61
Pengajian V4D Kupas Singkat Sesi 1 Kutubus Sittah Lembaga Riset Islam (Fi Rihabi as-Sunnah al- Kutubi al-Shihahi al- Sittah DR. M.M. Abu Syuhbah)

Kutubus Sitta

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kutubus Sitta

Pengajian V4D

Kupas SingkatSesi 1

Kutubus SittahLembaga Riset Islam

(Fi Rihabi as-Sunnah al-Kutubi al-Shihahi al-SittahDR. M.M. Abu Syuhbah)

Page 2: Kutubus Sitta

“Aku telah meninggalkan kepadamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat

selamanya bila berpegang teguh kepadanya.

Yakni al-Qur’an dan Sunnahku.”

sabda Rasulullah saw

Page 3: Kutubus Sitta

Sesi 1

A. Arti, fungsi dan keistimewaan as-Sunnah

B. Pemeliharaan as-Sunnah

Sesi 2

A. Pembukuan dan Metode Perawian

B. Perkembangan Peradaban Islam

C. Biografi Enam Kitab Pokok Hadits

Page 4: Kutubus Sitta

Pengajian V4D

(A) Arti, Fungsi dan Keistimewaan as-Sunnah

i. Apakah as-Sunnah itu?ii. Guna dari as-Sunnah itu apa?

iii. Apa ada keistimewaan tertentu?

Page 5: Kutubus Sitta

5

As-Sunnah

• Sabda, perbuatan, taqrir, keadaan dan akhlak Nabi Muhammad SAW

• Identik dengan hadits Rasulullah SAW

• Dasar ke-2 dari tasyri’/hukum Islam setelah al-Qur’an

Page 6: Kutubus Sitta

6

Salatlah kamu sebagaimana kalian melihat aku salat.

(H.R. Bukhari)

Ambilah dari padaku tentang cara mengerjakan haji. Mungkin aku tidak akan

bertemu kamu setelah tahun ini.(H.R. Muslim)

Sabda, Perbuatan, Taqrir

Page 7: Kutubus Sitta

7

Hendaklah kalian berpegang pada sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin

sesudahku. Peganglah ia dengan teguh.

(H.R. Abu Dawud dan Tarmizi)

Hukum ke-2 Islam

Page 8: Kutubus Sitta

8

Fungsi as-Sunnah - Penjelas al-Qur’an• Penjelas dan syarah bagi al-Quran

• Menjelaskan yang globalmenerangkan yang sulitmembatasi yang mutlakmengkhususkan yang umummenguraikan ayat-ayat ringkas

Page 9: Kutubus Sitta

9

Dan kami menurunkan al-Qur'an kepadamu, agar kamu menerangkan kepada umat

manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka

memikirkan.(Q.S. an-Nahl:44)

As-Sunnah sebagai Penjelas al-Qur'an

Page 10: Kutubus Sitta

10

Dan dirikan shalat dan tunaikan zakat.(Q.S. al-Baqarah:43)

Salat? Zakat? As-Sunnah sebagai penjelas

Contoh Penjelas al-Qur'an

Page 11: Kutubus Sitta

11

Laki-laki yang mencuri dan wanita yang mencuri, potonglah tangan keduanya

(sebagai) balasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah.

Dan Allah Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana.

(Q.S. al-Ma’idah:38)

Batasan mencuri? Potong tangan yang mana? As-Sunnah sebagai penjelas

Contoh Penjelas al-Qur'an

Page 12: Kutubus Sitta

12

Orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan dan

mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

(Q.S. al-An’am:32)

Kezaliman? As-Sunnah sebagai penghubung dengan ayat lain

Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.

(Q.S. Lukman:13)

Contoh Penjelas al-Qur'an

Page 13: Kutubus Sitta

13

Keistimewaan - Bisa Menetapkan

• Dapat menetapkan hukum sendiri

• Keharusan/pilar agama

• Penolakan dan jawabannya

Page 14: Kutubus Sitta

14

Contoh Bisa Menetapkan

• Mengharamkan memadu wanita dengan bibinya dalam ikatan perkawinan

• Haram menikahi wanita sesusuan selain yang sudah ditegaskan al-Qur'an

• Haramnya binatang buas yang bertaring dan burung yang mempunyai cakar

• Menghalalkan bangkai ikan laut

Page 15: Kutubus Sitta

15

As-Syaukani:

“Kuatnya kewenangan as-Sunnah yang suci dan kemandiriannya dalam menetapkan

hukum adalah keharusan agama. Dalam hal ini tidak ada orang yang menentang,

kecuali orang yang tidak mempunyai pengetahuan tentang adgama Islam.”

Keharusan/Pilar Agama

Page 16: Kutubus Sitta

16

Kelompok yang Menolak

• Hanya berpegang teguh pada al-Qur’an dan mengesampingkan hadits

• Meruntuhkan ajaran agama Islam, karena umat akan kesulitan memakai al-Qur’an

• Jika hadits diasingkan, al-Qur’an tidak dapat dipakai, Islam akan lenyap

Page 17: Kutubus Sitta

17

Kelompok yang Menolak

Dalil hadits yang dipakai untuk menolak:

Apabila datang kepadamu sebuah hadits dariku, maka cocokkan dengan al-Qur’an. hadits yang sesuai dengannya, terimalah.

Dan yang bertentangan dengannya, tinggalkan.

(hadits maudu’/palsu dikarang kaum zindik/atheis)

Page 18: Kutubus Sitta

18

Dan apa yang diberikan oleh Rasul kepadamu maka terimalah, dan apa yang

dilarangnya bagimu, tinggalkanlah.(Q.S. al-Hasyr:7)

Serta Q.S.: An-Nisa:80, An-Nur:63, al-Ahzab:21

Jawaban bagi Kelompok Penolak

Page 19: Kutubus Sitta

19

Dari Muaz bin Jabal:

Nabi Muhammad saw bertanya “Dengan apa engkau memutuskan hukum suatu perkara?” Muaz mnjawab

“Dengan al-Qur’an.” - Nabi bertanya lagi “Seandainya kamu tidak mendapatkannya?” Muaz

menjawab “Dengan Sunnah Rasulullah.” - Nabi bertanya “Kalau kamu tidak mendapatkannya?” Ia

menjawab “Saya akan berijtihad menurut kemampuanku dan saya tidak akan berputus asa.” -

Lalu Rasulullah menepuk dadanya dan bersabda “Segala puji bagi Allah yang telah merestui utusan

Rasulullah dengan apa yang diridhai Rasulullah.”

Penguat as-Sunnah Bisa Menetapkan

Page 20: Kutubus Sitta

Pengajian V4D

(B) Pemeliharaan as-Sunnah

i. Usaha Pemeliharaan pada Jaman Nabiii. Usaha Penulisan setelah Nabi Wafat-

200H

Page 21: Kutubus Sitta

21

Jaman Nabi (Pemeliharaan)

• Perhatian serius dari para sahabat

• Larangan menulis hadits di masa Nabi

Page 22: Kutubus Sitta

22

Perhatian Serius dari Para Sahabat

• Menghafal lafaz dan maknanya; memahami berdasar naluri orang Arab dan petunjuk ucapan, perbuatan, perilaku Nabi; mengetahui situasi dan latar belakang

• Menanyakan langsung pada Nabi bila kesulitan; menyampaikan pada orang lain

bekal iman dan taqwa menuju surga

Juga pada delegasi yang menghadap Nabi

Page 23: Kutubus Sitta

23

Perhatian Serius dari Para Sahabat

Saya dan tetanggaku dari Ansar tinggal di kampung Umayyah bin Zaid di pinggir

daerah Madinah. Kami datang bergantian kepada Rasulullah. Hari ini tetanggaku

yang mengunjungi beliau, hari berikutnya aku yang pergi.

Page 24: Kutubus Sitta

24

Perhatian Serius dari Para Sahabat

…Jika aku yang datang, maka aku

menyampaikan kepada tetanggaku itu segala yang kudapatkan dari Nabi.

Demikian juga bila dia pergi, ia melakukan seperti yang kuperbuat.

(H.R. Bukhari)

Page 25: Kutubus Sitta

25

Perhatian Serius dari Para Sahabat

Allah membahagiakan orang yang mendengarkan sabdaku, lalu

memahaminya dan menyampaikannya kepada orang lain sebagaimana ia

mendengarkan.Mungkin orang yang menerima darinya

lebih mengerti daripada dia.

(H.R. Syafi’I dan Baihaqi)

Page 26: Kutubus Sitta

26

Larangan Menulis Hadits di Masa Nabi• Alat tulis masih kurang

mengandalkan kekuatan hafalan

• Ada larangan dari Nabi khawatir tercampur dengan al-Qur’an

• Ada pengecualian:– Abu Syah al-Yamani; Ali ra– Nabi pernah menulis tentang zakat,

diyat, far’aid untuk Amru bin Hazm dan orang lain

Page 27: Kutubus Sitta

27

Larangan Menulis Hadits di Masa NabiLarangan:

Janganlah menulis sesuatu dariku selain al-Qur’an, dan barang siapa yang menulis

dariku hendaklah ia menghapusnya.(H.R. Muslim)

Pengecualian:

Tulislah untuk Abu Syah.(H.R.Bukhari – Muslim)

Page 28: Kutubus Sitta

28

Setelah Nabi Wafat-200H (Penulisan)• Banyak penulis hadits

• Perintah Umar bin Abdul Aziz:mengumpulkan dan menulis

• Gelombang awal pembukuan

Page 29: Kutubus Sitta

29

Banyak Penulis Hadits

• Said bin Jubair (dari Ibnu Abbas)

• Abdur Rahman bin Abu Zunaid (dari ayahnya)

• Ibnu Syihab

• Hisyam bin ‘Urwah (dari ayahnya)

• Umar bin Khattab ra (berencana).

Page 30: Kutubus Sitta

30

Perintah Umar bin Abdul Aziz

• Kumpulkan, bahas, pisahkan dan tulis

• Khawatir sirna, bercampur antara yang hak dan palsu (dari kelompok zindik)

Lihat dan telitilah hadits-hadits Rasulullah, sunnahnya, hadits Umar dan lainnya, lalu tulislah, karena aku takut atas hilangnya

ilmu karena meninggalnya para ulama.(Imam Malik di “Al-Muwatta”)

Page 31: Kutubus Sitta

31

Gelombang Awal Pembukuan

• Setelah generasi az-Zuhri dan Abu Bakar Hazim, tercatat setidaknya 13 pembuku hadits

• Kebanyakan hilang akibat perang Salib dan pertikaian umat Islam sendiri

• Hanya satu yang masih ada: Muwatta’ Imam Malik. Sebagian lain ada di beberapa perpustakaan barat

• Metode pembukuan masih bercampur: hadits Nabi, perkataan sahabat dan fatwa tabi’I

Page 32: Kutubus Sitta

32

Rangkuman Sesi 1

1. As-Sunnah adalah sabda, perbuatan, taqrir, keadaan dan akhlak Nabi yang merupakan hukum ke-2 Islam yang menjelaskan dan bisa menetapkan disamping al-Quran

2. Larangan menulis as-Sunnah pada masa hidup Nabi tidak melunturkan keseriusan para sahabat dalam memeliharanya melalui kemampuan penghafalan

Page 33: Kutubus Sitta

33

Rangkuman Sesi 1

3. Gelombang awal penulisan as-Sunnah berkembang pesat setelah ditetapkan perintah penulisan oleh Umar bin Abdul Aziz

Sesi selanjutnya:

• Apa saja metode2 dalam perawian?

• Siapa perawi-perawi utamanya?

Page 34: Kutubus Sitta

34

Page 35: Kutubus Sitta

Pengajian V4D

Kupas SingkatSesi 2

Kutubus SittahLembaga Riset Islam

(Fi Rihabi as-Sunnah al-Kutubi al-Shihahi al-SittahDR. M.M. Abu Syuhbah)

Page 36: Kutubus Sitta

“Aku telah meninggalkan kepadamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat

selamanya bila berpegang teguh kepadanya.

Yakni al-Qur’an dan Sunnahku.”

sabda Rasulullah saw

Page 37: Kutubus Sitta

37

Rangkuman Sesi 1

1. As-Sunnah adalah sabda, perbuatan, taqrir, keadaan dan akhlak Nabi yang merupakan hukum ke-2 Islam yang menjelaskan dan bisa menetapkan disamping al-Quran

2. Larangan menulis as-Sunnah pada masa hidup Nabi tidak melunturkan keseriusan para sahabat dalam memeliharanya melalui kemampuan penghafalan

Page 38: Kutubus Sitta

Sesi 1A. Arti, fungsi dan keistimewaan as-Sunnah

B. Pemeliharaan as-Sunnah

Sesi 2

A. Pembukuan dan Metode Perawian

B. Perkembangan Peradaban Islam (Abad III H)

Sesi 3A. Biografi Enam Kitab Pokok Hadits

Page 39: Kutubus Sitta

Pengajian V4D

(B) Pembukuan as-Sunnah

i. Metode Pembukuan(Jaman Keemasan 200-300H)ii. Metode Perawiannya

Page 40: Kutubus Sitta

40

i. Metode Pembukuan (200-300H)

• Metode ‘musnad’ (per-kelompok sahabat) Imam Ahmad bin Hanbal

• Secara urut abjad (Arab) nama sahabatImam Tabrani, Ishaq bin Rahawaih, …

• Sistematika bab-bab fiqihImam Bukhari, Imam Muslim, …

• Jaman Keemasan Sejarah dan Pembukuan Hadits, terbit Kutubus Sittah

Page 41: Kutubus Sitta

41

Metode ‘Musnad’

• Berpatokan pada kelompok sahabat

• Hadits salat berdampingan dengan hadits zakat dan hadits jual beli

• Ulama terbaik: Imam Ahmad bin Hanbal

Page 42: Kutubus Sitta

42

Metode ‘Musnad’

1. ‘Asyaratul Mubasysyarina bil jannah (sepuluh sahabat ahli surga)

2. Ahlul Badar

3. Ahlu Hudaibiyah

4. Orang yang masuk Islam dan berhijrah antara Hudaibiyah dan

penaklukan Makkah

5. Orang yang masuk Islam pada hari penaklukan kota Makkah

6. Sahabat yang masih berusia muda di masa Nabi

7. Perawi wanita

Klasifikasi sahabat (kronologi keislamannya):

Page 43: Kutubus Sitta

43

Sistematika Bab-Bab Fiqih

• Mulai dari kitab salat, zakat, siyam (puasa), haji, buyu, …

• Yang mengumpulkan hadits sahih saja:Imam Bukhari, Imam Muslim

• Yang mengumpulkan hadits sahih, hasan dan da’if dengan sanad lengkap:Abu Dawud, Tirmizi, Nasai dan Ibnu Majah (as-Sunnan al-Arbaah / empat sunan)

Page 44: Kutubus Sitta

44

ii. Metode Perawian

• Dengan melakukan perjalanan mencari ilmu dan hadits

• Keistimewaan periwayatan dalam Islam

• Ketelitian dalam periwayatan masa sahabat, tabi’i dan sesudahnya Pengumpulan dan kritikan (penyeleksian) dilakukan simultan

Page 45: Kutubus Sitta

45

Perjalanan Mencari Ilmu dan Hadits

• Mengikuti perjalanan para sahabat dan tabi’i

• Mancari dari sanad yang dipercaya, secara langsung/tanpa perantara

Abu hatim ar-Razi berkata, “Pertama kali aku memasuki Bahrain dan menetap selama tujuh

tahun, dan aku berjalan kaki sejauh lebih dari seribu farsakh (±8000 kilometer). Aku pergi ke Bahrain, ke Ramlah, lalu ke Tarsus

dengan berjalan kaki menghabiskan waktu 20 tahun.”

Page 46: Kutubus Sitta

46

Keistimewaan Periwayatan Islam

• Mengutamakan kebenaran: penyelidikan keadaan perawinya dan kebenaran cerita itu dengan fakta sebenarnya

• Harus berdasar pada al-Qur’an dan sunnah Nabi

• Mutawatir: dijamin kemurnianmelahirkan keyakinan dan kepastian.

Page 47: Kutubus Sitta

47

Keistimewaan Periwayatan Islam

Ibnu Hazem berkata

“Riwayat orang terpercaya dari orang yang terpercaya sampai kepada Nabi

Muhammad saw dengan sanad yang bersambung adalah anugerah dari Allah

yang dikhususkan bagi umat Islam dan bagi umat lain.”

Page 48: Kutubus Sitta

48

Keistimewaan Periwayatan Islam

• Agama Yahudi:– tidak dekat dengan Nabi Musa, jarak

masa penulisan lebih dari 1500 tahun,periwayatan seputar cerita khayal

• Agama Kristen:– riwayatnya tidak sampai Nabi Isa

Page 49: Kutubus Sitta

49

Ketelitian dan Kebenaran

Hai orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka

periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada

suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu

menyesal atas perbuatan itu.

(Q.S. al-Hujarat:6)

Page 50: Kutubus Sitta

50

Ketelitian dan Kebenaran

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan

tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan

diminta pertanggung-jawabannya.(Q.S. al-Isra:36)

Patutlah ia disebut sebagai pendusta, orang yang menceritakan segala yang

didengarnya.(H.R. Muslim)

Page 51: Kutubus Sitta

51

Ketelitian Masa Sahabat

• Meneliti hadits dan perawinya, dan meminta kesaksian dari orang lain atas kebenarannya (Khulafaur Rasyidin Abu Bakar)

• Meminta sumpahnya (Ali bin Abu Thalib)

• Memilih sesuatu yang sesuai dengan keadaan para pendengar.

Page 52: Kutubus Sitta

52

Ketelitian Masa Tabi’i dan Sesudahnya

Ibnu Sirin:“Ilmu hadits adalah agama, maka telitilah orang yang kamu ambil ajaran agama itu.”

Sufyan as-Sauri:“Sanad adalah senjata orang mukmin”

Abdullah bin Mubarak:“Sanad itu ketentuan agama. Seandainya tidak ada sanad, niscaya orang berbicara

seenaknya.”

Page 53: Kutubus Sitta

53

Pengumpulan & Kritikan Dilakukan Simultan

• Berijtihad menentukan kebenaran hadit, membandingkannya dengan:riwayat - akal sehat - indera - al-Qur-an - sunnah mutawatir atau yang masyhur

• Mengkritik ihwal perawi dan marwi terhadap: kualitas riwayat perawi - kejujuran perawi

• Hati-hati menukil:sahih (asli), mau’du (palsu), maqbul (diterima), mardud (ditolak)

Page 54: Kutubus Sitta

54

Perkembangan Peradaban

• Politik

• Sosial

• Ilmu Pengetahuan

Page 55: Kutubus Sitta

55

Perkembangan Politik (Abad ketiga H)

Kejayaan khalifahdinasti Abbasiyah I (132-232H)Mengatur pemerintahan dan politik negara tanpa campur tangan asing

Pemerintahan melemahPersia,Turki, Kurdi mendominasiMuncul pemberontakan, dinasti kecil dan pemisahan negara kecil

Page 56: Kutubus Sitta

56

Keadaan Sosial Budaya(Abad ketiga H)

Islam meluasMemeluk dan

berbaur dengan Islam

Mempelajari bahasa Arab

Islam melemahKefanatikan bangsa Arab

Muncul pola hidup belum

dikenal

Page 57: Kutubus Sitta

57

Ilmu Pengetahuan (Abad ketiga H)

Gerakan Pembukuan •Pengumpulan dan pembukuan berkembang pesat•Buku-buku diterjemahkan ke Arab

Difersifikasi Ilmu •tafsir, hadits, fiqih, bahasa, sastra…•filsafat, kedokteran, astronomi, logika, matematika…

Page 58: Kutubus Sitta

58

Rangkuman Sesi 2

1. Pembukuan : metode ‘musnad’, urut abjad (Arab) nama sahabat, sistematika bab-bab fiqih.

2. Jaman Keemasan Sejarah dan Pembukuan Hadits terbit Kutubus Sittah.

• Metode Perawian: dengan perjalanan mencari ilmu dan hadits, periwayatan dalam Islam yang istimewa dan teliti, dan pengumpulan dan kritikan dilakukan simultan.

Page 59: Kutubus Sitta

59

Page 60: Kutubus Sitta

60

Enam Perawi Utama

Page 61: Kutubus Sitta

61

Rangkuman Sesi 2

1. As-Sunnah …