23
Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 49 V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya perphase-nya yang dilakukan selama satu tahun dalam kegiatan panen dan pasca panen di PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1), Fashe 2A. - Luas lahan : Phase 2A, luas lahan 517,75 Ha - Frekuensi per tahun : Setiap hari pekerjaan panen dilakukan kecuali hari libur . Tabel 3. Rencana produksi di PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1) tahun 2015 No Bulan Produksi (ton) Target Pencapaian Produksi (kg) Produksi 2015 1. Januari 1.052 1.052.000 1.031.020 2. Februari 849 849.000 914.620 3. Maret 1.172 1.172.000 1.091.500 4. April 1.092 1.092.000 979.820 5. Mei 1.175 1.175.000 1.185.030 6. Juni 1.172 1.172.000 - 7. Juli 1.011 1.011.000 - 8. Agustus 1.132 1.132.000 - 9. September 1.172 1.172.000 - 10. Oktober 1.172 1.172.000 - 11. November 1.132 1.132.000 - 12. Desember 769 769.000 - Jumlah 12.900 12.900.000 5.201.990 5.1.1. Biaya Penggunaan Bahan Panen dan Pasca Panen Bahan yang digunakan dalam kegiatan panen dan pasca panen yaitu solar sebagai bahan bakar alat pengangkut buah seperti Traktor dan dump truck. Kebutuhan solar untuk Traktor dan Truk dilihat dari jumlah trip angkutan, rata- rata jumlah trip dalam 1 hari yaitu 7 Trip dengan rata-rata jumlah hari kerja dalam

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

  • Upload
    ngokhue

  • View
    275

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 49

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisa Hasil

Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat,

biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

perphase-nya yang dilakukan selama satu tahun dalam kegiatan panen dan pasca

panen di PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1), Fashe 2A.

- Luas lahan : Phase 2A, luas lahan 517,75 Ha

- Frekuensi per tahun : Setiap hari pekerjaan panen dilakukan kecuali hari

libur .

Tabel 3. Rencana produksi di PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1) tahun 2015

No Bulan Produksi (ton) Target Pencapaian

Produksi (kg) Produksi 2015

1. Januari 1.052 1.052.000 1.031.020

2. Februari 849 849.000 914.620

3. Maret 1.172 1.172.000 1.091.500

4. April 1.092 1.092.000 979.820

5. Mei 1.175 1.175.000 1.185.030

6. Juni 1.172 1.172.000 -

7. Juli 1.011 1.011.000 -

8. Agustus 1.132 1.132.000 -

9. September 1.172 1.172.000 -

10. Oktober 1.172 1.172.000 -

11. November 1.132 1.132.000 -

12. Desember 769 769.000 -

Jumlah 12.900 12.900.000 5.201.990

5.1.1. Biaya Penggunaan Bahan Panen dan Pasca Panen

Bahan yang digunakan dalam kegiatan panen dan pasca panen yaitu solar

sebagai bahan bakar alat pengangkut buah seperti Traktor dan dump truck.

Kebutuhan solar untuk Traktor dan Truk dilihat dari jumlah trip angkutan, rata-

rata jumlah trip dalam 1 hari yaitu 7 Trip dengan rata-rata jumlah hari kerja dalam

Page 2: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 50

sebulan yaitu 26 hari didapatkan rata-rata jumlah trip dalam sebulan 182 dan

untuk 1 tahun menjadi 2.184 trip. Kebutuhan solar untuk Truk Rata-rata jarak

kebun ke pabrik pulang pergi untuk 1 trip yaitu 18 km ditambah dengan pulang

pergi workshop ke kebun rata-rata 8 km jadi total perjalanan truk perhari 134 km.

jadi jarak tempuh dump truk dalam sebulan 3.484 Km dan dalam setahun 41.808

km. Untuk dump truk 1 liter solar dapat menempuh jarak 4 km. jadi kebutuhan

solar pertahun sekitar 10.452 liter dan untuk perbulan sebanyak 871 liter.

Kebutuhan solar untuk Traktor setiap 1 Trip truk TBS dengan Muatan

rata-rata 6 Ton, traktor menempuh perjalanan 6 Km jadi apabila 7 trip menempuh

perjalanan sejauh 42 km dan ditambah dengan pulang pergi workshop ke kebun

rata-rata 8 km jadi total perjalanan Trakor perhari 50 km. jadi jarak tempuh traktor

dalam sebulan 1.300 Km dan dalam setahun 15.600 km. Untuk Traktor 1 liter

solar dapat menempuh jarak 5 km, jadi kebutuhan solar dalam setahun sekitar

3.120 liter dan dalam sebulan sebanyak 260 liter dan dengan Satu liter minyak

solar seharga Rp 12.800. Gambar truk menuju pabrik dapat dilihat pada Lampiran

3, Gambar L.

Tabel 4. Penggunaan bahan panen dan pasca panen

No Nama bahan Satuan Jumlah Harga (RP) Biaya (Rp)

1. Solar/ bulan Liter 1.131 12.800 14.476.800

2. Solar/ tahun Liter 13.572 12.800 173.721.600

5.1.2. Biaya Penggunaan Alat Panen dan Pasca Panen

Jumlah tenaga kerja panen yang terdapat di phase 2A sebanyak 37 orang

dan tenaga pemuat berjumlah 4 orang. Peralatan yang digunakan dalam panen

yaitu egrek, gerobak, gancu, kapak dan batu asah dengan jumlah yang dipakai

sebanyak jumlah tenaga kerja panen, sedangkan tojok diberikan untuk tenaga

Page 3: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 51

pemuat sebanyak 4 unit. Semua peralatan tersebut memiliki usia ekonomis yang

berbeda-beda dan diberikan kepada pemanen dengan potongan 50%.

Tabel 5. Harga alat untuk tingkat karyawan panen perbulan

No Nama alat Satuan Harga (Rp) 50% Usia

Eko

Biaya

Perbulan

1. Egrek Unit 102.000 51.000 6 8.500

2. Batu asah Unit 6.000 3.000 6 500

3. Aluminium Pole 1,5 Unit 203.500 101.750 6 16.958

4. Aluminium Pole 1,25

Unit 150.000 75.000 6 12.500

5. Kapak Unit 78.500 39.250 6 6.542

6. Gerobak sorong Unit 360.000 180.000 24 7.500

7. Klem Egrek Unit 20.000 10.000 6 1.667

8. Gancu Unit 35.000 17.500 6 2.917

9. Tojok Unit 65.000 32.500 2 16.250

10. Truk Unit 256.000.000 - 180 1.422.222

11. Huck lift + Bin Unit 96.000.000 - 180 533.333

12. Traktor Unit 364.000.000 - 180 2.022.222

13. Scissor lift Unit 44.000.000 - 180 244.444

Jumlah

Catatan : Perusahaan membayar 50% untuk pemanen dan usia ekonomis dalam

Bulan

Tabel 6. Penggunaan alat panen dan pasca panen

No Nama alat Satuan Jumlah Harga (RP) Biaya (Rp)

1. Egrek Unit 37 8.500 314.500 2. Batu asah Unit 37 500 18.500

3. Aluminium Pole 1,5 Unit 37 16.958 627.446

4. Aluminium Pole 1,25 Unit 37 12.500 462.500

5. Kapak Unit 37 6.542 242.054

6. Gerobak sorong Unit 37 7.500 277.500

7. Klem Egrek Unit 37 1.667 61.679

8. Gancu Unit 37 2.917 107.929

9. Tojok Unit 4 16.250 65.000

10

.

Truk Unit 2 1.422.222 2.844.444

11

.

Huck lift + Bin Unit 2 533.333 1.066.666

12

.

Traktor Unit 2 2.022.222 4.044.444

13

.

Scissor lift Unit 2 244.444 488.888

Jumlah 10.621.550

Page 4: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 52

5.1.3. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Panen dan Pasca Panen

a. Tenaga Panen dan Brondol

Upah untuk 1 ton TBS di pabrik = Rp. 50.000/ton

Upah untuk 1 Kg brondolan = Rp. 160/Kg

Rata-rata panen dalam satu hari adalah 42.000 kg, rata-rata untuk satu

bulan 1.092.000 kg dengan hari kerja 26 hari dalam satu bulan sedangkan untuk

setahun 13.104.000 kg. Biaya tenaga kerja ditentukan oleh jumlah tonase yang

dihasilkan dalam sehari apabila 42 ton berarti biaya panen yang dikeluarkan

perusahaan sebesar Rp 2.100.000,- biaya tersebut yang dibagikan untuk 37

pemanen dan dibagikan sesuai dengan jumlah tandan yang dihasilkan oleh

masing-masing pemanen. Gambar panen TBS dapat dilihat pada Lampiran 3,

Gambar A.

Untuk mengetahui berapa harga per TBS yang dibayar yaitu dapat

diketahui sebagai berikut :

Kemudian untuk mengetahui Berat Janjang Rata-rata (BJR) yakni didapat

dengan cara sebagai berikut :

Biaya panen dalam sehari yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp

2.100.000,- dan dalam sebulan sebesar 54.600.000 dan setahun 655.200.000,-.

Jadi gaji karyawan panen ditentukan berapa tandan TBS yang didapatkan masing-

masing pemanen dan dikalikan dengan harga TBS pertandannya. Gambar

Pengangkutan buah ke TPH dapat dilihat pada Lampiran 3, Gambar C.

Page 5: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 53

BJR yang terdapat pada fashe 2 yaitu 24 kg maka dalam satu ton berkisar

41-42 TBS dan apabila satu truk berisi 6 ton maka jumah tandannya sekitar 252-

255 tandan.

Biaya karyawan berondolan ditentukan dari banyaknya berondolan yang

didapat tiap harinya dan dikalikan dengan harga perkilogram berondolan yaitu Rp

160,-. Jadi gaji dalam satu bulan karyawan ditentukan dari berapa banyak

berondolan yang didapat selama satu bulan bekerja. Rata-rata dalam satu hari

pekerja brondolan bisa mengumpulkan masing-masing 250 kg dan pekerja

brondolan sebanyak 13 orang sehingga dalam satu hari terkumpul brondolan

sebanyak 3.250 kg atau dengan gaji Rp 520.000,- dan dalam satu bulan (26 hari)

brondolan sebanyak 84.500 kg dengan biaya Rp 13.520.000 dan dalam satu tahun

1.014 ton dengan biaya Rp 162.240.000,-. Gambar pengutipan berondolan dapat

dilihat pada Lampiran 3, Gambar B.

Premi panen yang digunakan pada perusahaan AMP-1 ini apabila pemanen

mendapatkan 30 – 40 Ton dalam satu bulan, maka karyawan panen mendapatkan

premi beras dengan perhitungan sebagai berikut :

Rumus Premi Beras : premi x tonase x harga beras (7500)

Premi karyawan Apabila TBS mendapat :

30-40 ton = premi 0,3

Lebih 40 ton = premi 0,5

Rata-rata 50% dari jumlah pemanen yang mendapatkan premi beras dan

mendapatkan tonase antara 30-40 ton atau rata-rata 35 ton. 19 karyawan yang

mendapatkan premi beras sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar

Rp 78.750 x 19 = Rp 1.496.250 selama satu bulan bekerja.

Page 6: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 54

b. Tenaga Pemuat atau Loader

Jumlah tenaga pemuat yang ada di Phase 2A yaitu 4 orang. Rata-rata biaya

tenaga kerja pemuat yang dipakai dalam sehari ditentukan dari jumlah tonase yang

didapatkan dalam satu hari, jadi rata-rata satu hari panen mendapatkan 42.000 kg

sehingga gaji loader 42 ton x Rp 7.000 = Rp 294.000 ini yang dibagikan kepada 4

tenaga loader dan masing-masing loader mendapatkan gaji yang tergantung dari

jumlah tonase yang didapatkannya.

Biaya rata-rata dalam satu hari Rp 294.000 dan satu bulan (26 hari)

sebesar Rp 7.644.000 dan dalam satu tahun sebesar Rp 91.728.000,-.

c. Mandor Panen

Dalam pelaksanaan panen diawasi oleh 1 orang mandor panen. Jumlah

tenaga kerja yang dipakai dalam sebulan yaitu 45 Hk, 1 Hk sebesar Rp 64.600 jadi

untuk satu bulan mendapatkan gaji sebesar Rp 2.907.000 dan untuk setahun 540

Hk atau Rp 34.884.000.

d. Kerani Panen

Dalam pelaksanaan pasca panen diawasi oleh 1 orang kerani buah Jumlah

tenaga kerja yang dipakai dalam sebulan yaitu 45 Hk, 1 Hk sebesar Rp 64.600 jadi

untuk satu bulan mendapatkan gaji sebesar Rp 2.907.000 dan untuk setahun 540

Hk atau Rp 34.884.000.

e. Mandor Transport

Dalam pelaksanaan pasca panen diawasi oleh 1 orang mandor transport.

Jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam sebulan yaitu 45 Hk, 1 Hk sebesar Rp

Page 7: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 55

64.600 jadi untuk satu bulan mendapatkan gaji sebesar Rp 2.907.000 dan untuk

setahun 540 Hk atau Rp 34.884.000.

f. Operator Traktor dan Truk

Jumlah tenaga kerja operator traktor adalah 2 orang dengan hari kerj 26

hari. Rata-rata tenaga kerja yang dipakai untuk operator traktor 2 Hk atau dengan

gaji Rp 129.200,- dan masing-masing mendapatkan gaji Rp 64.600,-. Dalam satu

bulan 52 Hk atau sebesar Rp 3.359.200,- dan dalam satu tahun 624 Hk atau Rp

40.310.400,-.

Jumlah tenaga kerja untuk supir Truk adalah 2 orang. Rata-rata tenaga

kerja yang dipakai untuk supir dalam sehari adalah 2 Hk atau dengan gaji Rp

129.200,- dan masing-masing mendapatkan gaji Rp 64.600,-. Premi supir truk

untuk 1 ton TBS sebesar Rp 2.000,-. Jadi rata-rata dalam satu hari 42 ton sehingga

gaji yang diberikan kepada 2 orang supir dari perusahaan sebesar Rp 84.000,-.

Gaji ditentukan dari jumlah ton yang dimuat oleh truk.

Biaya supir truk dalam satu hari 2 Hk dan dalam satu bulan (26 hari) 52

Hk atau sebesar Rp 3.359.200,- dan dalam satu tahun 624 Hk atau Rp

40.310.400,-. Biaya premi yang dibayarkan kepada karyawan dalam satu hari

sebesar Rp 84.000,- dan dalam satu bulan (26 hari) Rp 2.184.000 dan dalam satu

tahun Rp 26.208.000,-.

Page 8: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 56

Tabel 7. Penggunaan tenaga kerja panen dan pasca panen

No Jenis sub

kegiatan

Waktu

pelaksanaan Satuan Jumlah

Harga

(RP)

Biaya

(Rp)

1. Panen 06.30-selesai

06.30-selesai

06.30-selesai

Ton 42 50.000 54.600.000

Premi panen Ton 665 7.500 1.496.250

2. Brondolan 06.30-selesai Kg 3.250 160 13.520.000

3. Loader 08.00-selesai Ton 1.092 7.000 7.644.000

4. Mandor

Panen 06.30-selesai Hk 45 64.600 2.907.000

5. Kerani Panen 06.30-selesai Hk 45 64.600 2.907.000

6. Mandor

Tranport 06.30-selesai Hk 45 64.600 2.907.000

7. Operator

Traktor 08.00-selesai Orang 2 1.679.600 3.359.200

8. Operator Truk 08.00-selesai Hk 2 1.679.600 3.359.200

Premi

Operator Truk Ton 1.092 2.000 2.184.000

Jumlah 94.883.650

5.1.4. Rekapitulasi Biaya Panen dan Pasca Panen

Luas phase 2A adalah 517,75 Ha dan terbagi ke dalam 5 blok, dengan

jumlah populasi per ha 135 pokok dan untuk luas phase 2A keseluruhan dengan

populasi 69.896 pokok. Biaya per hektar-nya dihitung dari total biaya keseluruhan

Rp. 119.982.000 dibagi luasan Phase 517,75 ha, sehingga didapat biaya per hektar

yaitu Rp. 231.737. Biaya per tanaman dihitung dari total biaya keseluruhan Rp.

113.196.000 dibagi jumlah populasi tanaman 69.896 pokok, sehingga didapat

biaya per tanaman Rp. 1.716.

Tabel 8. Rekapitulasi biaya panen dan pasca panen dalam satu bulan

No Jenis biaya Biaya (Rp)

1. Biaya bahan 14.476.800

2. Biaya alat 10.621.550

3. Biaya tenaga kerja 94.883.650

Total biaya keseluruhan 119.982.000

4. Biaya per hektar 231.737

5. Biaya per tanaman 1.716

Page 9: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 57

Menurut Pahan (2008), Biaya panen dan pasca panen dalam usaha

perkebunan kelapa sawit biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 90,-/kg. Biaya

tersebut terdiri dari biaya pengawasan Rp 10,-/kg, biaya mengumpul Rp 50,-/kg,

pemakaiaan bahan Rp 0,5,-/kg, biaya pengangkutan dan timbangan Rp 22,-/kg,

biaya lain-lain Rp 7,5,-/kg dan total keseluruhan biaya panen dan pasca panen Rp

90,-/kg.

Tabel 9. Perbandingan biaya panen dan pasca panen

No Jenis biaya

Biaya (Rp)

PT. AMP-1 Menurut Pahan

(2010)

1. Biaya panen dan pasca panen 119.982.000 98.280.000

2. Biaya per hektar 231.737 189.821

3. Biaya per tanaman 1.716 1.406

Sumber. Pahan (2008)

5.1.5. Kebutuhan Biaya Panen dan Pasca Panen

Adapun biaya panen dan pasca panen per hektar-nya dalam satu bulan

yaitu Rp. 113.196.000. Untuk biaya per blok dengan rata-rata luas satu blok besar

103,55 ha didapatkan biayanya sebesar Rp. 22.639.200 dan untuk biaya satu blok

kecil dengan luas 20,71 ha dengan biaya 4.527.840

Tabel 10. Biaya panen dan pasca panen di phase 2A

No Biaya per hektar (Rp)

(luas = 517,75ha)

Biaya per blok besar

(Rp)

(luas = 103,55 ha)

Biaya per blok kecil

(Rp)

(luas = 20,71 ha)

1. 119.982.000 23.996.400 4.799.280

Page 10: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 58

5.2. Analisa Manajemen

5.2.1. Planning/Perencanaan

Perencanaan disusun sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini

berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan panen dan pasca panen

yang akan dilaksanakan. Perencanaan disusun dalam beberapa bagian berikut :

a. Membuat Rencana Kerja Harian (RKH) yang dibuat oleh asisten Panen yang

terdiri dari biaya bahan seperti solar, biaya alat, dan biaya tenaga kerja yang

terdiri dari, tenaga pemanen dan berondol, loader, mandor panen, kerani panen,

mandor transport, operator truk dan traktor. Biaya solar dalam satu hari

Rp 556.800, biaya alat Rp 408.521, dan biaya tenaga kerja Rp 3.649.371.

b. Membuat Rencana Biaya Bulanan yang dibuat oleh asisten panen yang terdiri

dari biaya bahan, biaya Alat dan biaya tenaga kerja yang bisa di lihat pada

Tabel 8.

c. Membuat rencana produksi tahunan yang ada di phase 2A yang kemudian

dijabarkan dalam bentuk rencana produksi bulanan seperti pada Tabel 3.

Kegiatan pengutipan berondolan di PT. AMP-1 plantation terpisah dari

kegiatan panen karena dengan system pengupahan di perusahaan ini tidak

menggunakan basis dan lebih dari basis menjadi premi, tetapi pemanen akan

dibayar berdasarkan pendapatan TBS yang dipanen pada saat itu. Jadi dengan

system pengupahan yang diterapkan diperusahaan ini bisa menyebabkan pemanen

akan memanen buah mentah.

Faktor penyebab dipanennya buah mentah adalah pemanen ingin

memperoleh premi yang tinggi, dan pada saat musim trek (buah sedikit di pokok

untuk dipanen) tidak bisa mencukupi basis sehingga buah mentah juga ikut

Page 11: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 59

dipanen. Pemanen akan malas untuk mengutip brondolan, jika memanen buah

matang premi brondolan terlalu rendah sedangkan untuk mengutipnya

memerlukan waktu yang lama sehingga pemanen menghindari buah yang

memberondol pada rotasi berikutnya dengan memanen buah yang masih mentah.

5.2.2. Organization/Organisasi

Struktur organisasi panen dan pasca panen :

`

Uraian tanggung jawab untuk setiap jabatan :

1. Estate Manager (EM)

Mengawasi dan memastikan pelaksanaan panen sesuai dengan rencana

kerja operasional kebun.

Memastikan semua buah yang sudah dipanen dapat diproses di pabrik

pada hari yang sama.

Menjaga kualitas mutu buah dan hancak panen.

Estate Manager (EM)

Kepala Fashe

Asisten Panen

Mandor Transfort Mandor Panen

Kerani Panen

Page 12: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 60

2. Kepala Phase (Kaphase)

Mengawasi pelaksanaan pekerjaan panen di lapangan telah berjalan sesuai

prosedur dan rencana kerja operasional ditingkat pashe.

Melakukan monitoring dan cross check terhadap kualitas mutu buah dan

hancak panen.

3. Harvesting Assistant

Mengawasi pelaksanaan pekerjaan panen ditingkat pashe

Melakukan monitoring terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen.

Memastikan ketersediaan peralatan panen dan alat pelindung diri bagi

tenaga panen.

Membuat rencana panen dan mengatur kegiatan panen setiap hari.

Membina tenaga panen dengan keterampilan dan mental yang baik.

Menentukan jumlah tenaga pemanen yang dibutuhkan yaitu dengan cara

sebagai berikut :

Keterangan : 15 artinya 1,5 x 10

1,5 yaitu 1,5 ha kemampuan pemanen 1 hari

10 yaitu rotasi panen

Mengawasi pelaksanaan panen dan memeriksa hasilnya setiap hari

Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan

Melaporkan hasil panen ke pada kepala fashe

4. Mandor Panen

Mengawasi pelaksanaan panen yang dilakukan oleh tenaga pemanen

sesuai dengan ketentuan dan prosedur kerja.

Page 13: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 61

Melakukan monitoring dan cross check terhadap kualitas mutu buah dan

ancak panen.

Memastikan seluruh tenaga panen membawa peralatan-nya dan alat

pelindung diri.

Mengatur pembagian ancak pemanen di lapangan

Bertanggungjawab terhadap karyawan panen untuk menyelesaikan

masing-masing ancak panen

5. Kerani Panen

Mencatat Buah yang sudah dipanen dimasing-masing ancak tersusun di

TPH dengan mengisi Oil Palm Harvesting (OPH) yang selanjutnya OPH

berwarna putih ditinggalkan di TPH untuk truck pengangkut, OPH

berwarna merah muda diantarkan ke kantor fhase dan OPH yang berwarna

kuning sebagai pertinggal untuk kerani panen sebagai bukti jika ada

pendataan kembali mengenai panen. Gambar OPH dapat dilihat pada

Lampiran 3, Gambar Q.

6. Mandor Transport

Menentukan berapa jumlah truk yang akan dibutuhkan dilokasi panen

untuk mengangkut TBS. Maksimal muatan 1 buah truck yaitu 6 ton TBS

dan pengiriman TBS ke pabrik dibutuhkan dua kali trip per hari, maka

total TBS yang diangkut ke pabrik sebanyak 12 ton/hari. Dari penjelasan

tersebut dapat ditentukan jumlah truck yang dibutuhkan yaitu dengan cara

sebagai berikut :

Memastikan tidak ada buah yang berserakan atau tertinggal di TPH.

Page 14: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 62

Membuat surat pengantar buah berdasarkan blok yang dipanen.

Gambar surat pengantar buah dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar R.

7. Karyawan panen

Mengikuti master pagi oleh asisten harvesting

Memotong pelepah songgo tepat dibawah tandan buah sawit masak dan

menyusunnya digawangan mati

Memanen buah yang sudah termasuk kriteria buah masak

Mengangkut buah ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)

Memastikan buah tidak ada yang tertinggal dilapangan

Memotong tangkai buah yang panjang berbentuk V (Cangkem Kodok)

Membuang pelepah ke gawangan mati

Memastikan tidak ada buah masak yang tidak dipanen

Mengutip brondolan dan mengumpulkan di TPH

Bertanggung jawab dengan hancak masing-masing pemanen

5.2.3. Actuating/Pelaksanaan

Adapun teknik pengerjaan panen dan pasca panen yang dilakukan di PT.

Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1), terutama di phase 2A yaitu :

1. Pagi hari jam 05.30 wib Asisten panen dan Kepala phase memberikan arahan

kerja pada mandor panen dan kerani buah melalui master pagi.

2. Setelah mendapatkan arahan dari Asisten dan Kaphase, mandor panen dan

kerani buah menuju ke lapangan untuk memberikan instruksi kerja pada

pekerja panen dan pemuat pada jam 06.30 wib.

3. Jam 06.30 wib pekerja panen langsung menuju hancak panen masing-masing

untuk melakukan pekerjaannya dengan memerhatikan aturan panen.

Page 15: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 63

4. Pekerjaan pemanen meliputi memperhatikan buah matang panen sesuai kriteria

panen, melakukan pemotongan pelepah songgoh, pemotongan tandan buah,

menyusun pelepah di gawangan mati, pengangkutan buah dan brondolan ke

TPH, buah disusun rapi di TPH dengan gagang buah menghadap ke jalan

sedangkan brondolan disebelah-nya serta memberi tanda nomor potong pada

tandan buah. Gambar Pengangkutan buah ke TPH dan penyusunan TBS serta

brondolan di TPH dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar C dan Gambar D.

5. Buah yang telah terkumpul di TPH dilakukan grading dan perhitungan buah

yang dilakukan oleh kerani buah.Gambar penulisan OPH dan grading buah

dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar E.

6. Buah yang telah di grading dan dihitung dimuat ke atas truk untuk dibawa ke

pabrik kelapa sawit (PKS).Gambar penyusunan TBS dan pengikatan jarring

dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar J dan Gambar K.

7. Sebelum memasuki loading ramp pabrik truck beserta buah ditimbang. Gambar

penimbangan TBS dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar M.

8. Buah yang telah ditimbang di bawa ke loading ramp untuk di tempatkan,

sebelum kembali ke lapangan truck ditimbang kosong. Gambar penimbangan

truk kosong dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar P.

9. Buah yang terkumpul di peron dilakukan sortasi oleh petugas sortasi buah di

pabrik. Gambar lokasi loading ramp dan penurunan buah di loading ramp dapat

dilihat pada lampiran 3, Gambar N dan Gambar O.

Pelaksanaan sistem panen yang dipakai oleh perusahaan PT. AMP-1

adalah sistem 8/10 atau pembagian blok dibagi menjadi 8 kali panen dengan

pengulangan 10 hari sekali. Alat keselamatan kerja yang digunakan dalam

Page 16: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 64

pekerjaan panen dan pasca panen diantaranya yaitu sepatu boot, sarung tangan

dan helm.

Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan bahwa secara umum,

perusahaan perkebunan kelapa sawit menggunakan pusingan panen 6/7. Artinya

ennam hari digunakan untuk panen dalam periode satu minggu dan satu hari

sisanya digunakan untuk libur dan perbaikan peralatan.

5.2.4. Controlling/Pengawasan

Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan asisten wajib memeriksa TBS

sekurang-kurangnya di 10 TPH pada satiap hari kerja. Pemeriksaan meliputi

kematangan buah, susunan TBS, tumpukan berondolan di TPH, kebersihan

berondolan, rumpuk cabang, serta buah matang tidak dipanen dan buah mentah

yang diperam. Tetapi di perusahaan PT. AMP-1 plantation asisten jarang

melakukan pemeriksaan karena ada karyawan harian yang melakukan grading dan

biasanya dari total pekerja 37 pemanen bisa mencapai 50% sampel yang diambil

supaya lebih akurat data yang diambil.

Pengawasan kualitas (quality control) yang dilakukan dalam pelaksanaan

panen dan pasca panen sebelum asisten harvesting mandor dan kerani harus lebih

dahulu melakukan pengawasan yang ketat. mandor memastikan buah matang

dipanen semua, brondolan dikutip bersih dan dimasukkan ke dalam karung goni

dan buah mentah 0 %, mandor memastikan buah yang dipanen merupakan fraksi

2 dengan kriteria 2 brondolan per kilogram-nya, gagang TBS di potong rapat,

TBS disusun rapi di TPH, brondolan bebas dari sampah, tanah dan batu, pelepah

disusun rapi di gawangan mati, tidak dibenarkan pelepah sengkleh, kerani buah

memastikan buah yang dipanen di grading dengan baik dan benar.

Page 17: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 65

5.3. Pembahasan

5.3.1. Aspek Manajemen

Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan keberhasilan panen dan

produksi tergantung pada kegiatan budidaya serta ketersediaan sarana untuk

kegiatan transportasi, pengolahan, organisasi dan ketenagakerjaan. Manajemen

panen dan transportasi panen merupakan tahapan kegiatan yang sangat penting

dalam budidaya kelapa sawit karena akumulasi dari semua aktifitas sebelumnya

mulai dari penanaman sampai pemeliharaan tanaman, keberhasilannya akan

terlihat pada kegiatan panen. Manajemen kegiatan panen meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan panen dan pasca panen. Gambar

pemindahan TBS dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar H dan Gambar I.

Dalam pelaksanaan panen dan pasca panen yang dilakukan di perusahaan

PT. AMP-1 plantation ini sudah berjalan dengan baik hanya saja perlu

pengawasan yang lebih ketat agar tidak terjadi panen buah mentah yang dilakukan

oleh tenaga kerja pemanen. Dalam pelaksanaan pengawasan panen dan pasca

panen semua personil yang terlibat dalam kegiatan tersebut harus pro aktif dan

memiliki tanggung jawab yang tinggi agar setiap pelaksanaan kegiatan panen dan

pasca panen sesuai dengan instruksi kerja dan tujuan yang diinginkan.

Pelaksanaan panen dan pasca panen di PT. AMP-1 plantation ini dilihat

dari aspek manajemen terutama perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan telah berjalan cukup baik tetapi ada beberapa masalah yang penting

dikarenakan ada kegiatan seperti pengutipan berondolan, kegiatan ini sangat

kurang baik karena dilakukan lebih dari 24 jam dan asam lemak bebas akan

meningkat mencapai 67% sehingga masih perlu perbaikan-perbaikan untuk ke

Page 18: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 66

depannya agar pelaksanaannya lebih baik serta dapat mencapai tujuan yang

diinginkan (Lubis dan Widanarko, 2011).

Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan buah kelapa sawit hasil panen

yang masih segar hanya mengandung 0,1% asam lemak bebas. Sementara itu,

buah yang sudah memar dan pecah mengandung asam lemak bebas hingga 50%

dalam waktu beberapa jam. Bahkan apabila buah dibiarkan tanpa perlakuan

khusus kandungan ALB setelah 24 jam dapat mencapai 67%. Untuk mengatasi

terbentuknya ALB buah sawit harus dipanasi dengan suhu antara 90-1000C.

Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan bahwa secara umum,

perusahaan perkebunan kelapa sawit menggunakan pusingan panen 6/7. Artinya

ennam hari digunakan untuk panen dalam periode satu minggu dan satu hari

sisanya digunakan untuk libur dan perbaikan peralatan. Pada pelaksanaan-nya

sistem panen yang dipakai oleh perusahaan PT. AMP-1 adalah sistem 9/10 atau

pembagian blok dibagi menjadi 9 kali panen dengan pengulangan 10 hari sekali.

Pertimbangan-nya adalah pada hari minggu tidak melakukan panen dalam satu

hari dan digunakan dalam perawatan alat angkut maupun panen.

Menurut Pahan (2010), pada setiap hari kerja Asisten kebun wajib

memeriksa hasil kerja 10 pemanen meliputi pemeriksaan mutu buah di TPH dan

kualitas ancak pemanen minimum masing-masing 1 TPH. Dalam pelaksanaan-nya

di perusahaan PT.AMP-1 kegiatan pengawasan tersebut telah berjalan tetapi

belum maksimal seperti Asisten hanya memeriksa hasil tenaga kerja 5 orang dan

hancak panen hanya 5 orang saja.

Page 19: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 67

5.3.2. Aspek Biaya

Dalam kegiatan panen dan pasca panen di perusahaan PT.AMP-1 terutama

di phase 2A tidak menggunakan basis tetapi dalam kegiatan panen diperusahaan

ini dihitung dari jumlah tandan yang didapat oleh tenaga kerja panen jadi semakin

sedikit jumlah TBS yang didapat maka gaji akan semakin kecil. Perhitungan biaya

atau gaji pemanen didapatkan dari total tonase yang didapat dipabrik dan dibagi

jumlah tandan maka akan mendapatkan harga pertandannya dan rata-rata Rp

1.000-1.100 harga pertandan. Sedangkan Menurut Evizal (2014) panen harus

menggunakan basis dan lebih dari basis menjadi premi, basis borong untuk tenaga

kerja panen yaitu 800-1000 kg per Hk sedangkan apabila lebih dari basis

pertandan buah sawit diberikan premi Rp 700,- per tandannya.

Dalam kegiatan loading yang dilakukan di PT. AMP-1 ini adanya

penghematan biaya pada loading. Tenaga loading untuk satu traktor seharusnya

membutuhkan 2 orang tenaga tetapi disini supir traktor ikut menjadi loading

sehingga hanya satu tenaga loading yang membantu. Untuk pengupahan pada

loader Rp 7.000 per tonnya tetapi supir sudah mendapatkan 1 Hk dan apabila ikut

loading akan mendapatkan gaji double sedangkan tenaga yang khusus loading

hanya mendapatkan gaji loading saja. Gambar loading dan penyusunan TBS dapat

dilihat pada lampiran 3, Gambar F dan Gambar G.

Dilihat dari Tabel 9, perbandingan biaya panen dan pasca panen PT AMP-

1 dengan pahan (2010), bahwa biaya panen yang dikeluarkan oleh PT. AMP-1

lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan pahan (2010). Dalam

penggunaan biaya per hektar panen dan pasca panen contohnya, biaya yang

Page 20: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 68

dikeluarkan PT.AMP-1 sebesar Rp 231.737 sedangkan menurut pahan biaya

panen dan pasca panen per hektar sebesar Rp 189.821.

5.3.3. Kendala di Lapangan

Kendala yang dihadapi dalam kegiatan panen diantaranya adalah apabila

terjadi hujan maka hancak panen tidak siap untuk dikerjakan hari itu. Kendala

lainnya adalah ancak yang akan di panen terdapat bancahan sehingga pekerja

banyak yang mengeluh dan pekerjaan membutuhkan waktu yang lama. Pada

kegiatan pasca panen kendala yang dihadapi yaitu pada saat musim hujan, karena

ada beberapa titik yang terdapat bancahan dan ada beberapa lokasi yang mudah

tergenang oleh air sehingga menghambat pengangkutan sampai di pabrik (PKS).

Dalam mengatasi kendala-kendala yang ada dalam pelaksanaan panen dan

pasca panen adalah dengan menambah ancak panen esok harinya apabila pada

hari itu terjadi hujan yang dapat mengganggu pekerjaan panen. Apabila terdapat

ancak yang berawa yang menyebabkan pekerja kesulitan dalam proses panen,

membutuhkan waktu yang lama maka mandor dapat mengurangi luasan ancak

yang akan dipanen oleh pekerja tersebut.

Page 21: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 69

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan pembuatan Laporan Tugas Akhir ini dapat diperoleh

beberapa kesimpulan antara lain :

1) Memahami manajemen panen dan pasca panen di PT. AMP-1 plantation.

2) Mampu melakukan pelaksanaan dan pengawasan dalam kegiatan panen dan

pasca panen kelapa sawit.

3) Mampu menganalisis suatu masalah serta memberikan solusi dalam

pemecahan masalah pada kegiatan panen dan pasca panen.

4) Kegiatan panen dan pasca panen dalam kegiatan sensus buah sangat

diperlukan karena kita dapat mengetahui buah yang akan dipanen

kedepannya, bila sensus buah 4 bulan artinya kita akan mengetahui prediksi

buah yang akan dipanen dalam 4 bulan kedepan.

5) Apabila terjadi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pekerja maupun

personil akan di beri sanksi berupa teguran, surat peringatan dan dapat pula

denda berupa uang.

Page 22: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 70

6.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan pembuatan

Laporan Tugas Akhir antara lain :

1) Perlunya pengubahan manajemen didalam perusahaan ini dikarenakan

kegiatan panen dan pengutipan berondolan terpisah dan berondolan akan

mengalami kenaikan ALB apabila pengutipan dilakukan 1 hari setelah

kegiatan panen.

2) Dalam pelaksanaan pengawasan panen dan pasca panen asisten harvesting

harus memeriksa hasil kerja karyawan panen yang meliputi pemeriksaan

mutu buah di TPH dan kualitas ancak panen minimum masing-masing 1

TPH untuk menjaga kondisi tanaman dilapangan tetap baik.

3) Dalam pelaksanaan kegiatan panen dan pasca panen aspek manajemen harus

diterapkan dengan baik dan benar mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mendapatkan

efektifitas dan efisiensi kerja baik dari segi waktu maupun biaya serta untuk

mendapatkan kualitas yang bagus.

Page 23: V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa

Laporan Tugas Akhir Manajemen Perkebunan 71

DAFTAR PUSTAKA

Adi, P. 2014. Kaya dengan bertani Kelapa Sawit. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

146 hlm.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas

Perkebunan di Indonesia Area, Production and Productivity Estate Crops in

Indonesia. http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-3-prod-lsareal-

prodvitas-bun.pdf, diakses tanggal 22 Juni 2015.

Evizal, R. 2014. Dasar-dasar Produksi Perkebunan. Graha Ilmu.Yogyakarta. 209

hlm.

Fauzi, Y. Y,E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2008. Kelapa Sawit,

Budidaya Pemanfaatan Hasil & Limbah, Analisis Usaha & Pemasaran.

Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hlm.

Lubis, R.E. dan Widanarko, A. 2011.Buku Pintar Kelapa Sawit. Agro Media. 296

hlm.

Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu

hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.

Risza, S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Kanisius.

Yogyakarta. 255 hal.

Sunarko. 2014. Budidaya kelapa sawit di berbagai jenis lahan. Agro Media

Pustaka. Jakarta. 200 hlm.

Suwarto dan Octavianty, Y. 2010. Budidaya tanaman perkebunan unggul. Penebar

swadaya. Jakarta. 260 hlm.