Upload
wahyu-setiawan
View
102
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
PRESENTASI KASUSHEMOPTOE ET CAUSA TB
PARU
Presentan:dr. Indah Kumala
Pendamping:dr. Mardiana
Kasus ini merupakan asli
Alasan memilih kasus ini, karena setiap tahunnya di
Indonesia terdapat 250.000 kasus baru TB dan sekitar
140.000 kematian akibat TB.
Yang menarik dari kasus TB adalah TB merupakan
pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan
merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada
seluruh kalangan usia.
Fokus pembicaraan: Menegakkan diagnosis kerja
Masalah pada kasus ini: Batuk lama disertai darah
Tujuan presentasi: memiliki keterampilan dalam
mendiagnosa lebih dini mengenai TB sehingga dapat
mengobati secara tepat, cepat, dan komprehensif.
PENDAHULUAN
Buku- buku acuan:
Dr. Halim Danusantoso, SpP., FCCP. Buku Saku Ilmu Penyakit
Paru. Penyakit Paru Kronis. Jakarta: Hipokrates; 2000.
Mansjoer, Arif ,dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi II.
Jakarta: Fakultas Kedokteran UI Media Aescullapius.
Rasjid R. Patofisiologi dan diagnostik tuberkulosis
paru. Dalam: Yusuf A, Tjokronegoro A. Tuberkulosis paru
pedoman penataan diagnostik dan terapi. Jakarta, Balai
Penerbit FKUI, 1985:1-11.
Global tuberculosis control. WHO Report, 2003.
Treatment of Tuberculosis. Guidelines for National
Programmes 3rd ed. WHO – Geneva, 2003
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, eds 9.
Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005.
PENDAHULUAN
Nama : Ny. N Jenis kelamin : Perempuan Usia : 23 tahun Suku bangsa : Jawa Status perkawinan : Sudah menikah Agama : Islam Pekerjaan : Ibu RT Pendidikan : SMP Alamat : Peranap Tanggal masuk : 02 Juli 2012
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
Autoanamnesis tanggal 02 Juli 2012 pukul 11.00 WIB
Keluhan Utama:
Batuk darah sejak 3 jam SMRS
- Batuk berdahak kuning kehijauan- Demam tidak terlalu tinggi, naik menjelang
sore namun jarang.- Menyangkal adanya pilek, sesak nafas,
keringat malam, nyeri dada, sakit tenggorokan, lemas, maupun mual muntah.
- BAB & BAK lancar dan normal- Mengaku sudah meminum OBH yang dibelinya
sendiri dari warung sebanyak 2 botol.
RPS
Sejak 2 minggu SMRS
- Batuk berdahak tidak berkurang, dirasa semakin sering dan hebat.
- Gatal tenggorokan (+)- Nafsu makan ↓, Mual (-) muntah (-)- Demam masih naik turun (tidak tinggi)- Mengaku terjadi penurunan berat badan namun
tidak drastis ( 3-4 kilo dalam 2 minggu terakhir)- Sering keluar keringat malam saat tidur walaupun
sudah dekat kipas.- Mengaku sudah berobat ke Puskesmas dan
mendapat obat batuk namun tidak kunjung sembuh
RPS
2 hari SMRS
- Batuk darah 1x berwarna merah tua segar kira- kira sebanyak 3 sendok makan, os menyangkal batuk berlendir bercampur darah namun mengaku murni hanya darah encer sedikit bergumpal.
- Ini merupakan hal pertama kalinya dialami os.- Nyeri dada kuat terutama saat batuk dan setelah
batuk, tidak menjalar kepunggung.- Sesak nafas, mual- muntah disangkal.- Os mengeluh pusing.- BAB & BAK lancar dan normal- Diputuskan berobat ke RSUD Teluk Kuantan.
RPS
3 jam SMRS
• Adanya keluhan serupa dialami oleh anggota
keluarga dekat (tidak tinggal serumah)• Riwayat sakit maag (+)• Riwayat minum OAT sebelumnya (-)• Riwayat merokok, alergi, DM, hipertensi,
radang sinus, dan jantung disangkal.
RPS
Tinggi badan : 145 cm
Berat badan
Berat badan rata – rata (Kg) : ± 40 kg
Berat badan sekarang (Kg) : 36 kg
Habitus : asthenikus
Mobilisasi (aktif/pasif) : aktif
Keadaan gizi: kurang (IMT= 17, 1)
DATA BIOLOGIK
Kesadaran : Compos Mentis Keadaan umum : tampak sakit sedang Tekanan darah : 100 / 70 mmHg Nadi : 84x / menit, teratur Suhu : 37,0 ° C Pernapasan : 22 x / menit,
thorako-abdominal
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Ekspresi wajah : wajar Rambut : hitam merata
conjungtiva anemis +/+, sklera tidak ikterik
Lidah : normal Faring : tidak hiperemis Tonsil : T1-T1 tenang
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Mata
Mulut
Tekanan vena Jugularis (JVP) : 5 – 2 cmH20 Kelenjar Limfe : tidak teraba membesar
Bentuk : simetris
Paru Tidak ada bagian dada yang tertinggal. Sonor pada
kedua lapang paru, SN vesikuler, rhonki basah halus apex +/+ , wheezing -/-
Jantung BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-).
Leher PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Akral hangat, clubbing finger (-), motorik- sensorik: normal
Ekstremitas
Datar, bekas luka (-), BU (+) Normoperistaltik, supel, Nyeri tekan (-), tymphani.
Laboratorium darahTanggal 2 Juli 2012 pukul 12.10 WIB
PEM
PENUNJANG
LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hemoglobin 10,4 g/ dl ↓ 12- 14 g/ dl
Hematokrit 29,8 % ↓ 36-52 %
Leukosit 8.200 /uL 4.000- 11.000/ uL
Trombosit 301.000 /uL 150.000- 450.000/ uL
Laboratorium darahTanggal 3 Juli 2012 pukul 12.00 WIBFungsi ginjal
Diabetes dan fungsi hati
PEM
PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Ureum 27 mg/ dl 20- 40 mg/ dl
Kreatinin 0.8 mg/ dl 0,5- 1,2 mg/ dl
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
GDS 105 mg/ dl < 140 mg/ dl
SGOT 23 U/ L < 40 U/L
SGPT 25 U/ L < 30 U/L
Tanggal 2 Juli 2012 pukul 11.45 WIB
Kesan: Cor dalam batas normal
TB paru aktif
PEM
PENUNJANG
RONTGEN THORAKS
Perempuan, 23 tahun datang dengan keluhan batuk darah sejak 3 jam SMRS, mengeluh nyeri dada tidak menjalar bila batuk, nafsu makan ↓, demam kadang-kadang dan keringat malam hari sejak 2 hari SMRS, batuk berdahak tidak kunjung sembuh, berat badan ↓ sejak 2 minggu SMRS, tidak merokok, riwayat kontak TB paru (+). Pd PF: RR: 22x/ menit, konjungtiva anemis, auskultasi paru terdengar rhonki basah halus kedua apeks paru. Pd Lab: Hb: 10,4 gr/dl, Ht: 29,8%. Rontgen thoraks dengan kesan: TB paru aktif.
RINGKASAN
DIAGNOSA KERJA
Hemoptoe et causa TB Paru Kategori I
Dasar diagnosis :
Anamnesis: Batuk darah (3 jam SMRS) berwarna merah tua segar, batuk ≥ 2 minggu, nyeri dada saat batuk, riwayat kontak dengan pasien TB paru (+), demam, berat badan menurun, nafsu makan menurun, keringat di malam hari.Keluhan ini pertama kali diderita. Riwyt/ OAT (-)PF: auskultasi paru terdengar rhonki basah halus pada kedua apeks paru.Penunjang: Kesan rontgen thoraks: TB paru aktif.
DIAGNOSA BANDING
Hemoptoe et causa bronkiektasis
Dasar diagnosis :Yang mendukung: Batuk darah (3 jam SMRS), darah berwarna merah tua segar, riwayat batuk- batuk, dahak (+), nyeri dada saat batuk, demam
Yang tidak mendukung:Riwayat kontak dengan pasien TB paru (+), berat badan menurun, keringat di malam hari, pada pemeriksaan auskultasi paru terdengar rhonki basah halus pada kedua apeks paru, tidak dijumpainya gambaran cincin banyak seperti kumpulan sarang tawon (honeycomb appearance)pada rontgen thoraks.
ANJURAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan sputum BTA (3x). Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan kadar asam urat darah. Foto thoraks diulang dan dievaluasi
setelah pengobatan 2 bulan dan 6 bulan.
PENATALAKSANAAN
Non- Medikamentosa
Istirahat
Diit Lunak
Gunakan penutup
mulut saat batuk
Hindari polusi
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
IVFD RL : D5 ( 1:1)
Inj. Vit K3x 10 mg IV
PCT 3x 500 mg p.o. (kalau
demam)
Inj. Ceftriaxone
2x 1 gr IV
Inj. Ranitidin 2 x 50mg IV
Codein 3x10 mg p.o.
Inj. Asam Traneksamat 3 x 500 mg
IV
PRO-OAT
Masih batuk dahak (+), batuk darah (-), demam (-), pusing (-), mual (-)
TD: 110/ 80 mmHg, RR: 20x/ menit, N: 84x/ menit, S: 370C
Rh + / +, wh - / -
TB PARU
Tirah baring, MB, IVFD RL 20 tpm, Ciprofloksasin 2 x 500 mg, codein 3 x 10 mg, as. Tranex 3 x 500 mg, Ceftriaxon 2
x 1gr IV, ranitidine 2x 1 amp IVBTA Sputum 3x, Ur, Cr, As. Urat, KGD,
SGOT/ PT
3
JULI 2012
S
O
A
P
Masih batuk dahak (+), mau pulang
TD: 110/ 70 mmHg, RR: 20x/ menit, N: 78x/ menit, S:
37,40CRh + / +, wh - / -
TB PARU
Acc pulangEdukasi + berobat OAT di
PKMCodein 3x1, ranitidin 2x1,
curcuma 3x1, neurodex 3x1.
4
JULI 2012
S
O
A
P
Kombipak II 2 RHZEKombipak
III4 (HR)3
Pembahasan
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
GEJALA KLINIS TUBERKULOSIS
- DepKes dalam pemberantasan TB di Indonesia menentukan anamnesis ‘resmi’ 5 keluhan utama, yaitu:- Batuk lama ( > 2 minggu)- Batuk darah- Sesak nafas- Panas badan, dan- Nyeri dada
- Keluhan umum lainnya: Demam, keringat malam, BB menurun, nafsu makan menurun, malaise, anoreksia, cepat lelah
- Keluhan ini punya sifat progresif walau cenderung lambat dan mecapai tahunan.
PEMERIKSAAN FISIK Bisa ditemukan pada pemeriksaan umum, adanya
penurunan berat badan atau adanya sesak nafas. Pada orang dewasa biasanya penyakit ini dimulai
pada daerah paru atas, yang disebut “fruh infiltrat” . Pada awal penyakit auskultasi hanya ditemukan
rhonki basah halus sebagai satu- satunya kelainan PF. Bila proses infiltratif ini makin meluas dan menebal,
akan didapatkan fremitus yang menguat dengan redup pada perkusi, suara nafas bronkeal, serta bronkoponi yang menguat.
Bila sudah terjadi kavitas, akan ditemukan gejala berupa timpani pada perkusi yang disertai suara amforis.
Bila sudah ada atelektasis, misalnya pada destroyed lung, maka suara nafas setempat akan melemah sampai menghilang sama sekali.
Untuk memeriksa kemampuan reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV) cerminkan potensi sistem imunitas seluler terhadap basil TB
Pernah terinfeksi basil TB sistem akan terangsang secara efektif 3-8 minggu post infeksi primer dan akan positif (diameter indurasi 10-14 mm pd hr ke-3 / ke-4 dengan dosis PPD 5 TU intrakutan)
Sedang menderita TB aktif hasil test diameter indurasi > 14 mm.
TB hiperaktif (TB milier) respon seluler terkuras habis seolah- olah hasil negatif.
Tidak digunakan sebagai test diagnostik dewasa di Indonesia.
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS
Mikroskopis : › Pewarnaan Ziehl-Nielsen (biasa), Pewarnaan auramin-
rhodamin (fluoresens khusus untuk screening)
› Hasil menurut skala IUATLD (WHO):- NEGATIF: Tidak ditemukan BTA dalam 100 LP- Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 LP, ditulis jumlah
kuman yang ditemukan- Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 LP disebut + (1+)- Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 LP, disebut ++ (2+) - Ditemukan >10 BTA dalam 1 LP, disebut +++ (3+)
Interpretasi hasil pemeriksaan dahak
3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif ® BTA positif
1 kali positif, 2 kali negatif ® ulang BTA 3 kali, kemudian
bila 1 kali positif, 2 kali negatif ® BTA positif
bila 3 kali negatif ® BTA negatif
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS
Pemeriksaan biakan kuman:› Egg base media: Lowenstein-Jensen (yang
dianjurkan), Ogawa, Kudoh.› Agar base media: Middle brook
Dilakukan pada kasus kambuh, kasus gagal, putus obat, kasus kronik
Hasil (+) bila jumlah kuman 10-100/ml
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS
Bahan pemeriksaan : Dahak, cairan pleura, bilasan bronkus,
LCS, bilasan lambung, feses, urin, dan jaringan BJH,
Cara pengambilan dahak :› Sewaktu (dahak sewaktu saat kunjungan).› Pagi (Keesokan harinya).› Sewaktu (Sewaktu mengantar dahak
pagi). Atau setiap pagi 3 hari berturut-turut
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Pemeriksaan standar : foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi : foto
toraks lateral. Pada foto toraks TB paru dapat
memberikan gambaran lesi yang bermacam-macam (multiform) dan secara umum dibagi menjadi lesi yang aktif dan lesi inaktif.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Lesi paru yang aktif : Bercak-bercak infiltrat/ nodular infiltrat di segmen
apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah,
Bercak milier. Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral
(jarang) Kavitas yang dikelilingi oleh bayangan opak berawan
atau nodular.
Lesi paru yang tidak aktif : Fibrotik. Kalsifikasi. Fibrokalsifikasi. Kavitas yang tidak dikelilingi infiltrat (kavitas tenang) Schwarte (Penebalan pleura akibat fibrosis pleura)
Skema alur diagnosis TB Paru pada dewasa
KLASIFIKASITUBERKULOSI
S
Berdasarkan Terapi WHO:
Kategori I ditujukan terhadap kasus baru ditemukan dengan BTA positif 2x dari 3x dan kasus baru dengan kasus baru BTA negatif/Rontgen positif yang sakit berat dan ekstra paru berat.
Kategori II ditujukan terhadap kasus kambuh dan kasus gagal dengan sputum BTA positf.
Kategori III ditujukan terhadap kasus TB baru dengan hasil BTA negatif, sedang hasil Rontgennya positif dengan kelainan paru yang tidak luas dan kasus TB ekstra paru ringan selain dari yang disebut dalam kategori I.
Kategori IV ditujukan terhadap TB kronik.
Berdasarkan aspek kesehatan masyarakat American Thorasic
Society ‘1974:
Kategori 0, yaitu tidak pernah terpajan dan tidak terinfeksi, riwayat kontak tidak pernah, tes tuberculin negatif.
Kategori I, yaitu terpajan tuberculosis tetapi tidak tebukti adanya infeksi, disini riwayat kontak positif, tes tuberkulin negatif.
Kategori II, yaitu terinfeksi tuberculosis tapi tidak sakit.
Kategori III, yaitu terinfeksi tuberculosis dan sakit.
Skema Klasifikasi Tuberkulosis
TerimaKasih…