Upload
its
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HOT SPOT STRESS
Fatigue atau kelelahan struktur akibat beban berulang merupakan
salah satu moda keruntuhan bangunan lepas pantai yang harus
diwaspadai. Apalagi bila pada struktur banyak terdapat sambungan
tubular dengan las yang dapat menimbulkan tegangan hotspot yaitu
tegangan maksimum pada intersection yang dapat memacu percepatan
timbulnya kelelahan pada struktur.
Contoh sambungan tubular dengan K-bracing pada platform dapat
dilihat pada gambar 1 berikut ini :
Kelelahan struktur diakibatkan pembebanan yang berulang-ulang
oleh gelombang. Metode penentuan pengaruh gaya gelombang terhadap
kelelahan pada sambungan struktur dapat dilakukan dengan cara
1. Analisa deterministic (deterministic analysis) atau dengan
2. Analisa spektrum (spectral analisis).
Perhitungan kelelahan struktur dimulai dengan pengumpulan data
metocean yang akurat, pengolahan dengan teori gelombang dan
pembebanan disertai asumsi yang benar, dilanjutkan dengan
perhitungan untuk mendapatkan umur struktur.
Metoda analisa Deterministik
Metoda analisa deterministik memperhitungkan jumlah kejadian
gelombang dalam range tinggi gelombang tertentu, kemudian
menghitung beban gelombang yang ditimbulkan untuk setiap
range. Dari beban gelombang dan tegangan yang ditimbulkannya
(SCF), dihitung kumulatif kerusakan akibat kelelahan struktur
(fatigue).
Perhitungan kelelahan sambungan struktur didasarkan pada hukum
kegagalan kumulatif Palmgren-Miner, yang dinyatakan dalam
persamaan:
dimana :
ni = jumlah siklus rentang tegangan dengan harga Si yang
sebenarnya terjadi pada sambungan akibat beban eksternal
(gelombang).
Ni = jumlah siklus rentang tegangan dengan harga Si yang
menyebabkan kegagalan sambungan yang ditinjau. Harga besaran
ini dapat diperoleh dari kurva S-N untuk jenis sambungan
yang sesuai.
Si = rentang tegangan; 2 (dua) kali amplitudo tegangan yang
terjadi pada sambungan.
Sesuai dengan hukum Palmgren-Miner, kegagalan sambungan akan
terjadi jika indeks kerusakan D mencapai harga 1.0. Secara
ringkas prosedur penyelesaian perhitungan kelelahan struktur
dapat dilakukan sbb :
- Peroleh data distribusi gelombang berisi harga-harga Hi
(m), Ti (detik) dan Pi.
- Hitung beban gelombang pada setiap sambungan yang
ditinjau sebagai fungsi Hi (m), Ti (detik) (dengan teori
gelombang reguler metode deterministik).
- Hitung rentang tegangan nominal Si(nom) (N/mm2) untuk
tiap-tiap sambungan (melalui stress analysis, FEM).
- Hitung SCF yang sesuai untuk jenis sambungan yang
ditinjau.
- Hitung rentang tegangan maksimal Si (N/mm2) pada hot spot.
- Pilih diagram S-N untuk jenis sambungan yang sesuai dan
hitung harga-harga Ni sebagai fungsi Si (N/mm2), dapat
dibaca dari grafik atau diselesaikan dari pers NSm=A
- Hitung tiap-tiap Pi/(NixTi) dan masukkan ke persamaan:
untuk memperoleh umur kelelahan sambungan yang ditinjau T
(hasil akhir dalam tahun)
Metoda Analisa Spektrum
Sedangkan untuk metoda analisa spektrum, kita “mendekati”
gelombang dengan spektrum teoretis tertentu yang dianggap sesuai
dengan karakteristik gelombang di lokasi tersebut. Dari Spektrum
Teoretis tersebut bisa didapatkan Spektrum Range tegangan, yang
diikuti Stress-Distribution dan Damage-Distribution. Prosedur
analisis kelelahan dengan metoda analisa spektra dapat dilakukan
sebagai berikut
a. Melakukan analisis beban gelombang reguler untuk menghasilkan RAO respon struktur
(bending moment danshear stress),dilakukan untukberbagai arahgelombang RA
O =
F/
AnalisisBeban
Gelombang(Reguler)
b. Mentransformasikan RAO respon struktur menjadi RAO tegangan (stress analisys)
c.
Menentukan mode operasi bangunan laut, dengan
mempertimbangkan sebaran data gelombang, peluang
kejadian arah gelombang, kombinasi H & T gelombang,
variasi spektra gelombang, kecepatan (untuk kapal yang
melaju)
Arah Gel
Tinggi &Periode Gel.
Spektra30o
40o
2 m
3 m
Spektra N
RAO =
S/
Stress Analysis,FEM
RAO =
F/
d. Menghitung spektra respon tegangan sesuai dengan mode
operasi
e. Menentukan jumlah siklus tegangan dan sebaran siklus
tegangan dalam kurun waktu pendek sesuai dengan
distribusi Rayleigh untuk tiap-tiap mode operasi.
f. Menghitung sebaran siklus tegangan dalam kurun waktu
panjang (penjumlahan siklus tegangan kurun waktu
RAO
= S/
2
S()
X
S S(
)=
RAO2(tegangan) x Spektra Gelombang = Spektra Tegangan
pendek) dengan mempertimbangkan umur operasi, peluang
kejadian
g. Mengkorelasikan hasil analisis dan perhitungan sebaran
siklus tegangan kurun waktu panjang dengan data
kelelahan kurva S-N memakai hukum Palmgren-Miner untuk
menentukan umur kelelahan sambungan struktur yang
ditinjau
Batas dari fatigue (fatigue limit) didefinisikan sebagai stress
(tegangan) dimana material atau sambungannya dapat menahan beban
yang berulang dalam jumlah tertentu, yang nilainya didapat dari
kurva S-N (Stress vs Jumlah Siklus Pembebanan yang Diijinkan).
Berikut adalah kurva S-N yang diberikan dalam API RP2A:
Gambar 2. Kurva S-N (API RP2A WSD)
Berdasarkan standard API RP2A (kriteria desain anjungan lepas
pantai yang dikeluarkan API), jumlah siklus gaya gelombang yang
mengakibatkan keruntuhan pada range tegangan tertentu (Ni)
diberikan oleh kurva S-N di atas dengan persamaan sebagai berikut :
Sambungan tubular yang dikenai beban akan menimbulkan tegangan
maksimum (berupa tegangan hot-spot) pada sambungannya
(intersersection). Bagian sambungan itulah yang paling rawan akan
keruntuhan baik brittle maupun fatigue.
Perbandingan antara tegangan maksimum pada sambungan dengan
tegangan nominal disebut Stress Concentration Factor (SCF). Nilai SCF
inilah yang merupakan salah satu komponen penting dalam
penghitungan fatigue damage. SCF diperlukan karena tegangan yang
terjadi pada sambungan tubular tidak menyebar secara merata.
Kejadian moda keruntuhan fatigue dapat diuraikan menjadi 3
bagian yaitu retakan awal (initial crack), penyebaran retakan (crack
spreading) yang bila semakin besar pada batas tertentu akan
terjadi keruntuhan
struktur (fracture). Initial crack adalah retakan (mikro) yang menjadi
awal mula terjadinya keruntuhan. Retakan awal ini biasanya
terjadi di lokasi dimana tegangan hot-spot mencapai titik
maksimum.
Dalam sambungan tubular biasanya terjadi pada lokasi pengelasan.
Disinilah Stress Concentration Factor (SCF) terjadi. SCF ini akan
memperbesar tegangan yang terjadi yang berakibat semakin besar
pula fatigue damage sambungan. Semakin besar fatigue damage, semakin
pendek fatigue life sambungan. Setelah initial crack mencapai batas
tertentu, maka retakan mulai menyebar ke sekitarnya. Bila hal ini
tidak segera diperbaiki maka struktur itu akan mengalami
keruntuhan.
Beberapa tes pada data-data keruntuhan akibat fatigue
mengindikasikan banyak faktor yang mempengaruhi kekuatan struktur
dalam menahan fatigue (fatigue strength). Beberapa factor
tersebut antara lain:
a. Faktor Material
- Parameter mekanis
- Finishing permukaan
- Tegangan sisa (residual stress)
b. Faktor Desain
- Geometri dan ukuran sambungan
- Rate pembebanan
- Tegangan maksimum
- SCF (perbandingan tegangan hotspot dan tegangan nominal)
c. Faktor Fabrikasi