11
PENYARADAN HUTAN RAWA GAMBUT

Analisis Biaya Rev

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menganalisis biaya untuk usaha kedepan

Citation preview

  • PENYARADAN

    HUTAN RAWA GAMBUT

  • WAKTU KERJA DAN PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU HUTAN RAWA GAMBUT

    Waktu kerja penyaradan

    Waktu kerja penyaradan adalah waktu yang dibutuhkan oleh regu penyarad untuk mengeluarkankayu dari petak tebangan sampai kayu diatur di betou.

    waktu yang diukur adalah waktu yang berhubunganlangsung kegiatan penyaradan, yakni waktu kerjawaktu berjalan kosong, memuat, menyarad danmembongkar muatan di betou.

  • Waktu kerja.. Besarnya waktu memuat sebesar 5,163 menit (42,697 %)

    disebabkan letak alat sarad kuda-kuda lebih tinggi dari log yang dimuat ke alat sarad kuda-kuda dan kondisi areal yang berupa tanah gambut yang basah, sehingga regupenyarad kesulitan menaikkan kayu ke alat sarad kuda-kuda.

    Kelemahan dari penyaradan sistem kuda-kuda ini adalahterbatasnya diameter kayu yang disarad, kayu yang berdiameter > 100 cm (jelutung) tidak bisa ditarik.

    Hal ini disebabkan jalan sarad tidak mampu menahanbeban sehingga selalu slip (jari-jari selalu lepas).

  • Produktivitas Kerja penyaradanSampel :

    Satu regu sarad di HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd berjumlah 6-8 orang dengan jumlah kerja 20 hari per bulan dan jam kerja 10 jam per hari.

    Kegiatan penyaradan meliputi pembuatan jalan sarad dan menyaradkayu.

    Produktivitas kerja pembuatan jalan sarad adalah 16,67 m/jam danproduktivitas kerja penyaradan adalah 5,764 m3/jam dengan jaraksarad rata-rata 176,166 meter dan volume kayu rata-rata yang disaradper trip adalah 0,982 m3.

    Tingkat produktivitas ini dipengaruhi pula oleh keterampilan dankekompakkan dari regu penyarad.

    Sebagai contoh pada saat pemberian aba-aba ada yang belum siap, serta ada anggita penyarad yang sudah tua. Keadaan cuaca pada saatmelakukan penyaradan juga mempengaruhi kegiatan penyarada, bila saat penyaradan terjadi hujan maka sabun sebagai pelicin jalanakan tercuci, sehingga gesekan antara alat kuda-kuda dengan landasan jalan sarad (jari-jari) besar.

  • Biaya Penyaradan Sistem Kuda-kuda Biaya penyaradan kayu adalah biaya penyaradan

    ditambah biaya pembuatan jalan sarad.

    Biaya penyaradan terbesar terdapat pada upahpenyarad yakni sebesar Rp 58.059,-/jam (Rp 10.000,-/m3). Hal ini dikarenakan penyaradan sistemkudakuda dilakukan secara manual.

  • HUTAN RAWA GAMBUT

  • Pengukuran waktu kerja (time study) bertujuan untuk menentukanwaktu yang diperlukan oleh pekerja normal menyelesaikanpekerjaan dasar dalam menentukan produktivitas kerja.

    Waktu kerja pengangkutan kayu dengan menggunakan lori yang ditarik/didorong loko adalah waktu yang dibutuhkan untukmengangkut kayu dari betou ke logpond. Pengukuran waktu kerja pengangkutan, yakni loko dan lori berjalan kosong menujubetou, memuat, berjalan bermuatan menuju logpond danmembongkar muatan.

    Waktu kerja kegiatan pengangkutan dengan menggunakanlokotraksi di areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd adalah 608,990 menit dengan volume angkut rata-rata 42,626 m3 dan jarak angkut rata-rata 16,375 km.

    Waktu kerja rata-rata efektif selama kegiatan pengangkutan iniadalah 528,255 menit. Waktu hilang yang begitu besar mencapai81,845 menit mengakibatkan waktu yang dibutuhkan selamapengangkutan menjadi lebih lama.

  • Waktu hilang yang dapat dihindarkan pada kegiatan pengangkutan pada kegiatan pengangkutan ini adalah rodaloko dan lori keluar dari jalan rel sebesar0,365 menit (8,27 %), disebabkan kondisi jalan angkutan (jalan rel) yang rusak.

    Besarnya waktu hilang ini disebabkan roda lori atau lokokeluar rel sehingga pekerja membutuhkan waktu untukmengembalikan roda loko atau lori diakibatkan oleh kondisijalan rel yang dilalui. Kondisi jalan rel yang rusak, menyebabkan seringnya roda loko dan lori keluar jalur rel.

    Waktu hilang ini akan semakin besar bila kayu di atas lori jatuh. Disamping besarnya waktu yang digunakan untukmemuat kembali ke atas lori, juga sangat berbahaya bagikeselamatan regu angkut (pelori), sehingga kayu yang jatuhini kadang-kadang tidak dimuat kembali.

  • Biaya Pengangkutan kayu dari Tpn ke logpond Total biaya pengangkutan loko dan lori dari Tpn ke logpond sebesar Rp

    8.798/m3, terdiri dari biaya jalan rel sebesar Rp 3.334,6/m3 dan biayapengangkutan Rp 5.463,9/m3.

    Biaya pembuatan jalan rel Dalam perhitungan biaya angkutan dengan loko tidak terlepas dari biaya

    pembuatan jalan relnya. Untuk itu dalam perhitungan biaya tersebutperludipertimbangkan biaya pembuatan jalan dan pemeliharaanjalannya. Panjang jalan angkutan yang dilewati oleh loko sepanjang16,375 km.

    Pembuatan jalan angkutan dilakukan setiap tahun dengan loksasi yang berbeda sesuai dengan RKT yang akan berjalan. Apabila pengangkutanselesai maka dilakukan pembongkaran rel untuk pembuatan jalan relberiutnya. Masa pakai besi rel adalah 20 tahun.

    Biaya jalan rel ini terdiri dari biaya bahan jalan rel sebesar Rp 98.510.362,-/tahun, biaya pembuatan jalan rel Rp 42.247.500,-/tahun dan perbaikandan pemeliharaan jalan rel Rp 21.600.000,-/tahun.

    Biaya total pembuatan jalan rel sebesar Rp 156.548.012,-/tahun atau biayajalan rel sebesar Rp 3.334,-/m3, dimana produksi rata-rata per tahun di blok tebangan Sei Merang sebesar 48.687 m3/tahun.

  • Pengangkutan di atas jalan rel ini menggunakan loko bermesindiesel merk Yanmar TS 230 R yang menarik/mendorong 15 set lori, dimana 8 set lori didorong dan 7 set lori ditarik. Biaya pengangkutan ini memperhitungkan juga alat yang digunakanpelori untuk memuat dan membongkar kayu.

    Harga satu buah loko bermesin diesel merk Yanmar TS 230 R adalah Rp 17.750.000,- dengan masa pakai 5 tahun dan ori dibuatdan dirakit sendiri oleh perusahaan dengan biya sebesar Rp783.600,-.

    Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh besar kecilnya waktuyang diperlukan oleh pekerja dalam muat bongkar, kapasitasmuatan, besar kecilnya biaya usaha angkutan dan waktu hilang. Besarnta biaya variabel dipengaruhi oleh kecepatan rata-rata selama kegiatan pengangkutan. Biaya variabel akansemakin besarapabila kecepatan loko rendah, hal ini disebabkan waktu tempuhyang dibutuhkan lebih besar.

  • Bila dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Misarwan (1996) diperoleh hasilbiaya total angkutan lebih besar Rp 11.734,50/m3, yang terdiri dari biaya jalan rel dan biayapengangkutan masing-masing sebesar Rp7.046,89/m3 dan Rp 4.687,61/m3.

    Biaya jalan rel ini lebih besar karena produksi rata-rata tahunan di areal HPH PT Rokan PermaiTimber Unit Sebanga Hulu lebih kecil (25.056 m3) dibandingkan dengan produksi rata-rata tahunandi areal HPH Pt Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd blok Sei Merang (46.687 m3), mengakibatkan biaya yang ditanggung oleh jalanrel lebih besar.