Upload
putika-ashfar-k
View
459
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
[TYPE THE COMPANY NAME]
Identifikasi Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa Putika Ashfar
.
1/1/2015
.
I. Pendahuluan
Pelabuhan Benoa merupakan pelabuhan Internasional kelas II yang berada di koordinat 08º44'22" LS - 115º12'30"BT hingga 08º44'23" LS - 115º14'12"BT, Bali. Pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo III ini telah diusahakan sejak tahun 1924 dengan fokus pelayanan kapal penumpang. Pelabuhan ini memiliki 6 dermaga dengan berbagai fungsi diantaranya adalah keperluan wisata, perikanan, general cargo, dan kepentingan pertamina.
Adapun tolak ukur kinerja operasional menurut Direktur Jendral
Perhubungan Laut, Nomor : UM.002/38/18/DJPL.11 terdiri dari : • Waiting Time (WT) : Jumlah waktu sejak pengajuan pemohonan
tambat setelah kapal tiba di lokasi labuh sampai kapal digerakan menuju tambatan
• Approach Time (AT) : Jumlah waktu terpakai untuk kapal bergerak dari lokasi labuh sampai ikat tali ditambatan atau sebaliknya
• Effective Time (ET) : Jumlah jam bagi suatu kapal yang benar-benar digunakan untuk bongkar muat selama kapal di tambatan
• Berth Time (BT) : Jumlah waktu siap operasi tambatan untuk melayani kapal
• Receiving/Delivery Petikemas : Kecepatan pelayanan penyerahan/penerimaan di terminal petikemas dihitung sejak alat angkut masuk hingga keluar dicatat di pintu masuk/keluar
Gambar : Lokasi Pelabuhan Benoa
• Berth Occupancy Ratio (BOR) : Perbandingan antara waktu penggunaan dermaga dengan waktu yang tersedia dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam presentase
• Shed Occupancy Ratio (SOR) : Perbandingan antara jumlah penggunaan ruang gudang penumpukan dengan antara jumlah ruang gudang penumpukan yang tersedia dalam periode tertentu
• Yard Occupancy Ratio (YOR) : Perbandingan antara jumlah penggunaan ruang lapangan penumpukan dengan antara jumlah ruang lapangan penumpukan yang tersedia dalam periode tertentu
• Kesiapan Operasi Peralatan : Perbandingan antara jumlah peralatan yang siap digunakan dengan peralatan yang tersedia dalam periode tertentu
II. Isi Menurut lampiran surat keputusan Dirjen Perhubungan Laut Nomor : UM.002/38/18/DJPL.11, tahun 2011 didapatkan data sebagai berikut :
Indikator Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa WT
(Jam) AT
(Jam) ET:BT
(%) Receiv (Menit)
Deliv (Menit)
BOR (%)
SOR (%)
YOR (%)
KOP (%)
1 1 70 60 90 70 40 60 70 Adapun data penunjang lain yang terdapat dalam "Informasi 25 Pelabuhan Strategis Indonesia, Pelabuhan Benoa" adalah sebagai berikut:
Guna mempermudah visualisasi, berikut terlampir data infrastruksur Pelabuhan Benoa : Dermaga
1. Dermaga Timur Fungsi : Pelayanan Pariwisata Panjang : 290 M Lebar : 20 M Kedalaman : -9 MLWS Konstruksi : Beton Bertulang Kapasitas : 3 Ton/M2
2. Dermaga Selatan Fungsi : General Cargo Panjang : 206 M Lebar : 15 M Kedalaman : -5,4 s/d 6,8 MLWS Konstruksi : Beton Bertulang Kapasitas : 2 Ton/M2
3. Dermaga Barat Selatan Fungsi : Perikanan Panjang : 150 M Lebar : 8 M Kedalaman : -4 MLWS Konstruksi : Beton Bertulang Kapasitas : 2,5 Ton/M2
4. Dermaga Barat Utara Fungsi : Perikanan Panjang : 256 M Lebar : 8 M Kedalaman : -4 MLWS Konstruksi : Beton Bertulang Kapasitas : 2,5 Ton/M2
5. Dermaga Khusus Pertamina Fungsi : Keperluan Pertamina Panjang : 98 M Lebar : 8 M Kedalaman : -7 MLWS Konstruksi : Beton Bertulang Kapasitas : 2Ton/M2
6. Dermaga Khusus PT. PSB
Fungsi : Perikanan Panjang : 70 M Lebar : 8 M Kedalaman : -5 MLWS Konstruksi : Beton Bertulang Kapasitas : 2Ton/M2
Alur Pelayaran Panjang : 3500 Meter Lebar :150 Meter Kedalaman :- 10 MLWS Silting Rate : 10 cm/tahun
Gudang Luas Total : 1.613 M2
Kapasitas : 1,5-2 Ton/M2
Konstruksi : Baja
Lapangan Penumpukan 1. Lapangan Penumpukan I
Konstruksi Lantai : Beton Rabat Luas : 3000 M2 Kapasitas : 3 Ton/M2 Tahun Pembuatan : 1978
2. Lapangan Penumpukan II Konstruksi Lantai : Beton/ATB Luas : 3400 M2 Kapasitas : 3 Ton/M2 Tahun Pembuatan : 1985
3. Lapangan Penumpukan Peti Kemas I Konstuksi Lantai : Paving Stone Luas : 8322 M2 Kapasitas : 5 Ton/M2 Tahun Pembuatan : 1999
4. Lapangan Penumpukan Peti Kemas II Konstruksi Lantai : Paving Stone Luas : 2400 M2 Kapasitas : 5 Ton/M2 Tahun Pembuatan : 2005
5. Lapangan Parkir Angkutan Kota Konstuksi Lantai : Paving Stone Luas : 4550 M2 Kapasitas : 5 Ton/M2 Tahun Pembuatan : 1999
Analisa SWOT
Dalam menentukan arah pengembangan pelabuhan benoa di sektor pariwisata, diperlukan suatu analisa awal dengan metode SWOT. Adapun sebuah analisa awal dari pelabuhan tersebut adalah sebagai berikut: Strength :
1. Pemandangan alam yang amat indah 2. Sumberdaya Manusia yang mendukung 3. Servis yang memuaskan dimata konsumen
Weakness :
1. Infrastuktur
Opportunity : 1. Lokasi 2. Trend Cruise Ship
Threat :
1. Birokrasi pusat amat lambat dalam menentukan keputusan
Berdasarkan analisa awal kondisi kekinian pelabuhan Benoa tersebut, didapatkankan Pelabuhan Benoa berada pada kuadran 2 dalam SWOT, maka arah kebijakan perlu dibuat dengan pertimbangan strategi Ekspansif dan Agresif.
• Konsep Pengembangan o Upgrade Infrastruktur
Infrastruktur merupakan kelemahan utama pelabuhan Benoa. Dengan meningkatkan aspek tersebut, potensi pelabuhan Benoa dapat dioptimalkan. Beberapa infrastruktur pelabuhan Benoa yang paling penting untuk dikembangkan adalah Wharf dan kedalaman Kolam Labuh
o Penambahan Fasilitas Penunjang Turis Seiring dengan perubahan status pelabuhan Benoa menjadi Cruise Ship Port, maka fasilitas penunjang untuk turis pun patut diperthatikan. Seperti Wifi Spot, Hotel, Balai Serbaguna dan lain-lain
o Konservasi Lingkungan
Berbagai macam aktivitas konstruksi pengembangan pelabuhan Benoa tersebut dapat menyebabkan pencemaran. Oleh karena itu diperlukan sebuah proyek konservasi lingkungan guna menjaga ekosistem disekitar wilayah tersebut.
o Water Taxi Water Taxi, merupakan sebuah fasilitas mass transportation yang bertujuan mengurangi beban transportasi darat yang melonjak akibat pertambahan jumlah turis. Water Taxi ini akan memiliki tujuan pantai wisata terdekat dari pelabuhan Benoa. Seperti pantai kuta, marina, nusa dua, dan lain-lain
o Daur Ulang Sampah Dengan bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung di pelabuhan Benoa, maka jumlah limbah yang dihasilkan tentu bertambah. Oleh karena itu fasilitas daur ulang sampah perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pelabuhan Benoa
• Aksi Nyata o Pengerukan Kolam Labuh menjadi min 12 M dan Perpanjangan
Wharf menjadi min 315 M o Reklamasi Pantai untuk fasilitas umum penunjang turis o Penyusunan konsep ekowisata sebagai usaha meningkatkan kesadaran
turis dan penduduk lokal akan pentingnya menjaga lingkungan o Membuat fasilitas daur ulang sampah di pelabuhan Benoa