21

Makalah fikih zakat ii

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah fikih zakat ii
Page 2: Makalah fikih zakat ii

BAB 1Ijarah dalam Perbankan Syariah

A. PengertianIjarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau upah

mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa.

Ijarah diinterpretasikan sebagai salah satu akad pemindahan hak guba atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu. Perjanjian ini berkaitan dengan pemberian manfaat kepada pihak penyewa dengan kontraseprestasi berupa biaya sewa.

Bank Syariah selaku institusi keuangan menyediakan pembiayaan kepada nasabah dalam bentu sewa menyewa, baik murni atau sewa yang memberikan opsi kepada nasabah selaku penyewa untuk memilki obyek sewa diakhir perjanjian sewa dikenal dengan Ijarah Muntahiya bi tamlik (ijarah wa iqtina) yang bisa memakai mekanisme hibah maupun mekanisme janji menjual, dimana janji tersebut berlaku diakhir masa sewa.

Page 3: Makalah fikih zakat ii

B. Landsan Hukum Akad Sewa Menyewa dalam Prektik Perbankan

1. Landasan Syariaha. Alqur’anDasar hukum perjanjian sewa dalam alqur’an yaitu Surat Al-Baqarah ayat 233 yang

artinya:“ Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain maka tidak ada dosa bagimu

apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Alla mengetahui apa yang kamu perbuat.

b. HadistLandasan sunahnya yaitu hadist yang diriwatkan oleh AL-Bukhori dan Muslim dari Ibnu

Abbas bahwa Nabi Muhammad mengemukakan:“Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu”.Selain itu juga hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan An Nasa’i dari Abi Waqqash

r.a, berkata:“Dahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman yang tumbuh. Lalu

Rasulullah melarang kami cara itu dan memerintah kami agar membayarnya dengan uang emas atau perak.

Page 4: Makalah fikih zakat ii

2. Landasan Hukum Positifa. Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Pasal satu ayat !3

yaitu mengidentifikasikan prinsip syariah secara ekplisit ijarah dan ijarah wa iqtina merupakan salah satu produk pembiayaan dalam perbankan syariah.

b. PBI No 09/PBI/2004 pasal 36 huruf b poin 3 yaitu bank wajib melaksanakan prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian melalui prinsip sewa menyewa berdasarkan akad ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik.

c. Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000 yaitu kebutuhan masyrakat untuk memperoleh manfaat suatu suatu barang sering memerlukan pihak lain melalui akad ijarah.

Page 5: Makalah fikih zakat ii

Rukun dan Syariah Akad Ijarah

Rukun dan Syarat akad Ijarah yaitu:a. Ijab dan Qabul.b. Para pihak (penyewa dan pemebri sewa).c. Obyek Kontrak.d. Manfaat dari penggunaan asset.e. Sighat ijarah.

Page 6: Makalah fikih zakat ii

• Kewajiban LKS sebagai pemberi sewaa) Menyediakan asset yang disewakanb) Menanggung biaya pemeliharaan assetc) Menjamin bila terdapat cacat pada asset yang

disewakan• Kewajiban nasabah sebagai penyewaa) Menbayar sewa dan bertanggung jawab atas asset

yang disewab) Menanggung biaya pemeriharaan assetc) Jika asset yang disewakan rusak bukan karena

pelangaran dari penggunaan yang dibolehkan atau bukan kelalean pihak penyewa dalam menjaganya maka penyewa tidak bertanggung jawab atas kerusakan itu.

Page 7: Makalah fikih zakat ii

Skema Ijarah dalam Perbankan Syariah

Gb. Skema Ijarah, Barang Milik Bank

Page 8: Makalah fikih zakat ii

Penjelassan Dari praktik di atas yaitu Bank menyewakan barang kepada nasabah kemudian nasabah menyewaka barang tersebut , kemudian Maka terjadilah akad ijarah dan pihak bank dan nasabah menyepakati berapa harga sewa yang akan dibayar oleh nasabah. Setelah kedua belah pihak setuju maka nasabah memberikan uang sewa atas barang yang di sewanya oleh barang.

Page 9: Makalah fikih zakat ii

Gb. Skema Ijarah, Barang Bukan Milik Bank

Page 10: Makalah fikih zakat ii

Pemilik barang menyewakan barang kepada bank kemudian bank memberikan uang sewa yang dibayar dimuka. Kemudian bank menyewakan barang tersebut kepada nasabah lalu nasabah memberikan uang sewa kepada bank atas barang yang di sewanya.

Page 11: Makalah fikih zakat ii

Contoh Akad ijarah dalam perbankan syariah

seseorang yang ingin mengontrak rumah atau ruko secara cicilan perbulan, sementara pemilik rumah atau ruko menginginkan pembayaran sekaligus pertahun atau 2 tahunan sekaligus. Masyarakat tersebut datang ke bank Islam untuk memohon pembiayaan kontrak rumah. Salah satu akad yang paling suai untuk pembiyaan tersebut adalah ijarah muwazi.

Page 12: Makalah fikih zakat ii

Contoh Praktik akad Ijarah

Pembiayaan sewa beli ini dapat dilakukan dengan cara: pertama lembaga pembiayaan atau perusahaan leasing yang berdasarkan syariah Islam membeli aset yang akan dibeli oleh nasabah, setelah terbeli maka, lembaga tersebut menyewakan aset itu dalam jangka waktu dan harga yang ditentukan dalam perjanjian kedua belah pihak.

Pemilik kendaraan bermotor menyewakan kendaraannya dengan memperoleh imbalan uang sewa. Seorang mandor memperoleh upah dari manfaat tenaga kerja yang diberikan kepada pemilik proyek.

Page 13: Makalah fikih zakat ii

Tanggapan tentang akad ijarah dalam perbankan syariah

Akad ijarah

Page 14: Makalah fikih zakat ii

Kesimpulan

Page 15: Makalah fikih zakat ii

BAB IIPraktik Ijarah Dalam Pegadaian Syariah

A. Pengertian Pegadaian Syariah Pegadaian Syariah yaitu menahan

sesuatu dengan cara yang dibenarkan/ memungkinkan ditarik kembali, dengan kata lain rahn adalah akad menggandakan barang dari satu pihak kepada pihak lain, dengan utang sebagai gantinya.

Page 16: Makalah fikih zakat ii

B. Landasan hukum gadai syariaha. Al-quran.

Qs. Albaqarah ayat 282 dan 283 yang artinya “ hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.”

“ jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang ( orang yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain maka hendaklah orang yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya).

b. Hadist Salah satunya yaitu dari Aisyah berkata bahwa rasul telah bersabda rasulullah

membeli makanan dari seorang yahudi dan meminjamkan kepadanya baju besi. Selain itu ada hadis dari Abu Huraira r.a Nabi SAW bersabda:

“Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menganggung resikonya.

c. Ijmak.Berkaitan dengan pembolehan ini. Jumhur ulama juga berpendapat boleh dan

mereka tidak pernah berselisih pendapat mengenai pendapat ini. Jumhur ulama berpendapat bahwa diisyaratkan pada waktu tidak bepergian maupun pada waktu bepergian, berdasarkan pada berpuatan Rasulullah SAW dalm hadist tersebut diatas.

Page 17: Makalah fikih zakat ii

Rukun dan Syarat Pegadaian Syariah

Rukun dan syarat yang harus dipenuhi adalah:a. Ijab qabul/ Sighat.b. Akid.c. Adanya objek yang digadaian.d. Hutang/Marhun Bih.

Page 18: Makalah fikih zakat ii

Implementasi Akad Ijarah Dalam Gadai Syariah

Rahn dalam perbankan syariah dapat diartikan sebagai menahan asset nasabah sebagai jaminan tambahan pada pinjaman yang kucurkan oleh pihak bank.

Manfaat yang dapat diambil perbankan syariah dari prinsip ar-rahn yaitu:

a) Menjaga kemungkinan nasabah untuk lalai/ bermain-main dengan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank.

b) Memberikan keamanan bagi semua penabungdan pemegang deposito bahwa dananya tidak akan hilang begitu saja.

c) Gadai ditetapkan dalam mekanisme pegadaian, sudah barang tentu akan sangat membantu saudara yang kesulitan dana.

Page 19: Makalah fikih zakat ii

Hak dan Kewajiban dan Gadai SyariahMenurut Abdul Aziz hak dan kewajiban gadai syariah yaitu:1. Hak dan kewajiban Murtahina. Pemegang Gadai Yaitu: Pemegang gadai berhak menjual Marhun. Pemegang gadai berhak mendapatkan penggantian biaya yang telah dikeluarkan. Selama marhun bih beum diluanasi, maka murtahin berhak untuk menahan marhun.b. Kewajiban pemegang Gadai Pemegai gadai berkewajiban bertanggung jawab atas hilangnya atau merosotnya harga marhun. Pemegang gadai tidak boleh menggunakan marhun untuk kepentingan sendiri. Pemegang gadai berkewajiban untuk memberi tahu kepada rahin sebelum diadakan pelelangan rahun.2. Hak dan Kewajiban pemberi gadai syariaha. Hak memeberi Gadai Pemberi gadai berhak mendapatkan kembali marhun. Memberi berhak menuntut ganti rugi dari kerusakan dan hilangnya marhun. Pemberi gadai berhak untuk mendapatka sisa dari penjualan marhun setelah dikurangi biaya pelunasan

marhun bih dan biaya lainnya. Pemberi gadai berhak meminta kembali marhun apabila murtahin telah menyalahgunakan marhu.b. Kewajiban pemberi gadai. Pemberi gadai berkewajiban untuk melunasi mrhun bih yang telah diterima dari murtahin daam tenggang

waktu yang ditentukan. Pemberi gadai berkewajiban merelakan penjualn atas marhun miliknya.

Page 20: Makalah fikih zakat ii

Skema Akad Ijarah dalam Pegadaian Syariah

4. Fee

3. Pemabayaran

1. Akad

2. Jasa

Keterangan:==

Murtahin Rahin

Marhun

Marhun bih

Page 21: Makalah fikih zakat ii