) menyatakan
bahwa variabel Opini Auditor di Indonesia menunjukan hasil yang kurang
memuaskan dimana pendapat akuntan publik tidak berpengaruh terhadap
ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Penelitian Supriyati Yuliasri Rolinda
(2007:123) juga menunjukan bahwa variabel Opini Auditor tidak berpengaruh
signifikan terhadap Audit Delay.
Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri
Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaanya.
Pengukuran Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi dua yaitu KAP the big four dan
KAP non the big four. Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:123) membuktikan bahwa
Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay. Ukuran Kantor
Akuntan Publik dikatakan dapat berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay,
karena sebagian besar perusahaan sudah menggunakan jasa audit Kantor Akuntan
Publik the big four yang dapat melakukan auditnya dengan cepat dan efisien. Selain
itu, Kantor Akuntan Publik the big four banyak mengeluarkan pendapat going
concern perusahaan dari pada Kantor Akuntan Publik non the big four, sehingga
banyak menarik klien. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa Ukuran Kantor
Auntan Publik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Akan tetapi hasil penelitian
Yugo Trianto (2006) mendapatkan hasil yang berbeda di mana Ukuran Kantor
Akuntan Publik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay, hal
ini terjadi karena baik KAP besar maupun KAP kecil memiliki standar yang sama
sesuai dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam melaksanakan
pekerjaan mereka.
Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua
kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang ataupun jangka pendek. Carlaw dan
Kaplan (1991) dalam Yugo Trianto (2006:35) menemukan pengaruh yang signifikan
antara Solvabilitas yang diukur dari Total Debt to Total Asset Ratio (TDTA)
terhadap Audit Delay. Proses pengauditan utang relatif membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengauditan ekuitas, khususnya apabila jumlah debt
holder-nya banyak. Namun, penelitian Sistya Rachmawati (2008:8) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2003-2005
menemukan bahwa variabel Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit
Delay. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dengan utang yang besar
ataupun perusahaan dengan utang kecil sama-sama tidak mempunyai pengaruh
terhadap lamanya Audit Delay.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu. Penelitian yang dilakukan Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go
public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 telah membuktikan
bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay.
Hal ini terjadi karena perusahaan yang mengumumkan Profitabilitas yang relatif
rendah mengacu pada kemunduran publikasi laporan keuangan yang telah diaudit.
Namun, penelitian Supriyati Yuliasri Rolinda (2007) mendapatkan hasil yang
berbeda, hasil penelitiannya menunjukan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap Audit Delay. Dalam penelitiannya banyak perusahaan yang
mengalami kenaikan profit namun kenaikan tersebut tidak begitu besar, apalagi ada
yang mengalami kerugian.
Penyampaian laporan keuangan secara berkala dari segi regulasi di Indonesia
menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 1996, BAPEPAM
mengeluarkan lampiran Keputusan Ketua Bapepem No.80/PM/1996, yang
mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan
keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada BAPEPAM
selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan (Sistya
Rahmawati, 2008:1). Sejak 30 September 2003, BAPEPAM semakin memperketat
peraturan dengan dikeluarkannya lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM
Nomor : Kep36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan
disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan
kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah
tanggal laporan keuangan tahunan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa
mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh
Yugo Trianto (2006) yang meneliti tentang Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Audit Delay (studi empiris pada perusahaan-perusahaan go public di
Bursa Efek Indonesia) tahun 2004 dengan menggunakan enam variabel yang diteliti
yaitu: Ukuran Perusahaan, Jenis Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP,
Solvabilitas dan Profitabilitas. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
yaitu dengan mengubah tahun penelitian yaitu menjadi tahun 2007-2008 dan dalam
penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengambil judul penelitian mengenai Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008).
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat di identifikasi berbagai masalah
sebagai berikut:
1. Pemenuhan standar audit oleh auditor bukan hanya berdampak terhadap
peningkatan kualitas audit, namun juga diduga berdampak terhadap lamanya
penyelesaian audit.
2. Lamanya proses pengauditan sering menyebabkan keterlambatan publikasi
laporan keuangan auditan.
3. Semakin besar Ukuran Perusahaan atau semakin kecil Ukuran Perusahaan belum
tentu menjamin Audit Delay semakin cepat.
4. Perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion atau pendapat selain
unqualified opinion belum tentu menjamin Audit Delay semakin cepat.
5. Sebagian besar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menggunakan
jasa KAP The Big Four untuk mengaudit laporan keuangannya, namun
pemilihan KAP The Big Four belum tentu menjamin Audit Delay semakin cepat
.
6. Kemampuan perusahaan untuk melunasi semua kewajibannya yang diukur
dengan penggunaan rasio Total Debt to Total Asset Rasio (TDTA) belum tentu
menjamin Audit Delay menjadi lebih cepat.
7. Profitabilitas yang rendah atau Profitabilitas yang tinggi belum tentu mengacu
pada kemunduran laporan keuangan auditan pada perusahaan atau membuat
Audit Delay lebih cepat.
C. Batasan Masalah
Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada dalam Audit
Delay, maka penulis akan memberikan batasan masalah dengan maksud agar tujuan
dari pembahasan dapat lebih terarah pada sasarannya. Adapun masalah yang penulis
bahas dalam penelitian ini hanya terbatas mengenai masalah faktor-faktor yang
diduga mempengaruhi Audit Delay, faktor-faktor tersebut antara lain: Ukuran
Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan
Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2007-2008.
D. Rumusan Masalah
Berangkat dari pembatasan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka
dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay?
2. Bagaimana pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay?
3. Bagaimana pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay?
4. Bagaimana pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay?
5. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay?
6. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor
Akuntan Publik, Solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap Audit Delay?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay.
2. Mengetahui pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay.
3. Mengetahui pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Delay.
4. Mengetahui pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay.
5. Mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay.
6. Mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor
Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas terhadap Audit Delay.
7.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut beberapa manfaat
penelitian ini.
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sebagai sarana pengembangan ilmu
pengetahuan yang secara teoritis dipelajari penulis diperkuliahan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi UNY
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan dan bahan
pembanding bagi mahasiswa yang ingin melakukan pengembangan
penelitian berikutnya di bidang yang sama di masa mendatang.
b) Bagi Auditor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh
auditor dalam melaksanakan auditnya agar dapat menyelesaikan laporan
auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh
BAPEPAM.
c) Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana yang bermanfaat dalam
mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang auditing dan laporan
keuangan serta Audit Delay.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Audit Delay
Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari
tanggal penutupan tahun buku, hingga tanggal diselesaikannya laporan audit
independen (Wiwik Utami, 2006:4). Menurut Dyer & McHugh (1975:206 dalam
Wiwik Utami, 2006:4) Auditors report lag is the open interval of number of
days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the
auditor report. Ketepatwaktuan penerbitan laporan keuangan audit merupakan
hal yang sangat penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang
menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Menurut
Lawrence dan Briyan (1988) dalam Yugo Trianto (2006:31) Audit Delay adalah
lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya,
yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya
laporan keuangan audit.
Perusahaan yang sudah go public harus menyerahkan laporan keuangan
tahunannya disertai dengan opini auditor kepada Bapepam. Peraturan Bapepam
tersebut diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang publikasi
laporan keuangan tahunan auditan yang bersifat wajib dengan batas waktu 120
hari dari akhir tahun fiskal sampai tanggal diserahkannya laporan keuangan yang
telah diaudit ke BAPEPAM. Namun, Sejak 30 September 2003, peraturan ini
diganti dengan peraturan baru dengan Nomor X.K.2 tentang kewajiban
penyampaian laporan keuangan ke Bapepam menjadi 90 hari.
Ketepatwaktuan merupakan kualitas yang berkaitan dengan ketersediaan
informasi pada saat dibutuhkan. Waktu antara tanggal laporan keuangan dan
laporan audit (Audit Delay) mencerminkan ketepatwaktuan penyampaian laporan
keuangan. Informasi yang sebenarnya bernilai tinggi dapat menjadi tidak relevan
kalau tidak tersedia pada saat dibutuhan. Ketepatwaktuan informasi mengandung
pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk
mempengaruhi atau membuat perbedaaan dalam keputusan. Informasi harus
disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar membantu
dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya
pengambilan keputusan tersebut (Zaki Baridwan, 2001:5).
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah menyatakan
pendapat apakah laporan keuangan klien sudah menyajikan secara wajar dalam
semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain
dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua
Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah
berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva
tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum
yang total aktivanya diatas seratus milyar.
Pada dasarnya Ukuran Perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu
perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan
perusahaan kecil (small firm). Xaf0 Penentuan perusahaan ini didasarkan pada
total asset perusahaan (Llangnp1035Masud Machfoedz, 1994). Kategori Ukuran
Perusahaan yaitu:
a. Perusahaan Besar Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun.
b. Perusahaan Menengah Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar
c. Perusahaan Kecil Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.
Faktor Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor yang sering diteliti
pada penelitian sebelumnya. Givoli dan Palmon (1982) dalam Prabandi dan
Rustiana (2007:29), dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan antara
Ukuran Perusahaan, kompleksitas perusahaan dan kualitas pengendalian internal
dengan Audit Delay. Ukuran Perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan
pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan
akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat
karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem
pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat
kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kemungkinan Ukuran Perusahaan dapat mempengaruhi waktu
penyelesaian audit.
3. Opini Audior
Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam
mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Pendapat auditor sangatlah penting bagi
perusahaan ataupun pihak-pihak lain yang membutuhkan hasil dari laporan
keuangan auditan. Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan
atas laporan keuangan auditan.
Ada lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor
(Mulyadi, 2002:20-22):
1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi
pembatasan dalam lingkup audit dan terdapat pengecualian yang signifikan
mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam
penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi
berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan
keuangan.
2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified
Opinion report with Explanatory Language)
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau telah sesuai
standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi yang
diterima umum, tetapi terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor
menambahkan suatu paragraf penjelasan (penjelasan lain) laporan audit,
meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas
laporan keuangan.
3) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan
audit apabila lingkup audit dibatasi klien, auditor tidak dapat melaksanakan
prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting
karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor,
laporan keuangan tidak disusun dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak ditetapkan
secara konsisten.
4) Pendapat tidak wajar (adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan
keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum
sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.
5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditor, maka
laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report).
Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat
adalah:
a) Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit.
b) Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya
Sebagai pemeriksa laporan keuangan auditor akan memberikan opini atas
laporan keuangan yang diauditnya. Opini yang dikeluarkan berdasarkan bukti
dan penemuan selama melaksanakan pekerjaan lapangan. Apabila selama
pelaksanaan pekerjaan lapangan auditor tidak menemukan masalah ataupun
bukti yang sangat menyimpang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum
maka auditor mungkin dapat dengan cepat menyelesaikan tugasnya dan
kemudian mengeluarkan opini audit yang sesuai dengan hasil yang diperoleh,
tetapi jika auditor menemukan penyimpangan karena laporan keuangan tidak
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum kemungkinan auditor akan
lebih banyak lagi mencari penyimpangan serta bukti-bukti lain yang akhirnya
dapat mempengaruhi penyelesaian waktu audit (Ardhi Dharma Yuana, 2008:
15). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemungkinan opini yang
dikeluarkan oleh auditor dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit.
4. Ukuran Kantor Akuntan Publik
Menurut SK. Menkeu No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997
sebagaimana telah diubah dengan SK. Menkeu No. 470/KMK.017/1999
tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Haryono Jusup (2001:19), Kantor Akuntan
Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalakan pekerjaannya.
Jumlah kantor akuntan publik di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
bertambah sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis. Dewasa ini
di seluruh Indonesia terdapat 448 kantor akuntan publik yang dapat digolongkan
menjadi kantor akuntan besar, sedang dan kecil. Kantor akuntan publik yang
tergolong besar hanya sedikit jumlahnya dan umumnya bekerjasama dengan
kantor-kantor akuntan besar yang berskala internasional. Sebagian besar terdiri
dari kantor-kantor akuntan publik kecil dengan wilayah operasi yang terbatas
(Haryono Jusup, 2001:19).
Struktur Kantor Akuntan Publik, Mengingat pekerjaan audit atas laporan
keuangan menuntut tanggungjawab yang besar, maka pekerjaan profesional
kantor akuntan publik menuntut indenpendensi dan kompetensi yang tinggi pula.
Indenpendensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias
tentang laporan keuangan yang diauditnya. Kompentensi memungkinkan auditor
untuk melakukan audit secara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas
indenpendensi dan kompentensi auditor, menyebabkan pemakai bisa
mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor. Oleh karena kantor akuntan
publik demikian banyak jumlahnya, maka tidaklah mungkin bagi pemakai
laporan untuk menilai independensi dan kompentensi masing-masing kantor
akuntan publik. Oleh karena itu struktur kantor akuntan publik akan sangat
berpengaruh terhadap hal ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya (Haryono
Jusup, 2001:20).
Bentuk usaha Kantor Akuntan Publik yang dikenal menurut hukum
Indonesia ada dua macam yaitu (Haryono Jusup, 2001:20) :
a. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Sendiri. Kantor Akuntan Publik bentuk ini menggunakan nama akuntan publik yang bersangutan.
b. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Kerjasama. Kantor Akuntan Publik bentuk ini menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan publik yang menjadi rekan/partner dalam Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan.
Auditor Empat Besar (The Big Four Auditors) adalah kelompok empat
firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani
mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup.
Menurut Yuliana dan Aloysia (2004:115) Kantor Akuntan Publik di Indonesia
dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non the big four.
Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia
adalah:
a. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja sama
dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan.
b. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang
bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya.
c. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan Kantor
Akuntan Publik Drs. Sarwoko dan Sanjoyo.
d. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama
dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hans Tuanokata.
Menurut Supriyati Yuliastri Rolinda (2007:114) Kantor Akuntan Publik
internasional atau yang di kenal dengan the Big Four dianggap dapat
melaksanakan auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih
tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik
yang besar memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan
auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya. Waktu audit
yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk
mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan
cepat maka untuk tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya.
Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat
membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu.
Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu kemungkinan dapat meningkatkan
reputasi kantor akuntan publik dan menjaga kepercayaan klien untuk memakai
jasanya kembali untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian besar kecilnya
Ukuran Kantor Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi waktu
penyelesaian audit laporan keuangan.
5. Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka
panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang utang
totalnya lebih besar dibandingkan total asetnya (Hanafi dan Halim, 1996).
Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh
perusahaan.
Supranoto (1990:198) disebutkan bahwa solvabilitas merupakan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada
saat jatuh tempo. Analisis solvabilitas difokuskan terutama pada reaksi dalam
neraca yang menunjukan kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang
tidak lancar.
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi
tolak ukur Solvabilitas diukur dengan rasio total debt to total asset ratio (TDTA)
yang membandingkan jumlah aktiva (total asset) dengan jumlah utang (baik
jangka pendek ataupun jangka panjang). Perhitungan solvabilitas dengan rasio
total debt to total asset (TDTA) sendiri di hitung dengan rumus:
100% UtangTotalAktiva TotalTDTA =
Penelitian Carlaw dan Kaplan (1991) dalam Yugo Trianto (2006),
menemukan pengaruh yang signifikan antara solvabilitas yang diukur dari rasio
total debt to total assets (TDTA) terhadap Audit Delay untuk perusahaan
sampelnya tahun 1988. Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to
assets ratio adalah pertama, bahwa total debt to total assets ratio
mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets
ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor
akan meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang
dapat dipercaya. Kedua, mengaudit hutang memerlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit utang lebih
melibatkan banyak staf dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dengan
demikian solvabilitas yang di ukur dengan total debt to total assets ratio dapat
mempengaruhi waktu penyelesaian audit.
6. Profitabilitas
Menurut Hanafi dan Halim (1996) Profitabilitas adalah ukuran mengenai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode
tertentu. Dalam Supranoto (1990) Profitabilitas adalah kemampuan suatu
kesatuan usaha (entity) untuk memperoleh laba.
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan
manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba
yang dihasilkan. Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari
penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (Profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun
saham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh
mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan
bagi perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan
dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana
perusahaan.
Penelitian ini melakukan perhitungan Profitabilitas dengan Return On
Asset Rasio (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi perusahaan
yang mengumumkan rugi atau profitabilitas yang rendah. Ini berkaitan dengan
akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap pengumuman rugi tersebut
bagi perusahaan.
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi
tolak ukur tingkat profitabilitas yaitu Return On Asset Rasio (ROA) yang
diproleh dengan persamaan berikut (Martono dan Agus Harjito, 2005):
100%Total
EBITROA =Asset
Keterangan :
Return on Asset (ROA) : Rasio Tingkat Profitabilitas
EBIT : Jumlah laba bersih perusahaan setelah pajak
Total Asset : Jumlah asset yang dimiliki perusahaan
Berdasarkan persamaan diatas, maka ROA merupakan perbandingan
antara jumlah laba yang dihasilkan terhadap asset yang digunakan, sehingga
menunjukan sejumlah perusahaan mampu untuk menghasilkan laba dari sumber
daya (asset) yang dimiliki. Dengan demikian kemungkinan Profitabilitas yang
diukur dengan Return on Asset dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit.
7. Auditing (Pengauditan)
a. Definisi Auditing (Pengauditan)
Menurut Haryono Jusup (2001:11), pengertian pengauditan dapat
diartikan sebagai berikut:
Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Mulyadi (2002:9), pengertian pengauditan dapat diartikan
sebagai berikut:
Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mencari bukti-bukti dengan cara objektif yang berkaitan dengan pernyataan-peryataan tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
Perlunya laporan keuangan diaudit karena (Asmara, 1996:7 dalam
Anggit Wasis Sejati, 2007:29):
1) Adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan dengan manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan tersebut
2) Laporan keuangan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan
3) Kerumitan data 4) Keterbatasan akses pemakai laporan keuangan terhadap catatan-catatan
akuntansi
b. Tujuan Audit
Tujuan umum suatu auditing atas laporan keuangan adalah
memberikan suatu pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal material, sesuai dengan
prinsip akuntansi berlaku umum. Dalam audit biasanya dirumuskan tujuan
khusus audit untuk setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Tujuan khusus ini berasal dari asersi-asersi yang dibuat manajemen dalam
laporan keuangan (Haryono Jusup, 2001:117).
c. Fungsi Audit
Berdasarkan sifatnya yang analisis, auditing mempunyai fungsi
memecah-mecah atau menguraikan informasi yang ada dalam laporan
keuangan untuk mencari bukti yang dapat mendukung pendapat auditor
mengenai kewajaran penyajian informasi tersebut.
Audit yang dilaksanakan auditor adalah suatu fungsi untuk menentukan
apakah laporan keuangan yang disusun manajemen telah memenuhi kriteria
yang telah disepakati bersama atau telah memenuhi ketentuan-ketentuan
yang telah digariskan dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU) dalam Yugo Trianto (2006).
Alasan utama adanya profesi auditor adalah untuk melakukan fungsi
pengesahan atau meyakinkan akan kewajaran laporan keuangan. Auditor
memberikan sumbangan berupa kepercayaan terhadap laporan keuangan
untuk dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pihak-pihak
pemakai laporan keuangan.
d. Jenis-Jenis Audit
Audit dikelompokan menjadi 3 golongan yaitu (Haryono Jusup,
2001:15):
1) Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan untuk
menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan yaitu
informasi kualitatif yang akan diperiksa dan dinyatakan sesuai dengan
kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Pada umumnya kriteria yang
digunakan adalah prinsip akuntansi berlaku umum, meskipun audit lazim
juga dilakukan atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan dasar
tunai atau dasar akuntansi lain yang cocok untuk organisasi yang diaudit.
Laporan keuangan yang diperiksa biasanya meliputi neraca, laporan laba-
rugi dan laporan arus kas termasuk catatan kaki (font mote).
2) Audit Kesesuaian
Audit kesesuaian adalah audit yang tujuannya untuk menentukan
apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu
yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Hasil audit kesesuaian
biasanya dilaporkan kepada seseorang atau pihak tertentu yang lebih
tinggi yang ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan kepada
pihak-pihak diluar perusahaan.
Audit kesesuaian untuk perusahaan swasta dapat berupa penentuan
apakah karyawan-karyawan di bidang akuntansi telah mengikuti
prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh kontroler perusahaan.
Manajemen biasanya merupakan pihak yang paling berkepentingan atas
hasil audit kesesuaian, dibandingkan dengan pihak-pihak lainnya.
3) Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian
dari prosedur dan metode yang ditetapkan suatu organisasi dengan tujuan
untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari audit
operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk
perbaikan operasi.
e. Standar Auditing
Standar auditing adalah sebagai ukuran mutu profesional auditor
independen dan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporan auditor standar tersebut meliputi (Haryono Jusup,
2001:53):
1) Standar Umum
a) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c) Dalam pelaksanaan auditor dan penyusun laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2) Standar Pekerjaan Lapangan
a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
3) Standar Pelaporan
a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b) Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya prinsip
akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
c) Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali yang dinyatakan lain dalam laporan audit.
d) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan
tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
f. Jenis-Jenis Auditor
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (Haryono Jusup,
2001:17):
1) Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit
harus diatas keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di
Indonesia audit dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk
pada pemerintah sehingga dapat diharapkan dapat melakukan audit
secara independen, namun demikian badan ini bukanlah badan yang
berdiri diatas pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan
keuangan negara.
2) Auditor Intern
Auditor intern adalah auditor yang bekerja didalam perusahaan
(perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya
adalah menentukan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
manajemen. Pada umumnya auditor intern wajib memberikan laporan
secara langsung kepada pimpinan tertinggi perusahaan atau pejabat tinggi
tertentu lainnya dalam perusahaan.
Tanggungjawab auditor intern pada berbagai perusahaan sangat
beranekaragam tergantung pada kebutuhan perusahaan yang
bersangkutan. Sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan
tugas rutin berupa audit kesesuaian. Agar dapat melakukan tugasnya
secara efektif, auditor intern harus independen terhadap fungsi-fungsi lini
dalam organisasi tempat ia bekerja, namun ia tidak dapat independen
terhadap perusahaannya karena ia adalah pegawai dari perusahaan yang
diauditnya.
3) Auditor Independen atau Akuntan Publik
Auditor independen atau sering disebut sebagai akuntan publik
adalah auditor yang mempunyai tanggung jawab melakukan fungsi
pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.
Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka
yaitu perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui
pasar modal, perusahaan-perusahaan besar, dan juga perusahaan-
perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan
mencari laba. Praktik sebagai akuntan publik harus dilakukan melalui
suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah mendapat izin dari
Departemen Keuangan. Seseorang baru akan memperoleh ijin berpraktek
sebagai akuntan publik apabila yang bersangkutan memenuhi beberapa
syarat yang telah ditentukan.
8. Laporan Audit
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam
berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya (Mulyadi, 2002:12). Dalam
laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan
keuangan auditan. Pendapat auditor biasanya disampaikan dalam bentuk tertulis
yang umumnya berupa laporan audit baku. Laporan audit baku terdiri dari tiga
paragraf yaitu: paragraf pengantar (introductory paragraph), paragraf lingkup
(scope paragraph), dan paragraf pendapat (opinion paragraph).
Menurut Haryono Jusup (2001:57) laporan audit adalah alat formal yang
digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan
keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Didalam
menerbitkan suatu laporan audit, auditor harus mematuhi keempat standar
pelaporan dalam standar auditing.
9. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Ada beberapa pengertian laporan keuangan menurut para ahli ekonomi:
1) Pengertian laporan keuangan menurut Mulyadi (2002:61) adalah suatu
penyajian data keuangan termasuk catatan yang menerimanya, bila ada,
yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi
(aktiva) dan/ atau kewajiban entitas pada saat tertentu atau perubahan
atas aktiva dan/atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2) Pengertian laporan keuangan menurut Zaki Baridwan (2004:11) adalah
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan
dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
3) Pengertian laporan keuangan menurut Haryono Jusup (2001:100) adalah
Suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila
ada yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi
(aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau
perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama periode waktu tertentu
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber
informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri,
kondisi perekonomian, pangsa perusahaan, kualitas menejemen dan lainya.
Jadi setiap perusahaan go public diwajibkan untuk mempublikasikan laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah terdaftar di Badan
Pengawasan Pasar Modal (Bapepam). Laporan keuangan terdiri dari:
1) Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah sebuah laporan tentang posisi keuangan perusahaan
pada titik waktu tertentu (Bringham & Houston, 2006:46). Persamaan
akuntansi (disebut juga identitas neraca) merupakan dasar sistem
akuntansi. Disisi kiri persamaan ini terkait dengan sumber daya yang
dikendalikan oleh perusahaan, atau aktiva sumber daya yang merupakan
investasi yang diharapkan untuk menghasilkan laba dimasa depan
melalui aktiva operasi sisi kanan persamaan ini yang mengidentifikasi
sumber pendanaan. Kewajiban (liability) merupakan pendanaan dari
kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas
aktiva. Ekuitas atau ekuitas pemegang saham (shareholders equity)
merupakan total dari (1) pendanaan yang menginvestasikan atau
dikontribusi oleh pemilik (modal kontribusi) dan (2) akuntansi laba yang
tidak dibagikan kepada pemilik (laba ditahan) sejak berdirinya
perusahaan.
2) Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan
dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, yang
biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun (Bringham & Houston,
2006:50). Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan
antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi
perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban,
untung, dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu.
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan dampak dari
aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan oleh perusahaan
pada arus kas selama satu periode akuntansi (Bringham & Houston,
2006:59). Tujuan pokok laporan arus kas adalah untuk memberikan
nformasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama
periode tertentu.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah sinyal
dari perusahaan yang menunjukan adanya informasi yang bermanfaat dalam
kebutuhan untuk pembuatan keputusan investor (Made Gede, 2004 dalam
Yugo Trianto, 2006). Hal ini berarti apabila penyampaian laporan keuangan
terlambat maka informasi yang didapat akan kehilangan relevansinya dan
secara tidak langsung sebagai sinyal buruk bagi perusahaan.
Menurut Ainun Naim (1988) tujuan umum laporan keuangan adalah:
1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan
2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha
dalam rangka memperoleh laba
3) Memberikan informasi keuangan yang membantu pemakai laporan dalam
menaksir potensi perusahaan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan
yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan buku
bersangkutan.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut adalah ringkasan dari penelitian terdahulu yang menjadi dasar dari
penelitian ini:
1. Penelitian yang dilakukan Supriyati Yuliastari Rolinda (2007)
Penelitain ini mengambil judul Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan
Finansial di Indonesia). Penelitian ini dilakukan dengan sampel penelitian
perusahaan manufaktur dan finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2004-2005 terhadap 36 sampel perusahaan, penelitian ini menggunakan
variabel independen Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio, Profitabilitas,
Ukuran KAP, Jenis Pendapat/Opini, dan Jenis Industri perusahaan. Hasil
penelitian berdasarkan analisis regresi menunjukan bahwa secara signifikan
Ukuran KAP dan Jenis Industri Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
Audit Delay, sedangkan Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio, Tingkat
Profitabilitas dan Jenis Pendapat/Opini menunjukan hipotesis yang diajukan
tidak dapat terbukti atau tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay.
Persamaan penelitian yang sekarang dengan penelitian yang sebelumnya
adalah sama-sama penelitian menggunakan variabel Ukuran KAP, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas dan Opini Auditor. Perbedaan penelitian sekarang
dengan penelitian diatas adalah penggunaan variabel independen yaitu Debt To
Equity Ratio dan Jenis Industry Perusahaan yang digunakan pada penelitian
terdahulu dan tahun penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan Yugo Trianto (2006)
Penelitian ini mengambil judul Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public
Di Bursa Efek Indonesia) tahun 2004 terhadap 243 sampel perusahaan go public
dengan menggunakan 6 variabel yang diteliti yaitu Ukuran Perusahaan, Jenis
Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas. Hasil
penelitiannya menunjukan bahwa secara simultan semua variabel independen
berpengaruh terhadap Audit Delay. Secara parsial Opini Auditor dan
Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay, sedangkan variabel
Ukuran Perusahaan, Jenis Perusahaan, Ukuran KAP dan Solvabilitas tidak
berpengaruh terhadap Audit Delay.
Persamaan penelitian yang sekarang dengan penelitian yang sebelumnya
adalah sama-sama menggunakan variabel Ukuran Perusahaan, Opini Auditor,
Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas. Sedangkan perbedaannya terletak
pada tahun penelitiannya yaitu penelitian sekarang menggunakan tahun
penelitian 2007-2008 dan perusahaan yang digunakan yaitu penelitian Yugo
Trianto menggunakan sampel seluruh perusahaan go publik sedangkan penelitian
sekarang hanya menggunakan perusahaan manufaktur.
3. Penelitian yang dilakukan Anggit Wasis Sejati (2007)
Penelitian ini mengambil judul Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Jakarta
Tahun 2003-2005 terhadap 270 perusahaan dalam satu tahunnya (total 810
perusahaan). Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu Ukuran Perusahaan,
Klasifikasi Industri, dan Laba/rugi Perusahaan. Hasil penelitin menunjukan
bahwa secara simultan variabel Ukuran Perusahaan, Klasifikasi Industri, dan
Laba/rugi Perusahaan berpengaruh positif terhadap Audit Delay, sedangkan
secara parsial hanya Laba/Rugi perusahaan yang berpengaruh signifikan
terhadap Audit Delay.
Persamaan penelitian yang sekarang dengan penelitian sebelumnya
adalah sama-sama menggunakan variabel dependen Audit Delay dan variabel
independen Ukuran Perusahaan. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel
indepennya yang digunakan yaitu karena dalam penelitian sebeumnya variabel
indepennya menggunakan variabel Laba/Rugi Perusahaan dan Klasifikasi
Industri. Penelitian terdahulu diambil pada periode tahun 2003-2005 sedangkan
penelitian sekarang diambil pada periode tahun 2007-2008.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008)
Penelitian ini mengambil judul Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal
Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2003-2005. Dalam penelitian ini
terdapat dua variable dependen yaitu Audit Delay dan Timeliness dengan lima
variabel independen yaitu Profitabilitas, Solvabilitas, Internal Auditor, Size
Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Hasil penelitian
menunjukan bahwa Size Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay sedangkan variabel
Profitabilitas, Solvabilitas, dan Internal Auditor tidak mempunyai pengaruh
terhadap Audit Delay.
Persamaan penelitian yang sekarang dengan dengan penelitian terdahulu
adalah sama-sama menggunakan variabel Size Perusahaan, Ukuran Kantor
Akuntan Publik (KAP), Profitabilitas, dan Solvabilitas dan sama-sama
menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu terletak
pada variabel dependen yang pada penelitian terdahulu menggunakan dua
variabel dependen yaitu Audit Delay dan Timeliness.
C. Kerangka Berpikir
Informasi yang relevan adalah informasi yang mempunyai predictable, feed
back value, dan tepat waktu (Smith dan Skousen, 1997 seperti yang dikutip dari
Anggit Wasis Sejati, 2007:41). Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan
keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, maksudnya untuk
menjelaskan perubahan didalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai
informasi pada waktu membuat prediksi dan keputusan. Sedangkan ketepatan waktu
pelaporan sendiri dipengaruhi oleh lamanya audit (Hendriksen, 1992 seperti yang
dikutip pada Anggit Wasis Sejati, 2007:41).
Beberapa faktor yang diduga dapat berpengaruh terhadap Audit Delay dalam
penelitian ini antara lain adalah Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor
Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas.
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay
Ukuran Perusahaan dapat dilhat dari total asset yang dimiliki perusahaan.
Hal yang mendasari hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Audit Delay
adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat
dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk
mengurangi Audit Delay dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat
oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat
berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh
karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi
tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal.
Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian
iternal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan
pekerjaannya. Penelitian yang telah dilakukan Imam Subekti dan Novi
Wulandari (2004), dalam Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:113) menunjukan
bahwa Ukuran Perusahaan dengan indikator total aktiva memiliki pengaruh yang
besar terhadap Audit Delay. Pengaruh ini ditunjukan dengan semakin besar nilai
aktiva perusahaan maka semakin pendek nilai Audit Delay dan sebaliknya jika
semakin kecil nilai aktiva perusahaan maka semakin panjang Audit Delay.
Hasil penelitian Sistya Rachmawati (2008:8), menunjukan bahwa Ukuran
Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti
bahwa semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan
sebaliknya semakin kecil Ukuran Perusahaan makan semakin panjang Audit
Delay. Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya sistem pengendalian internal
perusahaan besar sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam
penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan
audit laporan keuangan.
2. Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay
Imam Subekti dan Novi Wulandari (2004 ) dalam Supriyati Yuliasri
Rolinda (2007:115) membuktikan bahwa Audit Delay yang lebih panjang
dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion.
Hal ini dikarenakan proses pemberian pendapat selain unqualified opinion
tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang
lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit, sedangkan perusahaan
yang menerima pendapat unqualified opinion merupakan suatu berita yang baik
bagi perusahaan. Perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion akan
melaporkan laporan keuangan tepat waktu. Opini audit yang baik (unqualified
opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit
sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan dan tidak ada
penyimpangan material yang dapat mempengaruhi pengambilan suatu
keputusan.
Opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) merupakan
opini yang tidak diharapkan oleh semua manajemen. Semakin tidak baik opini
yang diterima oleh perusahaan maka semakin lama laporan keuangan auditan
dipublikasikan. Laporan keuangan yang disampaikan tidak tepat waktu
mencerminkan ketidakpatuhan perusahaan terhadap peraturan yang ada. Hasil
penelitian Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go public tahun 2004
menemukan adanya pegaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay. Pada
perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion akan
menunjukan Audit Delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan
yang menerima pendapat unqualified opinion.
3. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay
Kualitas audit diukur dengan Ukuran Kantor Akuntan Publik yang
dibedakan menjadi kantor akuntan publik yang masuk empat besar, dalam hal ini
the big four dan kantor akuntan publik non the Big Four. Dimana Kantor
akuntan publik empat besar cenderung untuk lebih cepat menyelesaikan tugas
audit yang mereka terima dan mengeluarkan pendapat yang going concern.
Kantor akuntan publik the big four lebih menginginkan untuk mengambil sikap
yang tepat dan mengeluarkan pendapat yang sesuai standar dan memiliki
kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan, kantor akuntan
publik besar cenderung menyajikan audit yang lebih cepat dibandingkan dengan
kantor akuntan publik non the big four karena mereka memiliki nama baik yang
dipertaruhkan (Prabandi dan Rustiana, 2007:31).
Kantor akuntan publik the big four umumnya mempunyai sumber daya
yang lebih besar sehingga dapat melakukan audit lebih cepat dan efisien. Hal ini
membuktikan pendapat bahwa perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan
publik the big four cenderung lebih cepat menyelesaikan auditnya bila
dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik non
the big four. Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:123) telah membuktikan bahwa
Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay studi empiris
pada perusahaan manufaktur dan finansial di Indonesia pada tahun 2004-2005
hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan sudah menggunakan jasa audit
Kantor Akuntan Publik the big four yang dapat melakukan auditnya dengan
cepat dan efisien.
4. Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay
Carlaw dan Kaplan (1991) dalam Yogo Trianto (2006:35) menemukan
hubungan yang signifikan antara rasio Total Debt to Total Asset (TDTA) dengan
Audit Delay. Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to assets
ratio adalah pertama, bahwa total debt to total assets ratio mengindikasikan
kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggi
akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan
perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya.
Kedua, mengaudit utang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak
staf dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dalam hal ini perusahaan
akan mengurangi resiko dengan mengundurkan publikasi laporan keuangannya
dan mengulur waktu dalam laporan auditnya. Ini memberikan tanda ke pasar
bahwa perusahaan dalam tingkat resiko yang tinggi. Dengan demikian, auditor
akan mengaudit laporan keuangan dengan lebih seksama dan membutuhkan
waktu yang relatif lama sehingga dapat membuat laporan keuangan terlambat
untuk dipublikasikan (Prabandari dan Rustiana, 2007:30).
5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay
Untuk menilai tingkat Profitabilitas perusahaan dilihat dari EBIT (laba
bersih sesudah pajak). Perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat
Profitabilitas yang rendah, maka akan membawa reaksi negatif terhadap pasar
dan turunnya penilaian atas kinerja perusahaannya. Sedangkan, perusahaan yang
mengumumkan laba yang tinggi akan berdampak positif terhadap penilaian
pihak lain atas kinerja perusahaannya. Penelitian Naim (1998) dalam Yugo
Trianto (2006:33) menunjukan bahwa tingkat Profitabilitas yang lebih rendah
memacu kemunduran publikasi laporan keuangan. Ada beberapa alasan yang
mendorong terjadinya kemunduran laporan publikasi yaitu pelaporan laba atau
rugi sebagai indikator good news atau bad news atas kinerja menejerial
perusahaan dalam setahun. Tinggi rendahnya Profitabilitas mempengaruhi lama
atau cepatnya penyampaian laporan keuangan seperti penelitian yang telah
dilakukan oleh Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go public yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 hasil penelitiannya telah membuktikan
bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay.
D. Paradigma Penelitian
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Ukuran Perusahaan(X1)
Opini Auditor (X2)
Ukuran KAP (X3)
Solvabilitas (X4)
Profitabilitas (X5)
Audit Delay (Y)
Keterangan :
: Pengaruh secara parsial X terhadap Y
: Pengaruh secara simultan X terhadap Y
E. Hipotesis Penelitian
1. Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.
2. Opini Auditor mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.
3. Ukuran Kantor Akuntan Publik mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-
2008.
4. Solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.
5. Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.
6. Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas
mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan
karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih.
Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian ex post facto, yaitu tipe
penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau
peristiwa (Indriantoro dan Supomo, 1999:27). Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui
pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan
prosedur statistik.
Tujuan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis dan menjelaskan
hubungan variabel-variabel yang diteliti yaitu Ukuran Perusahaan, Opini Auditor,
Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas sebagai variabel independen dan
variabel dependennya Audit Delay.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia yang diambil di Pusat Informasi Pasar Modal di Jln. Magelang No.
8A Yogyakarta, BEI dipilih sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan Bursa
Efek di Indonesia yang memiliki catatan historis yang panjang dan lengkap
mengenai perusahaan yang sudah go public. Penelitian dilakukan pada bulan
September tahun 2010.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang dilakukan
terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu sebagian dari populasi
atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian atau subset dari
populasi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar dalam BEI tahun 2007-2008.
Metode sampel yang diterapkan adalah metode purposive sampling yaitu
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah
penelitian. Alasan penggunaan metode purposive sampling didasari pertimbangan
agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria untuk diuji (Indriantoro dan
Supomo, 1999:131). Perusahaan diseleksi dengan kriteria sebagai berikut (Yugo
Trianto, 2006):
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki total aktiva lebih dari