Tugas Bu Afifah

  • Upload
    saraz01

  • View
    47

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

karakterisasi struktur padatan

Citation preview

  • Analisis Termal Karakterisasi Struktur Padatan Dosen Pengampu : Dr. Afifah Rosyidah, S.Si,M.Si

    Disusun oleh : Shabrina Adani Putri 1413201019

    Program Pascasarjana Kimia

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER

    SURABAYA

    2014

  • Page 2

    Thermal Gravimetric Analysis (TGA)

    Termogravimetri merupakan teknik pengukuran variasi berat sampel materi sebagai

    fungsi temperatur pemanasan dalam atmosfer terkontrol. Variasi massa ini dapat berupa

    hilangnya berat (emisi uap) ataupun bertambahnya berat sampel materi (fiksasi gas), sehingga

    titik fokus analisis adalah perubahan berat sampel materi terhadap pemanasan. Teknik ini dapat

    digunakan untuk menentukan kemurnian sampel, perilaku dekomposisi, degradasi thermal,

    reaksi kimia yang melibatkan perubahan berat materi akibat absorpsi, desorpsi, dan kinetika

    kimia.

    Aplikasi TGA

    1. [NH3(CH2)2NH3][Co(SO4)2(H2O)4] : Chemical Preparation, Crystal Structure, Thermal Decomposition and Magnetic Properties. Walid Rekik a, Houcine Nali a, Tahar Mhiri a,

    Thierry Bataille b, Materials Research Bulletin 43 (2008) 27092718

    Dalam jurnal ini peneliti mensintesis [NH3(CH2)2NH3][Co(SO4)2(H2O)4] dengan

    menguunakan metode evaporasi lambat pada suhu kamar. Analisis TGA untuk sampel

    [NH3(CH2)2NH3][Co(SO4)2(H2O)4] dilakukan dengan laju pemanasan 15 oC/jam antara 29-

    400oC dan 50oC/jam hingga 950oC. Profil kurva TGA pada Gambar 1 menunjukkan 6 tahap

    hilangnya berat dalam range temperatur tertentu.

    Pada tahap pertama sampel kehilangan berat 1,6% menunjukkan hilangnya air

    superficial akibat sifat higroskopis dari sampel.

    Pada tahap kedua dilanjutkan kehilangan berat 9,02% yang teramati antara 53-80 oC,

    menunjukkan hilangnya 2 molekul air (berat hilang terkalkulasi 9,34%).

    Pada tahap ketiga sampel kehilangan berat sebesar 17,44% dalam range suhu 122-

    158C menunjukkan terbentuknya fasa baru [NH3(CH2)2NH3][Co(SO4)2(H2O)0,25]

    Pada tahap keempat hilangnya berat di temperatur 230C menandai hilangnya

    molekul-molekul air yang tersisa dan membentuk senyawa

    [NH3(CH2)2NH3][Co(SO4)2] anhidrat tanpa adanya modifikasi struktural. Hilangnya

    berat sampel pada empat tahap di atas merupakan proses dehidrasi. Fasa anhidrat dari

  • Page 3

    senyawa ini memberikan warna biru-keunguan yang tajam pada temperatur 250C

    karena koordinasi kation Co2+ secara tetrahedral.

    Fasa anhidrat yang stabil hingga temperatur 280C akan mengalami transformasi

    menjadi -kobalt sulfat (berat hilang teramati 59,10% dan secara teoretis 59,70%).

    Dekomposisi -kobalt sulfat dimulai pada temperatur sekitar 620C membentuk

    kobalt oksida Co O .

    Dekomposisi Co3O4 menjadi CoO terjadi pada temperatur 900oC.

    Gambar 1 : Profil kurva TGA untuk dekomposisi [NH3(CH2)2NH3][Co(SO4)2(H2O)4

    2. Mechanistic Investigations on Significantly Improved Hydrogen Storage Performance of The Ca(BH4)2-added 2LiNH2/MgH2 System. Bo Li, Yongfeng Liu*, Jian Gu, Yingjie

    Gu, Mingxia Gao, Hongge Pan, International Journal of Hydrogen Energy 38 ( 2013 ) 5030-

    5038

    Dalam jurnal ini, peneliti mensintesis material untuk penyimpan hidrogen yaitu

    dengan cara menambahkan Ca(BH4)2 ke sistem 2LiNH2-MgH2. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa penambahan Ca(BH4)2 dapat meningkatkan sifat penyimpanan hidrogen

    dari sistem 2LiNH2-MgH2 .

  • Page 4

    Gambar 2 : Kurva Rehidrogenasi TGA pada sampel 2LiNH2-MgH2 terdehidrogenasi dan

    dehidrogenasi pertama pada sampel 2LiNH2-MgH2-0.1Ca(BH4)2

    Gambar. 2 menunjukkan kurva suhu hidrogenasi sampel 2LiNH2-MgH2-

    0.1Ca(BH4)2 bergantung pada dehidrogenasi (melepaskan hidrogen) tahap pertama, di

    mana sampel murni (2LiNH2-MgH2) juga dijadikan perbandingan. Hal ini terlihat bahwa:

    Sampel murni 2LiNH2-MgH2 (tanpa penambahan Ca(BH4)2 ) mengalami dehidrogenasi

    pada suhu 120C dan 240C. Jumlah total hidrogenasi dari 5,4% berat.

    Sampel 2LiNH2-MgH2-0.1Ca(BH4)2 terdehidrogenasi berkurang secara signifikan

    daripada sampel murni. Suhu mulai hidrogenasi dan suhu berakhirnya hidrogenasi pada

    sampel 2LiNH2-MgH2-0.1Ca(BH4)2 terdehidrogenasi hanya pada suhu 80 dan 160C.

    Jumlah total hidrogen adalah 4,7% berat untuk penambahan 0,1 mol Ca(BH4)2. Jumlah

    tersebut menurun jika dibandingkan dengan sampel murni (2LiNH2-MgH2 ), hal ini

    karena ion aditif [BH4]- tidak mengambil bagian dalam dehidrogenasi tahap pertama

    seperti yang ditunjukkan di atas. Namun, suhu hidrogenasi dari 2LiNH2-MgH2-

    0.1Ca(BH4)2 lebih rendah daripada sampel murni, secara signifikan material ini lebih

    unggul dari sampel murni karena dapat sepenuhnya dihidrogenasi pada 160 C dan 100

    atm.

  • Page 5

    Differential Scanning Calorimetry (DSC) DSC adalah suatu teknik analisa termal yang mengukur energi yang diserap atau

    diemisikan oleh sampel sebagai fungsi waktu atau suhu. Ketika transisi termal terjadi pada

    sampel, DSC memberikan pengukuran kalorimetri dari energi transisi dari temperatur tertentu.

    DSC merupakan suatu teknik analisa yang digunakan untuk mengukur energi yang diperlukan

    untuk mengukur energi yang diperlukan untuk membuat perbedaan temperatur antara sampel dan

    pembanding mendekati nol, yang dianalisa pada daerah suhu yang sama, dalam lingkungan

    panas atau dingin dengan kecepatan yang teratur

    Aplikasi DSC

    1. Destabilization of LiBH4 by Nanoconfinement in PMMA-co-BM Polymer Matrix for Reversible Hydrogen Storage, Rapee Gosalawit-Utke, Sukanya Meethom, Claudio

    Pistidda, Chiara Milanese, Daniel Laipple, Thanit Saisopa, Amedeo Marini, Thomas

    Klassen, Martin Dornhei, International Journal Of Hydrogen Energy 39 (2014) 501-5029

    Dalam jurnal ini peneliti mensistesis material penyimpan hidrogen yang

    reversibel yaitu menyisipkan kompleks hidrida logam (LiBH4) ke dalam polimer matriks

    polimethil methakrilat-co-butil methakrilat (PMMA-co-BM). Peneliti berusaha

    mengembangkan kemampuan LiBH4 sebagai penyimpan hidrogen, karena LiB4 sudah

    dikenal sebagai material penyimpan hidrogen yang dapat menghasilkan hidrogen lebih

    banyak daripada material lain. Namun, kekurangan LiBH4 ini adalah suhu untuk

    dehidrogenasi (melepaskan hidrogen) masih tinggi (~400C). Pada penelitian ini

    dihasilkan suhu dehidrogenasi LiBH4-PMMA-co-BM yang lebih rendah (~80C).

    Analisa termal menggunakan DSC dilakukan untuk mengetahui perubahan fasa yang

    terjadi selama kenaikan temperature.

  • Page 6

    Gambar 3 : Hasil DSC pada (a) LiBH4 dan (b) sampel nano LiBH4-PMMA-co-BM

    Pada gambar 3 menunjukkan profil DSC dari sampel penyimpan hidrogen dari kompleks

    logam hidrida saja (LiBH4) dan kompleks logam hidrida yang sudah disisipkan ke polimer

    matriks (LiBH4-PMMA-co-BM). Penjelasan profil tersebut sebagai berikut :

    Pada sampel LiBH4 (Gambar 3 (A)) terlihat dua puncak endotermik yang

    menunjukkan terjadinya transformasi fase polimorfik (o-LiBH4 ke h-LiBH4). o-

    LiBH4 mencair pada 117C dan h-LiBH4 mencair pada 289C. Dalam rentang suhu

    420-500 C terjadi dehidrogenasi (melepaskan hidrogen) LiBH4 yang sesuai dengan

    penelitian sebelumnya. Profil DSC juga diplotkan dengan kapasitas hidrogen yang

    dilepaskan selama kenaikan suhu. LiBH4 mulai melepaskan hidrogen pada ~420C

    dan mencapai 8,8% berat H2 (63,8 % dari kapasitas penyimpanan hidrogen teoritis)

    pada suhu sampai 500 C.

    Pada sampel nano LiBH4-PMMA-co-BM (Gambar. 6 (B)) terlihat puncak

    eksotermik pada 158C yang menunjukkan terjadinya kombinasi fenomena

    eksotermik dan dehidrogenasi. Pada profil DSC nano LiBH4-PMMA-co-BM

    menunjukkan bahwa transformasi fasa dan mencairnya LiBH4 di nano LiBH4-

    PMMA-co-BM.Hal tersebut dikarenakan keadaan amorf pada LiBH4, yang

    disebabkan LiBH4 sepenuhnya ter-nanoconfined di polimer matriks PMMA-co-BM.

    DSC juga diplotkan dengan kapasitas hidrogen yang dilepaskan selama kenaikan

    suhu. Nano LiBH4-PMMA-co-BM melepaskan hidrogen sebesar 0,65% wt

  • Page 7

    2. Mn-based Borohydride Synthesized by Ball-milling KBH4 and MnCl2 for Hydrogen Storage, Ruixia Liu a,b,*, David Book, International Journal of Hydrogen Energy 39

    (2014) 2194-2200 Dalam penelitian ini, kation campuran borohidrida (K2Mn(BH4)4) dengan

    struktur P21/n berhasil disintesis oleh mechanochemical milling sampel 2KBH4-MnCl2 di

    bawah tekanan gas argon. Hasil sintesis K2Mn(BH4)4 juga dibandingkan dengan bahan

    awal yaitu KMnCl3 dan KBH4 yang tidak bereaksi di 2KBH4-MnCl2.

    Kedua daerah kehilangan massa diamati untuk sampel digiling.

    Daerah pertama pada suhu 100-160C dengan melepaskan hidrogen 1.6 0,1 %

    berat, yang dikaitkan dengan dekomposisi K2Mn(BH4)4 untuk membentuk KBH4,

    boron, dan mangan yang terdispersi.

    Daerah kedua terdapat pada suhu 165-260C dengan melepaskan hidrogen

    sebesar 1.9 0,1 % berat yang disebabkan oleh reaksi KBH4 dengan KMnCl3 dan

    membentuk KCl ,boron, mangan terdispersi.

    Dekomposisi termal pada sampel 2KBH4-MnCl2 dianalisa dengan DSC.

    Gambar 4 : DSC dan Mass Spektrometri pada sampel 2KBH4-MnCl2

    Pada profil DSC sampel 2KBH4-MnCl2 (Gambar 4) menunjukkan bahwa pada

    pemanasan dari suhu kamar sampai 500C ada beberapa reaksi endotermik dan

    eksotermik utama yaitu terdapat puncak eksotermik pada 115C dan puncak endotermik

  • Page 8

    pada 129, 203, 214, 231, dan 451C. Hubungan hasil DSC dengan spektrometri massa

    menunjukkan bahwa munculnya :

    Puncak DSC endotermik pada 129C dikarenakan dekomposisi dari K2Mn(BH4)4,

    disertai perubahan jumlah diborane.

    Puncak pada 203, 214 dan 231C diasosiasikan sebagai multi-step dari dua reaksi

    dekomposisi dalam campuran dan desorbsi hidrogen. Hal ini sesuai dengan hasil

    TGA.

    Puncak eksotermis sebelum dekomposisi pada 115C tidak disertai dengan

    pelepasan hidrogen, hal tersebut dimungkinkan karena disosiasi K2Mn(BH4)4

    untuk membentuk polimorf baru.

    Puncak endotermik tajam pada 451C dikarenakan perubahan fase dalam salah

    satu produk dekomposisi akhir

  • Page 9

    Differential Thermal Analysis (DTA)

    DTA merupakan suatu teknik pengukuran perbedaan temperatur antara sampel

    dan reference (material yang bersifat inert secara thermal) sebagai fungsi waktu atau

    temperatur. Metode DTA dapat digunakan untuk analisis berbagai macam transformasi

    dari seluruh kategori material, deteksi temperatur transisi dari suatu senyawa, dan dapat

    digunakan untuk analisis kemurnian materi. Aplikasi DTA

    1. Characterization of Kaolinite Intercalation Compounds with

    Benzylalkylammonium Chlorides using XRD, TGA/DTA and CHNS Elemental Analysis, (2013) Jakub Matusik, Zenon Kapyta, Applied Clay Science, CLAY-02721;

    No of Pages 8

    Dalam jurnal ini peneliti mensintesis kaolinit yang diselingi dengan garam

    amonium yang mengandung gugus benzil : Benzyltrimethylammonium (B1),

    Benzyltributylammonium (B2), benzalkonium (B3), benzyldimethyltetradecylammonium

    (B4) dan benzyldimethylhexadecylammonium (B5) klorida. Methoxykaolinite digunakan

    sebagai precursor memiliki kelompok methoxyl OCH3 yang menempel pada sisi

    oktahedral. Senyawa interkalasi baru dikarakterisasi menggunakan XRD (difraksi sinar-

    X), analisis termal (TGA/DTA) dan analisis unsur dengan CHNS. Hasil XRD

    menunjukkan pergeseran signifikan dari kaolinit yang lebih tinggi berkisar dari ~ 14

    (garam B1) untuk ~ 38 (garam B5). Nilai-nilai d tergantung pada jenis garam yang

    digunakan. Analisis TGA/DTA yang membantu untuk mengkonfirmasi keberhasilan

    interkalasi (penyisipan) garam terpilih, dimana dekomposisi termal dari turunan kaolinit

    berlangsung pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan campuran yang sesuai.

    Gambar 5A : Struktur B1-B5 garam ammonium

  • Page 10

    Differential thermal (DTA) dan termogravimetri (TGA) kurva direkam dengan

    alat 851e Mettler Toledo TG/SDTA. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sampel

    ~ 20 mg dalam berbagai suhu 25-600C (kecepatan pemanasan: 10C/menit, atmosfer

    udara).

    Gambar 5 : Profil Kurva DTA, TGA dan DTG untuk garam B1, B2 dan B5

    Klorida B1 dan B2 murni menunjukkan respon termal sangat mirip (Gambar 5).

    Pencairan dan dekomposisi berlangsung secara simultan untuk B1 pada 247C dan B2

    pada 177C (kehilangan massa maksimum dari kurva DTG). Hilangnya massa dikaitkan

    dengan efek endotermik dengan maksimum pada 249C (B1) dan 181C (B2). Pada

    gilirannya, garam B5 meleleh pada 57C (maksimum efek endotermik) dan selanjutnya

    didekomposisi dalam dua langkah sebagai dua puncak yang berbeda ditemukan dalam

    kurva DTG dengan nilai maksimal pada 203C dan 250C. Dekomposisi B5 itu terkait

    dengan efek endotermik yang luas dengan nilai maksimal pada 203C dan 245C.

    Dekomposisi lebih lanjut dan pembakaran produk gas di atas 300C dikaitkan dengan

    beberapa efek termal dalam kurva DTA.

  • Page 11

    Kurva termal direkam untuk campuran fisik dari garam dengan kaolinit murni

    mengungkapkan bahwa dekomposisi termal mereka sangat mirip dibandingkan dengan

    garam murni. Dekomposisi dari B1-kaolinit campuran fisik ditunjukkan oleh puncak

    endotermik dengan dua maksima pada 237C dan 246C, untuk campuran B2-kaolinit

    dan B5-kaolinit, puncak endotermik yang diamati pada 178C dan 194C, masing-

    masing. Dekomposisi termal sedikit lebih rendah daripada klorida B1 dan B2 murni.

    Perbedaan tersebut disajikan pada Tabel 1 yang menunjukkan hilangnya garam organic

    pada B1-kaolinit, B2-kaolinit dan B5 kaolinit.

    Tabel 1 : Data turunan dari kurva TGA dan DTA untuk Penghilangan Garam Organik

    2. Synthesis, Characterization and Thermal Decomposition Mechanism of Cetyltrimethyl Ammonium Tetrathiotungstate, Gaojun An, Yunqi Liu, Yongming

    Chai, Hongyan Shang, Chenguang Liu, Journal of Natural Gas Chemistry 15(2006) 127-

    133

    Dalam jurnal ini peneliti mensintesis cetyltrimethylammonium tetrathiotungstate

    (CTriMATT) dengan metode yang sederhana dan efektif telah yaitu menggunakan

    larutan cair amonium tetrathiotungstate (ATT) dan cetyltrimethyl amonium bromida

    (CTABr) sebagai reaktan. CTriMATT as-disintesis ditandai dengan analisis Elemental,

    difraksi sinar-X (XRD), Fourier transform infrared (FT-IR), Ultraviolet visibel (UV-Vis).

  • Page 12

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa as-disintesis CTriMATT memiliki kemurnian tinggi

    dan kristalinitas yang baik. Pengenalan kelompok alkil memicu pergeseran pita vibrasi

    ikatan W-S untuk menurunkan bilangan gelombang, sementara itu tidak mempengaruhi

    posisi WS42-. Analisis termogravimetri (TG), analisis termal diferensial (DTA) dan in situ

    karakterisasi XRD menunjukkan bahwa CTriMATT mulai terurai pada 423 K dalam

    nitrogen dan dikonversi ke WS2 akhirnya. Selain itu, produk dekomposisi CTriMATT

    pada 673 K dalam nitrogen ditandai dengan adsorpsi N2 (BET) dan scanning electron

    microscopy (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa WS2 dengan luas permukaan

    spesifik yang lebih tinggi, dan volume pori dapat diperoleh dari dekomposisi termal dari

    CTriMATT dalam nitrogen .

    Gambar 6 : Kurva TG-DTA pada CTriMATT dibawah atmosfer Nitrogen

    Kurva TG-DTA pada sampel CTriMATT dibawah tekanan atmosfer nitrogen

    ditunjukkan pada Gambar 6. Dalam penelitian ini, telah disimpulkan fragmentasi struktur

    kimia sesuai dengan hasil eksperimen dengan analisis termogravimetri.

    Fragmentasi itu terjadi interaksi antara ikatan sulfur-nitrogen dan nitrogen-karbon.

    Seperti ditunjukkan dalam Gambar 6, penurunan berat yang konstan pada sampel

    CTriMATT sesuai dengan reaksi :

    [Ci6H33N(CH3 )3] 2WS4 + [ CdhN(CH3)3] kh + WS2

  • Page 13

    Penurunan berat menjadi 72,6% (71,8% teoritis) untuk dekomposisi termal ini terjadi

    pada suhu sekitar 423-673 K. Senyawa yang hilang adalah cetyltrimethylammonium

    disulfida.

    Pada suhu rendah terjadi penurunan berat yang kecil disebabkan oleh penghapusan

    kotoran. Karena CTriMATT yang telah disintesis telah mengkristal dari larutan jenuh,

    kandungan air ada pada kandungan CTriMATT.

    Ada satu puncak endotermik dengan intensitas rendah pada 560 K, yang

    menunjukkan bahwa penghapusan [C16&3N(CH3)3]2S2 membutuhkan energi yang

    besar.

    Selain itu, ada puncak endotermik jelas pada 403 K yang mungkin disebabkan oleh

    penghapusan air kristal .

    Menurut kurva TG-DTA untuk CTriMATT pada Gambar 6, dekomposisi termal

    CTri-MATT bawah atmosfer nitrogen mengikuti pola yang sama sekali berbeda dengan

    yang dilaporkan sebelumnya untuk ATT. Bahkan, perbedaan yang paling jelas adalah

    Tidak adanya puncak eksotermik dalam proses dekomposisi CTriMATT, yang

    berhubungan dengan transisi trisulfide-disulfida dalam kasus ATT. Ini berarti bahwa

    sulfur telah dihapus sebagai senyawa sulfur organik bersamaan dengan penghapusan

    kation alkylammonium. Pola dekomposisi termal ini rumit dijelaskan di atas

    mungkin melibatkan penataan ulang intramolekul dan interaksi dengan unit tetangga

    CTriMATT . Dengan demikian, produk akhir dari dekomposisi termal berhubungan

    dengan WS2 hampir stoikiometri

  • REFERENSI

    Walid Rekik, Houcine Nali, Tahar Mhiri, Thierry Bataille, 2008,

    [NH3(CH2)2NH3][Co(SO4)2(H2O)4] : Chemical Preparation, Crystal Structure, Thermal

    Decomposition and Magnetic Properties, Materials Research Bulletin 43 (2008) 27092718

    Bo Li, Yongfeng Liu*, Jian Gu, Yingjie Gu, Mingxia Gao, Hongge Pan, 2013, Mechanistic

    Investigations on Significantly Improved Hydrogen Storage Performance of The Ca(BH4)2-

    added 2LiNH2/MgH2 System. International Journal of Hydrogen Energy 38 ( 2013 ) 5030-

    5038

    Rapee Gosalawit-Utke, Sukanya Meethom, Claudio Pistidda, Chiara Milanese, Daniel

    Laipple, Thanit Saisopa, Amedeo Marini, Thomas Klassen, Martin Dornhei, 2014,

    Destabilization of LiBH4 by Nanoconfinement in PMMA-co-BM Polymer Matrix for

    Reversible Hydrogen Storage, International Journal Of Hydrogen Energy 39 (2014) 501-

    5029

    Ruixia Liu, David Book, 2014, Mn-based Borohydride Synthesized by Ball-milling KBH4

    and MnCl2 for Hydrogen Storage, International Journal of Hydrogen Energy 39 (2014)

    2194-2200

    Jakub Matusik, Zenon Kapyta, 2013, Characterization of Kaolinite Intercalation Compounds

    with Benzylalkylammonium Chlorides using XRD, TGA/DTA and CHNS Elemental

    Analysis, (2013) Applied Clay Science, CLAY-02721; No of Pages 8

    Gaojun An, Yunqi Liu, Yongming Chai, Hongyan Shang, Chenguang Liu, 2006, Synthesis,

    Characterization and Thermal Decomposition Mechanism of Cetyltrimethyl Ammonium

    Tetrathiotungstate, Journal of Natural Gas Chemistry 15(2006) 127-133