Upload
hardi
View
80
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
waham dan skizofrenia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sebutkan definisi waham dan jenis-jenis waham ?
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai
dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang
lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol
Jenis Waham Pengertian Prilaku Pasien
Waham kebesaran Keyakinan secara
berlebihan bahawa dirinya
memiliki kekuatan khusus
atau kelebihan yang berbeda
Dengan orang lain,
diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
“Saya ini pejabat di
kementrian semarang!”
“Saya punya perusahaan
paling besar lho “.
Waham agama Keyakinan terhadap suatu
agama secara berlebihan,
diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
“ Saya adalah tuhan yang
bisa menguasai dan
mengendalikan semua
makhluk”.
Waham curiga Keyakinan seorang atau
sekelompok orang yang
mau merugikan atau
mencederai dirinya,
diucapkan berulang ulang
tetepi tidak sesuai dengan
kenyataan.
“Saya tahu mereka mau
menghancurkan saya,
karena iri dengan
kesuksesan saya”
Waham somatik Keyakinan seseorang bahwa
tubuh atau bagian tubuhnya
“Saya menderita kangker”
padahal dari hasil
LBM II Page 3
terserang penyakit,
diucapkan berulang ulang
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
pemeriksaan lab tidak
terdapat sel kangker dalam
tubuhnya
Waham nihlistik Keyakinan seseorang bahwa
dirinya sudah meninggal
dunia, diucapkan berulang
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
“Ini saya berada dialam
kubur ya? Ini semua yang
ada disini adalah roh
rohnya”
2. Apa saja Factor yang mempengaruhi gangguan kejiwaan ?
Belum ditemukan etilogi yang pasti mengenai skizofrenia. Ada beberapa hasil
penelitian yang dilaporkan saat ini yang mempengaruhi yaitu :
A. Faktor Biologi
Tidak ada gangguan fungsional dan struktur yang patognomonik ditemukan
pada penderita skizofrenia. Meskipun demikian beberapa gangguan organik dapat
terlihat (telah direplika dan dibandingkan) pada sub populasi pasien. Gangguan yang
paling banyak dijumpai yaitu pelebaran ventrikel tiga dan lateral yang stabil yang
kadang-kadang sudah terlihat sebelum awitan penyakit; atropi bilateral lobus temporal
medial dan lebih spesifik yaitu girus parahipokampus, hipokampus dan amigdala;
disorientasi spasial set piramid hipokampu; dan penurunan volume korteks prefrontal
dorsolateral. Beberapa penelitian melaporkan bahwa semua perubahan ini tampaknya
statis dan telah dibawa sejak lahir (tidak ada gliosis), dan pada beberapa kasus
perjalanannya progresif. Lokasinya menunjukkan gangguan perilaku yang ditemui
pada skizofrenia; misalnya, gangguan hipokampus dikaitkan dengan impermen
memori dan atropi lobus frontalis dihubungkan dengan simptom negatif skizofrenia.
Penemuan lain yaitu adanya antibodi sitomegalovirus dalam cairan serebrospinal
(CSS), limposit atipikal tipe P (terstimulasi), gangguan fungsi hemisfer kiri, gangguan
transmisi dan pengurangan ukuran korpus kalosum, pengecilan vermis serebri,
penurunan aliran darah dan metabolisme glukosa di lobus frontal (dilihat dengan PEI),
kelainan EEG, EP P300 auditorik (dengan EEG), sulit memusatkan perhatian, dan
perlambatan waktu reaksi, serta berkurangnya kemampuan menamakan Benda.
LBM II Page 4
Pada individu yang berkembang menjadi skizofrenia terdapat peningkatan
insiden komplikasi persalinan {prematur, berat badan lahir rendah (BBRL), lahir pada
masa epidemi influenza} , lebih besar kecenderungan lahir pada akhir musim dingin
atau awal musim panas, dan terdapat gangguan neurologi minor. Kemaknaan
penemuan-penemuan ini belum diketahui. Bagaimanapun, ini menunjukkan adanya
dasar biologik dan heterogenitas skizofrenia.
B. Faktor Biokimia
Etiologi biokimia skizofrenia belum diketahui. Hipotesis yang paling banyak
yaitu adanya gangguan neurotransmiter sentral yaitu terjadinya peningkatan aktivitas
dopamin sentral (hipotesis dopamin). Hipotesis ini dibuat berdasarkan tiga penemuan
utama:
Efektivitas obat-obat neuroleptik (misalnya fenotiazin) pada skizofrenia, bekerja
memblok reseptor dopamin pasca sinaps (tipe D2).
Terjadinya psikosis akibat penggunaan amfetamin. Psikosis yang terjadi sukar
dibedakan, secara klinik, dengan psikosis skizofrenia paranoid akut. Amfetamin
melepaskan dopamin sentral. Selain itu, amfetamin juga memperburuk
skizofrenia.
Adanya peningkatan jumlah reseptor D2 di nukleus kaudatus, nukleus akumben,
dan putamen pada skizofrenia.
Penelitian reseptor D1, D5, dan D4, saat ini, tidak banyak memberikan hasil.
Teori lain yaitu peningkatan serotonin di susunan saraf pusat (terutama 5-HT2A) dan
kelebihan NE di forebrain limbik (terjadi pada beberapa penderita skizofrenia).
Setelah pemberian obat yang bersifat antagonis terhadap neurotransmiter tersebut
terjadi perbaikan klinik skizofrenia.
C. Faktor Genetika
Skizofrenia mempunyai komponen yang diturunkan secara signifikan,
kompleks dan poligen.1° Sesuai dengan penelitian hubungan darah (konsanguinitas),
skizofrenia adalah gangguan bersifat keluarga (misalnya; terdapat dalam keluarga).
LBM II Page 5
Semakin dekat hubungan kekerabatan semakin tinggi risiko. Pada penelitian anak
kembar, kembar monozigot mempunyai risiko 4-6 kali lebih sering menjadi sakit bila
dibandingkan dengan kembar dizigot. Pada penelitian adopsi, anak yang mempunyai
orang tua skizofrenia diadopsi , waktu lahir, oleh keluarga normal, peningkatan angka
sakitnya sama dengan bila anak-anak tersebut disuruh sendiri oleh orang tuanya yang
skizofrenia. (lihat tabel).
Frekuensi kejadian gangguan non-
psikotik meningkat pada keluarga skizofrenia
dan secara genetik dikaitkan dengan
gangguan kepribadian ambang dan skizotipal
(gangguan spektrum skizofrenia), gangguan
obsesif-kompulsif, dan kemungkinan
dihubungkan dengan gangguan kepribadian
paranoid dan antisosial.
D. Faktor keluarga
Kekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam
menimbulkan kekambuhan dan mem-pertahankan remisi. Pasien yang pulang ke
rumah sering relaps pada tahun berikutnya bila dibandingkan dengan pasien yang
ditempatkan di residensial. Pasien yang berisiko adalah pasien yang tinggal bersama
keluarga yang hostilitas, memperlihatkan kecemasan yang berebihan, sangat protektif
terhadap pasien, terlalu ikut campur, sangat pengeritik (disebut Ekspresi Emosi
tinggi). Pasien skizofrenia sering tidak "dibebaskan" oleh keluarganya.
Beberapa peneliti mengidentifikasi suatu cara komunikasi yang patologi dan
aneh pada keluarga-keluarga skizofrenia. Komunikasi sering samar-samar atau tidak
jelas dan sedikit tak logis. Pada tahun 1956, Betson' menggambarkan suatu
karakteristik "ikatan ganda" yaitu pasien sering diminta oleh anggota keluarga untuk
merespons pesan yang bentuknya kontradiksi sehingga membingungkan. Penelitian
terbaru menyatakan bahwa pola komunikasi keluarga tersebut mungkin disebabkan
oleh dampak memiliki anak skizofrenia.
3. Bagaimana Hubungan gangguan yang dialami ayah klien dengan kondisi anaknya ?
LBM II Page 6
Pasien dan Ayahnya memiliki hubungan yang menyebabkan pasien bisa mengalami
kondisi gangguan jiwa, karena pada dasarnya gangguan jiwa yang dialami pasien adalah
karena dua faktor pencetus dari ayahnya yaitu keadaan ayahnya yang sering marah marah
kepada pasien dan melarangnya untuk bergaul dengan laki laki.
Seperti yang dijelaskan pada soal nomer 3, bahwa faktor keluarga berpengaruh
terhadap gangguan kejiwaan
Faktor keluarga
Kekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan
kekambuhan dan mem-pertahankan remisi. Pasien yang pulang ke rumah sering relaps
pada tahun berikutnya bila dibandingkan dengan pasien yang ditempatkan di residensial.
Pasien yang berisiko adalah pasien yang tinggal bersama keluarga yang hostilitas,
memperlihatkan kecemasan yang berebihan, sangat protektif terhadap pasien, terlalu ikut
campur, sangat pengeritik (disebut Ekspresi Emosi tinggi). Pasien skizofrenia sering tidak
"dibebaskan" oleh keluarganya.
Beberapa peneliti mengidentifikasi suatu cara komunikasi yang patologi dan aneh
pada keluarga-keluarga skizofrenia. Komunikasi sering samar-samar atau tidak jelas dan
sedikit tak logis. Pada tahun 1956, Betson' menggambarkan suatu karakteristik "ikatan
ganda" yaitu pasien sering diminta oleh anggota keluarga untuk merespons pesan yang
bentuknya kontradiksi sehingga membingungkan. Penelitian terbaru menyatakan bahwa
pola komunikasi keluarga tersebut mungkin disebabkan oleh dampak memiliki anak
skizofrenia.
4. Bagaimana cara penegakan diagnosis kerja dari scenario ?
Gejala yang ada pada ayah klien : Marah-marah terhadap klien, memukul klien,
melarang klien saat dekat dengan laki-laki, jadi berdasarkan gejala di atas dapat kita
simpulkan bahwa ayah klien mengalami skizofrenia yang tak terinci (undifferentiated).
Dimana pedoman diagnostic skizofrenia yang tak terinci (undifferentiated) menurut
PPDGJ-III adalah sebagai berikut :
Memenuhi criteria umum untuk diagnosis skizofrenia
LBM II Page 7
Tidak memenuhi criteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik,
atau katatonik.
Tidak memenuhi criteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca
skizofrenia.
Gejala yang ada pada klien : mengurung diri di kamar, tidak pernah lagi masuk
kerja, tertawa tawa sendiri, marah-marah, berkata kotor, jarang mandi, mengamuk
dirumah tetangga, ketika ada tamu atau keluarga yang datang merupakan suaminya,
pergi dari rumah.
jadi berdasarkan gejala di atas dapat kita simpulkan bahwa klien mengalami
skizofrenia Hebefrenik.
Dimana pedoman diagnostic skizofrenia Hebefrenik menurut PPDGJ-III adalah
sebagai berikut :
Memenuhi criteria umum diagnosis skizofrenia.
Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya di tegakan pada usia remaja
atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun.)
Kepribadian premorbid menunjukan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri,
namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.
Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya di perlukan
pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulanlamanya, untuk memastikan bahwa
gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan:
Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta
mannerism, ada kecendrungan untuk selalu menyendiri, dan
perilakumenunjukan hampa tujuan dan hampa perasaan.
Afekpasien dangkal (shallow) dan tidak wajar, sering disertai oleh
cekikan, atau perasaan puas diri, senyum sendiri, tertawa.tinggi hati,
menyeringai, ungkapan kata yang di ulang ulang.
Proses piker mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu,
serta inkoheren.
Gangguan afektif dan dorongan khendak, serta ganggguan proses pikir umumnya
menonjol. Halusinasidan waham mungkin adatetapi biasanya tidak menonjol,
dorongan khendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran
LBM II Page 8
ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku
tanpa tujuan, dan tanpa maksud. Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat
di buat buat terhadap agam, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar
orang memahami jalan pikiran pasien.
5. Apa saja klasifikasi gangguan kejiwaan yang berkaiatan dalam skenario dan Apa saja
jenis gejalanya?
Menurut PPDGJ-III ada beberapa klasifikasi gangguan kejiwaan dinataranya yaitu :
Skizofrenia Paranoid :
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia2. Sebagai tambahan:
Halusinasi dan/ waham arus menonjol;a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.
Skizofrenia Hebefrenik :
1. Memenuhi Kriteria umum diagnosis skizofrenia2. Diagnosis hebefrenik untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja
atau dewasa muda (onset biasanya 15-25 tahun).3. Kepribadian premorbid menunjukan pemalu dan senang menyendiri (solitary),
namun tidak harus demikian untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini
4. Untuk meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :
a. perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta manerisme, ada kecenderungan untuk menyendiri (solitaris) dan perilaku menunjukan hampa tujuan dan hampa perasaan.
LBM II Page 9
b. Afek pasien yang dangkal (shallow) tidak wajar (inaproriate), sering disertai oleh cekikikan (gigling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum-senyum sendiri (self absorbed smiling) atau sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa menyerigai, (grimaces), manneriwme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondriakalI dan ungkapan dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases), dan
c. proses pikir yang mengalamu disorganisasi dan pembicaraan yang tak menentu (rambling) dan inkoherens
5. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir biasanya menonjol, halusinasi dan waham biasanya ada tapi tidak menonjol ) fleeting and fragmentaty delusion and hallucinations, dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determnation) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga prilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose) Tujuan aimless tdan tampa maksud (empty of puspose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal, dan bersifat dibuat-buar terhadap agama, filsafat, dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.
Skizofrenia Tak terinci (undifferentiated)
1. Memenuhi kriteria umu untuk diagnosa skizofrenia2. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik.’3. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca
skiszofrenia
Skizofrenia Residual
Untuk suatu diagnostik yang menyakinkan , persyaratan berikut harus di penuhi semua:
a. Gejala “Negatif” dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktifitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketidak adaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk, seperti ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri, dan kinerja sosial yang buruk.
b. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosa skizofrenia
c. Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia
d. Tidak terdapat dementia, atau penyakit/gangguan otak organik lainnya, depresi kronis atau institusionla yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut.
LBM II Page 10
Skizofrenia Simpleks
1. Skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan berlahan dan progresif dari:
a. gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik. Dan
b. disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial.
2. Gangguan ini kurang jelas gejala psokotiknya dibanding dengan sub type skisofrenia lainnya.
6. Kenapa bisa muncul gejala-gejala pada scenario ?
Gejala gangguan jiwa yang muncul terhadap pasien diatas dapat timbul karena
beberapa faktor pencetus yaitu Ayahnya yang marah-marah terhadap klien, memukul
klien, melarang klien saat dekat dengan laki-laki, karena faktor ini merupakan faktor yang
mempengaruhi kondisi psikis pasien seperti yang disebutkan pada permasalahan nomer 3
yaitu Kekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan
kekambuhan dan mem-pertahankan remisi. Pasien yang pulang ke rumah sering relaps
pada tahun berikutnya bila dibandingkan dengan pasien yang ditempatkan di residensial.
Pasien yang berisiko adalah pasien yang tinggal bersama keluarga yang hostilitas,
memperlihatkan kecemasan yang berebihan, sangat protektif terhadap pasien, terlalu ikut
campur, sangat pengeritik (disebut Ekspresi Emosi tinggi). Pasien skizofrenia sering tidak
"dibebaskan" oleh keluarganya.
Beberapa peneliti mengidentifikasi suatu cara komunikasi yang patologi dan aneh
pada keluarga-keluarga skizofrenia. Komunikasi sering samar-samar atau tidak jelas dan
sedikit tak logis. Pada tahun 1956, Betson' menggambarkan suatu karakteristik "ikatan
ganda" yaitu pasien sering diminta oleh anggota keluarga untuk merespons pesan yang
bentuknya kontradiksi sehingga membingungkan. Penelitian terbaru menyatakan bahwa
pola komunikasi keluarga tersebut mungkin disebabkan oleh dampak memiliki anak
skizofrenia.
7. Apa itu symptome (+) dan (-) ? Dan disorganisasi skizofren?
LBM II Page 11
Simptom skizofrenia dibagi kedalam 3 kategori yaitu: simptom positif, simptom
negatif, dan disorganisasi.
1. Simptom positif
Simptom positif mencakup hal-hal yang berlebihan distorsi, seperti halusinasi,
delusi, gangguan berfikir, dan afek tidak sesuai. Simptom-simptom ini sebagian
besarnya, menjadi ciri suatu episode akut skizofrenia.
a. Halusinasi adalah suatu pengalaman indrawi tanpa adanya stimulasi dari
lingkungan. Yang paling sering terjadi adalah halusinasi auditori, bukan
visual; 74 % dari sampel menuturkan mengalami halusinasi auditori (Sartorius
dkk, 1970)
b. Delusi adalah keyakinan yang berlawanan dengan kenyataan, semacam ini
merupakan simptom-simptom positif yang umum pada skizofrenia.
2. Simptom negatif
Simptom-simptom negatif cendrung bertahan melampaui suatu episode akut
dan memiliki efek parah terhadap kehidupan orang dengan skizofrenia. Simptom-
simptom ini penting secara prognostik; banyaknya simptom negatif merupakan
prediktor kuat terhadap kualitas hidup rendah. Contohnya :
a. Avolition (apati) kondisi kurangnya energy dan ketiadaan minat atau
ketidakmampuan untuk tekun melakukan apa yang biasanya merupakan
aktivitas rutin. Misalnya: menjaga kebersihan diri dan mengalami kesulitan
untuk tekun dalam beraktivitas seperti sekolah, bekerja, dan pekerjaan rumah
tangga.
b. Alogia suatu gangguan pikiran negatif, alogia dapat terwujud dalam
beberapa bentuk. Misalnya: miskin percakapan, jumlah percakapan memadai
namun hanya mengandung sedikit informasi dan cendrung membingungkan
serta diulang-ulang.
c. Anhedoniaketidakmampuan untuk merasakan kesenangan yang tercermin
dalam kurangnya minat dalam berbagai aktivitas rekreasional, gagal untuk
mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain, kurangnya minat dalam
hubungan seks.
d. Afek datar pada orang dengan skizofrenia yang memiliki afek datar hampir
tidak ada stimulus yang dapat memunculkan respon emosional. Orang dengan
skizofrenia menatap dengan pandangan kosong, otot-otot wajah kendur.
LBM II Page 12
Ketika diajak berbicara, orang dengan skizofrenia hanya menjawab dengan
suara datar dan tanpa nada.
e. Asosialitas ketidakmampuan yang parah dalam hubungan sosial, mereka
hanya memiliki sedikit teman, keterampiln sosial yang rendah, dan sangat
kurang minatnya untuk berkumpul bersama orang lain.
3. Simptom Disorganisasi
Disorganisasi pembicaraan (gangguan berfikir formal) merujuk
pada masalah dalam mengorganisasi berbagai pemikiran dan dalam
berbicara sehingga pendengar dapat memahaminya. Misalnya: inkoherensi
yang terjadi dalam suatu percakapan, meskipun orang dengan skizofrenia
berulang kali merujuk pada beberapa pemikiran atau tema sentral, berbagai
citra dan potongan pikiran tidak saling berhubungan, sulit untuk
memahami dengan pasti apa yang akan disampaikan oleh orang dengan
skizofrenia kepada pewawancara.
Perilaku aneh (bizzare) perilaku aneh terwujud dalam banyak
bentuk. Orang dengan skizofrenia dapat meledak dalam kemarahan atau
konfrontasi singkat yang tidak dapat dimengerti, memakai pakaian yang
tidak biasa, bertingkah laku seperti anak-anak atau gaya yang konyol,
menyimpan makanan, mengumpulkan sampah, atau melakukan aktivitas
seksual yang tidak pantas seperti masturbasi di tempat umum.3
8. Apa itu hendaya dan bagaimana contohnya ?
Hendaya (impairment) adalah kehilangan atau abnormalitas fungsi dimanisfestasi
secara psikologi oleh gangguan fungsi mental seperti daya ingat, perhatian dan fungsi
emosi.
Macam-macam hendaya :
Hendaya fungsi peran. contoh : tidak mau sekolah, menarik diri dari
lingkungan social.
Hendaya pemanfaatan waktu luang. contoh : tidak mau melakukan hobinya
seperti olah raga, musik, dll.
LBM II Page 13
Hendaya perawatan diri. contoh : tidak mau makan, minum, mandi.
9. Bagaimana tata laksana Skizofren? Obat apa yang diberikan pada scenario ? dan berapa
dosisnya ? dan Bagaimana cara edukasi pada pasien skizofren?
Penatalaksanaan :
Dasar pengobatan secara holistik, yaitu:
A. Somatoterapi:
Perbaiki keadaan umum
Pemberian anti psikotik dan monitoring efek samping obat seperti tabel berikut :
1. Neuroleptik tipikal (konvensional)
Neuroleptik dosis efektif tinggi (diberikan dalam dosis terbagi 2 — 3 kali/hari).
Neruoleptik dosis efektif rendah (diberikan dalam dosis terbagi 1 — 2 kali/ harp.
Fluphenazine depot: 25 mg/4 minggu per injeksi im atau haloperidol decanoat.
2. Neuroleptik atipikal (novel)
LBM II Page 14
Pemberian antipsikotika perlu waktu yang lama. Serangan akut pertama kali
diperlukan terapi rumatan 1-2 tahun setelah remisi. Untuk kekambuhan kedua
kali diperlukan terapi rumatan 5 tahun setelah remisi.
3. Terapi Elektrokonvulsi kalau perlu (gaduh-gelisah atau stupor yang berat)
B. Psikoterapi:
untuk memperkuat fungsi ego dengan cara psikoterapi suportif.
agar penderita dapat bersosialisasi.
C. Manipulasi lingkungan dilakukan agar lingkungan dapat:
memahami dan menerima keadaan penderita.
membimbing pasien dalam kehidupan sehari-hari, memberi kesibukan atau
pekerjaan.
mengawasi minum obat secara teratur dan terus-menerus serta membawa pasien
untuk pemeriksaan ulang.
Kesembuhan pasien skizofrenia dapat berupa:
1. Kesembuhan total (total recovery): mungkin sembuh setrusnya, mungkin
kambuh 1-2 kali.
2. Kesembuhan social (social recovery)
3. Keadaan kronis yang stabil (stable chronicity)
LBM II Page 15
4. Terjadi deteriorasi
10. Apakah orang dengan skizofren dapat kembali normal?
Seorang dengan skizofren dapat kembali normal, tergantung dari tingkat keparahan
gangguan jiwa yang dialami pasien tersebut seperti yang dijelaskan dalam tabel dibawah
ini.
Prognosis Baik Prognosis Buruk
Onset lambat
Faktor pencetus yang jelas
Onset akut
Riwayat sosial, seksual dan
pekerjaan premorbid yang baik
Gejala gangguan mood (terutama
gangguan depresif)
Menikah
Riwayat keluarga gangguan mood
Sistem pendukung yang baik
Gejala positif
Onset cepat
Tidak ada factor pencetus
Onset tidak jelas
Riwayat social dan pekerjaan
premorbid yang buruk
Prilaku menarik diri atau autistic
Tidak menikah, bercerai atau janda/
duda
Sistem pendukung yang buruk
Gejala negatif
Tanda dan gejala neurologist
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam 3 tahun
Banyak relaps
Riwayat penyerangan
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa lebih dari periode 5 sampai 10
tahun setelah perawatan psikiatrik pertama kali di rumah sakit karena skiofrenia, hanya
kira-kira 10-20 % pasien dapat digambarkan memliki hasil yang baik.Lebih dari 50%
pasien dapat digambarkan memiliki hasil yang buruk, dengan perawatan di rumah sakit
yang berulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood berat, dan usaha bunuh diri.
Walaupun angka-angka yang kurang bagus tersebut, skizofrenia memang tidak selalu
memiliki perjalanan penyakit yang buruk, dan sejumlah faktor telah dihubungkan dengan
prognosis yang baik.
LBM II Page 16
Rentang angka pemulihan yang dilaporkan didialam literatur adalah dari 10-60%
dan perkiraan yang beralasan adalah bahwa 20-30% dari semua pasien skizofrenia
mampu untuk menjalani kehidupan yang agak normal. Kira-kira 20-30% dari pasien terus
mengalami gejala yang sedang,dan 40-60% dari pasien terus terganggu scara bermakna
oleh gangguannya selama seluruh hidupnya.
Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada:
1. Usia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk.
2. Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik.
3. Tipe skizofrenia: episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik.
4. Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat.
5. Ada atau tidaknya faktor pencetusnya: jika ada lebih baik.
6. Ada atau tidaknya faktor keturunan: jika ada lebih jelek.
7. Kepribadian prepsikotik: jika skizoid, skizotim atau introvred lebih jelek.
8. Keadaan sosial ekonomi: bila rendah lebih jelek.
LBM II Page 17