Download docx - Karya Tulis Ilmiah

Transcript
Page 1: Karya Tulis Ilmiah

KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN HASIL KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA

SAMPEL LANGSUNG DIPERIKSA DAN SAMPEL DITANGGUHKAN 2

JAM PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN METODE

GOD-PAP

DISUSUN OLEH :

ADELIA GALIH

11.0559.67.03

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA

SAMARINDA

2013

Page 2: Karya Tulis Ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat adalah suatu senyawa yang terdiri atas atom–atom karbon,

hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat memiliki rumus umum (CH2O)n. Sebagai

contoh, molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6. Karbohidrat yang

berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme.

Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah,

sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan

digunakan oleh sel- sel pada jaringan otot sebagai sumber energi.

Dalamilmu kedokteran, glukosa darah adalah istilah yang mengacu

kepada kadar glukosa di dalam darah. Kadar glukosa darah, diatur dengan

ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber

utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya, kadar glukosa darah berada pada

rentang kadar (70-110 mg/dl). Kadar glukosa ini meningkat setelah makan dan

biasanya berada di kadar terendah pada pagi hari, sebelum orang makan. Bila

kadar glukosa terlalu rendah (<70 mg/dl), disebut hipoglikemia. Bila kadar

gula darah berada pada kadar tinggi (>110 mg/dl) disebut hiperglikemia.

Dahulu,pengukuran glukosa darah dilakukan terhadap darah lengkap,

tetapi sekarang sebagian besar laboratorium melakukan pengukuran kadar

glukosa dalam serum. Karena eritrosit memiliki kadar protein (hemoglobin)

yang lebih tinggi daripada serum, serum memiliki kadar air yang lebih tinggi.

Sehingga bila di bandingkan dengan darah lengkap, serum melarutkan lebih

banyak glukosa. Untuk mengubah glukosa pada darah lengkap, kalikan kadar

glukosa yang diperoleh dengan 1,15 untuk menghasilkan kadar glukosa serum

atau plasma. Pengukuran kadar glukosa digunakan untuk melakukan diagnosa

klinis terhadap kelainan metabolisme glukosa dalam tubuh.

Terdapat dua metode utama yang digunakan untuk mengukur glukosa.

Metode yang pertama adalah metode kimiawi yang memanfaatkan sifat

mereduksi dari glukosa, dengan bahan indikator yang akan berubah warna

Page 3: Karya Tulis Ilmiah

apabila tereduksi. Akan tetapi metode ini tidak spesifik karena senyawa-

senyawa lain yang ada dalam darah juga dapat mereduksi (misal : urea, yang

dapat meningkat cukup bermakna pada uremia).Contoh metode kimiawi yang

masih digunakan untuk pemeriksaan glukosa saat ini adalah metode toluidin,

karena murah, cara kerja sederhana, dan bahan mudah didapat (Departemen

Kesehatan RI , 2005 ). Dengan metode kimiawi, kadar glukosa dapat lebih

tinggi 5 sampai 15 mg/dl dibandingkan dengan kadar glukosa yang diperoleh

dengan metodeenzimatik(yang lebih spesifik untuk glukosa). Metode yang

kedua adalah  enzimatik yang umumnya menggunakan kerja enzim glukosa

oksidase atau heksokinase, yang bereaksi pada glukosa, tetapi tidak pada gula

lain (misal : fruktosa, galaktosa, dan lain-lain) dan pada bahan pereduksi.

Contoh metode yang menggunakan kerja enzim adalah GOD – PAP dan cara

strip.

Pemeriksaan kadar glukosa sekarang sudah diisyaratkan dengan cara

enzimatik, tidak lagi dengan prinsip reduksi untuk menghindari ikut

terukurnya zat-zat lain yang akan memberikan hasil tinggi palsu. Cara

enzimatik dapat dilakukan dengan cara otomatis seperti dengan GOD- PAP

dan cara Strip.

Pemeriksaan dengan metode GOD-PAP memiliki kelebihan, yaitu :

presisi tinggi, akurasi tinggi, spesifik, relatif bebas dari gangguan (kadar

hematokrit, vitamin C, lipid, volume sampel, dan suhu). Sedangkan

kekurangannya adalah memiliki ketergantungan pada reagen, butuh sampel

darah yang banyak, pemeliharaan alat dan reagen memerlukan tempat yang

khusus dan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Sedangkan pada cara strip

memiliki kelebihan hasil pemeriksaan dapat segera diketahui, hanya butuh

sampel sedikit, tidak membutuhkan reagen khusus, praktis dan mudah

dipergunakan jadi dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa butuh keahlian

khusus. Kekurangannya adalah akurasinya belum diketahui, dan memiliki

keterbatasan yang dipengaruhi oleh kadar hematokrit, interfensi zat lain

(Vitamin C, lipid, bilirubin dan hemoglobin), suhu, volume sampel yang

Page 4: Karya Tulis Ilmiah

kurang, dan strip bukan untuk menegakkan diagnosa klinis melainkan hanya

untuk pemantauan kadar glukosa.

Banyak orang yang menganggap penyakit Diabetes Mellitus merupakan

penyakit orang tua atau penyakit yang timbul karena faktor keturunan.

Padahal setiap orang dapat mengidap Diabetes Mellitus baik tua maupun

muda.

Menurut WHO pada tahun 2003 diperkirakan jumlah penderita

Diabetes di dunia telah mencapai 177 juta jiwa, dan di asia diperkirakan

mencapai 89 juta jiwa. Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam

jumlah terbesar penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000

terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun,

pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia

meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50% yang sadar

mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30% yang datang berobat

teratur. Diantara penyakit-penyakit degeneratif yang tidak menular lainnya,

yang akan meningkat jumlahnya dimasa yang akan datang adalah penyakit

Diabetes. Menurut dr. Agus Widiyatmoko (penanggung jawab Diabetic Center

Asri Medical Center) jika  tidak dilakukan pencegahan, jumlah penduduk

penderita diabetes di Indonesia akan terus meningkat hingga mencapai 30 juta

jiwa pada tahun 2020 nanti.

Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah suatu penyakit

akibat kelainan metabolisme karbohidrat. Dimana kadar glukosa (gula

sederhana) didalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan

atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dapat

dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggung jawab dalam mempertahankan

kadar gula darah normal. Insulin memasukkan gula kedalam sel sehingga bisa

memghasilkan energi.

Banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap

penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau penyakit kencing manis.

Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi dimasyarakat tentang

diabetes terutama gejala-gejalanya.

Page 5: Karya Tulis Ilmiah

Diagnosis Diabetes Mellitus ditegakkan berdasarkan gejela-gejalanya

(Poliuria, Polidipsia, Polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak jelas

sebabnya) disertai dengan satu nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal

(glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl dan glukosa darah puasa ≥126 mg/dl).

Banyak metode pemeriksaan Diabetes Mellitus. Namun cara yang

dianjurkan dan banyak digunakan adalah cara enzimatik Glukosa Oksidase

(GOD), karena metode ini dianggap mendekati hasil kadar glukosa

sesungguhnya.

Pada pemeriksaan glukosa darah, darah yang sudah diambil harus

segera diperiksa. Karena bila darah ditangguhkan glukosa akan segera terurai

sehingga sebagian besar dari glukosa akan hilang dalam waktu 2-3 jam.

Peruraian tersebut akan tetap berlangsung meskipun darah diambil secara

steril. Peruraian ini disebut Glikolisis.

1.2 Rumusan Masalah

“Apakah ada perbandingan hasil kadar glukosa darah puasa pada sampel

langsung diperiksa dan sampel ditangguhkan 2 jam pada penderita diabetes

mellitus dengan metode GOD-PAP”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis kadar Glukosa Darah pada sampel yang lansung diperiksa,

metode GOD-PAP

2. Menganalisis kadar Glukosa Darah pada sampel yang ditangguhkan,

metode GOD-PAP

3. Membuktikan adanya perbedaan hasil Glukosa Darah pada sampel yang

langsung diperiksa dan sampel ditangguhkan

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan ilmu dan keterampilan dalam pemeriksaan kadar

glukosa darah puasa pada sampellangsung diperiksa dan sampel

Page 6: Karya Tulis Ilmiah

ditangguhkan 2 jampada penderita diabetes mellitus dengan metode

GOD-PAP

1.4.2 Bagi Akademik

Menambah perbendaharaan Karya Tulis Ilmiah bidang Kimia Klinik di

perpustakaan STIKES Wiyata Husada Samarinda

1.4.3 Bagi Instansi

Memberikan informasi tentang pemeriksaan kadar glukosa darah puasa

pada sampel langsung diperiksa dan sampel ditangguhkan 2 jam pada

penderita diabetes mellitus dengan metode GOD-PAP

Page 7: Karya Tulis Ilmiah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Glukosa Darah

Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot

rangka. ( Joyce LeeFever, 2007 ).

Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa.

Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam lemak,

tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa,

dan proses ini juga menghasilkan metabolit-metabolit asam yang berbahaya

apabila dibiarkan menumpuk, sehingga kadar glukosa di dalam darah

dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang dalam keadaan sehat

dapat mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam keadaan

puasa. ( Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, 2004).

Setelah pencernaan makanan yang mengandung banyak glukosa, secara

normal kadar glukosa darah akan meningkat, namun tidak melebihi 170 mg/dl.

Banyak hormon ikut serta dalam mempertahankan kadar glukosa darah yang

adekuat baik dalam keadaan normal maupun sebagai respon terhadap stres.

Pengukuran glukosa darah sering dilakukan untuk memantau keberhasilan

mekanisme regulatorik ini. Penyimpangan yang berlebihan dari normal, baik

terlalu tinggi atau terlalu rendah, menandakan terjadinya gangguan homeostatis

dan sudah semestinya mendorong tenaga analis kesehatan melakukan

pemeriksaan untuk mencari etiologinya. ( Ronald A. Sacher, Richard A.

McPherson, 2004 ).

2.3 Metabolisme

Metabolisme merupakan segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam

makhluk hidup. Proses yang lengkap dan komplit sangat terkoordinatif melibatkan

banyak enzim di dalamnya, sehingga terjadi pertukaran bahan dan energi. Adapun

metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang mempengaruhi kadar gula darah,

yaitu :

Page 8: Karya Tulis Ilmiah

1. Metabolisme karbohidrat

Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besar intake makanan

sehari-hari, dan sebagian besar karbohidrat akan diubah menjadi lemak. Fungsi

dari karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk oksidasi

dan menyediakan energi untuk proses-proses metabolisme lainnya. ( William F.

Ganong, 1995 )

Karbohidrat dalam makanan terutama adalah polimer-polimer hexosa, dan

yang penting adalah glukosa, laktosa, fruktosa dan galaktosa. Kebanyakan

monosakarida dalam tubuh berada dalam bentuk D-isomer. Hasil yang utama dari

metabolisme karbohidrat yang terdapat dalam darah adalah glukosa. ( William F.

Ganong, 1995 )

Glukosa yang dihasilkan begitu masuk dalam sel akan mengalami

fosforilasi membentuk glukosa-6-fosfat, yang dibantu oleh enzim hexokinase,

sebagai katalisator. Hati memiliki enzim yang disebut glukokinase, yang lebih

spesifik terhadap glukosa, dan seperti halnya hexokinase, akan meningkat

kadarnya oleh insulin, dan berkurang pada saat kelaparan dan diabetes. Glukosa-

6-fosfat dapat berpolimerisasi membentuk glikogen, sebagai bentuk glukosa yang

dapat disimpan, terdapat dalam hampir semua jaringan tubuh, tetapi terutama

dalam hati dan otot rangka. ( William F. Ganong, 1995 )

2. Metabolisme gula darah

Gula darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam aliran

darah masuk ke hati, dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian dioksidasi

menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke dalam

sel tubuh yang memerlukannya. Kadar gula dalam tubuh dikendalikan oleh suatu

hormon yaitu hormon insulin, jika hormon insulin yang tersedia kurang dari

kebutuhan, maka gula darah akan menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga

glukosa darah meningkat. Bila kadar gula darah ini meninggi hingga melebihi

ambang ginjal, maka glukosa darah akan keluar bersama urin ( glukosuria ).

( Depkes RI, 1999 )

Page 9: Karya Tulis Ilmiah

2.4 Absorbsi gula darah

Tubuh setelah mendapat intake makanan yang mengandung gula akan

melakukan proses pencernaan, dan absorbsi akan berlangsung terutama di dalam

duodenum dan jejunum proksimal, setelah absorbsi akan terjadi peningkatan

kadar gula darah untuk sementara waktu dan akhirnya kembali pada kadar semula

baseline. ( Sylvia Anderson Price, 1996 )

Besarnya kadar gula yang diabsorbsi sekitar 1 gram/kg BB tiap jam.

Kecepatan absorbsi gula di dalam usus halus konstan tidak tergantung pada

jumlah gula yang ada atau kadar dimana gula berada. Untuk mengetahui

kemampuan tubuh dalam memetabolisme karbohidrat dapat ditentukan dengan

Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). ( Sylvia Anderson Price, 1996 )

2.5 Glikolisis

Glikolisis adalah proses penguraian molekul glukosa yang memiliki enam

atom karbon, secara enzimatik untuk menghasilkan dua molekul piruvat yang

memiliki tiga atom karbon. Glikolisis dapat terjadi di luar tubuh setelah sampel

darah dikeluarkan dari dalam tubuh, bila tanpa zat penghambat glikolisis maka

komponen yang ada dalam sampel darah seperti eritrosit, lekosit, dan juga

kontaminasi bakteri dapat menyebabkan kadar glukosa darah menurun. Glikolisis

juga dapat terjadi karena pengaruh suhu dan lama penyimpanan. ( Henry, 1984 )

2.6 Macam-macam pemeriksaan glukosa darah

1. Glukosa darah sewaktu

Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa

memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut.

( Depkes RI, 1999 ) 2. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan Pemeriksaan

glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang dilakukan setelah pasien

berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan

adalah pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan

makan. ( Depkes RI, 1999 )

`

Page 10: Karya Tulis Ilmiah

2.7 Sampel Pemeriksaan

1. Jenis sampel

Dahulu pengukuran glukosa darah dilakukan terhadap darah lengkap,

tetapi sekarang sebagian besar laboratorium melakukan pengukuran kadar glukosa

dalam serum. Hal ini disebabkan karena eritrosit memiliki kadar protein ( yaitu

hemoglobin ) yang lebih tinggi daripada serum, sedangkan serum memiliki kadar

air yang lebih tinggi sehingga bila dibandingkan dengan darah lengkap serum

melarutkan lebih banyak glukosa. (Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson,

2004)

Serum atau plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah sebab sel

darah walaupun telah berada di luar tubuh tetap memetabolisme glukosa. Darah

yang berisi sangat banyak lekosit dapat menurunkan kadar glukosa. Pada suhu

lemari pendingin kadar glukosa dalam serum tetap stabil kadarnya sampai 24 jam,

tanpa kontaminasi bakterial kadar glukosa dapat bertahan lebih lama dari 24 jam. (

Frances K. Widmann, 1989 )

2.8. Metode pemeriksaan

Untuk mengukur kadar glukosa dipakai terutama dua macam teknik. Cara-

cara kimia memanfaatkan sifat mereduksi molekul glukosa yang tidak spesifik.

Pada cara-cara enzimatik, glukosa oksidase bereaksi dengan substrat spesifiknya,

yakni glukosa, dengan membebaskan hidrogen peroksida yang banyaknya diukur

secara tak langsung. Nilai-nilai yang ditemukan dalam cara reduksi adalah 5-15

mg/dl lebih tinggi dari yang didapat dengan cara-cara enzimatik, karena

disamping glukosa terdapat zat-zat mereduksi lain dalam darah. Sistem-sistem

indikator yang dipakai pada berbagai metode enzimatik yang otomatik

berpengaruh kepada hasil penetapan, jadi juga kepada nilai rujukan. (Frances K.

Widmann, 1989)

Metode-metode pemeriksaan glukosa darah :

a. Metode Folin

Prinsip dari pemeriksaan ini adalah filtrat darah bebas protein dipanaskan

dengan larutan CuSO4 alkali. Endapan CuO yang dibentuk glukosa akan larut

Page 11: Karya Tulis Ilmiah

dengan penambahan larutan fosfat molibdat. Larutan ini dibandingkan secara

kolorimetri dengan larutan standart glukosa. ( Pusdiknakes, 1985 )

b. Metode Samogyi-Nelson

Prinsip dari pemeriksaan ini adalah filtrat mereduksi Cu dalam larutan

alkali panas dan Cu direduksi kembali oleh arseno molibdat membentuk warna

ungu kompleks. ( Pusdiknakes, 1985 )

c. Ortho – tholuidin

Prinsipnya adalah dimana glukosa akan bereaaksi dengan ortho – tholuidin

dalam asam acetat panas membentuk senyawa berwarna hijau. Warna yang

terbentuk diukur serapannya pada panjang gelombang 625 nm. (Pusdiknakes,

1985 )

d. Glukosa oksidase/peroksidase

Glukosa oksidase adalah suatu enzim bakteri yang merangsang oksidasi

dengan menghasilkan H2O2. Dengan adanya enzim peroksidase oksigen dari

peroksid ini dialihkan ke acceptor tertentu menghasilkan suatu ikatan berwarna.

Metode-metode pemeriksaan glukosa oksidase/peroksidae :

1. Gluc – DH

Prinsip : Glukosa dehydrogenase mengkatalisasi oksidase dari glukosa sesuai

persamaan sebagai berikut :

Gluitc – DH Beta–D–Glukosa+NAD D – Gluconolactone+NADH+ H+

Jumlah NADH yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa. Apabila

glukosa di dalam urin atau liquor yang harus diukur, maka dianjurkan

menggunakan metode ini, karena lebih spesifik.

2. GOD – PAP

GOD- PAP merupakan reaksi kolorimetri enzimatik untuk pengukuran pada

daerah cahaya yang terlihat oleh mata.

Prinsip : Glukosa oksidase (GOD) mengkatalisasi oksidasi dari glukosa menurut

persamaan berikut :

GOD

Glukosa + O2 + H2O Gluconic acid + H2O

Page 12: Karya Tulis Ilmiah

Hidrogen peroksida yang terbentuk dalam reaksi ini bereaksi dengan 4 –

aminoantipyrin ( 4 – Hydroxybenzoic acid ). Dengan adanya peroksidase (POD)

dan membentuk N- ( 4-antipyryl ) – P- benzoquinone imine. Jumlah zat warna

yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa.

3. Gluco quant ( Heksokinase/ G6 – DH )

HK

Prinsip : Glukosa + ATP G – 6 –P + ADP

G6P - DH

G – 6 – P + NADP Glukonat – 6 – P + NADP

4. GOD period ( Test combinatioan )

GOD

Prinsip : Glukosa + O2 + H2O Glukonat + H2O2

POD

H2O2 + ABTS* Coloured complex + H2O

Presipitasi ringan yang terlihat pada larutan deproteinisasi tidak akan

mempengaruhi hasil pemeriksaan. (Pusdiknakes, 1985)

H. Nilai rujukan

Nilai rujukan untuk glukosa darah puasa dalam serum/plasma adalah 70-115

mg/dl pada orang dewasa, sedangkan untuk glukosa darah postprandial adalah

<140 mg/dl pada orang dewasa. (Joyce Lefever, 2007)

1.    Karbohidrat

Karbohidrat adalah suatu senyawa yang terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen,

dan oksigen. Karbohidrat memiliki rumus umum (CH2O)n. Sebagai contoh,

molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6. Karbohidrat yang berasal dari

makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil

metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah,

sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan

oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi (Poedjiadi, 2007).

Page 13: Karya Tulis Ilmiah

Ada empat macam kelompok  karbohidrat, yaitu :

a.       Monosakarida

Monosakarida adalah bentuk karbohidrat paling sederhana. Monosakarida

hanya memiliki satu molekul gula sederhana. Jenis monosakarida yang paling luas

dikenal masyarakat adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Dalam hal ini, istilah

glukosa dalam darah sering dipertukarkan dengan gula.

b.      Disakarida

Disakarida terbentuk dari dua molekul monosakarida. Kedua molekul

dihubungkan dengan ikatan kovalen. Contoh disakarida yang populer adalah

sukrosa, maltosa, dan laktosa.

c.       Oligosakarida

Oligosakarida disusun oleh 3-10 monosakarida. Contoh oligosakarida

adalah raffinose ( glukosa-galaktosa-fruktosa).

d.      Polisakarida

Polisakarida adalah golongan karbohidrat yang tersusun oleh lebih dari

sepuluh monosakarida. Contohnya adalah amilum dan dekstrin (Murray, 2003).

Beberapa sifat kimia karbohidrat :

a.    Sifat mereduksi

Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi,

terutama dalam suasana basa. Zat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk

keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini

disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul

karbohidrat (Poedjiadi, 2007).

b.    Pembentukan furfural

Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan monosakarida

umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat,

monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan

furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa

(Poedjiadi, 2007).

Page 14: Karya Tulis Ilmiah

c.    Pembentukan osazon

Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas

akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon

yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-

masing karbohidrat (Poedjiadi, 2007).

d.   Pembentukan ester

Adanya gugus hidroksil pada karbohidrat memungkinkan terjadinya ester

apabila direaksikan dengan asam. Monosakarida mempunyai beberapa gugus –OH

dan dengan asam fosfat dapat menghasilkan ester asam fosfat (Poedjiadi, 2007).

e.    Isomerisasi

Kalau dalam larutan asam encer monosakarida dapat stabil, tidak demikian

halnya apabila monosakarida dilarutkan dalam basa encer. Glukosa dalam larutan

basa encer akan berubah sebagian menjadi fruktosa dan maltosa. Ketiga

monosakarida ini ada dalam keadaan keseimbangan. Demikian pula apabila yang

dilarutkan itu fruktosa atau maltosa, keseimbangan antara ketiga monosakarida

akan tercapai juga. Reaksi ini dikenal sebagai transformasi Lobry de Bruin Van

Eckenstein (Poedjiadi, 2007).

f.     Pembentukan Glikosida

Apabila glukosa direaksikan dengan metil alkohol, menghasilkan dua

senyawa. Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan keduanya

tidak memiliki gugus aldehida. Keadaan ini membuktikan bahwa yang menjadi

pusat reaksi adalah gugus –OH yang terikat pada atom karbon nomor 1. Senyawa

yang terbentuk adalah suatu asetal dan disebut secara umum glikosida (Poedjiadi,

2007).

g.    Karamelisasi

Dengan adanya basa kuat, karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid

atau keton bebas pada waktu pemanasan pecah menjadi fragmen-fragmen yang

terdiri dari rantai atom C 2-3-4 yang reaktif.

Jika tidak ada O2, maka fragmen-fragmen ini akan mengadakan kondensasi untuk

membentuk karamel. Jika ada O2 pada waktu pemanasan warna cokelat tidak

Page 15: Karya Tulis Ilmiah

terjadi karena fragmen yang reaktip akan teroksidasi sempurna ( Sutadipura,

1978).

2.    Metabolisme Karbohidrat

Pencernaan karbohidrat sudah dimulai sejak makanan masuk ke dalam

mulut. Makanan dikunyah agar menjadi bagian bagian kecil, sehingga jumlah

permukaan makanan lebih luas dan kontak dengan enzim pencernaan lebih

banyak. Di dalam mulut, makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung

enzim amilase. Enzim amilase bekerja memecah karbohidrat rantai panjang

seperti amilum dan dekstrin menjadi molekul yang lebih sederhana. Hanya

sebagian kecil karbohidrat yang dapat dicerna di dalam mulut karena makanan

hanya berada sebentar di dalam mulut(Poedjiadi, 2007).

Pencernaan di lambung :

Proses pemecahan karbohidrat diteruskan di dalam lambung, disini kerja

enzim amilase dalam air ludah dihentikan dengan adanya asam klorida yang

dikeluarkan oleh lambung. Dalam keadaan normal bahan makanan tinggal

beberapa jam di dalam lambung, sementara asam klorida dan pepsin menguraikan

protein dan karbohidrat menjadi oligopeptida dan oligosakarida. Berbeda dengan

amilase dan enzim lainnya, pepsin bekerja pada suasana sangat asam, pH 1,0- 2,5,

sesuai dengan kondisi cairan lambung (Wirahadikusuma, 1985).

Pencernaan di usus halus :

Di usus halus, maltosa, sukrosa, dan laktosa yang berasal dari makanan

maupun dari hasil penguraian karbohidrat kompleks akan diubah menjadi

monosakarida dengan bantuan enzim-enzim yang terdapat di dalam usus halus

( Poedjiadi, 2007).

Absorbsi :

Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses

penyerapan ini terjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah

dengan jalan transfer aktif,  sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Para ahli

sepakat bahwa karbohidrat hanya dapat diserap dalam bentuk disakarida. Hal ini

dibuktikan dengan dijumpainya maltosa, sukrosa, dan laktosa dalam urin apabila

Page 16: Karya Tulis Ilmiah

mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak. Akhirnya, berbagai jenis disakarida

diubah menjadi glukosa sebelum masuk proses metabolisme (Poedjiadi, 2007).

Page 17: Karya Tulis Ilmiah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu

Penrlitian ini dilakukan pada bulan juni 2013

3.2.2 Tempat

Tempat pengambilan sampel di Puskesmas Wonorejo

3.3 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah pasien lanjut usia (Lansia) di Puskesmas

Wonorejo yang menderita diabetes mellitus dengan jumlah 30 orang.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian adalah pemeriksaan gula darah puasa secara

langsung yang ditangguhkan selama 2 jam diperiksa dengan metode GOD-PAP

3.5 Hipotesa Penelitian

Ho : Tidak ada perbandingan hasil kadar glukosa darah puasa pada sampel

langsung diperiksa dan sampel ditangguhkan 2 jam pada penderita diabetes.

Ha : Ada perbandingan hasil kadar glukosa darah puasa pada sampel langsung

diperiksa dan sampel ditangguhkan 2 jam pada penderita diabetes mellitus

3.6 Alat dan Bahan

a Alat yang digunakan dalam penelitian adalah :

Tabung reaksi

Rak tabung reaksi

Tourniquet

Page 18: Karya Tulis Ilmiah

Spuit

Yellow tip

Fotometer

Kuvet

Mikropipet

b Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah:

EDTA

Kapas alkohol

Aquadest

Tissue

Darah vena dengan antikoagulan

3.7 Prosedur Kerja

a Cara Pengambilan Darah Vena

Dibersihkan bagian tangan yang akan diambil darahnya tepat dibagian

vena fossa cubiti dengan kapas alkohol 70% dan dibiarkan hingga

mengering.

Ditourniquet tiga jari diatas lipatan siku. Pemasangan tourniquet tidak

boleh lebih dari 1 menit, hal ini menjaga terjadinya haemokonsentrasi.

Untuk pengembalian darah vena pasien diminta untuk membuka dan

menutup genggaman beberapa kali.

Ditegangkan bagian kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya

vena tidak bergerak.

Ditusuk vena dengan spuit, lubang jarum menghadap keatas dengan

sudut kemiringan antara jarum dan kulit 150

Dilepaskan atau diregangkan tourniquet secara perlahan dan ditarik

penghisap spuit sampai di dapat jumlah darah yang dikehendaki

Diletakkan kapas kering di atas jarum dan ditarik jarum secara

perlahan lalu ditekan tempat bekas penusukan jarum bebrapa saat

Dipindahkan darah dari dalam spuit ke dalam tabung reaksi melewati

dinding

Page 19: Karya Tulis Ilmiah

b Pemeriksaan Glukosa metode GOD-PAP

Tabung ke Standar Serum Reagen

1. Blangko - - 1000 l

2. Standar 10 l - 1000 l

3. Sampel - 10 l 1000 l

Homogenkan

Inkubasi 10 menit pada suhu kamar

Baca pada fotometer panjang gelombang 546 nm

3.8 Analisa Data

Data yang telah terkumpul dimasukkan kedalam tabel yang telah

disediakan untuk menguji adanya perbedaan hasil pemeriksaan perbandingan hasil

kadar glukosa darah puasa pada sampel langsung diperiksa dan sampel

ditangguhkan 2 jam pada penderita diabetes, kemudian dianalisa dengan

menggunakan uji statistik yaitu uji Beda data yang saling berhubungan (Paired

sample t-test) (Sugiyono,2010).

Page 20: Karya Tulis Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.1989.Kimia Klinik Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan : Jakarta

Depkes RI. 1995.Panduan Survey Cepat Kelainan Gizi.Departemen Kesehatan

RI : Jakarta

FKUI.1996.Kimia Klinik.UI Press: Jakarta

Frances K,Widmann.1995. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan

Laboratorium.EGC: Jakarta

Gandasoebrata,R.2010.Penuntun Laboratorium Klinik Edisi ke 15. Dian Rakyat :

Jakarta

Kee, Joyce Leefever.2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik

edisi 6. Alih Bahasa : Sari Kurnianingsih, Palupi Widyastuti, Rohana

Cahyaningrum, Sri Rahayu.EGC: Jakarta

Kosasih, E.N dan A.S Kosasih.2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Klinik Edisi Kedua. Karisma Publishing Group :Tangerang.

Sacher, Ronald A dan Richard A. Mcpherson.2004.Tinjauan Klinis Hasil

Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. Alih bahasa : Brahm U.Pendit dan

Dewi Wulandari. EGC : Jakarta

Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian.ALFABETA : Bandung