FRAKTUR TERBUKA HERLIAN.ppt

Preview:

Citation preview

FRAKTUR TERBUKA

HERLIAN BUDIMAN030 10 130

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS TRISAKTI

2016

PENDAHULUAN

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, baik yang bersifat total maupun sebagian, biasanya disebabkan oleh trauma.

Dari 135.000 kejadian fraktur pertahun di Amerika disebabkan olahraga papan selancar dan skuter. Dimana kasus cedera terbanyak adalah fraktur 39% yang sebagian besar penderitanya laki-laki dengan umur dibawah 15 tahun. Di Indonesia, jumlah kasus fraktur yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas 4 kali lebih banyak terjkadi pada laki-laki daripada perempuan.

Pendahuluan

Anatomi & Histologi

Anatomi Lanjutan

▪ Tulang Pipih▪ Tulang Pendek▪ Tulang Panjang

▪ Epiphysis▪ Diaphysis

▪ Periosteum▪ Endosteum

Histologi Lanjutan

▪ Tulang Spons▪ Trabekula

▪ Lamellae▪ Kanalikuli▪ Lakuna

▪ Tulang Kompak▪ Unit dasar Tulang : OSTEON▪ Kumpulan osteon disebut SISTEM

HAVERSIAN▪ Sistem Haversian :

▪ Kanal Havers▪ Lamellae▪ Lakuna▪ Kanalikuli

Fisiologi

▪ Pertumbuhan Tulang▪ Endokondral▪ Perikondral

▪ Zona Pertumbuhan▪ Zona resorpsi atau zona

pembukaan tulang rawan▪ Zona hipertrofi tulang rawan▪ Zona kolumnar tulang rawan▪ Zona proliferasi atau zona

istirahat kartilago

Definisi

▪Fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri dan timbul komplikasi berupa infeksi

Epidemiologi

Etiologi

KLASIFIKASI TSCHERNE Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya.Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam danpembengkakan.Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman sindroma kompartement

Tipe Batasan Resiko

infeksi

(%)

Resiko

amputasi

(%)

IIIA Periostenum masih membungkus fragmen fraktur

dengan kerusakan jaringn lunak yang luas

5-10 0

IIIB Kehilangan jaringn lunak yang luas, kontaminasi berat,

periostenal striping atau terjadi bone expose

10-50 16

IIIC Disertai kerusakan arteri yang memerlukan repair

tanpa melihat tingkat kerusakan jaringn lunak

25-50 42

PATOFISIOLOGI

Gangguan mobilitas fisik

Gangguan perfusi jaringan

Manifestasi Klinis

Pemeriksaan Fisik Generalis

▪ A : Airway ▪ B : Breathing ▪ C : Circulation▪ C : Cervical Injury

Pemeriksaan Fisik Lokalis

Pemeriksaan Penunjang

Tatalaksana Awal (1)

Tatalaksana Awal (2)

Tatalaksana Definitif

Pemberian Antibiotik  Grade I Grade II Grade IIIA Grade IIIB/CDiberikan secepatnya(dalam 3 jam dari terjadinya fraktur) 

co-amoxiclav co-amoxiclav co-amoxiclav co-amoxiclav

Saat melakukan debridement

co-amoxiclav

dangentamicin

co-amoxiclav

dangentamicin

co-amoxiclav

dangentamicin

co-amoxiclav

dangentamicin

Saat penutupan luka definitive

Penutupan luka dapat dilakukan saat debridement; penundaan luka tidak dibutuhkan 

Penutupan luka dapat dilakukan saat debridement. Jika ditunda, gentamicin dan vancomycin (atauteicoplanin) diberikan saat penutupan luka 

Penutupan luka dapat dilakukan saat debridement. Jika ditunda, gentamicin dan vancomycin (atauteicoplanin) diberikan saat penutupan luka 

Gentamicin danvancomycin (atauteicoplanin)

Profilaksis diteruskan

Hanya pemberian co-amoxiclav yang diteruskan setelah pembedahan

Hanya pemberian co-amoxiclav yang diteruskan dari proses pembedahan awal sampai setelah pembedahan terakhir.

Hanya pemberian co-amoxiclav yang diteruskan dari proses pembedahan awal sampai setelah pembedahan terakhir.

Hanya pemberian co-amoxiclav yang diteruskan dari proses pembedahan awal sampai setelah pembedahan terakhir.

Maksimal waktu pemberian

24 jam 72 jam 72 jam 72 jam

Tatalaksana Lanjutan

Proses Penyembuhan Tulang

Komplikasi

Prognosis

▪Fraktur terbuka harus dilakukan sebelum periode emas terlampaui agar sasaran penanganannya tercapai.

Daftar Pustaka

▪  

▪ Sloane E. Sistem Rangka. Veldman J editor. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: EGC. 2003.

▪ Rasjad C. Fraktur Epifisis. Pengantar Ilmu Bedah. 3rd ed. Cetakan kelima. Jakarta: Yarsif. 2007.

▪ Ovalle K. Nahirney P. Netter’s Essential Histology. 2nd ed. Elsevier Sanders. 2013.

▪ Corwin EJ. Kontrol Terintegrasi dan Disfungsi. Subekti EB editor. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2009.

▪ Cameron JR, Skofronick JG, Grant RM. Fisika Tulang : Komposisi Tulang. Chairunnisa editor. Fisikia Tubuh Manusia. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2006.

▪ Rohen JW, Drecoll EL. Lempeng Mudigah dan Perkembangan Tumbuh Embrio. Dany F editor. Embriologi Fungsional : Perkembangan Sistem Fungsi Organ Manusia. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2003

▪ Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi: Struktur dan Fungsi Tulang. 3rd ed. Jakarta: Yarsif. 2008; 317-478

▪ Jonathan C. Open Fracture. Orthopedics (Update 2012 May, 27). Available from http://orthopedics.about.com/cs/brokenbones/g/openfracture.htm. Accessed 18 Februari 2016

▪ Court-Brown CM, Brewster N (1996) Epidemiology of Open Fracture. Court-Brown CM, McQueen MM, Quaba AA (eds), Management of Open Fractures. London: Martin Dunitz, 25-35

▪ Solomon L, Varwick D, Nayagam S. Principle of fracture. In: Nayagam S, editor. Apley’s system of orthopaedics and fractures 9th ed. United States: Crc Press;2010.p.672-88.

Daftar Pustaka

 ▪Gustilo RB, Anderson JT. Prevention of infection in the treatment of one thousand and twenty-five open fractures of long bones; retrospective and prospective analyses. J Bone Joint Surg Am 1976;58:453-8.▪Townsmen Cm, Beaucham RD, Evers Bm, Mattox K. Sabiston text book of surgery: Trauma and critical care. 12th ed. Canada: Elsevier;2012.p.500.▪Chapman MW. Open fractures in Chapman’s orthopaedic surgery. 3rd ed. Lippincott Williams & Wilkins;2001▪Nayagam S. Principles of fractures. In: Warwick D and Nayagam S (eds) Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 9th edition. London: Hodder Arnold; 2010. p. 687-732.▪Carter, A. Michael. Fraktur dan Dislokasi. Dalam: Price and Wilson, Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, edisi 6. Jakarta: EGC; 2006. p. 1187-91.▪Marshall ST, Browner BD. Emergency Care of Musculoskeletal Injuries. In: Townsend CM, Beauchamp RD, Evers B, Mattox K (eds) Sabiston textbook of surgery : the biological basis of modern surgical practice, 19th ed. Canada: Elsevier Sauders; 2012. p. 482-504.▪Nanchahal J, Nayagam S, Khan U, Moran C, Barrett S, Sanderson F, et al. Standards for the Management of Open Fractures of the Lower Limb. British Orthopaedic Association and British Association of Plastic, Reconstructive and Aesthetic Surgeons, 2009.