Download docx - Otitis Media Akut

Transcript
Page 1: Otitis Media Akut

Otitis Media Akut dan Penatalaksanaannya

Samsu Buntoro

102011194

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Terusan Arjuna No.6,Kebun Jeruk,Jakarta Barat.Tel.(021)56966593-4 Fax.(021)5631731

Email: [email protected]

I.Pendahuluan

a.Latar Belakang

Telinga merupakan salah satu panca indera yang dimiliki manusia. Telinga berfungsi sebagai

pendengaran dan keseimbangan tubuh manusia. Kelainan yang terjadi pada telinga dapat

mempengaruhi kedua fungsi tersebut. Telinga dibagi menjadi 3 yaitu telinga luar,tengah dan

dalam. Pada penulisan ini akan membahas mengenai kelainan pada telinga tengah yang sering

sekali kasusnya ditemukan pada anak-anak. Hal ini tidak lain dikarenakan struktur anatomi pada

anak-anak memudahkan gangguan terjadi pada telinga tengah.

b.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah agar pembaca dapat mengetahui apa itu acute otitis media dan

cara membedakannya dengan gangguan lain pada telinga tengah serta pilihan

penatalaksanaannya.

Page 2: Otitis Media Akut

II.Pembahasan

A.Kasus

Seorang ibu membawa anaknya laki-laki berusia 2 tahun ke poliklinik anda dengan

keluhan demam sejak 3 hari yang lalu, ibunya mengatakan anaknya tidak mau makan, hidung

mengeluarkan ingus encer dan tadi malam anaknya tiba-tiba menangis dan memegang kuping

kanannya. Anak tampak sakit sedang dan suhu 390C, nadi 100x/menit, RR: 20x/menit.

B.Anamesa

Anamnesis terhadap kasus OMA dapat dilakukan autoanamnesis apabila keadaan

memungkinkan, apabila keadaan tidak memungkinkan untuk bertanya langsung pada pasien,

dapat dilakukan alloanamnesis terhadap keluarga (orang tua, pengasuh bayi) yang merawat

pasien.  Anamnesis yang perlu dilakukan meliputi :Identitas Pasien,keluhan utama yaitu ibunya

mengatakan anaknya demam sejak 3 hari yang lalu, keluhan tambahan : anaknya tidak mau

makan, hidung mengeluarkan ingus encer dan tadi malam anaknya tiba-tiba menangis dan

memegang kuping kanannya,riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga,riwayat

penyakit dahulu, riwayat psikososial seperti apakah sering meminum susu atau cairan saat

berbaring?,dan riwayat pengobatan.

C.Pemeriksaan

Kanalis Auditorius dan Membran Timpani

Untuk melihat kanalis audiotirus dan membran timpani digunakan otoskop. Atur posisi

kepala pasien agar dapat melihat dengan nyaman melalui otoskop. Untuk meluruskan kanalis

auditorius, pegang daun telinga pasien dengan kuat tetapi hati-hati, dan tarik daun telinga ke arah

atas belakang serta agak menjauhi kepala.

Pegang tangkai otoskop di antara ibu jari dan jari-jari tangan, tumpangkan tangan pada wajah

pasien agar otoskop tersebut tidak goyang. Dengan demikian tangan dan alat yang digunakan

akan mengikuti gerakan pasien yang tidak terduga.

Page 3: Otitis Media Akut

Inspeksi kanalis auditorius dengan memperhatikan setiap sekret yang ada, benda asing,

kemerahan pada kulit, atau pembengkakan. Serumen yang warna dan konsistensinya bervariasi

dari kuning serta menyerupai serpihan hingga cokelat dan lengket atau bahkan hitam dan keras

dapat menghalangi sebagian atau seluruh pandangan.Inspeksi membran timpani, perhatikan

warna dan konturnya. Pantulan cahaya berbentuk kerucut pada membran timpani ketika

membran tersebut disinari biasanya mudah dilihat dan akan membantu untuk mengenali arah. 1,2

Ketajaman Pendengaran (Akuitas Auditorius)

Untuk memperkirakan kemampuan pendengaran, lakukan pengujian pada setiap telinga satu

per satu. Minta pasien untuk menutup salah satu lubang telinganya dengan jari telunjuknya

sendiri. Jika terdapat perbedaan ketajaman pendengaran pada kedua sisi, gerakkan jari tangan

dengan cepat, tetapi hati-hati dalam saluran telinga yang tersumbat. Bunyi yang ditimbulkan

akan membantu mencegah agar telinga yang tersumbat tidak melakukan pekerjaan dari telinga

yang hendak diperiksa. Kemudian berdiri 0,3 atau 0,6 meter dari pasien, hembuskan udara napas

seluruhnya (untuk mengurangi intensitas suara) dan berbisik dengan perlahan ke arah telinga

yang tidak tersumbat. Pilih bilangan atau kata-kata dengan dua suku kata yang beraksen sama

seperti “dua tiga” atau “sepak bola”. Untuk memastikan pasien tidak membaca gerak bibir, tutupi

mulut atau halangi penglihatan pasien. 1,2

Hantaran Udara dan Tulang

Jika pendengaran berkurang, perlu dibedakan antara gangguan pendengaran konduktif dan

sensorineural. Diperlukan kamar periksa yang sunyi dan sebuah garpu tala, sebaiknya 512 Hz

atau 1024 Hz. Frekuensi suara ini terdapat dalam kisaran suara percakapan manusia (300-3000

Hz) yang secara fungsional merupakan kisaran bunyi yang paling penting. Getarkan garpu tala

untuk menghasilkan vibrasi ringan dengan mengetukkannya secara cepat antara ibu jari dan jari

telunjuk, atau dengan mengetukkannya pada buku-buku jari tangan. 1,2

a.Tes untuk lateralisasi (tes Weber)

Letakkan dengan kuat ujung tangkai garpu tala yang bergetar ringan pada puncak

kepala pasien atau bagian tengah dahinya. Tanyakan kepada pasien di mana bunyinya

Page 4: Otitis Media Akut

terdengar, apakah pada satu sisi atau kedua sisi. Normalnya bunyi akan terdengar pada

garis tengah atau sama kerasnya pada kedua telinga. Jika tidak terdengar bunyi apa pun,

coba sekali lagi dengan menekankan garpu tala tersebut secara lebih kuat pada kepala

pasien. 1,2

Tes Lateralisasi (Tes Weber) 2

b.Membandingkan hantaran udara dengan hantaran tulang (tes Rinne)

Letakkan dengan kuat ujung tangkai garpu tala yang bergetar ringan pada tulang

mastoideus yaitu di belakang telinga dan sejajar dengan saluran telinga. Ketika pasien

sudah tidak lagi mendengar bunyinya, cepat-cepat tempatkan garpu tala tersebut di dekat

saluran telinga dan pastikan apakah bunyinya dapat didengar kembali. Bagian “U” dari

garpu tala harus menghadap ke depan dan dengan demikian membuat bunyinya terdengar

maksimal oleh pasien. Normalnya bunyi akan terdengar lebih lama lewat hantaran udara

dibandingkan lewat hantaran tulang. 1,2

Page 5: Otitis Media Akut

Tes Hantaran Udara dan Hantaran Tulang (Tes Rinne) 2

• Timpanosintesis

Adalah pungsi pada membran timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan

mikrobiologik untuk menentukan organisme penyebab (dengan semprit dan jarum khusus) dan

juga adalah cara yang pasti membuktikan keberadaan dan tipe efusi telinga tengah. Dilakukan

dengan menyelipkan, melalui bagian inferior membrana timpani, jarum spinal ukuran 18 yang

dilekatkan pada semprit atau perangkap pengumpulan. Indikasi timpanosintesis yang mungkin

adalah OMA yang tidak berespon terhadap terapi konvensional, OMA pada neonatus atau pasien

yang respon imunnya lemah.1

Timpanosentesis harus juga dipertimbangkan pada keadaan seperti berikut: untuk anak

yang sakit berat atau mereka yang tampak toksik; untuk anak yang berespons secara tidak

memuaskan pada terapi antibiotik; pada mulainya otitis media pada penderita yang mendapat

agen antibiotik; pada penderita yang mengalami komplikasi infratemporal atau intrakranial

supuratif; dan untuk otitis pada bayi baru lahir, bayi yang amat muda. atau penderita yang de-

fisien secara imunologis, yang pada masing-masing dari mereka organisme yang tidak biasa

dapat menyebabkan infeksi.1

Page 6: Otitis Media Akut

Struktur Telinga

Telinga secara anatomis terbagi menjadi 3 bagian yaitu, telinga luar,telinga tengah dan

telinga dalam.Telinga luar terdiri dari aurikula(daun telinga), meatus auditorius eksternus,

kanalis auditorius eksternus, dan pada jarak sekitar 2,5cm dari meatus auditorius eksternus

terdapat membran timpani.Telinga tengah terdiri dari maleus, inkus, dan stapes.Sedangkan

telinga dalam terdiri dari 3 bagian yaitu tulang labirin dan membran labirin.3

Aurikula berfungsi sebagai pengumpul dan penguat getaran bunyi di udara, lalu

melanjutkan getaran tersebut ke meatus auditorius eksternus hingga membran timpani. Meatus

auditorius eksternus ini membentuk kanal yang melengkung. Lengkungan ini bisa diluruskan

oleh tarikan lunak,pada aurikularis dewasa, ditarik ke atas-belakang, pada anak-anak, hanya

ditarik ke belakang, pada bayi: ditarik ke bawah-belakang. Pada meatus auditorius eksternus

terdapat rambut halus, kelenjar sebasea, dan kelenjar seruminosa. Kelenjar seruminosa

menghasilkan sekret serumen yang berguna untuk mencegah serangga masuk dan bersifat

bakterisid namun serumen ini sendiri dapat menjadi hambatan akibat akumulasi.3

Gambar 1.Struktur Telinga.3

Page 7: Otitis Media Akut

Telinga bagian tengah merupakan ruang kecil dalam tulang temporal, dipisahkan oleh

membran timpani dari telinga bagian luar. Ruang ini dikelilingi membran mukosa dan berisi

udara yang masuk dari faring melalui saluran pendengaran. Rongga faring ini biasanya tertutup,

tetapi dapat terbuka pada saat menguap, mengunyah, dan menelan. Hal ini berfungsi untuk

menyamakan tekanan telinga tengah dengan tekanan telinga luar. Kejadian pada saat pesawat

terbang lepas landas dan penumpang mulai merasakan telinganya berdengung, hal ini disebabkan

perbedaan tekanan telinga bagian luar dan telinga bagian tengah.Perbedaan tekanan dapat

menghambat daya hantar telinga terhadap getaran bunyi.4,5

Tiga tulang pendengaran yaitu maleus, inkus, dan stapes merupakan telinga bagian

tengah. Manubrium(tangkai maleus) melekat di belakang membran timpani.Suatu getaran akan

diteruskan dari maleus ke inkus lalu ke stapes.Pada maleus dan stapes terdapat 2 otot rangka

kecil yaitu m.tensor timpani dan m.stapedius.Fungsi dari kedua otot ini untuk meredam suara

keras. Apabila m.tensor timpani dan m.stapedius berkontraksi, manubrium maleus akan tertarik

ke dalam dan lempeng kaki stapes terdorong keluar.Mekanisme ini berfungsi untuk menurunkan

transmisi suara yang keras dan mekanisme ini disebut juga dengan refleks timpani.Namun waktu

refleks ini adalah 40-160mdet sehingga refleks ini tidak dapat melindungi telinga dari

rangsangan kuat yang singkat seperti yang dihasilkan oleh suara tembakan.5

Telinga bagian dalam terdiri dari tulang labirin dan membran labirin. Tulang labirin

terbagi menjadi 3 bagian yaitu vestibula, koklea dan kanalis semisirkularis.Vestibula terletak di

antara 2 lubang yaitu fenestra vestibuli atau fenestra oval dan fenestra koklea atau fenestra

rotunda.4 Koklea atau terkenal dengan sebutan rumah siput merupakan saluran yang melingkar

membentuk 23/4 putaran. Di sepanjang struktur ini terdapat membran basilaris dan membran

Reissner yang membaginya menjadi 3 ruang(skala) yaitu skala vestibuli di bagian atas,skala

media di bagian tengah dan skala timpani di bagian bawah.Di ujung skala vestibuli terdapat

bagian yang sempit yang disebut helikotrema. Pada kanalis semisirkularis terdapat 3 kanal yang

berbeda yaitu kanalis semisirkularis superior, kanalis semisirkularis posterior, dan kanalis

semisirkularis lateral. Semua kanal ini berisi perilimfe. Kanal-kanal inilah yang mendeteksi

perubahan posisi kepala dengan bantuan endolimfe yang ada di dalam kanal yaitu di duktus

semisirkularis. Di dalam duktus ini berisikan cairan endolimfe.5

Page 8: Otitis Media Akut

Membran labirin terdiri dari utrikel, sakuli, duktus semisirkularis, dan duktus koklea.

Utrikel dan sakuli adalah dua kantong kecil dalam vestibula yang satu sama lain dihubungkan

oleh saluran penyambung. Kantong ini berisi potongan kecil saraf sel rambut yang distimulasi

oleh gaya gravitasi pada kristal-kristal kalsium karbonat(otolit). Pada duktus koklea berisikan

cairan endolimfe dan dibatasi oleh dua membran yaitu membran basilaris dan membran

Reissner.3

Disfungsi Eustachian Tube

Eustachian tube menghubungkan nasopharynx dengan telinga tengah. Eustachian tube

memiliki 3 fungsi yaitu 1. Sebagai ventilasi telinga tengah yang berfungsi menyamakan tekanan

antara telinga tengah dengan sekitarnya ,2. Melindungi telinga tengah dari gelombang bunyi dan

sekresi yang tidak diinginkan dari nasopharyngeal ,3. Pengaliran sekresi dari telinga tengah ke

nasopharynx. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Eustachian tube biasanya tertutup dan akan

terbuka saat seseorang menelan dan menguap. Terbukanya Eustachian tube ini dikerjakan oleh

musculus tensor veli palatini yang dipersarafi oleh N5(nervus trigeminus).4

Eustachian tube dilapisi oleh membran mukosa yang diteruskan sampai ke pharynx dan

sel udara mastoid. Infeksi dari nasopharynx dapat berjalan dari nasophrynx ke sepanjang

membran mukosa Eustachian tube lalu ke telinga tengah yang pada akhirnya dapat menyebabkan

otitis media akut(OMA. Eustachian tube menuju ke nasopharynx dilapisi oleh sel epitel kubus

yang menghasilkan sel yang menghasilkan lendir. Hipertrofi pada sel ini diduga berkontribusi

terharap sekresi mukus yang terjadi pada tipe-tipe tertentu otitis media. 4

Abnormalitas pada Eustachian tube menjadi faktor penting dari patogenesis infeksi

telinga tengah. Ada 2 tipe penting dari disfungsi Eustachian tube yaitu abnormal patency dan

obstruksi. Abnormal patent tube tidak menutup atau tidak menutup secara sempurna sehingga

pada bayi dan anak-anak, udara dan sekret sering terpompa masuk ke Eustachian tube selama

menangis atau saat hembusan udara dari hidung. 4

Obstruksi pada Eustachian tube dapat terjadi fungsional atau mekanikal. Fungsional

obstruksi menyebabkan kolaps yang menetap dikarenakan melemahnya kekakuan tuba atau

melemahnya fungsi dari otot tensor veli palatini yang mengontrol pembukaan Eustachian tube.

Hal ini wajar karena pada bayi dan anak-anak muda, jumlah dan kekakuan kartilago yang

menyangga Eustachian tube lebih sedikit dibanding anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.

Page 9: Otitis Media Akut

Selain itu, adanya kelainan craniofacial seperti sumbing, mengubah perlekatan otot tensor yang

dapat menyebabkan obstruksi fungsional Eustachian tube. 4

Obstruksi mekanikal terjadi dari obstruksi internal atau penekanan eksternal Eustachian

tube. Perbedaan etnik pada struktur langit-langit mulut meningkatkan kecenderungan obstruksi.

Obstruksi internal yang umum disebabkan karena pembengkakan dan sekret yang berasal dari

allergi dan infeksi pernapasan oleh virus. Penekanan eksternal dengan penonjolan atau

pembesaran jaringan adenoid yang mengelilingi Eustachian tube dapat membuat aliran dalam

tuba terhambat. Tumor juga dapat menyebabkan hal ini. Dengan adanya obstruksi, udara dalam

telinga tengah terhisap menyebabkan tekanan negatif dan cairan transudat serosa dapat masuk ke

telinga tengah. 4

Otitis Media dan Epidemiologinya

Otitis media(OM) merupakan infeksi pada

telinga tengah yang berhubungan dengan

terkumpulnya cairan. Meskipun OM dapat terjadi

ada segala usia namun balita menjadi kasus

tersering OM. Studi epidemiologi, klinik, dan

laboratorium menunjukkan viral upper respratory

infections(URIs) meningkatkan resiko disfungsi

eustachian tube dan serangan otitis media

akut.Acute otitis media(AOM) merupakan

penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak.

Beberapa faktor resiko dapat di lihat pada Tabel di

samping.6

Faktor yang dipercaya menjadi pemicu OM

termasuk usia, gender, ras, latar belakang genetik,

tipe susu untuk menyusui, terpapar asap tembakau,

ada atau tidak alergi saluran pernapasan,

musim,dan status vaksinasi.7

Tabel 1. Faktor resiko Otitis Media Akut.6

Page 10: Otitis Media Akut

Otitis media memiliki 2 kategori yaitu suppurative atau acute otitis media(AOM) dan inflamasi yang diikuti dengan efusi, disebut juga nonsuppurative atau secretory OM atau otitis media with effusion(OME). Middle-ear effusion(MEE) merupakan bagian dari keduanya baik itu AOM dan OME dan inflamasi terjadi juga pada mastoid air cells. 7

D.Diagnosis

Working Diagnosis : Acute Otitis Media

Etiologi Acute Otitis Media(AOM)

Bakteri patogenik yang diisolasi dengan teknik kultur standar dari cairan telinga tengah menunjukkan 3 patogen yang dominan yaitu Streptococcus pneumoniae, nontypeable Haemophilus influenzae, dan Moraxella catarrhalis. Namun seiring perkembangan jaman, imunisasi yang sering digiatkan, nontypeable H.influenzae tergeser oleh S.pneumoniae sebagai bakteri patogen yang paling sering, ditemukan dalam 40-50% kasus. Staphylococcus aureus dan organisme gram negatif lainnya juga ditemukan pada neonatus dan infant yang sangat muda yang ada di rumah sakit. 7

Selain bakteri, virus juga dapat menjadi patogen dari AOM. Baik itu virus sendiri sebagai patogen ataupun bersama dengan bakteri, keduanya menjadi patogen. Rhinovirus dan respiratory syncytial virus(RSV) paling sering ditemukan. AOM dikenal sebagai komplikasi dari bronchiolitis. 7

Manifestasi Klinis Acute Otitis Media(AOM)

Beberapa tanda gejala yang muncul pada AOM adalah otalgia, otorhea, fever, iritabilitas,

anorexia, muntah, atau diare. Membran timpani terasa penuh dan bengkak, opak, dan gerakannya

terbatas atau tidak ada sama sekali pada pemeriksaan pneumatic otoscopy mengindikasikan pada

middle ear effusion.8

Fase awal pada AOM hanya akan terlihat myringitis atau radang pada membran timpani

yang biasanya terlihat eritema dan keruh tapi gerakannya masih normal terhadap respon tekanan

positif dan negatif. Bula atau lepuhan juga mungkin ada ketika penyakit ini masih akut dan

tekanan positif pada telinga tengah ada atau bisa divisualisasikan dengan bantuan pneumatic

otoscope atau diidentifikasi dengan tympanometry. 8

Persistent middle ear effusion merupakan ungkapan tahap yang digunakan untuk

menggambarkan asimptomatik efusi dari telinga tengah yang menetap selama berminggu-

minggu hingga berbulan-bulan yang timbul mengikuti onset serangan dari AOM. Harus

Page 11: Otitis Media Akut

diketahui secara klinik dan patofisiologi, tahapan ini tidak bisa dibedakan dengan otitis media

dengan efusi atau OME. Otitis media with effusion tidak diawali dengan adanya AOM. Ketika

OME menetap hingga 3 bulan atau lebih lama setelah adanya serangan AOM, dapat

dipertimbangkan otitis media mengarah ke kronis. 8

Differential Diagnosis

1.Otitis Media with Effusion

Diagnosis pasti dari otitis media harus melingkupi semua elemen ini yaitu 1.onset akut

dari penyakit 2. Adanya MEE 3. Gejala dari inflamasi telinga tengah yaitu adanya eritema dari

membran timpani atau otalgia. Untuk membedakan AOM dan OME merupakan hal yang penting

dikarenakan penatalaksanaan keduanya berbeda karena OME yang tidak disertai dengan infeksi

akut tidak membutuhkan terapi antibiotik. Pada Gambar 1, dapat dilihat algoritma yang dapat

memudahkan untuk membedakan antara acute otitis media dan otitis media with effusion. 7

Otitis media with effusion menjadi istilah yang dapat diterima untuk menggambarkan

adanya efusi dari telinga tengah. Pada OME, tanda dan gejala pada infeksi akut seperti otalgia

dan demam tidak ditemukan pada OME.Menggunakan teknik standar kultur, patogen yang dapat

ditemukan pada AOM hanya melingkupi 30% dari anak dengan OME. Studi pada anak-anak

dengan OME, penggunaan PCR pada efusi telinga tengah menunjukkan hasil ditemukannya

proporsi DNA bakteri dan RNA virus lebih banyak pada anak-anak OME. 7,8

Pneumatic otoscopy sering memperlihatkan apakah membran timpani cembung atau

tertarik dengan kelainan gerakan. Penonjolan atau rasa penuh pada telinga kadang dapat

divisualisasikan pada beberapa pasien. Perbedaan yang paling mencolok antara OME dan AOM

adalah tanda dan gejalan untuk infeksi akut tidak ada pada OME. Namun kehilangan

pendengaran biasanya terjadi pada keduanya. 8

Page 12: Otitis Media Akut

Gambar 1. Algoritma untuk membedakan otitis media akut dan otitis media dengan efusi.7

Untuk mendukung diagnosis mengarah ke AOM bukan ke OME pada anak dengan MEE yaitu adanya tonjolan atau rasa penuh pada membran timpani, hal ini bisa terjadi atau tidak, dengan atau tidak adanya eritema atau minimal MEE dapat disertai dengan telinga sakit yang merupakan tanda klinik yang penting. Bullous myringitis atau adanya bula pada membran timpani merupakan manifestasi fisik pada AOM. Dalam beberapa hari setelah onset, rasa penuh pada membran timpani dapat hilang namun infeksi masih terus berjalan. 7

2.Otitis Media Suppuratif Kronis

Bila perforasi menetap dan sekret keluar terus-menerus atau hilang timbul, sekret

mungkin encer, kental, bening atau berupa nanah lebih dari dua bulan, maka keadaan ini disebut

otitis media supuratif kronis (OMSK). Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi

OMSK ialah terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah

(gizi kurang) atau higiene buruk. OMSK terbagi menjadi 2 yaitu tipr maligna dan benigna:9

Page 13: Otitis Media Akut

Benigna (tubo-timpanik) Maligna (atiko antral)

Penyebab Otitis media supuratif

akut rekuren Eksantema

Disfungsi tuba

Eustachius dengan

terbentuknya retraksi

kantong di atik atau

perforasi. Migrasi epitel

abnormal

Otalgia Ringan Sedang

Otorea Mukopus, banyak Sangat sedikit dan

terserang Pseudomonas /

Proteus

Kelainan khas di

membran timpani

Perforasi sentral Perforasi marginal

dengan kolesteatom dan

polip telinga

Tulang pendengaran Biasanya utuh Biasanya terdapat

nekrosis inkus (terutama

dengan kolesteatom)

Kolesteatom Tidak terdapat Biasa terdapat

Pemeriksaan Rontgen

tulang mastoid

Pneumatisasi tulang

mastoid baik tanpa erosi

Pneumatisasi tulang

mastoid buruk. Erosi

biasa terdapat

Komplikasi intratemporal Jarang Biasa terdapat

Tabel 2. Perbedaaan OMSK tipe benign dan maligna.9

Page 14: Otitis Media Akut

E.Penatalaksanaan

Acute otitis media diobati dengan terapi antibiotik. Namun apabila penyakit AOM tidak membaik pada 2-3 hari maka penggunaan antibiotik yang bersangkutan perlu dhentikan. Dapat dilihat pada Gambar 2 mengenai kriteria dalam pemberian antibiotik pada anak. 7

Gambar 2. Kriteria pemberian obat antibiotik atau observasi pada anak-anak.7

Untuk pasien dengan usia<2 tahun, direkomendasikan untuk merawat semua gejala dari AOM. Untuk pasien yang lebih muda,<6 bulan, meskipun masih menduga AOM belum memastikan itu AOM, harus dirawat berdasarkan potensi peningkatan dari komplikasi infeksi. Pada anak berusia antara 6 dan 24 bulan yang diagnosisnya masih dipertanyakan tetapi penyakitnya sudah parah, dengan suhu >390 C, otalgia, terapi antibiotik disarankan. Anak dengan usia ini apabila tidak menderita penyakit yang parah dan diagnosisnya masih belum dipastikan, dapat diobservasi untuk 2-3 hari ke depan. Sedangkan pada anak usia >2 tahun, observasi dilakukan pada semua keadaan baik itu otitis media yang tidak parah atau diagnosis yang masih dipertanyakan, namun apabila keadaan bertambah parah karena serangan AOM maka antibiotik direkomendasikan.7

Untuk keadaan dimana suhu anak tidak lebih dari 390 atau tidak mengalami otalgia yang parah, direkomendasikan menggunakan amoxicillin 80-90 mg/kg per hari dan apabila terjadi keadaan yang lebih parah seperti suhu lebih sama dengan 390C maka diberikan Amoxicillin-clavulanat 90 mg/kg perhari dari amoxcillin dengan 6,4mg/kg per hari dari clavulanatnya. 7

F.Prognosis

Hampir semua kasus OMA memiliki prognosis dubia ad bonam, tentu dengan diagnosis dan terapi yang tepat dan dini.

Page 15: Otitis Media Akut

III.Penutup

a.Kesimpulan

Anak pada kasus 20 menderita Otitis Media akut dengan memperlihatkan reaksi peradangan.

Daftar Pustaka

1.Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.h.46.

2.Bickley LS. Buku ajar pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan Bates. Edisi ke-8. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.159-62.

3.Marino BS, Fine KS. Blueprint:pediatrics.6th ed. Philadelphia:Lippincott Williams and

Wilkins;2013.p.244-6

4.Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson. 18 th

ed.Philadelphia:Elsevier Inc;2011.p.2293-8,2309-10.

5.Heyman GH, Porth CM.Pathophysiology. 7th ed.Philadelphia:Lippincott Williams and

Wilkins;2004.p.963-6.

6.Block SL, Harrison CJ. Diagnosis and management of acute otitis media. 3rd ed.United State: Professional Communications;2005.p.19-23.

7. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson vol.1. 19th ed. Philadelphia:Elsevier Inc;2011.p.7948-70.

8. Alper, Bluestone, Casselorant, Dolar, Mandel. Advanced therapy of otitis media. United State: BC Decker Inc;2004.p.1-3

9.Rudolph MA, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri rudolph. Edisi 20 volume 2.

Jakarta: EGC; 2006. Hal 1051-2.