15
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah 1 , Tiara Pratiwi 2 Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 174 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR Annisa Khoiriah 1 , Tiara Pratiwi 2 Prodi DIII Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Siti Khadijah Palembang 1,2 [email protected] 1 [email protected] 2 ABSTRAK Latar belakang: Asfiksia merupakan suatu dimana keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernafas secara spontan, teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya, sehingga dapat menurunkan O 2 (oksigen) dan mungkin meningkatkan CO 2 (karbondioksida) yang dapat dipengaruhi oleh umur ibu, persalinan premature, letak sungsang, serta partus lama/ partus macet sehingga menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tujuan: untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Di Bpm Herasdiana Palembang Palembang Tahun 2019. Metode: menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil: Pada variable umur ibu berdasarkan hasil uji statistic Chi Square didapatkan hasil ρ value = 0,001 < 0,05, pada hasil pada variable umur ibu, berdasarkan hasil uji statistic dengan Chi Square pada tingkat kemaknaan Hasil analisis bivariat dengan uji statistik Chi- square yang terdiri dari faktor umur ibu ρ value = 0,001, letak sungsang ρ value = 0,048 , prematuritas ρ value 0,001, ketuban pecah dini ρ value = 0,001 yang semuanya menunjukan ada hubungan bermakna terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Saran: bagi peneliti selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan variabel variabel lain yang dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat. Kata Kunci : Asfiksia, Umur Ibu, Prematuritas, Letak Sungsang, Partus Lama. ABTRACT Background: Asphyxia is a condition in which a newborn fails to breathe spontaneously and regularly soon after birth, so that the baby cannot enter oxygen and cannot excrete charcoal from his body, so it can reduce O2 (oxygen) and possibly increase CO 2 which can be influenced by the age of the mother, premature labor, breech location, and prolonged labor. cause adverse consequences in further life. Aim : The aim of this study was to determine the factors related to asphyxia to newborns at Bpm Herasdiana Palembang Hospital Year 2019. Method: This research method was an analytical survey with cross sectional approach. Results: In the age variable of the mother based on the results of the Chi Square statistical test, the results obtained ρ value = 0.001 <0.05, on the results of maternal age variables, based on the results of Chi Square statistical tests on the level of significance bivariate analysis results with Chi-square statistical test which consists of maternal age ρ value = 0.001, sungsang location ρ value = 0.048, prematurity ρ value 0.001, premature rupture of membranes ρ value = 0.001 which all show a significant relationship to the incidence of asphyxia in newborns. Suggestions: for future researchers It is expected that further researchers can conduct research with other variables that can produce more accurate results. Keyword : Asphyxia, Mother Age, Prematurity, Breech Location, Old Partus, Premature Rupture of Membranes.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 174

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA

PADA BAYI BARU LAHIR

Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi

2

Prodi DIII Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Siti Khadijah Palembang1,2

[email protected]

[email protected]

ABSTRAK

Latar belakang: Asfiksia merupakan suatu dimana keadaan pada bayi baru lahir yang

mengalami gagal bernafas secara spontan, teratur segera setelah lahir, sehingga bayi

tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya, sehingga dapat menurunkan O2 (oksigen) dan mungkin meningkatkan CO2 (karbondioksida)

yang dapat dipengaruhi oleh umur ibu, persalinan premature, letak sungsang, serta partus lama/ partus

macet sehingga menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tujuan: untuk

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Di Bpm

Herasdiana Palembang Palembang Tahun 2019. Metode: menggunakan survey analitik dengan

pendekatan cross sectional. Hasil: Pada variable umur ibu berdasarkan hasil uji statistic Chi Square

didapatkan hasil ρ value = 0,001 < 0,05, pada hasil pada variable umur ibu, berdasarkan hasil uji

statistic dengan Chi Square pada tingkat kemaknaan Hasil analisis bivariat dengan uji statistik Chi-

square yang terdiri dari faktor umur ibu ρ value = 0,001, letak sungsang ρ value = 0,048 , prematuritas

ρ value 0,001, ketuban pecah dini ρ value = 0,001 yang semuanya menunjukan ada hubungan

bermakna terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Saran: bagi peneliti selanjutnya Diharapkan

bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan variabel – variabel lain yang dapat

menghasilkan hasil yang lebih akurat.

Kata Kunci : Asfiksia, Umur Ibu, Prematuritas, Letak Sungsang, Partus Lama.

ABTRACT

Background: Asphyxia is a condition in which a newborn fails to breathe spontaneously and regularly

soon after birth, so that the baby cannot enter oxygen and cannot excrete charcoal from his body, so it

can reduce O2 (oxygen) and possibly increase CO2 which can be influenced by the age of the mother,

premature labor, breech location, and prolonged labor. cause adverse consequences in further life. Aim

: The aim of this study was to determine the factors related to asphyxia to newborns at Bpm

Herasdiana Palembang Hospital Year 2019. Method: This research method was an analytical survey

with cross sectional approach. Results: In the age variable of the mother based on the results of the

Chi Square statistical test, the results obtained ρ value = 0.001 <0.05, on the results of maternal age

variables, based on the results of Chi Square statistical tests on the level of significance bivariate

analysis results with Chi-square statistical test which consists of maternal age ρ value = 0.001,

sungsang location ρ value = 0.048, prematurity ρ value 0.001, premature rupture of membranes ρ value

= 0.001 which all show a significant relationship to the incidence of asphyxia in newborns.

Suggestions: for future researchers It is expected that further researchers can conduct research with

other variables that can produce more accurate results.

Keyword : Asphyxia, Mother Age, Prematurity, Breech Location, Old Partus, Premature Rupture of

Membranes.

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 175

PENDAHULUAN

Asfiksia merupakan suatu keadaan

pada bayi baru lahir yang mengalami gagal

bernafas secara spontan dan teratur segera

setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat

memasukkan oksigen dan tidak dapat

mengeluarkan zat asam arang dari

tubuhnya, sehingga dapat menurunkan O2

(oksigen) dan mungkin meningkatkan CO2

(karbondioksida) yang menimbulkan

akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.

Asfiksia dapat dibagi menjadi 3 yaitu,

asfiksia ringan, asfiksia sedang, dan

asfiksia berat ( Dewi. 2017).

Banyak faktor yang dapat

menimbulkan kejadian asfiksia pada bayi

baru lahir, baik itu faktor dari ibu seperti

primi tua, riwayat obstetrik jelek, grande

multipara, masa gestasi, anemia dan

penyakit ibu, ketuban pecah dini, partus

lama, panggul sempit, infeksi intrauterine,

faktor dari janin yaitu gawat janin,

kehamilan ganda, letak sungsang, letak

lintang, berat lahir, dan faktor dari

plasenta. Angka kejadian penyakit asfiksia

pada bayi di RSUD Pariaman bisa

tergolong tinggi, yaitu sebanyak 438 bayi.

(Rahmawati and Ningsih, 2016).

Ketuban pecah dini (KPD)

merupakan salah satu faktor risiko

terjadinya komplikasi persalinan. Semakin

lama KPD, semakin besar kemungkinan

terjadi komplikasi persalinan, sehingga

meningkatkan risiko terjadi asfiksia

(Wiradharma,2016). Berat badan lahir

merupakan bagian dari faktor neonatus

yang dapat menyebabkan asfiksia

neonatorum. Penelitian dilakukan secara

observasional analitik dengan pendekatan

retrospektif untuk mengetahui hubungan

antara berat badan lahir dan kejadian

asfiksia neonatorum yang menggunakan

data sekunder dari rekam medis pasien.

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-

Oktober 2015 di ruang NICU dan ruang

rekam medis RSUD Ulin Banjarmasin.

(Fajarwati,dkk, 2016). Asfiksia perinatal

masih merupakan masalah baik di negara

berkembang maupun dinegara maju dan

menyebabkan kematian sebesar 20% dari

bayi baru lahir. Keadaanhipoksia dan

iskemia yang terjadi akibat afiksia akan

menimbulkan gangguan padaberbagai

fungsi organ. Proses terjadinya gangguan

bergantung pada berat dan

lamanyahipoksia terjadi dan berkaitan

dengan proses reoksigenisasi jaringan

setelah proses hipoksiatersebut

berlangsung. Faktor risiko terjadinya

asfiksia pada bayi baru lahir terdiri

darifaktor ibu, faktor janin dan faktor

persalinan/kelahiran. (Manoe and Amir,

2017).

Kejadian gangguan pendengaran di

negara maju 1–3 dari 1000 kelahiran

hidup, sedangkan prevalensi gangguan

pendengaran di Indonesia ±4,2%,

penyebabnya antara lain asfiksia.

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 176

Identifikasi dini usia 3 bulan pertama

kehidupan dan intervensi optimal 6 bulan

pertama mencegah gangguan bicara,

bahasa, kognitif, personal sosial,

emosional, perilaku, akademik dan

keterbatasan kesempatan kerja.Tujuan.

Membuktikan asfifi ksia sebagai faktor

risiko gangguan pendengaran sensorineural

dengan mempertimbangkan prematuritas,

obat ototoksik, dan ventilator mekanik.

(Sarosa, Putranti and Setyarini, 2016).

Menurut Data World Health

Organization (WHO) memperkirakan

setiap tahunnya terdapat 3% (3,6 juta) bayi

mengalami asfiksia dari 120 juta bayi baru

lahir, diperkirakan hampir 1 juta bayi ini

meninggal, dari seluruh kematian bayi baru

lahir di Indonesia, 29% di sebabkan oleh

bayi berat lahir rendah, dan 27% asfiksia,

disebabkan oleh trauma lahir, tetanus

neonatorum, infeksi lain dan kelainan

kongenital (Wiknjosastro, 2016).

Angka kejadian asfiksia di Indonesia

penyebab kematian bayi adalah Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR), gangguan

pernapasan (Asfiksia), infeksi pada bayi,

dan hipotermi. Sekitar 90% bayi baru lahir,

cukup di lakukan perawatan rutin saja,

kira-kira 10% bayi baru lahir memerlukan

beberapa bantuan untuk memulai

pernapasan dan hanya kira-kira 1% yang

memerlukan resusitasi lengkap untuk

kelangsungan hidup (inlubasi, kompresi,

dada, pemberian obat). Untuk dapat

melakukan antisipasi dari kemungkinan

terjadinya asfiksia, penolong harus

memahami kondisi-kondisi (Gawat janin)

yang mendahuluinya sehingga ia dapat

melakukan persiapan tindakan resusitasi

(IDAI, 2015).

Menurut Data Dinkes Provinsi

Sumatera Selatan, berdasarkan laporan

program anak, jumlah kematian bayi

ditahun 2016 sebanyak 168 kematian

bayi dari 29.911 kelahiran hidup.

penyebab kematian tersebut antara lain

adalah BBLR sebesar 41% (68 kasus).

Penyebab kematian bayi lainnya adalah

asfiksia (34 kasus), infeksi (5 kasus) dan

lain-lain (61 kasus). (Profil Dinkes, 2015).

. Penyebab terjadinya asfiksia pada bayi

baru lahir adalah ibu yang mengalami

preeklamsia dan eklamsia,pendarahan

abnormal, partus lama atau partus macet

(Kala II lama), demam selama persalinan,

infeksi berat, kehamilan postmatur, usia

ibu, bayi prematur, persalinan sulit,

kelainan kongeinatal, air ketuban

bercampur mekonium, lilitan tali pusat, tali

pusat pendek, simpul tali pusat, prolapsus

tali pusat. (Depkes RI, 2016).

Berdasarkan data yang di dapat dari

BPM Herasdiana Palembang pada tahun

2017 jumlah bayi yang mengalami asfiksia

105 per 3.347 kelahiran hidup, 2018

jumlah bayi yang mengalami asfiksia 181

per 2.967 kelahiran hidup, 2016 jumlah

bayi yang mengalami asfiksia 43 per 1458

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 177

kelahiran hidup, dan tahun 2017 pada

bulan Januari – Mei bayi yang mengalami

asfiksia 19 per 847 kelahiran hidup.

Berdasarkan banyaknya terjadi

meningkatnya kematian pada bayi maka

peneliti ingin mengurangi angka kematian

bayi baru lahir, maka penulis melakukan

penenlitian tentang faktor umur ibu, letak

sungsang, prematuritas, partus lama

dengan tujuan untuk mengatasi bayi baru

lahir yang mengalami asfiksia

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah survey

analitik dengan menggunakan pendekatan

cross sectional, dimana variabel

independen (umur ibu, prematuritas, letak

sungsang pervaginam, partus lama/macet,

dini) dan variabel dependen (Asfiksia).

Penelitian ini dilaksanakan di BPM

Herasdiana Palembang Tahun 2019.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1

Maret – 1 Juli 2019. Sempel Bayi baru

lahir yang diberi pertolongan Resussitasi

dan Sampel penelitian ini berjumlah 93

responden dengan teknik pengambilan

Data Sekunder langsung di olah

menggunakan teknik Random Sampling.

Analisa data yang digunakan adalah

analisa univariat yang dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi dan

persentase dari tiap variabel independen

dan variabel dependen. Analisa ini

dilakukan pada tiap variabel dari hasil

penelitian yaitu variabel independen (umur

ibu, prematuritas, letak sungsang

pervaginam, partus lama/macet) serta

variabel dependen (Asfiksia pada bayi baru

lahir).

Analisa bivariat dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkorelasi antara variabel

inderpenden (umur ibu, prematuritas, letak

sungsang pervaginam, partus lama/macet)

serta variabel dependen (Asfiksia pada

bayi baru lahir) dengan menggunakan uji

statistik chi-square (X2) derajat kemaknaan

α= 0,05 dan diolah melalui komputerisasi.

HASIL PENELITIAN

Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi dan

presentase dari tiap variabel dependen

(asfiksia pada bayi baru lahir) dan variabel

independen (umur ibu, prematuritas, letak

sungsang, partus lama, kpd), data di

sajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan teks.

Variabel Dependen

Hasil analisis univariat asfiksia pada

bayi baru lahir di bagi menjadi dua

kategori yaitu Ya (Jika didiagnosa asfiksia)

dan Tidak (Jika didiagnosa tidak asfiksia).

Hasil analisis univariat dapat dilihat pada

table 1.

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 178

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (n=93)

No Asfiksi pada bayi baru lahir Jumlah (n) Presentase (%)

1 Ya 49 52,7

2 Tidak 44 27,3

93 100

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat

diketahui bahwa dari 93 responden yang

mengalami asfiksia sebanyak 49 bayi atau

(52,7%) dan yang tidak mengalami asfiksia

sebanyak 44 bayi atau (47,3%).

Variabel Independen

Umur Ibu

Umur Ibu dikelompokkan menjadi

dua kategori yaitu Resiko Tinggi dan

Resiko Rendah. dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Umur Ibu

No Umur Ibu Jumlah (n) Presentase (%)

1 Resiko Tinggi 49 52,7

2 Resiko Rendah 44 27,3

Jumlah 93 100

Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat

dilihat bahwa dari 93 responden yang

mengalami Resiko Tinggi sebanyak 49

orang atau (55,9%) dan resiko Rendah

sebanyak 44 orang atau (47,3%).

Prematuritas

Prematuritas di kelompokkan

menjadi dua kategori yaitu Ya (jika <2500

gram) dan Tidak (Jika>2500 gram).

Distribusi frekuensi berdasarkan

prematuritas dapat dilihatr pada table 3.

Tabel 3.

Distribusi Frekuensi Prematuritas

No Prematuritas Jumlah (n) Presentase (%)

1 Ya 41 44,1

2 Tidak 52 55,9

93 100

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 179

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui

bahwa dari 93 responden yang mengalami

prematuritas sebanyak 41 bayi atau

(44,1%) dan yang tidak mengalami

prematuritas sebanyak 52 bayi atau

(55,9%).

Letak Sungsang

Letak sungsang di kategori yaitu Ya

(jika Presentasi bokong) dan Tidak (Jika

Presentasi kepala). dapat dilihat pada tabel

4.

Tabel 4.

Distribusi Frekuensi Letak Sungsang

No Letak Sungsang Jumlah (n) Presentase (%)

1 Ya 34 36,6

2 Tidak 59 63,4

93 100

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui

bahwa dari 93 responden yang mengalami

letak sungsang sebanyak 34 orang atau

(36,6%) dan yang tidak mengalami letak

sungsang sebanyak 59 orang atau (63,4%).

Partus Lama/Macet

Dikelompokkan menjadi dua yaitu

Ya (jika partus lama/ macet) sedangkam

Tidak (jika partus tidak macet). Distribusi

frekuensi dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5.

Distribusi Frekuensi Partus Lama/Macet

No Partus Lama/Macet Jumlah (n) Presentase (%)

1 Ya 34 36,6

2 Tidak 59 63,4

93 100

Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat

dilihat bahwa dari 93 responden yang

mengalami partus lama sebanyak 37 orang

atau (39%,8) dan yang tidak mengalami

partus lama sebanyak 56 orang atau

(60,2%).

Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui tingkat kemaknaan hubungan

antara variabel dependen (asfiksia pada

bayi baru lahir) dan variabel independen

(umur ibu, prematuritas, letak sungsang,

parus lama). pada bayi baru lahir melalui

program komputerisasi dengan

menggunakan uji statistik Chi-suare,

dimana tingkat kemaknaan α = 0,05, bila ρ

value ≤ 0,05, artinya ada hubungan yang

bermakna diantara variabel dan bila ρ

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 180

value > 0,05, berarti tidak ada hubungan

antara variable.

Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian

Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan hasil analisa bivariat

antara hubungan umur ibu dengan kejadian

asfiksia pada bayi baru lahir, dapat dilihat

pada tabel sebagi berikut.

Tabel 6.

Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

No Umur

Asfikisia Pada

Bayi Baru Lahir Total

P

value

OR Ya Tidak

n % n % n %

1 Resiko 37 75,5% 12 24,5% 49 100

0,001

8,222 2 Tidak Resiko 12 27,3% 32 72,2% 44 100

Jumlah 49 41 93 100

Berdasarkan hasil analisis tabel 6

dapat diketahui bahwa bahwa dari 49

responden yang beresiko tinggi sebanyak

37 orang atau (75,5%) sedangkan dari 44

responden yang beresiko rendah sebanyak

12 orang atau (27,3%).

Hasil uji statistik Chi-square

didapatkan ρ value = 0,001 ≤ 0,05 artinya

ada hubungan bermakna antara Umur Ibu

terhadap Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir, sehingga hipotesis yang menyatakan

ada hubungan bermakna antara Umur Ibu

dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir terbukti secara statistik. Hasil

analisa Odds Ratio (OR) : 8,222 artinya

responden yang memiliki resiko tinggi

berpeluang 8,222 kali mengalami kejadian

asfiksia di bandingkan dengan yang

beresiko rendah.

Hubungan Prematuritas dengan

Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir

Hasil analisa bivariate antara

Hubungan prematuritas dengan kejadian

Asfiksia pada bayi baru lahir, dapat dilihat

pada tabel 7, dibawah ini.

Tabel 7.

Hubungan Prematuritas dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

No Prematuritas

Asfikisia Pada

Bayi Baru Lahir Total

P

value

OR Ya Tidak

n % n % n %

1 Ya 33 80,5 8 19,5 41 100

0,001

8,222 2 Tidak 16 30,8 36 69,2 52 100

Jumlah 49 44 93 49

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 181

Berdasarkan hasil analisis tabel 7

dapat diketahui bahwa bahwa dari 49

responden yang beresiko tinggi sebanyak

37 orang atau (75,5%) sedangkan dari 44

responden yang beresiko rendah sebanyak

12 orang atau (27,3%).

Hasil uji statistik Chi-square

didapatkan ρ value = 0,001 ≤ 0,05 artinya

ada hubungan bermakna antara Umur Ibu

terhadap Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir, sehingga hipotesis yang menyatakan

ada hubungan bermakna antara Umur Ibu

dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir terbukti secara statistik. Hasil analisa

Odds Ratio (OR) : 8,222 artinya responden

yang memiliki resiko tinggi berpeluang

8,222 kali mengalami kejadian asfiksia di

bandingkan dengan yang beresiko rendah.

Hubungan Letak Sungsang dengan

Kejadian Asfiksia Pada Baru Lahir

Hubungan letak susang dengan

kejadian Asfiksia pada bayi baru lahir

dilihat tabel 8.

Tabel 8.

Hubungan Letak Sungsang dengan Kejadian Asfiksia Pada Baru Lahir

No Letak

Sungsang

Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Total

P

value

OR Ya Tidak

n % n % n %

1 Ya 23 67,6 11 32,4 34 100

0,048

2,264 2 Tidak 26 44,1 33 55,9 59 100

Jumlah 49 44 93 49

Berdasakan hasil analisis tabel 8

dapat diketahui bahwa dari 34 responden

yang mengalami letak sungsang

didapatkan 23 orang atau (67,6%)

sedangkan yang tidak mengalami letak

sungsang dari 59 responden didapatkan 26

orang atau (44,1%).

Dari hasil uji statistik Chi-square

didapatkan ρ value = 0,048 ≤ 0,05 artinya

ada hubungan bermakna antara Kejadian

Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir dengan

Letak Sungsang, sehingga hipotesis yang

menyatakan ada hubungan bermakna

antara Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir dengan Letak Sungsang terbukti

secara uji statistik.

Hasil analisa Odds Ratio (OR) :

2,654 artinya responden yang mengalami

letak sungsang berpeluang 2,654 kali

mengalami kejadian asfiksia di bandingkan

dengan yang tidak mengalami letak

sungsang.

Hubungan Partus Lama/Macet dengan

Kejadian Asfiksia Pada Baru Lahir

Hubungan partus lama/macet dengan

kejadian Asfiksia pada bayi baru lahir

dilihat tabel 9.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 182

Tabel 9.

Hubungan Partus Lama/Macet dengan Kejadian Asfiksia Pada Baru Lahir

No Partus

Lama/Macet

Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Total

P

value

OR Ya Tidak

n % n % n %

1 Ya 23 67,6 11 32,4 34 100

0,089

2,289 2 Tidak 26 44,1 33 55,9 59 100

Jumlah 49 44 93 49

Berdasakan hasil analisis tabel 9

dapat diketahui bahwa dari 37 responden

partus lama didapatkan 24 orang atau

(64,9%) sedangkan yang tidak mengalami

partus lama dari 56 responden didapatkan

25 orang (44,6%).

Dari hasil uji statistik Chi-square

didapatkan ρ value = 0,089 ≤ 0,05 artinya

ada hubungan bermakna antara Kejadian

Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir dengan

Partus Lama, sehingga hipotesis yang

menyatakan tidak ada hubungan yang

bermakna antara Kejadian Asfiksia Pada

Bayi Baru Lahir dengan Partus Lama

terbukti secara uji statistik. Hasil analisa

Odds Ratio (OR) : 2,289 artinya responden

yang mengalami partus lama berpeluang

2,289 kali mengalami kejadian asfiksia di

bandingkan dengan yang partus tidak

lama.

PEMBAHASAN

Hubungan Umur dengan Kejadian

Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir

Hasil penelitian

Berdasarkan hasil analisis tabel 6

dapat diketahui bahwa bahwa dari 49

responden yang beresiko tinggi sebanyak

37 orang atau (75,5%) sedangkan dari 44

responden yang beresiko rendah sebanyak

12 orang atau (27,3%).

Hasil uji statistik Chi-square

didapatkan ρ value = 0,001 ≤ 0,05 artinya

ada hubungan bermakna antara Umur Ibu

terhadap Kejadian Asfiksia Pada Bayi

Baru Lahir, sehingga hipotesis yang

menyatakan ada hubungan bermakna

antara Umur Ibu dengan Kejadian Asfiksia

Pada Bayi Baru Lahir terbukti secara

statistik. Hasil analisa Odds Ratio (OR) :

8,222 artinya responden yang memiliki

resiko tinggi berpeluang 8,222 kali

mengalami kejadian asfiksia di

bandingkan dengan yang beresiko rendah.

Penelitian (Ardhiyanti and Susanti,

2016). diperoleh bahwa terdapat hubungan

usia dengan kejadian persalinan lama (OR

: 4,000; 95% CI : 1,583–46,277).

Sebaiknya RSUD Arifin Achmad sebagai

fasilitas kesehatan terdepan dalam

pelayanan kesehatan masyarakat

diharapkan dapat meningkatkan pelayanan

kesehatan khususnya dengan memberikan

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 183

penanganan segera persalinan dengan

komplikasi yang memerlukan tindakan

segera sehingga dapat mengurangi Angka

Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

(Tonasih and Kumalasary, 2018).

Hubungan Prematuritas dengan

Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir

Berdasarkan hasil analisis tabel 7

dapat diketahui bahwa bahwa dari 49

responden yang beresiko tinggi sebanyak

37 orang atau (75,5%) sedangkan dari 44

responden yang beresiko rendah sebanyak

12 orang atau (27,3%).

Hasil uji statistik Chi-square

didapatkan ρ value = 0,001 ≤ 0,05 artinya

ada hubungan bermakna antara Umur Ibu

terhadap Kejadian Asfiksia Pada Bayi

Baru Lahir, sehingga hipotesis yang

menyatakan ada hubungan bermakna

antara Umur Ibu dengan Kejadian Asfiksia

Pada Bayi Baru Lahir terbukti secara

statistik. Hasil analisa Odds Ratio (OR) :

8,222 artinya responden yang memiliki

resiko tinggi berpeluang 8,222 kali

mengalami kejadian asfiksia di

bandingkan dengan yang beresiko rendah.

Faktor ibu dan bayi yang

berpengaruh terhadap kejadian asfiksia

neonatorum yaitu lilitan tali pusat, anemia

pada saat hamil, partus lama, BBLR, umur

ibu <20 tahun dan >35 tahun, dan

hipertensi pada saat hamil. (Widiani,

Kurniati and Windiani, 2016).

Hasil penelitian (Viviawati,

Afriyani and Yudanari, 2017). Hasil chi

square dengan nilai p-value = 0,0001 < α

(0,05) artinya ada hubungan antara usia

kehamilan dengan asfiksia neonatorum

dengan nilai OR 3,961 artinya usia

kehamilan tidak normal beresiko sebesar

3,9 kali terjadi kelahiran asfiksia

neonatorum, dan nilai p-value =0,002 < α

(0,05) artinya ada hubungan preeklampsia

dengan asfiksia neonatorum dengan nilai

OR 4,435 artinya preeklampsia beresiko

4,4 kali terjadi asfiksia neonatorum. ada

hubungan antara usia kehamilan dan

preeklampsia dengan asfiksia neonatorum

pada bayi baru lahir di RSUD Ambarawa.

Nasrawati and Wati, (2017).

Menurut Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012)

Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359

per 100.000 kelahiran hidup. Angka

Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2012

sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup

(BKKBN, 2013). Pe- nyebab langsung

kematian ibu di Indonesia adalah

perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi

11%, partus lama 5%, aborsi 5%, dan lain-

lain 27%, yang di dalamnya terdapat juga

penyulit pada masa kehamilan dan

penyulit pada masa persalinan (Kemenkes

RI, 2010). Penyebab kematian bayi baru

lahir salah satunya disebabkan oleh

asfiksia (27%) yang merupakan penyebab

kedua kematian bayi baru lahir setelah

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 184

BBLR (Kemenkes RI, 2008). Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui hubungan

kehamilan serotinus dengan kejadian

asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Tahun 2016. Metode penelitian yang

digunakan berupa deskriptif korelatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah 205

persalinan. Teknik sampling menggunakan

purposive sampling, dengan jumlah

sampel sebanyak 136 persalinan.

Pengumpulan data menggunakan rekam

medik. Analisis data de- ngan uji Mann-

Whitney.

Hubungan Letak Sungsang dengan

Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru

Lahir

Berdasakan hasil analisis tabel 8

dapat diketahui bahwa dari 34 responden

yang mengalami letak sungsang

didapatkan 23 orang atau (67,6%)

sedangkan yang tidak mengalami letak

sungsang dari 59 responden didapatkan 26

orang atau (44,1%).

Dari hasil uji statistik Chi-square

didapatkan ρ value = 0,048 ≤ 0,05 artinya

ada hubungan bermakna antara Kejadian

Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir dengan

Letak Sungsang, sehingga hipotesis yang

menyatakan ada hubungan bermakna

antara Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir dengan Letak Sungsang terbukti

secara uji statistik. Hasil analisa Odds

Ratio (OR) : 2,654 artinya responden yang

mengalami letak sungsang berpeluang

2,654 kali mengalami kejadian asfiksia di

bandingkan dengan yang tidak mengalami

letak sungsang

Hasil penelitian Fauzia and

Wahyuni, (2017) analisis statistik dengan

mempergunakan uji Chi Square diperoleh

nilai 2 hitung > 2 tabel dimana 2

hitung = 68,21 dan 2 tabel 3,84 artinya

Ho ditolak dan Ha diterima dengan

demikian dapat disimpulkan Ada

hubungan yang signifikan antara

persalinan letak sungsang pervaginam

dengan kejadian asfiksia.(Herawati, 2015).

Hasil penelitian tidak terdapat pengaruh

persalinan letak sungsang dengan asfiksia

(p = 0,103), partus lama atau macet

dengan asfiksia (p=0,452) dan dengan

asfiksia (p= 0,809)..

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa di RSUD Majalaya

periode 1 Januari-3l Desember 2004

diperoleh 6,2% dari seluruh persalinan dan

68,7% persalinan letak sungsang

pervaginam. Berdasarkan paritas,

persalinan letak sungsang paling banyak

pada ibu dengan paritas 1-4 yaitu 50,8%

dengan risiko 0,79 kali daripada ibu

dengan paritas > 4 dan pada ibu paritas > 4

yaitu sebanyak 6,6% dengan risiko 0,43

kali dari paritas 1-4. Berdasarkan berat

badan lahir, berat badan 3500 gr berisiko

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 185

1,25 kali dibanding kelompok berat beda

2500 -3499 gr. (wijaya, 2015)

Asfiksia neonaturum adalah suatu

keadaan bayi baru lahir yang mengalami

gagal bernafas secara spontan dan teratur

segera setelah lahir. Kondisi persalinan

yang dapat menyebabkan asfiksia

neonaturum adalah persalinan dengan

sungsang, proses persalinan lama/macet.

Penelitian ini adalah penelitian dengan

desain penelitian sequential explanatory

mixed methode dengan menggunakan

analisis data kuantitatif pada tahap

pertama, diikuti oleh pengumpulan data

kualitatif. Penelitian akan dilakukan di

RSUD Kota Bogor. Waktu penelitian yaitu

bulan Januari hingga November 2016.

Pengambilan sampel dengan cara simple

random sampling. Faktor ibu dan bayi

yang berpengaruh terhadap kejadian

asfiksia neonatorum yaitu lilitan tali pusat,

anemia pada saat hamil, partus lama,

BBLR, umur ibu <20 tahun dan >35 tahun,

dan hipertensi pada saat hamil. (Widiani,

Kurniati and Windiani, 2016).

Hubungna Partus Lama dengan

Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir

Berdasakan hasil analisis tabel 9

dapat diketahui bahwa dari 37 responden

partus lama didapatkan 24 orang atau

(64,9%) sedangkan yang tidak mengalami

partus lama dari 56 responden didapatkan

25 orang (44,6%).

Dari hasil uji statistik Chi-square

didapatkan ρ value = 0,089 ≤ 0,05 artinya

ada hubungan bermakna antara Kejadian

Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir dengan

Partus Lama, sehingga hipotesis yang

menyatakan tidak ada hubungan yang

bermakna antara Kejadian Asfiksia Pada

Bayi Baru Lahir dengan Partus Lama

terbukti secara uji statistik. Hasil analisa

Odds Ratio (OR) : 2,289 artinya responden

yang mengalami partus lama berpeluang

2,289 kali mengalami kejadian asfiksia di

bandingkan dengan yang partus tidak

lama.

Partus lama merupakan persalinan

yang berlangsung lebih dari 24 jam pada

primipara dan lebih dari 18 jam pada

multipara. Bila persalinan berlangsung

terlalu lama, maka bisa menimbulkan

terjadinya komplikasi baik terhadap ibu

dan bayi akan mengalami asfiksia. Tujuan

penelitian adalah membuktikan persalinan

dengan penyulit sebagai faktor risiko

kejadian asfiksia di RS Kardinah. (Latifah,

2015)

Penelitian Soviyati, (2016)

berdasarkan analisis bivariat yang terdapat

hubungan dengan lama persalinan. Untuk

hasil analisis multivariat variabel yang

dominan dengan lama persalinan adalah

variabel psikologi (phsycology) dengan

nilai OR sebesar 3,443. Yang berarti

variabel psikologi memiliki peluang

sebesar 3,443 kali dibandingkan dengan

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 4, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 186

variabel yang lain terhadap lama

persalinan di persalinan di RSUD’45

Kuningan Jawa Barat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh

dari hasil penelitian yang sudah dilakukan

di BPM Herasdiana Palembang Tahun

2019, peneliti menarik kesimpulan :

1. Dari hasil analisis Univariat,

responden yang mengalami resiko

tinggi <20 - >35 tahun lebih banyak

di bandingkan yang mengalami

resiko rendah <20 - >35 tahun.

2. Dari hasil Univariat, responden yang

mengalami prematuritas >2500 gram

lebih banyak di bandingkan yang

tidak prematuritas <2500 gram.

3. Dari hasil Univariat, responden yang

mengalami Partus Lama fase laten

lebih banyak di bandingkan dengan

Partus Lama fase aktif dan hasil

Univariat, responden yang

mengalami KPD lebih banyak

dibandingkan yang tidak KPD.

4. ada hubungan antara Umur Ibu

dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi

Baru Lahir dengan (ρ value = 0,001).

5. Ada hubungan antara Prematuritas

dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi

Baru Lahir dengan (ρ value = 0,001).

6. Ada hubungan antara Letak

Sungsang dengan Kejadian Asfiksia

Pada Bayi Baru Lahir dengan (ρ

value = 0,048).

9. Ada hubungan antara Partus Lama

dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi

Baru Lahir dengan (ρ value = 0,089).

Saran

1. Bagi bidan herasdiana kota

palembang diharapkan untuk

peningkatan komunikasi informasi

edukasi melalui penyuluhan tentang

kejadian asfiksia pada bayi baru lahir

untuk meningkatkan pengetahuan ibu

hamil.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan

dapat melakukan penelitian dengan

variabel – variabel lain yang dapat

menghasilkan hasil yang lebih akurat.

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 2, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 187

DAFTAR PUSTAKA

Anasari, T. and Pantiawati, I. (2016) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Preterm

Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto’, Jurnal Kebidanan.

Ardhiyanti, Y. and Susanti, S. (2016) ‘Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian

Persalinan Lama di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru’, Jurnal Kesehatan Komunitas.

doi: 10.25311/jkk.vol3.iss2.108.

Asfiksia Neonatorum Di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2016’, Prosiding Seminar Nasional & Internasional.

Dinkes Kota Palembang, 2015. Profil Kesehatan 2015.

Fajarwati, N., Andayani, P. and Rosida, L. (2016) ‘Hubungan antara Berat Badan Lahir dan

Kejadian Asfiksia Neonatorum’, Berkala Kedokteran. doi: 10.20527/jbk.v12i1.354.

Fauzia, F. and Wahyuni, S. (2017) ‘Faktor Persalinan dan Kejadian Asfiksia Di Kota Bogor’,

Journal of Applied Nursing (Jurnal Keperawatan Terapan). doi:

10.31290/jkt.v(3)i(1)y(2017).page:20-26.

Herawati, T. (2015) ‘Hubungan Persalinan Sungsang Pervaginam dengan Kejadian Asfiksiasi

pada Bayi Baru Lahir di RSUD Mataram Tahun 2012’, Jurnal Ilmu Kesehatan dan

Farmasi.

Hidayat, S., Samsi, K. M. K. and Dewi, M. M. (2017) ‘Angka Kejadian Bayi Berat Badan

Lahir Rendah Sebelum dan Semasa Krisis Ekonomi; suatu Penelitian di Rumah Sakit’,

Sari Pediatri. doi: 10.14238/sp3.2.2001.88-91.

Juhaeriah, J. et al. (2015) ‘Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir di

Puskesmas Garuda Tahun 2015 Jurnal Kesehatan Kartika Jurnal Kesehatan Kartika’,

Jurnal Kesehatan Kartika.

Kristiana, N. and Juliansyah, E. (2017) ‘UMUR, PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN

PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

(BBLR)’, Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan.

Latifah, U. (2015) ‘FAKTOR RISIKO KEJADIAN ASFIKSIA PADA MENIT KE-5 DI

RSU KARDINAH TEGAL (Studi Kasus Bayi Asfiksia Lahir oleh Bidan)’, Kota Tegal

Indonesia Telp.

Mahayana, S. A. S., Chundrayetti, E. and Yulistini (2015) ‘Faktor Risiko Yang Berpengaruh

Terhadap Kejadian Badan Lahir Rendah di RSUP Dr. M. Djamil Padang’, Jurnal

Kesehatan Andalas.

Manoe, V. M. and Amir, I. (2017) ‘Gangguan Fungsi Multi Organ pada Bayi Asfiksia Berat’,

Sari Pediatri. doi: 10.14238/sp5.2.2003.72-8.Nasrawati and Wati, E. E. (2017)

‘Hubungan Berat Bayi Lahir Rendah (Bblr) Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di

Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016’, Prosiding

Seminar Nasional & Internasional.

Nasrawati and Wati, E. E. (2017) ‘Hubungan Berat Bayi Lahir Rendah (Bblr) Dengan

Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2016’, Prosiding Seminar Nasional & Internasional.

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN …

Volume 2, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 188

Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten

Semarang’, Seminar Nasional Kebidanan.

Rahmawati, L. and Ningsih, M. P. (2016) ‘Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

asfiksia pada bayi baru lahir di Ruang Medical Record RSUD. Pariaman’, Jurnal

Ilmiah Kebidanan.

Ratnawati, Y. N. and Yusnawati, N. (2019) ‘Hubungan Kehamilan Serotinus Dengan

Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir’, Bantul Yogyakarta: Jurnal Kebidanan jilid.

Saputra, R. G. (2016) ‘Perbedaan Kejadian Ikterus Neonatorum antara Bayi Prematur dan

Bayi Cukup Bulan pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah di RS PKU

Muhammadiyah Surakarta’, Fakultas Kedokteran UMS.

Sarosa, G. I., Putranti, A. H. and Setyarini, T. K. (2016) ‘Pengaruh Asfiksia Neonatal

Terhadap Gangguan Pendengaran’, Sari Pediatri. doi: 10.14238/sp13.1.2011.5-13.

Soviyati, E. (2016) ‘FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA

PERSALINAN DI RSUD’45 KUNINGAN JAWA BARAT TAHUN 2015’, Jurnal

Bidan “Midwife Journal”.

Tonasih, T. and Kumalasary, D. (2018) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR) DI Puskesmas Wilayah Kecamatan Harjamukti Kota

Cirebon Tahun 2016’, Jurnal Riset Kebidanan Indonesia. doi: 10.32536/jrki.v2i1.21.

Umboh, A. (2017) ‘Hubungan Asfiksia Neonatorum dengan Gangguan Fungsi Ginjal pada

Bayi Baru Lahir’, Sari Pediatri. doi: 10.14238/sp4.2.2002.50-3.

Viviawati, E. Y., Afriyani, L. D. and Yudanari, Y. G. (2017) ‘Hubungan Usia Kehamilan dan

Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa

Kabupaten Semarang’, Seminar Nasional Kebidanan.

Widiani, N. N. A., Kurniati, D. P. Y. and Windiani, I. G. A. T. (2016) ‘Faktor Risiko Ibu dan

Bayi Terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum di Bali: Penelitian Case Control’, Public

Health and Preventive Medicine Archive. doi: 10.15562/phpma.v4i2.64.

Wiradharma, W., I Md, K. and I Wyn, D. A. (2016) ‘Risiko Asfiksia pada Ketuban Pecah

Dini di RSUP Sanglah’, Sari Pediatri. doi: 10.14238/sp14.5.2013.316-9.