6
TRADISI BAAYUN MAULUD DI KALIMANTAN SELATAN Tugas Mata Kuliah Prinsip Dasar Komunikasi Tugas dari Drs. M.S.Sailillah, MSi Oleh: Rina Aprina 13910020 Abstract Maulud Baayun is a tradition of South Kalimantan which is a result of the influx of Islamic teachings. One of media communication used through the method of propagation. This paper describes the history of tradition Baayun Maulud, the role entry of Islam in Kalimantan and the characteristics of the spread of effective communication: understanding, pleasure, influence, the better the relationship, and the cause of action. Abstrak Tradisi Baayun Maulud merupakan tradisi dari Kalimantan Selatan yang merupakan hasil dari masuknya ajaran Islam. Salah satu media komunikasi yang digunakan saat itu adalah melalui metode dakwah. Tulisan ini berisi tentang sejarah Tradisi Baayun Maulud, peran masuknya ajaran Islam di Kalimantan dan ciri-ciri komunikasi penyebaran agama yang efektif : melahirkan pemahaman, kesenangan, pengaruh, hubungan yang makin baik, dan menimbulkan tindakan. 1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Menurut pandangan teologi dan orang-orang yang beragama; kebudayaan adalah perpanjangan dari perilaku agama. Agama bagaikan roh yang datang dari langit, sedangkan budaya adalah jasad bumi yang siap menerima ruh agama sehingga pertemuan antara keduanya melahirkan peradaban. Ruh tidak dapat beraktivitas dalam pelataran sejarah tanpa jasad, sedangkan jasad akan mati dan tidak sanggup terbang menggapai langit-langit makna Ilahi tanpa ruh agama (M. Thoyibi, 2003: 7).

Tradisi Baayun Maulud Sebagai (TUGAS).pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

magister ilmu komunikasi

Citation preview

  • TRADISI BAAYUN MAULUD DI KALIMANTAN SELATAN

    Tugas Mata Kuliah Prinsip Dasar Komunikasi

    Tugas dari

    Drs. M.S.Sailillah, MSi

    Oleh:

    Rina Aprina

    13910020

    Abstract

    Maulud Baayun is a tradition of South Kalimantan which is a result of the influx of Islamic

    teachings. One of media communication used through the method of propagation. This paper

    describes the history of tradition Baayun Maulud, the role entry of Islam in Kalimantan and the

    characteristics of the spread of effective communication: understanding, pleasure, influence,

    the better the relationship, and the cause of action.

    Abstrak

    Tradisi Baayun Maulud merupakan tradisi dari Kalimantan Selatan yang merupakan hasil dari

    masuknya ajaran Islam. Salah satu media komunikasi yang digunakan saat itu adalah melalui

    metode dakwah. Tulisan ini berisi tentang sejarah Tradisi Baayun Maulud, peran masuknya

    ajaran Islam di Kalimantan dan ciri-ciri komunikasi penyebaran agama yang efektif :

    melahirkan pemahaman, kesenangan, pengaruh, hubungan yang makin baik, dan menimbulkan

    tindakan.

    1. PENDAHULUAN

    a. Latar Belakang

    Menurut pandangan teologi dan orang-orang yang beragama; kebudayaan adalah

    perpanjangan dari perilaku agama. Agama bagaikan roh yang datang dari langit,

    sedangkan budaya adalah jasad bumi yang siap menerima ruh agama sehingga

    pertemuan antara keduanya melahirkan peradaban. Ruh tidak dapat beraktivitas dalam

    pelataran sejarah tanpa jasad, sedangkan jasad akan mati dan tidak sanggup terbang

    menggapai langit-langit makna Ilahi tanpa ruh agama (M. Thoyibi, 2003: 7).

  • Masyarakat Banjar di Kalsel mayoritas beragama Islam. Meski hidup di era modern,

    mereka tak begitu saja melupakan adat istiadat yang diwariskan oleh para leluhur

    kepada mereka. Adat istiadat yang menggambarkan siklus kehidupan manusia dari

    kelahiran sampai kematian, dianggap sakral dan selalu disertai upacara atau selamatan.

    Pada masa anak-anak umpamanya, ada yang dinamakan upacara Baayun Maulud.

    Prosesi tersebut dilakukan pada masa anak berusia antara 0-5 tahun, dan dilaksanakan

    pada bulan Rabiul Awal, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad

    SAW.

    Tradisi Baayun Maulud merupakan salah satu bentuk dari hasil akulturasi

    penyebaran Islam di Kalimantan Selatan. Penyebaran agama di tengah-tengah

    masyarakat yang majemuk tentu tidak semudah dengan membalikkan telapak tangan.

    Semua butuh waktu, butuh proses dan lain-lain. Kita tidak mungkin secara keseluruhan

    mengubah suatu kebudayaan secara seluruhnya, sesuai dengan teori efek komunikasi

    massa difusi inovasi yang menyatakan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi

    dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu dari para

    anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan

    dengan penyebaran pesan pesan sebagai ide baru, sedangkan komunikasi

    didefinisikan sebagai proses di mana para pelakunya menciptakan informasi dan saling

    bertukar informasi tersebut untuk mencapai pengertian bersama

    (http://ahmad42.wordpress.com/2008/06/17/teori-difusi-inovasi/).

    b. Rumusan Masalah

    Permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah tentang bagaimana sejarah

    tradisi Baayun Maulud dan Peranan masuknya ajaran Islam dilihat dari teori

    komunikasi massa dalam tradisi pada masyarakat di Kalimantan Selatan.

    c. Manfaat Penulisan

    Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan mengenai salah satu tradisi dan

    suatu bentuk akulturasi ajaran Islam di Kalimantan Selatan.

  • 2. METODE PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu mencoba menjelaskan

    permasalahan dari gejala yang diamati dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian

    tersebut. Data diperoleh melalui penelitian pustaka dan pencarian di internet.

    3. PEMBAHASAN

    Tradisi Baayun Maulud

    Upacara ini merupakan tradisi turun temurun yang berlangsung sampai sekarang.

    Dahulu dimaksudkan sebagai sarana untuk mengenalkan anak kepada Datu Ujung, seorang

    leluhur yang dianggap sakti. Konon berkat Datu Ujung anak-anak jadi tidak mudah sakit,

    tidak cengeng dan pemarah, makanya, setiap anak harus diupacarai dengan bayun dan

    pemberian sesaji pada Datu Ujung.

    Namun, seiring dengan masuknya ajaran Islam, pemujaan terhadap roh itu pun

    berlangsung coba diubah. Jadi, dakwah Islam waktu itu tidak secara drastis dan frontal

    melainkan tetap berusaha mengakomodir budaya lama yang telah menjadi pegangan hidup

    masyarakat.

    Dengan semakin kuatnya pengaruh Islam, maka yang memberi berkat pada upacara

    bayun itu bukan lagi Datu Ujung, tetapi Nabi Muhammad SAW lewat petunjuk dan risalah

    beliau.

    Upacara Baayun Maulid diselenggarakan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi

    Muhammad SAW. Awalnya hanya diikuti oleh anak-anak, namun dalam perkembangan

    berikut orang dewasa bahkan nenek-nenek pun tak ketinggalan turut ambil bagian. Dia

    antara mereka ada yang berniat untuk memenuhi nazar.

  • Biasanya sehari sebelum waktu pelaksanaan, panitia atau peserta Baayun Maulid

    membuat ayunan berupa tapi bahalai yang ujungnya diikat dengan tali. Ayunan itu terdiri

    atas tiga lapis, dahulu salah satunya diisyaratkan kain sasirangan motif bahindang (pelangi).

    Kemudian ayunan tadi diberi hiasan janur, antara lain berbentuk tangga putri, tangga

    pangeran, payung singgasana, patah rantai, dan hiasan lain. Tak lupa ditambah dengan

    pisang, Key cucur, kue cincin, dan sebagainya.

    Berikutnya adalah piduduk sebagai syarat upacara, seperti 3,5 liter beras, sebiji gula

    merah, sedikit garam, dan khusus anak wanita ditambah nyenyak goreng. Semua itu sarat

    dengan nilai-nilai tertentu. Misalnya, beras perlambang rezeki dan pengharapan, gula merah

    agar tutur katanya yang keluar manis, garam perlambang wibawa, sedangkan minyak

    goreng agar yang bersangkutan mendapat perhatian. Tak ketinggalan sesaji sebagai

    perlengkapan upacara, yakni telor dan nasi alamak (ketan).

    Pada hari yang ditentukan, setelah semua undangan hadir, maka dimulai acara yang

    dibacakan tergantung kesepakatan bersama, bisa kitab maulid Berjanji, Syaraful Anam,

    Dibai atau Al Habsyi.

    Waktu pembacaan Asyrakal seluruh peserta upacara berdiri. Anak yang ada dalam

    ayunan mulai diayun perlahan-lahan. Ketika ada pembacaan doa, ayunan segera dihentikan.

    Lalu dilanjutkan dengan pembacaan awal-awal yang diulang sebanyak tujuh kali.

    Setelah itu, berakhirlah upacara Baayun Maulid. Namun bagi keluarga dan masyarakat

    tertentu ada yang dilanjutkan dengan batapung tawar dan acara batumbang.

    Selain untuk mengambil berkah atau kelahiran Nabi Muhammad SAW, dalam upacara

    Baayun Maulud terkandung pula harapan agar anak yang diayun senantiasa mendapat

    berbagai kebaikan dan keberkahan dalam mengarungi kehidupan.

  • Pagelaran upacara Baayun Maulud tersebut setiap tahun diadakan di Museum Lambung

    Mangkurat yang rutin dilaksanakan setiap tahun dimaksudkan sebagai sarana

    penyebarluasan informasi langsung dalam bentuk peragaan. Diharapkan dengan adanya

    kegiatan tersebut dapat memperkenalkan kembali dan mewariskan nilai-nilai budaya Banjar

    kepada generasi muda. Terbukti, masyarakat cukup antusias mengikuti prosesi Baayun

    Maulid di halaman Museum Lambung Mangkurat pada Februari 2011 lalu. Bahkan Isabel,

    seorang turis asal Kanada, mengaku gembira menyaksikan acara tersebut. Menurutnya,

    acara Baayun Maulid sangat unik. Tidak pernah disaksikannya di negeri lain (Buletin

    Bandarmasih Edisi 28 Vol.1 Tahun 2011).

    Peran Masuknya Islam

    Islam mampu mentransendensikan diri, berada di atas pluralitas budaya dan bangsa lalu

    memberikan visi, motivasi dan pencerahan kemanusiaan dalam bingkai kebangsaan dan

    kebudayaan. Gerakan keagamaan pada akhirnya adalah gerakan kebudayaan karena

    manifestasi akhir dan perilaku seseorang tampil dalam ranah budaya. Jika semua agama

    tidak mampu mengartikulasikan diri dalam wadah budaya sebagai gerakan emansipatoris,

    maka agama akan ditinggalkan orang.

    Ciri-ciri Komunikasi (Penyebaran Agama) yang Efektif:

    Dengan meminjam teori komunikasi, suatu dakwah atau penyiaran agama dinilai efektif

    dalam konteks multikultural manakala menimbulkan lima tanda:

    1. Melahirkan pengertian, yakni apa yang disampaikan dimengerti oleh yang menerima.

    2. Menimbulkan kesenangan, yakni orang yang menerima pesan dalam hal ini madu

    merasa bahwa seruan dakwah yang disampaikan oleh dai itu menimbulkan rasa

    senang, sejuk dan menghibur, tidak memuakkan atau menyakitkan meskipun sifat

    tegurannya boleh jadi tajam dan mendasar.

    3. Menimbulkan pengaruh pada sikap madu maksudnya ajakan atau seruan dai dapat

    mempengaruhi sikap madu dalam masalah-masalah tertentu, misalnya dari sikap

    sinis kepada tradisi keagamaan menjadi netral, simpati atau empati, dari stereotif

    terhadap ajaran Islam tentang wanita menjadi ingin mengetahui ajaran sebenarnya,

    dari sikap eksklusif (merasa benar sendiri) menjadi menghargai golongan lain dan

    sebagainya.

    4. Menimbulkan hubungan yang makin baik, maksudnya semakin sering komunikasi

    dengan madu, baik melalui ceramah, konsultasi, bermuamalah, atau pergaulan

  • dapata, membuat hubungan antara kedua belah pihak semakin dekat dan semakin

    akrab serta saling membutuhkan.

    5. Menimbulkan tindakan, maksudnya dengan dakwah yang dilakukan terus menerus,

    madu kemudian terdorong bukan hanya dalam mengubah sikap, tetapi sampai pada

    mau melakukan apa yang dianjurkan oleh dai, dari tidak menjalankan shalat

    menjadi patuh, dari kikir menjadi pemberi, dari berlaku kasar menjadi lemah lembut,

    dari pemalas menjadi rajin dan sebagainya (Achmad Mubarak, 1999: 12-13).

    4. KESIMPULAN

    Tradisi Baayun Maulud merupakan salah satu bentuk dari hasil akulturasi penyebaran

    Islam di Kalimantan Selatan. Dahulu dimaksudkan sebagai sarana untuk mengenalkan anak

    kepada Datu Ujung, seorang leluhur yang dianggap sakti. Konon berkat Datu Ujung anak-

    anak jadi tidak mudah sakit, tidak cengeng dan pemarah, makanya, setiap anak harus

    diupacarai dengan bayun dan pemberian sesaji pada Datu Ujung. Namun, seiring dengan

    masuknya ajaran Islam, pemujaan terhadap roh itu pun berlangsung coba diubah. Jadi,

    dakwah Islam waktu itu tidak secara drastis dan frontal melainkan tetap berusaha

    mengakomodir budaya lama yang telah menjadi pegangan hidup masyarakat. Islam mampu

    mentransendensikan diri, berada di atas pluralitas budaya dan bangsa lalu memberikan visi,

    motivasi dan pencerahan kemanusiaan dalam bingkai kebangsaan dan kebudayaan.

    DAFTAR PUSTAKA

    KOMUNIKASI MASSA Suatu pengantar Drs. Elivinaro Ardianto, M.Si & Dra.Lukiati

    Komala Erdinaya, M.Si, http://ahmad42.wordpress.com/2008/06/17/teori-difusi-

    inovasi/, diakses tanggal 04 juli 2014.

    Mubarak, Achmad. Psikologi Dakwah; Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999.

    M. Thoyibi, Sinergi Agama dan Budaya Lokal; Surakarta: Muhammadiyah University

    Press, 2003.

    Buletin Bandarmasih, Edisi 28 Vol.1 Tahun 2011.