33
FRAKTUR TERBUKA Pembimbing: Dr. Abidin, Sp.OT Disusun oleh: Ayu Agustin (110 2009 048)

185676307-fraktur-terbuka

Embed Size (px)

Citation preview

  • FRAKTUR TERBUKA

    Pembimbing:Dr. Abidin, Sp.OT

    Disusun oleh:Ayu Agustin (110 2009 048)

  • Definisi

    Fraktur terbuka Fraktur yang berhubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit sehingga terjadi kontaminasi kuman. Fraktur terbuka merupakan keadaan bedah darurat.

  • ETIOLOGIPenyebab dari Fraktur terbuka adalahTrauma langsung: benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur pada tempat itu.Trauma tidak langsung: bilamana titik tumpul benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan.

    Sedangkan Hubungan dengan dunia luar dapat terjadi karenapenyebab rudapaksa merusak kulit, jaringan lunak dan tulang.Fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit.

  • KLASIFIKASI OPEN FRAKTUR Grade I Patah tulang terbuka dengan luka < 1 cm, relatif bersih, kerusakan jaringan lunakminimal, bentuk patahan simpel/ transversal/ oblik.

    Grade II Patah tulang terbuka dengan luka > 1 cm, kerusakan jaringan lunak tidak luas,bentuk patahan Simpel.

  • Tipe Fraktur

  • Grade IIIPatah tulang terbuka dengan luka > 10 cm, kerusakan jaringan lunak yang luas,kotor dan disertai kerusakan pembuluh darah dan saraf.IIIA. Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan luas, tapi masih bisa menutupipatahan tulang waktu dilakukan perbaikan.III B Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan lunak hebat dan atau hilang (softtissue loss) sehingga tampak tulang (bone-exposs)III C Patah tulang terbuka dengan kerusakan pembuluh darah dan atau saraf yang hebat.

  • PEMERIKSAAN

    AirwayBreathingCirculationDisabilityExposure

  • Survey SekunderAnamnesis

    Biasanya penderita datang dengan suatu trauma (traumatik, fraktur), baik yang hebat maupun trauma ringan dan diikuti dengan ketidakmampuan untuk menggunakan anggota gerak. Anamnesis harus dilakukan dengan cermat, karena fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin fraktur terjadi pada daerah lain.

  • Pemeriksaan fisikPada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya:

    Syok, anemia atau perdarahanKerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomenFraktur predisposisi, misalnya pada fraktur patologis

  • Pemeriksaan lokalInspeksi (Look)Bandingkan dengan bagian yang sehatPerhatikan posisi anggota gerakKeadaan umum penderita secara keseluruhanEkspresi wajah karena nyeriLidah kering atau basahAdanya tanda-tanda anemia karena perdarahanApakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan fraktur tertutup atau fraktur terbukaEkstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa hariPerhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekanLakukan survei pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ-organlainPerhatikan kondisi mental penderitaKeadaan vaskularisasi

  • Palpasi (Feel)Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat nyeri.Temperatur setempat yang meningkatNyeri tekan; nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulangKrepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-hatiPemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkenaRefilling (pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian distal daerah trauma , temperatur kulitPengukuran tungkai terutama pada tungkai bawah untuk mengetahui adanya perbedaan panjang tungkai

  • Pergerakan (Move)Pergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakkan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf.

  • Pemeriksaan neurologisPemeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara sensoris dan motoris serta gradasi kelelahan neurologis, yaitu neuropraksia, aksonotmesis atau neurotmesis.

    Pemeriksaan radiologisPemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur. Untuk menghindarkan nyeri serta kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka sebaliknya kita mempergunakan bidai yang bersifat radiolusen untuk imobilisasi sementara sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis.

  • Beberapa prinsip dasar pengelolaan fraktur terbuka:obati fraktur terbuka sebagai satu kegawatan.adakan evaluasi awal dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat menyebabkan kematian.berikan antibiotic dalam ruang gawat darurat, di kamar operasi dan setelah operasi.segera dilakukan debrideman dan irigasi yang baikulangi debrideman 24-72 jam berikutnyastabilisasi fraktur.biarkan luka tebuka antara 5-7 harilakukan bone graft autogenous secepatnyarehabilitasi anggota gerak yang terkena

  • PENANGANAN OPEN FRAKTUR

    Pembersihan luka Luka kotor, bekuan darah dan material benda asing harus dibuang dan dicuci dengan air steril, dan lebih ideal dengan garam fisiologis.Debridemen/pembuangan jaringan avital a.Membuang benda asing b.Membuang jaringan avital

  • Tujuan debridemen : a. Mengurangi derajat terkontaminasi b. Menciptakan luka yang bersih

    Reposisi dan stabilisasi tulang Reposisi dilakukan secara anatomis dan optimal untuk menghilangkan terjadinya dead space dan penekanan tulang pada kulit, sehingga penutupan luka tidak menjadi teregang. Fiksasi/stabilisasi dilakukan setelah reposisi untukmempertahankan kedudukan patahan tulang.

  • Penutupan luka Penutupan luka untuk patah tulang teruka tipe 1 dapat dilakukan dengan penutupan secaraprimer Penutupan luka untuk patah tulang teruka tipe 2 dan 3 sebaiknya dibiarkan terbuka dan memerlukan debridemen ulang bila ada tanda-tanda infeksi.

  • Pemberian antibiotika Pemberian antibiotiotika pada patah tulang bukanlah tindakan profilaksis, tapi merupakan tindakan terapeutik Cephalosorin merupakan broad spectrum yang diberikan secara parenteral, penambahan dengan aminoglikosida diindikasikan bila luka hebat (patah tulang tipe 3)Pencegahan tetanus

  • PENYEMBUHAN FRAKTUR

  • Proses penyembuhan:fase hematomfase proliferasi selfase kalusfase konsolidasifase remodeling

  • Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Fraktur:

    Umur penderita Letak dan konfigurasi fraktur Besarnya pergeseran fragmen fraktur Suplai darah ke daerah fraktur

  • Perkiraan Penyembuhan Fraktur Pada Orang Dewasa(dalam minggu)

    Falang/metakarpal/metatarsal/kosta3 - 6Distal radius6Diafisis ulna dan radius12humerus10 - 12klavicula6panggul10 - 12femur12 - 16Condylus femur/tibia8 - 10Tibia/fibula12 - 16vertebra12

  • KOMPLIKASI DINIShock neurogenikShock hemoragikInfeksiNekrosis divaskulerCedera vaskuler dan sarafKerusakan arteriKompartement syndromFat / embolism syndrom

  • KOMPLIKASI DALAM WAKTU LAMADelayed unionNonunionMalunionLuka akibat tekananKaku sendi

  • Penyembuhan Abnormal Fraktur1. Malunionfraktur sembuh dalam waktu yang normal tapi pada posisi yang jelek.Penyebab:fraktur yang tidak ditindakipengobatan yang tidak adekuatreposisi /imobilisasi tidak adekuatd.

  • 2. Delayed Union Fraktur dapat sembuh tetapi proses penyembuhan memerlukan waktu yang lebih lama daripenyembuhan normal (tidak sembuh setelah selang waktu 3 bulan untuk ekstermitas atas dan 5 bulan untuk ekstermitas bawah)

    3. Non Union kegagalan penyembuhan fraktur setelah waktu yang lebih lama dari waktu yang diperlukan untuk penyembuhan normal (tidak menyembuh antara 6-8 bulan )