22
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena setelah melampaui berbagai tahapan kegiatan, akhirnya makalah yang berjudul “Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini diharapkan dapat mengarahkan seluruh proses survei sehingga tidak melenceng dari kaedah-kaedah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Penulis sadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran dari pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan pokok materi yang kami bahas dalam makalah penulis. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini. Secara khusus terima kasih kepada: 1. Tim Dosen mata kuliah Ekologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. 2. Pihak-pihak yang telah membantu dalam observasi. 1

Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena setelah

melampaui berbagai tahapan kegiatan, akhirnya makalah yang berjudul “Ekologi

Pesisir Pantai Tanjung Benoa” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah

ini diharapkan dapat mengarahkan seluruh proses survei sehingga tidak melenceng dari

kaedah-kaedah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penulis sadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu penulis mohon kritik dan saran dari pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan

pokok materi yang kami bahas dalam makalah penulis. Pada kesempatan ini penulis

juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

pembuatan makalah ini. Secara khusus terima kasih kepada:

1. Tim Dosen mata kuliah Ekologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Udayana.

2. Pihak-pihak yang telah membantu dalam observasi.

Denpasar, 24 Mei 2008

Hormat kami

(Penulis)

1

Page 2: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I

I.1 Latar Belakang 1

I.2 Rumusan Masalah 2

I.3 Tujuan Penelitian 2

I.4 Metode Penulisan 2

BAB II

II.1 Karakteristik Pantai Pulau Bali 3

II.2 Potensi Sumber Daya Alam yang Dimiliki Pantai Tanjung Benoa 6

II.3 Pemanfaatan Daerah Pesisir Pantai Tanjung Benoa 9

II.4 Permasalahan Pada Pantai Tanjung Benoa 10

BAB III

III.1 Kesimpulan 12

III.2 Daftar Pustaka 18

2

Page 3: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Kawasan tepi air Tanjung Benoa terletak di ujung timur pulau Bali, masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung. Pantai ini terkenal dengan tujuan wisata air yang cukup lengkap. Adapun definisi kawasan tepi air dari pendekatan ekologis adalah daerah pertemuan darat dan laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat laut seperti angin laut, pasang surut dan intrusi air laut/perembesan air asin; sedangkan batas ke arah laut mencakup bagian perairan pantai sampai batas terluar yang masih dipengaruhi oleh proses alamiah yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar serta proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia (Soegiarto, 1976).

Kawasan pesisir adalah kawasan yang secara administrasi pemerintahan mempunyai batas terluar ke arah laut sejauh 12 mil dari garis pantai untuk propinsi atau sepertiganya untuk kabupaten atau kota. Perairan wilayah pesisir merupakan salah satu ekosistem yang sangat produktif. Di kawasan ekologi tersebut dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok besar, yaitu:

1. Potensi terbarukan (renewable), seperti hutan mangrove, coral reef, sea grass. Algae, bioactive substances

2. Potensi tak terbarukan (non renewable), seperti bahan mineral.3. Jasa lingkungan (environmental services), seperti industri maritime, jasa

angkutan, pariwisata.

Adapun kawasan di pesisir Tanjung Benoa, yaitu:1. Kawasan budidaya

Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya meliputi kawasan perumahan, kawasan industri, kawasan perdagangan dan jasa, dan kawasan pariwisata.

2. Kawasan lindungKawasan ini ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan yang meliputi kawasan pantai berhutan bakau/ hutan mangrove yang ada di sebelah timur Kabupaten Tanjung Benoa.

3. Kawasan perkotaanKawasan permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

4. Kawasan tepi pantaiKawasan dari suatu perkotaan dimana daratan dan air bertemu, dan meliputi kegiatan atau bangunan yang secara fisik, sosial, ekonomi dan budaya dipengaruhi oleh karakteristik badan air laut.

5. Kawasan sempadan pantai

3

Page 4: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

Kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untukmempertahankan kelestarian fungsi pantai.Ekosistem alami di wilayah pesisir pantai ini antara lain adalah terumbu karang

(coral reefs), hutan mangrove, padang lamun (sea grass), pantai berpasir (sandy beach), pantai berbatu (rocky beach), formasi pescaprea, formasi baringtonia, estuaria, laguna, delta dan ekosistem pulau kecil. Sedangkan ekosistem buatan berupa tambak, pemukiman, pelabuhan, kawasan industri, pariwisata dan sebagainya.

Keanekaragaman sistem ekologi yang tinggi ini di samping menyediakan sumber daya alam (ekosistem alami dan buatan) sebagai aset yang sangat penting dan strategis bagi pembangunan, juga mampu memberikan kontrol-kontrol terhadap erosi pantai, buffer terhadap gangguan badai, pertukaran nutrient, daerah perlindungan terhadap keanekaragaman genetik dan komoditi-komoditi perikanan ekonomis penting. Sangat penting untuk dikelolah terlebih-lebih daerah Bali sebagai daerah tujuan wisata utama dunia, maka peranan wilayah pesisir dalam menunjang kepariwisataan sangatlah strategis. Jadi fungsi yang cocok untuk kawasan tepi pantai ini adalah untuk parawisata karena SDA yang sangat mendukung. Hanya saja masyarakat masih belum sadar betul tentang bagaimana mejaga dan membudidayakan akan harta karun mereka yang ada di depan mata.

Berbagai permasalahan utama wilayah pesisir antara lain, erosi pantai, penurunan potensi atau ketersediaan sumber daya akibat eksploitasi berlebih, kerusakan habitat akibat aktivitas-aktivitas manusia di daratan dan lautan yang seringkali memproduksi limbah bahan pencemar yang membahayakan bagi kehidupan perairan laut atau merusak wilayah pesisir dapat menghambat kegiatan pembangunan dan ekosistem, serta konflik kepentingan antar berbagai sektor kegiatan pembangunan dan pemanfaatan. Sementara itu, manajemen sumber daya pesisir dalam wujud struktural dan pemanfaatan ruang atau kawasan menuntut adanya suatu proses perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ke dalam satu sistem yang tak terpisahkan.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan yang timbul dan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan sumber daya serta pengelolaan lingkungan wilayah pesisir secara terpadu, yang mencakup aspek teknis dan ekologis, aspek sosial ekonomi dan budaya, aspek sosial politik, serta aspek hukum dan kelembagaan, pemerintah mengambil kebijakan atas dasar-dasar pengelolaan dan pemanfaatan kawasan tepi air yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :Undang-Undang R.I No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.Undang-Undang R.I No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.Undang-Undang R.I No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.Undang-Undang R.I No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.Undang-Undang R.I No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.Undang-Undang R.I No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.Undang-Undang R.I No. 28 Tahun 2004 tentang Bangunan Gedung.Undang-Undang R.I No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.Undang-Undang R.I No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.Peraturan Pemerintah R.I No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan KewajibanSerta Bentuk dan Tata Cara Peran masyarakat Dalam Penataan Ruang.Peraturan Pemerintah R.I No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang WilayahNasional.

4

Page 5: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

Keputusan Presiden R.I No. 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri.Keputusan Presiden R.I No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Adapun kebijakan pemerintah dalam ruang lingkup nasional saja tidak cukup. Peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan tepi air juga timbul dalam ruang lingkup local yaitu dari Provinsi Bali sendiri yang tertuang dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Provinsi Bali, yaitu:

Mempertahankan kawasan lindung dan yang berfungsi lindung khususnya di Pulau Bali bagian Utara yang semakin terdesak oleh kegiatan budidaya.

Mempertahankan sumber-sumber air dan daerah resapannya untuk menjaga ketersediaan air sepanjang tahun.

Mengendalikan pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan yang berpotensi mengancam kebeeradaan kawasan lindung dan sentra-sentra produksi pangan.

Menghentikan pengembangan industri yang tidak ramah lingkungan. Merelokasi kegiatan industri di luar kawasan industri ke dalam kawasan industri

yang telah ditetapkan. Bahwa kelembagaan koordinasi pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Pulau

Bali penting untuk dikembangkan. Bahwa penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang RTRW

Pulau Bali dipercepat.

1.2 Rumusan MasalahBagaimanakah pengelolaan sumber daya alam wilayah pesisir yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat yang disesuaikan dengan karakteristik sumber daya alam dan lingkungan di daerah pantai tanjung benoa?Bagaimanakah pengelolaan wilayah pesisir yang terkoordinasi melalui pendekatan multisektoral di daerah pantai tanjung benoa?

1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan sumber daya alam wilayah pesisir yang berkelnjutan dan berbasis masyarakat yang disesuaikan dengan karakteristik sumber daya alam dan lingkungan di daerah pantai tanjung benoa.Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan wilayah pesisir yang terkoordinasi melalui pendekatan multisektoral di daerah pantai tanjung benoa.

1.4 Metode PenulisanMetode yang digunakan dalam pembuatan paper ini adalah:Metode Literatur, berasal dari media internet dan berbagai sumber yang ada.Metode wawancara, berasal dari nara sumber (Bapak I Wayan Kembar, Lurah Tanjung Benoa) yang mengetahui keadaan daerah pantai tanjung benoa.

1.5 Batasan Lokasi PengamatanUtara : pantaiSelatan: Kelurahan benoaTimur : pantaiBarat : pantai

5

Page 6: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

BAB IIISI

II.1 Karakteristik Pantai Pulau BaliPulau Bali terletak pada 80.03’.40” LS – 80.50’.48” LS dan 1140.25’.53” BT –

150.42’.40” BT, sebelah selatan dari kepulauan Indonesia dan berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Selat Lombok di sebelah timur, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia, dan Selat Bali di sebelah barat. Pulau Bali hanya terdiri atas satu provinsi yang terbagi menjadi delapan kabupaten, yakni kabupaten Badung, Tabanan, Jembrana, Buleleng, Bangli, Gianyar, Amlapura, dan Semarapura, dengan luas daratan Pulau Bali sekitar 5.632,86 km2 termasuk pulau-pulau kecil yang termasuk ke dalam wilayah provinsi Bali, antara lain Pulau Serangan, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau Menjangan.

Garis pantai Pulau Bali memiliki panjang sekitar 430 km, yang terdiri atas 79,2 % pantai berpasir kelabu hitam, 8,5% pantai berpasir putih, 6,8% pantai berhutan mangrove, dan 5,5% pantai bertebing terjal (cliff).

Bentuk morfologi pulau Bali dominan terdiri atas daerah dataran rendah berupa pantai, rawa, sungai, danau, dataran vulkanik, dan dataran sedimen yang landai dengan kemiringan 0-5%, sekitar 0-25 km di atas permukaan laut. Dataran rendah ini memiliki umumnya memiliki tingkat erosi yang kecil, terkecuali pada beberapa daerah seperti Teluk Benoa, Singaraja, dan Gilimanuk, yang merupakan daerah abrasi dan proses pengendapan aktif.

Berdasarkan tipe paparan dan perairan pantainya, Pulau Bali mempunyai tipe pantai yang termasuk dalam kategori pantai pulau. Yang dimaksud dengan pantai pulau adalah pantai yang mengelilingi pulau yang dibentuk oleh endapan sungai, batu gamping, endapan gunung api, dan endapan lainnya.

Tipe sedimentasi pantai Pulau Bali didominasi oleh pasir kelabu hitam. Untuk menentukan tipe sedimentasi pantai, sangat berkaitan erat dengan tipe tanah daerah pantai yang bersangkutan. Berdasarkan Peta Tanah Tinjau, wilayah pantai pulau Bali dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, antara lain:1. Daerah vulkanis, yaitu merupakan tanah pertanian pesisir yang subur, terdapat pada sebagian besar pantai Kabupaten Tabanan sebelah barat.2. Daerah endapan alluvial, yang terdapat pada wilayah pantai Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Negara, dan merupakan tanah pertanian yang subur. Sedangkan untuk tanah endapan alluvial di wilayah pantai Gerokgak bagian barat dan Angantiga, Amlapura, merupakan daerah yang kering.3. Daerah batu gamping, merupakan daerah yang kering. Terdapat pada wilayah pantai Gilimanuk, sebagian besar kecamatan Kuta dan pantai Gerokgak sebelah timur.4. Daerah pantai dengan tanah regosol, terdapat pada wilayah pantai bagian timur kabupaten Amlapura, wilayah pantai Singaraja, dan sebagian kecil pantai kabupaten Semarapura.(disusun oleh Dai dan Rosman, 1970, Bapedalda, Prop. Bali).

Endapan tanah vulkanis dan endapan tanah alluvial kemudian akan mampu membentuk pantai yang melandai, hingga bergelombang, sedangkan untuk endapan tanah regosol, dan daerah batu gamping akan membentuk pantai yang bergelombang hingga berbukit.

6

Page 7: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

Dari data di atas, secara mudah dapat disimpulkan bahwa, pantai yang berasal dari endapan tanah alluvial dan vulkanis merupakan pantai dengan tanah yang subur seperti pada daerah pantai selatan pulau Bali, sedangkan pantai berupa daerah batu gamping dan pantai dengan tanah regosol membentuk daerah-daerah yang kering seperti yang terlihat pada pantai wilayah sebelah timur sampai ke utara. Curah hujan yang rendah, sedikitnya aliran sungai, keadaan topografi yang dominan berupa dataran yang bergelombang hingga berbukit dan berbukit hingga bergelombang juga berpengaruh pada keadaan tanah yang kering, mempengaruhi jumlah air tanah yang meresap, mempengatuhi dalamnya air tanah, peka terhadap erosi, dan kurang produktif.Pantai Tanjung benoa adalah salah satu pantai yang terletak di daerah tenggara Pulau Bali. Pantai tenggara Pulau Bali membentuk garis pantai yang berkelok-kelok yang meliputi daerah teluk dan tanjung sampai relatif lurus, dimana perairannya merupakan selat Badung, sebagian Selat Lombok, yang dilindungi oleh Pulau Nusa Penida sehingga tidak berhadapan langsung dengan Samudra Indonesia. Adapun pantai-pantai yang berhadapan langsung dengan Samudra Indonesia, seperti pantai Nusa Dua sebelah Selatan, dan sebagian besar pantai Nusa Penida memiliki tebing tinggi yang terjal. Perairan tenggara pulau Bali memiliki kedalaman kurang lebih 100m antara Nusa Dua dengan pulau Nusa Penida, 260m antara Pulau Nusa Penida dengan pantai Klotok (Semarapura), hingga mencapai kedalaman sekitar 1000m pada selat Lombok.Wilayah pesisir tenggara Pulau Bali dominan merupakan kawasan pariwisata serta merupakan kawasan penyebaran berbagai habitat yang memiliki nilai konservasi tinggi, seperti terumbu karang dan padang lamun. Hal ini menyebabkan diperlukannya kondisi air yang baik untuk keberlangsungan dan kelestarian dua hal tersebut di atas.Pengembangan kawasan pantai alami menjadi kawasan pariwisata, baik yang dilakukan pada daerah pesisir maupun daerah peairan, tentu saja dapat menimbulkan tekanan-tekanan pada ekosistem pantai dan lautan, dalam hal ini, tekanan-tekanan yang dimaksud adalah berupa limbah, baik berupa limbah cair, maupun limbah padat, antara lain limbah domestik berupa limbah rumah tangga, pasar, dan perhotelan, limbah industri terutama limbah prosesing makanan dan limbah pencelupan (dyeing), limbah transportasi atau limbah jalan, dan yang juga cukup berpengaruh adalah limbah pertanian. Selain itu, ada juga limbah yang bersal dari aktivitas di sekitarnya, berupa limbah transportasi laut, limbah pelabuhan, dan limbah wisata air. Untuk penjelasan yang lebih terperinci mengenai pencemaran terhadap lingkungan pantai, terutama untuk pantai tanjung Benoa akan dijelaskan pada subbab berikutnya.

Karakteristik Pantai Tanjung BenoaKawasan pantai tanjung Benoa terletak di kelurahan Benoa, Nusa Dua, kabupaten Badung yang membentang dari wilayah hotel Grand Mirage ke Utara. Luas daratannya yang meliputi desa Kelurahan Tanjung Benoa sebesar 524 Ha, yang sekeliling daerah ini dikelilingi oleh pantai tanjung benoa. Ketinggian desa ini dilihat dari permukaan air laut berkisar 2 – 7 m. Memiliki curah hujan sekitar 1500 – 200 mm/th. Daerah ini merupakan daerah dataran rendah. Yang memiliki suhu sebesar 30-35˚C. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut :Utara : pantaiSelatan: Kelurahan benoaTimur : pantaiBarat : pantai

7

Page 8: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

Adapun sebagian besar penduduk di daerah sekitar pantai tanjung benoa ini bermata pencaharian sebagai nelayan dan bekerja di sektor pariwisata dan industri. Kualitas Perairan Laut

Wilayah pesisir tenggara Pulau Bali, sebagian besar dikembangkan menjadi objek pariwisata, dan jaga sebagai kawasan konservasi. Pada perairan Tanjung Benoa, terdapat penyebaran terumbu karan, dan padang lamun. Untuk dapat menunjang aktivitas-aktivitas di atas, anas, nda perlu camilah.

Pengembangan segala aktivitas yang dilakukan baik di darat, maupun di laut. Aktivitas –aktivitas tersebut tentu saja bukan untuk menjual .

II.2 Potensi Sumber Daya Alam yang Dimiliki Pantai Tanjung BenoaPantai Tanjung Benoa merupakan wilayah yang sangat produktif. Di setiap daerahnya yang membentang dari utara hingga selatan memiliki potensi yang sangat besar. Daerah pantai timur berfungsi sebagai daerah pariwisata sejak tahun 1980. Pantai utara berfungsi sebagai kawasan transit pelabuhan Benoa, dan daerah pantai barat digunakan untuk zona hijau hutan mangrove.Seiring berkembangnya zaman, pantai timur semakin berkembang pesat dilihat dari panoramanya yang indah dan fungsinya sebagai daerah pariwisata, banyak jenis wisata dan olahraga air yang ditawarkan. Di antaranya adalah paraceiling, flying fish, banana boat, jetski, diving, scuba diving, hingga tour keliling laut atau tour ke tempat penangkaran penyu dengan menggunakan perahu motor. Fasilitas dan sarana prasarana yang ditawarkan pun semakin berkembang dengan dibangunnya hotel-hotel, restaurant, café, jalan raya, gedung pertokoan, sekolah, real estate, pasar, terminal, dan lain-lain. Karena perkembangan yang sangat cepat inilah, maka diberlakukan sebuah aturan perda tentang sempadan pantai yaitu, 75 m dari bibir pantai dimana dipakai acuan jarak pantai ke jalan raya 500m untuk melindungi ekologi pantai.Daerah pantai utara juga tidak kalah berkembangnya dengan pantai timur, karena daerah pantai utara ini merupakan salah satu kawasan yang digunakan sebagai pelabuhan untuk tempat transitnya kapal-kapal laut yang akan berlabuh di Bali. Pelabuhan benoa yang terletak di pantai utara ini merupakan salah satu jalur masuk atau jalur transportasi yang sangat penting bagi pulau Bali ini. Selain dua wilayah pantai tanjung benoa tadi, adapun daerah pantai barat yang digunakan sebagai daerah hijau bagi kelurahan benoa yang merupakan tempat penangkaran hutan mangrove dan pelestarian ekosistem mangrove pada pantai timur dan disepanjang rute menuju pulau penyu. Ekosistem mangrove dan terumbu karang ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk menunjang produksi perikanan yang dapat meningkatkan perekonomian dan sektor perikanan di daerah Benoa pada khususnya dan Bali pada umumnya. Untuk lebih jelasnya mengenai potensi sumber daya alam mangrove dan terumbu karang di daerah perairan pantai tanjung benoa dapat diuraikan sebagai berikut.

Ekosistem MangroveMasyarakat kita sering menerjemahkan mangrove sebagai komunitas hutan bakau, sedangkan tumbuhan bakau merupakan salah satu jenis dari tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan pasang-surut. Mangrove hidup di daerah antara level pasang-naik

8

Page 9: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

tertinggi sampai level di sekitar atau di atas permukaan laut rata-rata. Seperti halnya pariwisata sebagai penghasil devisa, mangrove di pantai tanjung benoa ini juga memiliki produktivitas yang tinggi dan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan ekosistem di pesisir pantai dan juga memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya, di antaranya adalah :kayunya dapat dipakai sebagai kayu bakar. Karena kayu mangrove ini memiliki tingkat kalori yang tinggi yang dapat dipakai sebagai pengganti arang. Selain itu karena kayu mangrove mempunyai kualitas kayu yang kuat dan baik, kayunya digunakan sebagai bahan perumahan dan konstruksi kayu.kulit kayu yang merupakan sumber tannin yang biasa digunakan untuk penyamak kulit dan pengawetan jaring ikan. Selain itu juga sebagai sumber dari lem plywood dan beberapa macam zat warna.daunnya bisa digunakan sebagai makanan ternak. Beberapa daun dari jenis-jenis tertentu dapat digunakan sebagai obat, bahkan ada pula yang dijadikan sebagai pengganti teh atau tembakau.bunga-bunganya merupakan sumber maduakar-akarnya efektif untuk perangkap sedimen, memperlambat kecepatan arus, dan mencegah erosi pantaitempat berlindung bagi berbagai ikan dan hewan-hewan airhutan mangrove juga merupakan suatu penyangga komunitas daratan dan pesisir.Namun, pertumbuhan mangrove kini mulai terganggu akibat adanya banyak pencemaran akibat pembangunan yang dilakukan atau dilaksanakan di sekitar kawasan mangrove ini.

Kawasan hutan mangrove di daerah Tanjung Benoa ini merupakan kawasan hutan lindung yang telah ditetapkan sebagai Taman Hutan Raya (Ta hura) dengan luas 1.373,5 ha (BTID,1995), yang terdiri dari 408,5 ha areal perlindungan, 520 ha areal pembinaan/koleksi, dan 445 ha areal pemanfaatan. Jenis-jenis vegetasi penyusun hutan mangrove antara lain: bakau putih (Rhizopora apiculata), bakau-bakau (R. mucronata),prapat (Sonneratia alba), duduk agung (Aegicaras cornitulatum), api-api (Avicenia marina), tancang (Bruguiera gymnorchiza), buta-buta (Excoecoria agalocha), ketapang (Therminalia cattapa), gambir laut (Clerodendum enerme), dan lain-lain. Dari jenis-jenis vegetasi di atas, jenis Sonneratia alba merupakan jenis yang dominan.

Ekosistem Terumbu KarangTerumbu karang merupakan masyarakat organisme yang hidup di dasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. Terumbu karang terletak di daerah perairan dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Terumbu karang memberi kontribusi untuk menopang melimpahnya ikan-ikan, menopang semaraknya industri pariwisata (snorkling, diving, fotografi air), menyediakan habitat bagi organisme berskeleton sebagai sumber bagi pasir putih di pantai selatan pulau Bali, peredam aksi gelombang sehingga meminimumkan erosi dan melindungi lahan, pulau-pulau,dan pantai. Di pantai Tanjung Benoa ini produktivitas terumbu karang mencapai angka yang masih standar, belum memasuki zona kritis, namun sudah terlihat tanda-tanda menuju arah tersebut, yang diakibatkan oleh aktivitas pembangunan di sekitar pantai seperti, aktivitas pariwisata, pecahnya karang oleh jangkar perahu/kapal, pemanenan karang berlebih untuk cenderamata, hiasan dan produk lainnya dan pengerukan pantai. Hal ini telah disadari oleh pihak masyarakat, maka telah diusulkan upaya untuk memperluas wilayah

9

Page 10: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

penangkaran terumbu karang, namun hingga saat ini pemerintah belum memberikan kepastian akan hal tersebut.

II.3 Pemanfaatan Daerah Pesisir Pantai Tanjung BenoaSelain memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa, daerah pesisir di Pantai Tanjung Benoa ini pun memberikan lahan yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Beberapa contoh pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat di Pantai Tanjung Benoa ini, antara lain :Sektor Perikanan Jika dulu sektor perikanan merupakan sektor usaha yang paling menonjol di kawasan pantai Tanjung Benoa, maka sejak tahun 1980 pelaku sektor usaha tersebut banyak yang telah beralih ke sektor pariwisata, dikarenakan sektor pariwisata dianggap memiliki hasil yang lebih menjamin penghidupan. Kini, sektor perikanan tidak lagi sebagai sektor usaha utama. Sektor Industri Salah satu kelebihan yang dimiliki wilayah pesisir adalah aksesibilitasnya yang tinggi yang memudahkan proses lalu lintas. Karena itulah, daerah ini sangat cocok dimanfaatkan sebagai kawasan industri. Karena daerah pantai tanjung benoa memiliki akses yang baik terhadap penyediaan bahan baku, distribusi produk dan pembuangan limbah.Perhubungan lautPemanfaatan sebagai sarana transportasi melalui pengembangan sistem pelabuhan dan angkutan laut akan memainkan peranan penting dalam komunikasi dan transportasi yang bertujuan untuk mendorong gerak pembangunan, penyerapan tenaga kerja dan sekaligus membantu mengendalikan pencemaran lingkungan. Apalagi pantai tanjung benoa memiliki sebuah pelabuhan yang cukup terkenal, yaitu Pelabuhan Benoa yang sangat membantu pergerakan industri untuk kelurahan benoa itu sendiri.PariwisataPariwisata merupakan salah satu industri kelautan yang perlu didorong dan digalakkan untuk memenuhi kebutuhan daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat di sekitar pantai Tanjung Benoa dimana sebagian besar penduduknya tergantung akan sektor ini. Sektor ini juga bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan devisa, dan lain-lain. Kini, pariwisata menjadi sektor usaha utama bagi masyarakat di kawasan pantai Tanjung Benoa.

II.4 Permasalahan Pada Pantai Tanjung Benoa Erosi PantaiPantai merupakan daerah pesisir pantai yang merupakan gambaran nyata

mengenai air,angin, dan tanah. Angin dapat mempengaruhi gerak air laut yang membawa material dari ke tempat satu ke tempat lainnya, mengikis tanah, dan kemudian mengendapkannya pada suatu tempat secara terus-menerus, yang menyebabkan terus berubahnya garis pantai. Proses terjadinya suatu erosi terhadap pantai, ketika gelombang mendekati pantai, gelombang mulai bergesekan dengan dasar laut, dan kemudian menyebabkan pecahnya gelombang di tepi pantai. Turbulensi yang akhirnya terjadi ketika pecahnya gelombang di tepi pantai, menyebabkan terbawanya material dari dasar pantai, atau menyebabkan terkikisnya bukit-bukit pasir di pantai.

10

Page 11: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

Gelombang yang pecah di tepi pantai itulah sebagai penyebab utama pada proses erosi, dan proses pengendapan pada garis pantai. Pada saat pecahnya gelombang di bibir pantai, akan terjadi run up, kemudian surut kembali, dan membawa sedimentasi yang ada di sekitar pantai.

Kemampuan air laut memindahkan material tergantung pada kecepatannya. Gelombang yang besar atau gelombang dengan arus yang kuat, akan mampu mengangkat sedimen dalam jumlah yang banyak. Material ini diendapkan ketika kecepatan air mulai menurun dan kemudian akan di ambil kembali ketika kecepatan air mulai meningkat.

Ketinggian muka air juga mempengaruhi kemampuan air dalam mengerosi pantai. Pantai dengan kemiringan yang relatif datar, cenderung memiliki sistem pertahanan sendiri terhadap erosi. Keberadaan terumbu karang dan kemiringan pantai yang relatif datar, memudahkan mereduksi energi gelombang yang mendekati pantai. Keberadaan bukit pasir, dan hutan mangrove dapat melindungi pantai dari serangan badai, dan sebagainya.

Sekitar 12% garis pantai di Bali, mengalami erosi dengan laju yang berbeda-beda. Intervensi manusia yang tidak memberi ruang yang cukup terhadap berlangsunganya keseimbangan proses-proses dinamis di pantai serta aktivitas lainnya yang merubah rezim pola arus dan gelombang memperparah laju kemunduran garis pantai disamping oleh faktor alam. Contohnya, dapat dilihat pada pelanggaran misalnya terhadap sempadan garis pantai ,dan bangunan-bangunan pantai yang menjorok ke laut.

Menurut data proyek Pengamanan Pantai Bali, kanwil Departemen Pekerjaan Umum, Prop. Bali , pada tahun 1998, dari 430m , panjang pantai yang mengalami erosi, hingga mencapai 51.50 km (12%)yang tersebar pada 31 jalur pantai di seluruh wilayah kabupatan.

BAB IIIPENUTUP

Mengantisipasi semakin meningkatnya permintaan terhadap sumber daya pesisir di masa mendatang sebagai akibat semakin meningkatnya jumlah penduduk, berkembangnya tekhnologi, meningkatnya investasi serta adanya pergeseran basis pembangunan di darat ke wilayah pesisir, maka diperlukan suatu konsep pengelolaan sumber daya pesisir secara rasional dan berkesinambungan. Untuk itu dibutuhkan intervensi pemerintah dalam merumuskan pengelolaan dan konservasi sumber daya karena kompleksnya isu-isu manajemen yang muncul di wilayah pesisir bersamaan

11

Page 12: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

dengan meningkatnya penduduk dan permintaan akan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan pesisir.

Dalam konteks otonomi daerah, dimana adanya perimbangan pendapatan yang lebih besar bagi daerah otonom atas sumber daya alam kelautan, di satu sisi merupakan peluang untuk meningkatkan pendapatan asli daerah akan tetapi di sisi lain dapat menimbulkan permasalahan lingkungan karena terabaikan prinsip pemanfaatan yang rasional. Akan ada kecenderungan daerah memanfaatkan sumber daya pesisir secara tidak terkendali dalam rangka mengejar pendapatan asli daerah yang setinggi-tingginya dan hal ini akan berdampak terhadap rusaknya sumber daya alam dan lingkungan.

Sementara itu, adanya pemisahan kewenangan secara spasial atas sumber daya alam yang ada di wilayah perairan laut antar daerah otonom (kabupaten/kota) dan antara kabupaten/kota dengan provinsi dan pusat, kiranya akan menimbulkan permasalahan tersendiri dalam upaya pelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Mengingat sistem ekologi pesisir merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling terkait, maka pengelolaan pesisir daerah Bali khususnya pesisir pantai Tanjung Benoa harus dilakukan melalui pendekatan ”satu sistem ekologi, satu sistem manajemen”.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan yang timbul dan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan sumber daya pesisir diperlukan suatu konsep pembangunan dan pemanfaatan sumber daya serta pengelolaan lingkungan wilayah pesisir secara terpadu, yang mencakup aspek teknis dan ekologis, aspek sosial ekonomi dan budaya, aspek sosial politik, serta aspek hukum dan kelembagaan.

12

Page 13: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

Lampiran

GB.1, GB.2 TAMPILAN HUTAN MANGROVE TANJUNG BENOA

GB.3 AREAL PARKIR GB. 4 PESISIR PANTAI TANJUNG BENOA

13

Page 14: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

GB. 5, GB.6 PESISIR PANTAI TANJUNG BENOA

GB.7 TANAMAN HIJAU DAN AREA PENEDUHGB.8 KONDISI KEBERSIHAN PANTAI

14

Page 15: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

GB. 9, GB.10 AKTIVITAS PARIWISATA PADA PANTAI TANJUNG BENOA

15

Page 16: Ekologi Pesisir Pantai Tanjung Benoa

GB.11, GB.12 FASILITAS PARIWISATA PADA PANTAI TANJUNG BENOA

16