31
Dr. Shinta Brisma, SpKJ Skizofrenia, Gangguan Waham, Psikotik Akut, dan Skizoafektif

Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri

Citation preview

Page 1: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Dr. Shinta Brisma, SpKJ

Skizofrenia, Gangguan Waham, Psikotik Akut, dan Skizoafektif

Page 2: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

SkizofreniaSkizofrenia

Sejarah: Sejarah skizofrenia sejalan dengan

sejarah psikiatri Sudah dikenal berabad-abad, namun

sekitar 100 th lalu dikenal di kepustakaan

2 tokoh kunci skizofrenia:1. Emil Kraepelin (1856-1926)2. Eugen Bleuler (1857-1939)

Page 3: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Benedict A. Morel (1809-1873) Demense precoce : Pasien yang memburuk

penyakitnya sejak remaja

Karl Ludwig Kahlbaum (1828-1899) Gejala katatonik Ewol Hecker (1843-1909) Perilaku kacau (bizzare) pd hebefrenik

Page 4: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

EMIL KRAEPELIN

Dementia precox karakteristik: gangguan proses kognitif yang jelas (dementia) Onset awal (precox) mengalami perjalanan panjang yang memburuk Gejala klinis: halusinasi dan waham Intinya: kecenderungan kemunduran (deterioration),

yaitu emotional dullness, withdrawal/avolition & lost of inner unity

Page 5: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Eugen Bleuler

Istilah ‘skizofrenia’ Menggantikan istilah “Dementia Precox” “Schism”: perpecahan pikiran, emosi, dan

perilaku Perbedaan konsep tentang perjalanan

penyakit gejala keretakan proses pikir (fragmented thinking) & inability to relate external world

Page 6: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Data Epidemiologi

1. Jenis Kelamin: laki-laki & wanita sama

Studi: laki-laki >>> gejala negatif

2. Usia: Puncak onset laki-laki 15-25 th Puncak onset perempuan 25-35 th

Page 7: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

3. distribusi geografisTidak sama diseluruh dunia Prevalensi di Timur Laut & Barat Amerika

Serikat lebih tinggi

4. Bunuh Diri 20%-50% penderita skizofrenia mencoba

bunuh diri satu kali dlm hidup 10% mati karena bunuh diri

Page 8: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Kriteria Diagnostik ICD-10

Lama waktu pengamatan min. 1 bulanPsikopatologi yang dapat ditemukan :a. “thought echo”, “tought insertion atau

withdrawal”, dan “tought broadcasting”b. Waham dikendalikan, waham dipengaruhi,

atau pasifitasc. Halusinasi yang terus-menerus berkomentar

atau mendiskusikan pasien di antara mereka sendiri

d. Waham-waham menetap yang tidak sesuai dengan budayanya

e. Gejala-gejala negatif

Page 9: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Kriteria Diagnostik ICD-10

- Perjalanan Skizofrenia terus-menerus, episodik dgn kemunduran progresif atau defisit stabil, episodik berulang, remisi komplit atau inkomplit

- Periode pengamatan kurang dari satu tahun- Tidak ada penyakit otak- Tidak ada intoksikasi atau withdrawl obat

Page 10: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Skizofrenia Paranoid (F20.0)

- Gejala yang menonjol waham kejar yang berhubungan dgn halusinasi auditorik

- Gejala yang tidak menonjol bicara terdisorganisasi, afek datar atau tdk sesuai, perilaku terdisorganisasi atau katatonik

Page 11: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Skizofrenia Hebefrenik (F20.1)

- Diperlukan pengamatan 2-3 bulan lamanya memastikan bahwa gejala berikut bertahan :

- Gejala yang menonjol Gangguan afek (dangkal dan

inappropriate ), sering disertai gigling, tertawa menyeringai, ungkapan kata yg diulang-ulang.

- Halusinasi dan waham ada tp tidak menonjol- Kekacauan pada pembicaraan (inkoheren)- Perilaku yang tidak bertanggungjawab/ tidak bertujuan. - Adanya kecenderungan isolasi sosial- Prognosis buruk gejala negatif, afek datar, hilang

kemauan- Onset biasanya remaja atau dewasa muda ( mulai usia 15-

25 th ).

Page 12: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Skizofrenia Katatonik (F20.2)

Gejala motorik yang menonjol mendominasi : Stupor ( kurang reaktivitas terhadap lingkungan

ataupun respon aktivitas spontan) Gaduh gelisah (aktivitas motorik tidak bertujuan Kepatuhan otomatis terhadap perintah,

pengulangan kata-kata Negativisme Posisi tubuh tertentu yang tidak wajar Rigiditas Fleksibilitas cerea

Page 13: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Skizofrenia Tak Terinci (F20.3)

- Atypical skizofrenia- Memenuhi kriteria Skizofrenia tetapi tidak

memenuhi salah satu subtipe F20.0-F20.2- Tidak memenuhi kriteria skizofrenia

residual, ataupun depresi pasca skizofenia

Page 14: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4)

- Adanya episode depresi akibat skizofrenia yang diderita ( pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bulan terakhir)

- Beberapa gejala skizofrenia ada tapi tdk mendominasi

- Gejala depresi menonjol dan mengganggu telah ada sedikitnya selama 2 minggu.

- Bila gejala skizofrenia tdk ada lagi Episode depresi (F32.-)

- Bila gejala skizofrenia menonjol subtype skizofrenia yang sesuai (F20.0-F20.3)

Page 15: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Skizofrenia Residual (F20.5)

- Ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lalu dan memenuhi diagnosa skizofrenia namun tidak lagi menunjukan gejala-gejala psikotik

- Pasien menunjukan gejala-gejala negatif dari skizofrenia yang menonjol sedikitnya lebih 1 tahun residual

- Tidak terdapat dimensia ataupun gangguan otak lainnya, depresi kronis.

Page 16: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Skizofrenia Residual (F20.5)

Gejala negatif yang menonjolperlambatan psikomotor, aktivitas menurun,afek tumpul, sikap pasif, tdk inisiatif, kemiskinan kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk

Page 17: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Skizofrenia Simpleks (F20.6)

Adanya perubahan perilaku pribadi yang bermakna kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, penarikan diri secara sosial

Gejala negatif dari skizofrenia residual tanpa didahului gejala klinik psikotik halusinasi, waham

Page 18: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Skizofrenia Lainnya (F20.8)

Schizophreniform Gejala-gejalanya muncul dan hilang secara

tiba-tiba Gejala-gejalanya biasanya lebih kacau dan

“akut” Penyesuaian premorbidnya baik dan kembali

berfungsi baik setelah penyembuhan.

Skizofrenia YTT(F20.9)

Page 19: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

PROGNOSISCiri-ciri Prognosis Baik

1. Late onset2. Onset akut3. Faktor pencetus yang jelas4. Riwayat premorbid baik dalam sosial,

seksual dan pekerjaan5. Dijumpai simptom depresi6. Menikah7. Riwayat keluarga dengan gangguan mood8. Sistem support yang baik9. Gambaran klinis simptom positif

Page 20: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

PROGNOSISCiri-ciri Prognosis Buruk

1. Onset usia muda2. Onset perlahan dan tidak jelas3. Tidak ada faktor pencetus4. Riwayat premorbid jelek5. Perilaku menarik diri atau autistik6. Belum menikah atau telah bercerai7. Riwayat keluarga skizofrenia8. Sistem support yang buruk9. Gambaran klinis adalah simptom negatif10. Riwayat trauma perinatal11. Tidak ada remisi selama 3 tahun terapi12. Sering kambuh13. Riwayat skizorenia sebelumnya

Page 21: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Perjalanan longitudinal : satu tahun setelah onset awal gejala fase aktif:

- Episode tunggal dalam remisi parsial

- Episode tunggal remisi penuh

Page 22: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Gangguan WahamGangguan Waham

Pasien tidak memperlihatkan gangguan pikiran dan mood yang pervasif seperti yang ditemukan pada kondisi psikotik lainnya.

Tidak ada afek datar atau afek tidak serasi, halusinasi yang menonjol, atau waham aneh yang nyata.

Pasien memiliki satu atau beberapa waham, sering berupa waham kejar dan ketidaksetiaan dan dapat juga berbentuk waham kebesaran, somatik, erotomania yang:

biasanya spesifik (misal, melibatkan orang, kelompok dan tempat, atau aktivitas tertentu)

Biasanya terorganisasi dengan baik – dapat menjelaskan hal detail secara rinci.

Biasanya waham kebesaran

Wahamnya tidak cukup aneh untuk mengesankan gejala skizofrenia.

Page 23: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Gangguan Psikotik SingkatGangguan Psikotik Singkat

Pasien yang mengalami episode psikotik akut yang berlangsung lebih dari satu hari, tetapi kurang dari 1 bulan baik dengan stressor yang jelas ataupun tanpa stressor yang jelas.

Penderita gangguan psikotik ini sangat kacau dan dramatik dengan labilitas emosi yang menonjol, perilaku aneh, bingung, dan pembicaraan inkoheren, disorientasi sementara, kehilangan daya ingat, dan/atau halusinasi dan waham yang singkat tetapi sangat mencolok

Page 24: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

SKIZOAFEKTIF Gangguan ini dibuat apabila adanya gejala skizofrenia dan

gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultan).

EPIDEMIOLOGI Prevalensi seumur hidup < 1% (0,5-0-,8%) Dalam praktek klinik diagnosis awal skizoafektif sering digunakan ketika diagnosis belum pasti. Perbedaan umur dan jenis kelamin Tipe depresi orang tua > muda. Tipe bipolar dewasa muda > orang tua. Pria < wanita, usia wanita > pria. Pria perilaku antisosial & afek tumpul/ datar.

Page 25: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

GAMBARAN KLINIS & DIAGNOSIS

BERDASARKAN DSM-IV-TR

AA. Suatu episode perjalanan penyakit yg berlanjut, terkadang ada satu episode depresi mayor, episode manik, atau epis. campuran bersamaan dengan gejala yg memenuhi kriteria A skizofrenia.

Cat : Ep. Depresi mayor memenuhi kriteria A1 : mood terdepresi.

Page 26: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

B Selama periode penyakit yg sama, adanya waham & halusinasi untuk sedikitnya 2 mg setelah menghilangnya gejala mood yg menonjol.C. Gejala yg memenuhi kriteria untuk episode mood hadir secara substansial terbagi dari total durasi meliputi periode aktif dan residual .

Page 27: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

BERDASARKAN DSM-IV-TR ______________________________________ D. Gangguan bukan disebabkan efek fisologis langsung dari zat (drug abuse, a medication) a/ kondisi medis umum.

Spesifikasi tipe : Tipe bipolar : jika gangguan meliputi episode manik atau campuran. Tipe depresi : jika gangguan hanya merupakan episode depresi mayor.____________________________________

Page 28: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Skizoafektif tipe manik ( ICD X)

Diagnosa digunakan untuk episode skizoafektif tipe manik baik episode tunggal maupun berulang

Afek harus meningkat secara menonjol atau afek yang tidak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.

Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau dua gejala skizofrenia.

Page 29: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

Skizoafektif tipe depresi (ICD X)

Episode depresi tunggal maupun berulang

Afek depresi harus menonjol Dalam episode yang sama harus

ada satu atau dua gejala dari skizofrenia

Page 30: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding meliputi semua yg dipertimbangkan utk g. mood & skizofrenia. Kondisi medis dan pengobatan a/ keduanya menyebabkan Psikotik & G. mood.

contoh : SLE terapi kortikosteroid dosis tinggi Kecurigaan adanya kelainan neurologi disingkirkan dgn pemeriksaan CT Scan & EEG. contoh : epilepsi

Page 31: Dr. Shinta - Skizofrenia, Gangguan Waham, Gangguan Psikotik Sementara, Skizoafektif