11
LAPORAN MIKROBIOLOGI (Pewarnaan Negatif dan Pewarnaan Positif Sederhana) Oleh: Lisnawati UNIVERSITAS NUSA BANGSA

pewarnaan sederhana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mikrobiologi

Citation preview

Page 1: pewarnaan sederhana

LAPORAN MIKROBIOLOGI

(Pewarnaan Negatif dan Pewarnaan Positif Sederhana)

Oleh:

Lisnawati

UNIVERSITAS NUSA BANGSA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

JURUSAN KIMIA

Page 2: pewarnaan sederhana

PEMBAHASAN

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan

sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak

berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan.

Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk

diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga

berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding

sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).

Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan

sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah

”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya

digunakan satu macam zat warna saja (Gupte, 1990). Kebanyakan bakteri mudah

bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat

basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk

pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya

bermuatan positif).

Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan

mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar

dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-

sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta

meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.

Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam

yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural.

Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan

larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah

difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang

menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba

disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar& Chan, 2007).

Page 3: pewarnaan sederhana

Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen

selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen.

Ikatan ion dapat terjadi karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler

maupun pada pewarna. Terdapat tiga mcam metode pewarnaan yaitu pewarnaan

sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan gram. Pewarnaan sederhana

menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan diferensial memakai serangkaian

larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram merupakan metode pewarnaan

yang paling umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri (Umsl, 2008).

Zat pewarna adalah garam yang terdiri atas ion positif dan ion negatif, salah

satu di antaranya berwarna. Pada zat warna yang bersifat basa, warna terdapat

pada ion positif (zat pewarna+ Cl-) dan pada pewarna asam, warna akan terdapat

pada ion negatif (zat pewarna- Na+). Hubungan antara bakteri dengan zat pewarna

basa yang menonjol disebabkan terutama oleh adanya asam nukleat dalam jumlah

besar dalam protoplasma sel. Jadi, jika bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam

asam nukleat bakteri akan bereaksi dengan ion positif zat pewarna basa, Kristal

violet, safranin dan metilinblue adalah beberapa zat pewarna basa yang biasa

digunakan. Sebaliknya zat pewarna asam ditolak oleh muatan negatif bakteri

menyeluruh. Jadi, mewarnai bakteri dengan zat pewarna asam akan menghasilkan

hanya pewarnaan pada daerah latar belakang saja. Karena sel bakteri tak berwarna

di atas latar belakang yang berwarna (Volk&Wheeler, 1993).

Pada praktikum ini dilakukan pewarnaan sederhana, meliputi pewarnaan

positif dan pewarnaan negatif

1. Pewarnaan Positif

Pewarnaan positif bertujuan untuk melihat morfologi sel dengan

menggunakan satu macam zat warna yaitu karbol fuksin, kristal violet,dan

methyleneblue. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna sederhana

karena sitoplasmanya bersifat basofilik sedangkan zat-zat warna yang digunakan

untuk pewarnaan sederhana umumya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya

bermuatan positif)

Page 4: pewarnaan sederhana

Gambar 1. Pewarnaan Sederhana (Gozali, 2009)

Sampel bakteri yang digunakan pada praktikum pewarnaan positif sederhana

kali ini adalah bakteri Bacillussubtilis.

Gambar 2. Bacillussubtilis

Bacillussubtilis termasuk jenis Bacillus. Bakteri ini termasuk bakteri gram

positif, katalase positif yang umum ditemukan di tanah. Bacillus subtilis selnya

berbentuk basil, ada yang tebal dan yang tipis. Biasanya bentuk rantai atau

terpisah. Sebagian motil dan adapula yang non motil. Semua membentuk

endospora yang berbentuk bulat dan oval.  Baccillus subtlis merupakan jenis

kelompok bakteri termofilik yang dapat tumbuh pada kisaran suhu 45 °C – 55 °C

dan mempunyai pertumbuhan suhu optimum pada suhu 60 °C – 80 °.

Page 5: pewarnaan sederhana

Bacillus subtilis mempunyai kemampuan untuk membentuk endospora

yang protektif yang memberi kemampuan bakteri tersebut mentolerir keadaan

yang ekstrim. Bacillus subtilis tidak dianggap sebagai patogen walaupun

kontaminasi makanan tetapi jarang menyebabkan keracunan makanan. Sporanya

dapat tahan terhadap panas tinggi yang sering digunakan pada makanan dan

bertanggung jawab terhadap kerusakan pada roti.

Pada praktikum pewarnaan positif sederhana ini digunakan zat warna

kristal violet, sehingga bakteri yang terwarnai berwarna ungu dengan lapang

pandang transparan.

2. Pewarnaan Negatif

Pewarnaan negatif, metode ini bertujuan untuk mengamati morfologi

organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna. Pada pewarnaan ini bukan untuk

mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Jadi

mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk

menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak

mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia,

maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga

penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat

nigrosin atau tinta cina (Hadiotomo, 1990)

Pewarna asam memiliki negativechargekromogen, tidak akan menembus

atau berpenetrasi ke dalam sel karena negativecharge pada permukaan bakteri.

Oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.

1 2

Page 6: pewarnaan sederhana

Gambar 3. Pewarnaan Negatif (Hadiotomo, 1990)

Sampel pada pewarnaan negatif kali ini diambil dari kotoran gigi

praktikan. Bakteri yang umumnya ada di dalam mulut manusia salah satunya

adalah Streptococcus mutans. Streptococcus mutans biasa ditemukan di dalam

rongga mulut.

Gambar 4. Streptococcusmutan

Streptococcus mutans merupakan kuman yang kariogenik karena mampu

segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Kuman tersebut

dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan

gigi karena kemampuannya membuat polisakharida ekstra sel yang sangat.lengket

dari karbohidrat makanan.

Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, bersifat nonmotil

(tidak bergerak), bakteri anaerob fakultatif. Memiliki bentuk kokus yang sendirian

berbentuk bulat atau bulat telur dan tersusun dalam rantai..Bakteri ini tumbuh

secara optimal pada suhu sekitar 180-400Celsius. Streptococcus mutansbiasanya

3 4

Page 7: pewarnaan sederhana

ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling

kondusif menyebabkan karies untuk email gigi.

Streptococcus mutans adalah bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam,

asidodurik, mampu tinggal pada lingkungan asam, dan menghasilkan suatu

polisakarida yang lengket disebut dextran. Oleh karena kemampuan ini,

Stertococcus mutans bisa menyebabkan lengket dan mendukung bakteri lain

menuju ke email gigi, lengket mendukung bakteri- bakteri lain, pertumbuhan

bakteri asidodurik yang lainnya, dan asam melarutkan email gigi.

KESIMPULAN

Pada praktikum pewarnaan sederhana (positif) didapatkan hasil bakteri

berbentuk basil dengan sampel Bacillus substilis dengan perbesaran 400x dengan

menggunakan warna kristal violet sehingga menghasilkan warna bakteri ungu

dengan lapang pandang transparan. Sementara untuk pewarnaan negative

didapatkan hasil bakteri berbentuk cocus dengan sampel kotoran gigi dengan

perbesaran 400x mengunakan zat warna tinta cina sehingga lapang pandang

menjadi gelap dengan bakteri transparan. Hal ini terjadi karena bakteri mudah

bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat

basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk

pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya

bermuatan positif).

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: pewarnaan sederhana

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-DasarMikrobiologi. Djambatan: Jakarta

Fauziah., 2008, www.fkugm2008.com/wp-content/uploads/HSC/1-

2x/6/Praktikum6.pdf. diakses pada tanggal05 Juni 2012.

http://www.kesehatangigimu.com

Jimmo., 2008, http ://Pembuatan PReParAT dan PengeCaTAnnyA _ BLoG

KiTa.mht,. diakses pada tanggal 05 Juni 2012.

Pelezar,chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta

Waluyo,lud. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. UMM. Malang

Widjoseputro, D., 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan