38
ANATOMI FISIOLOGI PENGINDERAAN Prastuti Waraharini, dr Ciputat, 11 Desember 2014

Anatomi Fisiologi Pengindraan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi kuliah Anatomi Fisiologi Pengindraan untuk mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Berisi proses pengindraan dan interpretasinya, organ-organ yang terlibat, mekanisme, serta kaitannya dengan proses berfikir yang manusia lakukan dengan akal yang dimilikinya untuk menemukan eksistensi Allah Sang Pencipta.

Citation preview

Page 1: Anatomi Fisiologi Pengindraan

ANATOMI FISIOLOGI PENGINDERAAN

Prastuti Waraharini, dr

Ciputat, 11 Desember 2014

Page 2: Anatomi Fisiologi Pengindraan

ل و أ نش أ كم الذى هو قل ل كمج

ع ال ب صر السم ال ف و ـ و

اق ليل كرون م ﴾٢٣:﴿الملكت ش

Katakanlah: "Dialah Yang membuat kalian ada dari

ketiadaan dan menjadikan bagi kalian

pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat

sedikit kalian bersyukur. ( Al Mulk:23 ﴿

2

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 3: Anatomi Fisiologi Pengindraan

BERFIKIR

Fakta

Indera

Otak

Informasi sebelumnya

3

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 4: Anatomi Fisiologi Pengindraan

ر و ر هو يدرك ٱلب لا تدركه ٱلبص ص

وهو ٱللاطيف ٱلخبير

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata,

sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan;

dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha

Mengetahui (Al An’am: 103)4

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 5: Anatomi Fisiologi Pengindraan

5

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 6: Anatomi Fisiologi Pengindraan

MATA DAN PENGLIHATAN

Indera penglihatan

Fungsi = kamera

Reseptor cahaya

Stimulus retina N. Optikus (N II) Korteks

visual (lobus oksipital)

6

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 7: Anatomi Fisiologi Pengindraan

7

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 8: Anatomi Fisiologi Pengindraan

Alis

Kulit tebal

Rambut

Palpebra

Lempeng

tarsal

Otot

Bulu mata

Konjungtiva

Aparatus

lakrimalis8

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 9: Anatomi Fisiologi Pengindraan

9

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 10: Anatomi Fisiologi Pengindraan

10

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 11: Anatomi Fisiologi Pengindraan

11

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 12: Anatomi Fisiologi Pengindraan

SKLERA

Pembungkus bola mata yang kuat dan fibrus

Membentuk putih mata & bersambung dengan bagian depan membran yang bening yi kornea

Sklera melindungi struktur mata yang sangat halus & mempertahankan bentuk bola mata

KHOROID (1) Bagian tengah mata berisi pembuluh darah, merupakan

cabang arteria oftalmika, bagian dari arteria karotis interna

Lapisan ini membentuk iris yang berlubang di tengahnya = pupil/manik mata

Selaput berpigmen sebelah belakang iris memancarkan warna mata coklat, biru, kelabu, dll

12

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 13: Anatomi Fisiologi Pengindraan

KHOROID (2)

Khoroid bersambung dengan iris, di belakang iris

selaput ini menebal, membentuk korpus siliare

berisi serabut otot sirkuler & serabut2 yang

letaknya seperti jari2 sebuah lingkaran.

Kontraksi otot sirkuler menyebabkan pupil mata

berkontraksi

Iris, korpus siliare & selaput khoroid membentuk

tractus uvea

13

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 14: Anatomi Fisiologi Pengindraan

LENSA MATA

Benda transparan bikonveks, organ fokus utama,

terdiri dari beberapa lapisan

Berfungsi membiaskan berkas cahaya yg terpantul

dari benda2 yg dilihat, menjadi bayangan pada

retina

Terletak tepat di belakang iris, berada dalam kapsul

elastik, dikaitkan pada badan siliaris/korpus siliare

khoroid oleh membran ligamen suspensori

Mengencang dan mengendurnya lensa

dikendalikan oleh otot siliaris

14

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 15: Anatomi Fisiologi Pengindraan

VITREOUS HUMOUR

Berisi cairan keputih-putihan, seperti agar-agar, berada di daerah sebelah belakang bola mata

Berfungsi memberi bentuk dan kekuatan pada mata, mempertahankan hubungan retina dengan selaput khoroid dan sklerotik

AQUEOUS HUMOUR

Berada di segmen anterior

Cairan yang berasal dari badan siliaris (epitel) & diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris & kornea melalui vena halus & saluran Schlemm 15

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 16: Anatomi Fisiologi Pengindraan

AKOMODASI MATA

16

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 17: Anatomi Fisiologi Pengindraan

REFLEKS VISUAL

Jika suatu obyek didekatkan perlahan pada mata,

ada 3 perubahan mekanisme penglihatan :

Akomodasi : memfokuskan bayangan tepat pada

retina

Konvergensi : menjamin bayangan mengenai

corresponding points

Konstriksi pupil : mengurangi jumlah cahaya masuk

ke mata

17

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 18: Anatomi Fisiologi Pengindraan

REFLEKS AKOMODASI

Ada 2 atau salah 1 stimuli yang berperan :

Konvergensi

Bayangan yang tidak tepat pada fokus

18

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 19: Anatomi Fisiologi Pengindraan

REFLEKS KONVERGENSI

Jalur refleks

Afferen : nervus optikus

Efferen : serabut motorik saraf kranial ke 3, 4, dan 6

yang mempersarafi otot ekstrinsik mata

Jika saat benda dibawa mendekati mata, mata

tidak berkonvergensi maka bayangan tidak akan

jatuh pada corresponding points bayangan

ganda stimulus bagi saraf pusat melalui jalur

optik, otak tengah mengaktifkan saraf yang

mempersarafi otot ekstrinsik mata

19

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 20: Anatomi Fisiologi Pengindraan

REFLEKS CAHAYA

Mata memiliki kemampuan mengatur jumlah cahaya masuk

Jika terang, pupil mengecil. Demikian sebaliknya. Perubahan ukuran pupil diatur oleh iris makin besar pupil, cahaya akan lebih banyak masuk mata

Iris disusun oleh otot polos yang dipersarafi oleh saraf otonom.

Intensitas cahaya yang mengenai retina menjadi stimulus efektif untuk terjadinya refleks cahaya.

Jika cahaya >>, impuls akan melewati jalur saraf jumlah cahaya masuk mata dikurangi. Demikian jg sebaliknya

Jika cahaya dikenai pada 1 mata kedua pupil akan berkontriksi dengan segera : refleks cahaya konsensual

20

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 21: Anatomi Fisiologi Pengindraan

REFLEKS PROTEKSI

Mengedipkan mata

Jika konjuctiva tersentuh benda asing reseptor

penerima impuls mengirimkan ke batang otak,

bersinapsis dengan serabut motorik menutup

kelopak mata

Lakrimasi

Jika refleks kornea gagal mengusir benda asing, air

mata akan disekresikan untuk mencuci mata

21

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 22: Anatomi Fisiologi Pengindraan

KELAINAN REFRAKSI MATA

A. Emetropia

B. Myopia

C. Hiperopia

D. Astimatisma22

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 23: Anatomi Fisiologi Pengindraan

KELAINAN MATA LAINNYA

Katarak : kekeruhan lensa

Glaukoma : peningkatan tekanan bola mata

Strabismus : kelainan otot penggerak bola mata

Buta warna : kehilangan atau berkurangnya

sensitivitas sel kerucut

23

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 24: Anatomi Fisiologi Pengindraan

TELINGA

24

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 25: Anatomi Fisiologi Pengindraan

TELINGA TENGAH

25

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 26: Anatomi Fisiologi Pengindraan

TELINGA DALAM

26

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 27: Anatomi Fisiologi Pengindraan

N VIII (N. AKUSTIKUS)

Terdiri dr 2 bagian

Saraf vestibuler : keseimbangan

Serabut-serabut ini bergerak dari saluran

vestibularis & semisirkuler ke nukleus vestibularis

yang terletak pada pertemuan antara pons dan

medula oblongata

Saraf kokhlear

Merupakan saraf pendengaran yg sebenarnya.

Serabut saraf yg keluar dari kokhlea ke nukleus

khusus yg terletak di belakang talamus ke pusat

penerima akhir di korteks otak bagian bawah lobus

temporalis27

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 28: Anatomi Fisiologi Pengindraan

PENDENGARAN (PERSEPSI BUNYI)

Frekuensi : 20-20.000 Hz

Intensitas

Percakapan: 60-70 dB

Lalu lintas ramai : 80-90 dB

Suara mesin jet : 140-150 dB

Kualitas : benda yang bergetar

28

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 29: Anatomi Fisiologi Pengindraan

RESEPTOR KIMIA

Pengecap

Penghidu

29

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 30: Anatomi Fisiologi Pengindraan

PENGECAP

Impuls pengecap dihantarkan oleh saraf kranial 7,

9, 10 ke medula oblongata & pons

Impuls yang timbul juga akan bersinapsis dg

serabut motorik yg mempersarafi kelenjar ludah

Reseptor kecap merupakan khemoreseptor, yang

akan terangsang jika ada zat dalam keadaan

terlarut diadaptasi dg cepat

4 rasa utama : asin, asam, manis & pahit

Manis & asin : ujung lidah

Asam : lateral lidah

Pahit : pangkal lidah30

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 31: Anatomi Fisiologi Pengindraan

PENGECAP

Impuls yg timbul dari berbagai senyawa tidak hanya

disampaikan ke korteks otak, tetapi akan

bersinapsis dg serabut motorik yg mempersarafi

kelenjar ludah sekresi saliva kental/encer.

Lidah mempunyai 2 kelompok otot :

Otot intrinsik : gerakan halus

Otot ekstrinsik : menghubungkan lidah pada bagian

disekitarnya

Lidah terletak pada dasar mulut, pembuluh darah &

urat saraf masuk & keluar dari pangkal lidah

31

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 32: Anatomi Fisiologi Pengindraan

32

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 33: Anatomi Fisiologi Pengindraan

PENGHIDU

Yang berperan : epitel olfaktorius di bagian tengah

septum nasal & bag lateral di atas konkha superior

Nervus olfaktorius atau saraf kranial ke-1, dilapisi

sel2 khusus yg mengeluarkan fibril-fibril halus untuk

berikatan dg serabut2 di bulbus olfaktorius

Dari bulbus olfaktorius, stimulus bergerak melalui

traktus olfaktorius mencapai daerah penerima

akhir dalam pusat olfaktori di lobus temporalis otak

untuk ditafsirkan

33

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 34: Anatomi Fisiologi Pengindraan

34

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 35: Anatomi Fisiologi Pengindraan

35

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 36: Anatomi Fisiologi Pengindraan

36

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 37: Anatomi Fisiologi Pengindraan

“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan

Allah) bagi orang-orang yang yakin, Dan pada

dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak

memperhatikan?” (Adz Dzariat:20-21)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang

Engkau dustakan? (Ar Rahman)

37

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214

Page 38: Anatomi Fisiologi Pengindraan

TUGAS PEKAN DEPAN

Perubahan anatomi/fisiologi pada

Kehamilan dan Menyusui

Anak-anak dan Geriatri

Autoimun dan Kanker

38

drP

hi -

Ind

era

-0

11

214