15
MAKALAH BUDIDAYA IKAN LELE Disusun Oleh Kelompok : Kelompok 2 Ketua : Genta Jimmy Bendahara : Olga Margareta. L Sekretariat : Henita Anggota : - Rus’aini - Melanie Maulina. S - Lia Wijayanti - Dion Irfando - Ahmad Adi Putra - Farra Ramenda - Tomu Roito Purba - Candra Buana - Andre Manulang - Muhammad Sodik Guru Pembimbing : Dini, S.Pd i

Makalah budidaya ikan lele

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah budidaya ikan lele

MAKALAH

BUDIDAYA IKAN LELE

Disusun Oleh Kelompok :Kelompok 2

Ketua : Genta JimmyBendahara : Olga Margareta. L Sekretariat : HenitaAnggota : - Rus’aini

- Melanie Maulina. S- Lia Wijayanti- Dion Irfando- Ahmad Adi Putra - Farra Ramenda- Tomu Roito Purba - Candra Buana - Andre Manulang- Muhammad Sodik

Guru Pembimbing : Dini, S.Pd

PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANANDINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMP NEGERI 3 REBANG TANGKASJl. Pasar Kampung Lebak Peniangan

KATA PENGANTAR

i

Page 2: Makalah budidaya ikan lele

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Budidaya Ikan Lele”. Makalah ini

disusun agar pembaca dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang budidaya ikan

gurame

Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah untuk mengetahui, mempelajari, memahami,

bahkan mempraktikkan bagaimana cara-cara yang baik membudidaya ikan lele agar hasil

melimpah-ruah dan berhasil menjadi seorang yang sukses dalam wirausahanya.

Sebelum itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam pembuatan Makalah ini sehingga dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis berharap atas kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca agar Makalah

ini lebih baik.

Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih dan bermanfaat bagi para

pembaca.

Sekian, terima kasih.

Rebang Tangkas, Mei 2015Penyusun

Daftar Isi

ii

Page 3: Makalah budidaya ikan lele

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i

KATA PENGANTAR ....................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN ..................................................................................1

II. PERSIAPAN KOLAM ..........................................................................2

III. BENTUK DAN PEMBUATAN KOLAM ............................................3

IV. TEKHNIK BUDIDAYA ........................................................................4

V. TEKHNIK PEMBERIAN PAKAN .......................................................4

VI. TEKHNIK PENGOBATAN ..................................................................5

VII. PENUTUP ..............................................................................................6

iii

Page 4: Makalah budidaya ikan lele

MATERI BERBUDIDAYA IKAN LELE

I. PENDAHULUAN

Lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele

di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatera Barat),

ikan maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan

Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa

Tengah) atau ikan keli (Malaysia), ikan 'keli' untuk lele yang tidak berpatil sedangkan

disebut 'penang' untuk yang memiliki patil (Kalimantan Timur).

Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), gura magura

(Srilangka), dan 鲇 形 目 (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut

pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal

dari bahasa Yunanichlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya

untuk tetap hidup dan bergerak di luar air.[1]

Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik,

dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu

dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras

menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung

moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna

untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa

modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam,

pada sirip-sirip dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tapi juga

beracun dan mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut.

Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang

tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan

arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele

bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.

Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari.

Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan

lele memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami

umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan

beratnya bisa mencapai lebih dari 2 kg,contohnya lele Wels dari Amerika.

1

Page 5: Makalah budidaya ikan lele

Usaha budidaya ikan air tawar yang mempunyai prospek sangat menguntungkan

adalah budidaya ikan lel dumbo. Dikarenakan ikan lele ini mempunyai kelebihan dan

keunggulan bila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya, antara lain terletak pada

pertumbuhannya yang cepat dan tahan terhadap lingkungan yang jelek.

Disamping dari mudah didalam berbudidaya ikan lele juga mempunyai keunggulan

yaitu nilai gizinya yang tinggi serta rasanya yang gurih banyak disukai oleh semua lapisan

masyarakat. Usaha pembesaran lele dumbu mempunyai nilai setrategis dalam upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani ikan.

Usaha pembesaran ikan lele dumbo merupakan salah satu usaha yang dapat

mendorong berkembangnya kegiatan agrobisnis di pedesaan, disamping potensinya lahan

untuk pembesaran lele dumbo masih cukup besar, udaha ini dapat diterapkan pada lahan

atau pekarangan yang tidak produktif tanpa mengandalkan pengairan teknis.

Melihat kebutuhan pasar atau konsumen ikan lele, kususnya di kabupaten

Bojonegoro ini masih sangat kurang 50% bahkan leebih karena sebagian besar masih

didatangkan dari daerah lain atau luar kota Bojonegoro seperti Kabupaten lamongan,

ngawi, jombang dan Kediri.

Melihat peluang tersebut diatas maka, usaha budidaya ikan lele masih sangat layak

dijadikan usaha dan dapat dijadikan sebagai usaha dan dapat dijadikan industri perikanan.

Salah satu contoh dari kenggulan berbudidaya lele adalah:

1. Dibudidayakan secara intensif dengan padat tebar tinggi

2. Dapat dibudidayakan pada lahan yang sempit

3. Tehnologi budidaya mudah diterapkan

4. Nilai kandungan gizi dan protein tinggi untuk memenuhi asupan gizi dan kecerdasan

otak

5. Berkembangnya kuliner dengan bahan baku ikan lele seperti: abon lele, crispy lele,

nuget lele, kerupuk lele, keripik lele, pentol lele dan masih banyak lagi masakan-

masakan yang lain yang berbahan dasar ikan lele.

II. PERSIAPAN KOLAM

Didalam berternak atau berbudidaya ikan lele, ada beberapa langklah yang harus

disiapkan, diantaranya adalah:

1. Terpal, terpal ini sebelumnya haruslah direndam dalam air kurang lebih 3 sampai

dengan 6 hari, lebih baik dengan air yang berlumpur.

2. Bambu, dalam hal ini bambu bisa digantikan dengan kayu yang fungsinya untuk tiang

pancang kurang lebih sebanyak 18 potong dan panjang kurang lebih 1,5 m.

2

Page 6: Makalah budidaya ikan lele

3. Belahan bambu. Belahan bambu atau bambu yang sudah dibelah ini dapat pula

diganti dengan kayu atau papan afkiran yang bisa didapat di perusahaan

penggergajian kayu yang termasuk papan afkir, ini disediakan secukupnya.

4. Pipa Paralon ukuran 2 dim 1 batang dan juga Keni L 2 dim 2 buah.

5. Paku dan peralatan pertukangan.

III. BENTUK DAN PEMBUATAN KOLAM

1. Bentuk gambar kolam yang akan dibuat seperti dibawah ini,

2. Yang perlu diperhatiakan adalah bagian dasar kolam harus miring dan titik

kemiringannya sekitar 25 cm.

3. Pada titik kemiringan paling dasar dipasang pipa yang difungsikan untuk sirkulasi air

atau pembuangan air.

4. Setelah bentuk dari kerangka kolam telah selesai, langkah selanjutnya adalah

pemasangan terpal. Dalam hal ini pemasangan terpal haruslah serapi mungkin, ini

dimaksudkan dalam pembuangan feses atau kotoran dan sisa pakan yang tidak

termakan supaya lancar dan tidak terhenti di lipatan terpal yang tidak rata.

5. Setelah pemasangan terpal selesai, kemudian terpal dilobangi dan dipasangkan keni “

L “ untuk pembuangan air pada titik terendah dari kemiringan dasar kolam.

6. Pemasangan PARANET yang berfungsi untuk penahan panas atau filter dari panas

matahari yang berlebihan.

7. Cuci kolam atau terpal yang telah direndam dengan cara disikat untuk

menghilangkan kotoran atau bakteri atau juga dari sisa bahan kimia dari pembuatan

terpal.

3

Page 7: Makalah budidaya ikan lele

IV. TEHNIK BUDIDAYA

Dalam berbudidaya lele ada langkah-langkah yang perlu diperhatikan yaitu antara lain:

1. Persiapan air, isilah kolam dengan air setinggi 60cm, kemudian larutkan ANTISEPTIK

MB ( metalyne blue ) kedalam kolam dan biarkan selama 3 sampai 4 hari.

2. Siapkan benih yang unggul dan sehat, sebaiknya ukuran minimum bibit yang akan

ditebar kekolam adalah ukuran 5 standart. Semakin besar ukuran bibit yang akan

ditebar ke kolam semakin kecil angka SR (kematiannya).

3. Waktu penebaran bibit, waktu penebaran bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari,

ini dikarenakan suhu pada sore hari adalah suhu yg ideal dan relatif stabil untuk

penebaran bibit ikan.

4. Pemberian obat dan fitamin, setelah bibit ditebar kedalam kolam perlu diberikan

obat dan vitamin. Untuk pemberian obat ini bisa diaplikasikan dengan 2 cara yaitu,

yang pertama dengan cara lewat dalam yaitu pemberian lewat pakan dan yang kedua

dengan cara luar yaitu dilewatkan dengan media air kolam. Ini dimaksudkan untuk

membuat pulih kondisi ikan setelah dibawa dalam perjalanan dan mengobati luka

yang terjadi akibat gesekan dengan sesama bibit ikan lele, pemberian obat dan

vitamin ini dilakukan selama kurang lebih 3 sampai dengan 5 hari.

5. Setelah ikan lele berumur 7 hari atau satu minggu, air kolam dibuang kurang lebih 15

cm sampai dengan 25 cm dan kemudian diisi kembali sampai kedalaman 60cm sd 80

cm. Ini bertujuan untuk membuang sisa makanan dan feses ( kotoran ikan ) yang

telah mengendap di dasar kolam agar kotoran tersebut tidak menjadi polutan

didalam air, ini diulangi setiap 1 minggu sekali secara teratur.

6. Masih di usia 7 hari, Larutkan 1 tutup botol Blue Cooper dengan air 1 ember,

kemudian tuangkan secara merata keseluruh permukaan kolam.

V. TEHNIK PEMBERIAN PAKAN

Dalam tehnik atau menegemen pemberian pakan sangatlah dibutuhkan dan harus

diperhatikan sungguh-sungguh, dikarenakan itu adalah modal dari kesuksesan didalam

berbudidaya ikan lele, banyak orang yang gagal dalam beternak lele dikarenakan didalam

tehnik pemberian pakan kurang menguasai, dan juga dikarenakan faktor external yaitu

informasi yang kurang akurat tentang coba-mencoba pemberian pakan alternatif sehingga

lele tidak bisa panen sesaui dengan hasil yang diharapkan.

Oleh karena itu dibawah ini adalah beberapa cara tentang tehnik pemberian pakan

yang benar dan sudah teruji sesuai dengan aplikasi dilapangan yaitu antara lain ;

1. Pemberian pakan dilakukan 2 X sehari, yaitu pagi hari antara pukul 6 sampai dengan 8,

dan sore hari antara pukul 6 sampai dengan pukul 9.

4

Page 8: Makalah budidaya ikan lele

2. Dosis pemberian pakan yaitu,

a. Pakan diberikan 3 – 4 % dikali berat bio masa.

b. Kedua dengan cara melihat perbedaan pada perut lele sebelum dan sesudah

pemberian pakan. Sebelum lele diberi makan maka perut akan terlihat rata dan lele

akan bergerak agresive kalau mendengar suara atau getaran yg ada disekitarnya,

dan setelah pemberian pakan kurang lebih 15 menit maka perut lele akan terlihat

mendol atau agak besar di banding dengan sebelum pemberian pakan, dan juga

pergerakan lele tidak lagi agresive.

c. Pemberian pakan pada ikan lele yang banyak atau berlebihan akan terlihat dengan

ciri-ciri, lele akan mengambang dan perut ikan terlalu besar. Itu bisa dilihat 20

menit setelah pemberian pakan.

3. Sebelum pakan diberikan ke ikan, pakan atau pelet tersebut di rendam dan diaduk air

yang sudah dicampur dengan vitamin dan juga probiotik antara lain : Vit C atau

GROTOP takaran (½ Sendok makan) dan PROBIOTIK (MK- Bio 2) takaran 4 tutup botol

air kemasan, dengan perbandingan antara air dan pakan adalah 1 : 3, kemudian

setelah itu dicampur dan diaduk – aduk kurang lebih selama 5 – 10 menit.

4. Setelah pakan diaduk maka pakan akan terlihat mengembang dan kalau di pegang

akan terasa empuk, baru setelah itu pakan diberikan secara cepat ke ikan agar

pemerataannya bagus. Karena menurut hasil penelitian dilapangan pemberian pakan

yang tidak merata, akan mengakibatkan size ( ukuran ) ikan tidak merata yaitu ada

yang besar dan masih ada pula yang kecil.

5. Penambahan pakan dilakukan secara berkala dan terus naik digambarkan seperti

gambar piramida terbalik.

VI. TEHNIK PENGOBATAN

Adapun tehnik pengobatan pada ikan lele yang sakit, antara petani ikan lele yang

satu dengan yg lain sangatlah bermacam – macam dan bervariasi.

Tetapi disini kami akan mencoba memaparkan cara-cara pengobatan yang telah kami

lakukan selama kami menekuni kegiatan berbudidaya ikan lele yaitu;

1. Pengobatan dengan sistem dari luar, yaitu dengan cara membuang air kolam separo,

kemudian diisi sampai air kolam penuh kembali. Kemudian takarlah 5-10 ml

antibiotik cair dan 1 tutup botol Blue Cooper dan larutkan dengan air 1 ember,

setelah itu tuangkan secara merata keseluruh permukaan kolam.

2 Pengobatan dengan sistem dari dalam, yaitu dengan cara pemberian obat dan

Vitamin lewat pakan dengan cara di rendam dan diaduk air yang sudah dicampur

dengan vitamin dan juga Antibiotik antara lain : stres off takaran ( ½ Sendok makan)

5

Page 9: Makalah budidaya ikan lele

dan ANTIBIOTIK ( INROFLOX- 25 ) takaran (1/2 tutup botol), dengan perbandingan

antara air dan pakan adalah 1 : 3, kemudian setelah itu dicampur dan diaduk – aduk

kurang lebih selama 5 – 10 menit, setelah butiran pakan dipencet dan tidak terasa

keras lagi maka, pakan siap di berikan kepada ikan yang sakit.

3 Pada saat lele sakit maka pemberian pakan di kurangi separo dari jumlah takaran

biasanya.

VII. PENUTUP

Demikian ulasan atau pemaparan secara singkat cara beternak lele yang kami

rangkum dalam sebuah tulisan yang pendek ini.

Akan tetapi isi atau pemaparan yang tertuang didalamnya adalah hasil aplikasi dan

pengalaman dilapangan selama kurang lebih 13 tahun kami menekuni di dunia

perbudidayan ikan lele, hingga kami mendapat penghargaan petani lele terbaik se

Bojonegoro oleh Bapak Bupati Bojonegoro.

Akan tetapi, kami sadar bahwa kami adalah manusia biasa yang mempunyai sifat

keterbatasan, oleh karena itu kami masih berusaha untuk menimba ilmu dari berbagai

sumber yang ada, yang jauh lebih mahir dari kami. Karena masih banyak teori – teori yang

berkembang tentang cara berbudi daya lele dengan sistem Probiotik, dan yang saat ini

dikembangkan adalah teori budi daya ikan lele dengan sistem Bioflox dengan keunggulan:

1. Padat tebar tinggi

2. Waktu panen relatif pendek

3. Hasil yang memuaskan

Pada akhirnya kami berharap, apa yang kami sampaikan dalam tulisan ini bisa

bermanfaat dan menjadikan pegangan atau teori dasar berbudi daya ikan lele bagi para

pemula yang ingin belajar dan menekuni budidaya ikan lele. Dan apabila didalam makalah

ini ada kesalahan penulisan ataupun yang lain kami mohan maaf yang sebesar – besarnya.

SELAMAT BERBUDIDAYA IKAN LELE DAN SEMOGA

SUKSESSS.......

6

Page 10: Makalah budidaya ikan lele

PROSES PEMBUDIDAYAAN

Kami iuran wajib Rp. 10.000/orang yang uangnya digunakan untuk membuat media kolam,

membeli bibit ikan berserta pakannya. Kami membeli ikan 15 ekor yang berukuran

10,5 cm. Yang kami rawat selama 4 hari karena pada hari ke 4 ikan kami dicuri orang

sebanyak 12 ekor. Sehingga kami harus membeli ikan lagi sebanyak 12 ekor yang

berukuran 8 cm. Yang kami beri makan buatan. Selama satu minggu karena ikan kami

dicuri orang lagi sebanyak 14 ekor sehingga menyisakan 1 ekor yang sudah mati.

Sampai kami diperintahkan guru kami untuk memelihara ikan di rumah. Kami memelihara

sebanyak 30 ekor berukuran 5 cm. Dalam proses pembudidayaan ikan kami mati sebanyak

5 ekor dikarenakan tidak mau makan. Kami memelihara ikan selama kurang lebih 1 bulan.

Sehingga kami melakukan proses panen.

7

Page 11: Makalah budidaya ikan lele

8