24
PENILAIAN NYERI PADA PASIEN DEWASA KRITIS YANG TIDAK DAPAT SELF-REPORT PAIN

Anestesi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anestesi

PENILAIAN NYERI PADA PASIEN DEWASA KRITIS YANG TIDAK DAPAT SELF-REPORT PAIN

Page 2: Anestesi

PENDAHULUAN

Nyeri ??

Page 3: Anestesi

DEFINISI • The International Association for study of Pain

(IASP) Nyeri adalah pengalaman sensorik subjektif

dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Page 4: Anestesi

KLASIFIKASI 1. Nyeri Nosiseptif, nyeri yang timbul akibat perangsangan nosiseptor

• Nyeri somatik, mis. nyeri tulang, nyeri pasca bedah

• Nyeri viseral, mis. nyeri organ abdomen

2. Nyeri neuropatik, nyeri akibat kerusakan struktur dan disfungsi sel saraf 3. Nyeri campuran ( nyeri somatik + nyeri viseral + neuropatik)

Page 5: Anestesi

KLASIFIKASI 1. Nyeri Akut

• Onset tiba-tiba • Segera setelah terjadi

kerusakan• Perlangsungan cepat

2. Nyeri Kronik • Nyeri terus menerus/ berulang

yang persisten > waktu penyembuhan, 1-6 bulan.

Page 6: Anestesi

KLASIFIKASI 1. Nyeri Malignant 2. Nyeri Non-Malignant

Page 7: Anestesi

KLASIFIKASI • Jarang digunakan

• Berdasarkan lokasi tubuh (misalnya leher, abdomen, punggung)

• Berdasarkan fungsi anatomi jaringan afek (misalnya skeletal, neurologi, atau vaskuler).

Page 8: Anestesi

MEKANISME

Gambar 1. Mekanisme nyeri. [Dikutip dari kepustakaan 12]

Page 9: Anestesi

Tabel 1. Klasifikasi dan fungsi serabut saraf Perifer dan gejala yang berhubungan dengan disfungsi intrinsik masing-masing tipe. [Dikutip dari kepustakaan 12]

Page 10: Anestesi

RESPON SISTEMIK Nyeri Akut Nyeri Kronik Kardiovaskuler Respon stress

Gangguan tidur, gangguan afek dan depresi neuroendokrin

Perubahan pola makan dan stress sosial

Respiratorik

Gastrointestinal & urinari

Endokrin

Hematologik

Imun & hematologik

Page 11: Anestesi
Page 12: Anestesi
Page 13: Anestesi
Page 14: Anestesi

PENILAIAN NYERI PADA PASIEN DEWASA KRITIS

YANG TIDAK DAPAT SELF-REPORT PAIN

Page 15: Anestesi

Non-Verbal Pain Scale (NVPS)• Didasarkan pada FLACC : skala nyeri pada

bayi• Terdiri : 3 item prilaku + 2 item fisiologis • Skor : 0 (tidak ada rasa nyeri) – 10 (sangat

nyeri)• Penggunaan : terbatas pada pasien ICU

dewasa.

Page 16: Anestesi
Page 17: Anestesi

Critical-care Pain Observational Tool (COPT)

• Penggunaan: pasien kritis baik yang diintubasi atau tidak diintubasi.

• Empat domain yang dinilai pada alat ini yaitu ekspresi wajah, gerakan tubuh, postur, penggunaan ventilator (pasien intubasi) atau vokal (pasien extubasi).

• Skor: 0 (tidak ada nyeri) - 8 (paling nyeri).• Sensitivitas dan spesifisitas dari CPOT yaitu 86%

dan 78%.

Page 18: Anestesi
Page 19: Anestesi

Gambar 6. Ekpresi wajah yang dinilai pada COPT.

Page 20: Anestesi

Behavioural Pain Scale (BPS)

• Didasarkan pada karya Puntillo et al dengan mengidentifikasi perilaku unik yang hadir pada pasien yang menjalani stimulus noxious.

• Terdiri: 3 item observasional (ekspresi wajah, tungkai atas, dan penggunaan ventilasi mekanik)

• Skor: 1-4, angka lebih tinggi menunjukkan nyeri dan ketidaknyamanan yang lebih tinggi.

• Total skor: 3 (tidak sakit) - 12 (paling nyeri).

Page 21: Anestesi
Page 22: Anestesi

• Analgesik nonopioid asetaminofen dan NSAID

• Analgesik opioid• Analgesik adjuvan

atau ko-analgesik

• Pendekatan fisik (latihan, modalitas fisik pasif, terapi manual)

• Pendekatan psikologis (CBT, hipnosis, biofeedback)

• Nerve block • Spinal cord

modulation • Neurosurgery • Back pain

Page 23: Anestesi

WHO’s Pain Ladder

Page 24: Anestesi

TERIMA KASIH