Upload
bambang-gunadi
View
72
Download
17
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Presentasi Disertasi
Citation preview
BAMBANG GUNADI
C161060111C161060111
PROGRAM STUDI ILMU PERAIRAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Komisi Pembimbing:
Prof.Dr.Ir. Enang Harris, M.S.
Dr.Ir. Eddy Supriyono, M.Sc.
Dr.Ir. Sukenda, M.Sc.
Dr.Ir. Tatag Budiardi, M.Si.
Produksi Ikan Air Tawar Indonesia
250,000
300,000
350,000
400,000
450,000
500,000
P
r
o
d
u
k
s
i
(
T
o
n
)
0
50,000
100,000
150,000
200,000
2006 2007 2008 2009 2010
P
r
o
d
u
k
s
i
(
T
o
n
)
Tahun
ila Ikan Mas Lele Patin Gurame
Sumber: Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2010
Peningkatan Produksi Ikan Air Tawar
Tahun 2009-2010
50,08
61,98
88,98
60
70
80
90
100
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
P
r
o
d
u
k
s
i
(
%
)
31,34
45,08 50,08
0
10
20
30
40
50
Patin Nila Ikan Mas Gurame Lele
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
P
r
o
d
u
k
s
i
(
%
)
Sumber: Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2010
LIMBAH BUDIDAYA IKAN INTENSIF
Pakan :
Protein 30%Komoditas 2012
Patin 651.000
Lele 495.000
Nila 850.000
Mas 300.000
Target Produksi KKP (ton)
FCR : 1,21,2 kg pakan
menjadi 1 kg
daging ikan
Limbah = 780 g
72,22%
Mas 300.000
Jumlah 2.296.000
Limbah
1.790.825 ton
Pakan : 2.755.200 ton
25
15
Tumbuh
Limbah N (nitrogen) dari Budidaya Ikan(Brune et al. , 2003)
Pakan:Protein 30%Nitrogen 4,8 %
60
Tumbuh
NH3 - NH4
Feses
75% Racun Biomassa Mikroba Pakan Ikan
PROSES BIOSINTESIS ALGA DAN BAKTERI DI KOLAM(Ebeling et al., 2006)
a) Proses biosintesis alga fotoautotrofik
(1) Amoniak sebagai sumber nitrogen16NH4
+ + 92CO2 + 92H2O + 14HCO3- + HPO4
2- C106H263O110N16P + 106O2
(2) Nitrat sebagai sumber nitrogen16NO3
- +124CO2 + 140H2O + HPO42- C106H263O110N16P +138O2 +18HCO3
-
b) Proses biosintesis bakteri autotrofik
NH4+ + 1,83O2 + 1,97HCO3
- 0,0244C5H7O2N + 0,976NO3- +2,90H2O + 1,86CO2
c) Proses biosintesis bakteri heterotrofik
NH4+ + 1,18C6H12O6 + HCO3
- + 2,06O2 C5H7O2N + 6,06H2O + 3,07CO2
Proses Konversi Amoniak di Kolam Ikan
Ikan
Lele
Pakan
Nitrococcus sp
Nitrobacter. sp
Fitoplankton
O3 BahanFilter
Feeder:O2H3 H4
Nitrosomonas. sp
Lele
Feses
PartikelPakan
SisaPakan
Bakteri
heterotrof
O3 BahanPakan
Feeder:
Ikan ila
Kijing
Keong
O2H3 H4
Bahan
Organik
Alur Pemikiran Penelitian Sistem Budidaya Ikan
Berbasis Jenjang Rantai Makanan
Jenjang Rantai
Makanan
H3 H4Pakan (Prot.30%)
Ikan Lele
NO2 NO3
Bakteri autotrofB
Laju Per-
tumbuhan
Retensi
Nutrien (-)
Manajemen Pakan
Feses
Sisa
Pakan
Partikel
pakan
Kualitas Air:\-pH
-DO
-Temp. Air
-Amoniak
-Bahan Organik-
-
Manajemen Heterofikasi:
-Pencampuran air
-Tipe sumber karbon
-- Penambahan karbon
organik
-
Bahan
organik
(Karbon)Penambahan
molases
Bakteri
heterotrof
(Bioflok)
(-)
(+)Populasi
cukup?
Inokulasi
Nutrien
(Efisiensi)
Sintasan
(-)
(-)
(+)C/
> 10?
(-)
NH3,
Bahan
Organik
Manajemen Kualitas air
Siput
Ikan
ilaKijingFeses
Biomas Lele,
ila, Kijing,
Siput
Produksi
Tujuan:
1. Penelitian 1 kecernaan pakan dan kecernaan protein sehingga diketahui proporsi limbah yang berasal dari pemberian pakan budidaya ikan lele
2. Penelitian 2 ekskresi amoniak pada pemeliharaan
menganalisis mekanisme minimalisasi limbah budidaya ikan lele berbasis jenjang rantai makanan
2. Penelitian 2 ekskresi amoniak pada pemeliharaan ikan lele
3. Penelitian 3 perubahan NH4+ menjadi biomas
bakteri dan fitoplankton pada budidaya ikan lele intensif.
4. Penelitian 4 minimalisasi limbah nitrogen pada budidaya ikan lele melalui penambahan organisme dengan jenjang rantai makanan yang berbeda.
HIPOTESIS
JIKA
limbah amoniak dalam sistem budidaya ikan lele dapat dikonversi menjadi biomas bakteri atau fitoplankton dan
selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh ikan nila, kekerangan dan siput,
MAKAMAKA
penyerapan amoniak di dalam sistem akuakultur berbasis jenjang rantai makanan akan lebih maksimal,
SEHINGGA
limbah yang dihasilkan oleh sistem akan minimal dan efisiensi nutrien dalam sistem akuakultur secara
keseluruhan akan meningkat
Akuakultur Berbasis Jenjang Rantai Makanan
(Trophic Level Based Aquaculture TLBA)
Limbah BUDIDAYA IKAN dimanfaatkan untuk komoditas AKUAKULTUR
dengan memadukan jenjang rantai makanan sebanyak mungkin (Harris, 2006)
Referensi Diskripsi Jenjang
Harris (2005) KJA: Ikan mas plankton feeder (ikan mola)Ikan mas periphyton feeder (ikan nilem)
2Ikan mas periphyton feeder (ikan nilem)
Rahmiwati (2008) Ikan lele ikan nila 2
Rohmana (2009) Ikan lele udang galah 2
Sakdiah (2009) Udang vaname rumput laut 2
Avnimelech et al. (1992) BFT: Ikan nila 1
Burford et al. (2003) BFT: U. vaname 1
Brune et al. (2003) PAS: Catfish ikan nila 2
Schneider (2006) Ikan lele bioreaktor u. vaname #TLBA
Gunadi (2012) Ikan lele ikan nila kijing/keong 3
Kebaruan (Novelty)
Ilmu pengetahuan tentang konversi amoniak menjadi biomassa di dalam dinamika mikrobial (bakteri dan fitoplankton) pada sistem budidaya ikan lele intensif dengan tiga jenjang rantai makananikan lele intensif dengan tiga jenjang rantai makanan
ikan lelemikrobaikan nilakijing/keong
-Pakan apung komersial,
protein 29,77%
-Digiling, ditambah Cr2O3 1%
dicetak lagi
- Pemberian : at satiation
- Ikan lele ukuran
43,670,83 gr/ekor
- 10 ekor/tanki
- adaptasi pakan uji 3 hari
METODOLOGIPenelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein
pada pemeliharaan ikan lele
- Pemberian : at satiation
Air 100 liter
- adaptasi pakan uji 3 hari
- Pengumpulan feses 5 hari
- pagi dan sore, sebelum
pemberian pakan
-Di-sentrifuge 3000 rpm, 10
menit di-freezer
-Setelah 5 hari,
dikeringkan, dicampur dan
dianalisis proximat.
Parameter
- Pakan dan feses
jumlah, proksimat
(protein ,Cr2O3)
Analisis Data:
Koefisien Kecernaan Pakan uji (KKP)
=P
F-P* 100 KKP
KKP = Koefisien kecernaan Pakan (%),
P = Jumlah pakan yang diberikan (g, bobot kering),
F = Jumlah feses yang terkumpul (g, bobot kering)
Koefisien Kecernaan Protein (KKProt) (Takeuchi, 1988)
*C
* - 1* 100KKProt
F
=
P
FP
CKKProt = Koefisien Kecernaan Protein (%),
CP = Kadar kromium dalam pakan (%),
CF = Kadar kromium dalam feses (%),
NP = Kadar protein dalam pakan (%),
NF = Kadar protein dalam feses (%).
Penelitian 2: Ekskresi amoniak ikan lele
Dua kelompok ukuran :
111,6 g/ekor
40 g/ ekor.
Wadah : toples 10 L diisi air 8 L.
Ikan lele dipuasakan selama satu hari.
Ikan lele diberi makan sampai kenyang 30
menit.
Pakan : pelet apung komersial protein 29,77 %.
Ikan dipindahkan ke dalam toples sebanyak 1 ekor Ikan dipindahkan ke dalam toples sebanyak 1 ekor
per toples. Masing-masing kelompok lima ekor
(toples) 5 ulangan.
Pengukuran bobot ikan ikan dilakukan pada akhir
pengamatan untuk mengurangi stres.
Pengamatan kadar amoniak dilakukan setiap jam
selama 6 jam, yakni jam ke-0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Hanna Portable Photometer (HANNA, 2010).
Pengamatan jam ke-0 dilakukan terhadap stok air
sesaat sebelum dimasukkan ke dalam toples.
Ekskresi amoniak ikan lele
di mana:
A = tingkat ekskresi amoniak (mg TAN/g ikan/jam);
A= [(NA= [(NA= [(NA= [(N6666----NNNN0000) x V]/W/T) x V]/W/T) x V]/W/T) x V]/W/TAlmendras (1994)
Sakdiah (2009)
A = tingkat ekskresi amoniak (mg TAN/g ikan/jam);
N6= konsentrasi TAN pada jam ke-6 (mg TAN/L);
N0= konsentrasi TAN pada jam ke-0 (mg TAN/L);
V= volume air media (8 L);
W = bobot ikan (g); dan
T = periode pengamatan (6 jam).
PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian 3333: : : : Dinamika amoniak dan populasi mikroba pada budidaya ikan leleDinamika amoniak dan populasi mikroba pada budidaya ikan leleDinamika amoniak dan populasi mikroba pada budidaya ikan leleDinamika amoniak dan populasi mikroba pada budidaya ikan lele
Ikan
Lele
POMPA
Titik aerasi
Pompa
Ikan lele : 42,5 g/ekor
Kepadatan: 100 ekor/m2.
Pakan hanya untuk ikan lele.
Pelet terapung, protein kasar : 29,77%.
Tingkat pemberian pakan: 3% biomass
Molases diberikan setiap hari
Inokulasi bakteri diberikan sekali pada
awal penelitian.
Wadah bak beton seluas 25 m2 (5 x
5 meter) disekat menjadi 2 bagian: Bagian I (10 m2) pemeliharaan ikan lele
Bagian II (15 m2) ruang tempat
memacu pertumbuhan populasi mikroba.
Kedalaman air : 80 cm.
Pompa celup debit 0,3 L/detik.
Aerasi DO > 2 mg/L (Schneider et al., 2006).
Tiga ulangan.
Pengamatan
Amoniak (Total Ammonia Nitrogen, TAN)
Populasi mikroba (Volatile Suspended
Solids, VSS)
Populasi fitoplankton(Khlorofil-a)
diukur setiap minggu
Penelitian dilaksanakan selama 6 minggu
Peneltian 4. Pengaruh penambahan organisme dengan jenjang rantai
makanan berbeda terhadap penurunan limbah amoniak dan
peningkatan retensi N pada budidaya ikan lele intensif
Ikan Lele
Ikan Nila,
Kijing, Keong
Pompa
Titik aerasi
Ikan lele : 42,5 g/ekor
Kepadatan: 100 ekor/m2.
Pakan hanya untuk ikan lele.
Pelet terapung, protein kasar : 29,77%.
Tingkat pemberian pakan: 3% biomass
Molases diberikan setiap hari
Inokulasi bakteri diberikan sekali pada
awal penelitian.
Wadah bak beton seluas 25 m2 (5 x 5
meter) disekat menjadi 2 bagian: Bagian I (10 m2) pemeliharaan ikan lele
Bagian II (15 m2) ruang tempat memacu
pertumbuhan populasi mikroba.
Kedalaman air : 80 cm.
Pompa celup debit 0,3 L/detik.
Aerasi DO > 2 mg/L (Schneider et al., 2006).
Tiga ulangan.
Perlakuan:
1) Satu Jenjang Rantai Makanan (Ikan Lele saja)
2) Dua Jenjang Rantai Makanan (Ikan Lele - Ikan Nila)
3) Tiga Jenjang Rantai Makanan (Ikan Lele - Ikan Nila
Moluska (kijing dan keong)).
Ikan Nila (Oreochromis niloticus): 4,83 g/ekor, 50 ekor/m2Ikan Nila (Oreochromis niloticus): 4,83 g/ekor, 50 ekor/m2
Kijing (Anadonta sp) & Keong (Pomacea sp): @ 5 kg/kolam
Parameter Pengamatan
Efisiensi Penyerapan Nitrogen (EN)
%100x
E
P
SKL
+++=
EN = Efisiensi Penyerapan Nitrogen (%)
NL = akumulasi N pada ikan lele (g)
NN = akumulasi N pada ikan nila (g)
NK = akumulasi N pada kijing (g)
NS = akumulasi N pada siput/keong (g)
NP = jumlah akumulasi N pada pakan yang diberikan (g)
Parameter Pengamatan
Pertumbuhan ikan lele dan nila
%100lnln
xt
WoWt =
= laju pertumbuhan harian (%)
Wt = bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Wo = bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g)
t = lama pemeliharaan (hari)
Kelangsungan hidup ikan lele dan ikan nila
Parameter Pengamatan
%100xo
moKH
=
KH = kelangsungan hidup ikan (%)
No = jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Nm = jumlah ikan yang mati (ekor)
HASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASAN
Kecernaan Pakan dan Kecernaan Protein
Parameter Nilai
Koefisien Kecernaan Pakan (KKP) (%) 81,48 2,30
Koefisien Kecernaan Protein (KKProt) (%) 61,97 7,24
Brune et al. (2003) : dari nitrogen dalam pakan
15% dikeluarkan bersama feses
60% dikeluarkan dalam bentuk amoniak
25% digunakan ikan untuk tumbuh.
Kecernaan Protein:
Clarias batrachus 89,86 92,82% (Giri et al., 2000)
O. niloticus 86,5 88,5 % (Leenhouwers et al., 2007)
Rainbow trout 92,0 94,1% (Brinker & Reiter, 2011)
Kadar Amoniak dalam air pemeliharaan ikan lele
0,534
0,626
0,77
0,946
0,872
0,530,6
0,8
1
1,2
1,4K
a
d
a
r
a
m
o
n
i
a
k
(
m
g
T
A
N
/
L
)
116,6 g
40,6 g
0,16
0,534 0,536
0,16
0,380,35
0,460,41
0,53
0,49
0
0,2
0,4
0,6
0 1 2 3 4 5 6
K
a
d
a
r
a
m
o
n
i
a
k
(
m
g
T
A
N
/
L
)
Waktu Pengamatan (Jam)
Ekskresi Amoniak
Ikan turbot (Psetta maeotica), protein pakan 45% 0,0070 mg TAN/g
ikan/jam
Kelompok Ukuran Ikan Lele
(g/ekor)
Ekskresi amoniak
(mg TA/g lele/jam)
111,6 9,5 0,008 0,003
40,6 3,4 0,011 0,003
ikan/jam (Yigit et al., 2005b)
Ikan halibut California (P. californicus, Ayres), protein pakan 43-45%
0,0038-0,0047 mg TAN/g ikan/jam (Merino et al., 2007).
Udang vanamei (L. vannamei), ukuran 8 g/ekor 0,004 mg TAN/g
udang/jam (Sakdiah, 2009)
Ikan Black Sea turbot (Yigit et al., 2005a).
- ukuran 100 g/ekor ekskresi amoniak : 0,0042 mg N/g ikan/jam
- ukuran 42 g/ekor ekskresi amoniak : 0,0048 mg N/g ikan/jam.
0,0155 0,1550
1,3198
1,0239
0,1421
0,3423
1,5724
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,80
0 1 2 3 4 5 6
K
a
d
a
r
T
A
(
m
g
/
L
)
TA
0,717
0,519
0,929
0,6
0,8
1,0
K
a
d
a
r
V
S
S
(
m
g
/
L
)
VSS
Dinamika Amoniak dan Populasi Mikroba
0,0320,115
0,303
0,060
0,519
0,0
0,2
0,4
0 1 2 3 4 5 6
K
a
d
a
r
V
S
S
(
m
g
/
L
)
0,080
5,830
4,991
7,279
8,108
4,802
3,877
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
0 1 2 3 4 5 6
K
a
d
a
r
K
h
l
o
r
o
f
i
l
-
a
(
m
g
/
L
)
Periode Pengamatan (Minggu)
Klorofil
0,01550,1550
1,3198 1,0239
0,1421 0,3423
1,5724
-1,00
1,00
3,00
5,00
7,00
9,00
0 1 2 3 4 5 6
K
a
d
a
r
T
A
(
m
g
/
L
)
TA
5,0
7,0
9,0
K
a
d
a
r
V
S
S
(
m
g
/
L
)
VSS
Dinamika Amoniak dan Populasi Mikroba
0,032 0,1150,717
0,303 0,0600,519
0,929-1,0
1,0
3,0
5,0
0 1 2 3 4 5 6
K
a
d
a
r
V
S
S
(
m
g
/
L
)
0,080
5,830
4,991
7,279
8,108
4,802
3,877
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
0 1 2 3 4 5 6
K
a
d
a
r
K
h
l
o
r
o
f
i
l
-
a
(
m
g
/
L
)
Periode Pengamatan (Minggu)
Klorofil
Efisiensi Penyerapan Nitrogen (%)
Jumlah
Jenjang
Rantai
Makanan
Jumlah
pakan
(g)
Akumulasi (g) Efisiensi
Penyerapan
itrogen
(%)
Lele ila Kijing Keong Total
Satu Jenjang
(Lele)
3475,14
(419,60)
1141,13
(540,67)
- - - 1141,13
(540,67)
31,84
(12,47)
Dua Jenjang
(Lele ila)
3226,43
(373,25)
1040,84
(225,96)
25,64
(0,62)
- - 1066,48
(226,05)
33,95
(11,63)(Lele ila) (373,25) (225,96) (0,62) (226,05) (11,63)
Tiga Jenjang
(Lele-ila-
Kekerangan)
3341,44
(299,44)
1198,54
(530,87)
29,51
(5,66)
12,24
(2,71)
2,28
(1,10)
1242,58
(528,30)
36,48
(11,96)
Keragaan produksi budidaya ikan lele dengan sistemKeragaan produksi budidaya ikan lele dengan sistemKeragaan produksi budidaya ikan lele dengan sistemKeragaan produksi budidaya ikan lele dengan sistem akuakulturakuakulturakuakulturakuakultur berbasisberbasisberbasisberbasis jenjangjenjangjenjangjenjang rantairantairantairantai makananmakananmakananmakanan
Parameter Jumlah Jenjang Rantai Makanan
Satu1 Dua2 Tiga3
Ikan Lele
Luas kolam lele (m2) 10 10 10
Padat tebar ikan lele (ekor/m2) 100 100 100
Jumlah penebaran ikan lele (ekor/kolam) 1000 1000 1000
Ukuran tebar ikan lele (g/ekor) 42,50 42,50 42,50
Jumlah biomas tebar ikan lele (kg/kolam) 42,50 42,50 42,50
Pertumbuhan ikan lele (%/hari) 2,830,01 2,730,66 2,650,32
Kelangsungan Hidup Ikan lele (%) 68,831,83 65,600,89 67,231,31
Produksi ikan lele (kg/kolam) 81,7122,39 74,691,01 85,7419,82
Ikan ila
Luas kolam nila (m2) 15 15
Padat tebar ikan nila (ekor/m2) 50 50
Jumlah penebaran ikan nila (ekor/kolam) 750 750
Ukuran tebar ikan nila (g/ekor) 4,83 4,83Ukuran tebar ikan nila (g/ekor) 4,83 4,83
Jumlah biomas tebar ikan nila (kg/kolam) 3,62 3,62
Pertumbuhan ikan nila (%/hari) 0,540,24 0,770,10
Kelangsungan hidup ikan nila (%) 98,90,96 99,11,51
Produksi ikan nila (kg/kolam) 4,750,45 4,920,25
Moluska
Penebaran kijing (kg/kolam) 5,0
Penebaran keong (kg/kolam) 5,0
Produksi kijing (kg/kolam) 5,680,15
Produksi keong (kg/kolam) 5,110,05
Total
Produksi total (kg) 81,7122,39ab 79,181,13b 101,4519,71a
Jumlah Pakan (kg) 72,968,81 67,747,84 70,156,29
Efisiensi Pakan (%) 51,6626,04a 49,686,47a 63,3721,39a
Efisiensi itrogen (%) 31,8412,47a 33,9511,63a 36,4811,96a
Limbah itrogen (% pakan) 68,1612,47a 66,0511,63a 63,5211,96a
Aliran nitrogen (N) pada budidaya ikan lele
Pakan
N = 3475,14 g
(100%)
Ikan Lele
N = 1141,13 g
(31,84%)
Pakan
N = 3226,43 g
(100%)
Ikan Lele
N = 1040,84 g
(33,14%)
Pakan
N = 3341,33 g
(100%)
Ikan Lele
N = 1198,54 g
(35,15%)
Ikan ila
(a) Satu Jenjang(b) Dua Jenjang
(c) Tiga Jenjang
Terbuang
N = 2334,01 g
(68,16%)
Ikan ila
N = 25,64 g
(0,85%)
Terbuang
N = 2159,94 g
(66,05%)
Ikan ila
N = 29,51 g
(0,89%)
Terbuang
N = 2098,86 g
(63,52%)
Kijing
N = 12,24 g
(0,37%)
Keong
N = 2,28 g
(0,07%)
Konsentrasi beberapa parameter kualitas
air pada akhir periode
4,00
5,00
6,00
K
o
n
s
e
n
t
r
a
s
i
(
m
g
/
L
)
Satu Jenjang
Dua Jenjang
Tiga Jenjang
0,00
1,00
2,00
3,00
TAN NH3 Nitrit Nitrat VSS Klorofil
K
o
n
s
e
n
t
r
a
s
i
(
m
g
/
L
)
Toksik Pakan Potensial
Nilai rataan parameter kualitas air
Parameter Jumlah Jenjang Rantai Makanan
Satu1 Dua2 Tiga3
Oksigen terlarut (mg O2/L) 3,63 (2,61-6,92) 3,05 (1,49-7,1) 3,09 (1,97-6,74)
pH (unit) 6,91 (6,57-7,17) 6,98 (6,54-7,19) 6,97 (6,71-7,12
Temperatur air (oC) 28,72 (27,73-29,63) 28,79 (27,70-29,57) 28,68 (27,70-29,70)
Amoniak (mg TAN/L) 1,03 (0,02-3,65) 1,74 (0,02-3,82) 1,13 (0,05-4,01)
Amoniak (mg NH3-N/L) 0,0072 (0,0001-0,0256) 0,0122 (0,0001-0,0268) 0,0079 (0,0004-0,0281)Amoniak (mg NH3-N/L) 0,0072 (0,0001-0,0256) 0,0122 (0,0001-0,0268) 0,0079 (0,0004-0,0281)
Nitrit (mg NO2/L) 0,17 (0,01-0,46) 0,16 (0,02-0,32) 0,17 (0,01-0,35)
Nitrat (mg NO3/L) 1,12 (0,16-1,65) 0,94 (0,17-1,37) 1,07 (0,17-1,50)
Alkalinitas (mg CaCO3/L) 271,26 (97,68-603,84) 274,86 (96,20-600,88) 270,84 (99,16-603,84)
Kekeruhan (NTU) 568,71 (100,00-1259,67) 477,76 (63,33-1151,67) 485,05 (78,33-1199,00)
Padatan tersuspensi (mg TSS/L) 0,41 (0,01-0,92) 0,39 (0,02-0,93) 0,41 (0,01-0,90)
Biomassa mikroba (mg VSS/L) 0,57 (0,03-2,05) 0,35 (0,07-0,62) 0,35 (0,06-0,53)
Biomassa fitoplankton (mg kl-a/L) 5,14 (0,08-8,11) 4,28 (0,13-8,23) 5,32 (0,05-11,25)
1Ikan Lele saja 2Ikan Lele Ikan Nila 3Ikan Lele-Ikan Nila-Moluska
* Nilai di dalam kurung merupakan nilai kisaran.(N=3).
KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pakan ikan lele yang biasa digunakan memiliki kecernaan pakan yang
tinggi (yakni 81,48 2,30), tetapi kualitas proteinnya masih bisa
ditingkatkan, terbukti dengan nilai kecernaan protein yang rendah
(yakni 61,97 7,24).
Pada satuan berat yang sama, ikan lele berukuran kecil ( 40 g)
menghasilkan amoniak satu setengah kali lebih besar dibandingkan menghasilkan amoniak satu setengah kali lebih besar dibandingkan
dengan ikan lele yang berukuran besar (116 g).
Dalam kondisi tanpa pemangsa bakteri atau fitoplankton, perubahan
limbah amoniak menjadi bakteri dan fitoplankton terjadi dalam kondisi
yang kompetitif, yakni jika bakteri berkembang maka fitoplankton
terhambat dan sebaliknya.
Sistem budidaya ikan lele dengan tiga jenjang rantai makanan mampu
meminimalkan limbah nitrogen dalam bentuk TAN dan nitrit dan masih
menyimpan potensi bahan pakan dalam bentuk biomassa mikroba
yang besar.
Saran Penurunan lebih lanjut limbah nitrogen dari
sistem budidaya ikan dapat dilakukan
melalui pengaturan jumlah dan ukuran ikan
KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARAN
melalui pengaturan jumlah dan ukuran ikan
filter feeder dan penambahan jenjang
rantai makanan misalnya organisme
pemanfaat bahan organik yang lain
misalnya cacing sutra dan atau organisme
makrofita.