Author
adityachupez
View
232
Download
2
Embed Size (px)
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
1/23
KEL IN N REFR KSI
Penyusun:
MASRURIN (08700252)
ADELE HUTAPEA (09700369)
Pembimbing:
Dr. Rini Kusumawar Dhany, Sp.M
RSUD Dr. Wahiddin Sudirohusodho Kota Mojokerto 1
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
2/23
Latar Belakang (i)
Kelainan refraksi merupakan salah satu kelainan mata yang seringmenimbulkan kebutaan di negara-negara berkembang, khususnya di
Indonesia.
Masalah refraksi dan akomodasi mata diyakini sebagai bentuk kelainan
anatomis sehingga faktor genetik mempengaruhi terjadinya kelainan
penglihatan ini. Refraksi atau bias adalah pembelokan berkas cahaya. Refraksi terjadi
jika berkas cahaya memasuki medium dengan densitas yang lebih tinggi
maka cahaya akan melambat dan mengubah arah jika mengenai suatu
permukaan, sehingga jatuh pada sudut tegak lurus.
Pada organ okuli, mekanisme fisika refraksi adalah dasar dari dayapenglihatan, dimana permukaan bola mata memiliki kemampuan untuk
memantulkan berkas cahaya sehingga menimbulkan bayangan yang
kejelasannya dipengaruhi oleh sudut-sudut bola mata yang terbentuk
ketika berakomodasi.
2
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
3/23
Latar Belakang (ii)
Kapasitas refraksi cahaya oleh organ okuli dipengaruhi oleh faktor
tipe kecembungan bola mata. Faktor ini dipengaruhi oleh sifatgenetik.
Kekuatan otot sirkular dari siliar mempengaruhi daya akomodasi
okuli untuk membentuk karakter sudut, ketika menerima cahaya dari
luar. Termasuk dalam mekanisme ini adalah pengaruh nervusparasimpatis N.III yang mengatur gerak pupil dalam mengendalikancahaya yang masuk. Daya akomodasi ini juga mendasari
kemampuan mata untuk menetapkan fokus target obyek dengan
seketika.
Faktor usia memegang peranan penting pada refraksi penglihatan.Anak-anak dapat memfokuskan benda pada jarak 8 cm, tetapi
rekleks akomodasi menurun pada usia lebih dari 10 tahun. Pada usia40-an tahun akomodasi berkurang setengahnya, dan di usia rata-
rata di atas 60-an tahun orang akan kehilangan daya refleks
akomodasi akibat hilangnya fleksibilitas akomodasi okuli. 3
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
4/23
PENDAHULUAN
Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas yang tidakdibentuk pada retina. Secara umum, terjadi ketidak seimbangan
sistem penglihatan pada mata sehingga menghasilkan bayangan
yang kabur.
Penyebabnya, sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi
dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak padasatu titik fokus.
Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan
kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan
kelainan panjang sumbu bola mata Ametropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan refraksi
sehingga pada mata yang dalam keadaan istirahat memberikan
fokus yang tidak terletak pada retina. Ametropia dapat ditemukan
dalam bentuk kelainan miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun
dekat), dan astigmat. 4
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
5/23
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 148 juta atau 51% penduduk di Amerika Serikat memakai alatpengkoreksi gangguan refraksi, dengan penggunaan lensa kontak
mencapai 34 juta orang.
Angka kejadian rabun jauh meningkat sesuai dengan pertambahan usia.
Jumlah penderita rabun jauh di Amerika Serikat berkisar 3% antara usia
5-7 tahun, 8% antara usia 8-10 tahun, 14% antara usia 11-12 tahun dan25% antara usia 12-17 tahun.
Pada etnis tertentu, peningkatan angka kejadian juga terjadi walupun
persentase tiap usia berbeda.
Etnis Cina memiliki insiden rabun jauh lebih tinggi pada seluruh usia.
Studi nasional Taiwan menemukan prevalensi sebanyak 12% padausia 6 tahun dan 84 % pada usia 16-18 tahun. Angka yang sama juga
dijumpai di Singapura dan Jepang.
Di Indonesia, kelainan refraksi termasuk penyakit mata yang sering
menimbulkan kebutaan.
5
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
6/23
EMETROPIA (MATA NORMAL)
Pada mata normal kornea dan lensa membelokkan sinar pada titik fokus yangtepat pada sentral retina
Organ okuli yang memegang peranan penting pada mekanisme refraksi adalah:
1. Kornea :jendela penerimaan cahaya yang cembung
2. Iris: selaput pelangi untuk mengatur volume sinar ke dalam pupil
3. Pupil : mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata
4. Badan siliar : untuk berakomodasi dan menghasilkan cairan mata
5. Lensa : guna membiaskan sinar 20% atau 10 diptri, sangat berperan saat
melihat dekat dan menjadi kaku pada usia tua
6. Retina
7. Saraf optik 6
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
7/23
AMETROPIA
7
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
8/23
A. MIOPIA (Rabun Jauh)
Definisi: suatu keadaan mata yang memiliki kekuatan pembiasan sinar
yang berlebihan sehingga sinar yang sejajar datang dibiaskan di depan
retina, akibatnya mata dapat melihat dekat namun kabur jika melihat
jauh.
Gejala : mata mudah lelah, berair, pusing, mengantuk
Klasifikasi beratnya miopia
miopia ringan s/d - 3 dioptri
miopia sedang antara -3 s/d - 6 dioptri
miopia berat > - 6 dioptri
8
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
9/23
A. MIOPIA (Rabun Jauh)
Pengobatan
Kaca mata minus
Lensa kontak
Operatif:
a. Keratotomi radial
b. Keratektomi fotorefraktif
c. Lasser Assited In Situ
Interlamelarkeratomilieasus (LASIK)
9
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
10/23
B. HIPERMETROPIA (Rabun Dekat)
Suatu keadaan dimana kekuatan pembiasan mata melemah dimana
sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokus jatuh di
belakang retina.
Penyebabnya;
a. Bola mata pendek atau sumbu antero-posterior memendek
(h.sumbu atau aksial.
b. Kurangnya kelengkungan kornea atau lensa (h. Kurvatur)
c. Terdapat indeks bias yang bias pada sistem optik (h.refraktif)
Gejala : penglihatan dekat dan jauh kabur, sakit kepala, penglihatan
ganda, silau, kadang merasa juling, mata lelah. 10
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
11/23
B. HIPERMETROPIA (Rabun Dekat)
Pengobatan :
lensa sferis positif (konvergen) atau plus
terbesar yang memberikan ketajaman
penglihatan maksimal.
11
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
12/23
C. Astigmat (Silinder)
Umumnya setiap orang mempunyai astigmat ringan. Astigmat bisa
bersifat diturunkan atau terjadi sejak lahir dan biasanya berjalan bersama
dengan miopia dan hipermetropia dan tidak banyak terjadi perubahan
selama hidup.
Astigmatisma adalah suatu keadaan refraksi yang memakai dua kekuatan
pembiasan yang saling tegak lurus untuk mendapatkan penglihatan jauh
dengan jelas. Hal ini disebabkan kornea yang mempunyai daya bias
berbeda-beda pada berbagai meridian pembukaan mata atau kornea.
12
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
13/23
C. Astigmat (Silinder)
Penderita astigmat biasanya akan memberikan keluhan :
Melihat ganda dengan satu atau kedua mata
Melihat benda bulat menjadi lonjong
Pada astigmat, penglihatan akan kabur untuk jauh maupun dekat
Untuk melihat sering mengecilkan celah kelopak mata
Sakit kepala
Mata tegang atau pegal
Mata cepat lelah
Satuan atau ukuran pada astigmat dinyatakan dengan silinder dapat
dengan Notasi minus ataupun notasi plus, dimana pada astigmat terdapat axis
yang menyatakan sudut sumbu garis yang menghubungkan titik
pertengahan pupil dengan titik nodus.
Koreksi astigmat digunakan lensa silinder.
13
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
14/23
C. Astigmat (Silinder)
Astigmat Reguler:
Apabila kekuatan refraksi berubah secara teratur dari satu meridian ke
meridian yang lain akibat adanya kelainan kornea, lensa dan retina.
Astigmat Ireguler:
Apabila tidak terdapat dua meridian yang saling tegak lurus,
penyebabnya adalah perbedaan kelengkungan kornea pada meridianyang sama, sehingga bayangan menjadi ireguler. Keadaan ini dapat
disebabkan oleh infeksi kornea, trauma, distrofi selaput bening.
Astigmat ireguler dikoreksi dengan lensa kontak
Tes astigmat:
14
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
15/23
D. Presbiopia (Mata Tua)
Presbiopia adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan
usia, dimana akomodasi yang diperlukan untuk melihat dekat perlahan-
lahan berkurang.
Penurunan daya akomodasi mata adalah manifestasi degeneratif yangmenyebabkan orang mengalami rabun dekat seiring dengan
pertambahan usia.
Pada umumnya jika telah berada pada usia diatas 40 tahun seseorang
akan membutuhkan kacamata baca akibat telah terjadinya presbiopi
15
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
16/23
D. Presbiopia (Mata Tua)
Ketentuan lensa baca pada mata tua:
+1.00 dioptri untuk usia 40 tahun
+1.50 dioptri untuk usia 45 tahun
+2.00 dioptri untuk usia 50 tahun
+2.50 dioptri untuk usia 55 tahun
+3.00 dioptri untuk usia 60 tahun
Dikarenakan jarak baca biasanya
adalah 33 cm, maka adisi +3.00
dioptri adalah lensa positif terkuatyang dapat diberikan pada
seseorang.
16
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
17/23
KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. B Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Suratan I/80 Pralon, Mojokerto
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Anamnesis (autoanamnesia)
Keluhan Utama
Pandangan kedua mata kabur saat melihat jauh
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan kedua mata terasa kabur saat melihat jauh, keluhan
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya bisa melihat namun perlahan penglihatan
kedua mata menurun. Mata kabur saat melihat jauh, tetapi jelas saat melihat dekat.
Nyeri (-), merah (-) bengkak (-) panas (-) pusing (-), mual (-), muntah (-).
17
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
18/23
KASUS
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat memakai kacamata 2 tahun yang lalu
Hipertensi disangkal.
Diabetes disangkal.
Riwayat pengobatan
Belum pernah berobat sebelumnya, hanya memakai kacamata 2 tahunyang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign : T=130/80 mmH N: 92x/menit RR : 20x/menit
Pemeriksaan kepala leher : dbn
Pemeriksaan thorax : dbn
Pemeriksaan Abdomen : dbn
Pemeriksaan ekstremitas : dbn 18
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
19/23
KASUS
Status OftalmologisPalpebra : hiperemi -/-
Konjungtiva : hiperemi -/-
Kornea : jernih +/+
BMD : dalam +/+
Iris : radier / radier
Pupil : isokhor +/+ RC: 3 mm / 3 mm
Lensa : jernih +/+
Pemeriksaan visus dengan snellen chart : OD : S- 2,50
OS : S- 2,00
19
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
20/23
KASUS
Assesment :
ODS. myopia ringan (rabun jauh)
Planning terapi : kacamata minus.
Resep kaca mata:
OD. S -2.50
OD. S -2.00Jarak kedua pupil : 62/64 mm
Jarak jauh
20
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
21/23
KESIMPULAN
Kelainan refraksi merupakan masalah gangguanpenglihatan yang luas di banyak di negara, tanpa batasan
usia, ras, dan faktor lingkungan.
Di negara berkembang seperti Indonesia,kelainan refraksi
masih merupakan ancaman penyebab kebutaan pada usiadini sehingga memerlukan sosialisasi yang lebih baik
tentang gejala-gejala dan penanganan yang tepat.
Kelainan refraksi sesuai patofisiologinya masing-masing
dapat dikoreksi dengan menggunakan kaca mata, lensakontak, hingga tindakan operatif yang secara umum
mengatasi abnormalitas anatomis organ-organ okuli yang
berperan pada terjadinya refraksi.
21
8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
22/23
Kutipan Daftar Pustaka
1. Lima Penyakit Mata tersering di Indonesia
:http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-
tersering-di-indonesia-i
2. Refraksi Cahaya pada Mata : www.medicinesia.com
3. Refraksi: www.perdami.or.id
4. Ilyas, Sidarta. 2009. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI press
5. Yanoff M, Duker JS. 2004. Ophtalmology. 2nd ed, p. 416-419. St
Louis, MO: Mosby
6. Nurwasis, dkk. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu
Penyakit Mata, Penerbit: FK Unair, Surabaya.
22
http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://www.medicinesia.com/http://www.perdami.or.id/http://www.perdami.or.id/http://www.medicinesia.com/http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-ihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/inilah-lima-penyakit-mata-tersering-di-indonesia-i8/11/2019 Kelainan Refraksi (Oke)
23/23
THANK YOU
23