Upload
syarifah-yasmin-assaggaf
View
709
Download
21
Embed Size (px)
PENGANTAR
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
DISUSUN OLEH
SYARIFAH FATIMA YASMIN
E21 111 309
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
lah sehingga tugas makalah “Pengantar Ilmu Administrasi Publik” ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Tugas ini selain bertujuan untuk memenuhi tugas final yang menjadi kewajiban kami
selaku mahasiswa, namun juga dapat diharapkan agar mahasiswa dan para pembaca dapat
menjadikan isi materi makalah ini sebagai pedoman pembelajaran.
Makalah mengenai Ilmu Administrasi Publik ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan guna
menyempurnakan tugas ini.
Semoga makalah ini dapat diterima dan di ambil manfaatnya.
Terima Kasih
Makassar, Mei 2012
Penulis
PENDAHULUAN
Administrasi merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan melalui usaha kelompok. Administrasi merupakan unsur mutlak yang harus
ada dalam setiap usaha kelompok. Sekalipun administrasi itu berbeda bentuknya, sesuai
dengan sifat usahanya (privat atau publik), namun secara substansial ia adalah sama.
Unsur-unsur administrasi pasti ada baik dalam masyarakat primitif sampai masyarakat
modern sekarang ini, ia bertambah canggih bersamaan dengan bertambah maju dan
kompleksnya masyarakat. Kegiatan dan dimanika kerjasama manusia merupakan gejala
yang sifatnya universal. Dengan mudah gejala administarasi dapat dikemukakan dalam
bidang politik, sosial, ekonomi, budaya maupun pemerintahan.
Ilmu yang mempelajari proses atau kegiatan dan dinamika kerjasama kelompok
manusia disebut ilmu administrasi. Ilmu administrasi publik adalah merupakan cabang
dari ilmu administrasi, yang memusatkan perhatiannya pada bidang bersifat publik.
Begitu luasnya bidang yang dicakup oleh administrasi publik bukan hanya aktivitas
lembaga eksekutif saja, tetapi meliputi aktivitas yang berkenaan dengan hal-hal yang
bersifat publik yang diselenggarakan baik oleh lembaga eksekutif maupun yudikatif.
PEMBAHASAN
1. Istilah Administrasi Publik
Istilah administrasi publik berasal dari dua suku kata yaitu administrasi dan
publik. Administrasi dalam bahasa Belanda disebut administratie yang berarti tata
usaha atau urusan pencatatan. Dalam bahasa Inggris administrasi berasal dari kata ad
yang berarti intensif dan ministrate yang berarti to serve atau melayani. Jadi
administrasi adalah pemberian pelayanan secara intensif. Sedangkan public berasal
dari bahasa yunani yaitu pubes yang berarti matang atau dewasa dan koinon yang
berarti bersama. Public juga diartikan sebagai praja atau rakyat, pamong praja berarti
pelayan rakyat. Public diartikan juga sebagai polis atau politic yang berarti politik,
negara, dan pemerintah. Public dalam hal ini diartikan sebagai sekelompok individu
dalam jumlah besar yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki.
Jadi administrasi public berdasarkan istilah tersebut diatas adalah pemberian
pelayanan dalam bentuk kerjasama kepada sekelompok individu dalam jumlah yang
besar.
Administrasi berdasarkan istilahnya dibagi menjadi 3 definisi, yaitu:
Administration of public (administrasi dari publik) dimana administrasi
bertindak sebagai agen tunggal yang berkuasa, regulator,selalu aktif dan
berinisiatif.
Administration for public (administrasi untuk publik) dimana pemerintah
berperan dalam misi pelayanan, pelayanan yang diberikan sudah responsif dan
tanggap.
Administration by public (administrasi oleh publik) dimana administrasi
berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, mengutamakan kemandirian dan
kemampuan masyarakat.
Jika administrasi publik dimaknai sebagai segala hal yang terkait dengan fungsi-
fungsi publik, maka publik disini mencakup pemerintah; nilai nilai kelompok dan
organisasi dan bagaimana nilai-nilai tersebut diekspresikan; bagaimana fungsi
organisasi sukarela, NGO, bisnis dan pemerintah; dan bagaimana organisasi
pemerintah, non pemerintah ataupun bisnis saling berinteraksi.
2. Definisi Administrasi Publik
Berikut adalah beberapa definisi administrasi publik menurut para ahli :
Nigro dan Nigro : Public administrastion is what the government do, artinya
administrasi publik itu adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh pemeritah
(terutama lembaga Eksekutif) dalam sarana birokrasi untuk memecahkan masalah
kemasyarakatan atau publik. Felix A. Nigro membagi definisi administrasi publik
ke dalam empat pengertian, yaitu : (1) Suatu usaha kelompok yang bersifat
kooperative dalam lingkungan pemerintah; (2) Meliputi seluruh ketiga cabang
pemerintah, eksekutif, yudikatif dan legislatif serta pertalian diantara ketiganya;
(3) Mempunyai peranan penting dalam formulasi kebijaksanaan publik dan
merupakan bagian proses politik; (4) Amat berbeda dengan administrasi privat;
(5) Berhubungan erat dengan berbagai macam kelompok. Kelompok privat dan
individual dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Harmon dan Meyer : Public Administration is what civil official do, artinya
administrasi publik adalah apa yang dilakukan oleh pegawai negeri dalam hal ini
adalah administrator, birokrat, atau pegawai negeri sipil yang dibebani tugas
pemerintahan dalam kehidupan sehari-hari.
Gerald Caiden : Administrasi Publik adalah segala kerjasama yang dilakukan
untuk urusan atau kepentingan orang banyak.
Leonard D. White : Administrasi publik adalah semua kegiatan dan usaha untuk
mencapai tujuan dengan mendasarkan pada kebijakan negara.
John M. Pfiffner : Public Administration involvesthe implementation of public
policy which has been outline by political body, yang artinya administrasi publik
meliputi pelaksanaan kebijakan negara yang telah ditetapkan oleh badan
perwakilan politik.
E.H. Lichfield : Administrasi Negara adalah suatu studi mengenai bagaimana
bermacam-macam badan pemerintah diorganisir, dilengkapi tenaga, tenaganya
dibiayai, digerakkan dan dipimpin.
Chander dan Plano : administrasi publik adalah proses dimana sumberdaya dan
personel publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk memformulasikan dan
mengelola keputusan-keputusan dalam kebijakan publik.
Arifin : Administrasi Publik adalah ilmu yang mempelajari pelaksanaan dari
politik negara.
Edward : Administrasi publik adalah studi mengenai bagaimana bermacam-
macam badan pemerintahan diorganisir, diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya,
dibiayai, digerakkan, dan dipimpin.
Barton dan Chapel : Administrasi Publik adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
pemerintah.
Nicholas Henry : Administrasi publik adalah suatu kombinasi yang kompleks
antara teori dan praktek, dengan tujuan mempromosikan pemahaman terhadap
pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat yang diperintah dan mjuga
mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap kebutuhan sosial.
Prayudi : Administrasi publik adalah administrasi daripada negara sebagai
organisasi, dan administrasi yang mengejar tercapainya tujuan yang bersifat
kenegaraan.
David Rosenbloom : Administrasi publik adalah merupakan pemanfaatan teori-
teori dan proses manajemen, politik dan hukum untuk memenuhi keinginan
pemerintah di bidang legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Wikipedia : administrasi publik terkait dengan upaya perbaikan atau peningkatan
taraf hidup masyarakat sipil dan keadilan sosial.
3. Ruang Lingkup Administrasi Publik
Ruang lingkup atau cakupan administrasi publik sangat kompleks tergantung
perkembangan kebutuhan dan dinamika masalah yang dihadapi masyarakat.
Dikatakan Chandler dan Plano (1988:3) bahwa kehidupan manusia menjadi semakin
kompleks maka apa yang akan dikerjakan oleh pemerintahan atau administrasi publik
juga semakin kompleks. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai ruang lingkup
administrasi publik.
a. Ruang lingkup administrasi Publik menurut Nicholas Henry :
Organisasi publik, berkenaan dengan model-model organisasi dan perilaku
birokrasi.
Manajemen Publik, berkenaan dengan sistem dan ilmu manajemen, evaluasi
program dan produktivitas, anggaran publik dan manajemen SDM.
Implementasi, menyangkut pendekatan terhadap kebijakan publik dan
implementasinya, privatisasi, administrasi antar pemerintahan dan etika
birokrasi.
b. Ruang lingkup administrasi Publik menurut Dimock dan Dimock :
Apa yang dilakukan pemerintah, menyangkut pengaruh kebijakan,
wewenang, lingkungan kerja pemerintah, penentuan tujuan-tujuan, dsb.
Bagaimana pemerintah mengatur organisasi, personalia, pembiayaan, dsb.
Bagaimana para administrator mewujudkan kerjasama, menyangkut
koordinasi, hubungan pusat dengan bagian-bagian, dsb.
Bagaimana pemerintah bertanggung jawab, seperti melakukan pengawasan.
c. Ruang lingkup administrasi publik menurut Yeremias T. Keban :
Dimensi Kebijakan, berkenaan dengan keputusan tentang apa yang harus
dikerjakan. Dimensi kebijakan ini sangat penting mengingat kedudukannya
sebagai penentu tentang apa yang hendak dikerjakan. Menurut Chander dan
Plano “kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap
sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau
pemerintahan, selain itu kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensi
yang kontinyu oleh pemerintah demi kepentingan orang-orang yang tidak
berdaya dalam masyarakat agar mereka dapat hidup dan ikut berpartisipasi
dalam pertahanan”.
Dimensi Manajemen, berkenanan dengan bagaimana menerapkan prinsip-
prinsip manajemen untuk mengimplementasikan kebijakan publik. Dimensi
ini memusatkan perhatian pada bagaimana melaksanakan apa yang telah
diputuskan melalui prinsip-prinsip tertentu yaitu prinsip manajemen.
Penekanan pada aspek pelaksanaan ini tercermin dari definisi manajemen
yang disampaikan oleh Mary Parker yaitu manajemen sebagau suatu “ proses
pencapaian hasil melalui orang lain” definisi tersebut mengandung beberapa
elemen penting yaitu :
a) manajemen adalah suatu proses kerjasama yang mengandalkan
sinergisme.
b) proses tersebut dilakukan antara orang-orang, yang dipimpin oleh
seorang yang berfugsi sebagai manajer atau pimpinan
c) kerjasama tersebut dituntun oleh prinsip-prinsip tertentu yang telah teruji
keterandalannya.
Dimensi Organisasi, berkenaan dengan siapa atau kelompok mana yang
harus mengimplementasikan atau mengerjakan apa yang telah diputuskan.
Aspek pertama yang ditekakankan adalah pembagian tugas, fungsi dan
tanggung jawab dalam bekerja baik secara vertikal (mulai dari jabatan paling
atas sampai paling bawah) maupun secara horisontal (berbagai unit-unit atau
bidang-bidang yang dibentuk). Aspek kedua yang tidak kalah pentingnya
adalah apakah pihak yang mengerjakan pekerjaan tersebut mampu atau
memiliki kompensasi yang memadai dalam mengerjakannya. Dan aspek
yang ketiga adalah apakah ada keseimbangan antara otoritas dalam
mengerjakan suatu tugas, dengan kemampuan dalam mengerjakan tugas
tersebut. Dalam kenyataan, keseimbangan antara otoritas dan kemampuan
cenderung tidak terjadi sehingga menimbulkan masalah. Dwight Waldo yang
tertarik dengan struktur mendefinisikan organisasi sebagai struktur otoritas
dan hubungan personal dalam suatu sistem administrasi, sementara Chester
Barnard yang cenderung melihat organisasi sebagai suatu sistem,
mendefinisikannya sebagai suatu sistem aktivitas yang terkoordinasikan
secara sadar, atau sistem kekuatan dua orang atau lebih.
Dimensi Etika, dianalogikan dengan sensor di dalam administrasi publik.
Dimensi ini dapat berpengaruh pada dimensi-dimensi lain dan sangat
mempengaruhi tercapai-tidaknya tujuan administrasi publik pada umumnya
dan organisasi publik pada khususnya. Aplikasi moral dan etika dalam
praktek dapat dilihat dati Kode Etik yang dimiliki administrator publik. Kode
etik di Indonesia masih terbatas pada beberapa kalangan seperti ahli hukum
dan kedokteran. Kode etik bagi kalangan profesi yang lain masih belum ada,
meskipun banyak yang berpendapat bahwa nilai-nilai agama dan etika moral
Pancasila sebenarnya sudah cukup untuk menjadi pegangan bekerja atau
bertingkah laku, dan yang menjadi masalah sebenarnya adalah bagaimana
implementasi dari nilai-nilai tersebut.
Dimensi Lingkungan, Dinamika atau perubahan dimensi internal
administrasi publik seperti kebijakan, manajemen, organisasi, moral atau
etika dan kinerja dalam administrasi publik sangat dipengaruhi oleh dimensi
eksternal administrasi publik yaitu lingkungan. Pentingnya pengaruh
lingkungan tersebut disadari sejak munculnya konsep dan teori tentang
ekologi administrasi atau ekologi organisasi atau sejak teridentifiklasinya
konsep “sistem terbuka” oleh F.E. Emery yang mengakui adanya interaksi
antara organisasi dengan lingkungan. Lingkungan diartikan sebagai semua
faktor yang berada diluar organiasasi atau semua yang berada diluar batas
organisasi. Lingkungan ini mencakup lingkungan umum (general
environment) yang mempengaruhi organisasi secara tidak langsung, atau
kurang begitu dirasakan secara langsung seperti kondisi politik, ekonomi,
sosial, budaya dan hukum dan lingkungan khusus (specific environment)
yang memiliki pengaruh yang terasa secara langsung seperti pelanggan,
pemasok, pesaing, serikat kerja, asosiasi perdagangan dan kelompok
penekan.
Ada dua karakter penting dari lingkungan yaitu turbulence dan munificience.
Turbulence berkenaan dengan sifat lingkungan mengalami perubahan yang
kacau balau atau tetap stabil, sedangkan menificient berkenaan dengan sifat
lingkungan yang mengalami tingkat kelangkaan atau kelimpahan sumber
daya yang penting. Suatu organisasi apabila hendak bertahan hidup atau
berkembang harus memperhatikan kedua sisi penting dari lingkungan ini.
Organisasai tersebut harus mengamati apakah lingkungan cenderung stabil
atau labil agar dapat mengambil tindakan atau keputusan yang sesuai dengan
karakteristik lingkungan tersebut.
Dimensi Kinerja, pengukuran kinerja instansi pemerintah jarang dilakukan,
sementara pengukuran kinerja pegawai masih didasarkan pada standar
evaluasi yang lama dan sering menimbulkan masalah, yaitu melalui Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Standar tersebut telah digunakan dan
telah bertahan lama, jarang dievaluasi dan direvisi untuk disesuaikan dengan
perubahan paradigma dan tuntutan publik. Standar penilaian yang digunakan
masih bersifat seragam, dan sering dinilai kurang mengakomodasi variasi-
variasi bidang tugas pokok dan fungsi pegawai, misi institusi dan ke khasan
dari tingkatan hirarki.
Ada beberapa isu penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam proses
penilaian kinerja pegawai. Pertama adalah isu menyangkut kemampuan
penilaian dalam mengkaitkan kinerja seseorang dengan tujuan, misi, dan visi
organisasi, kedua isu tentang kemampuan dan indepedensi dalam memberi
penilaian, ketiga berkenaan dengan kontrol kualitas pengukuran kinerja,
keempat adalah tingkat penerimaan penilai dan pihak yang dinilai terhadap
alat ukur dan isinya dan kelima adalah spesifikasi tentang apa yang
diharapkan dari penilai.
d. Ruang lingkup administrasi publik menurut James L. Perry :
Berbagai tantangan bagi administrasi publik dan bagaiman administrasi
publik seharusnya menyesuaikan diri.
Sitem administrasi dan organisasi yang efektif.
Usaha memperkuat hubungan dengan badan legislatif, badan-badan yang
diangkat atau dipilih oleh masyarakat.
Bagaiman menyusun kebijakan dan program secara sukses.
Administrasi perpajakan dan anggaran yang efektif.
Manajemen sumber daya manusia.
Bagaiman memperbaiki operasi dan pelayanan publik.
Bagaiman praktek administrasi yang profesional dan etis.
e. Ruang lingkup administrasi publik menurut Inu Kencana :
Dilihat dari peristiwa dan Gejala Pemerintah : Administrasi Pemerintahan Pusat,
Administrasi Pemerintahan Daerah, Administrasi Pemerintahan Kecamatan,
Administrasi Desa, Administrasi Departemen dan Non Departemen.
Dibidang Kekuasaan: Administrais Politik Luar Negeri, Administrasi Politik Dalam
Negri, Administrasi Partai Politik, Administrasi Kebijaksanaan Pemerintah.
Dibidang Ketatalaksanaan: Administrasi Pembangunan, Administrasi Perkantoran,
Administrasi Kepegawaian, Kemiliteran, Kepolisian, Perpajakan, Pengadilan,
Kepenjaraan.
Dibidang Kenegaraan: Tugas & Kewajiban Negara, Hak & Kewenangan Negara,
Tipe dan Bentuk Negara, Tujuan Negara dsb.
Dalam Bidang Peraturan Perundang-Undangan: Landasan idil, landasan
konstitusional dan landasan operasional.
Manajemen factor eksternal dan internal
Pengaturan struktur organisasi agar kewenangan dan tanggung jawab sesuai kondisi
dan tuntutan lingkungan.
Respon secara benar terhadap kebutuhan, kepentingan dan aspirasi masyarakat.
Pengaturan moral dan etika melalui kode etik agar kemampuan dan kompetensi
tidak disalahgunakan diluar kepentingan public.
Pengenalan karakteristik lingkungan dimana administrasi public itu beroperasi
(Negara, swasta, masyarakat, dan lingkungan lain).
Akuntabilitasi kinerja melalui berbagai kegiatan pelayanan atau pemberian barang-
barang public.
4. Hakikat Administrasi Publik
Administrasi publik dalam perkembangannya dianggap Sebagai ilmu dan
seni. Dwight Waldo menyatakan : Public Administration sebagai ilmu jika diingat
akan fungsinya yang nampak sebagai suatu studi yang sistematis dan sebagai seni jika
diingat akan fungsi praktisnya. Selanjutnya ia dapat berarti (1) lapangan penyelidikan
ilmu, suatu disiplin ilmu atau studi; (2) suatu proses atau kegiatan mengenai urusan-
urusan publik. Presthus dengan terang-terangan mengakui pandangan bahwa
administrasi publik adalah sebagai ilmu dan seni dalam merancang dan melaksanakan
kebijaksanaan publik.
Administrasi publik dipandang sebagai ilmu sebab ia mempunyai sesosok
subject matter yang tersusun rapi dan terorganisir dengan baik dan kita cerna sebagai
satu bidang studi untuk lapangan penyelidikan ilmuah. Administrasi publik dipandang
sebagai seni sebab ia menggunakan skill atau kecakapan di dalam mengetrapkan
pengetahuan administrasi dalam prakteknya.
Jadi administrasi publik yang dipandang sebagai ilmu juga sebagai seni sebab
ia memenuhi persyaratan yang ditunjukkan baik untuk ilmu maupun untuk seni.
Nampak cukup banyak yang memahami pandangan tersebut, dengan mengikuti
definisi Dwight Waldo antara lain :
1. Administrasi publik adalah organisasi manajemen dari manusia dan benda guna
mencapai tujuan pemerintah.
2. Administrasi publik adalah suatu seni dan ilmu tentang manajemen yang
dipergunakan untuk mengatur urusan-urusan negara.
5. Keunikan Ciri Administrasi Publik
Ilmu administrasi publik disamping bidang studi yang amat penting juga merupakan
bidang kajian yang khas yang mempunyai ciri khusus diungkapkan oleh caiden (1971,
1982) bahwa administrasi publik mempunyai 7 (tujuh) kekhususan yang meliputi :
a. Kehadirannya tidak bisa dihindari
Selama suatu negara itu eksis, keberadaan administrasi publik tidak bisa
dihindari. Bahkan ketika negara-negara dianak Benua Asia dan Afrika terlepas
dari kungkungan penjajah, keberadaan Administrasi Publik tidak ikut
terpengaruh. Apapun yang terjadi administrasi publik harus tetap ada, karena
keberadaan administrasi publik melekat dengan keberadaan negara dan
masyarakat. Titik tekannya yang mendasar adalah dalam hubungannya antara
negara dan masyarakat bersifat pasti, lain halnya dengan hubungan masyarakat
dengan institusi Privat (swasta) yang bersifat temporary (sewaktu-waktu)
b. Mengharapkan Kepatuhan
Sebagai konsekuensi dari tugas administrasi publik sebagai pelayanan
masyarakat, maka ia menghendak kepatuhan. Bayangkan, seandainya tidak
ada kepatuhan, niscaya kondisi jalan-jalan akan macet, karena setiap orang
akan berjalan sekehendak hatinya.
c. Mempunyai Prioritas
Administrasi negara mengandung tanggung jawab moral untuk
mensejahterakan masyarakat, karena itu administrasi negara mempunyai
prioritas dalam memberikan arahan ataupun pelayanannya karena administrasi
memiliki hak memaksa. Administrasi publik, jika dibandingkan dengan
organisasi lain, lebih mempunyai hak pemaksa, karena pada hakikatnya ia
“pemonopoli” kekuasaan. Bahkan organisasi lain, harus melalui administrasi
publik apabila menginginkan kehendaknya dipaksakan secara absah.
d. Mempunyai ukuran yang tidak terbatas
Dimana terdapat lingkupan masyarakat dalam negara yang meliputi batasan
teritorial suatu negara, disitu akan terdapat administrasi negara.
e. Manajemen puncaknya adalah politik
Birokrasi merupakan suatu organisasi publik yang dipimpin oleh pejabat
Pilihan publik dan bersifat Non karier, mereka dipilih berdasarkan periode
waktu tertentu. Hal ini dipahami merupakan pembedaan yang sangat mendasar
dari organisasi publik dan Privat.
f. Kinerjanya sulit diukur
Administrasi negara merupakan institusi publik yang bertujuan melayani
masyarakat maka tujuan-tujuan administrasi negara dapat dipahami yaitu
untuk mencapai perdamain dan peningkatan kualitas kehidupan pada semua
tatanan negara, karena tingkat kompleksitas yang tinggi dan tujuan-tujuan
tersebut juga bersifat politis dan multitafsir maka AN menjadi relatif sulit
untuk diukur
g. Lebih banyak harapan diletakkan di atas pundak administrasi publik.
6. Hubungan Administrasi Publik dengan Administrasi Non Publik
Administrasi publik singkatnya diartikan sebagai pengelolaan bersama atas
kepentingan publik. Kebalikan dari publik sendiri adalah swasta atau privat
(partikelir). Swasta sendiri merujuk kepada kepemilikan secara perseorangan atau
kelompok dari masyarakat. Namun demikian, swasta merupakan bagian dari publik
karena swasta bergerak dalam lingkup publik.
Pada konteks masyarakat Indonesia, sektor swasta diberi kewenangan untuk
memberikan penyedian layanan barang dan jasa yang disediakan oleh publik.
Contohnya layanan telekomunikasi, walaupun pemerintah Indonesia memiliki
perusahaan telekomunikasi publik namun telekomunikasi ini merupakan hal yang bisa
dilakukan oleh privat dengan adanya pelayanan yang bersifat kompetitif.
Batasan antara publik dan privat di era modernisasi ini memang sangatlah
tipis, namun kita dapat melihat bahwa gagasan publik ini dipertemukan dengan privat
pada “gagasan pasar” yang dikemukakan oleh Wayne Parsons. Pasar dapat
mempertemukan publik dan privat dan menghindari konflik kepentingan. Dimana
kepentingan individu dan kepentingan publik dapat dapat mengurangi disparitas
diantara keduanya dalam istilah yang mudah yakni dapat saling menguntungkan.
Dimana jika barang publik tidak dapata disediakan oleh privat maka dapat disediakan
oleh publik, dan begitupun sebaliknya. Sebagai contoh adalah layanan mengenai
angkatan perang, pada konsepsi publik ini tidak dapat disediakan persendirian oleh
privat namun harus publik yang menyelenggarakan pelayanan ini.
Menurut Wayne Parsons, ada 10 perbedaan yang membedakan antara publik
dan privat, yaitu :
a. Sektor publik lebih publik lebih kompleks dan mengemban tugas-tugas yang
lebih ambigu atau mendua.
b. Sektor publik menghadapilebih banyak masalah dalam mengimplementasikan
keputusan-keputusannya.
c. Sektor publik memanfaatkan lebih banyak orang yang memiliki motivasi yang
sangat beragam.
d. Sektor publik lebih banyak memperhatikan usaha mempertahankan peluang
dan kapasitas.
e. Sektor publik lebih memperhaatikan kompensasi atas kegagalan pasar.
f. Sektor publik melakuka aktivitas yang lebih banyak mengandung signifikansi
simbolik.
g. Sektor publik lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan legalitas.
h. Sektor publik mempunyai peluang yang lebih besar untuk merespons isu-isu
keadilan dan kejujuran (fairness).
i. Sektor publik harus beroperasi demi kepentingan publik.
j. Sektor publik harus mempertahankan tingkatan dukungan publik minimal di
atas tingkat yang dibutuhkan dalam industri swasta.
Sehingga dalam publik bukan tidak mmungkin mencari keuntungan dan bukan
hanya mencari manfaat. Namun dalam dunia publik semua akan berujung kepada
manfaat yang didapatkan oleh masyarakat. Sedangkan dalam sektor privat mencari
keuntungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sektor publik :
Tidak mengejar keuntungan.
Cenderung menjadi organisasi pelayanan.
Ada batasan yang lebih besar dalam tujuan dan strategi yang mereka susun.
Sektor ini lebih bergantung kepada klien untuk mendapatkan sumber daya
keuangannya.
Sektor ini juga lebih banyak didominasi oleh profesional.
Akuntabilitasnya berbeda dengan akuntabilitas organisasi privat/organisasi
ptofit.
Manajemen puncak tidak punya tanggung jawab atau imblan financial yang
sama.
Organisasi sektor publik bertanggung jawab kepada elektorat dan proses
politik.
Tradisi kontrol manjemen kontrolnya kurang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa publik merujuk kepada layanan yang
mencari manfaat sebesar-besarnya, yang mau tidak mau harus tunduk kepada
kepentingan politik mayoritas.
7. Perkembangan Paradigma Administrasi Publik
Robert T. Golimbiewski menyatakan perkembangan paradigma administrasi
publik akan dapat dimengerti dalam hubungannya dengan istilah Locus dan Focus.
Locus adalah institusi atau kelembagaan tempat administrasi berada, sedangkan fokus
adalah sasaran spesialisasi dari bidang studi.
Dalam jurnal Public administration Review, Nicholas Henry menuliskan
perkembangan administrasi publik sebagai berikut :
a. Paradigma I : Dikotomi Politik – Administrasi
Tokoh yang berperan dalam paradigma ini : Frank J. Goodnow, Leonard D.
White, Woodrow Wilson. Lahirnya paradigma ini sebenarnya merupakan reaksi
ketidakpuasan terhadap trikonomi kekuasaan ala Trias Politica. Ketidakpuasan
tersebut akhirnya mengejawantah ke dalam karya Goodnow “Politics and
Administration” yang menyerang habis-habisan trias politica dan menggantinya
dengan dua fungsi yaitu politik dan administrasi. Fungsi politik yang melahirkan
keinginan atau kebijakan negara, sedangkan fungsi administrasi yang
berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan negara. Politik dideterminasikan
sebagai tujuan dan kebijakan dalam pemerintahan. Dan administrasi bertugas
untuk mencapai tujuan dan kebijakan dari politik tersebut. Sehingga biasa dikenal
dengal prinsip “When Politics Ends, Administration Begins”. Penekanan dalam
paradigma ini terletak pada lokusnya yaitu birokrasi pemerintahan, sedangkan
fokusnya masih belum jelas.
b. Paradigma II : Prinsip – Prinsip Administrasi
Tokoh yanng berperan dalam paradigma ini adalah W.F Willoughby, Henry
Fayol, F.W. Taylor, Gullick dan Urwick. Willoughtby megemukakan bahwa
admministrasi adalah suatu prinsip yang tidak dapat dicampur adukkan dengan
bentuk lain. Paradigma ini sangat dipengaruhi oleh teori manajemen klasik yang
dikemukakan oleh F.W.Taylor, yaitu: (1) Pengembangan metode kerja yang
terbaik; (2) Pemilihan serta pengembangan para pekerja; (3) Menyatukan metode
kerja yang terbaik dengan para pekerja yang telah terpilih dan terlatih; (4)
Kerjasama yang harmonis antara manajer dan pekerja. Paradigma ini juga
dipengaruhi oleh prinsip prinsip administrasi yang dikemukan oleh Henry Fayol,
yaitu : Division Work, Authority And Responsibility, Discipline, Unity Of
Command, Unity Of Direction, Subordination Of Individual Interest Into General
Interest, Remuneration Of Personal, Centralization, Scalar Of Chain, Order,
Equity, Initiative, Esprit De Corps, Dan Stability Of Turn Over Of Personnel.
Untuk memahami fungsi-fungsi manajemen yang sebelumnya dikemukakan oleh
Henry Fayol dan F.W. Taylor, maka Gullick dan Urwick mengemukakan fungsi
manajemen yang dikenal dengan POSDCORB (Planning, Organizing, Staffing,
Directing, Controlling, Reporting, Budgeting). Paradigma ini memfokuskan pada
prinsip-prinsip administrasi namun locus nya menjadi tidak jelas.
c. Paradigma III : Administrasi Publik sebagai Ilmu Politik
Tokoh yang berperan dalam paradigma ini adalah Herbert Simon, Morstein Mark,
John Gaus. Paradigma ini lahir karena adanya kritikan yanng mempertanyakan
bahwa pemisahan administrasi dan politik sebagai hal yang tidak realistik dan
tidak mungkin, karena teori administrasi publik juga sebagai teori politik. Locus
dari paradigma ini adalah birokrasi pemerintahan, namun fokusnya masih belum
jelas.
d. Paradigma IV : Administrasi Publik sebagai Manajemen
Tokoh dalam paradigma ini dalah James G. March dan Herbert Simon. Pada
paradigma ini administrasi publik mendapat bantuan kembali dari ilmu
manajemen dengan ditemukannya suatu konsep lama seperti konsep
pengembangan/pembinaan organisasi dan prilaku. Berbagai ilmu manajemen
mulai ditawarkan dalam ilmu administrasi publik seperti teknik manajemen
kepemimpinan, motivasi, komunikasi, MIS, penganggaran, auditing, pemasaran
dan sebagainya, yang dalam ilmu politik dan administrasi ini merupakan sesuatu
hal yang sangat baru. Perkemangan ilmu administrasi murni yan didukung oleh
psikologi sosial dan perkembangan kebijakan publik. Dalam paradigma ini, ilmu
administrasi lebih ditekankan pada fokusnya yaitu teori organisasi dan
manajemen namn tidak pada locusnya.
e. Paradigma V : Administrasi Publik Sebagai Administrasi Publik
Tokoh yang berperan dalam paradigma ini adalah Felix A. Nigro dan Llyod G.
Nigro. Dalam paradigma ini, ilmu administrasi publik sebagai administrasi publik
dimana berbagai konsep masuk ke dalam ilmu ini. Nigro dan Nigro kemudian
mengembankan perspektif “Modern Public Administration” yang menuliskan
bahwa : (1) Usaha kelompok-kelompok yang kooperatif di dalam penataan
publik; (2) Terdiri dari 3 cabang kekuasaan, yaitu eksekutif, legislatif, dan
yudikatif, dan hubungan antar ketiganya dalam nuansa kerja sama (tidak ada
pemisahan); (3) Memainkan peranan penting dalam perumusan kebijakan, oleh
karena itu administrasi publik adalah bagian dari proses politik; (4) Administrasi
publik dibedakan dari organisasi privat, dimana organisasi privat lebih
berorientasi pada profit; (5) Administrasi memberikan pelayanan bagi publik
sehingga administrasi publik modern selalu berhubungan dengan adanya
kerjasama antara ketiga cabang pemerintah, perumusan kebijakan, proses politik,
dan pelayanan publik.
Selain penjelasan dari Henry diatas, banyak juga tokoh-tokoh lain yang
memiliki sudut pandang berbeda dalam menjelaskan perkembangan administrasi
publik. Gerald E. Caiden membagi Administrasi Publik dalam beberapa aliran :
Aliran Proses POSDCORB sebagai proses Administrasi publik
Aliran Empiris Kasus dan studi parktek
Aliran perilaku Komunikasi, motivasi, Kepemimpinan, interaksi, Konflik
Alliran analisis birokrasi _ peraturan / aturan yang rasional ( weber )
Aliran Sistem sosial sistem organisasi
Aliran Pengambilan keputusan
Aliran matematik
Aliran pendekatan holistik
Barzelay dan Armajani juga mengemukan bahwa administrasi publik
mengalami pergeseran dari paradigma birokratik ke paradigma Post Birokratik.
Paradigma Birokratik :
Menekankan kepentingan publik, efisiensi, administrasim dan kontrol
Mengutamakan fungsi, otoritas, dam struktur
Ketaatan aturan dan prosedur
Beroperasinya sistem-sistem.
Paradigma Post Birokratik :
Menekankan hasil yang berguina bagi nasyrakat, kualitas dan nilai produksi,
keterikatan pada norma.
Mengutamakan pemberian penilaian masyrakat, akuntabilitas dan hubungan
kerja.
Penerapan pemahaman, identifikasi masalah.
Pengukuran hasil, memperluas pilihan pelanggan.
8. Nilai Nilai Administrasi Publik
Berikut adalah nilai-nilai yang harus ada dalam administrasi publik, yaitu :
a. Nilai Efektivitas dan Efisiensi
Administrasi negara dalam pelaksanaan kegiatannya bermotifkan pemberian
pelayanan (service) yang seefisien, seekonomis , dan seefektif mungkin kepada
setiap warga negara yang harus dilayani. Pemberian pelayanan yang efisien,
ekonomis, dan efektif itu merupakan conditio sine quanon administrasi, karena
seperti yag telah diketahui bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh negara tidak
terbatas, sedangkan alat-alat pemuasannya selalu terbatas. Oleh karena itu, input
(sumber-sumber yang dipergunakan harus diupayakan supaya sesedikit mungkin
dengan menghasilkan output (hasil) yang sebesar mungkin.
b. Nilai Keadilan
Administrasi negara dalam menjalankan pelayanan bertindak sebagai aparatur
pemerintah yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada semua warga
negara dengan perlakuan yang sama karena warga negara itu dimata hukum
memiliki kedudukan yang sama, oleh karenanya harus diberikan pelayanan yang
sama. Nilai keadilan ini sangat penting karena dalam abad modern sekarang ini
pemerintah beserta seluruh personalia apararturnya adalah abdi seluruh rakyat.
Dan sebagai abdi dari seeluruh rakyat, seluruh parat dan personalia pelaksana
pelayanan publik harus berorientasi politik netral. Artinya sebagai alat pelaksana
kebijakansanaan demi kepentingan rakyat ia tidak memihak tetapi berdiri di atas
semua golongan, aliran, dan lapisan (stratification) yang ada di dalam masyarakat
c. Nilai Rasionalitas
Administrasi negara mempunyai wilayah kekuasaan yang sama luasnya dengan
dengan wilayah kekuasaan negara. Kekuasaan teersebut diperoleh dari rakyat
melalui lembaga perwakilan karena dalam suatu negara yang demokratis
rakyatlah yang merupakan sumber dari semua kekuasaan.
9. Model – Model Administrasi Publik
a. Birokrasi Klasik. Fokus pengamatan paradigma ini adalah struktur (desain)
organisasi dan fungsi atau prinsip-prinsip manajemen, sedangkan yang
merupakan lokusnya adalah berbagai jenis organisasi baik pemerintahan maupun
bisnis. Nilai pokok yang ingin diwujudkan adalah efisiensi, efektivitas, ekonomi,
dan rasionalitas. Tokoh utama paradigma ini antara lain adalah Weber
(Bureaucracy, 1922) Wilson (The Study Of Public Administration, 1887), Taylor
(Scientific Management, 1912), serta Gulick dan Urwick (Papers on the Science
of Administration, 1937).
b. Birokrasi Neo-Klasik. Nilai yang dianut dan ingin dicapai paradigma ini adalah
serupa dengan paradigma pertama; tetapi yang merupakan lokus dan fokusnya
berbeda. Lokus dari paradigma 2 ini adalah “keputusan” yang dihasilkan oleh
birokrasi pemerintahan, sedangkan fokusnya adalah proses pengambilan
keputusan dengan perhatian khusus kepada penerapan ilmu perilaku, ilmu
manajemen, analisa sistem, dan penelitian operasi. Tokoh teoritisi pendukung
paradigma ini antara lain adalah Simon (Administrative Behavior, 1948), dan
Cyert dan March (A Behavioral Theory of the Firm, 1963).
c. Kelembagaan / Institusi . Fokus perhatian paradigma ini terletak pada
pemahaman mengenai perilaku birokrasi yang dipandang juga sebagai suatu
organisasi yang kompleks. Masalah-masalah efisiensi, efektivitas, dan
produktivitas organisasi kurang mendapatkan perhatian. ‘The scholars are
generally “positivist” in their perspective, searching for order in complex
organization or for discernible patterns of bureaucratic behavior” (Fredericson,
1976 : 160). Salah satu perilaku birokrasi yang diungkapkan oleh paradigma ini
adalah perilaku pengambilan keputusan yang bersifat gradual dan The modern
version of political economics is now customarily referred to as either
‘nonmarket economics incremental, yang oleh Linblom dipandang sebagai satu-
satunya cara untuk memadukan kemampuan dan keahlian birokrasi dengan
preferensi kebijaksanaan dan berbagai kemungkinan bias dari bejabat-pejabat
politis (Charles Lindblom, 1965). Tokoh-tokoh lain dari paradigma ini adalah
Thompson (organization in Action : The Social Science Bases of Administrative
theory, 1967, Mosher (Democracy and the Public Service, 1968), dan Etzioni (A
Comparative Analysis of Complex Organizations, 1961).
d. Hubungan Kemanusiaan. Nilai yang mendasari paradigma ini adalah
keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, minimasi perbedaan dalam status
dan hubungan antar pribadi, keterbukaan, aktualisasi diri, dan optimasi tingkat
kepuasan. Fokus dari paradigma ini adalah dimens-dimensi kemanusiaan dan
aspek sosial-psikologi dalam tiap jenis organisasi ataupun birokrasi. Di antara
para teoritisi yang cukup berpengaruh dalam paradigma ini adalah Rennis Likert
(The Human Organization: Its management and value, 1967), dan Daniel Katz
dan Robert Kahn (The Social Psychology of organizations, 1966).
Pengembangannya meliputi sensitivity training, group dynamics, dan
organization development.
e. Pilihan Publik. Fokus dari administrasi negara menurut paradigma ini tak lepas
dari politik, sedangkan lokusnya adalah pilihan-pilihan untuk melayani
kepentingan publik akan barang dan jasa yang harus diberikan oleh sejumlah
organisasi yang kompleks. Menurut Frederickson, “” or the “public choice”
approach (Frederickson, 1967 : 164). Perkembangan ini mendorong Ostrom,
menarik kesimpulan bahwa “A variety of different organizational arrengements
can be used to provide different public goods and services” (Ostrom, 1973: 111).
Selain Ostrom, tokoh lain dari paradigma ini adalah Buchanan dan Tullock (1962,
1968).
10. Pengaruh Ilmu Lain terhadap ilmu Administrasi Publik
a. Pengaruh Ilmu Manajemen Klasik ( Orthodoxy)
Ide dasar manajemen klasik berkembang dari zaman revolusi industri-abad 19.
Tokoh-tokohnya antara lain: Robert Owen (1771-1859), Frederick W. Taylor
(1856-1915), dan Henry Fayol (1841-1925).
Ide pokok Robert Owen adalah Reformasi yakni perbaikan kondisi kerja,
pengurangan jam kerja, perbaikan kesejahteraan para buruh, dan larangan
memperkerjakan buruh anak-anak. Dengan memperbaiki pemenuhan kebutuhan
dari para pekerja maka semangat kerja mereka akan menjadi tinggi dan dengan
demikian akan meningkatkan produktivitas kerja.
Ide Pokok Taylor adalah mengembangkan metode kerja tertentu untuk
mempertinggi tingkat produksi dengan menggunakan cara-cara kerja paling
efisien. Ide dari Taylor yang paling terkenal adalah time and motion studies.
Dimana setiap setiap jenis pekerjaan di pilah-pilah dalam komponen-komponen
tertentu dan berdasarkan komponen tersebut didesain metode kerja yang paling
cepat dan tepat, dan juga Differential rate system dimana para buruh yang bekerja
berdasarkan standar kerja tersebut akan diberikan imbalan lebih. Ide Pokok dari
Henry Fayol adalah prinsip – pronsip manajemen yaitu: Pembagian kerja
(division of work, Hak untuk memberi perintah (authority), Aturan-aturan yang
dipatuhi (discipline), Kesatuan perintah (unity of command), Kesatuan
arah/Pimpinan (unity of direction), Kepentingan organisasi lebih diutamakan dari
kepentingan pribadi (subordination of individual interest to the general interest),
Adanya sistem kompensasi yang adil (remuneration), Sistem sentralisasi
(centralization), Garis kewenangan (scalar chain), Penempatan pada posisi dan
waktu yang tepat (order), Perlakuan yang ramah dan adil terhadap bawahan
(equity), Kestabilan dari para staff (stability of tenure of personel), Bawahan
diberi kebebasan berinisiatif (initiative), Dorongan semangat kerja tim (esprit de
coprs).
b. Pengaruh Ilmu lain (Heterodoxy)
Pengaruh Administrative Science
Perkembangan lanjutan dari manajemen klasik dikenal dengan
“administrative science” di tahun 1960an. Pengaruhnya seperti
pengembangan metode pengambilan keputusan dengan memanfaatkan
teknologi komputer. Pengembangan teknik bisnis modern seperti riset
operasi, pengembangan manajemen dan organisasi, perilaku organisasi, dsb.
Pengaruh Ilmu Politik
Telah di jelaskan sebelumnya bahwa Administrasi Publik merupakan proses
politik, artinya dalam pelaksanaan administrasi publik tidak dapat dipisahkan
dengan unsur politik terutama kekuasaan. Pakar Aaron Wildavsky, Yehezkel
Dror, Graham Allison, Amitai Etzioni dan Harold Laswell melihat
administrasi publik sebagai suatu medan politik dimana berbagai interest
group terlibat dalam pemilihan terhadap berbagai alternatif kebijakan.
Pengaruh Ilmu Sosiologi
Pengaruh ini dapat dilihat dari masuknya berbagai teori tentang birokrasi,
sistem, perubahan sosial, kelas, kekuasaan, peranan, kasta, mata pencaharian,
dan masyarakat ke dalam administrasi negara. Teori yang paling populer
yaitu teori birokrasi (Max Weber) dan teori sistem (Philip Selznick).
Pengaruh Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi penting ketika pemerintah sadar bahwa akan keuangan negara,
anggaran, dan perpajakan merupakan aspek yang elementer dalam
administrasi publik. Peranan ilmu ekonomi dapat dilihat dari pemikiran-
pemikiran tentang bagaimana menata perpajakan yg adil, efisien dan
sepadan, bagaimana mengatur anggaran agar dpt mengelola, mengarahkan,
dan mengontrol organisasi publik, bagaimana menggunakan sumber daya yg
langka secara bijaksana, bagaimana menentukan metode yg cocok untuk
melakukan forcasting APBN, bagaimana menentukan alternatif untuk
meningkatkan anggaran dan mengurangi biaya dalam kegiatan-kegiatan
sektor publik.
11. Pendekatan Administrasi Public
a. Pendekatan Old Public Administration (OPA)
Tokoh-tokoh yang berperan dalam paradigma ini adalah Woodrow Wilson, Frederick
Taylor, Luther Gullick. Ide pokok dari paradigma ini adalah dikotomi politik-administrasi
dan prinsip-prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Gullick dan Urwick. Prinsip dari
paradigma ini adalah “when politics end, administrations begin”.Secara ringkas,
Denhardt dan Denhardt menguraikan karakteristik OPA sebagai berikut:
Fokus utama adalah penyediaan pelayanan publik melalui organisasi atau badan resmi
pemerintah.
Kebijakan publik dan administrasi negara dipahami sebagai penataan dan
implementasi kebijakan yang berfokus pada satu cara terbaik (on a single), kebijakan
publik dan administrasi negara sebagai tujuan yang bersifat politik.
Administrator publik memainkan peranan yang terbatas dalam perumusan kebijakan
publik dan pemerintahan; mereka hanya bertanggung-jawab mengimplementasikan
kebijakan publik.
Pelayanan publik harus diselenggarakan oleh administrator yang bertanggung-jawab
kepada pejabat politik (elected officials) dan dengan diskresi terbatas.
Administrator bertanggung-jawab kepada pimpinan pejabat politik (elected political
leaders) yang teleh terpilih secara demokratis.
Program-program publik dilaksanakan melalui organisasi yang hierarkis dengan
kontrol yang ketat oleh pimpinan organisasi.
Nilai pokok yang dikejar oleh organisasi publik adalah efisiensi dan rasionalitas.
Oranisasi publik melaksanakan sistem tertutup sehingga keterlibatan warga negara
dibatasi.
Peranan administrator publik adalah melaksanakan prinsip-prinsip Planning,
Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting dan Budgetting.
Tugas kunci dari pemerintah adalah menyampaikan sejumlah pelayanan publik seperti
membangun dengan lebih baik sekolah, rumah, saluran pembuangan serta menyediakan
kesejahteraan yang dapat diserahkan kepada aparat pemerintah dan politisi. Dalam
menyediakan pelayanan, administrasi publik menunjukkan dominasinya sebagai pemain
utama dan membiayainya dengan hasil pemungutan pajak dan dana-danan pemerintah
lainnya. Dominasi yang demikian dapat membuat penyediaan pelayanan tidak efisien
khususnya apabila terjadi kesenjangan sumber daya dan kapasitas dari administrasi publik
yang menyebabkan institusi Administrasi publik Menjadi tidak efektif. Juga dikaitkan
dengan karakteristik dari Administrasi publik yang dianggap inter alia (kaku), red tape
(berbelit-belit, lamban, tidak sensitif terhadap kebutuhan masyarakat, penggunaan sumber
daya publik yang sia-sia akibat hanya berfokus pada proses dan prosedural dibandingkan
kepada hasil.
Seiring dengan adanya sejumlah kritikan membuat paradigma administrasi Publik klasik
ini semakin melemah pada akhir tahun 1970-an dan memberikan jalan untuk
perkembangan konsep New Public Management (NPM).
b. Pendekatan New Public Management (NPM)
Paradigma New Public Service ini adalah sebuah gerakan yang mencoba menginjeksikan
prinsip-prinsip organisasi sector privat ke dalam organisasi sector public atau organisasi
pemerintah. Pemerintahan yang kaku dan sentralistik sebagaimana yang dianut oleh OPA
harus diganti dengan pemerintahan yang berjiwa wirausaha dan profitable. Pada
paradigma ini, fungsi-fungsi pemerintah dilepaskan kepada privat atau swasta. Prinsip
pada paradigma ini adalah ”run government like a business, Market as solution to the ills
in public sector”.
Berikut inti dari paradigma New Public Management :
Pemerintah diajak untuk meninggalkan paradigma administrasi tradisional dan
menggantikannya dengan perhatian terhadap kinerja atau hasil kerja.
Pemerintah sebaiknya melepaskan diri dari birokrasi klasik dan membuat situasi
dan kondisi organisasi, pegawai dan para pekerja lebih fleksibel.
Menetapkan tujuan dan target organisasi dan personel lebih jelas sehingga
memungkinkan pengukuran hasil melalui indikator yang jelas.
Pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil, pemerintahan yang membiayai
hasil bukan input.
Pemerintahan wirausaha; pemerintahan yang menghasilkan profit bukan
menghabiskan.
Lebih bersifat mengarahkan (steering) dan menfasilitasi daripada menjalankan
atau melaksanakan pelayanan publik secara langsung (rowing).
Fungsi pemerintah adalah memperhatikan pasar, kontrak kerja keluar, yang berarti
pemberian pelayanan tidak selamanya melalui birokrasi, melainkan bisa diberikan
oleh sektor swasta.
Fungsi pemerintah dikurangi melalui privatisasi.
Konsep ini memandang masyarakat sebagai pelanggan yang harus dilayani dilayani
sebagaimana semestinya dengan menerapkan sistem manajemen atau kewirausahaan.
Inti positiv dari konsep ini adalah keinginan untuk menghilangkan monopoli yang
tidak efektif dan efisien.
Enam dimensi utama dalam konsep New Public Management ini yaitu :
Produktivitaas, yaitu menghasilkan hasil dengan biaya sekecil-kecilnya atau
seminim mungkin.
Marketization, menerapkan sistem pasar dalam pemberian pelayanan.
Service Orientation, memberikan pelayanan yang utama dengan melihat
masyarakat sebagai pelanggan.
Decentralization, Pendelegasian wewenang ke unit-unit kecil.
Policy, memperbaharui kualitas dan kapasitas kebijakan.
Performance Accountability, Memenuhi program-program pemerintahan.
Dalam perkembangannya, Konsep ini mendapat kritikan atas klaim nya yang
mengatakan bahwa manajemen sektor privat dianggap ideal untuk sektor publik.
Namun ternyata terdapat pertentangan antara klaim NPM terhadap kondisi yang ada
di sektor publik. Model Kewirausahawaan seringkali dapat mengurangi esensi dari
nilai-nilai demokratis seperti keadilan, peradilan, keterwakilan dan partisipasi karena
menganggap masyarakat hanya sebagai konsumen semata sehingga mengakibatkan
masyarakat seolah dijauhkan dari haknya untuk berpartisipasi dalam pemerintahan
dan digantikan dengan nilai-nilai pasar seperti efisiensi, produktivitas, biaya yang
efektif, dan pencarian keuntungan. Public juga menjadi sangat didominasi oleh
kepentingan pribadi sehingga prinsip seperti Public spirit, public service menjadi
terabaikan.
c. Pendekatan New Public Service (NPS)
Paradigma ini menekankan pada teori tentang demokrasi kewarganegaraan yang
menganggap perlu adanya partisipasi warga Negara dalam pengambilan kebijakan,
memandang public sebagai warga Negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang
sama; mengutamakan ketaatan pada konstitusi hukum, nilai masyarakat, nilai politik,
standard profesional, dan kepentingan warga Negara. Prinsip pada paradigma ini adalah
“government shouldn’t be run like a business, it should be run like like a democracy”.
Berikut adalah prinsip-prinsip dari New Public Service yang dirumuskan oleh Denhardt
dan Denhardt yang memiliki diferensiasi dengan OPA dan NPM :
Melayani masyarakat sebagai warga negara, bukan pelanggan; melalui pajak yang
mereka bayarkan maka warga negara adalah pemilik sah (legitimate) negara
bukan pelanggan.
Memenuhi kepentingan publik; kepentingan publik seringkali berbeda dan
kompleks, tetapi negara berkewajiban untuk memenuhinya. Negara tidak boleh
melempar tanggung-jawabnya kepada pihak lain dalam memenuhi kepentingan
publik.
Mengutamakan warganegara di atas kewirausahaan; kewirausahaan itu penting,
tetapi warga negara berada di atas segala-galanya.
Berpikir strategis dan bertindak demokratis; pemerintah harus mampu bertindak
cepat dan menggunakan pendekatan dialog dalam menyelesaikan persoalan
publik.
Menyadari komplekstitas akuntabilitas; pertanggungjawaban merupakan proses
yang sulit dan terukur sehingga harus dilakukan dengan metode yang tepat.
Melayani bukan mengarahkan; fungsi utama pemerintah adalah melayani warga
negara bukan mengarahkan.
Mengutamakan kepentingan masyarakat bukan produktivitas; kepentingan
masyarakat harus menjadi prioritas meskipun bertentangan dengan nilai-nilai
produktivitas.
10. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI)
Sistem administrasi negara kesatuan republik indonesia membahas mengenai
administrasi negara sebagai sebuah sistem, yakni sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara.
Sistem didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks dibentuk oleh
bagian-bagian yang berbeda (diverse), yang masing-masing terikat pada rencana yang
sama atau konstribusi untuk mencapai tujuan yang sama. Definis Administrasi
dibedakan menjadi dua yaitu administrasi secara luas dan administrasi secara sempit.
Administrasi negara dalam arti sempit diartikan sebagai keseluruhan kegiatan
lembaga negara dalam rangka mewujudkan tujuan atau kebijakan negara atau
pemerintah. Sedangkan administrasi dalam arti luas yaitu keseluruhan kegiatan
lembaga eksekutif dalam rangka mewujudkan tujuan atau kebijakan negara atau
pemerintah.
Unsur unsur dalam administrasi negara :
Manusia, Pejabat kenegaraan atau pemerintahan masyarakat yang dilibatkan.
Tujuan, Wujudkan kebijakan negara; pecahkan permasalahan; penuhi
kebutuhan masyarakat; melayani masyarakat.
Tugas, yaitu kegiatan yang mencakup semua sektor atau bidang.
Kerjasama, berbagai mekanisme dan cara (rencana, program, prosedur,
briefing, rapat, dsb).
Sarana, berupa dana, gedung kantor, perabotan, peralatan, kendaraan, dsb.
Kesatuan Republik Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu sistem
penyelenggaraan negara (SPN) dan Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara
(SPPN). Sistem penyelenggaraan negara (SPN) adalah sistem penyelenggaraan
kehidupan negara bangsa dalam segala aspeknya yang dilaksanakan oleh aparatur
negara dan seluruh rakyatnya. Sedangkan Sistem penyelenggaraan Pemerintahan
Negara (SPPN) adalah kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan (executive
power) dengan asas pokok SPPN yang dilaksanakan oleh pemerintah dan segenap
aparatur pemerintahan. Berikut perbedaan kesisteman antara SPN dan SPPN.
No Subsistem SPN SPPN
1 Manusia Aparatur negara dari seluruh
rakyat
Pejabat lembaga
pemerintahan/Eksekutif.
2 Tujuan Melindungi bangsa dan tumpah darah Indonesia.
Memajukan Kesejahteraan Umum.
Cerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
3 Tugas Penyelenggaraan kehidupan
negara dan bangsa dalam
segala aspeknya.
Penyelenggaraan keseluruhan
kekuasaan pemerintahan.
4 Kerjasama (antar) Aparatur secara horizontal dan vertikal.
Komponen dalam masyarakat.
Komponen aparatur negara dengan masyarakat.
Sektor pemerintahan/negara dengan masyarakat.
5 Sarana Semua dana dan daya yang tersedia secara nasional (baik milik
pemerintah maupun milik masyarakat).
Landasan Sistem Administrasi Negara Indonesia
1. Idiil Pancasila :
Sebagai dasar negara.
Sumber hukum dasar negara (Tap. MPR. No. III/MPR/2000)
2. Konstitusional :
Amandemen : 1999, 2000, 2001, 2002.
Landasan konstitusi bagi SANKRI.
Landasan bagi penyelenggaraan administrasi negara Indonesia.
3. Operasional :
UU 25/2004 mengenai SISRENBANGNAS (Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional).
Perpres 7/2005 (RPJM Nasional).
4. Kebijakan-kebijakan tertulis dan tidak tertulis :
Peraturan perundang-undangan “kepastian hukum”, lindungi aparatur
negara/masyarakat.
Bukan peraturan perundang-undangan; pidato kenegaraan, program
pemerintah daerah dan provinsi, dll.
Dalam rangka pelaksanaan tujuan atau tugas negara yaitu:
Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia,
Memajukan kesejahteraan umum.
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Maka terdapat pembagian fungsi diantara alat kelembagaan negara. Pembagian tersebut yaitu
sebagai berikut :
a. Kekuasaan Konstitutif, yaitu kekuasaan untuk membuat, menetapkan, dan mengubah
Undang Undang. Kekuasaan ini dipegang oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR)
b. Kekuasaan Yudikatif, kekuasaan untuk mengawasi, mengadili, dan menguji undang-
undang terhadap undang-undang dasar. Kekuasaan ini dipegang oleh Mahkamah
Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA), Komisi Yudisial (KY).
c. Kekuasaan Legislatif di pegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD).
d. Kekuasaan Eksekutif dipegang oleh Presiden.
Setiap pembagian fungsi tersebut diatas akan bekerja sama dengan masyarakat
untuk melayani masyarakat, mengayomi masyarakat, dan memberdayakan masyarakat
dalam rangka tercapainya cita-cita nasional yaitu Negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, adil dan makmur.