15
KELAINAN REFRAKSI Kelompok 6 : 1. Nita Mardiana 2. Nopi Nurhayati 3. Nurshafira Yogaswara 4. Nurul Khayatun Nufus

Kelainan Refraksi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kelainan Refraksi

KELAINAN REFRAKSI Kelompok 6 :1. Nita Mardiana2. Nopi Nurhayati3. Nurshafira Yogaswara4. Nurul Khayatun Nufus

Page 2: Kelainan Refraksi

A. Pengertian Kelainan Retraksi Kelainan retraksi merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata.

Tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning.

a. Miopia (rabun jauh) : sinar akan difokuskan lebih didepan selaput jala dan diberi kacamata negatif.

b. Hipermetropia (rabun dekat) : sinar difokuskan dibelakang selaput jala yang memerlukan lensa positif.

c. Astigmatisme (silinder) : Bila pembiasan sinar tidak pada satu titik atau astigmat diberikan lensa silinder.

Page 3: Kelainan Refraksi

B . Anatomi Mata dan Fisiologi

Fisiologi Mataa. Kornea Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan

difokuskan ke dalam pupil.b. Iris atau Selaput pelangiIris atau Selaput pelangi yang berwarna coklat akan menghalangi sinar

masuk kedalam mata. Iris akan mengatur jumlah sinar asuk kedalam pupil mata melalui besarnya pupil. Iris merupakan

Page 4: Kelainan Refraksi

c. PupilPupil yang berwarna hitam pekat pada sentral iris mengatur jumlah

sinar masuk kedalam bola mata d. Lensa

Lensa yang jernih mengambil peranan membiasakan sinar 20 % atau 10 dioptri. Peranan lensa yang terbesar adalah pada saat melihat dekat atau ber akomodasi.e. Retina

Retina merupakan bungkus bola mata sebelah dalam terletak dibelakang pupil. Retina akan meneruskan rangsangan elektrik keotak sebagai bayangan yang dikenal.f. Saraf Optik

Saraf penglihat meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks visual untuk dikenali bayangannya

Page 5: Kelainan Refraksi

Tanda-Tanda Umum Kelainan RefraksiPenderita dengan kelainan Refraksi akan memberikan keluhan berikut : Sakit kepala terutama didaerah tengukuk atau dahi Mata berair Cepat mengantuk Mata terasa pedas Pegal pada bola mata Penglihatan kabur

Page 6: Kelainan Refraksi

C. Manifestasi Klinis Khusus

1. HipermetropiSakit kepala frontal, memburuk pada waktu mulai timbul gejala

hipermetropi dan makin memburuk sepanjang penggunaan mata dekat. Penglihatan tidak nyaman (asthenopia) ketika pasien harus focus pada suatu jarak tertentu untuk waktu yang lama, misalnya menonton pertandingan bola. Akomodasi akan lebih cepat lelah ketika terpaku pada suatu level tertentu dari ketegangan.

2. MiopiPenglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu

objek dengan jarak jauh serta derajat kelainan yang meningkat terus sampai usia remaja kemudian menurun pada usia dewasa muda.

3. AstigmatMelihat ganda dengan satu atau kedua mata, melihat benda bulat menjadi

lonjong, pada astigmat penglihatan akan kabur untuk jauh ataupun dekat, bentuk benda yang dilihat berubah, mengecilkan celah kelopak, sakit kepala, mata tegang dan pegal, mata dan fisik lelah.

Page 7: Kelainan Refraksi

Pemeriksaan yang dilakukan :

1. Visus2. Cara melakukan finger tes3. Cara melakukan waving hand tes

Page 8: Kelainan Refraksi

2. Cara melakukan finger tes :Acungkan satu atau lebih jari tangan kanan/kiri kamu didepan penderita dari jarak 3 meter, 2 meter atau 1 meter. Setelah itu penderita disuruh menebak berapa jumlah jari yang diacungkan. Apabila pada jarak 3 meter penderita bisa menebak/melihat jari yang diacungkan maka visusnya 3/60 (orang normal bisa melihat acungan jari pada jarak 60 meter, sedangkan pasien hanya bisa melihat pada jarak 3 meter). Apabila pasien tidak bisa menebak/melihat acungan jari pada jarak 1 meter lakukan tes goyangan tangan (waving hand tes).

3. Cara melakukan waving hand tes :Goyangkan kedua tangan kamu didepan penderita dari jarak 3 meter, 2 meter atau 1 meter. Setelah itu penderita ditanya apakah dapat melihat goyangan tangan didepannya atau terlihat buram . Apabila pada jarak 3 meter penderita bisa menebak/melihat goyangan tangan didepannya maka visusnya 3/300 (orang normal bisa melihat goyangan tangan pada jarak 300 meter, sedangkan pasien hanya bisa melihat pada jarak 3 meter). Apabila pasien tidak bisa menebak/melihat goyangan tangan pada jarak 1 meter lakukan tes penyinaran dengan lampu senter (dark-light tes

Page 9: Kelainan Refraksi

Bola Mata pendek

Lengkung kornea Kurang

Pembiasan refraksi bola mata lemah misal pada penderita DM

Perubahan Komposisi kornea

Penurunan refraksi mata

Perubahan posisi Lensa

Cahaya tidka tepat jatuh diretinaPandangan kabur melihat

dekat Penurunan penglihatan

Lensa berakomodasi terus menerus

Kelelahan otot- otot mataPusing, nyeri kepala

Resiko cidera b.d keterbatasan penglihatan

Nyeri ( pusing ) b.d usaha mata memfokuskan

pandangan

Cahaya masuk melewati lensa dibelakang retina

Hipermetropi

Page 10: Kelainan Refraksi

Bola mata panjang

Pembiasan atau refraksi mata, misal pada penderita katarakLensa mata terlalu

cembung

Cahaya masuk melewati lensa didepan retina

Cahaya difokuskan tidak tepat di retina

Pandangan kabur melihat

Penurunan penglihatan lensa berakomodasi

terus menerusKelelahan otot

mata

Pusing atau nyeri

Gangguan persepsi sensori b.d perubahan kemampuan

memfokuskan sinar pada retina

Resiko cidera b.d

keterbatasan penglihatan

Miopi

Page 11: Kelainan Refraksi

Kelainan kelengkungan

permukaan korenaKornea berbentuk ovalSinar yang masuk

dibiaskan terbesar diretinaBayangan benda tidak

fokusPenggunaan lensa

silinder Pandangan jadi kabur dan tidak

jelas

Penurunan kemampuan melihat dekat dan jauh

Terlalu lamamembaca menulis menjahit dsb

Sakit kepala pusing

Gangguan rasa nyaman nyeri

Gangguan persepsi sensori

Resiko cedera

ASTIGMAT

Page 12: Kelainan Refraksi

Diagnosa Keperawatan Hipermetropi

Intervensi Rasional

1. Penurunan persepsi sensori : penglihatan b.d penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.

•Kaji ketajaman penglihatan klien.•Identifikasi alternatif untuk optimalisasi sumber rangsangan.•Sesuaikan lingkungan untuk optimalisasi penglihatan

•Mengidentivikasi kemampuan visual klien.•Memberikan keakuratan penglihatan dan perawatanya.•Meningkatkan kemampuan persepsi sensori

2.Gangguan rasa nyaman b.d usaha memfokuskan pandangan.

•Jelaskan penyebab pusing dan mata lelah.•Anjurkan klien agar cukup istirahat dan tidak melakukan aktivitas membaca terus menerus.•Gunakan lampu atau penerangan yang cukup saat membaca.

•Menguragi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dan tindakan keperawatan.•Mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurag.•Mengurangi silau dan akomodasi berlebihan.

Page 13: Kelainan Refraksi

Diagnosa Keperawatan Miopi

Intervensi Rasional

1. Perubahan persepsi sensori visual b.d gangguan penglihatan.

•Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan penglihatan.•Melakukan uji ketajaman penglihatan.

•Pengetahuan tentang penyebab mengurangi kecemasan dan menigkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan.•Mengetahui visus dasar klien dan perkembanganya setelah diberikan tindakan

2. Resiko cedera yang b.d keterbatasan penglihatan

•Menjelaskan tentang kemungkinan yang terjadi akibat penurunan tajam penglihatan.•Menganjurkan untuk membatasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada malam hari.

•Perubahan ketajaman penglihatan dan kedalaman persepsi dapat meningkatkan resiko cedera sampai klien belajar untuk mengkompensasi.•Mengrangi potensial bahaya karena penglihatan kabur.

Page 14: Kelainan Refraksi

DAFTAR PUSTAKA1. Huda Nurarif Amin dan Kusuma Hardhi. 2015. APLIKASI Asuhan

Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta, MediAction.

2. Ilyas Sidarta. 2004. Kelainan Retraksi dan Koreksi Penglihatan. Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Page 15: Kelainan Refraksi

Thank You See You next Time Guyss