23
1 MAKALAH PRAKTIKUM BAHAN ALAM “ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TANAMAN ROSELLA” Disusun Oleh : Fajar Asmara Nur Alam ( 138921 ) Dosen Pembimbing: Mukadis M.Pd AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK 2015 / 2016

Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

r

Citation preview

Page 1: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

1

MAKALAH PRAKTIKUM BAHAN ALAM

“ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TANAMAN ROSELLA”

Disusun Oleh :

Fajar Asmara Nur Alam ( 138921 )

Dosen Pembimbing:

Mukadis M.Pd

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK

2015 / 2016

Page 2: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan atas karunia Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah “Praktek

Bahan Alam: Isolasi dan Identifikasi tanaman rosella ”

Dalam pembuatan makalah ini, kami menemui beberapa kesulitan dalam

mengerjakannya. Namun, kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Kami

mengucapkan terimakasih terutama kepada; Tim Praktek mata kuliah Praktek

Bahan Alam, karena telah memberikan kami tugas makalah ini serta kepada pihak-

pihak lain yang telah membantu menyelesaikan tugas ini baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari

sempurna untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi

perbaikan kearah kesempurnaan dan lebih baik kedepannya. Semoga makalah ini

bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya. Akhir

kata kami ucapkan terima kasih.

Pontianak, Oktober 2015

Penyusun

Page 3: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II ................................................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 3

2. 1 Klasifikasi ....................................................................................................... 3

2. 2 Kandungan kimia ............................................................................................ 4

2. 3 Manfaat ........................................................................................................... 5

2. 4 Morfologi ........................................................................................................ 5

BAB III ............................................................................................................................... 8

METODE PENELITIAN ................................................................................................ 8

3.1 Alat dan Bahan ................................................................................................ 8

3.2. Cara Kerja ....................................................................................................... 9

3.2.1. Pengumpulan bahan baku ....................................................................... 9

3.2.2. Sortasi Basah ........................................................................................... 9

3.2.3. Pencucian ................................................................................................ 9

3.2.4. Perajangan ............................................................................................. 10

3.2.5. Pengeringan ........................................................................................... 10

3.2.6. Sortasi Kering ....................................................................................... 10

3.2.7. Penyimpanan ......................................................................................... 10

3.2.8. Parameter Simplisia .............................................................................. 10

3.8.9 Ektraksi ................................................................................................................ 11

3.2.9. Identifikasi ekstrak .............................................................................................. 12

BAB IV ............................................................................................................................. 15

PENUTUP ........................................................................................................................ 15

Page 4: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

iii

4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 17

Page 5: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman rosella merupakan tanaman yang serbaguna. Hampir seluruh

bagian tanaman rosella mulai dari buah, kelopak dan daun dapat dimakan.

Tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai bahan minuman, sari buah, salad, sirup,

pudding dan asinan. Minuman dari kelopak rosella, selain punya rasa yang enak

juga berkhasiat sebagai obat batuk dan lainlain. Sebagai obat tradisional, secara

empiris rosella berkhasiat sebagai antiseptic, diuretic, pelarut, sedative, dan

tonik (Maryani dan Kristina, 2005)

Salah satu kandungan yang ada dalam kelopak rosella adalah flavonoid

yaitu antosianin. Flavonoid adalah salah satu senyawa metabolitb sekunder

yang biasanya ada di akar, batang, daun, kelopak, biji dan lain-lain. Antosianin

adalah pigmen daun bunga yang berwarna merah sampai biru. Flavonoid yang

ada sebagai metabolit sekunder mempunyai efek berbagai macam, seperti dapat

bekerja sebagai inhibitor kuat pernafasan, sebagi antioksidan juga bermanfaat

sebagai pengobatan gangguan fungsi hati dan mengurangi pembekuan darah

(Robinson, 1991)

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan

yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan atas simplisia nabati, simplisia

hewani, dan simplisia pelican (mineral). Untuk menjamin mutu keseragaman

senyawa aktif, keamanan, maupun kegunaannya, maka simplisia harus

memenuhi persyaratan minimal. Untuk dapat memenuhi persyaratan minimal

tersebut beberapa faktor yang berpengaruh antara lain adalah: 1. Bahan baku

simplisia 2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan

baku simplisia 3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia (DepKes, 1985)

Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut:

pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan,

sortasi kering, pengepakan, penyimpanan dan pemeriksaan mutu (DepKes,

1985).

Page 6: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

2

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa senyawa yang terdapat dalam tanaman rosella ?

2. Bagaimana cara mengidentifikasi senyawa yang terdapat pada tanaman

rosella ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui senyawa yang terdapat dalam tanaman rosella.

2. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi senyawa yang terdapat pada

tanaman herba rosella.

Page 7: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Klasifikasi

Devisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Malvaceales

Famili : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Speces : Hibiscus sabdariffa L.

Varietas : Hibiscus sabdariffa varietas sabdariffa L.

Hibiscus sabdariffa varietas ultissima Wester (Anonim, 2009).

Page 8: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

4

2. 2 Kandungan kimia

Page 9: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

5

2. 3 Manfaat

Dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi

(hypertensi), melancarkan buang air kecil (diuretic), sebagai anti

inflammantory yang kuat, mempunyai unsur antipyretic yang

menurunkan panas dalam, mempercepat pemecahan darah beku di

otak, kandungan asiaticoside (triterpene glycoside) dalam

merangsang pembentukan lipid dan protein yang amat berguna

untuk kesehatan kulit. Asiaticosides diklarifikasikan juga sebagai

antibiotik, mengandung vitamin C, B, D, K beberapa mineral

penting temasuk magnesium, kalsium dan sodium, dapat

meredakan dan menghilangkan batuk kronis, menurunkan

kolesterol, menghancurkan lemak, melangsingkan tubuh,

mengurangi efek buruk miras, mengurangi kecanduan merokok,

mencegah stroke dan hypertensi, mengurangi stress, memperbaiki

pencernaan, menghilangkan wasir, menurunkan kadar gula, bersifat

penetral racun, mencegah kanker, tumor, kista dan sejenis, maaq

menahun, migrain, demam tinggi, cocok untuk ibu hamil guna

membentuk kecerdasan otak anak di dalam kandungan, mampu

meningkatkan gairah sex dan tahan lama (dengan terapi rutin), dan

lain-lain (Daryanto-Agrina, 2006).

2. 4 Morfologi

a. Batang

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang

bulat, tegak, berkayu dan berwarna merah.tumbuh dari biji dengan

ketinggian bisa mencapai 3-5 meter.

Gambar 2.1 batang

Page 10: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

6

b. Akar

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai akar

tunggal.

c. Daun

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun

tunggal berbentuk bulat telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi

bergerigi dan pangkal berlekuk, Panjang daun 6-15 cm dan lebar 8

cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7 cm (Seperti

pada gambar 2.3)

d. Bunga

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga

berwarna cerah, Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap

dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga raya/sepatu. Bunganya

keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang berarti

pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini

mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang

pangkalnya saling berlekatan dan berwarna merah. Kelopak bunga ini

sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang

sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.(Seperti

pada gambar 2.2).

Gambar 2.2 bunga Gambar 2.3 daun

Page 11: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

7

e. Biji

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai biji berbentuk

seperti ginjal hingga triangular dengan sudut runcing, berbulu, panjang 5 mm

dan lebar 4 mm.

Gambar 2.4 biji

4. Perkembang biakan tanaman rosella

Tanaman rosella berkembang biak secara generatif (dengan biji).

5. Kandungan zat kimia pada bunga rosella.

Bunga rosella mempunyai kandungan zat kimia sebagai berikut : kalori, air,

protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor, besi, B-karotene, asam askorbat

(Daryanto-Agrina, 2006).

Page 12: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan

Pembuatan Simplisia

1. Pisau

2. Bak cuci

3. Alat pengering (oven)

4. Kain hitam

5. Alat penumbuk

Ekstraksi

1. Bejana maserasi

2. Gelas kimia

3. Erlenmeyer

4. Evaporator

KLT

1. Gelas kimia

2. Penggaris

3. Pinset

4. Lampu UV

5. Pipa kapiler

6. Chamber

7. Oven

Bahan yang digunakan

Pembuatan Simplisia

Kelopak bunga rosella.

Ekstraksi

1. Kelopak bunga rosella

2. Etanol 96 %

3. Kertas saring

Page 13: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

9

KLT

1. Kloroform

2. Aquades

3. N-heksan

4. Kertas saring

5. Tissu

6. Plat KLT

3.2. Cara Kerja

3.2.1. Pengumpulan bahan baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain :

1. Bagian tanaman yang digunakan

2. Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen

3. Waktu panen

4. Lingkungan tempat tumbuh

Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan

senyawa aktif di dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen

yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif

dalam jumlah yang terbesar. Senyawa aktif terbentuk secara maksimal di

dalam bagian tanaman atau tanaman pada umur tertentu.

3.2.2. Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran0kotoran atau

bahan asing lainnya dari bahan simplisia.

3.2.3. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran

lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air

bersih,misalnya air dari mata air, air sumur atau air PAM. Bahan simplisia

yang mengandung zat yang mudah larut di dalam air yang mengalir,

pencucian agar dilakukan dalam waktu ynang sesingkat mungkin.

Page 14: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

10

3.2.4. Perajangan

Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan.

Perajangan bahan simplisia dilkukan untuk mempermudah proses

pengeringan,pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil

jangan langsung dirajang tetapi dijemur dlaam keadaan utuh selama satu

hari. Perajangan dilakukan dengan pisau,dengan alat mesin perajangan

khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang

dikehendaki.

3.2.5. Pengeringan

Tujuan pengeringan adalahuntuk mendapatkan simplisia yang tidak

mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan

dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Pengeringan simplisia

dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau menggunakan suatu

alat pengeringan. Ha-hal yang perlu diperhatikan selama proses

pengeringan adalah suhu pengeringan,kelembaban udara,aliran udara,waktu

pengeringan, dan luas permukaan bahan. Cara pengeringan yang salah dapat

mengakibatkan terjadinya “face harding” yakni bagian luar bahan sudah

kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.

3.2.6. Sortasi Kering

Setelah pengeringan sebenarnya tahap akhir pembuatan simplisia.

Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian

tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih

ada dan tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilkukan sebelum

simplisia dibungkus untuk kemudian dibungkus.

3.2.7. Penyimpanan

Simplisisa dapat rusak mundur atau berubah mutunya karena

berbagai faktor luar dan dalam antara lain : cahaya, oksigen udara, reaksi

kimia intern, dehidrasi, penyerapan air, serangga kapang.

3.2.8. Parameter Simplisia

1. Pemerian

Bau aromatik; rasa pahit (materia medika jilid 2).

Page 15: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

11

Berupa herba, bau khas, rasa pahit, batang bentuk bulat, daun kecil,

bentuk bundar telur – bundar memanjang; panjang helai daun 5 -10 mm,

lebar 2,5 – 5 mm, bungan dan buah terdapat pada ketiak daun atau

terlepas; buah bentuk bulat berwarna hijau kekuningan – kuning

kecoklatan (farmakope herbal).

2. Kadar Air

Prinsip metode ini adalah pengukuran kandungan air yang berada

didalam bahan. (tidak lebih dari 10%).

3. Susut Pengeringan

Susut pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada

temperatur 105oC selama 30 menit atau sampai berat konstan. <111>

tidak lebih dari 10%

4. Kadar Abu

1. Kadar abu total

<81> tidak lebih dari 7,2%

2. Kadar abu tidak larut asam

<82> tidak lebih dari 1,2%

5. Kadar Sari

1. Kadar sari larut air

<91> tidak kurang dari 16,0%

2. Kadar sari larut etanol

<92> tidak kurang dari 8,0%

3.8.9 Ektraksi

A. Maserasi

1. Haluskan sampel tumbuhan yang telah kering menjadi serbuk

2. Timbang sampel halus tersebut

3. Masukkan dalam bejana maserasi dan tambahkan pelarut etanol

sampai semua sampel terendam

4. Diamkan sampel sambil diaduk-aduk

5. Proses dilakukan selama 3 kali 24 jam

6. Maserasi diambil dan disaring lalu dilakukan teknik pemekatan

Page 16: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

12

B. Teknik Pemekatan

1. Masukkan hasil penyaringan berupa ekstrak cair kedalam cawan

porselen yang telah diketahui beratnya dan kemudian uapkan diatas

penangas air hingga menjadi ekstrak kental

2. Atau lakukan pemekatan dengan evapurator hingga menjadi ekstrak

kental

C. Perhitungan Randemen

1. Ketahui berat ekstrak kental melalui selisis berat cawan yang berisi

dengan ekstrak dengan berat cawan kosong

2. Hitung randemen melalui rumus :

Rendemen = ekstrak kental X 100%

Berat sampel

3.2.9. Identifikasi ekstrak

1. Penyiapan Sampel

A. Diambil sedikit ekstrak sampel dan ditempatkan pada dua botol vial

yang terpisah, beri tanda

B. Dilarutkan ekstrak sampel dengan pelarut etanol atau air hingga

diperoleh larutan ekstrak yang cukup encer

2. Penyiapan Plat KLT

A. Disiapkan plat KLT alumunium berlapis silika gel 60 GF254 Merck

ukuran 2x4 cm(lebar x tinggi)sebanyak 3 buah

B. Diaktifkan plat dengan cara dipanaskan plat dalam oven pada suhu

100oC selama 5 menit

C. Diambil plat KLT dan didinginkan

D. Dibuat garis batas pada bawah dan atas plat KLT masing-masing

dengan jarak 3 mm dan 2 mm, gunakan pensil

E. Dibuat 2 titik berjarak 0,5 cm satu sama lain pada garis batas bawah

3. Penyiapan Chamber

A. Disiapkan chamber, pinset, gelas ukur dan kertas saring

B. Dimasukkan pelarut fase gerak berdasarkan Farmakope Herba

Indonesia kedalam chamber dan tutup chamber

Page 17: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

13

C. Dimasukkan kertas saring dengan ukuran yang sesuai dengan

ukuran chamber dan letakkan sedemikian rupa

D. Dibiarkan chamber jenuh dengan uap eluen yang ditandai dengan

basahnya kertas saring.

4. Penotolan Pada Plat KLT

A. Disiapkan larutan sampel, pipa kapiler, tisu, pelarut metanol dan

plat KLT

B. Dibersihkan pipa kapiler dengan pelarut metanol dan dikeringkan

dengan tisu

C. Diambil larutan ekstrak sampel dengan menggunakan pipa kapiler

bersih dan ditotolkan dititik pertama pada plat KLT, dikering

anginkan

D. Diulangi penotolan hingga titik pertama cukup pekat berisi ekstrak

n-heksan (warna ungu atau gelap diamati dibawah lampu UV)

E. Dilakukan kembali cara kedua sampai 4 untuk penotolan terhadap

ekstrak dititik kedua pada plat KLT

5. Pengelusian

A. Dimasukkan platKLT yang sudah berisi ekstrak n-heksan dan

metanol kedalam chamber yang sudah jenuh, dengan posisi tegak.

Diusahakan garis batas bawah tidak terendam eluen.

B. Ditutup chamberdengan cepat dan ditunggu sampai eluen mencapai

tanda batas atas.

C. Diambil plat KLT dengan pinset dan dikeringanginkan

6. Pendeteksian

A. Secara visula

Diamati plat KLT

Ditandai noda-noda yang berwarna dengan pensil.

Dihitung harga Rf masing-masing noda.

o 𝑅𝑓 =𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑜𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠

Dicatat warna noda masing-masing harga Rf /noda

B. Pengamatan plat KLT dibawah lampu UV.

Page 18: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

14

Diamati plat KLT di bawah lampu UV

Ditandai noda yang berpendar dengan pensil

Dicatat warna pendaran noda

Dihitung harga Rf

C. Pengamatan dengan pereaksi/reagen penampak noda.

Disiapkan reagen penampak noda dalam sprayer gelas.

Disemprot reagen dipermukaan plat KLT hingga rata. Dilakukan

dilemari asam.

Diambil plat KLT dan dipanaskan dalam oven dengan suhu 100C.

Tungguhingga 5 menit atau sampai noda-noda menampakkan

perubahan warna.

Diambil plat KLT dan dicatat warna noda yang tampak.

Dihitung harga Rf dan noda-noda tersebut.

Page 19: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

15

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

A. Kandungan kimia yang terdapat pada tanaman rosella salah satunya adalah

flavonoid yaitu antosianin.

B. Tanaman rosella dapat di identifikasi dengan metode KLT ( Kromatografi

Lapis Tipis )

Page 20: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

16

DAFTAR PUSTAKA

Carvajal-Zarrabal O, Maria D, Barradas-Dermitz, Orta-Flores, Z. Margaret P,

Hayward-Jones et al. Hibiscus sabdariffa L., Roselle Calyx, from Ethno-

botany to Pharmacology. Journal of Experimental

Pharmacology.2012.4:25–39.

Dalimartha, S., 1999, Atlas Tumbuhan Obat, Jilid I, Penerbit Trubus Agriwidya,

Jakarta, hlm. 120.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Materia Medika Indonesia, Jilid

III, Jakarta, hlm 20-25

Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III, Jakarta, hlm. 1756.

Mahadevan N, Shivali, and Kamboj P. Hibiscus sabdariffa Linn, An Overview.

Natural Product Radiance;2009. 8 (1):77-83.

Page 21: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

17

LAMPIRAN

1. Penyiapan Simplisia

Diambil kelopak bunga rosella segar

Dicuci bersih dengan air mengalir

Dirajang tumbuhan dengan ukuran sedang

Dikeringkan dalam oven dengan suhu 40ºC hingga kadar air < 5%

Diblender

2. Ekstraksi Sampel

Ditimbang sebanyak 502,01g serbuk simplisia kering

Dimaserasi

Disaring

Dipekatkan filtrat dengan menggunakan vacum rotary evaporator

dengan suhu 45ºC

Tumbuhan Rosella

Serbuk Simplisia

Serbuk Simplisia

Filtrat

Ekstrak Kental

Page 22: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

18

3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

a. Penyiapan KLT

Plat KLT

- Disiapkan sebanyak 1 buah dengan ukuran 3 x 10 cm

- Dibuat garis batas bawah dan atas plat KLT masing-masing dengan

jarak 1 cm dan 0.5 cm menggunakan pensil

- Dibuat dua titik berjarak 1 cm satu sama lain pada garis batas bawah

- Diaktifkan plat degan cara dipanaskan dalam oven pada suhu 100oC

selama 5 menit

- Diambil plat KLT dan dinginkan

Plat KLT siap pakai

b. Penyiapan Chamber

Eluen

- Dimasukkan dalam chamber dan ditutup

- Dimasukkan kertas saring dengan ukuran yang sesuai ke dalam

chamber dan ditempatkan sedemikian rupa

- Dibiarkan chamber jenuh dengan uap eluen yang ditandai dengan

basahnya kertas saring

Chamber Jenuh

Keterangan : Eluen = Kloroform : N-heksan ( 4: 1 )

c. Penotolan

Sampel

- Diambil ekstrak sampel dengan menggunakan pipa kapiler bersih

dan ditotolkan pada plat KLT, dikering anginkan.

- Diulangi penotolan hingga cukup pekat berisi ekstrak sampel

Hasil penotolan

Page 23: Tugas Pak Mukadis Fajar Asmara Nur Alam

19

d. Pengelusian

Plat KLT + hasil penotolan

- Dimasukkan dalam chamber yang sudah berisi eluen yang sudah

jenuh dengan posisi tegak

- Diusahakan bagian batas bawah tidak terendam oleh eluen

- Ditutup chamber dengan cepat dan ditunggu sampai eluen mencapai

tanda batas atas

- Diambil plat KLT dengan pinset dan dikringanginkan.

Hasil