Upload
ngokhue
View
275
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 49
V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisa Hasil
Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat,
biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya
perphase-nya yang dilakukan selama satu tahun dalam kegiatan panen dan pasca
panen di PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1), Fashe 2A.
- Luas lahan : Phase 2A, luas lahan 517,75 Ha
- Frekuensi per tahun : Setiap hari pekerjaan panen dilakukan kecuali hari
libur .
Tabel 3. Rencana produksi di PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1) tahun 2015
No Bulan Produksi (ton) Target Pencapaian
Produksi (kg) Produksi 2015
1. Januari 1.052 1.052.000 1.031.020
2. Februari 849 849.000 914.620
3. Maret 1.172 1.172.000 1.091.500
4. April 1.092 1.092.000 979.820
5. Mei 1.175 1.175.000 1.185.030
6. Juni 1.172 1.172.000 -
7. Juli 1.011 1.011.000 -
8. Agustus 1.132 1.132.000 -
9. September 1.172 1.172.000 -
10. Oktober 1.172 1.172.000 -
11. November 1.132 1.132.000 -
12. Desember 769 769.000 -
Jumlah 12.900 12.900.000 5.201.990
5.1.1. Biaya Penggunaan Bahan Panen dan Pasca Panen
Bahan yang digunakan dalam kegiatan panen dan pasca panen yaitu solar
sebagai bahan bakar alat pengangkut buah seperti Traktor dan dump truck.
Kebutuhan solar untuk Traktor dan Truk dilihat dari jumlah trip angkutan, rata-
rata jumlah trip dalam 1 hari yaitu 7 Trip dengan rata-rata jumlah hari kerja dalam
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 50
sebulan yaitu 26 hari didapatkan rata-rata jumlah trip dalam sebulan 182 dan
untuk 1 tahun menjadi 2.184 trip. Kebutuhan solar untuk Truk Rata-rata jarak
kebun ke pabrik pulang pergi untuk 1 trip yaitu 18 km ditambah dengan pulang
pergi workshop ke kebun rata-rata 8 km jadi total perjalanan truk perhari 134 km.
jadi jarak tempuh dump truk dalam sebulan 3.484 Km dan dalam setahun 41.808
km. Untuk dump truk 1 liter solar dapat menempuh jarak 4 km. jadi kebutuhan
solar pertahun sekitar 10.452 liter dan untuk perbulan sebanyak 871 liter.
Kebutuhan solar untuk Traktor setiap 1 Trip truk TBS dengan Muatan
rata-rata 6 Ton, traktor menempuh perjalanan 6 Km jadi apabila 7 trip menempuh
perjalanan sejauh 42 km dan ditambah dengan pulang pergi workshop ke kebun
rata-rata 8 km jadi total perjalanan Trakor perhari 50 km. jadi jarak tempuh traktor
dalam sebulan 1.300 Km dan dalam setahun 15.600 km. Untuk Traktor 1 liter
solar dapat menempuh jarak 5 km, jadi kebutuhan solar dalam setahun sekitar
3.120 liter dan dalam sebulan sebanyak 260 liter dan dengan Satu liter minyak
solar seharga Rp 12.800. Gambar truk menuju pabrik dapat dilihat pada Lampiran
3, Gambar L.
Tabel 4. Penggunaan bahan panen dan pasca panen
No Nama bahan Satuan Jumlah Harga (RP) Biaya (Rp)
1. Solar/ bulan Liter 1.131 12.800 14.476.800
2. Solar/ tahun Liter 13.572 12.800 173.721.600
5.1.2. Biaya Penggunaan Alat Panen dan Pasca Panen
Jumlah tenaga kerja panen yang terdapat di phase 2A sebanyak 37 orang
dan tenaga pemuat berjumlah 4 orang. Peralatan yang digunakan dalam panen
yaitu egrek, gerobak, gancu, kapak dan batu asah dengan jumlah yang dipakai
sebanyak jumlah tenaga kerja panen, sedangkan tojok diberikan untuk tenaga
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 51
pemuat sebanyak 4 unit. Semua peralatan tersebut memiliki usia ekonomis yang
berbeda-beda dan diberikan kepada pemanen dengan potongan 50%.
Tabel 5. Harga alat untuk tingkat karyawan panen perbulan
No Nama alat Satuan Harga (Rp) 50% Usia
Eko
Biaya
Perbulan
1. Egrek Unit 102.000 51.000 6 8.500
2. Batu asah Unit 6.000 3.000 6 500
3. Aluminium Pole 1,5 Unit 203.500 101.750 6 16.958
4. Aluminium Pole 1,25
Unit 150.000 75.000 6 12.500
5. Kapak Unit 78.500 39.250 6 6.542
6. Gerobak sorong Unit 360.000 180.000 24 7.500
7. Klem Egrek Unit 20.000 10.000 6 1.667
8. Gancu Unit 35.000 17.500 6 2.917
9. Tojok Unit 65.000 32.500 2 16.250
10. Truk Unit 256.000.000 - 180 1.422.222
11. Huck lift + Bin Unit 96.000.000 - 180 533.333
12. Traktor Unit 364.000.000 - 180 2.022.222
13. Scissor lift Unit 44.000.000 - 180 244.444
Jumlah
Catatan : Perusahaan membayar 50% untuk pemanen dan usia ekonomis dalam
Bulan
Tabel 6. Penggunaan alat panen dan pasca panen
No Nama alat Satuan Jumlah Harga (RP) Biaya (Rp)
1. Egrek Unit 37 8.500 314.500 2. Batu asah Unit 37 500 18.500
3. Aluminium Pole 1,5 Unit 37 16.958 627.446
4. Aluminium Pole 1,25 Unit 37 12.500 462.500
5. Kapak Unit 37 6.542 242.054
6. Gerobak sorong Unit 37 7.500 277.500
7. Klem Egrek Unit 37 1.667 61.679
8. Gancu Unit 37 2.917 107.929
9. Tojok Unit 4 16.250 65.000
10
.
Truk Unit 2 1.422.222 2.844.444
11
.
Huck lift + Bin Unit 2 533.333 1.066.666
12
.
Traktor Unit 2 2.022.222 4.044.444
13
.
Scissor lift Unit 2 244.444 488.888
Jumlah 10.621.550
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 52
5.1.3. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Panen dan Pasca Panen
a. Tenaga Panen dan Brondol
Upah untuk 1 ton TBS di pabrik = Rp. 50.000/ton
Upah untuk 1 Kg brondolan = Rp. 160/Kg
Rata-rata panen dalam satu hari adalah 42.000 kg, rata-rata untuk satu
bulan 1.092.000 kg dengan hari kerja 26 hari dalam satu bulan sedangkan untuk
setahun 13.104.000 kg. Biaya tenaga kerja ditentukan oleh jumlah tonase yang
dihasilkan dalam sehari apabila 42 ton berarti biaya panen yang dikeluarkan
perusahaan sebesar Rp 2.100.000,- biaya tersebut yang dibagikan untuk 37
pemanen dan dibagikan sesuai dengan jumlah tandan yang dihasilkan oleh
masing-masing pemanen. Gambar panen TBS dapat dilihat pada Lampiran 3,
Gambar A.
Untuk mengetahui berapa harga per TBS yang dibayar yaitu dapat
diketahui sebagai berikut :
Kemudian untuk mengetahui Berat Janjang Rata-rata (BJR) yakni didapat
dengan cara sebagai berikut :
Biaya panen dalam sehari yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp
2.100.000,- dan dalam sebulan sebesar 54.600.000 dan setahun 655.200.000,-.
Jadi gaji karyawan panen ditentukan berapa tandan TBS yang didapatkan masing-
masing pemanen dan dikalikan dengan harga TBS pertandannya. Gambar
Pengangkutan buah ke TPH dapat dilihat pada Lampiran 3, Gambar C.
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 53
BJR yang terdapat pada fashe 2 yaitu 24 kg maka dalam satu ton berkisar
41-42 TBS dan apabila satu truk berisi 6 ton maka jumah tandannya sekitar 252-
255 tandan.
Biaya karyawan berondolan ditentukan dari banyaknya berondolan yang
didapat tiap harinya dan dikalikan dengan harga perkilogram berondolan yaitu Rp
160,-. Jadi gaji dalam satu bulan karyawan ditentukan dari berapa banyak
berondolan yang didapat selama satu bulan bekerja. Rata-rata dalam satu hari
pekerja brondolan bisa mengumpulkan masing-masing 250 kg dan pekerja
brondolan sebanyak 13 orang sehingga dalam satu hari terkumpul brondolan
sebanyak 3.250 kg atau dengan gaji Rp 520.000,- dan dalam satu bulan (26 hari)
brondolan sebanyak 84.500 kg dengan biaya Rp 13.520.000 dan dalam satu tahun
1.014 ton dengan biaya Rp 162.240.000,-. Gambar pengutipan berondolan dapat
dilihat pada Lampiran 3, Gambar B.
Premi panen yang digunakan pada perusahaan AMP-1 ini apabila pemanen
mendapatkan 30 – 40 Ton dalam satu bulan, maka karyawan panen mendapatkan
premi beras dengan perhitungan sebagai berikut :
Rumus Premi Beras : premi x tonase x harga beras (7500)
Premi karyawan Apabila TBS mendapat :
30-40 ton = premi 0,3
Lebih 40 ton = premi 0,5
Rata-rata 50% dari jumlah pemanen yang mendapatkan premi beras dan
mendapatkan tonase antara 30-40 ton atau rata-rata 35 ton. 19 karyawan yang
mendapatkan premi beras sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar
Rp 78.750 x 19 = Rp 1.496.250 selama satu bulan bekerja.
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 54
b. Tenaga Pemuat atau Loader
Jumlah tenaga pemuat yang ada di Phase 2A yaitu 4 orang. Rata-rata biaya
tenaga kerja pemuat yang dipakai dalam sehari ditentukan dari jumlah tonase yang
didapatkan dalam satu hari, jadi rata-rata satu hari panen mendapatkan 42.000 kg
sehingga gaji loader 42 ton x Rp 7.000 = Rp 294.000 ini yang dibagikan kepada 4
tenaga loader dan masing-masing loader mendapatkan gaji yang tergantung dari
jumlah tonase yang didapatkannya.
Biaya rata-rata dalam satu hari Rp 294.000 dan satu bulan (26 hari)
sebesar Rp 7.644.000 dan dalam satu tahun sebesar Rp 91.728.000,-.
c. Mandor Panen
Dalam pelaksanaan panen diawasi oleh 1 orang mandor panen. Jumlah
tenaga kerja yang dipakai dalam sebulan yaitu 45 Hk, 1 Hk sebesar Rp 64.600 jadi
untuk satu bulan mendapatkan gaji sebesar Rp 2.907.000 dan untuk setahun 540
Hk atau Rp 34.884.000.
d. Kerani Panen
Dalam pelaksanaan pasca panen diawasi oleh 1 orang kerani buah Jumlah
tenaga kerja yang dipakai dalam sebulan yaitu 45 Hk, 1 Hk sebesar Rp 64.600 jadi
untuk satu bulan mendapatkan gaji sebesar Rp 2.907.000 dan untuk setahun 540
Hk atau Rp 34.884.000.
e. Mandor Transport
Dalam pelaksanaan pasca panen diawasi oleh 1 orang mandor transport.
Jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam sebulan yaitu 45 Hk, 1 Hk sebesar Rp
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 55
64.600 jadi untuk satu bulan mendapatkan gaji sebesar Rp 2.907.000 dan untuk
setahun 540 Hk atau Rp 34.884.000.
f. Operator Traktor dan Truk
Jumlah tenaga kerja operator traktor adalah 2 orang dengan hari kerj 26
hari. Rata-rata tenaga kerja yang dipakai untuk operator traktor 2 Hk atau dengan
gaji Rp 129.200,- dan masing-masing mendapatkan gaji Rp 64.600,-. Dalam satu
bulan 52 Hk atau sebesar Rp 3.359.200,- dan dalam satu tahun 624 Hk atau Rp
40.310.400,-.
Jumlah tenaga kerja untuk supir Truk adalah 2 orang. Rata-rata tenaga
kerja yang dipakai untuk supir dalam sehari adalah 2 Hk atau dengan gaji Rp
129.200,- dan masing-masing mendapatkan gaji Rp 64.600,-. Premi supir truk
untuk 1 ton TBS sebesar Rp 2.000,-. Jadi rata-rata dalam satu hari 42 ton sehingga
gaji yang diberikan kepada 2 orang supir dari perusahaan sebesar Rp 84.000,-.
Gaji ditentukan dari jumlah ton yang dimuat oleh truk.
Biaya supir truk dalam satu hari 2 Hk dan dalam satu bulan (26 hari) 52
Hk atau sebesar Rp 3.359.200,- dan dalam satu tahun 624 Hk atau Rp
40.310.400,-. Biaya premi yang dibayarkan kepada karyawan dalam satu hari
sebesar Rp 84.000,- dan dalam satu bulan (26 hari) Rp 2.184.000 dan dalam satu
tahun Rp 26.208.000,-.
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 56
Tabel 7. Penggunaan tenaga kerja panen dan pasca panen
No Jenis sub
kegiatan
Waktu
pelaksanaan Satuan Jumlah
Harga
(RP)
Biaya
(Rp)
1. Panen 06.30-selesai
06.30-selesai
06.30-selesai
Ton 42 50.000 54.600.000
Premi panen Ton 665 7.500 1.496.250
2. Brondolan 06.30-selesai Kg 3.250 160 13.520.000
3. Loader 08.00-selesai Ton 1.092 7.000 7.644.000
4. Mandor
Panen 06.30-selesai Hk 45 64.600 2.907.000
5. Kerani Panen 06.30-selesai Hk 45 64.600 2.907.000
6. Mandor
Tranport 06.30-selesai Hk 45 64.600 2.907.000
7. Operator
Traktor 08.00-selesai Orang 2 1.679.600 3.359.200
8. Operator Truk 08.00-selesai Hk 2 1.679.600 3.359.200
Premi
Operator Truk Ton 1.092 2.000 2.184.000
Jumlah 94.883.650
5.1.4. Rekapitulasi Biaya Panen dan Pasca Panen
Luas phase 2A adalah 517,75 Ha dan terbagi ke dalam 5 blok, dengan
jumlah populasi per ha 135 pokok dan untuk luas phase 2A keseluruhan dengan
populasi 69.896 pokok. Biaya per hektar-nya dihitung dari total biaya keseluruhan
Rp. 119.982.000 dibagi luasan Phase 517,75 ha, sehingga didapat biaya per hektar
yaitu Rp. 231.737. Biaya per tanaman dihitung dari total biaya keseluruhan Rp.
113.196.000 dibagi jumlah populasi tanaman 69.896 pokok, sehingga didapat
biaya per tanaman Rp. 1.716.
Tabel 8. Rekapitulasi biaya panen dan pasca panen dalam satu bulan
No Jenis biaya Biaya (Rp)
1. Biaya bahan 14.476.800
2. Biaya alat 10.621.550
3. Biaya tenaga kerja 94.883.650
Total biaya keseluruhan 119.982.000
4. Biaya per hektar 231.737
5. Biaya per tanaman 1.716
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 57
Menurut Pahan (2008), Biaya panen dan pasca panen dalam usaha
perkebunan kelapa sawit biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 90,-/kg. Biaya
tersebut terdiri dari biaya pengawasan Rp 10,-/kg, biaya mengumpul Rp 50,-/kg,
pemakaiaan bahan Rp 0,5,-/kg, biaya pengangkutan dan timbangan Rp 22,-/kg,
biaya lain-lain Rp 7,5,-/kg dan total keseluruhan biaya panen dan pasca panen Rp
90,-/kg.
Tabel 9. Perbandingan biaya panen dan pasca panen
No Jenis biaya
Biaya (Rp)
PT. AMP-1 Menurut Pahan
(2010)
1. Biaya panen dan pasca panen 119.982.000 98.280.000
2. Biaya per hektar 231.737 189.821
3. Biaya per tanaman 1.716 1.406
Sumber. Pahan (2008)
5.1.5. Kebutuhan Biaya Panen dan Pasca Panen
Adapun biaya panen dan pasca panen per hektar-nya dalam satu bulan
yaitu Rp. 113.196.000. Untuk biaya per blok dengan rata-rata luas satu blok besar
103,55 ha didapatkan biayanya sebesar Rp. 22.639.200 dan untuk biaya satu blok
kecil dengan luas 20,71 ha dengan biaya 4.527.840
Tabel 10. Biaya panen dan pasca panen di phase 2A
No Biaya per hektar (Rp)
(luas = 517,75ha)
Biaya per blok besar
(Rp)
(luas = 103,55 ha)
Biaya per blok kecil
(Rp)
(luas = 20,71 ha)
1. 119.982.000 23.996.400 4.799.280
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 58
5.2. Analisa Manajemen
5.2.1. Planning/Perencanaan
Perencanaan disusun sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini
berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan panen dan pasca panen
yang akan dilaksanakan. Perencanaan disusun dalam beberapa bagian berikut :
a. Membuat Rencana Kerja Harian (RKH) yang dibuat oleh asisten Panen yang
terdiri dari biaya bahan seperti solar, biaya alat, dan biaya tenaga kerja yang
terdiri dari, tenaga pemanen dan berondol, loader, mandor panen, kerani panen,
mandor transport, operator truk dan traktor. Biaya solar dalam satu hari
Rp 556.800, biaya alat Rp 408.521, dan biaya tenaga kerja Rp 3.649.371.
b. Membuat Rencana Biaya Bulanan yang dibuat oleh asisten panen yang terdiri
dari biaya bahan, biaya Alat dan biaya tenaga kerja yang bisa di lihat pada
Tabel 8.
c. Membuat rencana produksi tahunan yang ada di phase 2A yang kemudian
dijabarkan dalam bentuk rencana produksi bulanan seperti pada Tabel 3.
Kegiatan pengutipan berondolan di PT. AMP-1 plantation terpisah dari
kegiatan panen karena dengan system pengupahan di perusahaan ini tidak
menggunakan basis dan lebih dari basis menjadi premi, tetapi pemanen akan
dibayar berdasarkan pendapatan TBS yang dipanen pada saat itu. Jadi dengan
system pengupahan yang diterapkan diperusahaan ini bisa menyebabkan pemanen
akan memanen buah mentah.
Faktor penyebab dipanennya buah mentah adalah pemanen ingin
memperoleh premi yang tinggi, dan pada saat musim trek (buah sedikit di pokok
untuk dipanen) tidak bisa mencukupi basis sehingga buah mentah juga ikut
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 59
dipanen. Pemanen akan malas untuk mengutip brondolan, jika memanen buah
matang premi brondolan terlalu rendah sedangkan untuk mengutipnya
memerlukan waktu yang lama sehingga pemanen menghindari buah yang
memberondol pada rotasi berikutnya dengan memanen buah yang masih mentah.
5.2.2. Organization/Organisasi
Struktur organisasi panen dan pasca panen :
`
Uraian tanggung jawab untuk setiap jabatan :
1. Estate Manager (EM)
Mengawasi dan memastikan pelaksanaan panen sesuai dengan rencana
kerja operasional kebun.
Memastikan semua buah yang sudah dipanen dapat diproses di pabrik
pada hari yang sama.
Menjaga kualitas mutu buah dan hancak panen.
Estate Manager (EM)
Kepala Fashe
Asisten Panen
Mandor Transfort Mandor Panen
Kerani Panen
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 60
2. Kepala Phase (Kaphase)
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan panen di lapangan telah berjalan sesuai
prosedur dan rencana kerja operasional ditingkat pashe.
Melakukan monitoring dan cross check terhadap kualitas mutu buah dan
hancak panen.
3. Harvesting Assistant
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan panen ditingkat pashe
Melakukan monitoring terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen.
Memastikan ketersediaan peralatan panen dan alat pelindung diri bagi
tenaga panen.
Membuat rencana panen dan mengatur kegiatan panen setiap hari.
Membina tenaga panen dengan keterampilan dan mental yang baik.
Menentukan jumlah tenaga pemanen yang dibutuhkan yaitu dengan cara
sebagai berikut :
Keterangan : 15 artinya 1,5 x 10
1,5 yaitu 1,5 ha kemampuan pemanen 1 hari
10 yaitu rotasi panen
Mengawasi pelaksanaan panen dan memeriksa hasilnya setiap hari
Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan
Melaporkan hasil panen ke pada kepala fashe
4. Mandor Panen
Mengawasi pelaksanaan panen yang dilakukan oleh tenaga pemanen
sesuai dengan ketentuan dan prosedur kerja.
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 61
Melakukan monitoring dan cross check terhadap kualitas mutu buah dan
ancak panen.
Memastikan seluruh tenaga panen membawa peralatan-nya dan alat
pelindung diri.
Mengatur pembagian ancak pemanen di lapangan
Bertanggungjawab terhadap karyawan panen untuk menyelesaikan
masing-masing ancak panen
5. Kerani Panen
Mencatat Buah yang sudah dipanen dimasing-masing ancak tersusun di
TPH dengan mengisi Oil Palm Harvesting (OPH) yang selanjutnya OPH
berwarna putih ditinggalkan di TPH untuk truck pengangkut, OPH
berwarna merah muda diantarkan ke kantor fhase dan OPH yang berwarna
kuning sebagai pertinggal untuk kerani panen sebagai bukti jika ada
pendataan kembali mengenai panen. Gambar OPH dapat dilihat pada
Lampiran 3, Gambar Q.
6. Mandor Transport
Menentukan berapa jumlah truk yang akan dibutuhkan dilokasi panen
untuk mengangkut TBS. Maksimal muatan 1 buah truck yaitu 6 ton TBS
dan pengiriman TBS ke pabrik dibutuhkan dua kali trip per hari, maka
total TBS yang diangkut ke pabrik sebanyak 12 ton/hari. Dari penjelasan
tersebut dapat ditentukan jumlah truck yang dibutuhkan yaitu dengan cara
sebagai berikut :
Memastikan tidak ada buah yang berserakan atau tertinggal di TPH.
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 62
Membuat surat pengantar buah berdasarkan blok yang dipanen.
Gambar surat pengantar buah dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar R.
7. Karyawan panen
Mengikuti master pagi oleh asisten harvesting
Memotong pelepah songgo tepat dibawah tandan buah sawit masak dan
menyusunnya digawangan mati
Memanen buah yang sudah termasuk kriteria buah masak
Mengangkut buah ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)
Memastikan buah tidak ada yang tertinggal dilapangan
Memotong tangkai buah yang panjang berbentuk V (Cangkem Kodok)
Membuang pelepah ke gawangan mati
Memastikan tidak ada buah masak yang tidak dipanen
Mengutip brondolan dan mengumpulkan di TPH
Bertanggung jawab dengan hancak masing-masing pemanen
5.2.3. Actuating/Pelaksanaan
Adapun teknik pengerjaan panen dan pasca panen yang dilakukan di PT.
Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1), terutama di phase 2A yaitu :
1. Pagi hari jam 05.30 wib Asisten panen dan Kepala phase memberikan arahan
kerja pada mandor panen dan kerani buah melalui master pagi.
2. Setelah mendapatkan arahan dari Asisten dan Kaphase, mandor panen dan
kerani buah menuju ke lapangan untuk memberikan instruksi kerja pada
pekerja panen dan pemuat pada jam 06.30 wib.
3. Jam 06.30 wib pekerja panen langsung menuju hancak panen masing-masing
untuk melakukan pekerjaannya dengan memerhatikan aturan panen.
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 63
4. Pekerjaan pemanen meliputi memperhatikan buah matang panen sesuai kriteria
panen, melakukan pemotongan pelepah songgoh, pemotongan tandan buah,
menyusun pelepah di gawangan mati, pengangkutan buah dan brondolan ke
TPH, buah disusun rapi di TPH dengan gagang buah menghadap ke jalan
sedangkan brondolan disebelah-nya serta memberi tanda nomor potong pada
tandan buah. Gambar Pengangkutan buah ke TPH dan penyusunan TBS serta
brondolan di TPH dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar C dan Gambar D.
5. Buah yang telah terkumpul di TPH dilakukan grading dan perhitungan buah
yang dilakukan oleh kerani buah.Gambar penulisan OPH dan grading buah
dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar E.
6. Buah yang telah di grading dan dihitung dimuat ke atas truk untuk dibawa ke
pabrik kelapa sawit (PKS).Gambar penyusunan TBS dan pengikatan jarring
dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar J dan Gambar K.
7. Sebelum memasuki loading ramp pabrik truck beserta buah ditimbang. Gambar
penimbangan TBS dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar M.
8. Buah yang telah ditimbang di bawa ke loading ramp untuk di tempatkan,
sebelum kembali ke lapangan truck ditimbang kosong. Gambar penimbangan
truk kosong dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar P.
9. Buah yang terkumpul di peron dilakukan sortasi oleh petugas sortasi buah di
pabrik. Gambar lokasi loading ramp dan penurunan buah di loading ramp dapat
dilihat pada lampiran 3, Gambar N dan Gambar O.
Pelaksanaan sistem panen yang dipakai oleh perusahaan PT. AMP-1
adalah sistem 8/10 atau pembagian blok dibagi menjadi 8 kali panen dengan
pengulangan 10 hari sekali. Alat keselamatan kerja yang digunakan dalam
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 64
pekerjaan panen dan pasca panen diantaranya yaitu sepatu boot, sarung tangan
dan helm.
Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan bahwa secara umum,
perusahaan perkebunan kelapa sawit menggunakan pusingan panen 6/7. Artinya
ennam hari digunakan untuk panen dalam periode satu minggu dan satu hari
sisanya digunakan untuk libur dan perbaikan peralatan.
5.2.4. Controlling/Pengawasan
Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan asisten wajib memeriksa TBS
sekurang-kurangnya di 10 TPH pada satiap hari kerja. Pemeriksaan meliputi
kematangan buah, susunan TBS, tumpukan berondolan di TPH, kebersihan
berondolan, rumpuk cabang, serta buah matang tidak dipanen dan buah mentah
yang diperam. Tetapi di perusahaan PT. AMP-1 plantation asisten jarang
melakukan pemeriksaan karena ada karyawan harian yang melakukan grading dan
biasanya dari total pekerja 37 pemanen bisa mencapai 50% sampel yang diambil
supaya lebih akurat data yang diambil.
Pengawasan kualitas (quality control) yang dilakukan dalam pelaksanaan
panen dan pasca panen sebelum asisten harvesting mandor dan kerani harus lebih
dahulu melakukan pengawasan yang ketat. mandor memastikan buah matang
dipanen semua, brondolan dikutip bersih dan dimasukkan ke dalam karung goni
dan buah mentah 0 %, mandor memastikan buah yang dipanen merupakan fraksi
2 dengan kriteria 2 brondolan per kilogram-nya, gagang TBS di potong rapat,
TBS disusun rapi di TPH, brondolan bebas dari sampah, tanah dan batu, pelepah
disusun rapi di gawangan mati, tidak dibenarkan pelepah sengkleh, kerani buah
memastikan buah yang dipanen di grading dengan baik dan benar.
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 65
5.3. Pembahasan
5.3.1. Aspek Manajemen
Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan keberhasilan panen dan
produksi tergantung pada kegiatan budidaya serta ketersediaan sarana untuk
kegiatan transportasi, pengolahan, organisasi dan ketenagakerjaan. Manajemen
panen dan transportasi panen merupakan tahapan kegiatan yang sangat penting
dalam budidaya kelapa sawit karena akumulasi dari semua aktifitas sebelumnya
mulai dari penanaman sampai pemeliharaan tanaman, keberhasilannya akan
terlihat pada kegiatan panen. Manajemen kegiatan panen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan panen dan pasca panen. Gambar
pemindahan TBS dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar H dan Gambar I.
Dalam pelaksanaan panen dan pasca panen yang dilakukan di perusahaan
PT. AMP-1 plantation ini sudah berjalan dengan baik hanya saja perlu
pengawasan yang lebih ketat agar tidak terjadi panen buah mentah yang dilakukan
oleh tenaga kerja pemanen. Dalam pelaksanaan pengawasan panen dan pasca
panen semua personil yang terlibat dalam kegiatan tersebut harus pro aktif dan
memiliki tanggung jawab yang tinggi agar setiap pelaksanaan kegiatan panen dan
pasca panen sesuai dengan instruksi kerja dan tujuan yang diinginkan.
Pelaksanaan panen dan pasca panen di PT. AMP-1 plantation ini dilihat
dari aspek manajemen terutama perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan telah berjalan cukup baik tetapi ada beberapa masalah yang penting
dikarenakan ada kegiatan seperti pengutipan berondolan, kegiatan ini sangat
kurang baik karena dilakukan lebih dari 24 jam dan asam lemak bebas akan
meningkat mencapai 67% sehingga masih perlu perbaikan-perbaikan untuk ke
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 66
depannya agar pelaksanaannya lebih baik serta dapat mencapai tujuan yang
diinginkan (Lubis dan Widanarko, 2011).
Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan buah kelapa sawit hasil panen
yang masih segar hanya mengandung 0,1% asam lemak bebas. Sementara itu,
buah yang sudah memar dan pecah mengandung asam lemak bebas hingga 50%
dalam waktu beberapa jam. Bahkan apabila buah dibiarkan tanpa perlakuan
khusus kandungan ALB setelah 24 jam dapat mencapai 67%. Untuk mengatasi
terbentuknya ALB buah sawit harus dipanasi dengan suhu antara 90-1000C.
Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan bahwa secara umum,
perusahaan perkebunan kelapa sawit menggunakan pusingan panen 6/7. Artinya
ennam hari digunakan untuk panen dalam periode satu minggu dan satu hari
sisanya digunakan untuk libur dan perbaikan peralatan. Pada pelaksanaan-nya
sistem panen yang dipakai oleh perusahaan PT. AMP-1 adalah sistem 9/10 atau
pembagian blok dibagi menjadi 9 kali panen dengan pengulangan 10 hari sekali.
Pertimbangan-nya adalah pada hari minggu tidak melakukan panen dalam satu
hari dan digunakan dalam perawatan alat angkut maupun panen.
Menurut Pahan (2010), pada setiap hari kerja Asisten kebun wajib
memeriksa hasil kerja 10 pemanen meliputi pemeriksaan mutu buah di TPH dan
kualitas ancak pemanen minimum masing-masing 1 TPH. Dalam pelaksanaan-nya
di perusahaan PT.AMP-1 kegiatan pengawasan tersebut telah berjalan tetapi
belum maksimal seperti Asisten hanya memeriksa hasil tenaga kerja 5 orang dan
hancak panen hanya 5 orang saja.
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 67
5.3.2. Aspek Biaya
Dalam kegiatan panen dan pasca panen di perusahaan PT.AMP-1 terutama
di phase 2A tidak menggunakan basis tetapi dalam kegiatan panen diperusahaan
ini dihitung dari jumlah tandan yang didapat oleh tenaga kerja panen jadi semakin
sedikit jumlah TBS yang didapat maka gaji akan semakin kecil. Perhitungan biaya
atau gaji pemanen didapatkan dari total tonase yang didapat dipabrik dan dibagi
jumlah tandan maka akan mendapatkan harga pertandannya dan rata-rata Rp
1.000-1.100 harga pertandan. Sedangkan Menurut Evizal (2014) panen harus
menggunakan basis dan lebih dari basis menjadi premi, basis borong untuk tenaga
kerja panen yaitu 800-1000 kg per Hk sedangkan apabila lebih dari basis
pertandan buah sawit diberikan premi Rp 700,- per tandannya.
Dalam kegiatan loading yang dilakukan di PT. AMP-1 ini adanya
penghematan biaya pada loading. Tenaga loading untuk satu traktor seharusnya
membutuhkan 2 orang tenaga tetapi disini supir traktor ikut menjadi loading
sehingga hanya satu tenaga loading yang membantu. Untuk pengupahan pada
loader Rp 7.000 per tonnya tetapi supir sudah mendapatkan 1 Hk dan apabila ikut
loading akan mendapatkan gaji double sedangkan tenaga yang khusus loading
hanya mendapatkan gaji loading saja. Gambar loading dan penyusunan TBS dapat
dilihat pada lampiran 3, Gambar F dan Gambar G.
Dilihat dari Tabel 9, perbandingan biaya panen dan pasca panen PT AMP-
1 dengan pahan (2010), bahwa biaya panen yang dikeluarkan oleh PT. AMP-1
lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan pahan (2010). Dalam
penggunaan biaya per hektar panen dan pasca panen contohnya, biaya yang
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 68
dikeluarkan PT.AMP-1 sebesar Rp 231.737 sedangkan menurut pahan biaya
panen dan pasca panen per hektar sebesar Rp 189.821.
5.3.3. Kendala di Lapangan
Kendala yang dihadapi dalam kegiatan panen diantaranya adalah apabila
terjadi hujan maka hancak panen tidak siap untuk dikerjakan hari itu. Kendala
lainnya adalah ancak yang akan di panen terdapat bancahan sehingga pekerja
banyak yang mengeluh dan pekerjaan membutuhkan waktu yang lama. Pada
kegiatan pasca panen kendala yang dihadapi yaitu pada saat musim hujan, karena
ada beberapa titik yang terdapat bancahan dan ada beberapa lokasi yang mudah
tergenang oleh air sehingga menghambat pengangkutan sampai di pabrik (PKS).
Dalam mengatasi kendala-kendala yang ada dalam pelaksanaan panen dan
pasca panen adalah dengan menambah ancak panen esok harinya apabila pada
hari itu terjadi hujan yang dapat mengganggu pekerjaan panen. Apabila terdapat
ancak yang berawa yang menyebabkan pekerja kesulitan dalam proses panen,
membutuhkan waktu yang lama maka mandor dapat mengurangi luasan ancak
yang akan dipanen oleh pekerja tersebut.
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 69
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan pembuatan Laporan Tugas Akhir ini dapat diperoleh
beberapa kesimpulan antara lain :
1) Memahami manajemen panen dan pasca panen di PT. AMP-1 plantation.
2) Mampu melakukan pelaksanaan dan pengawasan dalam kegiatan panen dan
pasca panen kelapa sawit.
3) Mampu menganalisis suatu masalah serta memberikan solusi dalam
pemecahan masalah pada kegiatan panen dan pasca panen.
4) Kegiatan panen dan pasca panen dalam kegiatan sensus buah sangat
diperlukan karena kita dapat mengetahui buah yang akan dipanen
kedepannya, bila sensus buah 4 bulan artinya kita akan mengetahui prediksi
buah yang akan dipanen dalam 4 bulan kedepan.
5) Apabila terjadi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pekerja maupun
personil akan di beri sanksi berupa teguran, surat peringatan dan dapat pula
denda berupa uang.
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 70
6.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan pembuatan
Laporan Tugas Akhir antara lain :
1) Perlunya pengubahan manajemen didalam perusahaan ini dikarenakan
kegiatan panen dan pengutipan berondolan terpisah dan berondolan akan
mengalami kenaikan ALB apabila pengutipan dilakukan 1 hari setelah
kegiatan panen.
2) Dalam pelaksanaan pengawasan panen dan pasca panen asisten harvesting
harus memeriksa hasil kerja karyawan panen yang meliputi pemeriksaan
mutu buah di TPH dan kualitas ancak panen minimum masing-masing 1
TPH untuk menjaga kondisi tanaman dilapangan tetap baik.
3) Dalam pelaksanaan kegiatan panen dan pasca panen aspek manajemen harus
diterapkan dengan baik dan benar mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mendapatkan
efektifitas dan efisiensi kerja baik dari segi waktu maupun biaya serta untuk
mendapatkan kualitas yang bagus.
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 71
DAFTAR PUSTAKA
Adi, P. 2014. Kaya dengan bertani Kelapa Sawit. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
146 hlm.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas
Perkebunan di Indonesia Area, Production and Productivity Estate Crops in
Indonesia. http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-3-prod-lsareal-
prodvitas-bun.pdf, diakses tanggal 22 Juni 2015.
Evizal, R. 2014. Dasar-dasar Produksi Perkebunan. Graha Ilmu.Yogyakarta. 209
hlm.
Fauzi, Y. Y,E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2008. Kelapa Sawit,
Budidaya Pemanfaatan Hasil & Limbah, Analisis Usaha & Pemasaran.
Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hlm.
Lubis, R.E. dan Widanarko, A. 2011.Buku Pintar Kelapa Sawit. Agro Media. 296
hlm.
Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.
Risza, S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Kanisius.
Yogyakarta. 255 hal.
Sunarko. 2014. Budidaya kelapa sawit di berbagai jenis lahan. Agro Media
Pustaka. Jakarta. 200 hlm.
Suwarto dan Octavianty, Y. 2010. Budidaya tanaman perkebunan unggul. Penebar
swadaya. Jakarta. 260 hlm.