73
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak-anak merupakan salah satu golongan penduduk yang berada dalam situasi rentan, dalam kehidupannya di tengah masyarakat. Kehidupan anak dipandang rentan karena memiliki ketergantungan tinggi terhadap orang tua. Jika orang tua lalai menjalankan tanggung jawabnya, maka anak akan mengalami berbagai masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak adalah diare. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan kosistensi tinja dari penderita (Depkes RI, 2002). Penyakit diare perlu mendapatkan perhatian khusus karena di samping angka kesakitannya yang masih tinggi, penyakit ini juga dapat menimbulkan wabah yang akhirnya menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani secara serius. Untuk itu sangat diperlukan sistem kewaspadaan diri (SKD) yang baik (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2002).

58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Anak-anak merupakan salah satu golongan penduduk yang berada dalam situasi

rentan, dalam kehidupannya di tengah masyarakat. Kehidupan anak dipandang rentan karena

memiliki ketergantungan tinggi terhadap orang tua. Jika orang tua lalai menjalankan

tanggung jawabnya, maka anak akan mengalami berbagai masalah kesehatan. Salah satu

masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak adalah diare. Diare adalah penyakit yang

ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak  lebih dari  biasanya (3 atau lebih per hari)

yang disertai perubahan bentuk dan kosistensi tinja dari penderita (Depkes RI, 2002).

Penyakit diare perlu mendapatkan perhatian khusus karena di samping angka

kesakitannya yang masih tinggi, penyakit ini juga dapat menimbulkan wabah yang akhirnya

menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian

apabila tidak ditangani secara serius. Untuk itu sangat diperlukan sistem kewaspadaan diri

(SKD) yang baik (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2002).

Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun,

sedangkan di Indonesia menurut Surkesnas tahun 2001, diare merupakan salah satu penyebab

kematian kedua terbesar pada balita, dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur

(Amirudin, 2007).

Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia tahun 2001, diare

menempati urutan ketiga penyebab kematian  bayi. Diare merupakan penyakit dengan

frekuensi KLB kelima terbanyak setelah DBD, Campak, Tetanus Neonaturum dan keracunan

makanan. (Depkes RI, 2004).

Page 2: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Pada tahun 2006 diare menduduki urutan ke-2 pada 10 penyakit terbanyak di Provinsi

Bengkulu dengan jumlah balita penderita diare 31.233 kasus, sedangkan untuk Kota

Bengkulu memiliki kejadian paling banyak diantara kabupaten lain yaitu 7.125 kasus pada

balita. Puskesmas Sukamerindu merupakan Puskesmas yang memiliki jumlah penderita diare

balita terbanyak dibandingkan Puskesmas lainnya di wilayah Kota Bengkulu dengan jumlah

penderita diare pada balita 1,498 kasus. (Profil Dinkes Kota, 2006). Pada tahun 2008, jumlah

penderita diare pada balita di Kota Bengkulu mencapai 4430 kasus dan jumlah kasus tertinggi

masih di Puskesmas Sukamerindu, adalah 876 kasus. (Dinkes Kota, 2008).

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu

karena infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immuno defisiensi, dan penyebab lain.

Adapun penyebab-penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya

keadaan gizi, kebiasaan atau prilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya  (Amirudin, 2007).

Penyakit  diare merupakan suatu penyakit yang berbasis lingkungan. Ada 2 faktor

yang dominan yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan

berinteraksi bersama dengan prilaku manusia yang tidak sehat. Ada beberapa perilaku yang

dapat meningkatkan resiko terjadinya diare yaitu tidak memberikan ASI secara penuh hingga

umur 4-6 bulan pertama dari kehidupan,  menggunakan botol susu, menyimpan makanan

masak pada suhu kamar, air minum tercemar pada bakteri tinja, tidak mencuci tangan

sesudah BAB, sebelum menjamah makanan (Depkes RI, 1998).

Pengetahuan  dan sikap ibu tentang penyakit diare berpengaruh pada perilaku ibu dan

masalah kesehatan keluarga. Menurut Notoadmojo, tahun 1993 perilaku dibagi 3 domain, ini

diukur dari pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktek (practice).

Hasil studi awal yang dilakukan di Puskesmas Sukamerindu, ditemukan dari 10 orang

balita yang terkena diare, ternyata 7 orang ibu yang memiliki balita yang  menderita diare

menggunakan susu formula dengan menggunakan botol dan tidak mencuci tangan terlebih

dahulu sebelum memberikan makanan pada balita. 3 orang ibu diantaranya yang memiliki

Page 3: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

balita mencuci tangan sebelum memberikan makanan dan memberikan ASI hingga umur

lebih dari 6 bulan. Berdasarkan dari data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui ”Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu

dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah  kerja Puskesmas gempang mankes Tahun

2009”.

B.     Rumusan Masalah

Dari data yang terurai di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah masih

tingginya kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu

tahun 2008. Dengan pertanyaan peneliti adalah ”Apakah ada Hubungan antara Pengetahuan

dan Sikap dengan Kejadian Diare pada Balita ” ?.

C.    Tujuan

1.      Tujuan umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan Sikap Ibu

dengan kejadian diare di wilayah  kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu.

2.      Tujuan khusus

a.    Untuk mengetahui frekuensi diare pada balita.

b.   Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang diare di wilayah kerja

Puskesmas Sukamerindu.

c.    Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu tentang diare di wilayah kerja Puskesmas

Sukamerindu.

d.   Untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu dengan kejadian diare di wilayah kerja

Puskesmas Sukamerindu.

e.    Untuk mengetahui hubungan sikap Ibu dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas

Sukamerindu.

Page 4: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

D.    Manfaat Penelitian

1.      Bagi akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa

jurusan Keperawatan, sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat mengenai penyebab

Diare pada balita.

2.      Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para tenaga kesehatan

khususnya pada bidang kesling dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di bidang

kesehatan.

2. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai masukan atau informasi bagi peneliti lain dalam

mengembangkan penelitian dengan variabel-variabel yang lain.

E.     Keaslian Penelitian

Peneliti serupa pernah diteliti oleh :

1.      Linda Handayani, ”Hubungan Hyegene Pribadi Ibu dan Sanitasi Lingkungan dengan Diare

Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tempel 1 Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman”.

Dengan hasil tidak ada hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita.

2.      Diana Winduri 2001, Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Diare di Puskesmas

Sukamerindu tahun 2001. Dengan hasil tidak ada hubungan status gizi dengan kejadian diare

pada balita.

Page 5: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

3.      Esti rahayu 2003, Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Diare pada Balita di Puskesmas

Sukamerindu tahun 2003. Dengan variabel Status Gizi dan Kepadatan Penduduk. Dengan

hasil tidak ada hubungan antara status gizi dan kepadatan penduduk dengan kejadian diare

pada balita.

Bedanya dari ketiga penelitian di atas adalah variabel, populasi, sampel, waktu, tempat, dan

desain.

Page 6: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A.    Diare

1.      Pengertian

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak  lebih dari 

biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari

penderita (Depkes RI, 2002).

Diare adalah BAB yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih

banyak dari biasanya. (FK UI, 2006) .

2.      Etiologi

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu : (B. Albert and Paul S, 1990).

a.    Faktor infeksi

1)   Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada

anak Infeksi enteral ini meliputi :

2)   Infeksi bakteri : vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia, aeromonas

dan sebagainya.

3)   Infeksi virus : enteroovirus  virus ECHO, coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus,

astrovirus dan lain-lain.

4)   Infestasi parasit : cacing (ascaris, trichiuris, oxyuris, strongyloides.), protozoa (entamoeba

histolytica, giardia lamblia, trichomonas hominis.), jamur (candida albicans).

5)   Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti otitis

media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan

ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

b.   Faktor malabsorbsi

Page 7: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Untuk faktor malabsorbsi ada 3 yaitu malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi

laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).

Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktrosa, malabsorbsi

protein, malabsorbsi lemak, faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap

makanan, faktor psikologis : rasa takut dan cemas, walaupun jarang dapat menimbulkan diare

terutama pada anak yang lebih besar. (B. Albert and Paul S, 1990)

c.    Alergi (bacilus cereuc), keracunan, imunodefisiensi dan sebab lainnya (Joko irianto, 2005).

3.      Patogenesis dan patofisiologi (B. Albert and Paul S, 1990)

a.    Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :

1)   Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam

rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2)   Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan

sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

3)   Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap

makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

b.   Patogenesis

1)   Patogenesis diare akut

Page 8: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

a)    Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati

rintangan asam lambung.

b)   Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.

c)    Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik).

d)   Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

2)   Patogenesis diare kronis

Lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit,

malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.

c.    Patofisiologi

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :

1)   Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan

keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia dan sebagainya.)

2)   Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah)

3)   Hipoglikemia

4)   Gangguan sirkulasi darah

4.      Gejala klinis (B. Albert and Paul S, 1990)

Mula-mula bayi/balita menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan

berkurang atau tidak ada, kemudian diare. Tinja lendir dan atau darah. Warna tinja makin

lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur oleh empedu. Anus dan daerah

sekitarnya lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat

makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus

selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan

oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan

Page 9: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan

ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

5.      Klasifikasi

Pengklasifikasian berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi       menjadi (B.

Albert and Paul S, 1990) : Belum ada dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang dan

dehidrasi berat.

6.      Pemeriksaan laboratorium (B. Albert and Paul S,1990)

a.    Pemeriksaan tinja

b.   Makroskopis dan mikroskopis

c.    PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat

intoleransi gula.

d.   Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

e.    Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan

cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP

(bila memungkinkan).

f.    Pemeriksaan kadar ureum dan kretinin untuk mengetahui faal ginjal.

g.   Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum 

(terutama pada penderita diare yang disertai oleh kejang).

h.   Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara

kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukannya pada penderita diare kronik.

7.      Komplikasi (B. Albert and Paul S, 1990)

a.    Renjatan hipovolemik.

b.   Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada

elektrokardiogram)

Page 10: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

c.    Hipoglikemia

d.   Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili

mukosa usus halus.

e.    Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

f.    Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami

kelaparan.

g.   Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

2.1. Tabel penilaian derajat dehidrasi

Penilaian

A B C

1. Lihat a.   Keadaan

umum

b.  Mata

c.   Air matad. Mulut dan

lidahe.   Rasa haus

Baik , sadar

Normal

Ada Basah Minum biasaTidak haus

Gelisah, rewel

Cekung

Tidak adaKering Haus, ingin minum banyak

Lesu , lunglai atau tidak sadarSangat cekung dan keringTidak adaSangat keringMalas minum atau tidak bisa minum

2. Periksa  turgor kulit

Kembali cepat

Kembali lambat

Kembali sangat lambat

3. Derajat dehidrasi

Tanpa dehidrasi sedang

Dehidrasi ringan / bila ada 1 tanda ditambah 1 atau lebih tanda lain

Dehidrasi berat / bila ada 1 tnda ditambah 1 atau lebih tanda lain

4. terapi Rencana terapi A

Rencana terapi B

Rencana terapi C

(Joko irianto, 2005)

Page 11: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

8.      Epidemiologi

Sebelum kita ketahui epidimiologi dari kasus diare ini, perlu kita ketahui terlebih

dahulu frekuensi diare pada balita yaitu 2-3 kali per tahun. Maka kejadian ini, merupakan

kejadian berulang pada balita. Adapun yang menyebabkan kejadian diare ini berulang yaitu

(Joko irianto, 2005) :

a.    Penyebaran Kuman yang menyebabkan diare

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain makan/minum

yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.  Beberapa prilaku dapat

menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare, prilaku

tersebut antara lain :

1)   Tidak memberikan ASI (air susu ibu) secara penuh 4-6 bulan pada   pertama kehidupan pada

bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menderita diare lebih besar dari pada bayi yang diberi

ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar.

2)   Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencernaan oleh kuman,

karena botol susah untuk dibersihkan.

3)   Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan beberapa jam pada

suhu kamar makanan akan tercemar dan kuman akan berkembangbiak.

4)   Menggunakan air minum yang tercemar. air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau

pada saat disimpan di rumah, pencemaran di rumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan

tidak tertutup atau apabila tangan tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari

tempat penyimpanan.

5)   Tidak mencuci tangan setelah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau

sebelum makan dan menyusui/menyuapi anak.

Page 12: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

6)   Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar. Sering menganggap bahwa tinja

bayi tidaklah berbahaya padahal sesungguhnya mengandung virus dan bakteri dalam jumlah

besar. Sementara itu tinja binatang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

b.   Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare

Beberapa faktor pada penjamu dapat meningkatkan insiden beberapa penyakit lain dan

lamanya diare. Faktor-faktor tersebut adalah :

1)   Tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun. ASI mengandung antibodi yang dapat

melindungi kita terhadap kuman penyebab diare seperti : shigella dan V cholerae

2)   Kurang gizi beratnya penyakit , lama dan risiko kematian karena diare meningkat pada anak-

anak yang menderita gangguan gizi terutama gizi buruk.

3)   Campak, diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak yang sedang

menderita campak dalam waktu 4 minggu terakhir hal ini sebagai akibat dari penurunan

kekebalan tubuh penderita.

4)   Imunodefisiensi/imunosupresi. Keadaan ini hanya berlangsung sementara, misalnya sesudah

infeksi virus (seperti campak) atau mungkin yang berlangsung lama seperti pada penderita

AIDS (automune insufisiensi syndrom) pada anak imunosepresi berat, diare dapat terjadi

karena kuman yang tidak patogen dan mungkin juga berlangsung lama. 

5)   Secara proposional, diare lebih banyak terjadi pada golongan balita (55 %).

c.    Faktor lingkungan dan prilaku

Penyakit diare adalah salah satu penyakit yang berbasis lingkungan dua faktor yang

dominan , yaitu saran air bersih dan sarana pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan

berinteraksi bersama dengan prilaku manusia apabila faktor lingkungan tidak sehat karena

tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan prilaku manusia yang tidak sehat pula.

Yaitu melalui makan dan minum , maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.

Page 13: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

9.      Asuhan keperawatan pada diare (B. Albert and Paul S, 1990)

Masalah keperawatan yang prioritas terjadi pada anak diare adalah :

Kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya keseimbangan

asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia).

Adapun tindakan keperawatan untuk menangani masalah yang timbul karena diare ini adalah:

a.    Mencegah terjadinya dehidrasi

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan

minum lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti air tajin, kuah

sayur, air sup.

Macam cairan yang dapat digunakan akan tergantung pada :

1)   Kebiasaan setempat dalam mengobati diare

2)   Tersedianya cairan sari makanan yang cocok

3)   Jangkauan pelayanan kesehatan

4)   Tersedianya oralit

5)   Bila tidak mungkin memberikan cairan rumah tangga yang di anjurkan, berikan air matang.

b.   Mengobati dehidrasi

Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke petugas

atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat , yaitu dengan

oralit. Bila terjadi dehidrasi berat, penderita harus segera diberikan caiaran parenteral (IV)

dengan ringer laktat sebelum  dilanjutkan dengan terapi oral. Untuk terapi oral atau  dietik

(pemberian makanan) yaitu :

1)   Untuk anak di bawah 1 tahun dan di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 Kg, biasanya jenis

makanan yang dianjurkan yaitu susu (ASI atau susu formula), bubur susu atau nasi tim, atau

susu khusus yang tidak mengandung laktosa. Dengan ketentuan yaitu :

Page 14: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

a)      Berikan makanan selama diare untuk memberikan gizi pada penderita terutama anak-anak

agar anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya BB. Berikan cairan termasuk

oralit dan makanan sesuai yang dianjurkan.

b)      Anak yang masih minum ASI  harus lebih sering diberi ASI

c)      Anak yang minum susu formula harus diberikan lebih dari biasanya.

d)     Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus

diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit tapi sering.

e)      Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk

membantu pemulihan BB anak.

2)   Sedangkan untuk anak di atas 1 tahun dengan BB lebih dari 7 Kg, dianjurkan makanan padat

atau cair dan susu sesuai dengan kebiasaan sehari-hari.

a)      Mengobati masalah lain

Prinsip pengobatan diare ialah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan atau

tanpa muntah, dimana cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat.

Secara tradisionil gula, air tajin, tepung beras dan lain-lain.

Apabila ditemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka diberikan

pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan dehidrasi. Tidak ada obat yang

aman dan efektif untuk menghentikan diare.

b)      Upaya pencegahan diare

Upaya pencegahan diare tersebut antara lain dengan melakukan pemberian ASI,

memperbaiki makanan sapihan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dan cara yang

benar membuang tinja bayi/balita. Fakta menunjukkan bahwa cuci tangan pakai sabun dapat

mengurangi risiko penyakit diare hingga mencapai 50 %. Cuci tangan pakai sabun adalah

mencegah diare paling murah dan efektif (Suharyono, 2003).

Page 15: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

B.     Prilaku Ibu (Pengetahuan dan Sikap) yang Mempengaruhi Terjadinya Diare

1.      Konsep Perilaku

Menurut Notoadmojo (2003) perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan, serta lingkungan. Perilaku  kesehatan itu mencakup :

a.       Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespon, baik

secara pasif maupun aktif yang dilakukan sehubungan dengan sakit dan penyakit tersebut.

Perilaku tersebut terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-

tingkat pencegahan penyakit, yakni :

1)      Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, misalnya makanan

yang bergizi, olah raga.

2)      Perilaku pencegahan penyakit, misalnya tidur memakai kelambu untuk  menghindari gigitan

nyamuk, imunisasi.

3)      Perilaku sehubungan dengan pencarian obat, misal ke poli gigi untuk berobat.

4)      Perilaku sehunbungan denagn pemulihan kesehatan, misal diet, mematuhi      peraturan

dokter.

b.      Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, misal, dalam memilih                     

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.

c.       Perilaku terhadap makanan, misal dalam memilih konsumsi makanan.

d.      Perilaku terhadap lingkungan kesehatan, misal perilaku sehubungan dengan air bersih,

pembuangan air kotor, pembuangan limbah, kondisi rumah sehat, pembersihan sarang-

sarang.

Menurut Benyamin Bloom dalam Notoadmojo, 1908. perilaku dibagi dalam 3 domain

yaitu :

a.       Pengetahuan peserta didik terhadap pendidikan yang diberikan (knowledge).

Page 16: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

b.      Sikap atau anggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude).

c.       Praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidik

yang diberikan (practice).

2.      Pengetahuan (Knowledge)   

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia,

yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt

behavior). Adapun tingkat pengetahuan di dalam demain kognitif mempunyai 6 tingkatan,

yakni :

1)      Tahu (Know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke

dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2)      Comprehention (memahami)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang

diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3)      Aplikasi

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi real (sebenarnya).  

4)      Analisis

Page 17: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-

komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

5)      Sintesis

Ini menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6)      Evaluasi

Ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atau obyek.

Menurut Green dalam Notoatmodjo, 1997. Pengetahuan ini berpengaruh terhadap sikap

seseorang sesuai dengan pemikirannya, jika positif akan menimbulkan sikap positif demikian

juga sebaliknya, pada hakikatnya pengetahuan merupakan semua yang diketahui manusia

tentang objek tertentu. Menurut Sarwono, 1993 yang menyatakan bahwa pengetahuan

seseorang akan bertambah dengan diperolehnya informasi-informasi tertentu sehingga akan

terjadi peningkatan pengetahuan. Dengan peningkatan pengetahuan tersebut maka akan

terjadi peningkatan sikap kesehatan dalam diri individu yang berdasarkan kesadaran dan

kemauan individu.

Tingkat pengetahuan menurut (Arikunto S, 2006) yaitu :

0 : baik (76% - 100%)

1 : cukup (56% - 75%)

2 : kurang (< 56%)

3.      Sikap (Attitude)

Menurut Saifuddin Azwar, 2002. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Beberapa batasan lain tentang

sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut :

Page 18: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial. Newcomb dalam S Azwar, 2002 salah seorang ahli psikologi sosial,

menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,

akan tetapi adalah merupakan pre-disposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu  masih

merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka tau tingkah laku yang terbuka. Sikap ini

memiliki 3 komponen pokok yaitu :

a.       kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu obyek.

b.      Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap obyek.

c.       Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersamaan membentuk sikap yang utuh (total attitude).

Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosional

memegang peranan penting. Menurut Saifuddin, 2005 bahwa sikap juga dipengaruhi oleh

faktor eksteren dan intern salah satunya pengalaman. Apa yang telah dan sedang kita alami

akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus. Pendapat

Azwar, 1998 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dari adanya

interaksi sosial yang dialami oleh individu yaitu :

a.       Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang dialami seseorang akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan terhadap suatu stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah

satu dasar terbentuknya sikap, untuk mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang

harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologi. Apakah penghayatan

Page 19: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

itu kemudian akan membentuk sikap yang positip atau yang negatip, akan tergantung pada

berbagai faktor lain.

b.      Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi

sikap seseorang. Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis

atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain

dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindar konflik dengan

orang lain yang dianggap penting.

c.       Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap seseorang

d.      Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan

kepercayaan seseorang. Adanya informasi mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut, apabila cukup kuat, akan

memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah kecenderungan untuk

bertindak. (konoatif).

e.       Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh

dalam pembentukan sikap, dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep

moral dalam diri individu.

f.       Pengaruh faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi

sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Page 20: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Dari teori sikap ada yang dinamakan pernyataan yang ditulis mengikuti kaidah yang

benar melalui penskalaan dan seleksi item, akan menjadi isi suatu skala sikap. Pernyataan

sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu

kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan seperti ini

disebut sebagai pernyataan yang favorable.

Sebaliknya, pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal yang negatif mengenai objek

sikap, yaitu yang bersifat tidak mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap yang hendak

diungkapkan. Pernyataan seperti ini disebut sebagai pernyataan yang unfavorable. Suatu

skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favorable dan

pernyataan unfavorable dalam jumlah yang kurang lebih seimbang. Dengan demikian

pernyataan yang disajikan tidak semua positif atau semua negatif yang dapat mendatangkan

kesan seakan-akan isi skala yang bersangkutan seluruhnya memihak atau sebaliknya

seluruhnya tidak mendukung objek sikap. Variasi pernyataan favorable dan unfavorable akan

membuat responden memikir lebih hati-hati isi pernyataannya sebelumnya memberikan

respon sehingga stereotipe responden dalam menjawab dapat dihindari (Azwar, 1998).

C.    Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Kejadian Diare

Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang berbasis lingkungan. Ada 2 faktor yang

dominan yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi

bersama perilaku manusia yang tidak sehat. Karena tercemar kuman diare serta berakumulasi

dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman maka

dapat menimbulkan kejadian penyakit diare. (FK. UI, 1997).

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena

infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan penyebab lain. Adapun

Page 21: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

penyebab-penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya keadaan gizi,

kebiasaan atau perilaku, sanitasi lingkungan dan sebagainya. (Ridwan, 2007).

Ada beberapa perilaku yang dapat meningkatkan resiko terjadinya diare yaitu sikap ibu yang

tidak memberikan ASI secara penuh hingga umur 4-6 bulan pertama dari kehidupan,

menggunakan botol susu, menyimpan makanan masak pada suhu kamar, air minum tercemar

pada bakteri tinja, tidak mencuci tangan sesudah BAB dan sebelum menjamah makanan.

(Depkes RI, 1998)

D.    Hipotesis

-          Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare pada

balita di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu

-          Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare pada balita di

Posyandu wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu.

Page 22: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.    Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan metode

cross sectional. Dimana variabel independent (pengetahuan dan

sikap) dan variabel dependent (Diare pada anak balita) dengan pengukuran sekali dan dalam

waktu bersamaan. Tujuannya untuk mengetahui Hubungan antara pengetahuan dan sikap

dengan kejadian diare pada balita.

 Bagan 3.1. Desain Penelitian

 

Page 23: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

B.     Kerangka Penelitian

Bagan. 3. 2. Kerangka

Joko Irianto, 2005

C. Definisi operasionalC.    Definisi Operasional

Tabel 3.1 Ringkasan Definisi Operasional

No

VariabelDefinisi Operasi

onal

Alat Ukur

Hasil Ukur

Skala

1 Variabel dependen(diare pada balita)

Balita yang didiagnosa diare

Kuisioner (1 pertanyaan)

0: didiagnosa diare

1: tidak didiagnosa diare

ordinal

2 Variabel independ

Pengetahuan

kuisioner

2 : baik (76% -

ordinal

Page 24: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

ent (pengetahuan)

responden adalah pengetahuan ibu tentang diare pada bayi/balita.

(20 pertanyaan)

100%)1 : cukup (56% - 75%)0 : kurang (< 56 %)

3 Variabel independent (sikap)

Sikap merupakan kesiapan ibu terhadap kejadian diare pada balita.

kuisioner (10 pertanyaan dengan skala likert)

1 : Jika T ≥  = 27,19 (sikap favorable) 0 : Jika T ≤ = 27,19 (sikap unfavorable )

ordinal

D.    Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak balita usia 1 - 5 tahun yang  berada di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu dari bulan Januari sampai bulan Desember 2008. Berjumlah 2,032  balita untuk lurah Sukamerindu.Sampel dalam penelitian ini yaitu semua ibu-ibu yang memiliki balita dari usia 1-5 tahun yang berkunjung ke Puskesmas Sukamerindu dengan teknik pengambilan sampel, yaitu teknik pendekatan accidental sampling, dengan perhitungan sebagai berikut :

 n =      Z²(1-α/2).P(1-P)

d²                                             (Aziz Alimul : 2007)

Keterangan :

n             = Sampel           

Z(1-α/2) = Nilai distribusi normal baku tabel Z pada α tertentu

P             = proporsi sesuatu ; q = 1-P

d             = derajat akurasi (presisi) yang diinginkan

jawab :

Z = 1,96, P = (876/2,032 = 0,43), d = 0,1

Page 25: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

(1,96)² . 0,43 (1-0,43)                        n =                               (0,1)²

3,84 . 0,43 (0,57)                                                0,001

0,941184                                    0,001

                                   94 respondenE.     Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu dan waktu penelitian dari

14 April sampai 22 April 2009.

F.     Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data

1.      Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data akan diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang akan diambil dengan cara menyebarkan kuisioner yang berisi pertanyaan yang memiliki beberapa alternatif jawaban. Sedangkan data sekunder yaitu data yang akan diperoleh dari profil DinKes Kota tentang penyakit menyerang saluran pencernaan yang berupa Diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu.

2.      Pengolahan Data

Data yang akan dikumpulkan diolah melalui beberapa tahap, yaitu :

a.      Editing

Editing adalah pengecekan kembali apakah isian pada lembar kuesioner sudah sesuai dan

lengkap dengan absen jawaban yang telah disediakan.

b.      Coding

Setiap lembar kuesioner yang telah diisi oleh responden diberi kode yang   dilakukan oleh

peneliti agar lebih mudah dan sederhana.

c.       Processing

Processing adalah memproses data dengan menggunakan komputer atau secara manual agar

dapat dianalisis.

d.      Cleaning

Page 26: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Mengecek kembali data yang sudah diproses apakah ada kesalahan atau tidak ada masing-

masing variabel yang sudah di proses sehingga dapat di perbaiki dan di nilai.

3.      Analisis Data

Data disajikan melalui analisa univariat dan analisa bivariat, yaitu :

a.       Analisis univariat

Data dianalisis dengan distribusi frekuensi yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian dengan rumus :

                               (Budiarto. E : 2001)

Keterangan :

P    = Jumlah persentase yang dicapai

F    = Jumlah frekuensi untuk setiap alternatif jawaban

n    = Jumlah objek penelitian

Untuk pengukuran variable sikap menggunakan rumus skor T :

   [ 27,15-x ]T  = 50 + 10

    [3,640]

Interpretasi sebagai berikut :

jika T ≥ 27,19 = sikap favorabel (positif)

jika T ≤ 27,19 = sikap unfavorabel (negatif)

Keterangan :

T = skor responden pada skala sikap yang hendak dirubah menjadi skor T

x = mean skor dalam kelompok

X = skor responden

S = standar deviasi

b.      Analisis Bivariat

Page 27: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Analisis bivariat adalah analisa yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independent (pengetahuan dan sikap ibu) dengan variabel dependent (Diare pada balita).

Pengolahan data menggunakan komputarisasi dan uji statistik yaitu untuk analisa hubungan

pengetahuan dengan kejadian diare menggunakan Pearson Chi-Square sedangkan untuk

analisa hubungan sikap ibu dengan kejadian diare menggunakan Fisher’s Exact Test dengan

tingkat signifikan 95%, = 0,05.

Uji hipotesis   :      Ha diterima bila X2 hitung > X2 tabel  (p < 0,05)

                        Ha ditolak bila X2 hitung < X2 tabel  (p 0,05)

(Budiarto. E, 2001)

Page 28: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil

Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independent dengan

dependen. Pengambilan data dilakukan dengan survey awal yaitu dengan mewawancarai 7

orang ibu-ibu yang memiliki balita dari usia 1-5 tahun sebagai sampel awal penelitian.

Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap

pelaksanaan. Pada tahap persiapan meliputi kegiatan penetapan judul, survey awal yang

dilakukan pada Januari 2009.

Kemudian peneliti merumuskan masalah penelitian, menyiapkan instrumen

penelitian, ujian proposal dan mengurus izin penelitian. Peneliti meminta izin penelitian dari

institusi Pendidikan yaitu Poltekkes Bengkulu Prodi Keperawatan Bengkulu, setelah

mendapatkan surat izin penelitian, langsung diserahkan ke bagian kesatuan bangsa, Politik

dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Provinsi Bengkulu tanggal 9 April 2009.

Pada tanggal 14 April 2009 peneliti mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan Kota

Bengkulu yang kemudian langsung diserahkan ke Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu,

yang sebelumnya sudah mendapat izin dari Kepala Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu.

Setelah mendapatkan izin dari Kepala Puskesmas, peneliti langsung melakukan

penelitian yang dilakukan selama 9 hari yaitu dari tanggal 14 April 2009 sampai dengan 22

April 2009 dengan cara membagikan kuesioner kepada masing-masing responden. Dalam

melakukan penelitian ini, ada beberapa hambatan antara lain dalam melakukan pengisian

kuesioner diperlukan waktu yang lebih karena memerlukan ketelitian untuk menjawab

pertanyaan pengetahuan dan sikap yang ada di lembar kuisioner tersebut.

Page 29: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Hasil Penelitian

Setelah data terkumpul kemudian data diolah dengan menggunakan uji chi-square

yang meliputi : analisa univariat dan analisa bivariat, adapun hasil penelitiannya adalah :

a.      Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan untuk menjelaskan/mendeskripsikan karakter masing-masing

variabel yang diteliti, baik variabel independen (pengetahuan ibu dan sikap ibu) maupun

variabel dependen (Diare  Pada Balita).

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hubungan  Pengetahuan dan Sikap Ibu 

Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Tahun 2009

No VariabelFrekuensi

(F)Persentase

(%)1. Pengetahuan

ibu 344515

36,1%47,9%16%

Jumlah 94 100%2. Sikap ibu

490

4,3%95,7%

Jumlah 94 100%3 Diare

7915

84%16%

Jumlah 94 100%

Page 30: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa untuk pengetahuan hampir

sebagian ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang diare yaitu sebanyak (47,9%),

sedangkan untuk sikap ibu dari tabel di atas sebagian besar memiliki sikap yang favorable

sebanyak (95,7%). Untuk variabel dependen yaitu kejadian diare pada balita di Puskesmas

Sukamerindu  yaitu sebanyak 15 balita (16%) terdiagnosa diare dan sebanyak 79 (84%) balita

terdiagnosa  bukan diare.

b.      Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat karakteristik masing-masing variabel  yaitu

untuk mengetahui hubungan variabel independent (pengetahuan dan sikap ibu) dengan

variabel dependen (kejadian diare pada balita).

Kriteria penilaian yang dipakai berdasarkan uji statistik uji Chi-square dengan X2 

tabel = ( 3,841 ) dengan nilai α =  0,05 dan derajat kebebasan (df) = 1. Untuk melihat derajat

kemaknaan, apabila ρ = ≤ 0,05 maka ada hubungan yang bermakna, sebaliknya jika ρ = ≥

0,05 maka hubungan tidak bermakna.

Tabel 4.2.Hasil Analisa Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan

Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Tahun 2009

No

Variabel

Yang Diteliti

Diare f % x² PYa Tidak

n % n %

1 Pengetahuan ibu

a.  

Kurang

b.  Cukup c.   baik

573

14,7%15,6%20%

293812

85,3%84,4%80%

344515

100%100%100%

0,228

0,892

2 Sikap ibu 1 25 3 75 4 10 0,

Page 31: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

a. 

unfavorabeb. 

favorable

14

%15,6%

76

%84,4%

90

0%100%

507

Berdasarkan keterangan tabel di atas untuk pengetahuan kurang dengan balita yang

terkena diare 14,7% dari 34 balita, dan 85,3% dengan balita yang tidak diare dari 34 balita.

Pengetahuan cukup dengan balita diare 15,6% dari 45 balita, dan 84,4% dengan balita yang

tidak diare dari 45 balita. Pengetahuan baik dengan balita diare 20% dari 15 balita, dan 80%

dengan balita tidak diare dari 15 balita.

Sikap unfavorable dengan balita diare 25% dari 4 balita, dan 75% dengan balita yang

tidak diare dari 4 balita. Sedangkan sikap favorable dengan balita diare 15,6% dari 90 balita

dan 84,4% dengan balita tidak diare dari 90 balita.

Sehingga diperoleh hasil pearson chi-square dengan nilai ρ = 0,892 lebih besar dari α

= 0,05. Sehingga hasil penelitian ini tidak bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita,. Sedangkan untuk sikap diperoleh

hasil fisher’s exact tests dengan nilai  p = 0,507 lebih besar dari nilai α = 0,05 sehingga hasil

penelitian ini tidak bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu

dengan kejadian diare.

B.    Pembahasan

1.     Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita

Berdasarkan hasil yang didapat di atas dapat diketahui bahwa untuk pengetahuan,

14,7% kurang, 15,6% cukup, 20% baik dari 15 responden yang balitanya diare, sedangkan

85,3% kurang, 84,48% cukup, 80% baik 79 responden yang balitanya tidak terkena diare.

Dari penelitian tersebut didapat hasil uji Chi-square nilai p = 0,892 atau lebih dari nilai α =

Page 32: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu

dengan kejadian diare pada balita.

Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Depkes RI (1998) bahwa, penyakit diare

merupakan suatu penyakit yang berbasis lingkungan. Ada dua faktor yang dominan yang

berhubungan dengan diare yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Dimana kedua

faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia.

Ada juga pendapat lain menurut Amirudin, 2007 secara klinis penyebab diare dapat

dikelompokkan dalam golongan enam besar yaitu karena infeksi, malabsorbsi, alergi,

keracunan, imunodefisiensi dan penyebab lain. Adapun penyebab-penyebab tersebut sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi

lingkungan, dan sebagainya. Berdasarkan dua pendapat di atas bahwa perilaku manusia yang

dapat menyebabkan terjadinya diare . Sesuai dengan pendapat Notoadmojo, 1908 bahwa

perilaku dibagi menjadi 3 domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Hasil penelitian ini

bertentangan dengan teori yang ada, karena dalam penelitian variable independent penelitian

yaitu pengetahuan tidak ada hubungannya dengan variable dependen yaitu kejadian diare,

karena pengetahuan  yang diteliti belum menjadi satu kesatuan dalam pembentukan perilaku.

Akan tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Sarwono (1993) yang

menyatakan bahwa pengetahuan seseorang akan bertambah dengan diperolehnya informasi-

informasi tertentu sehingga akan terjadi peningkatan pengetahuan. Dengan peningkatan

pengetahuan tersebut maka akan terjadi peningkatan sikap kesehatan dalam diri individu

yang berdasarkan kesadaran dan kemauan individu. Dari hasil penelitian ini diantara sampel

ternyata balita yang menderita diare hanya sedikit, ini dikarenakan, bahwa diare penyakit

yang berbasis lingkungan. (Depkes RI, 1998). Kejadian diare terjadi tergantung musim,

biasanya musim penghujan.

2.     Hubungan Sikap Ibu dengan Kejadian Diare

Page 33: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Untuk sikap responden di dapat 25% unfavorable dan 15,6% favorable dari 15 balita

yang terkena diare, sedangkan 75% unfavorable dan 84,4% favorable dari balita yang tidak

diare. Hasil komputarisasi diperoleh nilai ρ = 0,507 dilihat dari fisher’s exact dimana lebih

besar dari α = 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan

kejadian diare pada balita.

Menurut Berkowitz, 1972 sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung dan memihak  (favorable)

maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

Menurut Saifuddin, 2005 bahwa sikap juga dipengaruhi oleh fakor eksteren dan intern salah

satunya pengalaman. Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Azwar,

2002 sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap merupakan

predisposisi tindakan suatu objek, dan sikap itu masih merupakan reaksi tertutup dan

memiliki 3 komponen pokok yaitu kepercayaan, emosional dan kecenderungan untuk

bertindak. Dalam penentuan sikap yang utuh emosional memegang peranan penting. Ini

Sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, karena faktor eksteren dan

intern salah satunya pengalaman , maka seseorang tersebut akan cenderung melakukan hal

yang ke arah positif untuk menghindari akibat yang negatif. Sikap yang favorable dengan

pengalaman contohnya balita terkena diare, maka seseorang yang pernah mengalami hal

tersebut akan berusaha tidak melakukan hal yang sama untuk menghindari kejadian diare

berulang lagi. Dimana, orang terdekat merupakan orang yang dianggap penting, berarti

khusus dan banyak mempengaruhi sikap individu tersebut. Pada umumnya, seseorang

cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap yang dianggapnya

penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik

dengan orang yang dianggap penting tersebut, di sini sama halnya dengan seorang ibu sayang

Page 34: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

dengan balitanya (Azwar, 1998). Hal ini juga sesuai dengan asumsi bahwa sikap yang

favorable merupakan predisposisi untuk berperilaku (Notoatmodjo, 1997).

Page 35: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan

Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Tahun 2009 dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Tidak ada hubungan bermakna antara Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diare pada

Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu tahun 2009 (p = 0,892)

Tidak ada hubungan antara Sikap Ibu  dengan kejadian Diare Pada Balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun 2009 (ρ = 0,507).

B.    Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peneliti ingin memberikan saran kepada

semua pihak yang terkait antara lain kepada :

1.     Akademik

      Untuk dapat mencari faktor penyebab yang lain yang berhubungan dengan diare yang lebih

mendukung.

2.     Puskesmas

Sebagai informasi : bahwa yang mempengaruhi diare bukan karena pengetahuan dan sikap

saja menurut teori, tetapi ada pengaruh lain yang lebih berperan. Untuk itu, sebagai penindak

lanjut yaitu lebih meningkatkan mutu pelayanan khususnya pada bagian Kesling (Kesehatan

Lingkungan) dengan tujuan dapat mengurangi kejadian diare pada balita. Sesuai dengan teori

bahwa diare penyakit yang  berbasis lingkungan. Saran peneliti, pihak Puskesmas lebih

Page 36: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

memperhatikan lingkungan dan bila perlu terjun sesekali untuk melihat kondisi yang

sebenarnya. Sehingga visi dan misi Kota Bengkulu tercapai pada tahun 2010 nantinya.

3.     Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan mengembangkan penelitian dengan

variabel-variabel lain yang lebih inovatif mengenai  faktor yang berhubungan dengan

kejadian diare pada balita.

Page 37: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat A. A, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Penerbit  Salemba Medika, Jakarta : 2003

Alimul Hidayat A. A, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Penerbit  Salemba Medika, Edisi 2, Jakarta : 2007

Amiruddin R. Dr, SKM, M. Kes, dkk, Current Issue Kematian Anak (Penyakit Diare), FKM Jurusan Epidemiologi Universitas Hasanuddin, Makasar : 2007.

Arikunto S, Metodologi Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta : 2006.

Azwar S, MA, Drs, Sikap Manusia Teori dan pengukurannya, Edisi ke 2, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2002

B Albert and Paul S, Penyakit dan Penanggulangannya, Penerbit Widiya Medika (KNAPP), Jakarta : 1990.

Depkes RI, 2002, Infeksi Saluran Pencernaan, available from : www. Mediaindonesiaonline. Com, 2007..

Dinkes Provinsi Bengkulu, Profil Dinkes Provinsi Bengkulu, 2002.

Dinkes Provinsi Bengkulu, Profil Dinkes Provinsi Bengkulu, 2006.

                                                                      , Profil Dinkes Provinsi Bengkulu , 2008.

Dinkes Kota Bengkulu, Profil Dinkes Kota Bengkulu, 2006.

                                                                      , Profil Dinkes Kota Bengkulu, 2008.

Irianto J, Prediksi Keparahan Diare 2005, diakses dari : www.adobe acrobat document. Com, diperoleh tanggal 27 september 2008.

Mar’at, Perilaku Manusia Pengantar Singkat Tentang Psikologi, Penerbit refika ADITAMA, Bandung : 2006.

Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 12, Penerbit EGC, Jakarta : 1992.

Notoadmojo S. Dr, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Penerbit

Andi Offset, Yogyakarta : 1993

Page 38: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Lampiran 1

Tabel : Persentase Cakupan Diare Balita Menurut Kecamatan

Kota Bengkulu Tahun 2008

NO.

KECAMATAN

PUSKESMAS

DIARE

JML KASUS

DITANGANI

% DITANGANI

1 2 3 4 5 61 GADING

CEMPAKA

Jembatan kecil

138 138 100,00

Jalan gedang

202 202 100,00

Lingkar barat

109 109 100,00

Lingkat timur

84 84 100,00

2 RATU AGUNG

Kuala lempuing

120 120 100,00

Nusa indah

385 385 100,00

Sawah lebar

334 334 100,00

3 RATU SAMBAN

Anggut atas

446 446 100,00

4 TELUK SEGARA

Pasar ikan

230 230 100,00

Kampung bali

135 135 100,00

5 SUNGAI SERUT

Sukamerindu

876 876 100,00

6 MUARA BANGKAHULU

Ratu agung

212 212 100,00

Beringin jaya

170 170 100,00

7 SELEBAR Basuki rahmat

52 52 100,00

Betungan

192 192 100,00

Page 39: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

(Profil Dinke Kota Bengkulu, 2008)

Page 40: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Lampiran 2

JADWAL PENELITIAN

NO

KEGIATAN

Oktober

Nopember

Desember

Januari

Februari

Maret April Mei

I II

III

IV I I I

I

III

IV

II

III

IV

II

III

IV I I

I

III

IV I I

I

III

IV I I

I

III

IV I I

I

III

IV

1 Pen

dah

ulu

an

       

Sur

vei

Aw

al

-

Ide

ntifi

kasi

Ma

sala

h

-

Pen

ga

mbi

lan

Jud

ul

-

Pe

mb

uata

Page 41: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

n

Pro

pos

al

-

Ko

nsul

Pro

pos

al

-

Uji

an

Pro

pos

al

-

Per

bai

kan

Pro

pos

al

2 Pel

aks

ana

an

-

Pen

gu

mp

ula

n

Page 42: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Dat

a

-

Pen

gel

olaa

n

Dat

a

3 Uji

an

KTI

Page 43: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Lampiran 3

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama                                       :  Dwi Wahyuni Agusniarti

Tempat, Tanggal Lahir            :  Bengkulu, 18 Agustus 1988

Jenis Kelamin                          :  Perempuan

Agama                                     :  Islam

Anak ke                                   :  2 (kedua)

Jumlah Saudara                       :  4 (empat)

                        :  Jalan Titiran No. 90 Rt. 09 Rw. 003 Perumnas Gading Cempaka Permai 

Alamat Institusi                      :  Poltekkes Bengkulu Prodi Keperawatan, Jl. Indragiri No. 3 Padang Harapan Bengkulu Telp.

(0736) 341212

Riwayat Pendidikan               :  -     SDN 32 Bengkulu, pindah

-          SDN 35 Bengkulu, tamat tahun 2000

-          SMPN 8 Bengkulu, taman tahun 2003

-          SMAN 7 Bengkulu, tamat tahun 2006

-          Mahasiswi Program Studi Keperawatan Jurusan Keperawatan Poltekkes Bengkulu, Tahun

2006 – sekarang.

Page 44: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Lampiran 4

ORGANISASI PENELITIAN

                    I.      Pembimbing terdiri dari

A.    Nama               : Ns.Aguscik Jaya,S.Kep, M.Kes                      

NIP                 :140 166 343

       Pekerjaan         : Dosen Poltekkes Bengkulu

       Jabatan            : Pembimbing I

       Alamat            : Sumur melele

B.     Nama               : Ns. Septi Yanti, S.Kep

       NIP                 : 140 333 048                                              

       Pekerjaan         : Dosen Poltekkes Bengkulu

       Jabatan            : Pembimbing II

                                  Alamat            : Sukamerindu

                 II.      Peneliti

Nama                     : Dwi Wahyuni Agusniarti

NIM                      : P0 04 20 006 008

Pekerjaan               : Mahasiswa Poltekkes Bengkulu Jurusan Keperawatan

Alamat                  : Jln. Titiran No. 90 Blok 3 Rt. 09 Rw. 003

                      Perumnas gading cempaka permai, Lingkar barat Bengkulu

Page 45: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN“ PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PENANGANAN

DIARE PADA BALITA ”

I.. Lembar kuesioner pengetahuan

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti.

2. Isilah data pribadi ibu terlebih dahulu.

3. Isilah pertanyaan di bawah in dengan sebenarnya.

4. Untuk jenis pertanyaan frekuensi dan pengetahuan beri tanda ( x ) pada jawaban yang

ibu anggap benar.

5. Lembar kuesioner ini dikembalikan setelah mengisi seluruh pertanyaan.

Data pribadi responden

1.            Nomor urut                    :                      ( kosongkan )

2.            Nama                              :

3.            Umur                              :

4.          Pendidikan                     :           tidak sekolah                                                      

Tamat SD SMP

Tamat SMA – Akademi/S¹

A.    Frekuensi Diare

1. Apakah anak ibu mengalami diare :

a. ya

b.tidak

Page 46: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

B. Pengetahuan

1.      Menurut ibu diare itu berak pada balita lebih dari ........kali/hari :

a. 1 kali/hari

b. susah buang air besar

c. 3 kali/hari

2.      Menurut ibu diare pada balita disebabkan oleh  kecuali :

a.       Makanan dan minuman yang kurang bersih

b.      Keadaan lingkungan yang kotor

c.       Memberikan  ASI dari umur 4 – 6 bulan

3.   Saat ibu tahu anak ibu diare, biasanya keadaan beraknya :

a.       Keras berbentuk, kuning kecoklatan, berbahu khas

b.      Lembek berbentuk, keciklatan

c.       Cair berlendir, kuning kehijaun, berbahu khas

4.   Kondisi anak ibu apabila terkena diare, maka akan tampak keluhan yang pertama  yaitu :

a.       Anak rewel, gelisah

b.      Anak rewel, suhu tubuh panas,

c. Anak rewel, suhu tubuh panas, kurang nafsu makan/tidak sama sekali, dan gelisah

5.   Menurut ibu pemberian susu formula dengan menggunakan botol dapat     menyebabkan

diare karena :

a.       Botol susu susah untuk dibersihkan

b.      Terbuat dari plastik

c.       Susu basi yang menyebabkan diare

Page 47: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

6.   Sebaiknya membuat susu formula dengan menggunakan botol, ibu harus mencuci botol susu

dengan air panas lau dikeringkan dan sebelum membuatnya ibu harus cuci tangan terlebih

dahulu. Menurut ibu pernyataan diatas benar atau salah penjelasanya, karena :

a.       benar, karena pencucian botol susu harus dengan air hangat

b.      benar, karena dengan mencuci tangan dpat menghilangkan kuman

c.       salah, karena terlalu merepotkan

7.   Apa yang ibu lakukan bila anak ibu terkena diare :

a.       Ke Puskesmas/RS langsung

b.      Diberi air gula dicampur garam sedikit ( oralit buatan )

c.       Membeli obat di warung

8.   Apa yang telah ibu lakukan untuk menghindari diare berulang pada anak ibu :

a.       Memberikan ASI penuh hingga umur 6 bulan

b.      Mencuci tangan sebelum membuat susu formula

c.       Pencucian botol suus dengan menggunakan air panas lalu dikeringkan

9.   Apa yang ibu pikirkan jika diare pada anak ibu tidak sembuh dalam waktu yang singkat :

a.       Dehidrasi

b.      Kematian

c.       Pertumbuhan anak ibu terganggu

10. Obat – obatan apa saja yang ibu tahu untuk mengobati diare anak  ibu :

a.       Oralit

b.      Paracetamol

c.       Vitamin C

11. Menurut ibu pemakaian air yang tidak bersih dapat menimbulkan diare atau tidak, mengapa :

a.   Ya, Kemingkinan tercemar tinja, karena jarak septiteng dengan sumur kurang dari 10 meter.

b.   Tidak, karena air sebelum dikonsumsi dimasak terlebih dahulu

c.   Ya, karena air yang diperoleh dari sumur yang tidak menurut kriteria kesehatan

Page 48: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

12. Apa yang dapat ibu lakukan apabila anak ibu diare sebelum dibawa ke PKM, untuk

mengganti oralit. Sedangkan di rumah ibu habis gula :

a.   Menunggu sampai besok untuk ke PKM

b.   Air tajin

c.   Air garam

13. Apa yang telah ibu lakukan untuk mengatasi diare pada anak ibu yang telah mengalami diare

berulang :

a.   Membuat oralit buatan, untuk sementara menunggu berobat ke PKM

b.   Mengkonsumsi air yang bersumber dari sumur sesuai kriteria sehat

c.   Memasak air hingga 100 ° C

14. Apakah ibu mengetahui, apa itu dehidrasi :

a.   Lanjutan dari diare

b.   Kehilangan cairan tubuh yang berlebihan karena diare tidak teratasi

c.   Suhu tubuh panas, karena diare

15. Menurut pemikiran ibu, diare adalah penyakit yang bagaimana :

a.   Biasa saja

b.   Berbahaya dan dapat menyebabkan kematian

c.   Penyakit yang sering diderita anak – anak

16. Bila anak ibu yang masih berumur 2-3 tahun sering mengalami diare, menurut ibu apa yang

akan dialami oleh anak ibu untuk kehidupan selanjutnya :

a.   Terganggu pola makan

b.   Terganggu pola buang air besar

c.   Terganggu tumbuh dan perkembangan anak

17. Kondisi rumah dikelilingi oleh selokan, dan banyak sampah bertumpuk. Apa yang akan ibu

lakukan dengan kondisi rumah seperti itu untuk menghin dari diare :

a.   Membuang sampah dan selokan ditutup dengan kayu,agar penyebaran kuman tidak terjadi

b.   Memindahkan sampahnya di salah satu pojok selokan

Page 49: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

c.   Setiap hari selokannya dibersihkan agar penyebaran kuman oleh lalat tidak terjadi

18. Saat anak ibu mengalami diare, makanan seperti apakah yang baik untuk diberikan :

a.       Makanan padat

b.      Makanan cair

c.       Makanan lembek

19. Saat anak ibu mengalami diare, biasanya kondisi anak ibu akan seperti :

a.   Tidak napsu makan

b.   Suhu tubuh tinggi

c.   Rewel

20. Menurut ibu diare dapat dicegah, apabila ibu dan keluarga bersikap dan bertindak sehat :

a. Ya

b. Tidak

c. Ya, harus

B.     Untuk jenis pertanyaan sikap, beri tanda v pada kolom yang sesuai yaitu :

 

Keterangan :

STS           = Sangat Tidak Setuju

TS           = Tidak Setuju

RR          = Ragu – ragu

S             = Setuju

SS           = Sangat Setuju

NO. PERNYATAAN STS TS RR S SS1. Memberikan cairan gula ditambah garam sedikit

(oralit buatan) dapat membantu penyembuhan diare.

2. Tidak menyimpan makanan terlalu lama dapat mencegah terjadinya diare

Page 50: 58621470 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

3. Mencuci tangan, sebelum makan tindakan yang harus dilakukan setiap waktu

4.  Sebaiknya bayi berumur 4 – 6 bulan harus diberi ASI secara penuh

5. Sikap yang baik untuk mencegah diare yaitu memberikan ASI esklusif.

6. Memberikan larutan oralit tidak menjamin diare teratasi

7. Sampah yang menumpuk dan konsumsi air dari sumur yang tidak berkriteria sehat, baik dikonsumsi.

8. Mencuci tangan dan tidak menggunakan botol susu adalah salah satu mengurangi kejadian diare berulang pada balita

9. Penyimpanan makanan dilemari merupakan tindakan yang baik untuk menghindari penyakit diare

10. Menjaga kebersihan lingkungan salah satu menghindari diare

Terima kasih udah dibaca !http://www.yonokomputer.com/2011/03/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-ibu.html