Click here to load reader
View
18.423
Download
24
Embed Size (px)
2. Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Otitis media akutberdasarkan NANDA, NOC, dan NIC1.3 Tujuan a. Tujuan UmumSetelah dilakukan seminar diharapkan mahasiswa memahami tentang asuhankeperawatan Otitis Media Akut. b. Tujuan Instruksional KhususSetelah dilakukan seminar mahasiswa memahami tentang :1. Pengertian Otitis Media Akut.2. Etiologi Otitis Media Akut.3. Patofisiologi dan phatway Otitis Media Akut.4. Kompliksi Otitis Media Akut.5. Pemeriksaan penunjang Otitis Media Akut.6. Asuhan keperawatan Otitis Media Akut.2 3. BAB IITinjauan Pustaka2.1 Definisi Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh peroisteum telinga tengah. (Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I) Otitis media akut adalah infeksi akut telinga tengah. Penyebab utamanya adalah masuknya bakteri pathogenic ke dalam telinga tengah yang normalnya steril. (Brunner & Suddart. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3) OMA adalah peradangan telinga bagian tengah yang disebabkan oleh pejalaran infeksi dari tenggorok (farinitis) OMA sering terjadi pada anak-anak (Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas). Otitis media akut adalah peradangan pada telinga tengah yang bersifat akut atau tiba-tiba. Telinga tengah adalah organ yang memiliki penghalang yang biasanya dalam keadaan steril. Tetapi pada suatu keadaan jika terdapat infeksi bakteri pada nasofariong dan faring, secara alamiah teradapat mekanisme pencegahan penjalaran bakteri memasuki telinga tengah oleh ezim pelindung dan bulu-bulu halus yang dimiliki oleh tuba eustachii. Otitis media akut ini terjadi akibat tidak berfungsingnya sistem pelindung tadi, sumbatan atau peradangan pada tuba eustachii merupakan faktor utama terjadinya otitis media, pada anak-anak semakin seringnya terserang infeksi saluran pernafasan atas, kemungkinan terjadi otitis media akut juga semakin sering. Pembagian stadium otitis media akut: 1. Stadium oklusi tuba eustachius3 4. Terdapat gambaran retraksi embran timpani akibat tekanan negative di dalamtelinga tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat dideteksi. 2. Stadium hiperemis (presupurasi)Tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau seluruhmembrane timpani tampak hiperemis serta edema. Secret yang telah terbentukmungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat. 3. Stadium supurasiMembrane timpani menonjol kearah telinga luar akibat edema yang hebat padamukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial, serta terbentuknyaeksudat purulen di kavum timpani. 4. Stadium perforasiTerjadi karena pemberian antibiotic yang terlambat atau virulensi kuman yangtinggi, dapat terjadi rupture membrane timpani dan nanah keluar mengalir daritelinga tengah ke telinga luar. 5. Stadium resolusiBila membrane timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali.Bila terjadi perforasi, maka secret akan berkurang dan mongering. Bila daya tahantubuh baik dan virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi tanpapengobatan.(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)2.2 Anatomi dan FisiologiTelinga adalah organ pendengaran. Syaraf yang melayani indera ini adalah syaraf cranial ke delapan atau nervus auditorius. Telinga terdiri dari 3 bagian, yaitu: telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam. 1. Telinga Luar4 5. Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.2. Telinga Tengah Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe. Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.3. Telinga Dalam 5 6. Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang. Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya, Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. (Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic. Pearce, C Evelyn. 2002)2.3 Etiologi Penyebabnya adalah bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, pneumococcus , haemophylus influenza, escherecia coli, streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa. (Kapita selekta kedokteran, 1999). Faktor Predisposisi: 1. infeksi kronis adenoid 2. tonsilitis 3. rhinitis 4. sinusitis 5. batuk rejan 6. morbili 7. pada anak : kondisi tuba yang pendek, lebar, horizontal2.4 Patofisiologi Otitis media sering diawali dengan infeksi saluran napas seperti radang tenggorokan / pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran eustachius. Saat bakteri melalui saluran eustachius, bakteri bisa menyebabkan infeksi saluran tersebut. 6 7. Sehingga terjadilah pembengkakan d