24
21 Universitas Kristen Petra 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut akan diberikan dalam bentuk deskriptif maupun dalam bentuk uji statistik. Responden untuk kuesioner ini adalah pekerja dan staff yang pernah bekerja di perusahaan kontraktor, yaitu PT.WARINGIN, CV.SEKAR MAJU, PT.OMETRACO ARYA SAMANTA, PT.OMEGA yang pernah mengerjakan proyek di Surabaya. jumlah responden seluruhnya ada 134 orang, dengan jumlah pekerja yang disurvey adalah 110 orang sedangkan jumlah staff yang disurvey 24 orang. Dari 110 kuesioner yang disebar pada pekerja seluruhnya kembali karena pada waktu pengumpulan semua kuesioner pekerja dibantu dalam membaca dan menulis. Sedangkan untuk staff dari 90 kuesioner yang disebarkan hanya 24 kuesioner saja yang kembali karena kebanyakan staff sibuk dan tidak ada waktu untuk mengisi kuesioner.Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner Kuesioner Responden Disebarkan Kembali Tingkat pengembalian (%) Pekerja 110 110 100 Staff 90 24 26.67 4.2. Data Umum Responden 4.2.1. Data Umum Pekerja Para pekerja yang telah disurvey kebanyakan bekerja pada kontraktor dengan klasifikasi menengah 79 orang (72%), besar 6 orang (5%) dan 25 orang (23%) menjawab tidak tahu. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.2. Sedangkan tingkat pendidikan terakhir para pekerja yang terbanyak adalah tingkat SMP 46 orang (42%), SD 39 orang (35%), STM 11 orang (10%), tidak sekolah 11 orang (10%), dan sisanya 3 orang sebesar (3%) tingkat SMA yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

21 Universitas Kristen Petra

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner

yang telah disebarkan. Hasil tersebut akan diberikan dalam bentuk deskriptif

maupun dalam bentuk uji statistik. Responden untuk kuesioner ini adalah pekerja

dan staff yang pernah bekerja di perusahaan kontraktor, yaitu PT.WARINGIN,

CV.SEKAR MAJU, PT.OMETRACO ARYA SAMANTA, PT.OMEGA yang

pernah mengerjakan proyek di Surabaya. jumlah responden seluruhnya ada 134

orang, dengan jumlah pekerja yang disurvey adalah 110 orang sedangkan jumlah

staff yang disurvey 24 orang. Dari 110 kuesioner yang disebar pada pekerja

seluruhnya kembali karena pada waktu pengumpulan semua kuesioner pekerja

dibantu dalam membaca dan menulis. Sedangkan untuk staff dari 90 kuesioner

yang disebarkan hanya 24 kuesioner saja yang kembali karena kebanyakan staff

sibuk dan tidak ada waktu untuk mengisi kuesioner.Hal ini dapat dilihat pada

Tabel 4.1

Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner Kuesioner Responden

Disebarkan Kembali

Tingkat pengembalian

(%)

Pekerja 110 110 100

Staff 90 24 26.67

4.2. Data Umum Responden

4.2.1. Data Umum Pekerja

Para pekerja yang telah disurvey kebanyakan bekerja pada kontraktor

dengan klasifikasi menengah 79 orang (72%), besar 6 orang (5%) dan 25 orang

(23%) menjawab tidak tahu. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.2. Sedangkan

tingkat pendidikan terakhir para pekerja yang terbanyak adalah tingkat SMP 46

orang (42%), SD 39 orang (35%), STM 11 orang (10%), tidak sekolah 11 orang

(10%), dan sisanya 3 orang sebesar (3%) tingkat SMA yang dapat dilihat pada

Gambar 4.3.

Page 2: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

22

Klasifikasi Kontraktor

tidak tau23%

besar5%

menengah72%

Gambar 4.2. Prosentase Klasifikasi Kontraktor Tempat Pekerja Bekerja.

Pendidikan Pekerja

tidak sekolah10%

SMP42%

SD35%

STM10%

SMA3%

Gambar 4.3.Prosentase Pekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Dari data responden pekerja yang didapatkan sebanyak 7 orang berusia ≤

19 tahun (6%), 40 orang berusia 20-27 tahun (36%), 38 orang berusia 28-33 tahun

(35%), 25 orang berusia lebih dari 33 tahun (23%). Hal ini dapat dilihat pada

Gambar 4.3.

Dari data kuesioner yang telah diperoleh, dapat dianalisa bahwa lama

pengalaman kerja para pekerja adalah sebanyak 57 orang yang telah bekerja

Page 3: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

23

selama 0-5 tahun(51%), 34 orang 6-10 tahun (31%), 13 orang 11-15 tahun (12%),

dan 3 orang masing – masing untuk yang telah mempunyai pengalaman kerja 16-

20 tahun dan 20-25 tahun (3%). Lihat Gambar 4.4.

Usia Pekerja

≤196%

20-2736%

28-3335%

>3323%

Gambar 4.3. Prosentase Pekerja Berdasarkan Usia Pekerja

Gambar 4.4. Prosentase Pekerja Berdasarkan Lama Pengalaman Kerja

Dari data kuesioner juga didapatkan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh

pekerja adalah tukang batu 48 orang (44%), tukang besi 6 orang (5%), tukang

Lama Pengalaman Kerja Pekerja

0-5 thn51% 6-10 thn

31%

16-20 thn3%11-15 thn

12%

20-25 thn3%

Page 4: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

24

kayu 9 orang (8%), pembantu tukang 48 orang (35%), tukang finishing 7 orang

(6%), dan tukang listik 2 orang (2%). Lihat Gambar 4.5. sedangkan jenis

bangunan yang lebih sering ditangani oleh pekerja adalah 97 orang sering bekerja

pada bangunan kurang dari 3 lantai (88%) dan sisanya 13 orang sering berkerja

pada bangunan lebih dari 3 lantai (12%). Lihat Gambar 4.6.

Jenis Pekerjaan

tkng batu44%

tkng besi5%

tkng kayu8%

pembantu tkng35%

tkng finishing6%

tkng listrik2%

Gambar 4.5. Prosentase Jumlah Pekerja Menurut Jenis Pekerjaan

Jenis Bangunan

≤3 lantai88%

lebih dari 3 lantai12%

Gambar 4.6. Prosentase Jenis Bangunan Yang Sering Dikerjakan Oleh Pekerja

4.2.2. Data umum staff.

Page 5: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

25

Para staff kebanyakan menangani proyek menengah sebanyak 10 orang

(49%), proyek besar 7 orang (29%), dan 7 orang menjawab tidak tahu (29%).

Lihat Gambar 4.8. sedangkan pendidikan para staff rata – rata lebih tinggi dari

pekerja yaitu 19 orang lulusan perguruan tinggi (79%), dan 5 orang lulusan STM

(21%). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4.8. Prosentase Klasifikasi Kontraktor Tempat Staff Bekerja.

Pendidikan Staff

Perguruan tinggi79%

STM21%

SD0%

tdk sekolah0%

SMP0%

SMA0%

Gambar 4.9.Prosentase Pekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Klasifikasi Kontraktor

besar29%

tdk tau29%

menengah42%

Page 6: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

26

Dari kuesioner didapat bahwa usia staff adalah 6 orang berumur 20-27

tahun (25%), 8 orang berumur 28-33 tahun (33%), dan 10 orang lebih dari 33

tahun (42%).untuk lebih jelasnya lihat Gambar 4.10. Lama pengalaman kerja staff

yang paling banyak adalah 0-5 tahun sebanyak 10 orang (46%), 6-10 tahun

sebanyak 7 orang (29%), dan sisanya 6 orang 11-25 tahun(25%). Lihat

Gambar4.11.

Usia Staff

≤190% 20-27

25%

28-3333%

>3342%

Gambar 4.10. Prosentase Pekerja Berdasarkan Usia Staff

Lama Pengalaman Kerja Staff

0-5 thn46%

6-10 thn29%

11-15 thn25%

Gambar 4.11. Prosentase Staff Berdasarkan Lama Pengalaman Kerja

Page 7: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

27

Dari 24 orang tersebut 17 orang bekerja pada kontraktor yang

mengerjakan proyek kurang dari atau bangunan 3 lantai (71%), dan 7 orang

bekerja pada kontraktor yang mengerjakan bangunan lebih dari 3 lantai. Hal ini

dapat dilihat pada Gambar 4.12

Jenis Bangunan

≤3 lantai71%

lebih dari 3 lantai29%

Gambar 4.12. Prosentase Jenis Bangunan Yang Sering Dikerjakan Oleh Staff.

4.3. Analisa Perbandingan Frekuensi Terjadinya Macam-Macam

Kecelakaan Kerja Struck-by yang Dilihat dari Sudut Pandang Pekerja

dan Staff

Analisa mean/rata-rata ini untuk mengetahui seberapa besar frekuensi dari

berbagai macam-macam kecelakaan kerja struck-by (1 menyatakan tidak pernah

terjadi, 6 menyatakan selalu terjadi), dan juga mengetahui urutan/rank/peringkat

dari frekuensi sering terjadinya macam-macam kecelakaan kerja struck-by. Dari

nilai mean/rata-rata, frekuensi dari masing-masing pertanyaan dapat dilihat berapa

besarnya frekuensi terjadinya kecelakaan kerja struck-by yang pernah

dialami/dilihat oleh pekerja dan juga staff. (Tabel 4.2)

Page 8: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

28

Tabel 4.2. Frekuensi Terjadinya Macam-Macam Kecelakaan Kerja

Struck-by menurut Pekerja dan Staff Pekerja Staff

No Jenis kecelakaan struck-by Rank Mean Rank Mean

1 Tertabrak truck 17 1,21 19 1,50

2 Tertabrak kendaraan pribadi 18 1,15 25 1,04

3 Terbentur/tertimpa crane 26 1,02 23 1,33

4 Tertabrak backhoe/excavator 23 1,04 24 1,04

5 Tertabrak loader 28 1,01 28 1,00

6 Tertabrak forklift 27 1,01 27 1,00

7 Tertabrak buldozer 25 1,03 26 1,00

8 Kejatuhan gergaji 14 1,39 8 2,00

9 Kejatuhan tangga 11 1,68 7 2,04

10 kejatuhan palu 9 1,87 13 1,67

11 Kejatuhan tang 12 1,52 15 1,54

12 Kejatuhan sekop 13 1,45 14 1,54

13 Kejatuhan kayu bekisting 10 1,71 5 2,13

14 Kejatuhan dinding beton 20 1,10 18 1,50

15 Tertimpa tanah atau batu 7 2,27 4 2,13

16 Tertimpa baja atau pipa 15 1,36 9 1,83

17 Tertimpa campuran beton 19 1,13 17 1,50

18 Tertimpa beton 22 1,06 21 1,42

19 Terkena serpihan gerinda di mata 6 2,40 3 2,63

20 Terkena debu/serbuk gergagi di mata 1 4,18 1 3,63

21 Kejatuhan paku 2 3,67 12 1,71

22 Kejatuhan potongan besi 3 3,43 11 1,75

23 Terpukul palu 4 2,68 2 3,04

24 Terkena bongkaran material 5 2,49 10 1,75

25 Tertimpa pohon 21 1,07 22 1,38

26 Kejatuhan bata 8 2,15 6 2,04

27 Kejatuhan kabel 16 1,25 20 1,46

28 Tertimpa tangki air 24 1,03 16 1,50

Disini dapat dilihat bahwa adanya kesamaan jawaban antara para staff dan

juga jawaban dari para pekerja dimana terkena debu/serbuk gergaji di mata

merupakan kecelakaan kerja struck-by yang paling banyak/sering terjadi dari

sudut pandang pekerja dan juga staff dengan mean/rata-rata masing-masing adalah

4,18 dan 3,63, karena itu kecelakaan kerja struck-by terkena debu/serbuk gergaji

di mata adalah suatu kecelakaan kerja yang harus diwaspadai dan juga dicegah

agar tidak terjadi pada pekerja dan juga pada staff.

Kejatuhan paku adalah kecelakaan kerja struck-by dengan urutan kedua yang

sering terjadi menurut pekerja dengan mean/rata-rata 3,67. Lain halnya menurut

para staff, dimana frekuensi terjadinya kecelakaan kerja struck-by kejatuhan paku

Page 9: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

29

menempati urutan kedua belas dengan mean/rata-rata 1,75. Dalam hasil penelitian

ini terdapat perbedaan yang mencolok antara pendapat pekerja dan juga pendapat

staff hal ini mungkin disebabkan karena staff yang tidak mengetahui bahwa

pekerja sering mengalami jenis kecelakaan kerja struck-by kejatuhan paku di

lapangan. sedangkan para staff tidak selalu berada di lapangan untuk mengawasi

setiap pekerja yang bekerja di proyek tersebut, atau pun mungkin karena pekerja

tidak melaporkan bahwa dirinya kejatuhan paku jika mereka tidak mengalami

cidera dan hanya melaporkan jika mereka mengalami cidera yang memerlukan

biaya untuk berobat

Menurut pekerja kejatuhan potongan besi merupakan jenis kecelakaan kerja

struck-by dengan frekuensi terbesar ketiga dengan mean/rata-rata 3,43 dari dua

puluh delapan jenis kecelakaan kerja struck-by lainnya. Sedangkan menurut staff

frekuensi terjadinya kecelakan kerja struck-by kejatuhan potongan besi ini

menempati urutan kesebelas dengan mean/rata-rata 1,75. Sama halnya dengan

kecelakaan kerja struck-by kejatuhan paku jenis kecelakaan ini juga memiliki

perbedaan yang mencolok antara pendapat pekerja dan juga staff. Penyebabnya

mungkin sama dengan kecelakaan kerja struck-by kejatuhan paku, dimana pekerja

merasa tidak perlu melaporkan pada staff/ pimpinanya jika kecelakaan kerja

tersebut tidak berdampak pada diri mereka. Dapat dilihat dalam hal ini perbedaan

frekuensi terjadinya kecelakan kerja struck-by kejatuhan paku dan kejatuhan

potongan besi lebih mencolok yang kejatuhan paku hal ini disebabkan jika ada

yang kejatuhan potongan besi kemungkinan cederanya lebih besar dari yang

kejatuhan paku (potongan besi lebih besar daripada paku).

Berdasarkan pengalaman staff, kecelakan kerja struck-by terpukul palu

adalah kecelakaan kerja yang mempunyai frekuensi terbesar kedua dengan

mean/rata-rata 3,04. Sedangkan menurut pekerja kecelakaan kerja struck-by

terpukul palu menempati urutan keempat dengan mean/rata-rata 2,68 dalam

frekuensi sering terjadinya kecelakaan struck-by. Menurut jawaban staff

kecelakaan struck-by terpukul palu lebih sering terjadi jika dibandingkan dengan

jawaban pekerja, hal ini mungkin disebabkan staff bekerja mengawasi pekerja

tidak pada satu tempat saja pada lokasi proyek sedangkan pekerja hanya bekerja

pada satu wilayah dalam lokasi proyek sampai pekerjaannya selesai baru pindah,

Page 10: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

30

jadi jika ada pekerja pada lantai 2 yang terkena kecelakaan kerja terpukul palu

maka pekerja pada lantai 1 kemungkinan tidak mengetahui sedangkan staff

kemungkinanya untuk tahu lebih besar (staff berkeliling mengawasi pekerjaan

hampir di tiap lantai).

Menurut staff kecelakaan kerja struck-by yang mempunyai frekuensi

kejadian terbanyak ke tiga dengan mean/rata-rata 2,63 adalah terkena serpihan

gerinda di mata, sedangkan menurut pekerja frekuensi terjadinya kecelakaan kerja

struck-by terkena serpihan gerinda di mata menempati urutan keenam dengan

mean/rata-rata 2,40. pada jenis kecelakaan kerja struck-by terkena serpihan

gerinda dimata tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara jawaban pekerja

dan juga jawaban dari para staff, hal ini membuktikan bahwa kecelakaan struck-

by terkena gerinda dimata cukup sering terjadi.

Selain itu juga terdapat jenis kecelakaan kerja struck-by yang mempunyai

perbedaan jawaban yang cukup jauh antara jawaban dari para pekerja dan juga

dari jawaban para staff yaitu kecelakaan kerja struck-by terkena bongkaran

material. Dimana frekuensi kecelakaan kerja struck-by terkena bongkaran material

menurut jawaban para pekerja menempati urutan ke lima dengan mean/rata-rata

2,49 sedangkan menurut jawaban dari staff kecelakaan kerja struck-by

mempunyai frekuensi kejadian tersering di urutan ke sepuluh dengan mean/rata-

rata 1,75. Adanya perbedaan ini mungkin disebabkan karena para staff tidak

terlalu memperhatikan apa yang terjadi pada para pekerja terutama jika tidak

terjadi sesuatu yang berbahaya, sehingga para staff menganggap kecelakaan kerja

struck-by terkena bongkaran material mempunyai frekuensi kejadian yang tidak

terlalu besar.

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat jenis kecelakaan kerja struck-by yang

mempunyai frekuensi dengan rangking lima terbanyak, dan juga disertai dengan

kategori dari setiap jenis kecelakaan kerja struck-by tersebut (Tabel 4.3).

Page 11: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

31

Tabel 4.3 Jenis Kecelakaan dengan Urutan Lima Terbesar Berdasarkan

Kategorinya Pekerja Staff

No Jenis Kecelakaan Kategori No Jenis Kecelakaan Kategori

1 Terkena debu/serbuk gergagi di mata Material 1 Terkena debu/serbuk gergagi di

mata Material

2 Kejatuhan paku Material 2 Terpukul palu Material

3 Kejatuhan potongan besi Material 3 Terkena serpihan gerinda di mata Peralatan kerja

4 Terpukul palu Peralatan kerja 4 Tertimpa tanah atau batu Material

5 Terkena bongkaran material Material 5 Kejatuhan kayu bekisting Material

Dalam sub bab sebelumnya pernah dibahas mengenai adanya kecelakaan

kerja struck-by yang berhubungan dengan material, peralatan kerja, peralatan

perlengkapan kerja, dan juga yang berhubungan dengan lingkungan. Dari setiap

jenis kecelakaan kerja struck-by yang ada, dapat dilihat bahwa kecelakaan kerja

struck-by yang berhubungan dengan material mempunyai kemungkinan terjadi

yang paling besar dibandingkan dengan kecelakaan kerja struck-by yang

berhubungan dengan perlengkapan kerja, lingkungan, dan juga peralatan.

Menurut literatur (Hinze,1997), kecelakaan kerja struck-by yang paling

sering terjadi adalah kejatuhan benda, yang kedua adalah terkena alat berat, dan

yang ketiga adalah karena tertabrak kendaraan pribadi. Dari hasil analisa di

lapangan diperoleh adanya kesamaan dengan literatur untuk jenis kecelakaan kerja

struck-by, dimana kejadian dengan frekuensi terbanyak adalah yang berhubungan

dengan material dan juga kejatuhan peralatan sehingga dapat juga diartikan

sebagai kejatuhan benda.

4.4 Analisa Dampak dari Macam-macam Kecelakaan Kerja Struck–By dari

Sudut Pandang Pekerja dan Staff

Dengan analisa frekuensi dapat diketahui seberapa sering jenis dari

kecelakaan kerja struck –by terjadi, namun jenis kecelakaan kerja struck-by yang

sering terjadi belum tentu memberikan dampak yang berarti bagi kelangsungan

kerja suatu proyek konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi

dampak yang sering terjadi pada macam – macam kecelakaan kerja struck-by.

Yang mana dampaknya dapat berupa tidak berdampak, luka ringan, luka berat,

cacat, dan kematian. Dari analisa itu pula dapat diketahui jenis kecelakaan kerja

Page 12: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

32

struck-by manakah yang memberikan dampak terhadap proyek tersebut, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada (Tabel 4.4).

Tabel 4.4. Dampak dari Macam-macam Kecelakaan Kerja Struck-by Pekerja Staff

No Jenis kecelakaan struck-by

Kem

atia

n

Cac

at

Luka

Ber

at

Luka

Rin

gan

Tida

k A

da

Kem

atia

n

Cac

at

Luka

Ber

at

Luka

Rin

gan

Tida

k A

da

1 Tertabrak truck 11 1 2 4 92 0 2 1 1 20

2 Tertabrak kendaraan pribadi 5 6 0 2 97 0 0 1 0 23

3 Terbentur/tertimpa crane 0 0 1 0 109 3 0 0 0 21

4 Tertabrak backhoe/excavator 0 0 2 1 107 0 0 0 1 23

5 Tertabrak loader 0 0 1 0 109 0 0 0 0 24

6 Tertabrak forklift 0 0 1 0 109 0 0 0 0 24

7 Tertabrak buldozer 0 0 1 0 109 0 0 0 0 24

8 Kejatuhan gergaji 0 0 0 21 89 0 0 0 5 19

9 Kejatuhan tangga 0 0 5 36 69 0 0 0 10 14

10 kejatuhan palu 0 0 1 39 70 0 0 1 5 18

11 Kejatuhan tang 0 0 0 27 83 0 0 1 3 20

12 Kejatuhan sekop 0 0 2 24 84 0 0 2 3 19

13 Kejatuhan kayu bekisting 0 0 2 53 55 0 0 1 9 14

14 Kejatuhan dinding beton 0 0 3 2 105 0 0 4 1 19

15 Tertimpah tanah atau batu 0 0 0 33 77 0 0 1 11 12

16 Tertimpa baja atau pipa 0 0 3 26 81 1 2 1 4 16

17 Tertimpa campuran beton 0 0 2 2 106 0 0 1 2 21

18 Tertimpa beton 0 0 2 1 107 0 0 0 4 20

19 Terkena serpihan gerinda di mata 0 11 15 45 39 0 1 1 10 12

20 Terkena debu/serbuk gergagi di mata 0 0 0 21 89 0 1 0 6 17

21 Kejatuhan paku 0 0 1 10 99 0 0 1 1 22

22 Kejatuhan potongan besi 0 0 2 3 105 0 0 3 4 17

23 Terpukul palu 0 0 2 4 104 0 0 1 17 6

24 Terkena bongkaran material 0 0 0 29 81 0 1 1 3 19

25 Tertimpa pohon 0 0 2 2 106 0 0 1 2 21

26 Kejatuhan bata 0 0 1 51 58 0 1 2 10 11

27 Kejatuhan kabel 0 0 0 3 107 0 0 1 4 19

28 Tertimpa tangki air 0 0 1 1 108 0 0 1 2 21

Dari hasil analisa diatas dapat diketahui bahwa menurut pekerja dampak

kematian terbesar yang ditimbulkan adalah kecelakaan kerja struck-by tertabrak

truck yaitu 11 orang mengatakan pernah melihat dampak yang ditimbulkan

menyebabkan kematian , 1 orang mengatakan pernah melihat/ mengalami

dampak yang ditimbulkan menyebabkan cacat, 2 orang mengatakan pernah

melihat/ mengalami dampak yang ditimbulkan menyebabkan luka berat, dan 4

orang mengatakan pernah melihat/ mengalami dampak yang ditimbulkan

menyebabkan luka ringan. Kecelakaan kerja struck-by tertabrak truk ini dalam

Page 13: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

33

urutan rank/peringkat seberapa besar frekuensi terjadinya dalam pekerjaan proyek

menurut pekerja menempati urutan ke tujuh belas dari dua puluh delapan macam

kecelakaan kerja struck-by. Sedangkan menurut staff frekuensi dari kecelakaan

kerja struck-by tertabrak truck menempati urutan ke sembilan belas dari dua puluh

delapan jenis kecelakaan kerja struck-by, walaupun kecelakaan kerja struck-by

tertabrak truck menurut staff mempunyai frekuensi kejadian yang tidak terlalu

besar dan tidak menyebabkan dampak kematian namun dari 24 orang staff

mengatakan bahwa 4 orang pernah melihat kejadian tertabrak truck dan 2 orang

mengatakan pernah melihat/ mengalami dampak yang ditimbulkan adalah cacat, 1

orang mengatakan pernah melihat/ mengalami dampaknya adalah luka berat dan 1

orang mengatakan pernah melihat/ mengalami dampaknya adalah luka ringan.

Oleh sebab itu kecelakaan kerja tertabrak truck harus diwaspadai lebih lagi karena

walaupun frekuensi terjadinya termasuk jarang tapi dampak yang ditimbulkan

tergolong besar terutama menurut jawaban dari pekerja dampak yang ditimbulkan

menyebabkan dampak kematian yang terbesar.

Tertabrak kendaraaan pribadi menurut pekerja merupakan jenis kecelakaan

kerja struk-by yang menyebabkan dampak kematian terbesar ke-2 yaitu para

pekerja menjawab pernah melihat atau mengalami kecelakaan kerja struck-by

yang berdampak kematian 5 orang, cacat 6 orang, dan luka ringan 2 orang. Walau

pun kecelakaan kerja struck-by tertabrak kendaraaan pribadi mempunyai frekuensi

kejadian di urutan ke-18 dari 28 macam kecelakaan kerja struck-by, tapi

mempunyai dampak yang cukup besar. Sedangkan menurut staff kecelakaan kerja

struck-by tertabrak kendaraan pribadi berada pada urutan ke-25 dalam frekuensi

sering terjadinya dari 24 orang staff menjawab bahwa 1 orang pernah melihat/

mengalami kecelakaan ini dan dampak yang ditimbulkannya luka berat. Disini

dapat dilihat nilai mean/rata-rata frekuensi sering terjadinya kecelakaan kerja

tertabrak kendaraan pribadi dari jawaban pekerja dan juga dari jawaban staff

tidaklah jauh berbeda yaitu 1,15 dan 1,04, oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa

kecelakaan kerja struck-by tertabrak truck merupakan kecelakaan kerja yang

mempunyai dampak yang cukup besar, tetapi frekuensi kejadiannya jarang terjadi.

Dari tabel bisa dilihat bahwa menurut pekerja terkena serpihan gerinda di

mata merupakan kecelakaan kerja struck-by yang mempunyai dampak yang cukup

Page 14: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

34

besar meskipun tidak menyebabkan dampak kematian. Menurut jawaban pekerja

adalah 11 orang mengatakan pernah melihat/ mengalami dampak yang

ditimbulkan adalah cacat, 15 orang mengatakan pernah melihat/mengalami

dampak yang ditimbulkan adalah luka berat dan 45 orang mengatakan pernah

melihat/ mengalami dampak yang ditimbulkan adalah luka ringan. Dimana

menurut pekerja kecelakaan kerja struck-by terkena serpihan gerinda di mata

mempunyai frekuensi kejadian yang cukup besar yaitu pada urutan ke-5. walau

pun dampak yang disebabkan oleh kecelakaan kerja struck-by ini tidak ada yang

menyebabkan kematian, tapi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap

para pekerjanya karena dapat menimbulkan kecacatan, dan efeknya pada proyek

jika terjadi kecelakaan ini akan mengalami keterlambatan, yang ujung – ujungnya

dapat menyebabkan pembengkakan biaya atau jika parah maka proyek dapat

dihentikan untuk sementara.

Sedangkan menurut staff kecelakaan kerja struck-by yang mempunyai

dampak kematian terbesar adalah tertimpa/terbentur crane dimana 3 orang dari 24

orang mengatakan pernah melihat dampak yang ditimbulkan adalah kematian, dan

yang sisanya tidak pernah melihat/ mengalami kecelakaan kerja struck-by

tertimpa/terbentur crane. Walaupun frekuensi terjadinya kecelakaan kerja struck-

by tertimpa/terbentur crane tidak besar, tetapi dari ketiga kejadian menyebabkan

dampak yang besar yaitu kematian. Sedangkan menurut pekerja dari 110 orang

yang ditanyai hanya 1 orang yang pernah melihat/ mengalami kecelakaan kerja

struck-by tertimpa/terbentur crane dan dampak yang ditimbulkan adalah luka

berat.

Selain itu tertimpa baja atau pipa merupakan jenis kecelakaan kerja struck-by

yang mempunyai dampak kematian terbesar kedua menurut staff, yaitu dengan 1

orang menjawab pernah melihat dampak yang ditimbulkan kematian, 2 orang

menjawab pernah melihat/ mengalami dampak yang ditimbulkan cacat, 1 orang

menjawab pernah melihat/ mengalami dampak yang ditimbulkan luka berat, 4

orang menjawab pernah melihat/ mengalami dampak yang ditimbulkan luka

ringan. Sedangkan menurut pekerja jenis kecelakaan kerja struck-by tertimpa baja

atau pipa memiliki dampak yang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan

hasil penelitian menurut pengalaman staff, disini dari 110 orang pekerja

Page 15: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

35

menjawab bahwa 3 orang pernah melihat/ mengalami bahwa dampak yang

ditimbulkan adalah luka berat, 26 orang mengatakan pernah melihat/ mengalami

bahwa dampak yang ditimbulkan adalah luka ringan dan sisanya 81 orang

mengatakan tidak pernah melihat atau mengalami ataupun pernah melihat tapi

tidak menyebabkan dampak yang berarti terhadap kelangsungan proyek ataupun

pekerja tersebut. Perbedaan ini terjadi karena pekerja lebih sering tertimpa pipa

daripada baja sehingga dampak yang ditimbulkan kebanyakan luka ringan dan

tidak berdampak( data pada saat pengambilan kuesioner).

Dari hasil penelitian yang paling mencolok adalah jenis kecelakaan kerja

struck-by terkena debu/ serbuk gergaji di mata, yang mana jenis kecelakaan kerja

struck-by ini mempunyai frekuensi kemunculan yang terbesar baik menurut

pekerja maupun menurut staff. Tetapi dampak yang ditimbulkan oleh jenis

kecelakaan kerja struck-by ini hampir tidak memiliki dampak bagi kelangsungan

proyek, akan tetapi sebaiknya jenis kecelakaan kerja struck-by terkena debu/

serbuk gergaji di mata diminimalisasi agar pekerja dapat bekerja dengan nyaman.

Disini dapat dilihat bahwa sebagian besar kecelakaan kerja struck-by yang

mempunyai dampak yang paling besar adalah kecelakaan kerja struck-by yang

berhubungan dengan peralatan kerja terutama peralatan berat, tapi walaupun

mempunyai dampak yang cukup besar frekuensi terjadinya tergolong kecil atau

sedikit. Sedangkan kecelakaan kerja yang berhubungan dengan material

mempunyai dampak yang cukup kecil, tetapi mempunyai frekuensi kejadian yang

cukup sering.

4.5 Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Struck-by dari Sudut

Pandang Pekerja dan Staff

Dengan menggunakan analisa mean/rata-rata dapat diperoleh urutan dari

berbagai faktor penyebab kecelakaan kerja struck-by, dan juga dapat mengetahui

faktor penyebab kecelakaan yang paling banyak berpengaruh terhadap terjadinya

kecelakaan struck-by.(Tabel 4.5)

Page 16: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

36

Tabel 4.5. Tabel Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Struck-by

Pekerja Staff No Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Struck-by Rank Mean Rank Mean

1 Membuat keputusan yang salah dalam kondisi yang berbahaya diproyek 11 1,98 6 3,38

2 Prosedur yang tidak tepat dalam menangani material 18 1,82 17 2,63

3 Posisi operasional yang tidak tepat 26 1,63 25 2,25

4 Peralatan keselamatan kerja yang dipindahkan atau tidak berfungsi 16 1,85 19 2,38

5 Kurangnya keahlian 17 1,83 4 3,58

6 Kurangnya program pelatihan keselamatan kerja 6 2,17 11 2,92

7 Dikacaukan oleh tindakan orang lain 4 2,21 3 3,63

8 Kurangnya baju pelindung dan alat pelindung 5 2,19 13 2,88

9 Tidak sempurnanya peralatan kerja 13 1,95 15 2,75

10 Kurangnya program pengawasan lingkungan kerja 22 1,72 24 2,29

11 kegagalan dalam peringatan bahaya (alat peringatan tidak berfungsi) 25 1,66 23 2,33

12 Cara penanganan material 15 1,87 22 2,33

13 Permukaan bidang kerja 8 2,13 21 2,33

14 Pergerakan benda yang melayang 2 2,55 8 3,08

15 Cuaca/gempa bumi dan kondisi alam lainnya 7 2,15 14 2,83

16 Bekerja tanpa petunjuk yang jelas 12 1,96 27 2,17

17 Cahaya yang berlebihan 28 1,43 28 1,83

18 Meninggalkan peralatan dalam kondisi yang berbahaya 20 1,77 16 2,67

19 Menjalankan peralatan dengan kecepatan yang salah 27 1,44 18 2,50

20 Kesalahan dalam menurunkan material dari kendaraan 24 1,70 26 2,17

21 Menggunakan alat keselamatan kerja yang salah 14 1,87 9 2,96

22 Kurangnya pencahayaan dalam bekerja 23 1,71 20 2,33

23 Tidak memakai perlengkapan pelindung yang tersedia 10 2,05 7 3,33

24 Akibat dari gerakan berbahaya(berlari, melompat, melempar, dll) 19 1,80 2 3,79

25 Gas/uap/kabut/asap kondisi berdebu 1 3,00 1 4,21

26 Bersenda gurau dengan pekerja yang lain waktu bekerja 9 2,10 12 2,88

27 Kurangnya peralatan keselamatan kerja 21 1,75 10 2,92

28 Perlengkapan kerja yang tidak layak pakai 3 2,44 5 3,50

Dari tabel 4.5, dapat diketahui bahwa faktor yang paling sering menyebabkan

kecelakaan kerja struck-by baik menurut pekerja ataupun staff adalah

Gas/uap/kabut/asap dan kondisi berdebu. Menurut pekerja mean/rata-rata nya

adalah 3.00 dan menurut staff mean/rata-rata nya adalah 4.21. hal ini mungkin

disebabkan kondisi lingkungan proyek di Surabaya yang masih belum

menerapkan proyek yang ramah lingkungan dan tidak menjaga kebersihan dalam

lingkungan proyek konstruksi sehingga menyebabkan lingkungan kerja

berdebu/berasap/berkabut/uap/gas. Kondisi inilah yang mungkin sering menjadi

penyebab terjadinya kecelakaan kerja struck-by terutama yaitu terkena debu di

mata

Dari Tabel 4.5, juga dapat diketahui bahwa faktor penyebab terbesar kedua

menurut pekerja adalah pergerakan benda yang melayang. Sama halnya dengan

Page 17: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

37

faktor penyebab yang pertama, pergerakan benda yang melayang dapat

disebabkan kondisi lingkungan yang kurang baik/mendukung dalam melakukan

pekerjaan yang aman. Sedangkan menurut staff kecelakaan kerja struck-by yang

disebabkan oleh pergerakan benda yang melayang menempati urutan kedelapan

terbesar hal ini tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapat pekerja

dan pendapat staff karena mean/rata-rata menurut pekerja adalah 2,55 dan

menurut staff 3,08.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor penyebab terbesar ketiga

menurut pekerja adalah perlengkapan kerja yang tidak layak pakai.sedangkan

menurut staff faktor pelengkapan kerja yang tidak layak pakai menempati urutan

kelima dari dua puluh delapan macam – macam faktor penyebab kecelakaan kerja

struck-by. Perlengkapan alat kerja yang tidak layak pakai seringkali menyebabkan

kecelakaan kerja struck-by terjadi yaitu helm pelindung, karena mungkin menurut

pekerja helm pelindung yang tidak layak pakai akan tidak nyaman digunakan,

sehingga pekerja menjadi enggan menggunakannya. Sedangkan mungkin menurut

staff, walaupun kontraktor menyediakan helm pelindung tetapi jarang ada pekerja

yang mau menggunakannya sehingga kontraktor hanya menyediakan

perlengkapan kerja apa adanya.

Sedangkan menurut staff faktor penyebab kecelakaan kerja struck-by terbesar

ke dua adalah akibat dari gerakan berbahaya (berlari, melompat, melempar, dll)

dengan mean/rata-rata 3,79 dan menurut pekerja faktor penyebab kecelakaan ini

menempati urutan ke sembilan belas dengan mean/rata-rata 1,80 . Disini adanya

perbedaan yang mencolok antara jawaban dari para pekerja dan juga dari para

staff, karena mungkin menurut para staff gerakan berbahaya seperti berlari,

melompat ,dan melempar dapat memicu terjadinya kecelakaan kerja struck-by,

sedangkan menurut pekerja gerakan berbahaya dari para pekerja tidak terlalu

berpengaruh, karena mungkin para pekerja tidak mau disalahkan menjadi

penyebab dari kecelakaan kerja yang mereka ataupun teman mereka alami.

Faktor penyebab kecelakaan kerja struck-by terbesar ke-3 menurut staff

adalah dikacaukan oleh tindakan orang lain. Faktor penyebab yang terbesar ke-3

ini menurut staff mungkin diakibatkan oleh tindakan pekerja itu sendiri cuma

bedanya menurut pekerja faktor ini menempati urutan ke-4 (tidak jauh berbeda

Page 18: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

38

dengan menurut staff) hal ini mungkin disebabkan karena pekerja tidak mau

dirinya disalahkan sehingga mencari orang yang disalahkan agar dia tidak

disalahkan.

Membuat keputusan yang salah dalam kondisi berbahaya di proyek

merupakan jenis kecelakaan kerja struck-by yang memiliki perbedaan yang cukup

besar antara jawaban staff dan jawaban pekerja. Menurut pekerja berada pada

urutan ke sebelas dengan mean/rata-rata 1,98 sedangkan menurut jawaban staff

berada pada urutan ke enam dengan mean/rata-rata 3,38. hal ini terjadi mungkin

disebabkan oleh pekerja yang tidak mau disalahkan menjadi faktor penyebab

kecelakaan kerja struck-by sedangkan staff merasa memang hal inilah yang sering

menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja struck-by ini.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor kurangnya keahlian juga

memiliki perbedaan yang sangat besar antara jawaban staff dan jawaban pekerja.

Menurut staff mean/rata-rata dari faktor kurangnya keahlian adalah 3,58

sedangkan menurut pekerja adalah 1,83. penyebab dari besarnya perbedaan ini

mungkin sama dengan faktor akibat dari gerakan berbahaya,dikacaukan oleh

tindakan orang lain, dan membuat keputusan yang salah dalam kondisi berbahaya

di proyek. Pekerja merasa mereka tidak mau disalahkan atas kecelakaan kerja

struck-by yang disebabkan oleh dirinya.

Menjalankan peralatan dengan kecepatan yang salah merupakan faktor

penyebab kecelakaan kerja struck-by yang berada pada urutan ke delapan belas

menurut jawaban dari staff dengan mean/rata-rata 2,50 sedangkan menurut

pekerja berada pada urutan ke dua puluh tujuh dengan mean/rata-rata 1,44.

perbedaan yang mencolok ini mungkin disebabkan pekerja yang ingin secepatnya

menyelesaikan pekerjaan tanpa menyadari bahaya yang dapat ditimbulkannya.

Salah satu jenis kecelakaan struck-by yang mungkin dapat terjadi akibat faktor ini

adalah tertabrak truck.

Dalam tabel 4.5, Menggunakan alat keselamatan kerja yang salah

mempunyai perbedaan yang mencolok antara jawaban staff dan jawaban pekerja.

menurut jawaban staff berada di urutan ke sembilan dari dua puluh delapan faktor

lainnya dengan mean/rata-rata 2,96 dan peringkat empat belas dengan mean/rata-

rata 1,87 menurut jawaban pekerja. Perbedaan jawaban ini mungkin masih

Page 19: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

39

disebabkan oleh pekerja yang tidak mau dirinya disalahkan menjadi faktor

penyebab kecelakaan kerja struck-by.

Tidak memakai perlengkapan pelindung yang tersedia juga salah satu faktor

penyebab kecelakaan kerja struck-by yang memiliki perbedaan yang cukup besar

antara jawaban pekerja dan jawaban staff, yaitu mean/rata-rata menurut staff

adalah 3,33 dan mean/rata-rata menurut pekerja adalah 2,05. hal yang mungkin

menyebabkan perbedaan pandapat ini masih sama dengan yang sebelumnya yaitu

pekerja tidak mau disalahkan menjadi faktor peyebab terjadinya kecelakaan kerja

struck-by.

Kurangnya peralatan keselamatan kerja memiliki mean/rata-rata 2,92

menurut staff sedangkan menurut pekerja 1,75. hal ini mungkin disebabkan

pekerja yang tingkat pendidikannya lebih rendah jika dibandingkan dengan staff,

sehingga pekerja kurang menyadari pentingnya peralatan keselamatan kerja yang

dapat mengurangi atau mencegah terjadinya kecelakaan kerja struck-by.

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat pekerja lebih menyalahkan kondisi lingkungan

dan faktor manajemen serta orang lain sebagai penyebab kecelakaan kerja struck-

by, sedangkan menurut staff kondisi lingkungan dan ulah dari pekerja sendiri yang

menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja struck-by.

Tabel 4.6 Hubungan Faktor Penyebab dan Kategori Kecelakaan Struck-by

dengan Urutan Lima Terbesar

Pekerja Staff No. Faktor Penyebab Kategori

No. Faktor Penyebab Kategori

1 Gas/ uap/ kabut/ asap/ kondisi berdebu

Unsafe condition 1 Gas/ uap/ kabut/ asap/ kondisi

berdebu Unsafe condition

2 Pergerakan benda yang melayang Unsafe condition 2 Akibat dari gerakan berbahaya Unsafe act

3 Perlengkapan kerja yang tidak layak pakai

Faktor manajemen 3 Dikacaukan oleh tidakan orang lain Unsafe act

4 Dikacaukan oleh tidakan orang lain unsafe act 4 Kurangnya keahlihan Kondisi pekerja

5 Kurangnya baju pelindung dan alat pelindung

Faktor manajemen 5 Perlengkapan kerja yang tidak

layak pakai Faktor manajemen

Berdasarkan literatur (Hinze, 2005), faktor manusia paling berpengaruh

terhadap suatu jenis kecelakaan kerja terutama kecelakaan kerja struck-by.

Berdasarkan penelitian ini juga diperoleh hal yang sama, yaitu bahwa faktor

penyebab terjadinya kecelakaan kerja struck-by terbesar dapat dikategorikan

sebagai faktor manusia.

Page 20: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

40

4.6 Analisa Sistem Pertahanan Kecelakaan Kerja dari Sudut Pandang

Pekerja dan Staff

Dalam suatu lingkungan kerja diperlukan suatu sistem yang baik untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja, dan sistem petahanan kecelakaan kerja

saperti apa saja yang efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan tersebut.

Disini akan dianalisa jenis pertahanan keselamatan kerja mana saja yang efektif

untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja struck-by menurut para pekerja, dan

menurut para staff dengan menggunakan analisa mean/rata-rata, sehingga dapat

dicari suatu solusi yang tepat dalam melaksanakan sistem pertahanan kecelakaan

kerja dan agar sitem pertahanan keselamatan kerja tersebut tidak lah sia-sia dan

juga dapat dilaksanakan oleh setiap individu yang terlibat di dalam perusahaan

tersebut. Analisa mengenai sistem pertahanan kecelakaan kerja dapat dilihat

dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Analisa Sistem Pertahanan Kecelakaan Kerja Pekerja Staff No Sistem Pertahanan Kecelakaan Kerja

Rank Mean Rank Mean Setiap kontraktor menyediakan perlengkapan perlindungan diri seperti (helm,pelindung wajah dan mata,sabuk pengaman, penutup telinga 1 perlindungan pernafasan, sarung tangan, sepatu, dan pakaian kerja)

2 4.59 10 3.67

Setiap kontraktor menyediakan peralatan pengaman seperti: (jaring pengaman, pagar pembatas, tanda - tanda peringatan untuk daerah 2 berbahaya, dan alat pemadam kebakaran)

3 4.58 6 4.00

Melakukan perawatan alat - alat kerja yang baik setiap mau 3 melakukan pekerjaan proyek

1 4.65 3 4.71

4 Perlukah penataan site dilakukan/ tata letak yang baik 10 3.74 5 4.50 5 Melakukan/menjalankan peraturan dan prosedur keselamatan kerja diterapkan 15 3.55 4 4.63 6 Dilakukan pengawasan kerja dilakukan untuk menhindari kecelakaan 21 3.41 9 3.71 7 Pekerja diberikan pelatihan dan pengarahan keselamatan kerja 17 3.51 12 3.42 8 Memasang dipasang poster dan spanduk keselamatan kerja di lapangan 19 3.47 20 2.79 9 Pekerja memperoleh lingkungan kerja yang aman dan nyaman 6 3.84 11 3.46

Memberikan sanksi bagi yang melanggar peraturan yang dapat menyebabkan 10 kecelakaan kerja

12 3.69 18 3.08

11 Pekerja diberikan pengarahan tentang pentingnya peraturan 14 3.57 16 3.21 Diadakan pertemuan secara rutin seluruh pihak yang terlibat dalam 12 proyek tersebut (membahas mengenai masalah peroyek dan penanganannya)

22 3.39 13 3.33

13 Melakukan penyelidikan tentang penyebab kecelakaan kerja 9 3.77 1 5.46 14 Peninjauan lingkungan kerja 18 3.50 14 3.29 15 Pelatihan tentang penanganan material (seperti penempatan material yang benar) 20 3.42 24 2.63 16 Mematikan peralatan/mengerem 16 3.52 23 2.67 17 Penggunaan ukuran peralatan yang tepat (seperti dalam penggunaan mata bor) 7 3.82 17 3.13 18 Menggunaan pelindung keselamatan yang tepat pada penggunaan peralatan 13 3.64 8 3.75 19 Menggunakan alat berdasarkan petunjuk spesifikasi pabrik 11 3.72 7 3.75 20 Melakukan prosedur penghancuran yang tepat (seperti pendedelan beton) 8 3.78 15 3.21 21 Alat tidak digunakan untuk mengangkut beban yang berlebihan/over load 5 3.98 2 5.04 22 Jumlah tenaga kerja yang memadai/tidak kekurangan pekerja 4 4.04 19 2.83 23 Mengadaptasikan desain lingkungan kerja dan metode pada setiap individu 23 2.43 25 2.25 24 Memastikan setiap orang mengerti apa yang harus mereka lakukan supaya aman 24 2.15 21 2.75 25 Memastikan kegiatan keselamatan disetujui setiap orang 25 1.98 22 2.67

Page 21: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

41

Dari Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa yang paling efektif menurut sudut

pandang pekerja dengan mean/rata-rata 4,65 adalah dengan melakukan perawatan

alat – alat kerja yang baik setiap mau melakukan pekerjaan proyek, sedangkan

menurut staff hal ini menempati urutan ketiga dengan mean/rata-rata 4,71 yang

mana jawaban antara para pekerja dan para staff tidaklah terlalu berbeda. Jadi

dapat dilihat bahwa peralatan alat-alat kerja merupakan salah satu hal yang cukup

efektif untuk melakukan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kerja struck-

by, baik itu menurut para pekerja atau pun menurut para staff.

Sistem pertahanan keselamatan kerja yang menempati urutan kedua menurut

pekerja dengan mean/rata-rata 4,59 adalah setiap kontraktor menyediakan alat

perlindungan diri seperti (helm, pelindung wajah dan mata, sabuk pengaman,

penutup telinga,perlindungan pernafasan,sarung tangan, sepatu, dan pakaian

kerja). Sedangkan menurut staff hal ini menempati urutan ke-10 dengan mean

/rata-rata 3,67. Hal ini mungkin disebabkan oleh pekerja yang menginginkan alat

perlindungan diri yang memadai buat setiap pekerja, tapi mungkin menurut pihak

kontraktor hal tersebut tidaklah terlalu berpengaruh atau pun efektif dalam

mencegah kecelakaan kerja struck-by karena walaupun sudah disediakannya

peralatan keselamatan kerja tapi jarang ada pekerja yang mau menggunakannya.

Tapi bila dilihat berdasarkan faktor penyebab kecelakaan kerja struck-by, yang

menjadi faktor penyebab utama penyebab kecelakaan kerja struck-by adalah

disebabkan karena faktor lingkungan (unsafe condition) sehingga hal tersebut

perlu diberikan perhatian yang khusus dalam mengatasinya.

Dari data yang telah diperoleh dapat kita ketahui menurut pekerja hal ketiga

yang dianggap efektif dalam mencegah kecelakaan struck-by adalah hal yang

masih menuntut kontraktor untuk menyediakan peralatan pengaman seperti (jaring

pengaman, pagar pembatas, tanda – tanda peringatan untuk daerah berbahaya, dan

alat pemadam kebakaran). Hal ini memiliki mean/rata-rata sebesar 4,58.

sedangkan menurut staff hal ini menempati urutan ke-6 dengan mean/rata-rata

sebesar 4,00 hal ini menurut staff cukup efektif karena dengan adanya tanda –

tanda ini orang – orang yang berada di proyek tahu bahwa tempat itu berbahaya

dan yang ada di sana akan berhati – hati. Tapi seperti halnya dengan cara

pencegahan yang sebelumnya dapat diketahui bahwa hal tersbut tidaklah terlalu

Page 22: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

42

efektif, karena yang menjadi penyebab utama dari kecelakaan kerja struck-by

adalah disebabkan karena faktor lingkungan, sehingga yang harus diutamakan

untuk dilakukan adalah dengan menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan

nyaman bagi para pekerja dan juga meningkatkan kesadaran dari para pekerjanya

untuk meningkatkan keselamatan kerja di proyek tersebut.

Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang staff didapat bahwa yang paling

efektif adalah dengan cara mengadakan penyelidikan tentang penyebab

kecelakaan kerja dengan mean/rata-rata sebesar 5,46, dimana para staff mungkin

beranggapan bahwa jika dapat mengetahui penyebabnya maka dapat dicari cara

untuk menanggulangi kecelakaan kerja struck-by tersebut. Sedangkan menurut

pekerja hal ini menempati urutan ke-9 dengan mean/rata-rata sebesar 3,77, dimana

para pekerja juga merasa hal itu juga termasuk cukup penting dan efektif dalam

mencegah terjadinya kecelakaan kerja struck-by, tapi kemungkinan menurut

pekerja hal itu merupakan tanggung jawab dari pihak kontraktor dan bukan

merupakan tanggung jawab dari para pekerja.

Yang menempati urutan kedua paling efektif menurut staff adalah dalam

penggunaan alat tidak digunakan untuk mengangkut beban yang berlebihan

dengan mean/rata-rata 5,04 para staff sadar dan tahu bahwa alat akan cepat rusak

jika digunakan untuk mengangkat beban yang berlebihan dan nantinya akan

menyebabkan terjadinya kecelakan kerja struck-by, sedangkan menurut pekerja

hal ini menempati urutan ke-5 dengan mean/rata-rata 3,98. Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa perlunya ada perhatian yang khusus dalam penanganan

peralatan kerja, terutama peralatan berat dalam mengangkut beban agar tidak

melebihi dari batas yang sudah ditentukan, karena hal tersebut juga dapat

menimbulkan kecelakaan kerja yang mempunyai dampak yang cukup besar.

Dari hasil analisa sistem pertahanan kecelakaan kerja struck-by yang

mempunyai perbedaan jawaban yang mencolok antara jawaban pekerja dan staff

adalah jumlah tenaga kerja yang memadai/ tidak kekurangan pekerja dengan mean

/rata-rata2,83 menurut jawaban staff dan 4.04 menurut jawaban pekerja. Hal ini

mungkin terjadi karena pekerja merasa lebih ringan jika pekerjanya lebih banyak

dan staff menganggap lebih efektif bila jumlah pekerja secukupnya saja tapi lebih

efektif dalam bekerja.

Page 23: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

43

Dari sitem pertahanan nomor sembilan dan juga nomor empat belas, yaitu

pekerja memperoleh lingkungan kerja yang aman dan nyaman, dan juga

peninjauan lingkungan kerja merupkan sistem pertahanan yang kurang efektif

menurut pekerja maupun staff. Sedangkan pada hasil analisa frekuensi dan faktor

kecelakaan kerja struck-by, sistem pertahanan ini dapat mencegah terjadinya

kecelakaan terkena serbuk gergaji/ debu di mata yang merupakan frekuensi

kecelakaan kerja struck-by terbesar, serta dapat mengurangi faktor yang menjadi

penyebab terbesar yaitu gas/ uap/ kabut/ asap/ kondisi berdebu. Hal ini disebabkan

karena pekerja dan juga staff kurang menyadari akan pentingnya sistem

pencegahan terhadap kecelakaan kerja, tetapi lebih mengutamakan pada

penanganan kecelakaan kerja itu sendiri.

Sistem pertahanan kerja dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu hard defences

dan juga soft defences. Disini ditampilkan sistem pertahanan kecelakaan kerja

yang mempunyai rank/peringkat lima terbesar menurut pekerja dan juga menurut

staff, selain itu juga dicantumkan kategorinya masing-masing, yaitu hard defences

atau soft defences (Tabel 4.8).

Tabel 4.8 Sistem Pertahanan Kecelakaan Kerja dan Kategorinya dengan

Urutan Lima Terbesar

Pekerja Staff NO Sistem Pertahanan Kecelakaan Kerja

Kategori

NO Sistem Pertahanan Kecelakaan Kerja

Kategori

Melakukan perawatan alat - alat kerja yang baik setiap mau melakukan pekerjaan proyek 1

Hard defens

es 1 Melakukan penyelidikan tentang penyebab

kecelakaan kerja

soft defens

es Setiap kontraktor menyediakan perlengkapan perlindungan diri seperti (helm,pelindung wajah dan mata,sabuk pengaman, penutup telinga 2

perlindungan pernafasan, sarung tangan, sepatu, dan pakaian kerja)

Hard defens

es 2 Alat tidak digunakanuntuk mengankut beban

yang berlebihan/over load

Hard defens

es

Setiap kontraktor menyediakan peralatan pengaman seperti: (jaring pengaman, pagar pembatas, tanda - tanda peringatan untuk daerah

Melakukan perawatan alat - alat kerja yang baik setiap mau melakukan pekerjaan proyek

3

berbahaya, dan alat pemadam kebakaran)

Hard defens

es 3

soft defens

es

4 Jumlah tenaga kerja yang memadai/tidak kekurangan pekerja

Soft defens

es 4 Melakukan/menjalankan peraturan dan

prosedur keselamatan kerja diterapkan

soft defens

es

5 Alat tidak digunakanuntuk mengangkut beban yang berlebihan/over load

Hard defens

es 5 Perlukah penataan site dilakukan/ tata letak

yang baik

soft defens

es

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa yang paling efektif dilakukan untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja baik itu menurut pekerja maupun menurut

staff adalah diutamakan pada sistem hard defences.

Page 24: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan. Hasil tersebut

Universitas Kristen Petra

44

Dari data – data yang telah didapatkan, dicoba untuk membandingkan dengan

literatur (Hinze 2005) maka didapatkan bahwa 3 hal yang paling efektif dalam

mencegah terjadinya kecelakaan kerja struck-by adalah penggunaan alat

perlindungan diri, pemberian pelatihan dan pengarahan pada pekerja untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja struck-by, tersedianya peralatan

pengaman.dari ketiga hal tersebut diatas yang mempunyai perbedaan yang

mencolok dengan hasil kuesioner adalah pekerja diberikan pelatihan dan

pengarahan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja struck-by. Menurut hasil

kuesioner menurut pekerja menempati urutan ke tujuh belas sedangkan menurut

staff urutan ke dua belas. Hal ini disebabkan sumber daya manusia di Amerika

berbeda dengan di Surabaya, di Amerika pekerja diharuskan mengikuti pelatihan

agar bisa melakukan pekerjaan konstruksi, sedangkan di Surabaya orang yang

bekerja di bidang konstruksi hanya berdasarkan pengalaman, dan juga rata – rata

pendidikan mereka rendah sehingga kesadaran untuk mengikuti program pelatihan

juga rendah dan mungkin menurut mereka membuang – buang waktu, sedangkan

mungkin menurut staff pekerja susah diatur dan keuntungan dari diadakan

pelatihan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Oleh sebab itu harus

dicari solusi dimana para pekerja dapat diberikan pelatihan yang memadai

sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dari kontraktor itu sendiri, sehingga

kontraktor tersebut merasa tidak dirugikan dengan memberikan pelatihan kepada

para pekerjanya.