7
Tu gas Radiolog i Kedokteran Gigi 3 Disusun Oleh: Afifah Astarini NIM: 04031113!0034 "rogra# $tudi "endidikan Dokter Gigi %akultas Kedokteran &ni'ersitas $ri(i)a*a Tahun A)aran !014+!01,

34. Afifah Astarini RKG 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 34. Afifah Astarini RKG 3

7/23/2019 34. Afifah Astarini RKG 3

http://slidepdf.com/reader/full/34-afifah-astarini-rkg-3 1/7

Page 2: 34. Afifah Astarini RKG 3

7/23/2019 34. Afifah Astarini RKG 3

http://slidepdf.com/reader/full/34-afifah-astarini-rkg-3 2/7

"en*e#-uhan Kista *ang .erukuran .esar se/erti esi "eriradikular Menggunakan

O-at okal : $e-uah a/oran Kasus

A-strak

Laporan kasus ini menjelaskan manajemen endodontic dari kista berukuran besar 

 besar seperti lesi periradikular menggunakan kombinasi obat antibiotik. Seorang anak 

 perempuan berusia18 tahun dengan kista berukuran besar seperti lesi dari apeks gigi

nomor 11 dan 21. Selama prosedur perawatan, 2,5% larutan natrium hipoklorit dan 2%

chlorhexidine glukonat digunakan untuk irigasi dan kombinasi obat antibiotik digunakan

untuk membalut saluran akar intra. bturasi dilakukan asetelah 2 bulan dan pen!embuhan

 periapikal diamati setelah " bulan.

Kata kuni# lesi periapikal, terapi endodontik, sterilisasi lesi dan perbaikan

 jaringan

I2 "endahuluan

$erapi saluran akar konensional bertujuan untuk menghilangkan bakteri dengan

 filing  atau menggunakan irigasi bahan kimia. &etika lesi periradikular ada, hasil !ang sukses

ditentukan berdasarkan dari hilangn!a sisa bakteri !ang ada pada lapisan !ang lebih

dalam pada dentin !ang tidak dapat dihilangkan dengan terapi konensional, sehingga

mengharuskan pengobatan tambahan untuk menghasilkan resolusi dari lesi tersebut.

'ariasi perawatan mulai dari perawatan non operasi, men!ingkirkan kekurangan

 pengobatan atau adan!a kelainan mor(ologi, untuk pengobatan bedah termasuk 

kuretase dan reseksi apikal telah dipertimbangkan. &eban!akan lesi periapikal

)*+%- dapat diklasi(ikasikan menjadi tiga, !aitu granuloma, kista radikuler, dan abses

)haskar 1+"", Lalonde / Luebke 1+"8-. 0alaupun perbedaan kista granuloma

 periradikular susah dideteksi secara radiogra(i )atkin et al1+8-, penelitian !ang

 berhubungan dengan radiogra(i ukuran lesi untuk histologi telah men!atakan bahwa

dengan ukuran lesi sebesar 2 mm atau lebih, kejadian kista hampir 1%. $elah

din!atakan bahwa lesi memiliki lapisan epitel utuh !ang memiliki kemungkinan tidak 

sembuh dengan terapi non3bedah karena lesi tersebut mungkin telah berkembang

menjadi sebuah  self-perpetuating entity  )poket kista apikal, air 1++8- dan merespon

Page 3: 34. Afifah Astarini RKG 3

7/23/2019 34. Afifah Astarini RKG 3

http://slidepdf.com/reader/full/34-afifah-astarini-rkg-3 3/7

 positi( terhadap pengobatan non operasi )4oen dkk, 1++-.

eberapa tahun belakangan ini, konsep Sterilisasi Lesi dan 6erbaikan 7aringan

)L$S- !ang menggunakan kombinasi obat antibakterial untuk desin(eksi pada

lesi !ang terin(eksi pada mulut, termasuk dentin, pulpa, dan lesi periradikular telah

ditingkatkan. erdasarkan konsep ini, perbaikan jaringan !ang rusak dapat dilakukan

dengan desin(eksi. Laporan kasus ini mendeskripsikan perawatan endodontik pada gigi

insisi( !ang trauma dan di hubungkan dengan lesi periapikal menggunakan terapi L9S.

II2 a/oran Kasus

Seorang anak perempuan berumur 18 tahun dirujuk ke :epartemen &onserasi ;igi

dan <ndodontik dengan keluhan utama terdapat diskolorisasi pada insisi( sentral kiri atas

)gambar 1-. Sejarah trauma dilaporkan ketika pasien berumur 1 tahun setelah insiden

anak perempuan tersebut tidak mengunjungi dokter gigi seolah3olah dia tidak merasakan

sakit. Selama pertumbuhann!a hingga berumur 15 tahun, dia kadang3kadang mengalami

n!eri ringan, tetapi tidak terdapat pembengkakan di daerah rahang atas anterior n!a.

6ada pemeriksaan klinis tidak ada tanda3tanda bekas luka atau (istula pada jaringan

lunak. =nsisi( sentral sebelah kiri atas terlihat berubah warna. &edua insisi( sentral atas

sedikit lembut tetapi tidak ada mobilitas. &edua insisi( atas sentral tersebut tidak peka

terhadap tes pulpa elektrik. adiogra(i menunjukkan lesi radiolusen !ang besar dengan

 batas !ang jelas pada sekitar akar insisi( sentral kiri atas );ambar 2-. =nsisi( sentral

kiri atas tersebut dianastesi dan diisolasi dengan   rubber dam. Setelah preparasi kaitas,

 jaringan pulpa !ang nekrosis di ekstirpasi. anah dikeluarkan dari saluran akar. &etika

 pengeluaran selesai, panjang kerja dihitung );ambar >- dan saluran akar dipreparasi sekitar 

1mm dari apeks radiogra(i dengan ukuran &3?iles 1538 dan 153" menggunakan teknik 

 step-back . Saluran akar diirigasi menggunakan clorhexidine glukonat 2% dan

saline. @edikamen intrakanal tidak diaplikasikan sebelum pengeringan selesai. 6ada

tahap terakhir preparasi, saluran akar menggunakan cairan sodium hipoklorit.

Setelah pengeringan, saluran akar disterilisasi dengan  paper points  supa!a benar3benar 

kering, campuran dari pasta metronidaAole, cipro(loxacin dan @inoc!cline seperti !ang

dijelaskan oleh $akushige et al. dipersiapkan dengan konsistensi krim dan diterapkan

ke saluran akar dengan bantuan sebuah lentulospiral );ambar >,,5,",B-. Setelah

dua bulan, pasien dipanggil kembali dan terlihat pen!embuhan !ang signi(ikan. ;igi anak 

 perempuan tersebut asimptomatik. 6asta antibiotik dihapus pada pertemuan ini. =rigasi

Page 4: 34. Afifah Astarini RKG 3

7/23/2019 34. Afifah Astarini RKG 3

http://slidepdf.com/reader/full/34-afifah-astarini-rkg-3 4/7

akhir menggunakan clorhexidine glukonat 2% dan saluran akar diobturasi dengan

gutta percha dan sealer C4 2" ):entspl!D:e$re!, &onstanA, ;erman!-

menggunakan teknik kondensasi lateral );ambar 8-. Setelah tiga minggu,  bleaching 

non ital dilakukan pada gigi 21 tersebut. &aitas tersebut ditutup menggunakan

komposit )9eram E :uo, :entspl!, &onstanA, SwitAerland- dan pasien dipanggil lagi

setelah enam bulan. 6emeriksaan radiogra(i menunjukan kesembuhan !ang signi(ikan,

tidak adan!a daerah radiolusen pada apikal, dan terlihat adan!a tulang trabekula

);ambar +-. Secara klinis tidak ada rasa sakit ketika dilakukan perkusi dan palpasi

dan jaringan lunak dalam keadaan sehat.

GAM.AR 1 GAM.AR ! GAM.AR 3

GAM.AR 4 GAM.AR , GAM.AR

Page 5: 34. Afifah Astarini RKG 3

7/23/2019 34. Afifah Astarini RKG 3

http://slidepdf.com/reader/full/34-afifah-astarini-rkg-3 5/7

III2 "e#-ahasan

espon trauma dapat berariasi. eberapa pulpa terlihat normal tanpa adan!a

gejala, sedangkan !ang lain menjadi nekrosis. ekrosis pulpa men!ediakan

nutrisi bagi bakteri patogen, !ang dapat men!ebabkan adan!a lesi periapikal. 6ada

 beberapa kasus, in(lamasi pada periapikal dimulai sebelum pulpa menjadi nekrosis, dan

hal itu memungkinkan timbuln!a daerah radiolusen meskipun adan!a sisa jaringan

!ang masih ital pada saluran akar )SundFist 1+B", &ha!at dkk 1+88-. :iagnosis

de(initi( dari jenis lesi periradikular han!a dapat dilakukan dengan pemeriksaan

histologis. amun, diagnosis klinis awal kista periradikular wajar jika semua kondisi

 berikut#

a. Lesi periradikuler melibatkan satu atau lebih pulpa !ang nekrosis

 b. Gkuran lesi 2 m2 atau lebih besar

c. $erdapat cairan kekuning3kuningan ketika drainase dilakukan, dan

d. $erdapat cairan !ang mengandung kristal kolesterol

Selain itu, kejadian kista telah terbukti menjadi "3"B% pada lesi dengan diameter 

1 sampai 2 mm. &ristal kolesterol ditemukan pada 2+3>% kista gigi. &ristal kolesterol

tersebut lebih sering terdapat pada kista radikular daripada granuloma apikal. &ristaldapat diidenti(ikasi dibawah mikroskop. 6ilihan perawatan tersedia untuk menghilangkan

kista !ang berukuran besar, mulai dari perawatan saluran akar non3operasi atau operasi

apikal untuk ekstraksi. 6ada beberapa instansi, perawatan non3operasi mungkin tidak 

e(ekti( atau tidak mudahH pada beberapa kasus mungkin dilakukan operasi. 6ada

 penelitian sekarang ini, radiogra(i menunjukkan bahwa gigi !ang terlibat memiliki lesi

 periradikular !ang besar dengan radiolusensi seragam dan dengan batas !ang jelas

disekitar apeks. @atsumoto dkk telah menunjukkan bahwa prognosis untuk 

 pengobatan lesi periradikular besar tidak sebagus lesi kecil. Sebalikn!a, Strindberg dan

Sjogren menemukan tidak ada perbedaan signi(ikan pada (rekuensi pen!embuhan antara

lesi !ang lebih besar dari 5 mm atau lebih kecil dari 5 mm. @ereka juga menekankan

 pentingn!a waktu pengamatan !ang lama untuk gigi dirawat dengan lesi periradikular.

:alam sebuah studi klinis jangka waktu !ang lama, 9alskan telah melaporkan 2 gigi

non operasi dirawat dengan lesi kista berukuran besar, sekitar B>,8% dari semua kasus

 benar3benar sembuh dengan pengobatan non operasi. 4al itu ditunjukkan pada laporan

kasus ini, bahwa penggunaan kombinasi obat antibiotik pada gigi dengan kista berukuran

Page 6: 34. Afifah Astarini RKG 3

7/23/2019 34. Afifah Astarini RKG 3

http://slidepdf.com/reader/full/34-afifah-astarini-rkg-3 6/7

 besar seperti lesi periradikular memberikan hasil klinis !ang bagus. 6erbaikan jaringan

lunak !ang rusak dapat diperkirakan jika lesi di desin(eksi. 6ada penelitian, lesi pada

rongga mulut telah dianalisis dibawah kondisi anaerobik untuk mengetahui target

dari bakteri endodontik. Singkatn!a, bakter plak pada gigi, lidah, basis, salia,

 poket periodontal, dan osteomilitis telah dianalisis dengan prosedur anaerobik karena

 plak tersebut merupakan sumber bakteri pada endodontik. erdasarkan pada penelitian

ini, obat antibakterial dipilih. @etronidaAole adalah pilihan pertama karena mempun!ai

spektrum antibakterial terhadap bakteri anaerob !ang umumn!a terdapat di rongga

mulut. amun, beberapa bakteri resisten terhadap metronidaAole dan dua obat

antibakterial lainn!a, seperti cipro(loxacin dan minoc!cline, sebaikn!a dikombinasi

dengan metronidaAole dalam mengeliminasi semua bakteri. 6enelitian in itro dan

insitu telah mengungkapkan bahwa campuran dari obat e(ekti( melawan bakteri di

rongga mulut. 6enelitian sebelumn!a telah menunjukkan bahwa kombinasi ini

mampu mengeliminasi bakteri dari jaringan !ang terin(eksi. 6eringatan tentang obat

tersebut harus diketahui ketika dokter gigi memberikan obat secara lokal atau

sistenik. 0alaupun olume dari obat !ang diaplikasikan pada terapi ini kecil dan tidak ada

laporan tentang e(ek samping, harus diperhatikan ketika pasien sensiti( terhadap bahan

kimia atau antibiotik.

I2 Kesi#/ulan

6erawatan saluran akar !ang menggunakan kombinasi obat antibiotik berhasil

men!embuhkan kista berukuran besar seperti lesi periradikuler.

Page 7: 34. Afifah Astarini RKG 3

7/23/2019 34. Afifah Astarini RKG 3

http://slidepdf.com/reader/full/34-afifah-astarini-rkg-3 7/7

Rangku#an

Lesi periapikal )*+%- dapat diklasi(ikasikan menjadi tiga, !aitu granuloma, kista

radikuler, dan abses. 6ada gambaran radiogra(i, kista radikuler ditunjukkan dengan

gambaran radiolusen dengan batas !ang jelas disekitar apikal gigi. 6en!embuhan

kista radikuler saat ini dapat dilakukan dengan perawatan non3 operasi. 6ada jurnal ini

dijelaskan bahwa campuran dari obat antibiotik seperti metronidaAole, cipro(loxacin

dan minoc!cline terbukti e(ekti( mengeliminasi bakteri !ang terdapat di saluran

akar. 9ampuran dari obat antibiotik ini diaplikasikan setelah preparasi saluran akar dan

sebelum pengisian menggunakan gutta percha.