Slide 1
HIPERTENSI
Kelompok 5C
DEFINISI
JNC 7 (Joint National Committee 7) = Peningkatan tekanan darah dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg.
Klasifikasi (JNE 7)
KlasifikasiTD Sistolik (mmHg)TD Diastolik (mmHg)Normal< 120dan< 80Prehipertensi120-139atau80-89HIPERTENSI: TD Sistolik 140 atau TD diastolik 90Hipertensi grade 1140-159atau90-99Hipertensi grade 2 160atau 100Selain berdasarkan grade-nya, hipertensi juga dibedakan berdasarkan etiologi:
Hipertensi primer/esensial (95% kasus): penyebabnya tidak diketahui.
Hipertensi sekunder (5% kasus): penyebabnya dapat diketahui.
Epidemiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit global dengan prevalensi yang tinggi. Sekitar 65 juta penduduk dewasa AS atau sekitar sepertiga penduduk dewasa mengalami hipertensi dan di seluruh dunia bisa mencapai 1 milyar penduduk. Terlebih lagi, seperempat populasi dewasa di AS tergolong prehipertensi. Prevalensinya juga meningkat pada usia tua. Lebih dari setengah populasi di atas 65 tahun di AS mengalami hipertensi.
Tidak ada prevalensi tepat secara nasional di Indonesia, hanya didapatkan variasi prevalensi berkisar antara 11-43%.
Patofisiologi
Diagnosis
Anamnesa: Tanyakan keluhan yang dialami penderita, meskipun banyak yang tidak memiliki keluhan.
Keluhan yang dapat muncul antara lain hypertensive headache (nyeri kepala biasanya di pagi hari dan terlokalisir di regio occipital), keluhan sistem kardiovaskuler seperti berdebar dan rasa sesak saat melakukan aktivitas dan keluhan tidak spesifik seperti mudah lelah
Riwayat lain yang penting untuk ditanyakan:
Durasi, onset usia, dan level tekanan darah sebelumnya
Terapi antihipertensi sebelumnya
Gejala yang mengindikasikan penyebab sekunder
Faktor lifestyle: intake lemak, garam, alkohol, rokok, aktivitas fisik, kenaikan berat badan
Riwayat disfungsi neurologis, gagal jantung, PJK
Pemakaian obat-obat yang meningkatkan tekanan darah: kontrasepsi oral, steroid, NSAID, dekongestan nasal
Keberadaan faktor resiko CVS
Yang dimaksud dengan faktor resiko sistem kardiovaskular adalah sebagai berikut:
Hipertensi
Merokok
Obesitas (IMT 30)
Inaktivitas fisik
Dislipidemia
Diabetes mellitus
Mikroalbuminemia atau perkiraan GFR < 60 ml/menit
Umur (> 55 tahun untuk laki-laki, 65 tahun untuk wanita)
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung cardiovascular yang prematur (< 55 tahun untuk laki-laki, < 65 tahun untuk wanita)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tekanan darah.
Persiapan untuk pemeriksaan tekanan darah meliputi persiapan alat, yaitu manometer merkuri (gold standart) dengan manset yang sesuai (panjang 80% lingkar lengan, lebar 40% lingkar lengan) dan stetoskop.
JNC 7 merekomendasikan pengulangan pemeriksaan tekanan darah sekitar 5 menit setelah pemeriksaan pertama.
Sedangkan menurut American society of hypertension, diagnosis hipertensi dikonfirmasi setelah kunjungan berikutnya (1-4 minggu setelah pengukuran pertama), dengan kedua pengukuran tersebut harus tekanan darah sistolik 140 mmHg atautekanan darah diastolik 90 mmHg untuk menegakkan diagnosis.
Cara Diagnosa Hipertensi
Beberapa kali kunjungan (minimal 3 kali) dan diambil harga rata-rata dari sistolik dan diastoliknya
Bisa satu kali kunjungan, tetapi tekanan darah sistolik 200 mmHg atau/dan diastolik 120 mmHg dan pasien dalam keadaan sadar serta rileks 5 menit sebelum pengukuran
Bisa satu kali kunjungan, tetapi didapatkan riwayat hipertensi yang jelas
Tidak merokok dan minum kopi minimal 30 menit sebelum pengukuran
Manset harus menutupi minimal 80% lingkar lengan atas
Temuan klinis yang penting untuk mencari kemungkinan penyebab sekunder dan kerusakan organ target dari hipertensi
MANAJEMEN/PENGOBATAN
Non farmakologi Modified Lifestyle
Farmakologi
Modified Lifestyle
Alkohol
Rokok
Kopi
Garam Natrium
Berat badan
Olahraga
Stres
Buah-buahan/sayuran
Intervensi gaya hidup
Obat Anti Hipertensi
Golongan ObatTidak Direkomendasi/Efek sampingRenin Angiotensin InhibitorACE inhibitorAngiotensi 2 Reseptor BlockerRenin inhibitor Batuk Kehamilan Hiperkalemia Hiponatremia Gangguan fungsi ginjal cek ureum kreatinin berkala2. Adrenergik BlockerBeta blockerAlfa blockerSentralPerifer Bradikardia, AV block, CHF, Asma, PPOK Lemas, hipotensi ortostatik Mulut kering, sedasi, jgn sampai putus obat (tensi bisa naik mendadak) jgn berikan pada CVD Sekresi asam lambung naik,3. Antagonis Kalsium (Calcium channel blocker) DihidropiridinNon dihidropiridin Bradikardia, AV block, CHF Nifedipin jgn digunakanLanjutan
Golongan ObatTidak direkomendasi/Efek Samping4. DiuretikGolongan thiazidLoop diuretikHemat kalium Hipokalemia Hiponatremia Gangguan fungsi hati Gout5. Vasodilator Direct Jangan digunakan kecuali Nitropruside (hipertensi emergency)Pengobatan Hipertensi JNC 7
HIPERTENSI KRISIS
Definisi Menurut T.Mudwal
Hipertensi krisis adalah suatu keadaan dimana tekanan darah harus diturunkan dengan cepat untuk menghindarkan perburukan keadaan pasien
Hipertensi emergency adalah suatu keadaan dimana tekanan darah harus diturunkan dalam tempo paling lama 2 jam dengan target turunnya tekanan darah sebanyak 25% dari MAP
Hipertensi Urgency adalah suatu keadaan dimana tekanan darah harus diturunkan paling lama 24 jam dengan target turunnya tekanan darah 25% dari MAP
Manifestasi klinis
NeurologiSakit kepala, hilang/kabur penglihatan, kejang, gangguan kesadaran (somnolen, spoor, koma).MataFunduskopi berupa perdarahan retina, eksudat retina, edema papil.KardiovaskularNyeri dada, edema paruGinjalAzotemia, proteinuria, oliguriaFaktor Resiko
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi tidak teratur.
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka berat, phaeochromocytoma, penyakit kolagen, penyakit vascular, trauma kepala.
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal.
Pengobatan Hipertensi Krisis
Furosemid injeksi 1 ampul
Captopril 25 mg sublingual (jika pasien sadar), cek tensi tiap setengah jam, pemberian captopril sublinguan dapat diulang s/d 4x
Diltiazem injeksi bolus IV 0,25 mg/kgBB (10mg-12,5mg). Berikan diltiazem injeksi 5-10mg tiap 1 jam atau 1 ampul diltiazem (50mg) dimasukkan dalam infus cairan 250cc dan berikan selama 6 jam. Bila tensi tidak turun dalam tempo setengah ja, naikkan tetesan infus menjadi 4 jam
Lanjutan
Apabila telah tercapai target tetesan diltiazem dapat diperlambat, misalnya 1 ampul diltiazem dengan cairan infus 250cc selama 12 jam
Captopril oral 2x25mg atau 3x25mg. Captopril jgn diberikan bila kadar kalium darah >5,5. Berikan obat anti hipertensi lain, termasuk juga hitrin (alfa blocker) dengtan dosis langsung 2x1 mg atau 2x2 mg
Setelah 2 jampertama, cek tensi tiap jam. Bila sistolik >200 atau dan diastolik >120 berikan captopril sublingual. Bila tetap tinggi tetesan diltiazem dapat dinaikkan kembali dan obat oral ditambah lagi